Penentuan Titik Lebur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penentuan Titik Lebur 17 November 2014 Wiji Dwi Utami 1113016200014



Abstrak Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Asam Salisilat (C6H7O3) merupakan salah satu contoh dari asam karboksilat. Asam Salisilat ini tidak larut dalam air biasa ataupun air panas karena ia memiliki 6 rantai C. Titik leleh dari asam salisilat berkisar 159°C. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik lebur dari senyawa asam salisilat. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa asam salisilat melebur seluruhnya pada suhu 185°C. Kata kunci: Titik Lebur, Asam Salisilat, Aldehid



Pendahuluan Titik lebur adalah suhu dimana zat padat mengalami perubahan menjadi cair. Pada titik lebur, getaran pada partikel zat padat dapat mengatasi kekuatan gaya tarikmenarik yang beroperasi pada zat padat . seperti titik didi, titik lebur zat padat tergantung pada kekuatan gaya tarik-menarik. (Sridianti, http://www.sridianti.com) Titik lebur suatu senyawa didefinisikan sebagai suhu dimana fasa padat dan liquid berada dalam kesetimbangan. Secara visual, suhu tersebut merupakan suhu saat padatan menjadi liquid. Rentang titik lebur (suhu saat senyawa mulai meleleh sampai suhu dimana senyawa tersebut berwujud liquid seluruhnya) dicatat. Senyawa murni memiliki titik lebur dengan rentang suhu yang sempit (1°C atau kurang). Kehadiran zat pengotor biasanya akan menurunkan titik lebur dan meperbesar rentangan. Fakta ini dapat bermanfaat dalam mengidentifikasi sebuah senyawa organik yang tidak



diketahui. Ketika dua senyawa berbeda dicampur, titik lebur dari campuran berbeda dari titik lebur senyawa murni. (Bailey dan Dills, 1978: 15) Titik lebur adalah suhu pada saat padatan berubah wujud menjadi fasa liquid. Ada dua faktor yang menentukan titik lebur suaatu senyawa: 1. Semakin kuat gaya intermolekul, semakin tinggi titik leburnya; 2. Pada gugus fungsi yang sama, semakin simetris suatu senyawa, semakin tinggi titik leburnya. (Smith, 2006: 92-93) Asam salisilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk Kristal berwarna merah muda terang hingga kecokelatan yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 159 0C dan densitas pada 25 0C sebesar 1,443 g/mL. Mudah larut dalam air dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisat dapat menyublim tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan phenol bila dipanaskan secara cepat pada suhu sekitar 200 0C. Sifat-sifat dari asam salisilat 1. Rumus molekul : C6H4(OH)COOH 2. Berat molekul : 138,12 gr/mol 3. titik lebur : 159°C ( pada tekanan 1 atm ) 4. Warna : Tak berwarna 5.



Kelarutan



dalam



air



(20°C):



49



g/100



gr



(pada



15°C)



(Tarigan,



http://repository.usu.ac.id)



Asam salisilat, C6H4(OH)COOH (asam o-hidroksibenzoat), membentuk jarum-jarum tak berwarna, yang melebur pada 155°C. Asamnya sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air panas, darimana zat itu dapat dikristalkan kembali. Zat ini mudah larut dalam alcohol dan eter. (Svehla, 1985: 401)



Metodologi Percobaan “Penentuan Titik Lebur” ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Senin, 17 November 2014 pukul 07.30-11.00 WIB. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pipa kapiler, thermometer, kaca arloji, kaca pembesar, statif, ring, pembakar spirtus, kawat kasa, dan kaleng bekas. Sedangkan bahan yang digunakan adalah minyak goreng dan sampel senyawa asam salisilat berupa serbuk padatan. Pertama, menutup lubang salah satu ujung pipa kapiler dengan cara memanaskannya diatas api menggunakan pemabakar spiritus. Kemudian memasukkan serbuk asam salisilat ke dalam pipa kapiler hingga tingginya mencapai kurang lebih 3 mm. lalu jatuhkan pipa kapiler secara perlahan hingga serbuk zat tersebut turun. Selajutnya, menempelkan pipa kapiler dengan thermometer menggunakan karet gelang. Kemudian memanaskan minyak goreng (dalam kaleng) di atas pembakar spirtus, lalu masukkan thermometer tersebut dan amati suhu hingga zat tersebut melebur seluruhnya.



Hasil dan Pembahasan Pengamatan ke-



Suhu



Hasil Pengamatan



1



177°C



Sampel mulai melebur



2



179°C



Sampel melebur sebagian



3



183°C



Sampel hamper melebur seluruhnya



4



185°C



Sampel melebur seluruhnya.



Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai penentuan titik lebur dari asam salisilat. Titik lebur adalah suhu dimana zat padat mengalami perubahan menjadi cair. Praktikum ini akan menjelaskan apakah benar nilai titik lebur dari asam salisilat hasil percobaan sesuai dengan teori atau tidak. Dalam penentuan titik lebur ini menggunakan pipa kapiler sebagai tempat zat yang ditempelkan pada termometer. Berdasarkan teori yang ada dalam literatur diketahui bahwa titik lebur dari asam salisilat sebesar 159°C. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data pada suhu 177°C sampel mulai melebur, suhu 179°C sampel melebur sebagian, suhu 183°C sampel hamper melebur seluruhnya, dan pada suhu 185°C sampel melebur seluruhnya . Ada sedikit perbedaan hasil antara teori dengan hasil percobaan. Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya ketelitian dalam melihat termometer dan terlalu panasnya minyak goreng ketika termometer mulai dimasukkan sehingga mempengaruhi hasil akhir yang didapat.



Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Titik lebur adalah suhu dimana zat padat mengalami perubahan menjadi cair. 2. Ada dua faktor yang menentukan titik lebur suaatu senyawa: 1. Semakin kuat gaya intermolekul, semakin tinggi titik leburnya; 2. Pada gugus fungsi yang sama, semakin simetris suatu senyawa, semakin tinggi titik leburnya. 3. Titik lebur asam salisilat berdasarkan percobaan sebesar 185°C.



Daftar Pustaka Bailey, Philips S, dkk. Laboratory Experiments for Organic Chemistry. San Louis Obispo: California Polytechnic State University. 1978 Smith, Janice G. Organic Chemistry. New York: McGraw-Hill Companies. 2006



Svehla, G. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian II. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. 1985 Tarigan. http://repository.usu.ac.id. (Diakses pada 23 November 2014 pukul 18.58 WIB) Sridianti. http://www.sridianti.com. (Diakses pada 23 November 2014 pukul 19.42 WIB)



Lampiran Foto Langkah Kerja



Pertanyaan 1. What factors that can affect the melting point? Answer:  Ikatan ion  Gaya intermolekul  Bentuk molekul  Ukuran molekul 2. Explain the procedure of melting point that use pure solid that have melting point at 200°C! Answer: Pertama, menutup lubang salah satu ujung pipa kapiler dengan cara memanaskannya diatas api menggunakan pemabakar spiritus. Kemudian memasukkan sampel yang akan diamati titik leburnya ke dalam pipa kapiler hingga tingginya mencapai kurang lebih 3 mm. lalu jatuhkan pipa kapiler secara perlahan hingga serbuk zat tersebut turun. Selajutnya, menempelkan pipa kapiler dengan thermometer menggunakan karet gelang. Kemudian memanaskan minyak goreng (dalam kaleng) di atas pembakar spirtus, lalu masukkan thermometer tersebut dan amati suhu hingga zat tersebut melebur seluruhnya.