Pendekatan Induktif Dan Deduktif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

http://jouleemath.wordpress.com/2013/01/19/a-pendekatan-konsep-dan-pendekatan-prosesdalam-pembelajaran-matematika/



Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus. Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus. (http://maistrofisika.blogspot.com). Contoh pendekatan deduktif adalah sebagai berikut: Seorang guru memberikan materi tentang volume balok kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru memberikan definisi dan konsep mengenai balok dan rumus volume balok. Kemudian guru menerapkan rumus volume tersebut pada beberapa contoh soal. Selanjutnya guru memberikan beberapa tugas kepada siswa yang sesuai contoh yang telah diberikan. Tugas ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum. Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah



konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri. Contoh pendekatan induktif adalah sebagai berikut : Seorang guru memberikan materi mengenai bangun datar persegi panjang. Diawal pembelajaran guru menyuruh siswa untuk membuat persegi panjang dengan menggunakan alat peraga berupa kertas. Siswa dituntut untuk membentuk kertas tersebut menjadi sebuah bangun persegi panjang. Siswa diperintah untuk berdiskusi tentang sifat – sifat bangun persegi panjang. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa dan guru sama – sama saling menyimpulkan mengenai sifat – sifat bangun persegi panjang. http://aina-tunk.blogspot.com/2012/07/teori-pendekatan-deduktif-dan.html Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks pendekatan deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.



Contoh Deduktif : jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll. pertanyaan yang akan diajukan sudah jelas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll. artinya



sudah disiapkan semua tinggal cari data. Pendekatan Induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini pendekatan induktif merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. Contoh Induktif : bisa jadi langsung ke lapangan untuk wawancara secara mengalir (contoh penelitian tentang konflik pilkada di desa X) artinya tidak perlu pakai kuesioner tapi tetapi menggunakan interview guide dan biasanya jenis pertanyaan terbuka dan di lapangan bisa berkembang. Kedua pendekatan tersebut di atas (pendekatan deduktif dan induktif), seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori (Heru Nugroho; 2001: 69-70). Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua pendekatan tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. - See more at: http://ainatunk.blogspot.com/2012/07/teori-pendekatan-deduktif-dan.html#sthash.Ez3TG0eW.dpuf



TUGAS KELOMPOK STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN EKONOMI PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN PEMBELAJARAN DEDUKTIF SERTA IMPLEMENTASINYA



Disusun oleh PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI – C



TONI JULIANTO



=



http://tonijulianto.wordpress.com/2012/07/12/pembelajaran-induktif-dan-pembelajaran-deduktif/ FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2011/2012 KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, dengan segala rahmat-Nya dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul, ”PEMBELAJARAN INBDUKTIF DAN PEMBELAJARAN DEDUKTIF SERTA IMPLEMENTASINYA” sebagai tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah strategi belajar dan pem,belajaran ekonomi dapat terselesaikan dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis. Kami sebagai penulis berusaha agar makalah yang kami buat ini memiliki arti penting dan sesuai dengan materi yang telah di berikan. Pendekatan dan penyajian dalam makalah ini pada prinsipnya membahas pokok permasalahan yang berhubungan dengan strategi pembelajkaran induktif dan induktif serta langkah-langkah dari strategi tersebut dan bagaimana karakteristiknya dfan implementasinya dalam proses pembelajarannya. Dengan memahami tentanng pokok masalah tersebut, diharap pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami tentang konsep profesi kependidikan. Kami telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Akan tetapi kami sadar, tak ada gading yang tak retak, begitu juga pada pada karya tulis ini yang belum sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran demi perbaikan makalah ini akan kami sambut dengan senang hati.



Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah mendukung terselesainya makalah ini.



Metro, Mei 2012



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii



BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Lelakang 1 2. Rumusan Masalah 2 3. Batasan Masalah 2 BAB II PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN PEMBELAJARAN DEDUKTIF SERTA IMPLEMENTASINYA 3 1. 2. 3. 4. 5.



Pembelajaran Induktif dan Pembelajaran Deduktif 3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran indukif dan Deduktif 7 Langkah-langkah Pembelajaran Induktif dan Deduktif 8 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran 11 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajarannya 12



6. Implementasinya 14 BAB III PENUTUP 16 1. Kesimpulan 16 2. Saran 16 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1. A.



Latar Belakang



Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajajaran terhadap siswa-siswanya. Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau metode yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya. Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran, guru tidak boleh memilih secara asal-asalan. Metode yang digunakan haruslah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan inisiatif murid untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tergantung pada efektif tidaknya metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Namun berdasarkan hasil pengamatan, dengan metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan oleh seorang guru, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal, karena siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya. Pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan tidak menggairahkan siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti



dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak dapat tercapai secara optimal. Pada dasarnya metode pembelajaran dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu pertama siswa dipandang sebagai objek belajar, dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan guru. Kedua siswa sebagai subjek dan objek belajar, siswa dituntut keaktifannya dalam proes pembelajaran. 1. B.



Rumusan Masalah



Dalam makalah ini masalah yang perlu dipecahkan dirumuskan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.



Apa itu pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif ? Bagaimana karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan deduktif ? Apa kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut ? Dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif ? 5. Upaya pemecahan kasus pembelajarannya ?



1. C.



Tujuan Dan Manfaat



Tujuan membuat makalah ini adalah sebagai bukti bahwa kami mampu menyelesaikan dengan sesuai dengan materi yang diberikan dan sesuai dengan waktu yang diberikan. Selaian daripada tujuan di atas kami berharap makalah ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Digunakan sebagai sumber referensi dan penambah wawasan kita mengenai strategi pembelajaran induktif dan deduktif khususnya dan strategi pembelajaran pada umumnya. 2. Acuan kita mahasiswa atau calon pendidik dalam proses belajar menjadi seorang pendidik/guru yang professional 3. Sebagai motivasi untuk para pembaca lebih mengetahui dan menggali tentang pembelajaran induktif dan deduktif, yang masih sedikit sumber yang menerangkannya. BAB II PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF SERTA IMPLEMENTASINYA



1. A.



Pembelajaran Induktif dan Pembelajaran Deduktif



1.1.Pengertian Pembelajaran induktif



Menurut Hilda Taba, proses pembelajaran merupakan aktivitas yangkompleks. Proses pembelajaran mencakup banyak variabel, yaitu variabeltujuan, guru, siswa, proses belajar, dan susunan pembelajaran. Untukmengembangkan strategi pembelajaran, variabel-variabel penting tersebutdi atas, perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, Strategi pembelajaran menurut Hilda Taba adalah pola dan urutan tingkah laku guru untukmenampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dansistematis, (Suprihadi, 1993: 93).Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yangdipilih guru untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Cara-cara itu, mencakup sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang berwujud pengalamanbelajar bagi siswa. Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasiilustrasi yang diberikan tadi. Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir. Pada pendekatan induktif dimulai denganmemberikan bermacam-macam contoh. Dari contohcontoh tersebut siswa mengerti keteraturandan kemudian mengambil keputusan yang bersifat umum.Pendekatan induktif adalah suatu strategi yang direncanakan untuk membantu sisiwamengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kreatif melalui observasi,membandingkan, penemuan pola, dan menggeneralisasikannya. Guru biasanya menciptakansuasana aktif belajar dengan mendorong siswa mengadakan pengamatan dan memfokuskan pengamatan melalui pertanyaan-pertanyaan. Pada pendekatan induktif ini seorang siswa haruslebih aktif. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi. Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui strategi pembelajaran induktif. pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar. strategi ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:



1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan. 2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. 3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi pembelajaran tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.



Jenis pendekatan induktif : ü Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu. Misalnya mencari cirri-ciri yang sama dari berbagai jenis pasar. ü Membentuk satu prinsip dari uji kajian tertentu. ü Membentuk satu hukum dari pernyataan-pernyataan tertentu. Misalnya mendapat hukum permintaan dan penawaran dari analisis pasar dan pedagang. ü Mendapat satu teori dari urutan suatu pemikiran.



Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah : 1. 2. 3. 4.



Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif Berstruktur rendah Penggunaan waktu yang kurang efisien Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu



1.2.Pengertian Pembelajaran Deduktif Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.



Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contohcontoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap: 1. pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan. 2. pengajar memberi pengetahuan kepada peserta didik. 3. pengajar memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Misalnya, bila diambil contoh untuk pengajaran tentang kalimat tunggal, maka pengajar memulai dengan definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan dengan penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal. Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan straegi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah. Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.



Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap: a) guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya, b)



guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep,



c) guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep, d)



siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru



Pembelajaran deduktif merupakan strtegi pembelajaran yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus. Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.



Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut : a)



Berorientasi pada siswa



b)



Berstruktur tinggi



c)



Penggunaan waktu yang lebih efisien.



d)



Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu



Sintak pembelajaran deduktif adalah : a)



Menyatakan abstraksi



b)



Memberi ilustrasi



c)



Aplikasi



d)



Penutup



1. B.



Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Induktif dan Deduktif



1.1.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Induktif







Kelebihan yang menonjol dan mudah dipahami diantaranya :



1. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 2. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru. 3. Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.







Kelemahan Model Pembelajaran Induktif



1. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi. 2. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir. 3. Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna. 4. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal. 5. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa. 6. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru. 7. Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.



1.2.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran deduktif







a)



Kelebihan Pembelajaran Deduktif Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran



b) Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran, guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran. 



a)



Kelemahan pembelajaran Deduktif Keaktifan siswa dalam mengeplorasikan kemampuan masih terbatas



b) Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru siswa dibatasi konteks tersebut.



1. C.



Langkah-langkah Pembelajaran Induktif Dan Pembelajaran Deduktif



1.1.Pada Pembelajaran Induktif Strategi pembelajaran ini menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Langkahlangkah yang harus tempuh dalam strategi pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu: ü guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif ü guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh, ü guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan. ü menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut. Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya.Taba mengidentifikasi tiga keterampilan berpikir induktif: 1. Konsep pembentukan (belajar konsep) Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep). Langkah-langkah: 1)



Membuat daftar konsep.



2)



Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama.



3)



Pemberian label atau kategorisasi. 1. Interpretasi data



Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah: 1)



mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.



2)



menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.



3)



membuat kesimpulan. 1. Penerapan prinsip-prinsip



Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda.. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru. Langkah-Langkah: 1)



Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi.



2)



Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.



3)



Menguji hipotesis/prediksi



1.2.Pada Pembelajaran Deduktif Dalam strategi belajar mengajar deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap: 1. guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya, 2. guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep, 3. guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep,



4. siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi: Bahan pelajaran : konsep pasar.Tujuan pembelajaran : “siswa dapat menjelaskan ciri-ciri pasar”. Rumusan konsep: pasar ialah tempat bekumpulnya penjual dan pembeli, terjadi transaksi, barang dan jasa”. Proses pembelajaran: 1. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis . 2. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep). 3. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga. 4. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya. Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit. Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut a)



guru memilih konsep, prinsip, Inisiasi aturan yang akan disajikan,



b) guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contohcontohnya, c) guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok, d) guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus,



1. D.



Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi



Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari 1. rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, 2. analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan



3. jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.



Kriteria pemelihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu: 1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran 2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). 3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik. Atas beberapa pertimbangan mengenai pemilihan strategi pembelajaran di atas maka alas an untuk memilih pembelajaran induktif dan deduktif adalah sebagai berikut : Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.



1. E.



Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran dari Strategi Tersebut



Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebuh dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilistrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak. Kemudian secara perlahan-perlahan menuju hal yan konkrit.strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum kekhusus. Sebaliiknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari umum kekhusus.Pembelajaran deduktif, umum-khusus, abstrak-konkrit: guru menyampaikan aturan, prinsip baru diberi contoh-contohnya pada siswa.



Pembelajaran deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari definisi dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya Pembelajaran induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya. Selain ragam dan macam strategi pembelajran induktif dan pembelajaran deduktif. Pembelajaran deduktif dikembangkam oleh Filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.pada abad pertengahan, system induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berfikir rasional. Deduktif, sebagai kebalikan induktif adalah prosses penalaran yang beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis menujuk ke suatu konklusi logis. Kesimpulan-kesimpulan tenyang suatu kasus tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang semacam. Dictionary of Education mendefinisikan pola deduktif sebagai suatu pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan-aturan atau generalisasi kecontoh-contoh dan kemudian sampai padaa konklusu-konklusi atau penerapan dari generalisasi-generalisasi.



1. F.



Implementasi



strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagianbagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”. Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi: Bahan pelajaran : konsep makhluk hidup. tujuan pembelajaran : “siswa dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”. Rumusan konsep: makhluk hidup ialah makhluk yang memerlukan makanan, bergerak, tumbuh,berkembang biak, dan bernafas”. Proses pembelajaran: a)



Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .



b) Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep). c) Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.



d) Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya. Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit. Srategi belajar mengajar induktif Dalam strategi belajar mengajar induktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju yang umum yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. Model pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba (Joyce & Weil; 2002:127), model yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Taba (Joyce dkk, 2002) membangun model ini dengan pendekatan yang didasarkan atas tiga asumsi, yaitu: a) Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh Taba berarti membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice). b) Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam sistem konseptual, menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena. c) Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut aturan”. Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus menguasai satu keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik. Cotoh sederhana dari pembelajaran induktif adalah menentukan dua atau lebih garis yang sejajar (guru menggunakan konsep tangent geometri, yang mana guru memberikan contoh beberapa garis). Contoh penggunaannya: Seperti halnya seperti contoh di atas (penggunaan strategi belajar mengajar deduktif), rumuskan dulu: bahan pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan rumusan konsepnya.



BAB III PENUTUP



1. Kesimpulan Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.



1. Saran Kami menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami menyarankan untuk dilakukan suatu pengkajian yang lebih mendalam mengenai materi ini. Dan demi perbaikan makalah kami selanjutnya kami mohon saran dan ktitik pembaca yang tentunya membangun. Demikianlah hasil karya tulis kami yang terangkim dalam suatu makalah semoga bermanfaat dan akhirnya kami ucapkan terima kasih.



Kondisi Kapabilitas Belajar



N Indikator o 1















Kapabilita Kondisi s belajar Internal



Mengidentifikasi Strategi hal-hal yang mem- kognitif pengaruhi kebutuhan



Mengidentifikasi faktor-faktor yang Strategi mempengaruhi kognitif permintaan



Mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk pasar barang



Membuat



Menyajika Menemuka Konsep n secara n berlanjut situasi baru bermasala h yang menuntut cara pemecaha n baru



Mengingat konsep dan kaidah yang Konsep relevan Menyajika Menemuka n secara n berlanjut situasi baru bermasala Mengingat h yang konsep dan menuntut kaidah yang cara relevan pemecaha n baru Konsep



Strategi kognitif







Mengingat konsep dan kaidah yang relevan



Karakteristi Kondisi Unjuk kerja k Bahan Metode Eksternal Ajar



Menemuka Menyajika n n secara berlanjut Mengingat situasi perangkat baru pengetahuaa bermasala n h yang terorganisasi



Diskusi



Diskusi



Diskusi Demonstra si



kesimpulan tentang hukum Gossen



yang telah ada



menuntut cara pemecaha n baru Fakta Ceramah











Mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk pasar barang



Mengingat Mengingat Informasi perangkat verbal pengetahuaa Menyajika n n konteks terorganisasi yang yang telah bermakna ada



Tanya jawab



Mengingat Fakta perangkat pengetahuaa n terorganisasi Mengingat yang telah Mendeskripsikan Informasi ada verbal pengertian Menyajika ekonomi mikro n konteks dan makro yang bermakna



Ceramah Tanya jawab



Fakta



Mengingat Informasi verbal



Menyajika n konteks yang bermakna



Ceramah Tanya jawab



http://mimieymanjer.blogspot.com/2012/04/pendekatan-induktif-deduktifeklektik.html



Pendekatan induktif, deduktif, eklektik dan komunikatif Pendekatan induktif bermula dariapada spesifik kepada umum . Menurut J.M Kierzek dan W.Gibson (1960), pendekatan induktif dimulakan dengan sesuatu sebab atau contoh dan menuju ke arah sesuatu generalisasi. Pendekatan Induktif melibatkan pengumpulan dan pentafsiran maklumat-maklumat yang kemudiannya setiap maklumat ini akan berubah kepada kesimpulan. Murid dibimbing oleh guru bagaimana untuk berfikir, mengkaji, mengenalpasti seterusnya mentafsir maklumat untuk membuat generalisasi/kesimpulan. Pengajaran dan pembelajaran melibatkan seseorang guru boleh membanu pelajar menguasai konsep atau generalisasi berasaskan pemerhatian atau contoh-contoh yang diperoleh. Selain dalam matapelajaran Bahasa Melayu, matapelajaran lain juga menggunakan pendekatan ini iaitu seperti matapelajaran Matematik dan Sains banyak menggunakan pendekatan induktif. Menurut B.Seaton(1982), pembelajaran melalui pendekatan ini disamakan dengan seorang murid mengalami proses mental yang mana ia memerhati peristiwa tertentu untuk memperoleh satu kesimpulan. Antara prinsipprinsip penggunaan pendekatan induktif adalah menggunakan contoh-contoh yang relevan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Ini adalah sebagai rujukan kepada murid untuk lebih memahami apa yang cuba disampaikan oleh guru. Setiap guru boleh menggunakan gambar, video ataupun hasil karya dalam penyampaian maklumat kepada murid-murid. Murid-murid juga digalakkan mengemukakan contoh-contoh yang diketahui oleh mereka semasa proses pengajaran dan pembelajaran berlaku. Selain itu, soalan-soalan akan disediakan untuk membimbing murid membuat kesimpulan. Soalan-soalan ini adalah berkaitan dengan contoh-contoh yang telah dipertunjukkan kepada murid-murid. Sebagai contoh, Bagaimanakah anda menghadapi situasi banjir di rumah?. Seterusnya, guru perlu memberikan peluang kepada pelajar untuk memerhati dan menganalisis contor agar generalisasi dapat dibuat. Untuk lebih memudahkan murid menguasai peraturan-peraturan umum yang diperoleh daripada fakta ataupun contoh khusus, guru perlulah merancang aktiviti berkisar daripada contoh yang telah diberikan. Secara umumnya, jenis pendekaran induktif digunakan bergantung pada hasil pembelajaran yang diinginkan. Pendekatan deduktif merupakan jenis pengajaran yang bermula daripada umum kepada spesifik. Pendekatan ini merujuk kepada satu pembelajaran dimana pelajar bermula dengan hukum yang umum dan digunakan dalam kes-kes tertentu. Strategi Pengajaran Deduktif merupakan kaedah mengajar yang kompleks kerana murid perlu memperolehi kefahaman yang mendalam /mencukupi serta berupaya memilih rumus, hukum, teorem, peraturan yang telah dipelajari dengan tepat untuk diaplikasi pada contoh-contoh khusus. Pendekatan ini mengasaskan pengajaran dan pembelajaran murid kepada hukum-hukum atau tertentu. Pendekatan ini bermula dengan melihat hukum-hukum atau mempelajari peraturan tertentu dan dari sini pembelajaran akan diteruskan dengan menganalisis hukum-hukum melalui contoh atau mengaplikasikan peraturan yang telah diberikan. Secara ringkasnya, seorang guru akan mengemukakan satu konsep, hukum atau kesimpulan dengan menerangkan definisi sebelum memberikan beberapa contoh untuk memperjelas kefahaman. Pelajar perlu menaakul untuk mendapatkan contoh tertentu daripada peraturan umum.



Pendekatan eklektik menggunakan dua atau lebih kaedah yang menggabungkan segala ciri yang baik daripada pendekatan tersebut dan menggunakannya dalam satu-satu pengajaran dan pembelajaran. Pendekatan eklektik dihasilkan dengan menggunakan gabungan pendekatan indukif dan deduktif. Pendekatan ini sesuai untuk kelas yang mempunyai pelajar pelbagai kebolehan. Ada kala kaedah induktif lebih sesuai digunakan untuk segelintir murid manakala ada pula murid yang akan memahami dengan jelas melalui kaedah deduktif. Sebagai contoh, guru boleh memulakan P&P dengan memberikan contoh dan diikuti dengan kesimpulan. Selain itu, proses pengajaran dan pembelajaran boleh diakhiri dengan memberikan contoh diikuti dengan generalisasi. Proses ini lebih menyerupai kepada pendekatan induktif. Jika guru memulakan pelajaran dengan memberikan peraturan atau generalisasi diikuti dengan contoh dan kemudian diakhiri dengan penerangan tentang peraturan, maka ianya lebih kepada pendekatan deduktif. Strategi pengajaran menggunakan pendekatan eklektik boleh dilakukan dengan dua cara iaitu mirip kepada pendekatan induktif ataupun P&P yang lebih mirip kepada pendekatan deduktif. Pendekatan ini banyak digunakan dalam pengajaran Sains danMatematik. Guru boleh mengaplikasikan strategi Pusatan guru, Pusatan murid, Pusatan bahan dalam P&P. Kebanyakkan guru akan menggunaka pendektan ini dalam aktiviti pemulihan dan pengayaan. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berpusatkan murid iaitu berfokuskan kepada bentukbentuk komunikasi iaitu seperti meminta maaf, bercerita ataupun melapor. Situasi ini berlaku dalam amalan masyarakat sehari-harian. Melalui pendekatan ini, penekanan tentang penyerapan bentuk gramatikal adalah untuk tujuan komunikasi.Pendekatan ini wujud kerana pendekatan lain lebih mementingkan penguasaan bahasa pada peringkat membina ayat-ayat yang betul secara pencilan yang terkeluar daripada konteks wacana. Hasilnya, pekajar tidak akan menguasai kecekapan berkomunikasi. Penguasaan komunikasi adalah perlu agar pelajar dapat membuat pemilihan struktur ayat yang betul mengikut konteks bahasa. Prinsip-prinsip pendekatan komunikatif ini adalah berkaitan dengan pengetahuan murid dalam aktiviti yang akan dilakukan . Setiap guru haruslah merancang terlebih dahulu aktiviti agar murid dapat menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Selain itu, pengajaran bahasa dibuat dalam konteks wacana dan guru perlu mengajar bahasa yang melampaui batas ayat agar pelajar dapat berkomunikai secara berkesan. Pengajaran bahasa lebih mengikut proses komunikasi sebenar iaitu seperti perbualan dalam kehidupan sehari-harian. Kebolehan pelajar melibatkan diri dalam situasi pengajaran dan pembelajaran bermakna di dalam bilik darjah merupakan kehendak standard untuk setiap warganegara yang bertanggungjawab dalam masyarakat moden dan demokratik.Kita harus melahirkan pelajar sebagai pemikir berkesan dan ini merupakan matlamat penting dalam dunia pendidikan. Jika kita inginkan murid bertidak secara efektif dalam setiap aktiviti yang dianjurkan, maka kita perlu menyesuaikan pendekatan, kaedah dan teknik yang digunakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran.