Penatalaksanaan Advokasi Dalam Kebidanan Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENATALAKSANAAN ADVOKASI DALAM KEBIDANAN KOMUNITAS



Ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan tugas mata kuliah Kebidanan Komunitas II



Oleh Kelompok 2 Annisa Salsabilla



18211969



Dinda Herta Maivia



18211977



Dwi Cantika Zenisa



18211979



Irna Safitri



18211986



Ivo Rezki Awallia



18211987



Mailina Widya Sari



18211991



Niken Wahyuni



18211994



Ressy Mulya Safitri



18212003



Thessa Yunisio Putri



18212010



Vellya Febyola



18212013



Wilda Humaira



18212021



Tingkat 2 Dosen Pengampu Zulfita, S.SiT, M. Biomed



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT saya ucapkan atas rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penatalaksanaan Advokasi Dalam Kebidanan Komunitas”. Serta tidak lupa kami ucapkan selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini membahas mengenai Penatalaksanaan advokasi dalam kebidanan komunitas. Sehingga kita dapat mengetahui bagaimna acara penatalaksanaan advokasi yang terpat terhadap masyarakat. Makalah ini mungkin tidak akan sempurna tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak.Oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang juga ikut membantu dalam proses pembuatan makalah ini,yakni dosen yang mengajar Kebidanan Komunitas II yakni Ibu Zulfita, S.SiT, M. Biomed yang telah membimbing dan menuntut dalam penyelesaian makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun dan kesempurnaan karya ilmiah pada kesempatan ini.



Padang,20 Maret 2020



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1 A. Latar Belakang.....................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah................................................................................................................1 C. Tujuan..................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3 A. Pengertian Advokasi............................................................................................................3 B. Tujuan Advokasi..................................................................................................................4 C. Sasaran Advokasi.................................................................................................................5 D. Tahapan Advokasi...............................................................................................................5 1. Analisis.................................................................................................................................5 2. Menyusun Strategi..............................................................................................................6 4. Pelaksanaan Advokasi........................................................................................................7 5. Monitoring dan Evaluasi....................................................................................................9 6. Kesinambungan Proses.......................................................................................................9 E. Indikator Keberhasilan Advokasi.........................................................................................9 F. Contoh Penerapan Advokasi Dalam Kebidanan Komunitas...............................................11 BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................................13 A. Kasus.................................................................................................................................13 B. Analisis Kasus....................................................................................................................13 BAB IV PENUTUP...............................................................................................................14 A. Kesimpulan........................................................................................................................14 B. Saran..................................................................................................................................14 LAMPIRAN..........................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kebidanan adalah memberikan asuhan kebidanan pada msayarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan. Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik di mana seseorang tinggal sebagai sebuah lingkungan beserta aspek-aspek sosialnya. Masyarakat setempat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibanding dengan penduduk di luar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu. Dalam isu-isu kesehatan masyarakat, seringkali kita harus melakukan advokasi sebagai bagian penting dalam strategi program. Peta pikiran berikut ini berbicara tentang advokasi. Intinya, advokasi merupakan proses untuk mempengaruhi pengambil kebijakan. Ia dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi program, karena untuk mencapai hasil yang kita inginkan kita memerlukan pendekatan yang lebih luas, dan mendasar kepada penyebab majemuk. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas Makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Advokasi?



1



2. Apa saja tujuan Advokasi? 3. Siapa saja sasaran dari Advokasi? 4. Bagaimana Tahapan Advokasi? 5. Apa Indikator keberhasilan Advokasi? 6. Bagaimana



contoh penerapan Advokasi dalam Kebidanan Komunitas?



C. Tujuan Berdasarkan Rumusan masalah diatas maklah ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui pengertian advokasi. 2. Dapat mengetahui tujuan advokasi. 3. Dapat mengetahui sasaran advokasi. 4. Dapat memahami ahapan Advokasi. 5. Dapat mengetahui Indikator Keberhasilan Advokasi. 6. Dapat mengetahui Contoh penerapan advokasi dalam kebidanan komunitas.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Advokasi Advokasi adalah suatu kata yang telah digunakan berpuluh-puluh tahun dalam kesehatan dan kedokteran. Manifestasi awal advokasi digambarkan sebagai langkah yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi untuk mewakili konsumen kesehatan dan pelayanan publik yang kurang beruntung. Beberapa rumah sakit misalnya, mempunyai advokat bagi pasien, yang merupakan cikal bakal pembela hak pasien pada dewasa ini. Sejak 1983, istilah advokasi menjadi salah satu istilah dalam kesehatan masyarakat, dan merupakan salah satu kunci dari Ottawa. Menurut Johns Hopkins Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik



melalui



bermacam-macam



bentuk



komunikasi



persuasif.



Istilah



advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan. Pengertian Advokasi Istilah advokasi mulai digunakan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global promosi kesehatan. WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok yakni advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Advokasi menurut LBH Malang adalah usaha sistematis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif. Advokasi menurut Mansour Faqih adalah media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju (Satrio Aris Munandar 2007: Menurut Sheila Espine-Villaluz, advokasi diartikan sebagai aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan basis dukungan atas kebijakan publik yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. (Valeri Miller dan Jane Covey , 3



2005 : dan kelompok untuk memasukkan suatu masalah (isu) kedalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan membangun. Advokasi juga dapat diartikan sebagai upaya pendekatan (approches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin suatu organisas atau institusi kerja baik dilingkunagn pemerintah maupun swasta serta organisasi kemasyarakatan. Dari segi komunikasi advokasi adalah salah satu komunikasi personal, interpersonal, maupun massa yang ditujukan kepada para penentu kebijakan (policy makers) atau para pembuat keputusan (decision makers) pada semua tingkat dan tatanan sosial Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan kepada orang lain atau menyampaikan suatu isu penting untuk dapat diperhatikan masyarakat serta mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan untuk mencari penyelesaiannya serta membangun dukungan terhadap permasalahan yang diperkenalkan dan mengusulkan bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan social, untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan social, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatan. B. Tujuan Advokasi Adapun Tujuan advokasi adalah sebagai berikut: a. Adanya pemahaman atau kesadarah terhadap masalah kesehatan b. Adanya ketertarikan dalam menyelesaikan masalah kesehatan c. Adanya kemauan atau kepedulian menyelesaikan masalah kesehatan dengan memberikan alternatif solusi d. Adanya tindakan nyata dalam menyelesaikan masalah kesehatan e. Adanya tindak lanjut kegiatan f. Adanya komitmen dan dukungan dari kebijakan pemerintah, sumberdaya, dan keikutsertakan berbagai pihak untuk memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Secara umum tujuan advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan



4



kebutuhan kelompok masyarakat yang oleh karena keterbatasannya untuk memperoleh akses di bidang sosial, kesehatan, politik, ekonomi, hukum, budaya, mengalami hambatan secara struktural akibat tidak adanya kebijakan publik yang bepihak kepada mereka. Pada intinya tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan. C. Sasaran Advokasi Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak diharapkan memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, para mitra di kalangan pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, kalangan media massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, tokohtokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok potensial lainnya di masyarakat. Mereka itu bukan hanya yang potensial pendukung, tetapi juga yang menentang atau yang upayanya berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya : Industri rokok). Pelaku advokasi diharapkan siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Mereka itu diharapkan : memahami permasalahan kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi khususnya melakukan pendekatan persuasif, dapat dipercaya (credible), dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela khususnya di depan kelompok sasaran. Mereka itu juga dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, Perguruan Tinggi, Organisasi profesi, Organisasi berbasis masyarakat/agama, LSM, tokoh berpengaruh, dll. D. Tahapan Advokasi 1. Analisis Metode perencanaan strategi menggunakan analisis SWOT: Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan organisasi atau kelompok dalam hubungannya dengan peluang dan ancaman yang ditemui dalam pelaksanaan kerja.



5



2. Menyusun Strategi Penyusunan agenda kegiatan secara detail, terdiri: a. Rencana implementasi : tujuan yang akan dicapai per kegiatan, waktu pelaksanakan, melakukan apa oleh siapa, serta informasi yang mendukung b. Mengembangkan pesan dan memilih saluran komunikasi c.



Anggaran kegiatan, sumber daya diperlukan untuk pengembangan dan penyebaran materi, perjalanan anggota tim peneliti untuk bertemu dengan pembuat keputusan dan menghasilkan dukungan, biaya komunikasi, dan keperluan logistik lainnya.



Bagian terpenting dari advokasi adalah aspek perencanaannya. Sebuah perencanaan lengkap yang kita sebut sebagai kerangka kerja (framework) advokasi yang mancakup hasil analisis kasus sesuai isu, aktivitas, dan situasi yang mempunyai peran dalam suatu advokasi. Kerangka kerja ini sangat diperlukan mengingat advokasi merupakan jalinan interaksi dari berbagai pihak, aktivitas dan situasi. Kerangka kerja advokasi terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: 1) Identifikasi dan memahami masalah, yang akan diangkat menjadi isu strategis. Kriteria penentuan isu strategis meliputi: a. masalah yang paling prioritas dirasakan oleh stakeholder lokal dan mendapat perhatian publik dikaitkan dengan hasil penelitian, b. masalahnya mendesak (aktual) dan sangat penting untuk diberi perhatian segera, jika tidak diatasi akan segera berakibat fatal di masa depan, c. relevan dengan masalah-masalah nyata dan aktual yang dihadapi oleh masyarakat (sedang hangat atau sedang menjadi perhatian masyarakat). 2) Daftar tolok ukur analisa isu strategis: d. Aktual : apakah isu ini sedang jadi pusat perhatian? e. Urgensi : apakah isu ini mendesak? 6



f. Relevansi : apakah isu ini sesuai kebutuhan? g. Dampak positif : apakah isu ini sesuai dengan visi & misi kita? h. Kesesuaian: dapatkah konstituen kita berpartisipasi dalam isu ini? i.



Sensitivitas: apakah isu ini aman dari dampak sampingan?



3. Menggalang Kemitraan/Mobilisasi Penentuan ini juga berkaitan dengan permasalahan yang ingin diatasi oleh komunikator melalui advokasi. Target audiens atau komunikan bisa merupakan kelompok-kelompok yang mewakili masyarakat umum ataupun yang mewakili pemuka masyarakat atau pengambil kebijakan. Siapa aktor kunci potensial, kita perlu melakukan analisis kepentingan mereka dan tingkat pengaruhnya. Sehingga menghasilkan matriks siapa-siapa yang mendukung, dapat diyakinkan, mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.



4. Pelaksanaan Advokasi Pelaksanaan advokasi mencakup banyak kegiatan, baik berurutan maupun serempak. Satu tujuan yang dapat diraih dengan melakukan beberapa hal secara serentak dan saling mendukung. Dalam pelaksanaannya setelah disusun kerangka kerja lengkap, kegiatan advokasi yang dapat dilakukan antara lain:



7



Berbagai pendekatan model komunikasi untuk mendefinisikan advokasi dalam mempengaruhi kebijakan publik dan masing-masing memiliki proses berbeda-beda, sebagai berikut: a. Legislasi, upaya yang dilakukan adalah di level legislatif dengan membangun payung hukum, misalnya legal drafting dan judicial review. b. Birokrasi, dilakukan untuk mengusulkan dan memperbaiki tata laksana suatu peraturan/payung hukum di level eksekutif pemerintah (melalui lobby, mediasi, audiensi, kapasitasi, dll) sehingga terjadi peningkatan pelayanan. c. Sosialisasi dan Mobilisasi, dilakukan untuk membangun suatu budaya (terutama budaya hukum) di masyarakat sebagai stakeholder utama (melalui pengembangan program komunikasi partisipatif, kampanye, penggalangan dukungan basis masa/networking, tekanan sosial, dll). Gb. 1 . Proses advokasi melalui legislasi, birokrasi,sosialisasi dan mobilisasi



8



5. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan evaluasi dan monitoring terjadi selama proses advokasi dilakukan, sebelum melaksanakan advokasi perlu ditentukan bagaimana akan memantau rencana pelaksanaannya. Dalam hal ini indikator sebagai ukuran kemajuan dan hasil



yang



dicapai,



perlu



dipersiapkan.Dapatkah



kita



secara



realistis



mengharapkan untuk membawa perubahan dalam kebijakan, program, atau dana sebagai hasil dari upaya? Secara spesifik, apa yang akan berbeda setelah selesainya kampanye advokasi? Bagaimana kita tahu bahwa situasi telah berubah?



Kegiatan advokasi yang sering kali dilakukan di lingkungan yang



bergejolak. Seringkali, kita tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti setiap langkah dalam proses advokasi sesuai dengan model yang disajikan di sini. Namun demikian, pemahaman yang sistematis dari proses advokasi akan membantu advokat merencanakan dengan bijaksana, menggunakan sumber daya secara efisien, dan tetap fokus pada tujuan advokasi. 6. Kesinambungan Proses



E. Indikator Keberhasilan Advokasi Advokasi adalah suatu kegiatan yang diharapkan akan menghasilkan suatu produk yakni adanya komitmen politik dan dukungan kebijaksanaan dari penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Advokasi sebagai suatu kegiatan pasti mempunyai masukan (input), proses, dan keluaran (output). Oleh karena itu, untuk mengevaluasi



9



hasil advokasi tersebut maka harus di lihat berdasarkan 3 indikator tersebut.  a. Input  Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan melakukan advokasi dan bahan-bahan yakni data atau informasi yang membantu atau menduking argumen dalam advokasi. Indikator untuk mengevaluasi kemampuan tenaga kesehatan falam melakukan advokasi sebagai input antara lain :  



Berapa kali petugas kesehatan/bidan telah mengikuti pelatihan-pelatihan tentang komunikasi, advokasi atau pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan hubungan antar manusia (human relation). 







Sebagai institusi, dinas kesehatan baik ditingkat provinsi maupun kabupaten, juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi para petugas kesehatan termasuk bidan dengan kemampuan advokasi melalui pelatihan-pelatihan. 







Hasil-hasil studi, hasil surveillance atau laporan-laporan yang menghasilkan data, diolah menjadi informasi dan informasi dianalisis menjadi evidence yang kemudian akan dikemas dalam media khususnya media interpersonal dan digunakan sebagai alat bantu untuk memperkuat argumentasi. 



b. Proses Indikator  proses advokasi antara lain :  



Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memeproleh komitmen atau dukungan kebijakan terhadap program dan dengan siapa saja lobbying itu dilakukan. 







Berapa kali mengahdiri rapat atau pertemuan yang membahas masalah dan program-program pembangunan kesehatan dan oleh sipa rapat itu diadakan dan seberapa jauh pembahasanya dlam rapat itu. 







Berapa kali seminar tentang masalah dan program kesehatan termasuk pelayanan kebidanan diadakan. 







Seberapa sering media lokal teramsuk media elektronik membahas atau mengeluarkan artikel tentang pelayanan kebidanan yang ada pada masyarakat. 



c. Output  Keluaran atau output advokasi terdiri dari 2 bentuk yaitu output dalam 10



bentuk perangkat lunak (soft ware) dan output dalam bentuk perangkat keras (hardware). Indikator output dalam bentuk perangkat lunak adalah peraturan atau undang-undang sebagai bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap program kesehtan termasuk pelayanan kebidanan. Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras antara lain :  



Meningkatnya dana atau anggran untuk pembanunan kesehatan termasuk untuk pelayanan kebidanan. 







Tersedianya tau dibangunan fasilitas atau sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan poliklinik. 



Dilengkapinya peralatan kesehatan yang dapat menunjang pelayanan kebidanan seperti laboratorium, peralatan pemeriksaan fisik dan sebagainya. F. Contoh Penerapan Advokasi Dalam Kebidanan Komunitas Advokasi terhadap kebidanan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orangorang di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturanperaturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat. Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan (kebidanan).  Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan public secara bertahap maju. Misalnya kita memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public dari kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bias tersampaikan dengan kemudahan kepada masyarakat atau promosi kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin) 



11



Ada beberapa peran bidan sebagai Advokator yaitu :  1. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hakhaknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kebidanan)  2. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan peralatan yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril.  3. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Bidan sebagai advocator mempunyai tugas antara lain:  



Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri. 







Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi kesehatyan dan membertikan dukungan sosial. 







Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. 







Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan politik dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan public dengan sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para pemimpin pengusaha, organisasi politik dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten, keccamatan desa kelurahan. 



12



BAB III TINJAUAN KASUS



A. Kasus Bidan Dila adalah bidan PTT yang ditempatkan di Desa Maju jaya sejak 2 bulan yang lalu. Didesa ini ia melihat masyarakat yang belum peduli terhadap aspek kesehatan. Proker Kesehatan belum berjalan baik seperti posyandu tidak aktif, hanya terdapat 1 kader, ibu hamil belum memiliki tabulin, dan belum ada ambulan desa. Tahun sebelumnya didesa ini terdapat kematian ibu, karena pendarahan, dan tidak bisa dirujuk dengan cepat. Hal ini tentu saja membuat bidan dila khawatir. Kepala desa belum juga menghimbau masyrakatnya untuk selalu peduli lingkungan dan menggerakkan PSM. Tuntutan masyarakat untuk perbaikan pelayanan juga masih kurang. Hal ini tentunya tidak adapat diselesaikan hanya oleh bidan dila saja tapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah dan sangat dibutuhkan peras serta masyarakat. Bidan Dila berharap penggalakkan PSM untuk menjegah terjadinya kematian ibu tidak terjadi lagi di desa ini. Kegiatan PSM harusalah mempertimbangkan kondisi dan kemampuan masyarakatnya dalam merencanakan setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan. Saat ini yang masih menjadi masalah yang dihadapi bidan dila adalah belum adanya dukungan pemerintah tokoh masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak masih adanya beberapa keluarga yang masih tertutup dengan nakes dan selalu pergi ke dukun. Oleh sebab itu, kerja sama dan pembinaan pada dukun bayi dan kader harus dioptimalkan agar dapat membantunya dalam melaksanakan upaya kesehatan. Bidan dila merasa perlu melakukan koordinasi, advokasi, negoisasi serta pendekatan edukatif terhadap unsur terkait, untuk membantu penyelesaian masalah di tempat tugasnya tersebut. B. Analisis Kasus Bidan Dila dapat melakukan pendekatan lebih lanjut dan terencana terhadap beberapa tokoh masyarakat yang ada di desa tersebut. Agar dapat mencapai berbagai program yang dapat membantu bidan dila dalam menjalankan tugasnya dan mengurangi angka kematian ibu pada desa tersebut



13



14



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan



B. Saran



15



LAMPIRAN



DAFTAR PUSTAKA