Penerapan Prinsip Ergonomi Di Fasyankes, 15 Okt 21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI DI FKTP TASRIPIN, SKM, MKM



Background RISKESDAS 2018, Prevalensi Penyakit Sendi Pada Pekerja Laki-laki



Masalah Kes Pada Pekerja RS



Perempuan 10,5



50 45 40



7,6 5,0



5,4



35 30 25 20 15 10 5



Formal



Informal



0 MSDS



KELELAHAN



STRESS



INSOMNIA



1



2



3



4



TUJUAN PENERAPAN ERGONOMI



Upaya pengendalian faktor risiko ergonomi



Mewujudkan: Pekerja sehat, bugar, produktif



Menurunkan risiko gangguan otot dan tulang rangka



PENGERTIAN & RUANG LINGKUP  Kata ergonomi berasal dari bahasa yunani, yaitu : “Ergon” yang artinya Kerja “Nomos” yang berarti Peraturan / hukum.  Jadi secara harafiah ERGONOMI diartikan sebagai “Ilmu aturan tentang Kerja”



Penger:an



◦ Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan pekerjaannya, serta bagaimana merancang tugas, pekerjaan, peralatan kerja, informasi, serta fasilitas di lingkungan kerja sedemikian rupa agar karyawan dapat bekerja secara aman, nyaman, sehat, efek:f, efisien dan produk:f



The Tool



Worker



FOKUS ERGONOMI The Task



The Work Sta:on and Environment



(Comfort/ProducDve/Wellbeing)



RUANG LINGKUP Fisiologi Anatomi



Psikologi



ERGONOMI Engineering



Manajemen Perancangan



Kaitan ergonomi dengan ilmu pendukung



PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI  Penerapan prinsip ergonomi adalah untuk mencegah terjadinya cidera musculoskeletal pada pekerja maka semua pihak harus memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi.  Prinsip penerapan ergonomi adalah :  1 Manual Handling  2. Postur Kerja  3. Gerakan yang berulang  4. Shift Kerja  5. Durasi Kerja  6. Work station  



1. Manual Handling/PBM a.  Segala ak:vitas angkat/angkut/mendorong/menarik/meletakkan barang dengan tangan atau tubuh pekerja b.  Ak:vitas yang umum dilakukan termasuk di Fasyankes c.  Ak:vitas yang memiliki bahaya, sehingga perlu memperha:kan kapasitas pekerja d.  Menyebabkan GOTRAK



Prinsip Manual Handling  Saat melakukan MH, maka ◦  Rencanankan cara ak:vitas mengangkat ◦  Pertahankan benda yang diangkat sedekat mungkin dengan tubuh kita (centre of gravity) ◦  Buat agar posisi tetap stabil ◦  Pas:kan pegangan yang baik ◦  ‘good posture’ (kepala tegak dan tetap pertahankan kurva tubuh) ◦  Hindari gerak memutar atau membungkuk ◦  Bergerak dengan perlahan ◦  Ketahui kapasitas diri kita ◦  Pas:kan posisi dari benda yang diangkat saat diletakkan untuk mencegah terjatuh



Cara Mengangkat yg Benar •  Berlutut untuk mengambil & meletakkan benda



Source: HSE: Ge]ng to Grips with Manual Handling



MH di Fasyankes 1.  Sesuaikan :nggi tempat :dur dengan pinggang 2.  Pas:kan tempat :dur/brankar terkunci 3.  Dalam menolong badan :dak melin:r sebagian, putar badan secara keseluruhan 4.  Tekuk kaki untuk penyesuaian bukan membungkukkan punggung (tulang punggung posisi netral) 5.  Ukur kemampuan untuk menolong, upayakan ada penolong atau bantuan



2. Postur Kerja  Postur kerja dalam memberikan pelayanan di Fasyankes merupakan salah satu faktor risiko ergonomi yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan jika :dak dilakukan dengan kaidah ergonomi.  Karena tuntutan kerja, kadang kita harus bekerja dengan posisi:  1. Berdiri  2. Duduk  3. Alternate



Postur Kerja Duduk a.  Pada saat duduk, posisikan siku sama Dnggi dengan meja kerja, lengan bawah horizontal dan lengan atas menggantung bebas. b.  Atur Dnggi kursi sehingga kaki Anda bisa diletakkan di atas lantai dengan posisi datar. Jika diperlukan gunakan footrest (sandaran kaki), terutama bagi SDM yang bertubuh mungil. c.  Sesuaikan sandaran kursi sehingga punggung bawah Anda ditopang dengan baik. d.  Atur meja kerja supaya mendapatkan pencahayaan yang sesuai. Hal ini untuk menghindari silau, pantulan cahaya dan kurangnya pencahayaan dengan Nilai Ambang Batas peruntukan pekerjaan yang dilakukan. e.  PasDkan ada ruang yang cukup di bawah meja untuk pergerakan kaki. f. 



Hindari tekanan berlebihan dari ujung tempat duduk pada bagian belakang kaki dan lutut.



g.  Letakkan semua dokumen dan alat yang diperlukan dalam jangkauan Anda. Penyangga dokumen (document holder), alat dan bahan dapat digunakan untuk menghindari pergerakan mata dan leher yang janggal.



Periksa Postur



Risiko Tinggi



Risiko Rendah



Postur Kerja Berdiri 1.  Postur berdiri yang baik adalah posisi tegak garis lurus pada sisi tubuh mulai dari telinga bahu pinggul dan mata kaki. 2.  Posisi berdiri sebiknya berat badan bertumpu secara seimbang dua kaki 3.  Postur berdiri sebaiknya :dak dilakukan dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 4 jam sehari ) untuk menghindari kerja otot yang sta:k, jika prostur kerja dilakukan berdiri sebaiknya sedinamis mungkin. 4.  Jaga punggung dalam posisi netral. 5.  Jika pekerjaan berdiri dilakukan dalam jangka waktu lama, maka perlu ada foot step (pijakan kaki) untuk mengis:rahatkan salah satu kaki secara bergan:an. 6.  Perlu disediakan tempat duduk untuk is:rahat sejenak



Neutral Posture



Standing neutral posture



Seated neutral posture



3. Gerakan Berulang  Yang dimaksud gerakan berulang:  Pekerjaan manual handling dilakukan jika >12x per menit dengan beban < 5 kg, contoh: petugas kebersihan.  Pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan pergelangan tangan dan jari >20x permenit, contoh: petugas administrasi, petugas farmasi, dokter gigi, perawat, menge:k.  Untuk mengurangi gerakan berulang yaitu merancang kembali cara dan prosedur kerja yang lebih efek:f, meningkatkan waktu jeda antara ak:fitas pengulangan atau menggan: dengan pekerjaan yang lain.



4. ShiV Kerja    Shid kerja harus memperha:kan durasi kerja yang sesuai dengan peraturan yaitu 40 jam per minggu, sehingga shid kerja yang disarankan sebaiknya yang 3 shid dengan masing-masing shid 8 jam kerja selama 5 hari kerja per minggu atau sesuai peraturan yang ada.  



5. Durasi Kerja  Durasi kerja untuk se:ap petugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan antara lain:  7 (tujuh) jam 1 (hari) dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau8 (delapan) jam 1 (hari) dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.  Jika terdapat kerja lembur harus mendapat persetujuan SDM yang bersangkutan dengan ketentuan waktu kerja lembur paling banyak 3 (:ga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.  Ak:vitas ru:n se:ap 2 jam kerja sebaiknya diselingi peregangan.



Peregangan



6. Work Sta:on  SeDap ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga Dap petugas yang bekerja dalam ruangan itu mendapat ruang udara yang sedikitnya 10 m3 sebaiknya 15m3.  Tata letak ruang kerja di Fasyankes, harus memperhaDkan house keeping yang baik, diantaranya:  a Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan Ruang Kerja  Lantai bebas dari bahan licin, cekungan, miring, dan berlubang yang menyebabkan kecelakan dan cidera pada SDM Fasyankes.  b Desain Alat dan Tempat Kerja  Penyusunan dan penempatan lemari peralatan dan material kerja Ddak mengganggu akDfitas lalu lalang pergerakan SDM Fasyankes.  Penyusunan dan pengisian lemari peralatan dan material kerja yang berat berada di bagian bawah.



Worksta:on Dokter Gigi



CTD (CULMULATIVE TRAUMA DISORDER)  CTD dapat diterjemahkan sebagai Kerusakan Trauma Kumulative.  Penyakit ini timbul Karena terkumpulnya kerusakan-kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit.  Hal ini sebagai akibat penumpukan cedera kecil yang setiap kali tidak sembuh total dalam jangka waktu tertentu yang bisa pendek dan bisa lama, tergantung dari berat ringannya trauma setiap hari, yang diekspresikan sebagai rasa nyeri, kesemutan, pembengkakan dan gejala lainnya.



Faktor Risiko Terjadinya CTD  



Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD, yaitu : a.  Terdapat Posture atau sikap tubuh yang janggal. b.  Gayanya yang melebihi kemampuan jaringan. c.  Lamanya waktu pada saat melakukan posisi janggal. d.  Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal per-menit.



FAKTOR RISIKO ERGONOMI Lokasi



Jenis Bahaya



Poli Umum



Posisi Janggal



Poli Gigi



-  - 







Posisi duduk terlalu lama (>6 jam) Posisi berdiri (> 4 jam)



- Posisi janggal, menggenggam berulang/repe::f



Masalah Kesehatan/Kecelakaan Kerja Muskuloskeletal disorder Gangguan Muskuloskeletal



Muskuloskeletal disorder



Prosedur kerja yang aman di Fasyankes  Dilarang berlari di ruang kerja.  Semua yang berjalan di lorong ruang kerja dan di tangga diatur berada sebelah kiri.  SDM yang membawa tumpukan barang yang cukup :nggi atau berat harus menggunakan troli dan :dak boleh naik melalui tangga tetapi menggunakan lid barang (bila tersedia).  Tangga :dak boleh menjadi area untuk menyimpan barang, berkumpul, dan segala ak:vitas yang dapat menghambat lalu lalang.  Bahaya jatuh dapat dicegah melalui 5R di Fasyankes yang baik, cairan tumpah harus segera dibersihkan dan pecahan kaca harus segera diambil.  Bahaya tersandung dapat diminimalkan dengan segera menggan: ubin rusak dan karpet usang.  Menggunakan listrik dengan aman.  



Penutup ü  Ergonomi merupakan salah satu bahaya potensial di berbagai tempat kerja termasuk Fasyankes ü  Risiko karena paparan Ergonomi yang cukup akan mengakibatkan : Gangguan otot dan tulang rangka, meningkatkan terjadinya kecelakaan dan menurunkan produk:fitas ü  Penerapan Ergonomi membuat pekerjaan lebih nyaman dan sehat



 TERIMA KASIH