Pendekatan Kuratif, Preventif, Dan Developmental [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDEKATAN KURATIF, PREVENTIF, DAN DEVELOPMENTAL



Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu :Nurjannah Eka Pradita, M.Pd



Disusun Oleh Kelompok 5 : 1. Lili Suhaili 2. Firdhaus Ginanjar R 3. Agus Rimas T



1301100050 1301100051 1301100093



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada makalah ini membahas tentang Pendekatan Kuratif, Preventif, dan Developmental yang ada di dalam Bimbingan dan Konseling SD. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua tentang mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Purwokerto, 17 Maret 2015



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI



..........................................................................................



i



.......................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



......................................................................................



1



B. Rumusan masalah .....................................................................................



1



C. Tujuan ......................................................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan Kuratif



................................................................................



2



B. Pendekatan Preventif ..............................................................................



3



C. Pendekatan Developmental.......................................................................



5



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan



.................................................................................................



B. Saran ……………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA



BAB I



9 10



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di sekolah dasar tidak lepas dari berbagai masalah yang menimpa siswanya. Kurangnya pengawasan dan globalisasi yang membentuk karakter anak menjadi bebas akan mempengaruhi tingkat belajar anak. Hal ini dapat berakibat pada menurunnya nilai di setiap mata pelajaran ataupun berkurangnya minat anak untuk melaksanakan pendidikan. Anak yang sudah mengalami gejala gejala ganguan belajar perlu disikapi secara serius sehingga resiko yang ditimbulkan dapat dicegah maupun diminimalisir. Bimbingan dan konseling yang merupakan metode dalam melakukan pendekatan sebagai upaya mengetahui permasalahan siswa dan dapat memberikan berbagai solusi perlu di terapkan ketika kondisi siswa mulai bermasalah. Berbagai metode bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk menangani berbagai masalah di sekolah dasar. Tetapi ada tiga metode bimbingan konseling yang dapat diterapkan untuk menangani berbagai masalah psikologis siswa sekolah dasar. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu pendekatan Kuratif dan bagaimana ciri-cirinya serta pelaksanaannya? 2. Apa itu pendekatan Preventif dan bagaimana ciri-cirinya serta pelaksanaannya? 3. Apa itu pendekatan Developmental dan bagaimana ciri-cirinya serta pelaksanaannya? C. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan 3 pendekatan bimbingan dan konseling. 2. Mahasiswa mampu memberikan contoh dari masing masing pendekatan bimbingan dan konseling. 3. Mahasiswa mampu menerapkan pendekatan bimbingan dan konseling pada peserta didik.



BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan Kuratif Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses mengajar.



Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap petemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu tetentu. Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan: 1. Pengulangan Pengulangan ini dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan sesuai dengan diagnostiknya yaitu: a. Pada setiap akhir pertemuan. b. Pada setiap akhir unit pembelajaran tertentu. c. Pada akhir setiap suatu program studi. Pelaksanaannya dapat secara: a. Individual kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas. b. Elompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi tertentu mempunyai jenis atau sifat kesalahan/kesulitan bersama. Waktu dan cara pelaksanaaannya: a. Bila sebagian/seluruh kelas mngalami kesulitan sama, diadakan pertemuan kelas biasa berikutnya  Bahan di presentasikan kembali.  Diadakan latihan/penguasaan/soal bentuknya sejenis.  Diadakan kembali pengukuran kembali untuk mendeteksi hasil peningkatan kea rah ktiteria keberhasilan. b. Diadakan diluar jam pertemuan biasa  Diadakan jam pelajaran tambahan bila yang mengalami kesulitan hanya sejumlah orang tertentu ( waktu sore, waktu istirahat, dan sebagainya).  Diberikan pekerjaan rumah dan dikoreksi oleh guru sendiri. c. Diadakan kelas remedial  Bagi siwa yang mempunyai kesulitan khsus dengan bimbingan khusus.  Diadakan penggulangan secara total kalau jauh dibawah kriteria keberhasilan minimal 2. Pengayaan/Pengukuran Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara akademk mungkin termasuk berbakat dengan cara:  Pemberian tugas/pekerjaan rumah.  Pemberian tugas/soal dikerjakan d ikelas. 3. Percepatan (akselerasi) Layanan ini ditunjukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukan kesulitan psikososial (ego emosional).  Bila ternyata keseluruhan bidang studi unggul dibandingkan kelompoknya dapat 



dinaikan ke tingkat yang lebih tinggi. Bila hanya beberapa bidang studi berkelanjutan/continuous program).



ini



dapat



diteruskan



(maju



B. Pendekatan Preventif Pendekatan ini ditunjuan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi dipredisikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi itu dikatagorikan menjadi dua yaitu:  Bagi yang termasuk katagori normal mampu menyelesaikan program belajar 



mengajar bisa sesuai dengan waktu yang disediakan. Bag mereka yang terlambat atau tidak menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan. Berasarkan prediksi tersebut maka layanan pengajaran perbaikan dapat dalam bentuk: a. Bentuk kelompok belajar heterogen. b. Bentuk individual c. Bentuk kelompok dengan kelas remedial (Amadi,Abu dan widodo supriono.2013:179)



C. Pendekatan Developmental Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung (during teaching diagnostic). Sasaran pokok dari pendekatan ini ialah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami ketika proses belajar mengajar berlangsung. Karena itu diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil. Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya. Pembimbingan yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan. Visi bimbingan perkembangan bersifat edukatif, pengembangan dan outreach. Edukatif karena titik berat layanan bimbingan perkembangan ditekankan pada pencegahan dan pengembangan bukan korektif atau terapeutik, walaupun layanan tersebut juga tidak diabaikan. Pengembangan karena titik sentral sasaran bimbingan perkembangan adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu dengan strategi/ upaya pokoknya memberikan kemudahan perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach karena target populasi layanan perkembangan tidak



terbatas pada individu yang bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua aspek kepribadiannya dalam semua konteks kehidupan (masalah, target intervensi, setting, metode, dan lama waktu layanan). ‘Teknik bimbingan yang digunakan meliputi teknik-teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial dan konseling’ (Muro and Kottman, 1995:5). (Nurihsan, 2006:7) Ciri-ciri Developmental: a. Fokus perhatiannya ditunjukkan kepada seluruh siswa, seluruh tingkat umur, dan seluruh aspek pertumbuhan siswa. b. Development-Oriented membimbing siswa dalam proses perkembangannya dan dalam total educative process. c. Memusatkan diri kepada anak-anak yang normal dan kepada usaha-usaha penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat dan segar. d. Pembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas testing program dan pengadministrasian data. JIka ia menyelenggarakan tes, bukan untuk kepentingan individual tetapi untuk keseluruhan siswa yang lebih luas. Kegiatan tes individual ditangani oleh psikolog atau oleh stafnya. e. Pembimbing juga bukan lagi record keeper. Kegiatan tersebut ditangani stafnya, yakni untuk menjaga agar pembimbing tidak terlibat dalam hal-hal yang rutin, supaya dapat memikirkan hal-hal lain yang lebih menyeluruh dan lebih fundamental. f. Dalam kegiatan konseling, lebih banyak digunakan group counseling dengan sasaran supaya siswa-siswa secara bersama-sama dapat saling meningkatkan self acceptance, self direction, dan self development. g. Hubungan dengan guru, guru merupakan penanggungjawab utama terhadap siswa dalam kelasnya, sedang pembimbing sifatnya semata-mata hanya membantu. Bila terdapat kesulitan, guru sendiri yang menghadapi siswa. Bila dipandang perlu, guru dapat berkonsultasi pada pembimbing, atau jika perlu pembimbing berhadapan dengan siswa, biasanya dilakukan bersama guru. h. Guru memiliki record tentang siswa-siswanya, paling tidak dengan anecdotal record. Guru mengumpulkan data tentang siswa dan menyimpannya. i. Pertemuan dengan orang tua siswa tidak semata-mata membahas anak krisis, tetapi terutama untuk mendiskusikan peningkatan situasi belajar, hubungan saling membantu antara sekolah dengan rumah, antara sekolah dengan masyarakat, dan sebagainya



(http://diditnote.blogspot.com/2013/04/pendekatan-bimbingan-dan-



konseling-di.html?m=1)



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran



DAFTAR PUSTAKA Nurihsan, A.J., (2006). Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Ltar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung. (2010). Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung. Thalib, Syamsul Bachri (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Wahid Abdul, Mustakim. (2010). Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta. http://diditnote.blogspot.com/2013/04/pendekatan-bimbingan-dan-konseling-di.html?m=1