Pemotongan Ke Muka PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IUT LANJUT – MINGGU 4



KERANGKA DASAR PEMETAAN II:



PEMOTONGAN KE MUKA



Oleh: Farouki D. Rassarandi, S.T., M.Eng.



PRODI TEKNIK GEOMATIKA POLITEKNIK NEGERI BATAM 2019



PENDAHULUAN Metode penentuan posisi terestris yang umum digunakan saat ini adalah metode poligon, metode pengikatan ke muka (Intersection), metode pengikatan ke belakang (Resection), atau kombinasi antara metode-metode tersebut (SNI, 2002) Selain metode yang dijelaskan pada gambar di samping, metode lain yang dapat dilakukan dalam penentuan posisi terestris, yaitu triangulasi, trilaterasi, dan triangulaterasi. Metode tersebut sudah jarang digunakan seiring berkembangnya metode pengukuran menggunakan teknologi satelit.



PEMOTONGAN KE MUKA Metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik A dinamakan dengan sudut alfa dan B dinamakan sudut beta. Sudut alfa dan beta diperoleh dari lapangan. Target



Dicari



Alat Diketahui Alat Bisa diukur



Diketahui



Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Target Dicari



Alat Diketahui Alat Diketahui Bisa diukur



METODE PEMOTONGAN KE MUKA ( INTERSECTION )



1. Metode Jarak dan Sudut Arah 2. Metode Perpotongan Sudut 3. Metode Perpotongan Azimuth



1 METODE JARAK DAN SUDUT ARAH Titik P akan ditentukan koordinatnya dengan pemotongan ke muka dari A dan B yang keduanya diketahui koordinatnya.



Theodolit didirikan di titik A untuk membidik titik P dan B.



Selanjutnya masing-masing bacaan/lingkaran horizontalnya dibaca untuk menentukan sudut A atau PAB (α). Kemudian alat dipindah ke titik B, bidik titik A dan P untuk mendapatkan besar sudut B atau ABP (ß).



LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN METODE JARAK DAN SUDUT ARAH 1. Tentukan sudut jurusan dan jarak sebagai dasar perhitungan, yaitu:



𝑡𝑔 𝛼𝐴𝐵 = 𝑑𝐴𝐵 =



𝑋𝐵 −𝑋𝐴 𝑌𝐵 −𝑌𝐴



𝑋𝐵 −𝑋𝐴 sin 𝛼𝐴𝐵



=



𝑌𝐵 −𝑌𝐴 cos 𝛼𝐴𝐵



2. Titik P diikat dari titik A



Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa 𝛼𝐴𝑃 = 𝛼𝐴𝐵 − 𝛼 dan dengan menggunakan rumus sinus dalam segitiga ABP didapat: 𝑑𝐴𝑃 sin 𝛽



=



𝑑𝐴𝐵 sin 1800 −(𝛼+𝛽)



atau 𝑑𝐴𝑃 =



𝑑𝐴𝐵 ∗ 𝑠𝑖𝑛[1800 − (𝛼+𝛽)]



sin 𝛽 = 𝑚 sin 𝛽



Setelah 𝛼𝐴𝑃 dan 𝑑𝐴𝑃 diketahui, maka: 𝑿𝑷 = 𝑿𝑨 + 𝒅𝑨𝑷 𝐬𝐢𝐧 𝜶𝑨𝑷 𝒀𝑷 = 𝒀𝑨 + 𝒅𝑨𝑷 𝐜𝐨𝐬 𝜶𝑨𝑷 3. Titik P diikat dari titik B 𝛼𝐵𝐴 = 𝛼𝐴𝐵 + 1800 ,



selanjutnya 𝛼𝐵𝑃 = 𝛼𝐴𝐵 + 1800 + 𝛽 dengan rumus sinus dalam segitiga ABP di dapat: 𝑑𝐵𝑃 sin 𝛼



=



𝑑𝐴𝐵 sin 1800 − (𝛼+𝛽)



𝑑𝐵𝑃 =



𝑑𝐴𝐵 sin 1800 − (𝛼+𝛽)



∗ sin 𝛼 = 𝑚 sin 𝛼



Selanjutnya dapat ditentukan koordinat P dengan:



𝑿𝑷 = 𝑿𝑩 + 𝒅𝑩𝑷 𝐬𝐢𝐧 𝜶𝑩𝑷 𝒀𝑷 = 𝒀𝑩 + 𝒅𝑩𝑷 𝐜𝐨𝐬 𝜶𝑩𝑷



3. Menghitung Koordinat Rerata Titik P dari titik A dan B



𝑿𝑷 𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 = 𝒀𝑷 𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 =



(𝑿𝑨 +𝑿𝑩) 𝟐 (𝒀𝑨 +𝒀𝑩) 𝟐



SOAL Diketahui



Koord. A : Xa = - 2206, 91 m Ya = + 1563, 58 m Koord. B : Xb = + 3148, 26 m Yb = - 4309,31 m α = 55010’34’’ β = 74o08’56” Carilah Koordinat titik P!



SEKIAN DAN TERIMA KASIH Prodi Teknik Geomatika Politeknik Negeri Batam