Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGANTAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Introduction of Public Health Sciences) Dr. Suparyanto, M.Kes Winslow (1920) mendefisikan Kesesahan Masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “usaha-usaha pengorganisasian masyarakat” untuk: 1. Perbaikan sanitasi lingkungan 2. Pemberantasan penyakit menular 3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan 4. Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan 5. Pengembanagan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan. Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usahausaha pengorganisasian masyarakat. SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Mitos Yunani  Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan. Perbedaan curatif health care dan preventif heath care NO CURATIF HEALTH CARE PREVENTIF HEATH CARE 1 Sasaran individul Sasaran masyarakat 2 Pedekatan reaktif Pendekatan proaktif 3 Penangganan bio-psikologis Penangganan bio-psiko-sosial Periode sebelum Ilmu Pengetahuan  Pada zaman Romawi kuno telah dibuat latrin/tempat pembuangan kotoran manusia, bukan untuk tujuan mencegah penyakit. Tetapi untuk mencegah bau dan pandangan yang tidak mengenakan.







  



Pada zaman Romawi telah ada peraturan yang mengharuskan untuk mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan binatang berbahaya/ bau, melakukan supervisi pada tempat minum, warung, prostitusi. Abad ketujuh, dirasakan kesehatan masyarakat sudah begitu penting, karena saat itu sudah ada wabah kolera dan kusta Abad ke 12, terjadi wabah pes dasyat di Cina dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13 juta meninggal karena pes. Pada masa tersebut, masalah kesehatan masyarakat sudah demikian hebatnya, tetapi upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan.



Periode Ilmu Pengetahuan  Pada abad ke 19 telah ditemukan vaksin cacar oleh Louis Pasteur, asam karbol untuk sterilisasi operasi oleh Joseph Lister, ether untuk anestesi oleh William Marton  Tahun 1832 dibentuk komisi untuk penyelidikan dan upaya kesehatan masyarakat di Inggris diketuai oleh Edwin Chadwich.  Tahun 1893, John Hopkins, mendirikan Fakultas Kedokteran di Amerika.  Tahun 1855, di Amerika dibentuk Departemen Kesehatan, yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Termasuk pengawasan kesehatan lingkungan.  Tahun 1872, diadakan pertemuan orang-orang yang peduli pada kesehatan masyarakat dengan dibentuknya Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Assosiation). Perkembangan IKM di Indonesia  Dimulai abad ke 16, pada saat pemerintahan Belanda. Tahun 1927, kolera masuk Indonesia, 1937 terjadi wabah kolera eltor, 1948 cacar masuk Indonesia, sejak adanya wabah kolera pemerintahan Belanda melakukan upaya kesehatan masyarakat.  Tahun 1807 oleh Gubernur Jendral Daendels dilakukan pelatihan dukun bayi dan praktek persalinan  Tahun 1851, dr.Bosch mendirikan STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) sekolah kedokteran untuk pribumi di Jakarta, dan di Surabaya tahun 1913 didirikan NIAS (Nederland Indische Arsten School)  Tahun 1922, pes masuk Indonesia, setahun berikutnya telah terjadi wabah, 1935 dilakukan penyemprotan DDT dan vaksinasi masal.  Tahun 1951, Dr. Y. Leimena dan dr. Patah memperkenalkan Konsep Bandung, bahwa aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan  Tahun 1956, dr. Y. Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” proyek keterpaduan pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.  Tahun 1967, seminar tentang kesehatan masyrakat terpadu, tentang konsep Puskesmas oleh dr. Achmad Dipodilogo, yang akhirnya pada tahun 1968 dikembangkan oleh Pemerintah



RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Epidemiologi Biostatistik/statistik Kesehatan Kesehatan Lingkungan Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Administrasi Kesehatan Masyarakat Gizi Masyarakat Kesehatan Kerja



UPAYA-UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT: 1. Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular 2. Perbaikan sanitasi lingkungan 3. Perbaikan Lingkungan Pemukiman 4. Pemberantasan vektor 5. Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat 6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 7. Pembinaan Gizi masyarakat 8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 9. Pengawasan obat dan minuman 10. Pembinaan peran serta masyarakat FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat: 1. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya 2. Perilaku 3. Pelayanan Kesehatan 4. Hereditas (keturunan)   



Intervensi faktor lingkungan : perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi, stabilitas politik dan keamanan Intervensi pelayanan kesehatan: penyediaan dan perbaikan fasilitas kesehatan, perbaikan sistem dan manajemen pelayanan kesehatan Intervensi hereditas, perbaikan gizi ibu hamil, pendidikan kesehatan pada kelompok risiko penyakit keturunan.



1. Sejarah Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)



Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah ; a. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. b. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan. Dari cerita dua tokoh di atas, berkembanglah 2 aliran/pendekatan dalam menangani masalah kesehatan. Kelompok pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif/pengobatan. Kelompok ini pada umumnya terdiri terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan fisik, mental maupun sosial. Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadi penyakit. Ke dalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah/institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah terjadi dikotomi antara kelompok kedua profesi, yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan pencegahan/preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan : a. Pendekatan kuratif : 1) Dilakukan terhadap sasaran secara individual. 2) Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek). 3) Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.



b. Pendekatan preventif, 1) Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan). 2) Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan. 3) Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik. Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-psiko-sosial. 2. Pengertian Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk : 1. Perbaikan sanitasi lingkungan 2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular 3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan 4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan. 5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. 3. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup : a. Ilmu biologi b. Ilmu kedokteran c. Ilmu kimia d. Fisika e. Ilmu Lingkungan



f. Sosiologi g. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat) h. Psikologi i. Ilmu pendidikan Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb : 1. Epidemiologi. 2. Biostatistik/Statistik Kesehatan. 3. Kesehatan Lingkungan. 4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 5. Administrasi Kesehatan Masyarakat. 6. Gizi Masyarakat. 7. Kesehatan Kerja. 4. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut : a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. b. Perbaikan sanitasi lingkungan c. Perbaikan lingkungan pemukiman d. Pemberantasan Vektor



e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak g. Pembinaan gizi masyarakat h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum i. Pengawasan Obat dan Minuman j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat