Pengantar Homiletika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

APA ITU HOMILETIKA Homiletika berasal dari kata Yunani “Homilia” yang mempunyai arti dasar; perundingan, penguraian



atau



khotbah. Homiletika



dapat



didefinisikan



sebagai



berikut; Ilmu



Berkhotbah atau pelajaran berbicara di hadapan orang banyak supaya pokok yang disampaikan dapat disajikan dengan cara yang terang, nyata dan berkuasa. Tekanan dalam kata ini adalah bagaimana cara memberitakan pengajaran Kristen secara teratur, sistimatis dan sedap didengar agar pendengar dapat menerima dengan baik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Definisi di atas mengandung dua indikasi yaitu; persiapan bahan khotbah, dan yang utama persiapan menyampaikan khotbah. Itu berarti homiletika adalah sebuah ilmu yang praktis yaitu mempelajari bagaimana cara memberitakan pengajaran Kristen termasuk syarat-syarat dalam mendidik seseorang menjadi seorang pemberita firman yang baik.



APA ITU KHOTBAH 1. Khotbah adalah ketrampilan komunikasi dari suatu konsep atau gagasan Alkitabiah yang dapat diambil melalui penafsiran yang benar dari ayat-ayat Alkitab (itu sebabnya pelajaran hermeneutika adalah syarat mutlak bagi orang yang mau belajar homiletika) dan diterapkan melalui kuasa Roh Kudus pada kehidupan pengkhotbah dan pendengar khotbah (Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati). 2. Khotbah adalah Firman Tuhan yang diterima, dirasakan dan dilakukan oleh diri sendiri kemudian diutarakan dengan tegas dan nyata, supaya menjadi kesaksian dan jalan keselamatan bagi orang lain. KEDUDUKAN HOMILETIKA DALAM TEOLOGI Secara umum teologi dibagi dalam 4 bagian besar, yaitu : 1.    TEOLOGI BIBLIKA   Teologi ini bertugas menggali arti dan makna yang benar serta kebenaran- kebenaran yang ada di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai pegangan iman. Ilmu yang termasuk di dalamnya antara lain; Introduksi PL dan PB, Eksposisi PL dan PB, Bahasa Ibrani dan Yunani, Hermeneutika-Eksegese (ilmu tafsir). Teologi PL dan PB.



2.    TEOLOGI SISTEMATIKA Teologi ini bertugas menemukan, merumuskan dan mempertahankan dasar iman sambil menyelidiki cara dan pengalaman iman, dalam berpikir dan bertindak terhadap obyek yang bersifat dogmatis. Bidang-bidang yang termasuk antara lain: Teologi Proper, Doktrin Trinitas, Kristologi, Pneumatologi, Bibliologi, Eklesiologi, Eskatologi, Sinologi, Angelologi, Teologi Paulus, Teologi Calvin, dll. 3.    TEOLOGI HISTORIKA Teologi ini bertugas mengikuti dan menyelidiki perkembangan pengajaran dan sejarahnya, gereja dan sejarahnya, misalnya: Sejarah Gereja Dunia, Sejarah Gereja Asia, Sejarah Gereja Indonesia, Sejarah Doktrin, dll. 4.    TEOLOGI PRAKTIKA Teologi ini bertugas memikirkan dan melancarkan cara penyampaian iman dalam usaha pemberitaan agar relevan dan mengena. Pendeknya, teologi ini bertugas untuk memikirkan bagaimana ketiga teologi di atas dapat memaknai hidup manusia. Bidang-bidangnya antara lain; Homiletika, Katekisasi, Evangelisasi, Misiologi, Pendidikan Kristen, Apologetika, Pertumbuhan Gereja, Manajemen Gereja, Kepemimpinan Kristen, Metode Pekabaran Injil, dll. Jadi jelas letak Homiletika atau ilmu berkhotbah adalah di bawah disiplin teologi praktika. Sering dalam diskusi yang terjadi di antara mahasiswa teologi ada anggapan menganggap rendah teologi praktika. Sesungguhnya teologi praktika punya peranan yang sama pentingnya dengan ketiga bidang teologi yang lain. Misalnya seorang yang punya banyak modal tidak mungkin dapat menghasilkan suatu barang jika tidak ada yang mengerjakannya. Jika ada yang mengerjakannya menjadi suatu barang tetapi tidak ada yang memasarkannya maka barang tersebut tidak berarti karena tidak akan menghasilkan keuntungan yang besar. Tanpa ilmu praktika, mungkin doktrin dan pengertian Alkitab sulit dimengerti dengan baik oleh orang lain. Saya berpendapat, ketiga bidang teologi tersebut sama pentingnya. Tanpa kehadiran yang satu maka yang lain akan terasa kurang.



DASAR TEOLOGIS KHOTBAH  1.    KEYAKINAN AKAN ALLAH Allah pencipta itu ada dan terus ada tetapi karena dosa manusia tidak dapat mengenal keberadaan Allah secara benar. Keberadaan Allah yang adalah terang, keberadaan Allah yang adalah kasih, keadilan dan kedaulatan Allah, pemeliharaan dan hukuman Allah, semua yang nyata jelas dalam Alkitab, harus diajarkan dan diberitakan melalui khotbah. Manusia perlu mengenal Allah. Allah berfirman, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada korban-korban bakaran” Hosea 6:6. Hanya dengan mengenal Allah manusia akan mengerti siapa dirinya dan bagaimana harus menjalankan hidup ini. Dengan kata lain pengenalan akan Allah akan membuat manusia bahagia. 2.    KEYAKINAN AKAN ALKITAB Alkitab adalah Firman Allah dari Allah yang kekal. Allah masih dan terus akan berbicara melalui Firman-Nya (Alkitab) yang berkuasa untuk mengajar, untuk menyatakan dosa dan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran Allah (2TIM 3:16). Alkitab adalah terang dan hikmat bagi manusia. Dari Alkitab manusia dapat menemukan jalan keselamatan, dan menolong manusia untuk bertumbuh dalam kebenaran. 3.    KEYAKINAN BAHWA ALLAH BISA MEMAKAI MULUT MANUSIA UNTUK KEMULIAAN-NYA Waktu Yesus akan meninggalkan para muridnya, Ia memberikan Amanat Agung, yaitu untuk menyaksikan pribadi dan karya-Nya. Itu berarti manusia dapat menjadi alat pemberitaan Firman Allah. Manusia harus mengenal Firman Allah dengan benar dan kemudian belajar untuk melakukannya baru dapat memberitakan Firman Allah dengan baik dan benar. Memang



seorang



dapat



juga



pengkhotbah



memanipulasi



ayat-ayat



Alkitab



dan



menggunakannya untuk keuntungan pribadi, namun dari segi positif, Allah mau berkomunikasi kepada manusia lewat seorang pengkhotbah. Robinson berkata, “The pracher seeks to bring the message of definite units of God’s Word to this people” Namun perlu diingat bahwa pengkhotbah dapat salah berkhotbah tetapi Firman Allah tidak pernah salah.



4.    KEYAKINAN BAHWA SESUNGGUHNYA MANUSIA BUTUH FIRMAN TUHAN Firman Tuhan menjawab semua kebutuhan manusia. Adapun kebutuhan manusia itu adalah: 1.    Kebutuhan akan Injil Manusia perlu mendengar Injil yang olehnya manusia dapat diselamatkan, dilepaskan, dari segala penderitaan karena dosa. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. (Rom 1:16-17) 2.    Kebutuhan akan Ajaran Manusia perlu mendapat ajaran yang sehat yang mengajarkan segala kebenaran Allah dalam Alkitab. Ajaran-ajaran tersebut memberi pengertian kepadanya akan hal hidupnya yang dapat diberkati Tuhan. (Maz 119:66, 130). 3.    Kebutuhan Etika Manusia perlu mengetahui bagaimana ia dapat menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan sesamanya, baik dalam keluarganya, di antara umat Tuhan, maupun di tengah-tengah masyarakat pada umumnya agar ada ketentraman. (Maz 119:165) 4.    Kebutuhan untuk Melayani Manusia perlu mengetahui bagaimana ia dapat menyatakan terima kasihnya kepada Tuhan dengan berpartisipasi dalam pelayanan. Dengan kasih Kristus dalam hatinya ia tidak dapat menjadi anggota tubuh Kristus yang pasif saja. Ia harus melayani. Alkitab berkata, “Karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita ini hidup di dalamnya” (Efe 2:10) Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah adalah juga untuk melayani Dia. 5.    Kebutuhan untuk Memuji dan Menyembah Tuhan Pemazmur berkata, “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukumhukum-Mu yang adil” (Maz 119:164) Manusia perlu mencurahkan hatinya kepada Tuhan pencipta dan juruselamatnya. Ia perlu menyatakan kasihnya kepada Tuhan dengan memuji dan menyembah-Nya.



TUJUAN KHOTBAH 1.    MANUSIA MENGENAL ALLAH SECARA BENAR Manusia perlu mengenal Allah dengan benar agar mengerti jalan kebenaran (Yoh 14:6); manusia perlu mengenal Allah yang penuh kasih agar manusia mengenal kasih sejati yang penuh perhatian, penghargaan, penghiburan, dari Yesus Kristus; manusia perlu mengenal keadilan dan hukuman Allah agar manusia bertobat dan berhati-hati hidup dalam dunia ini; dan lain sebagainya. A. W. Tozer berkata, “Kepastian bahwa Allah (karena pengenalan akan Allah) itu selalu berada di dekat kita, hadir di segala bagian dunia ciptaan-Nya, lebih dekat kepada kita daripada pikiran kita sendiri seharusnya memberikan kebahagiaan batin kepada kita…” Jadi khotbah bertujuan agar manusia mengenal Allah dan mengenal-Nya semakin hari semakin baik. 2.    MENERANGKAN YESUS KRISTUS DAN KARYA-NYA YANG SUDAH GENAP DAN SEMPURNA Alkitab berkata, “Sesungguhnya barangsiapa mendengarkan perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup” (Yoh 5:24). Sebagaimana Yesus menginginkan agar para pengikut-Nya memberitakan Injil, maka melalui khotbah hendaknya pribadi dan karya Kristus yang merupakan inti berita Alkitab diterangkan dan dengan demikian manusia mengenal Yesus. 3.    MENGUBAH KEHIDUPAN (PERTOBATAN) Seorang pengkhotbah sebaiknya juga mengharapkan agar Roh Kudus memakai khotbahnya, supaya orang berdosa mengalami peristiwa kelahiran baru di dalam Kristus dan didamaikan dengan Allah (Yoh 16:18). 4.    MENGUBAH ORANG MENJADI SEMAKIN DEWASA Perubahan menuju kepada kedewasaan dalam iman yang dimaksud yaitu; dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan firman-Nya/doktrin (Efe 1:17), meneguhkan dan menimbulkan iman (Rom 10:17; Ibr 4:12), pertumbuhan karakter dan sifat, dan sebagainya (Mat 28:1920; Gal 5:22-26)



5.    MENGHIBUR ORANG YANG GELISAH/KUATIR/MENDERITA Jika seseorang diindoktrinasi secara benar dalam pengajaran Firman Allah maka ia menjadi cukup kuat dalam menghadapi pencobaan dan seperti Tuhan Yesus yang dicobai di padang gurun, Ia dapat berkata, “Ada tertulis” (Mat 4:4, 7, 10). 6.    SUPAYA ALKITAB DICINTAI SEBAGAI PEDOMAN HIDUP YANG UTAMA Daud berkata, “Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” Maz 119:105. Alkitab adalah jawaban atas semua pergumulan, ketakutan dan kerinduan manusia. Oleh karena tujuan yang demikian mulia dari suatu khotbah, maka sebaiknya khotbah disampaikan dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu: 



Pertama, Khotbah harus disampaikan dengan menarik. Jika khotbah yang bagus disampaikan tanpa memperhatikan prinsip ini maka akan ada banyak orang yang tidak dapat mengikuti khotbah tersebut dengan seksama.







Kedua, Khotbah harus disampaikan sejelas mungkin sehingga sebagian besar jemaat (syukur kalau bisa semua) dapat mengerti. Khotbah perlu disampaikan dengan suara yang jelas, kata-kata yang jelas, alur pikiran yang jelas dan terutama berita/pesan yang jelas.







Ketiga, Pengkhotbah harus memikirkan bagaimana berita yang disampaikan mampu memotivasi pendengar sehingga jemaat mau melakukan apa yang diperoleh dari khotbah yang ia dengar. Prinsip ini membuat seorang pengkhotbah untuk berdoa agar kuasa Roh Allah bekerja melalui khotbah yang ia sampaikan.



 



SYARAT-SYARAT SEBUAH KHOTBAH YANG BAIK Di bawah ini adalah Pendapat dari Dua Orang Ahli Homelitik: Menurut J. Gulleson 1. Khotbah harus disampaikan dalam kuasa Roh Kudus Yoh 16:8; 2Ko 4:3-4 2. Khotbah harus didasarkan pada seluruh Alkitab Kis 20:27 3. Khotbah harus disampaikan dengan penyajian yang kuat Kis 2:38 4. Khotbah harus dijadikan semenarik mungkin 5. Khotbah harus ditujukan kepada kehendak pendengar Kis 2:38 6. Khotbah harus ditambatkan dengan tugas untuk pendengar Rom 8:29; Gal 4:19 Menurut Haddon W. Robinson 1. Khotbah merupakan suatu komunikasi 2Ti 3:14; Kis 18:4; 19:8; 28:23 2. Khotbah harus Alkitabiah 2Tim 4:2 3. Khotbah merupakan suatu hasil dari penafsiran yang baik Kis 17:11 4. Khotbah harus dibawakan dengan kuat kuasa Roh Kudus. 1Ko 2:3-5; 1Te 1:5 5. Khotbah harus bersifat pribadi dan relevan sehingga dapat diterapkan dan menyentuh kehidupan pendengar. KHOTBAH YANG EFEKTIF 1.    SESUAI DENGAN ALKITAB Berita yang disampaikan harus bersumber dari Alkitab dengan keyakinan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang berotoritas dan sebagai jawaban terhadap semua permasa lahan dan kebingungan manusia di dunia. 2.    BERITANYA JELAS Satu pokok/tema yang dibahas, kemudian dikembangkan/dijelaskan. Jangan buat khotbah yang membingungkan karena terlalu banyak pokok bahasan sehingga menjadi susah untuk



diingat. Struktur, bahasa, pokok pikiran, suara harus jelas sehingga jemaat mengerti jelas apa yang disampaikan. 3.    MENARIK Gerakan tubuh: ada kerjasama dengan mata, tangan, dan badan. Suara: tidak monoton dan membosankan. Ada contoh atau ilustrasi atau analogi. Pendahuluan yang baik. Penutup yang sesuai. 4.    RELEVAN Menyentuh kehidupan pendengar karena itu perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pendengar. 5.    MENJIWAI Ada penjiwaan dalam berkhotbah dan memperhatikan kaidah-kaidah ilmu berkhotbah sehingga khotbah terlihat lebih hidup. DASAR SEORANG PENGKHOTBAH 1.    MEMILIKI HUBUNGAN PRIBADI DENGAN TUHANNYA Seorang yang hendak menyampaikan Firman Allah, seharusnya adalah orang yang sudah sungguh-sungguh mengenal Tuhannya di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Jika pengkhotbah tidak punya hubungan yang benar dengan Allah maka yang disampaikan tidak lebih dari retorika umum belaka. 2.    MENCINTAI ALKITAB Seorang pengkhotbah adalah orang yang mencintai Alkitab; suka membaca, menyelidiki, melakukan dan berusaha melakukan apa yang didapat dari Alkitab. Hanya dengan cara ini seorang pengkhotbah dapat mengerti sungguh berita Alkitab sehingga ia dapat berkhotbah secara benar dan bersemangat. 3.    PRIBADI YANG MENJADI BERKAT Pribadi seorang pengkhotbah memainkan peranan yang penting dalam menentukan efektifitas khotbahnya. Socrates pernah berkata, “Yang menentukan daripada pidato adalah selalu si pembicara itu sendiri”. Kehidupan kerohaniannya, kehidupan bergerejanya, kehidupan sosial



kemasyarakatannya, integritas hidup dan pelayanannya, semuanya turut mendukung apa yang hendak dikhotbahkan. Sebaiknya pengkhotbah memiliki prinsip-prinsip di bawah ini dan melakukannya dengan pertolongan Tuhan 



Filsafatnya    : Alat Kemuliaan Tuhan







Kuasanya      : Bergantung pada Firman-Nya dan Roh Kudus







Karakternya  : Bertumbuh di dalam Tuhan



4.    PENGUASAAN PRINSIP KOMUNIKASI 



Pengkhotbah harus mengetahui apa yang ia bicarakan







Pengkhotbah harus mengetahui kepada siapa ia bicara







Pengkhotbah harus mengetahui bagaimana ia bicara



5.    MENGERTI PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIKA ATAU ILMU TAFSIR ALKITAB Seorang yang hendak belajar berkhotbah sebaiknya adalah orang yang telah belajar ilmu tafsir Alkitab. Pengkhotbah yang menafsirkan Alkitab dengan tidak memperhatikan kaidahkaidah penafsiran Alkitab adalah orang yang berbahaya. Mengapa? Sebabnya adalah karena orang-orang yang mendengarkan khotbahnya akan menuruti, jika itu baik maka akan baik, tetapi jika itu salah dan menyimpang, hal ini dapat menyesatkan. Kebanyakan ajaran-ajaran sesat berkembang dari kesenangan menafsirkan Alkitab menurut pengertiannya sendiri. Pengkhotbah harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan dan sesama, karena itu lebih baik jika ia mengerti prinsip-prisip dasar penafsiran Alkitab. YANG HARUS DIMILIKI OLEH PENGKHOTBAH 1.    KEBERANIAN Seorang yang belajar berkhotbah tentu dia akan merasa gentar walaupun dia sudah siap. Rasa takutnya tidak bisa hilang, kadang-kadang lupa akan apa yang harusnya diucapkan di hadapan umum. Oleh sebab itu ia harus melatih keberanian. Cara mengatasinya; Persiapan! Apa yang harus dipersiapkan? 1. Pengetahuan



2. Harus memilih hal-hal yang dikuasai/ketahui 3. Harus punya kepercayaan diri 4. Bersyukur pada Tuhan memberikan janji pada Alkitab, supaya jangan takut 2Tim 1:7. 2.    PENGETAHUAN Iman kristiani tidak pernah mengabaikan dan menganggap remeh pengetahuan. Alkitab justru mengajar agar setiap orang Kristen untuk terus mengejar pengetahuan. Paulus, seorang yang mempunyai pengetahuan yang cukup luas itu berkata, “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus” (Fil 1:9-10); Petrus menuliskan, “Justru karena itu kamu harus dengan sungguhsungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan (2Pe 1:5). Ada beberapa macam pengetahuan yang hendaknya dimiliki oleh seorang pengkhotbah yaitu; 



Pengetahuan Alkitab yang memadai Konsekuensi logis dari orang yang rindu memberitakan firman Allah adalah bahwa ia mencintai Alkitab dan karena itu ia menyelidiki dan merenungkannya. Pengetahuan ini penting dan karena itu seorang yang berani berkhotbah harus bertanggung jawab kepada Tuhan dan pendengarnya bahwa ia sungguh memahami Firman Allah yang hendak disampaikannya.







Pengetahuan Dasar Pengkhotbah sebaiknya memiliki pengetahuan dasar yang baik. Pengetahuan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan tentang kebudayaan di mana khotbah akan disampaikan, calon pendengar dengan latar belakangnya (pendidikan, pekerjaan, kebudayaan, etnis), dan sebagainya. Tapi jangan terlalu bersandar pada pengetahuan. Kita harus punya bahasa yang baik untuk dapat berkhotbah dengan baik yang disesuaikan dengan pendengarnya. Adalah baik seorang mencari informasi tentang calon pendengarnya terlebih dahulu sebelum ia sendiri berkhotbah.







