Pemeriksaan Transudat-Eksudat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PEMERIKSAAN TRANSUDAT DAN EKSUDAT



Oleh : Agita Fortuna Septa Ningsih 151710113026 Kelompok 8



PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS VOKASI UNIVESITAS AIRLANGGA 2018



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Judul Praktikum Pemeriksaan cairan transudat dan eksudat. 1.2. Tujuan Praktikum 1.2.1. Tes Rivalta



: Membedakan trasudat dan eksudat



1.2.2. Tes Nonne



: Mendeteksi globulin dalam cairan otak/serum



1.2.3. Tes Pandy



: Mendeteksi albumin dan globulin dalam cairan otak/serum



1.3. Dasar Teori Ronga-rongga serosa dalam tubuh normal mengandung sejumlah kecil cairan. Misalnya pada rongga perikardium, rongga pleura, dan rongga perut yang mana fungsi cairan ini adalah untuk mecegah gesekan antara membran-membran. Pada keadaan normal jumlah cairan ini sangat sedikit, namun dalam keadaan tertentu dapat bertambah dan akan berupa transudate atau eksudat. (Gandasoebrata, 2013) Transudat terjadi akibat gangguan keseimbangan cairan tubuh seperti, tekanan osmosis koloid, tekanan hidristatik dalam kapiler, dan sebagainya sedangkan cairan eksudat merupakan akibat dari suatu proses yang berkaitan dengan adanya peradangan. (Gandasoebrata, 2013) Pemeriksaan cairan tubuh yang diduga sebagai transudat maupun eksudat dilakukan dengan maksud untuk menentukan jenisnya dan data sebagai petunjuk mengenai penyebabnya. (Gandasoebrata, 2013)



BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1. Waktu dan Tempat Praktikum Tanggal praktikum



: Senin, 21 Agustus 2018



Tempat praktikum



: Ruang praktikum kimia klinik, Ex-Upeddi



2.2. Alat dan Bahan 



Tes Rivalta Alat yang digunakan dalam tes rivalta adalah gelas ukur dan pipet tetes. Serta reagen yang digunakan adalah larutan yang terdiri dari aquades yang dicampur dengan asam asetat glasial 96%.







Tes Nonne Alat yang digunakan dalam tes nonne adalah tabung venoject, pipet volume 5 mL, dan mikropipet 500 µL . Serta reagen yang digunakan adalah reagen nonne.







Tes Pandy Alat yang digunakan dalam tes rivalta adalah tabung venoject, pipet ukur 5 mL, dan pipet pasteur. Serta reagen yang digunakan adalah reagen pandy.



2.3. Bahan Pemeriksaan 



Tes Rivalta Bahan pemeriksaan yang digunakan dalam tes rivalta adalah serum.







Tes Nonne Bahan pemeriksaan yang digunakan dalam tes nonne adalah serum.







Tes Pandy Bahan pemeriksaan yang digunakan dalam tes pandy adalah serum.



2.4. Prosedur Kerja 



Tes Rivalta



100 mL aquades dimasukkan dalam gelas ukur



Ditambah 0,1 mL larutan asam asetat glasial (96%)



Ditetesi 1 tetes sampel dengan jarak 1 cm



Diamati adanya kabut dengan latar belakang hitam



Interpretasi hasil: -



Transudat : tidak ada kabut/ada kabut tipis



-



Eksudat : kabut tebal atau presipitasi yang jatuh ke dasar tabung bersamaan dengan jatuhnya cairan yang diteteskan







Tes Nonne



2 mL reagen nonne dimasukan dalam tabung venoject



Ditambah 500 µL sampel (melalui dinding)



Lihat adanya bentukan cincin putih



Interpretasi hasil:







-



Negatif (-)



: tidak ada cincin putih



-



Positif (+)



: cincin putih sangat tipis dengan latar belakang hitam



-



Positif (++)



: cincin putih bila dikocok cairan tetap putih



-



Positif (+++)



: cincin putih sangat jelas kalau dikocok cairan keruh



Tes Pandy



1 mL reagen Pandy dimasukan dalam tabung venoject



Ditambah 1 tetes sampel



Diamati reaksi yang terjadi



Interpretasi hasil: -



Negatif (-)



: tidak terjadi kabut



-



Positif (+)



: keruh berkabut (protein : 50-100 mg %)



-



Positif (++)



: cairan keruh (protein : 100-300 mg %)



-



Positif (+++)



: cairan sangat keruh (protein : 300-500 mg %)



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pemeriksaan Tes



Hasil



Rivalta



Kabut tipis



Nonne



Positif (+++)



Pandy



Positif (+++)



3.2. Pembahasan Tes rivalta sudah sangat lama telah dilakukan namun tetap masih berguna untuk membedakan cairan transudat dan eksudat dengan cara yang sederhana. Tes ini berdasarkan seromucin yang terdapat dalam eksudat dan tidak terdapat dalam transudat akan bereaksi dengan asam asetat encer membentuk kekeruhan yang nyata. (Gandasoebrata, 2013). Setelah dilakukan tes rivalta terhadap sampel serum yang diuji, hasilnya adalah terbentuk kabut tipis. Selain melakukan tes rivalta, juga dilakukan tes metode kualitatif lain untuk mendeteksi kelebihan protein dalam cairan otak/serum yaitu tes nonne dan tes pandy. Tes nonne digunakan untuk mendeteksi adanya globulin dalam cairan otak/serum yang akan bereaksi dengan reagen nonne yang mengandung amonium sulfat sehingga menghasilkan presipitasi globulin atau bentuk kekeruhan berupa cincin. Semakin tinggi kadar globulin semakin tebal cincin keruh yang terbentuk. (Olukoga et al, 1997). Setelah dilakukan tes nonne terhadap sampel serum yang diuji, hasilnya adalah positif (+++) karena terbentuk cincin putih yang sangat jelas dan apabila dikocok larutan menjadi keruh. Sedangkan pada tes pandy protein (globulin dan albumin) diendapkan oleh larutan fenol jenuh dalam air sehingga menyebabkan terjadinya kekeruhan yang nampak. (Ochei, 2000). Cairan otak/serum yang normal tidak terjadi kekeruhan atau hanya kekeruhan ringan berupa kabut tipis. Semakin tinggi kadar protein, semakin keruh hasil reaksinya. (Gandasoebrata, 2013). Setelah dilakukan tes pandy terhadap sampel serum yang diuji, hasilnya adalah positif (+++) karena cairan sangat keruh. Dari ketiga tes yang telah dilakukan yang hasilnya pada tes rivalta terbentuk kabut tipis yang menandakan bahwa sampel yang diuji merupakan cairan eksudat.



Sedangkan pada tes nonne hasilnya positif (+++) dan pada tes pandy juga menunjukkan hasil positif (+++) yang kekeruhannya sangat keruh hal ini menandakan adanya protein berlebih dalam sampel. Dan untuk menentukan sampel itu merupakan cairan transudat atau eksudat tidak bisa dilihat hanya dengan satu tes saja, maka dari itu sebagian besar tes menunjukan bahwa sampel yang diuji merupakan cairan eksudat. Karena pada tes rivalta kurang menunjukan bahwa sampel merupakan cairan eksudat, hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhi. Seperti, volume gelas ukur yang besar sehingga larutan yang ditampung banyak dapat menyebabkan kabut yang terbentuk telihat tipis atau mudah hilang.



BAB IV KESIMPULAN Setelah dilakukan beberapa uji/tes untuk menentukan sampel yang diuji merupakan cairan transudat atau eksudat dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan cairan eksudat.



DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata, Ratwita. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat. Ochei, dan A Kolhatkar. 2000. Medical Laoratory Science. New Delhi: Tata Mc-Graw Hill Publishing Company Limited. Olukoga A.O, J Bolodeoku, dan D Donaldson. 1997. Cerebrospinal Fluid Analysis in Clinical Diagnosis. Journal of Clinical Pathology, 50(3), 187-192.