Pemeriksaan Timpanometri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN TIMPANOMETRI Timpanometri adalah pemeriksaan impedans telinga tengah yang berkesinambungan dengan pemberian tekanan udara yang bervariasi dan sistemik ke dalam liang telinga. Pemeriksaan ini sensitif dalam menilai integritas membran timpani dan fungsi telinga tengah termasuk keadaan tuba Eustachius. Pada timpanometri dikenal istilah compliance (kepatuhan) yang maksimun dari telinga tengah yang di identifikasi sebagai puncak pada timpanogram. Titik maksimum dari compliance  menunjukkan tekanan pada membran timpani lebih mobil dan terjadi ketika tekann liang telinga luar sama dengan telinga tengah. Liden(1969) dan Jerger (1970) mengembangkan suatu klasifikasi timpanogram Tipe A : Normal, Kompliance maksimal terjadi pada atau dekat tekanan udara luar sehingga memberi kesan tekanan udara telinga tengah normal. Puncak compliance antara tekanan udara – 100 samapi dengan + 100 daPa dengan compliance antara 0,2 ml sampai dengan 2,5 ml. Tipe As : Sama dengan tipe A tetapi kepatuhan lebih rendah. Fiksasi / kekakuan osikuler sering dihubungkan dengan tipe ini. Kompliance < 0,2 ml. Tipe Ad : Sama dengan tipe A dengan puncak yang tinggi, compliace telinga tengah sangat tinggi atau hilang. Terdapat pada membran timpani yang lentur atau diskontinuitas rantai osikula, compliance > 2,5 ml. Tipe B : Gambaran timpanogram mendatar atau sangat (flat), puncak berbentuk kubah, tapi volume liang telinga telinga dalam batas normal yaitu 0,63 ml – 1,46 ml. Hal ini memberi kesan sedikit atau bahkan tidak ada compliance dan menunjukkan adanya cairan dalam telinga tengah. Beberapa interpretasi timpanogram tipe B dihubungkan dengan volume liang telinga : Tipe B (volume liang telinga normal) menunjukkan otitis media efusi. Tipe B (volume liang telinga kecil) menujukkan liang telinga tersumbat oleh serumen atau probe tersumbat karena mengenai dinding liang telinga. Tipe C : Puncak timpanogram yang berada pada tekanan negatif yaitu < -100 daPa. Gambaran ini terdapat pada gangguan fungsi tuba eustachius dan ventilasi telinga tengah yang inadekuat, atau otitis media yang mengalami penyembuhan.



Gambar timpanogram.



Gangguan fungsi ventilasi tuba Eustachius dapat dideteksi melalui pemeriksaan timpanometri. Dengan melihat tekanan udara dengan compliance maksimum pada timpanogram maka tekanan telinga tengah dapat ditentukan. Jika dalam batas normal berarti fungsi ventilasi tuba Eustachius dikatakan normal sebab tuba Eustachius dapat menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara sekitarnya. Jika tuba Eustachius tersumbat, maka akan terjadi tekanan negatif tinggi dalam telinga tengah akibat absorpsi gas oleh mukosa telinga tengah. Tekanan negatif lebih dari -100 mm H2O menandakan adanya gangguan fungsi ventilasi tuba Eustachius 7-10 . Pada membran timpaniadesiva atau ruang telinga tengah dipenuhi cairan pada otitis media serosa, maka tidak ada titikcompliance maksimum sehingga timpanogramnya menjadi mendatar. Timpanometri



Timpanometri memberikan penilaian objektif mobilitas membran timpani, fungsi TE, dan fungsi telinga tengah dengan mengukur jumlah energi suara yang dipantulkan kembali oleh probe kecil yang ditempatkan pada liang telinga. Prosedur ini tidak nyeri, relatif sederhana, dan



dapat dilakukan dengan portable screening unit. Hasil pemeriksaan timpanometri disebut timpanogram.



Timpanometri digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis OME. Pada timpanogram didapatkan hasil tipe B atau C. Tipe ini menunjukkan gerakan membran timpani terbatas karena adanya cairan atau perlekatan dalam kavum timpani. Sensitivitas dan spesifisitas timpanometri cukup tinggi (sensitivitas 94%, spesifisitas 50-70%) jika dibandingkan dengan miringotomi. Hasil pemeriksaan timpanometri adalah timpanogram yang dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe yaitu : 1. Tipe A (normal) 2. Tipe AD (Adanya discontinuitas tulang pendengaran) 3. Tipe AS (Adanya kekakuan pada tulang tulang pendengaran) 4. Tipe B (Adanya cairan didalam telinga tengah) 5. Tipe C (Adanya gangguan pada fungsi tuba eustachius)



1. Konsulov S. The Importance of Tympanometry in Diagnosting the Compliacation s of the



Adenoid Vegetation. Balkan Journal Otology & Neuro-Otology. Vol.2 No.I. 2002