Pengetahuan Ilmiah Semua benda/makhluk adalah ciptaan Tuhan, kita boleh mengambilnya contoh sebagai kebenaran Tuhan. Semua kebenaran yang ada pada setiap ilmu pengetahuan bisa digunakan oleh setiap pengkhotbah untuk memberitakan kebenaran Firman Allah.







Pengetahuan Umum Ini penting untuk dimiliki pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang baik memiliki pengetahuan umum yang memadai. Dengan pengetahuan tersebut ia dapat menganalisa apa yang sedang terjadi dan kemudian memberi jawab berdasarkan kebenaran Alkitab.







Pengetahuan Khusus







Pengkhotbah harus punya spesifikasi. Ini sebuah usulan untuk menghadapi era globalisasi. Memang seorang pengkhotbah bisa berkhotbah tentang apa saja, tetapi jika ia belajar untuk memiliki spesialisasi tertentu akan jauh lebih baik. Spesialisasi menolong dia untuk dapat berkhotbah pada bidang tersebut dengan dalam, luas dan jitu sehingga khotbah menjadi lebih baik dan efektif.



3. B A K A T Fasih lidah adalah satu karunia. Setiap orang percaya bisa memintanya dari Tuhan. Seorang Penginjil membutuhkannya agar dapat berkhotbah dengan lebih leluasa. Ada tiga hal yang harus diperhatikan: 



Berbahasa dengan lancar, pendengar cepat mengerti Lancar selain karunia, juga bisa dilatih. Ada seorang mahasiswa sekolah Alkitab yang bicaranya agak tersendat-sendat seperti mengucapkan “a a a apa itu”. Ia malu ditertawakan terus oleh teman sekelas terutama dalam mata kuliah belajar berkhotbah. Ia memohon kepada Tuhan dalam doa yang sungguh, ia terus menerus melatih diri, dan ia meminta teman-teman dekatnya untuk terus mengingatkan dia jika ia mulai bicara tersendat- sendat. Memang memakan waktu yang tidak sedikit, perlu ketekunan, namun hasilnya ia kemudian dapat berkhotbah dan berbicara tanpa tersendat- sendat (gaguk).







Bakat berdebat Mengetahui dengan jelas pengetahuan, lalu mengutarakannya dengan teratur supaya pendengar memperhatikan pembicaraan kita. Paulus memberitahukan kepada kita supaya taat kepada kebenaran. Bagaimana supaya orang taat kepada kebenaran? Itulah sebabnya kita perlu bakat berdebat. (Rom 1:5)



4. INSPIRASI Alkitab



memuat



banyak



kebenaran



untuk



diberitakan.



Perlu



inspirasi



untuk



menyampaikannya supaya pendengar lebih jelas, menerima dan percaya. 5. KETRAMPILAN Berkhotbah adalah ketrampilan. Ketrampilan untuk menunjang khotbah sangat penting. Oleh karena itu untuk belajar berkhotbah harus juga memperhatikan latihan-latihan seperti; 



Ketrampilan Berbicara Ketrampilan ini merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh seorang pengkhotbah. Jika seorang ingin belajar berkhotbah, maka ia tidak boleh putus asa dalam memiliki ketrampilan berbicara. Ketrampilan dapat diperoleh dengan memintanya kepada Tuhan lalu kemudian melatih diri (ora et labora). Musa pada waktu dipanggil Allah, ia berkata, “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah. Tetapi Tuhan berfirman kepadanya: Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan? (Kel 4:10-11). Tuhan memanggil orang untuk memberitakan Firman-Nya dan karena itu sebagai konsekuensinya, Ia pun akan memperlengkapi orang tersebut. Allah dapat memberikan karunia khusus untuk berbicara, namun dalam banyak hal, Ia juga senang jika manusia mempersembahkan yang terbaik bagi Allah dengan melatih diri untuk memperoleh ketrampilan berbicara dan Ia memberkati dan memperlengkapinya. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang pengkhotbah meliputi segi- segi teknik yang harus dikuasai oleh seorang pengkhotbah, sehingga dapat menghasilkan bunyi atau suara yang baik. Ingatlah prinsip ini: “Setiap orang bisa berbicara tetapi seorang pengkhotbah harus berbicara lebih baik dan lebih indah. Segi-segi tersebut menyangkut :







Volume suara Volume suara harus wajar. Volume suara yang terlalu kecil atau lemah menyatakan rasa malu atau takut. Volume suara yang terlalu keras menyatakan rasa tegang, nervous dan gelisah. Karena itu setiap kali mulai berbicara, adalah penting untuk mendengar suara sendiri, apakah suaranya cukup, perlu dipertahankan atau ditingkatkan atau direndahkan sesuai kebutuhan disertai kontrol terus-menerus agar tetap stabil.







Sifat suara Setiap orang mempunyai sifat suara/warna suara yang khas. Jadi tidak perlu menirukan orang lain.







Irama suara Irama suara harus bervariasi agar lebih enak didengar, lebih mudah dipahami dan tidak membosankan. Irama suara meliputi: kapan harus bicara keras dan kapan harus bicara pelan, kapan dengan kalimat panjang dan kapan dengan kalimat pendek, kapan cepat dan kapan lambat, kapan turun dan kapan naik, kapan harus pause/diam sejenak dan kapan dipenggal, dan sebagainya.







Panjang pendeknya kalimat Panjang pendeknya kalimat harus melihat kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan tempo bicara. Bagi orang yang cenderung bicara lambat, lebih baik menggunakan kalimat yang pendek, singkat dan ekspresif sehingga bicara terasa lebih cepat. Bagi orang yang cenderung bicara cepat, sebaiknya menggunakan kalimat yang panjang sehingga pendengar dapat mengikuti dengan baik dan memahami maksud kalimat tersebut.







Pause dan pemenggalan kalimat Pause adalah perhentian sejenak (jeda) yang menjembatani peralihan dari fase yang satu ke fase yang lain. Pause dan pemenggalan kalimat yang benar, penting sekali untuk menekankan gagasan-gagasan yang perlu.



b. Ketrampilan Olah Vokal Pengaturan pernafasan dalam berbicara sangat penting. Karena itu perlu latihan pernafasan agar mampu bernafas lebih panjang dan kemudian mampu berbicara dengan lebih baik. c. Ketrampilan Olah Tubuh Untuk memperoleh sikap tubuh yang baik dalam penampilan tidaklah mudah. Keseluruhan sikap tubuh seperti: tatapan mata, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan tubuh yang lain merupakan suatu bahasa tanpa kata. Oleh sebab itu, apabila setiap gerakan digabungkan



dengan kata-kata secara keseluruhan akan sangat bermanfaat bagi pendengar. Namun demikian harus sesuai dengan berita yang dibawakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Pandangan Mata Pandanglah semua orang secara seimbang, sehingga interaksi berjalan dengan hangat dan baik. Hindarilah tatapan liar, tatapan yang hanya terfokus pada satu arah, tatapan ke atas, atau muka menunduk. Pandanglah semua orang secara merata. Apabila ada orang terlihat, atau sedang berjalan di luar jendela, jangan sekali-sekali kita meliriknya, karena akan mengganggu konsentrasi baik bagi pengkhotbah maupun bagi pendengar. 2. Ekspresi Wajah Ekspresi wajah (mimik) sangat dibutuhkan untuk membahasakan maksud dari kata-kata khotbah yang disampaikan. Jika ingin membawa suasana sukacita, bersukacitalah. Sebaliknya jika ingin menunjukkan kesedihan tunjukkanlah muka yang sedih atau prihatin. Misalnya, percuma jika jemaat diajak bersukacita padahal muka pengkhotbah sedang cemberut. Hindarilah mimik yang tegang dan dingin, tetapi jangan mengobral tawa dan sebagainya yang bisa menimbulkan kesan murahan. (Band. 2Tim 1:7).



BEBERAPA



HAL



BAGI



PENGKHOTBAH



UNTUK



MENINGKATKAN



KHOTBAHNYA 1. Banyak membaca khotbah-khotbah orang-orang tersohor. 2. Memperhatikan cara-cara mereka menyelidiki, menyampaikan, struktur, bahasa dll. Setelah itu perhatikan kelebihan dan kekurangan mereka. 3. Banyak membaca dan mendengar riwayat orang-orang terkenal, bagaimana cara mereka meningkatkan kemampuan mereka dan sikap mereka ketika berkhotbah dan setelah berkhotbah. 4. Banyak membaca buku psikologi Kristen dan psikologi pada umumnya yang dipandang dari sudut iman Kristen. Hal ini akan menolong untuk mengetahui pergumulan manusia dan karakter serta kebutuhan manusia. Pengetahuan ini akan



menolong pengkhotbah untuk dapat berkhotbah yang menjawab kebutuhan pendengar. 5. Mintalah seorang teman untuk memberitahukan kelemahan kita. Tidak ada orang yang sempurna karena itu evaluasi sangatlah penting peranannya. 6. Bersyukurlah karena di dalam Alkitab banyak sekali ajaran dan contoh kebenaran. Karena itu mintalah pada Tuhan untuk mempunyai hati yang tidak cepat puas setelah menyelesaikan satu penggalian/khotbah yang baik. (Kel 4:10-11) 7. Catatlah peristiwa-peristiwa yang menarik dan mengesankan, apakah itu peristiwa yang lucu atau yang meyedihkan atau yang mendatangkan semangat. Catatlah katakata yang menarik yang mungkin kita temukan. Semua catatan ini akan sangat membantu kita dalam mempersiapkan khotbah. 8. Dengarkanlah kaset-kaset khotbah dari berbagai pengkhotbah (jika berbesar hati, juga dari berbagai aliran), kemudian evaluasilah. Semua ini akan memperkaya metode khotbah kita. 9. Harus diingat, berkhotbah adalah pekerjaan yang Tuhan berikan pada seorang hamba Tuhan (pengkhotbah) sepanjang umur, sehingga harus memacu diri untuk selalu meningkatkan mutu khotbah (Inovatif). BAHAYA-BAHAYA YANG MENGANCAM PENGKHOTBAH Pengkhotbah harus memperhatikan beberapa Pokok berikut ini. (band. 1Ti 4:12-16; 1Ko 9:27) 1.    TELADAN Harus jadi teladan bagi orang lain Tanpa memiliki keteladanan yang baik, jemaat akan mengalami kesulitan untuk dapat menerima berita yang disampaikan oleh pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang tidak bisa mengontrol emosinya mungkin dapat berkhotbah dengan baik, namun sikapnya itu akan menghalangi jemaat untuk dapat menerimanya dengan baik. Akhirya, tidak akan sampai pada tujuan khotbah itu sendiri.



2.    BERTEKUN DALAM MEMBACA ALKITAB Tanpa pembacaan Alkitab yang teratur, maka berita Firman Tuhan tidak menyatu dengan kehidupan pengkhotbah dan akhirnya penyampaian Firman Tuhan hanya akan bersandar pada fasih lidah saja. Penghayatan yang kuat akan Firman Tuhan akan menolong dalam menyampaikan khotbah yang baik. 3.    MENUNTUT KEMAJUAN Dunia yang berkembang dengan cepat menuntut pengkhotbah juga harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut agar ia dapat menjawab kebutuhan pada zamannya. Seorang pengkhotbah dapat terjebak kepada kemalasan untuk terus mengikuti perubahan yang sedang terjadi. 4.    AWAS SOAL UANG Seorang yang memiliki motivasi yang murni dapat berubah jika ia mulai terkenal. Seorang pengkhotbah yang “laris” dapat terjebak ke dalam cinta akan uang atau khotbahnya dikomersilkan. Jika melayani, ia akan mempertimbangkan apakah dapat menghasilkan keuntungan materi atau tidak. Tidak heran banyak kasus bahwa pelayanan yang sudah di terima akan dibatalkan apabila ada permintaan untuk berkhotbah di tempat yang mendatangkan kehormatan lebih atau uang yang lebih. Hati-hatilah soal uang. Alkitab berkata, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1Tim 6:10). 5.    AWAS DALAM PENGAJARAN-PENGAJARAN DAN PEMBAWAAN DIRI Alkitab berkata, “… Awasilah ajaranmu… (1Tim 4:16): 1. Harus hati-hati jangan sampai diri sendiri ditolak. 2. Jangan kebal terhadap Firman Tuhan yang hendak di sampaikan, perhatikan kepekaan. 6.    JANGAN



SOMBONG



BAGI



YANG



FASIH



LIDAH



BERKHOTBAH DENGAN BAIK; Pengkhotbah hanyalah alat Tuh



DAN



DAPAT



7.    MENGKHOTBAHKAN SECARA BERULANG-ULANG KHOTBAH YANG SAMA, KARENA KEMALASAN DAN TIDAK PERSIAPAN. PENGKHOTBAH DAN PERSIAPANNYA 1.    PERSIAPAN HATI DAN MENTAL Semakin banyak berdoa dan bersaat teduh dengan Tuhan menolong untuk semakin tenang, persiapan yang cukup menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan menolong untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian untuk tampil di depan umum. 2.    PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA Siapkan beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab, tafsiran-tafsiran, koran, majalah, artikel, baik cetak maupun elektronik (tv, internet, dll), ohp, alat ilustrasi, dan lain sebagainya. 3.    PERSIAPAN BAHAN Ketahuilah latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian kalimat, karakter orang-orang yang ditulis, dan sebagainya. 4.    PERSIAPAN GAYA DAN PENAMPILAN Perhatikan kerapian dan keserasian pakaian dan rambut atau apapun asesoris yang dikenakan. Adalah baik untuk bercermin dahulu sebelum berkhotbah untuk membenahi apa yang perlu. Kemudian harus selalu memikirkan gaya yang cocok dengan situasi pendengar (jika perlu dilatih; latihlah!). Semua itu untuk mendukung berita yang hendak disampaikan dan untuk menambah kepercayaan diri untuk tampil di muka umum. Ingatlah dua hal ini; Pengkhotbah yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar. Pengkhotbah yang hidupnya kurang dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam perbuatannya. Plato berkata, “Jika seorang mau mengenal kebenaran maka ia harus terus belajar, jika seorang mau mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali lipat.” LANGKAH DALAM PERSIAPAN NASKAH KHOTBAH 1. 



TENTUKAN



DIBAWAKAN



JENIS



KHOTBAH



YANG



BAGAIMANA



YANG



AKAN



Apakah itu jenis khotbah tekstual, topikal, ekspositori, atau biografi. Pilihan ini tergantung dari suasana di mana khotbah itu akan disampaikan dan juga kebutuhan pendengar. Seorang pengkhotbah hendaknya menggunakan semua jenis khotbah secara bervariasi dalam khotbahkhotbahnya. 2.  TENTUKAN DAN RUMUSKAN TUJUAN Bagaimanapun hebatnya eksposisi sebuah khotbah atau bahan-bahan khotbah jika tidak memiliki tujuan sama seperti orang yang berkendaraan dengan mobil mewah tanpa mengetahui arah yang pasti, yang pasti hanya buang-buang waktu. Tujuan menyatakan apa yang pengkhotbah harapkan terjadi pada pendengar sebagai suatu hasil dari apa yang dikhotbahkannya. Tujuan tersebut bisa berupa pengetahuan yang harus dimiliki oleh pendengar dan atau sikap yang harus diambil oleh pendengar. Namun yang penting diingat adalah tujuan yang dirumuskan janganlah menyimpang dari tujuan Alkitab yang hendak dibahas, walaupun tentu tujuan Alkitab harus dikontekstualisasikan dengan benar. Dengan memiliki tujuan yang jelas maka naskah khotbah dapat dikembangkan dengan baik dan terarah. 3.  PILIH DAN GALILAH BAGIAN ALKITAB YANG AKAN DISAMPAIKAN Perhatikanlah latar belakang penulisan, konteks penulisan, alamat penulisan, tujuan penulisan, pribadi-pribadi yang muncul, dan arti dari kata-kata penting dalam bagian Alkitab tersebut. (poin no. 2 dan 3 bisa dibolak-balik tergantung dari jenis khotbah yang dipilih). Dari penggalian yang baik temukanlah tema atau judul khotbah (kecuali jenis khotbah topikal/tema yang sudah ditentukan di muka) 4.  BUATLAH GARIS BESAR/STRUKTUR KHOTBAH Perhatikanlah susunannya, apakah sudah sistematis, logis, kesatuan struktur, serta apakah itu sesuai dengan keutuhan dan tujuan khotbah. Naskah khotbah yang baik pasti mempunyai struktur yang baik. 5. 



CARILAH



ILUSTRASI,



DATA-DATA,



ANALOGI,



CONTOH-CONTOH



KEHIDUPAN YANG TEPAT Jika semuanya digunakan secara tepat dan dibawakan dengan penghayatan yang dalam maka poin ini adalah sesuatu bahan untuk mempertajam isi khotbah/ide pikiran yang hendak disampaikan.



6.  BUATLAH PENDAHULUAN YANG MENARIK DAN PENUTUP YANG MENGESANKAN Pendahuluan adalah jendela yang baik agar orang dapat melihat ke dalam isi khotbah. Penutup membuat orang ingat apa yang sudah didengarnya dan bagaimana bersikap sesuai dengan khotbah yang baru didengarnya. 7.  RANGKAILAH SEMUA DALAM SATU KESATUAN Tuliskanlah kembali semua yang sudah dibuat dalam satu kesatuan dari pendahuluan sampai penutup khotbah. Hal ini akan membantu untuk melihat apakah semuanya sudah punya hubungan, dan akan terlihat apa yang masih kurang dan apa yang kelebihan sehingga masih sempat mengurangi atau menambahkan di mana perlu. Hal ini juga akan membantu pengkhotbah menghafal naskah khotbahnya dan memperkirakan berapa lama khotbah ini akan disampaikan, untuk kemudian dibuat penyesuaiannya. PERSIAPAN FISIK DAN PSIKIS Di bawah ini akan dijelaskan beberapa anjuran untuk mempersiapkan fisik dan psikis sebelum tampil untuk membawakan khotbah. Anjuran ini dapat dipergunakan di mana perlu. 1. Jika kita sudah berdoa dan menggumuli khotbah kita di hadapan Tuhan, kita seharusnya yakin bahwa Tuhan mau menyertai kita dalam berkhotbah. 2. Jika kita sudah mempersiapkan naskah khotbah secara maksimal dan mencoba menguasainya, maka kita akan menjadi tenang untuk memulai berkhotbah. Setelah berdoa dan persiapan yang baik, kita akan menjadi antusias untuk berkhotbah. 3. Makanlah yang cukup sebelum berkhotbah, supaya kita memiliki kekuatan yang memadai dalam berkhotbah. Tetapi jangan makan kekenyangan karena akan membuat tubuh kita lemah dan akan sulit konsentrasi. 4. 4.  Jika kita diundang untuk berkhotbah jam lima atau jam enam pagi (banyak gereja memiliki jam-jam ibadah tersebut) makanlah sebuah kue dan minum air hangat atau teh manis hangat. 5. Jika kita masih gugup sewaktu akan mulai berkhotbah minumlah segelas air (coba pikirkan mengapa orang kaget harus minum air putih terlebih dahulu). Jika hari



tersebut kita berkhotbah sampai lima kali, maka baik jika kita minum sedikit air manis (sirup /teh) untuk membuat suara kita tidak gampang serak. 6. Pergilah ke toilet sebelum berkhotbah. Hal ini nampaknya remeh tetapi dapat mengganggu apabila di tengah-tengah khotbah kita harus terdesak untuk buang air (baik kecil maupun besar) 7. Pergilah menghadap cermin untuk memeriksa kembali penampilan kita secara utuh. Hal ini akan menolong kita untuk bebas dalam berkhotbah. Misalnya kita sedang berkhotbah lalu ada kancing baju kita yang terlepas, hal ini dapat mengganggu konsentrasi orang untuk mendengarkan khotbah kita. 8. Datanglah lebih awal dan rilekslah. Seorang pengkhotbah yang datang agak terlambat biasanya akan gugup sedikit. Kalau ia tidak gugup paling tidak sudah membuat calon pendengar merasa was-was. 9. Jika kita akan berkhotbah beberapa kali dalam satu hari, ambillah kesempatan untuk istirahat dan tidak disibukkan dengan pembicaraan dengan orang lain. Kita harus melatih diri untuk tidak sungkan mengambil waktu istirahat. Semua ini agar khotbah tetap disampaikan dengan semangat dan antusias dan dengan konsentrasi yang tinggi. Jika kita berkhotbah sampai empat-lima kali, maka jika kita tidak beristirahat, khotbah yang keempat dan kelima tersebut sudah sangat berkurang penyajiannya. PEMBAGIAN KHOTBAH KHOTBAH MENURUT GUNANYA 1. Khotbah biasa; hari minggu, persekutuan, kebaktian rumah tangga, dll. 2. Khotbah istimewa; kaum bapak, kaum ibu, pernikahan, kematian, dll. 3. Khotbah yang memakai satu tema khusus; Mazmur, Habakuk, atau sebagai preventif terhadap ajaran sesat seperti Saksi Yehovah, Ajaran Pluralisme, dll. Di sini kita harus membeberkan kebenaran Alkitab. KHOTBAH MENURUT ISINYA 1. Pertobatan (misal: tema; Lahir Kembali, nats; Yoh 3:16) 2. Penghiburan (tema: Allah mengerti, Rom 8:28)



3. Pemupukan Rohani (sifatnya teguran) 4. Penguraian Alkitab (Eksposisi) 5. Tokoh-tokoh Alkitab (Musa, Paulus, dll.) 6. Dogmatika (Doktrin Keselamatan) 7. Penghidupan (Keluarga, uang, sosial masyarakat, pendidikan, etika, dll.) 8. Kebangunan Rohani/Penyegaran Rohani 9. Natal, Paskah, dll. KHOTBAH MENURUT STRUKTUR 1. Topikal yaitu khotbah yang punya tema, tema dipilih dahulu kemudian menerangkannya bagian demi bagian. Biasanya berkisar pada sebuah pokok yang diambil dari dalam atau luar Alkitab, misal; dosa, sorga, kelaparan, pemilu, hutang/kredit, soal-soal etika, dan sebagainya. 2. Tekstual yaitu khotbah yang berdasarkan nats. Mengambil dua ayat atau lebih dan kemudian menerangkannya dengan jelas. Tema, kalimat kunci, pokok-pokok pikiran diambil dari dua ayat ini saja. 3. Ekspositori yaitu didasarkan pada nats Alkitab yang dan pokok-pokok besar serta pokok-pokok kecilnya diambil dari nats tersebut. 4. Biografi biasanya lebih dari dua ayat. Tema, kalimat kunci, yaitu khotbah tokoh-tokoh yang ada dalam Alkitab. 5. Seminar yaitu khotbah yang mengambil satu tema khusus dan menguraikannya secara ilmiah dan diikuti dengan tanya jawab. Menurut Haddon W. Robinson semua khotbah ini bisa disebut khotbah ekspositori. Khotbah ekspositori menurutnya merupakan komunikasi atas suatu konsep Alkitab yang diperoleh dan disampaikan melalui studi historis, gramatikal, dan kesusasteraan atau suatu perikop sesuai dengan konteksnya, yang pertama-tama diterapkan oleh Roh Kudus kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, kemudian melaluinya baru kepada pendengarnya. Jadi apapun bentuk khotbah; apakah itu tekstual, topikal, ekpositori dalam arti perikop/pasal/kitab,



semuanya bisa disebut khotbah ekspositori selama itu bersumber dari Alkitab, ditafsirkan dengan memperhatikan kaidah hermeneutis yang alkitabiah dan diekposisi dengan benar. TEMA ATAU POKOK KHOTBAH Pengkhotbah harus punya tema khotbah untuk dapat menyusun khotbahnya dengan baik. Tema juga diperlukan oleh pendengar, karena jika tidak ada tema maka mereka akan membuat tema sendiri, dan itu bisa membuat kefatalan. 1.  PRINSIP PILIH TEMA 1. Dapat Menarik Perhatian 2. Harus jelas 3. Pendek tapi baik 4. Indah 5. Tepat (harus sesuai dengan isi) 6. Suasana Kristen 7. Persoalan-persoalan yang harus segera dijawab. 2.      HAL YANG HARUS DICEGAH DALAM MEMILIH TEMA 1. Artinya tidak jelas 2. Aneh-aneh (misal: Di sini bingung di sana bingung) 3. Tidak Sopan (misal: Orang Pincang) 4. Bersifat menyerang dan atau menyindir seseorang.



3.    SUMBER TEMA DARI ALKITAB 1. Tokoh-tokoh Alkitab 2. Hari Besar Gereja (Natal, Paskah, Pentakosta, dll) 3. Konteks hidup sehari-hari (keluarga, bangsa, pemilu, krismon, dll)



4. Masalah-masalah etika (abortus, perselingkuhan, pajak, suap, dll). Contoh 



Pasif-Dilahirkan Kembali







Aktif-Setia sampai Mati; Hanya Pandang Yesus; dll







Bersifat 5 w + H-Who, What, Where, When, Why, How







Tekstual-Matius 2:1-12 -Persembahan Orang Majus; 4 Macam Manusia (Herodes, imam, orang majus, orang Yahudi)







Pertanyaan-Siapakah Yesus Itu?; Apakah Merokok itu Dosa?







Bersifat Argumen-Hanya Satu Jalan







Perbandingan-Sombong dan Rendah Hati







Kalimat tegas-Hai Maut di mana Sengatmu!; Selamatkan Jiwa yang Tersesat!; Engkau Harus Menyembah Tuhanmu!; dll.



PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bagian yang mempengaruhi dalam khotbah. Pendahuluan menyiapkan pendengar untuk mendengar. Jika gagal di pendahulan, khotbah sudah separuh gagal. Tugas bagian pendahuluan khotbah pertama-tama ialah menciptakan keserasian pemikiran antara pembicara dan pendengar, dan menghantar pendengar masuk ke dalam masalah atau bahan yang akan dijelaskan. 1.    TUJUAN DARI PENDAHULUAN 1. Pendahuluan menarik perhatian pendengar untuk berminat terhadap isi khotbah. 2. Pendahuluan mempersiapkan pendengar untuk dapat menerima pesan khotbah itu sendiri. Karena itu lebih baik jika menyentuh keperluan-keperluan manusia, membangkitkan motivasi dan semangat. 2.    TEKNIK MENJADIKAN PENDAHULUAN EFEKTIF 



Merangsang Perhatian Pendengar



Pada umumnya orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Apabila tidak ada pendahuluan yang baik dan menarik serta menantang biasanya pendengar sudah bosan dahulu. Karena itu merangsang pendengar untuk mau mendengarkan khotbah perlu dirancang secara baik. Rancanglah pendahuluan yang efektif dengan ceritera lucu/humor, dengan ceritera yang menyentuh hati, dengan fakta-fakta yang sedang terjadi, dengan pertanyaanpertanyaan yang menantang pendengar untuk mau tahu persoalan yang sedang dibicarakan, dengan pernyataan-pernyataan yang argumentatif yang membuat pendengar berpikir, semua itu akan membangkitkan keinginan pendengar untuk mengikuti khotbah lebih lanjut. Intinya, buatlah pendahuluan yang merangsang akal pendengar, yang menyentuh perasaan pendengar, yang membangkitkan kehendak pendengar. Pendahuluan khotbah harus menyebabkan pendengar senang sehingga mereka suka mendengar khotbah selanjutnya. 



Memancing pemandangan pendengar



Untuk membuat pendahuluan menarik bisa digunakan metode-metode yang dipandang agak lain oleh pendengar, tapi tetap memperhatikan prinsip bahwa pendahuluan harus menarik. Kita bisa menggunakan alat peraga atau penjelasan melalui layar ohp sebagai pendahuluan. Waktu saya kuliah semester pertama di sekolah alkitab, pada suatu kebaktian minggu, dosen kami membawa pot bunga yang setinggi lutut dan sudah dicat sehingga menarik dan bagus. Ketika ia di mimbar, ia mengangkat pot tersebut lalu dibantingkan di lantai, dan pot itupun pecah berantakan. Ia berkata bahwa seperti pot yang sudah hancur tersebut demikianlah manusia yang jatuh di dalam dosa. Keadaannya berantakan, tidak tertolong, rusak total. Pot tersebut tidak bisa diperbaiki kembali kecuali jika pembuatnya melebur kembali dan kemudian membentuk kembali. Manusia tidak mungkin menjadi baik dan indah lagi jika ia tidak kembali ke tangan penciptanya. Cara ini sangat menarik. Contoh lain, ada seorang pengkhotbah yang maju ke mimbar seolah-olah terpeleset dan nampak jatuh kemudian ia bangun lagi sambil tersenyum (seolah-olah karena memang ia sengaja) ketika menaiki anakanak tangga menuju mimbar. Jemaat tertawa dan sebagian prihatin. Lalu ia berkata, kita bisa terpeleset dan jatuh tapi tidak harus tergeletak. Mari kita merenungkan Firman Tuhan dengan tema, “Jatuh tapi tidak tergeletak”. Cara inipun menarik. Intinya, selingilah khotbah kita dengan peristiwa- peristiwa yang tidak biasanya namun dalam batas ketertiban. Atau gunakan alat peraga lainnya di mana perlu.



1.    SIFAT PENDAHULUAN YANG BAIK 1. Singkat 2. Jika pendahuluan singkat tetapi berkesan, maka orang akan bersemangat, tetapi jika panjang dan bertele-tele maka akan menciptakan kebosanan. 3. Jelas 4. Menarik (pikiran, perasaan, kehendak) 5. Tidak terlalu lembut berbicara 6. Tidak minta maaf 7. Terlalu menyatakan apa yang akan dibahas 8. Tidak memulai dengan ‘kalau’,’andaikan’. 9. 2.    BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MEMULAI KHOTBAH 1. Berdoalah dalam hati dan mulailah dengan tenang. 2. Pikirkanlah bahwa berita Firman Tuhan yang akan disampaikan penting untuk didengarkan. 3. Mulailah berkata-kata dengan tidak memandang naskah tetapi memandang pendengar. 4. Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar. 5. Bervariasilah dalam setiap memulai khotbah. 6. Mulailah jika seluruh ruangan sudah tenang. PENUTUP 1. Penutup menyiapkan pendengar untuk meresponi atau menanggapi khotbah. 2. Dari segi informatif, penutup menyimpulkan apa yang sudah dikhotbahkan. Dari segi persuasif, penutup menantang pendengar untuk berpikir dan melakukan.



3. Penutup bisa menjadi bagian yang terpenting dalam khotbah, sebab kata-kata terakhir biasanya mendatangkan kesan yang dalam. 4. Rencanakan bagaimana menutup khotbah agar tidak terbang ke mana-mana. 5. Kesimpulan dan aplikasi dari apa yang dikhotbahkan. 6. Tidak memberikan konsep baru. 7. Ada kesinambungan dengan pendahuluan dan isi khotbah. 8. Ada penerapan yang jitu, yang dapat dilakukan pendengar. 9. Menjawab pergumulan pendengar. 10. Meminta komitmen pendengar. REPORT THIS AD 1.    HAL-HAL YANG DAPAT DIPAKAI SEBAGAI PENUTUP 



Pengulangan, terutama poin-poin yang ditekankan







kutipan







baca puisi







cerita/ilustrasi







nasihat/tantangan yang sungguh-sungguh







visualisasi (bagaimana kebenaran ini bekerja dalam kehidupan nyata)







berdoa







saran apa yang harus ditempuh







pertanyaan retoris







tantangan







pernyataan-pernyataan yang mantap







2.    HINDARILAH HAL-HAL INI 



Ketidaksinambungan dalam daya tarik.







Kesimpulan yang panjang dan bertele-tele.







Penutup yang mendadak.







Memberikan impresi bahwa kita mau menyimpulkan tapi sebenarnya belum.







Monoton.







Lawakan/humor.







Jangan menyatakan pendapat baru.



Jika sudah berkata, “akhirnya/yang terakhir” biarlah itu benar-benar menjadi yang terakhir dari khotbah. ILUSTRASI 1.    ILUSTRASI ADALAH JENDELA KHOTBAH Rumah tanpa jendela bukanlah rumah yang baik dan ideal, apakah itu dari segi estetika maupun dari segi kesehatan. Demikian juga dengan ilustrasi, ia adalah bagian kecil dari sebuah khotbah, namun dapat membuat khotbah lebih indah dan menarik, lebih mengesankan, bahkan dapat membuat khotbah lebih mengena kepada pendengar. Bahan-bahan Ilustrasi Ilustrasi dapat berupa ceritera, analogi, kata-kata bijaksana, contoh- contoh kehidupan, puisi, lagu, alat-alat peraga, dan sebagainya yang dapat diambil dari media audio visual, surat kabar, majalah, buku, dan pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam hidup ini. 2.    FUNGSI ILUSTRASI 1. Membuat khotbah lebih jelas dan mudah dimengerti. 2. Membuat khotbah lebih indah dan mengesankan. 3. Membuat pesan khotbah lebih mudah untuk diterapkan dan dilakukan.



4. Menyatakan suatu contoh kebenaran yang hidup. 5. Sebagai penghubung antara ide khotbah dan penerapan. 6. Memberi saat “istirahat” supaya pendengar merasa senang dan tetap segar. Ilustrasi bila disajikan dengan cara yang meyakinkan selalu menyegarkan. 3.    SIFAT ILUSTRASI YANG BAIK 1. Jelas dan menarik. 2. Singkat dan tdak menghabiskan sebagian besar waktu khotbah. 3. Tepat dengan isi dan atau poin-poin khotbah. 4. Harus selalu ingat bahwa ilustrasi hanyalah “bumbu” khotbah. (Yang utama adalah isi khotbah itu sendiri.) STRUKTUR KHOTBAH Struktur khotbah adalah garis besar khotbah yang dapat menjelaskan isi khotbah. 1.    PENTINGNYA STRUKTUR KHOTBAH a. Membantu pengkhotbah menyusun naskah khotbahnya dengan lebih baik. b. Membantu untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk berkhotbah. c. Membuat khotbah nampak lebih teratur, terencana, dan sistematis. d. Membantu pendengar untuk mengikuti bahkan mengingat khotbah yang disampaikan. 2.    STRUKTUR YANG BAIK a. Tidak banyak pokok bahasan b. Mudah diingat oleh pendengar. c. Terdiri dari statement atau poin yang dapat mewakili isi yang hendak disampaikan. d. Susunannya harus logis dan berkesinambungan. 3.    MODEL-MODEL STRUKTUR



a.    Struktur Tiga Bagian   



Pendahuluan







Isi







Penutup.



b.    Struktur Lima Kalimat 



Mengemukakan kesulitan atau ide yang hendak dibahas (kebutuhan pendengar).







Mengemukakan akibat-akibat dari kesulitan tersebut.







Memberikan solusi atau jalan keluar atas kesulitan tersebut.







Sampaikan konsekuensi logis dari solusi yang ditawarkan.







Berikan tantangan atau dorongan untuk bertindak.



c.    Struktur : What, Who, When, Where, How. PENERAPAN MEMBUAT KHOTBAH MENJADI RELEVAN 1. Tujuan khotbah bukan sekedar membagi pengetahuan tetapi kehidupan yang serupa dengan Yesus. 2. Pengkhotbah harus membuat penerapan karena biasanya pendengar tidak membuat penerapan bagi diri sendiri. 3. Penerapan tidak harus dalam penutup khotbah tapi bisa di sampaikan pada setiap akhir bagian khotbah. Ada Dua Aspek yang harus diperhatikan dalam Membuat Penerapan: 1. Apa yang harus dilakukan Pendengar seringkali harus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan setelah mendengarkan khotbah. Seorang pengkhotbah jangan senang jika orang berkata khotbah tersebut baik (mungkin pikiran, perasaan mereka puas dan disegarkan), tanpa



mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Alasan utama adalah karena khotbah harus sampai pada perubahan dan peneguhan sikap dari pendengarnya. 2. Bagaimana melakukannya Selain pendengar perlu diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, mereka juga perlu diberitahu bagaimana mereka melakukannya. Misalnya mereka dikhotbahkan tentang pentingnya doa dan pembacaan Firman Allah. Kemudian mereka diberitahu bahwa respon yang tepat untuk itu adalah Saat Teduh. Jika hanya berhenti sampai di situ pendengar seringkali menjadi frustasi, sebab di sisi lain mereka ingin bersaat teduh, tapi di sisi lain mereka tidak tahu bagaimana melakukan saat teduh. Mereka perlu diberitahu berapa lama saat teduh, kapan menggunakan saat teduh, bagaimana melakukan saat teduh yang baik, dan sebagainya. JENIS-JENIS KHOTBAH Ada 7 jenis-jenis khotbah yaitu : 1. Ekspositori 2. Tekstual 3. Topikal 4. Biografi 5. Analitis 6. Analogis 7. Tipikal Khotbah ekspositori Khotbah ekspositori adalah suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang di artikan dalam hubungan satu tema. Bagian yang terbesar materi diambil langsung dari nats Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada suatu ide yang utama. Sedangkan khotbah tekstual hanya mengambil dari satu ayat atau dua ayat, sedangkan khotbah ekspositori,teksnya mungkin pendek atau panjang, mungkin mencakup pasal dan bagian demi bagian menunjukkan jalan pikiran dan pengkhotbah harus mengupas dan menjelaskan satu bagian dari Alkitab dengan jelas. Khotbah ekspositori adalah jenis khotbah yang paling baik dan jelas sehingga membuat jemaat lebih paham akan ajaran Alkitab. Ada



dua jenis khotbah yang bukan khotbah ekspositori tetapi sering dianggap khotbah ekspositori yaitu : a.       Uraian Alkitab Suatu uraian yang terus-menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang atau pendek, yang diterangkan ayat demi ayat. Biasanya uraian tersebut terdiri dari serangkaian keteranganketerangan teks yang tidak berhubungan atau tidak diungkapkan dalam kesatuan struktur. b.      Ceramah Exegetik Uraian panjang lebar sebuah arti teks, atau tanpa suasana logis atau penerapan praktis. Sangat penting pengkhotbah mampu menelaah secara dalam tentang firman Tuhan, namun dalam berkhotbah ekspositori bukanlah menerangkan proses studinya sehingga khotbahnya salah dalam penafsiran padahal penafsiran bukanlah tujuan utama sebuah khotbah ekspositori. Penafsiran adalah hanya alat untuk menemukan kebenaran yang ada pada teks. Jadi pengkhotbah seharusnya hanya memuaskan seluk beluk yang berhubungan dengan topic. Materi lain dalam teks walaupun begitu menarik harus disisikan dengan tegas. Pengkhotbah harus konsisten dengan teks/topic yang sedang dijelaskan secara ekspositori sehinggga dapat dengan mudah memotivasi mereka dan  mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip dasar dalam persiapan kerangka ekspositori v  Setiap bagian Alkitab yang akan diselediki harus dipelajari dengan seksama supaya artinya di mengerti dan pokoknya di ketahui. v  Kata atau ungkapan yang penuh arti dalam teks bisa menjadi petunjuk untuk kerangka khotbah. v  Priksalah latar belakang sejarah dan kebudayaan dari teks tersebut. v  Perhatikan konteksnya agar tidak salah dalam penafsiran. v  Seluk-beluk teks harus digarap dengan semestinya. v  Kebenaran yang terdapat dalam teks harus dihubungkan dengan masa sekarang. Kesalahan umum dalam khotbah Ekspositori



·         Terlalu asyik penelitian sehingga terdapat segunung seluk beluk, akibatnya tidak dapat melihat berita utama yang muncul dalam teks. Akhirnya khotbahnnya penuh dengan seluk beluk sehingga sulit bagi pendengar untuk mengikutinya. ·         Menyeplekan penafsiran sehingga tidak dapat menjelaskan secara jelas, hanya mengutamakan penerapan-penerapannya. ·         Kurang menguasai diri, menceritakan segala sesuatu yang dianggapnya menarik atau menceritakan sesuatu yang masih hangat di dalam hatinya sehingga menyimpan dari teks/tema yang harus diuraikan dan mengembara beberapa saat belum kembali pada teks. Alkitab jemaat tidak dapat menangkap dari sasaran khotbahnya, bahkan membuat jemaat merasa pusing dengan apa yang dikhotbahkannya, bagi si pengkhotbah akan menghabiskan waktu untuk mencapai sasaran khotbahnya. Hal ini sering dijadikan alasan bahwab Roh Kudus sedang membawanya atau mengingatkannya untuk menceritakan hal-hal ini walaupun tidak tertuju pada teks/tema, tetapi hal ini sering terjadi diakibatkan si pengkhotbah tidak menguasai cara berkhotbah atau sipengkhotbah kurang persiapan yang matang atau si pengkhotbah tidak konsisiten pada tema. ·         Salah penafsir teks, hal ini sangat fatal bagi jemaat karena akan membawa perpecahan atau penyesatan.



Contoh-contoh khotbah ekspositori Sebagi contoh pertama kita menggunakan Teks terambil dari Efesus 6:10-18. Agar pengkhotbah bisa mengikuti cara yang dipakai untuk menyusun kerangkanya, maka harus membaca dahulu bagaian teks itu beberapa kali dan mempelajarinya dengan saksama sebelum menyelidiki kerangka berikut ini.             Satu penyelidikan tentang Efesus 6:10-18 akan membawa kita pada kesimpulan bahwa Paulus sedang  berbicara tentang perang rohani orang percaya dan hendak memperkenalkan dia dengan berbagai hal yang berhubungan  dengan konflik itu sehingga orang percaya akan menjadi pejuang yang berhasil.             Bila kita memperhatikan ayat-ayat ini dengan saksama kita akan melihat bahwa dari ayat 10 sampai 13 Rasul Paulus mendorong orang percaya agar lebih berani dan tabah dalam menghadapi musuh-musuh rohani yang lebih banyak. Dengan kata lain, dalam ayat-ayat ini



Paulus sedang berbicara tentang semangat juang orang Kristen. Ayat 14-17 menyangkut bermacam-macam perlengkapan yang telah disediakan Tuhan untuk orang percaya dalam menghadapi musuh-musuh yang luar biasa.             Jadi, kita berkesimpulan bahwa bagian ini dapat di gambarkan sebagai perlengkapan orang Kristen. Tetapi sebelum Rasul Paulus mengakhiri diskusinya mengenai hal-hal yang termasuk dalam perlengkapan rohani ini, ia menambahkan ayat ke 18. Di sini Paulus mengatakan kepada orang percaya yang telah mengenakan perlengkapan senjata Allah, bahwa ia harus juga berdoa dengan tekun di dalam Roh dan senantiasa menaikan doa syafaat untuk orang-orang suci.             Maka jelaslah, hal terakhir yang Paulus bicarakan berkenan dengan konflik rohani ini ialah kehidupan orang Kristen. Maka sekarang kita siap membuat kerangka yang mencantumkan tiga hal yang dibicarakan Rasul Paulus bertalian dengan perang rohani bagi orang percaya yaitu:



Topik               : Efesus 6:10-18 Tema               : “Orang percaya menghadapi peperangan rohani” I.                   Semangat juang orang Kristen, ayat 10-13 a.       Harus kuat di dalam Tuhan 10 b.      Harus tabah 11-14a II.                Perlengkapan orang Kristen, ayat 14-17 a.       Harus pergunakan perisai iman 14-16 b.      Harus pergunakan firman Allah 17 III.             Kehidupan doa orang Kristen ayat 18 a.       Harus dengan tekun 18a b.      Harus berdoa syafaat 18b. Contoh



Pendahuluan               : Menjelaskan pentingnya damai sejahtera bagi manusia Teks/topic                    : Lukas 8:41-48 (Tentang perumpamaan yang menderita sakit 12 tahun    lamanya) Ttema                          : Pergilah Dengan Damai Sejahtera v  Perempuan ini tidak memiliki damai sejahtera ·    Dia terus menerus menderita sakit selama 12 tahun ·    Dia sudah menghabiskan uangnya untuk berobat, sekarang ia tidak mempunyai apa-apa lagi. ·    Dia sangat kecewa dan tidak mempunyai semangat tinggi. ·    Dia putus asa karena tidak seorangpun dapat menolongnya. v  Bagaimana dia datang kepada Yesus ·         Dia mendengar apa yang di lakukan Yesus pada orang lain. ·         Dia bertekat, bahwa ia memohon kepada-Nya. ·         Dia menetapkan imannya “asalkan kujamah saja jubahn-Nya dengan iman. ·         Kehidupan Yesus mengalir dalam hidupnya dan ia sembuh. v  Keselamatannya ·         Kristus menghendaki pengakuan imannya ·         Yesus menyebutnya “anak-Ku”, dia diterima dalam keluarga Allah. ·         Perempuan ini menerima kesembuhan dan pergi dengan damai sejahtera. v  Penutup Perempuan itu pergi sebagai seorang yang sudah diperbaharui, dan anda dapat di perbaharui juga jika anda datang kepada Yesus Kristus dalam iman.



v  Kotbah Tekstual



            Berbicara menegenai khotbah tekstual berarti kita berurusan dengan suatu macam khotbah yang berbeda dengan khotbah topic. Dalam khotbah topic kita mulai dengan tema, tetapi dalam khotbah tekstual kita mulai dengan teks. Perhatikan baik-baik defenisi khotbah tekstual :        Khotbah tekstual adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya  diperoleh dari satu teks yang terdiri atas satu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema khotbah itu. Sewaktu kita mempelajari defenisi ini, maka jelaslah bahwa dalam khotbah tekstual garisgaris utama pengembangannya di ambil dari teks itu sendiri. Dengan cara ini kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut.        Teks bisa saja terdiri hanya satu baris dari satu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua atau tiga ayat. Para pengarang buku homiletika tidak menetapkan dengan pasti panjangnya nas yang dapat dugunakan untuk khotbah tekstual. Akan tetapi, untuk tujuan kita, teks untuk kerangka tekstual akan kita batasi maksimum tiga ayat.             Khotbah tekstual mempunyai garis-garis utama mengembangkannya diambil dari teks itu sendiri, sehingga kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut, teks yang diambil bisa satu ayat atau beberapa ayat. Persiapan awal untuk khotbah tekstual : v  Memahami dengan seksama kata-kata dalam teks tersebut. v  Temukan atau tentukan tema utamanya dalam teks tersebut. v  Analisa pemberitaannya dan selediki kata-katanya. v  Temukan kerangka utamanya dari teks tersebut. v  Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab. Prinsip-prinsip persiapan khotbah tekstual : v  Kerangka tekstual harus berpusat pada suatu pikiran utama dalam teks dan bagian-bagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya memperluas tema tersebut.



v  Didalam satu teks bisa ditemukan lebih dari satu tema, namun demikian, hanya satu pokok yang harus di kembangkan dalam satu kerangka. v  Bagian uatamanya harus disusun dalam urutan logika atau kronologis. v  Konteks dari teks harus di selediki seksama dan dihubungkan dengan teks agar tidak salah penafsiran. v  Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian Alkitab yang berlainan dapat disatukan dan digarap menjadi satu teks. Asalkan ayat-ayat tersebut saling menunjang dan mempunyai keterkaitan yang kuat. Contoh-contoh kerangka khotbah tekstual             Contoh yang pertama kita ambil dari kitab Ezra 7:10 sebagai teks, bunyinya “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.” sering kali sangat menolong untuk membaca terjemahan agar bisa mendapat pengertian yang lebih jelas seperti apa arti “Bertekad” dapat juga diterjemahkan “Menetapkan Hati”.        Bila kita meneliti dengan seksama  teks itu, maka tampaklah bahwa seluruh ayat itu berpangkal pada ketetapan hati Ezra. Jadi kita dapat membuat kerangka sebagai berikut: A.    Hatinya ditetapkan untuk mengetahui firman Allah, “Ezra telah bertekad untik meneliti Taurat Tuhan” B.     Hatinya ditetapkan untuk taat kepada firman Tuhan, “ dan melakukannya” C.     Hatinya di tetapkan untuk mengajar firman Allah, “serta mengajar ketetapan dan peraturan diantara Israel”.        Jadi tema yang cocok, yang diambil dari ide-ide yang disarankan teks itu adalah : “Ketetapan Hati Ezra” Pokok  : “Ketetapan Hati Ezra” 1.      : Hatinya ditetapkan untuk mengetahui firman Tuhan. ·         Ditengah-tengah istana kafir



·         Dengan cara yang teliti 2.      : Hatinya ditetapkan untuk taat kepada firman Allah ·         Memberikan ketaatan yang rela. ·         Memberikan ketaatan yang sempurna. ·         Memberikan ketaatan yang tak putus-putusnya. 3.      Hatinya ditetapkan untuk mengajar firman Allah. ·         Dengan penjelasan ·         Kepada umat Allah Contoh Teks  : Yesaya 55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Pokok : Pengampunan Ilahi



1.      : Sasaran pengampunan Allah,  Baiklah orang  fasik meninggalkan rancangan jahat dalam  hidupnya ·         Orang fasik (Secara harafia, orang yang keji secara lahiria) ·         Orang jahat (secara harafia, orang berdosa 2.      : Syarat-syarat pengampunan Allah, ·         Orang berdosa harus meninggalkan kejahatan ·         Orang berdosa harus kemabali kepada Allah 3.      : Janji pengampunan Allah ·         Dia akan mengasihi ·         Memberi pengampunan yang penuh belas kasihan.



·         Pengampunan yang berlimpah (secara harafiah, Ia akan murah hati untuk memberi ampun. ·         Pengampunan yang sempurna, Maz 103:3 ; Mikha 7:18-19 ; I Yoh 1:9 Pendahuluan                           kasih seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini. Saya sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang diperlukan oleh dunia. Yesuslah yang berani berkorban karena Dia mengasihi kita. Teks                 : Yoh. 3:16 Tema               : Kasih Allah bagi semua orang 1.      Kasih Allah yang besar bagi semua orang v  Allah menciptakan manusia dan dunia ini. v  Allah mengasihi semua orang dengan kasih yang sama. v  Allah menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal. 2.      Hal itu menyebabkan Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal v  Betapa berharganya seorang anak bagi bapaknya. v  Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah. v  Allah memberikan Dia bahkan sampai kematian-Nya. 3.      Barangsiapa yang menerima Kristus tidak akan binasa v  Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang. v  Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun. v  Keselamatan adalah anugerah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus. 4.      Penutup



            Tantang mereka untuk mengambil keputusan saat ini juga agar mereka menerima Yesus sebagai juruselamat, dan betapa bodohnya apabila menolak dan mengabaikan pemberian ini. Keuntungan memilih khotbah tekstual



a.       Pemilihan suatu teks cenderung menarik pendengar untuk lebih memperhatikan karena ingin mengetahui rahasia dibalik teks tersebut. b.      Teks tersebut akan menolong pengkhotbah secara sistematik sesuai urutan teks tersebut. c.       Lebih mengutamakan firman Tuhan pada suatu bagian spesifik dari Alkitab. d.      Khotbah yang langsung dari Alkitab akan memperkaya pendengar tentang firman Tuhan karena begitu pendengar ingat isi khotbah maka otomatis mereka ingat ayat-ayatnya. Khotbah Topikal Khotbah topic adalah suatu khotbah yang kerangka utamanya diambil dari topic/temanya yang lepas dari teks. Perhatikanlah defenisi ini dengan seksama. Bagian yang pertama menyatakan bahwa bagianbagian utama di ambil dari pokok itu sendiri. Ini berarti khotbah topic mulai dengan satu topic atau tema dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri atas ide-ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu. Khotbah topic mulai dari suatu topic atau tema dan kerangka utama khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan. Khotbah ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari berbagai sumber teks, khotbah ini memiliki satu tema dan kerangka-kerangka khotbah hanya untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung tema tersebut. Apabila kerangka khotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema khotbah maka khotbah topic akan melebar menjadi khotbah yang sering kali membuat si pengkhotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran yang dibagikan kepada jemaat. Hal ini berakibat si pendengar  tidak memahami apa-apa yang menjadi inti dari isi khotbah tersebut.



Khotbah topical bertujuan untuk menyajikan sebuah topic yang khusus pada jemaat. Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasa mengenai pembenaran, lalu pertamatama ia akan mencari segala sesuatu yang di katakan Alkitab atas pokok persoalan yang memikat ini. Kemudian ia memikat semua refrensi dari Alkitab dan buah-buah pikiran yang didapatkan kedalam sebuah format yang tersusun dengan rapi. Kemudian mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat mungkin. Tujuannya adalah menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang harus ketahui mengenai pokok bahasan yang penting. Tentu saja, tidak mungkin dapat melakukannya dalam satu kali khotbah akan menyiapkan satu sering khotbah atau pengajaran mengenai pokok bahasan yang sama. Hal ini akan memberikan lebih lengkap terhadap topic tersebut.



Contoh khotbah topical Pendahuluan             Ada banyak orang saat ini jauh dari Tuhan karena ketika mereka ditimpa suatu masalah yang sangat sulit, bahkan ujian yang datang sili berganti, lalu mereka berdoa kepada Tuhan supaya tidak terjadi masalah yang terjadi dalam kehidupan mereka, tapi pada kenyataannya masalah itu selalu ada dalam hidup mereka sehingga meninggalkan Tuhan dalam hidup mereka karena menganggap bahwa Tuhan tidak menjawab doa-doa kita.



Topik               : 1 Tesalonika 5:17 Tema               : “Alasan-alasan doa tidak di jawab” 1.      Apa arti doa? Doa adalah suatu hubungan atau komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan juga nafas hidup bagi orang percaya. 2.      Mengapa doa tidak dijawab oleh Tuhan? ·         Karena salah meminta (Yak 4:3) ·         Karena dosa dalam hati (Maz 66:18)



·         Karena meragukan firman Tuhan (Yak 1:6-7) ·         Karena berdoa bertele-tele (Mat 6:7) 3.      Bagaimana cara berdoa yang berkenan kepada Tuhan? ·         Berdoa dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu Yunus 2:1 Kis 16:25; Kis 16:13. ·         Berdoa dengan iman Yak 5:16. 4.      Penutup Kita sebagai umat Tuhan marilah kita berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati kita dan percaya bahwa apa yang kita doakan atau kita sampaikan kepada Tuhan tentang pergumulan kita, yakin bahwa Tuhan menjawab doa-doa kita tepat pada waktunya.



Contoh kerangka yang dibuat diatas hanya menguraikan suatu tema alasan-alasan bagi doa yang tidak di jawab. Kita bisa saja berpikir secara fakta penting lainnya seperti metode seperti arti doa, pentingnya doa,kuasa doa, cara berdoa, dan hasil berdoa. Kita juga harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu tema yang dikhotbahkan. Jangan kita bercerita terlalu panjang pada suatu kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan yang tidak ada hubungannya dengan tema khotbah. Karena hal tersebut akan membuat khotbah kehilangan sasaran. Hal-hal yang diperhatikan dalam khotbah topic yaitu: ·         Rangkain kerangka itu harus singkat padat dan jelas. Walaupun rangkaian kerangka tersebut digarap dengan baik, dengan variasi yang menarik  jemaat biasanya akan kurang perhatian jika satu tema utama di sajikan dalam waktu yang terlalu lama.  Khotbah yang di serap secara efektif oleh pendengar berdurasi sekitar 45 menit. ·         Rangkain kerangka harus menunjukan adanya urutan  kemajuan yang bertahap. Apabila khotbah itu di susun secara serapangan maka biasanya rangkaian kerangka khotbah menjadi tidak efektif dan jemaat tidak bisa memahami hubungan kerangka satu dengan yang lain. Apabila kerangka itu diatur dengan baik maka kita dapat membawa khotbah kepada klimaks yang menjadi sasaran khotbah.



·         Selalu ada bahaya dalam penyeledikan topic. Jika kita mengambil satu ayat dan memberi tafsiran yang tidak sesuai dengan konteksnya. Oleh sebab itu si pengkhotbah harus waspada agar setiap ayat yang dikutipnya untuk menopang suatu kerangka khotbah, harus dipakai dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penulis kitab. Untuk mengatasi salah tafsir maka si pengkhotbah harus tahu  latar belakang kejadian sebelum mengambil ayat-ayat untuk mendukung kerangka khotbah. Khotbah Biografi Biografi adalah kisah seseorang, metode ini mempelajari hidup dari beberapa tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang di catat dalam Alkitab memiliki arti yang penting untuk diajarkan  pada kita. Tokoh Alkitab sangat memikat dan menarik untuk dibaca dan pelajarilah setiap bagian dalam kehidupannya yang terdapat dalam Alkitab dan buatlah catatan jika ada terlintas dalam pikiran. Mengambil seorang tokoh dalam Alkitab lalu membahas dan menarik pelajaran dan teladan darinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkhotbah biografi yaitu : ·         Pelajari kelahiran dari pribadi orang tersebut. ·         Pertimbangkan lingkungan dimana dia dibesarkan. ·         Pusatkan dalam pemebntukkan Allah dalam kehidupannya. ·         Bagaimana reaksinya terhadap pembentukkan tersebut. ·         Apa yang dipelajari dalam pembentukkan tersebut. ·         Jika dia berhasil, apa yang membuat orang itu berhasil. ·         Apa yang kita pelajari dari kehidupannya. v  Khotbah Analitis Kotbah analitis mengambil suatu tema tertentu dan kita harus menyelidiki dan menganalisis topic tersebut, contohnya, tema hidup, manajemen menurut Alkitab. Tipe khotbah secara analitis ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik kebenaran sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini dapat diajarkan pokok yang mendasar.



v  Khotbah Analogis Khotbah analogis yaitu berkhotbah dengan cara mengajarkan kebenaran dari kasus parallel. Contohnya tema, tentang kesatuan, dapat dijelaskan dengan hubungan Kristus dan jemaat. Tema menjadi saksi Kristus di terangkan dengan menjadi garam dunia. Sebagai isi Alkitab di tulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang mengajar kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis sering menggunakan sebuah subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini mempaparkan dan membandingkan hal-hal yang berfungsi sama. v  Khotbah Tipikal/gambaran Khotbah tipikal adalah khotbah dengan mengambil suatu perumpamaan tertentu atau membahas sesuatu di dalam Perjanjian Lama yang merupakan gambaran dalam perjanjian baru. Contoh : kemah suci atau tabernakel. Hal –hal yang harus diperhatikan dalam khotbah tipikal adalah : a.       Mulai dengan tipe-tipe sederhana dimana maksud dan pengertiannya sangat jelas. b.      Jangan sekali-kali menafsirkan setiap perincian yang kecil dari tipe itu. c.       Usahakan tetap senantiasa berada dalam garis besar kebenaran yang luas. d.      Hindari untuk tidak menjadi dogmatic sehubungan apa yang diajarkan. e.       Jangan sekali-kali mendasarkan suatu doktrin dari pengajaran tipe ini. f.       Tetaplah terbuka dalam koreksi orang lain yang lebih dewasa rohaninya.