Pengaruh Terapi Topikal Emolien Minyak Zaitun Terhadap Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Di Ruang Hemodialisa Rsud Majalaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH TERAPI TOPIKAL EMOLIEN MINYAK ZAITUN TERHADAP SKALA PRURITUS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD MAJALAYA



KARYA TULIS ILMIAH



SYIFA ASIH LESTARI, AMD. KEP 199603232020122007



UPTD PELATIHAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2022



ABSTRAK Toksik uremia pada pasien gagal ginjal kronis menimbulkan dampak pruritus pada kulit selain itu, terapi cuci darah sebagai penatalaksanaan gagal ginjal kronis juga menyebabkan efek samping pruritus. Keadaan pruritus mengakibatkan luka pada kulit, infeksi dan mengganggu kenyamanan pasien, sehingga dibutuhkan terapi topikal tambahan yang mudah didapat oleh pasien. Minyak zaitun merupakan salah satu jenis emoilen topikal yang alami tidak ada efek samping dan mudah didapat tanpa resep dokter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi topikal emoilen minyak zaitun terhadap skala pruritus pada pasien gagal ginjal kronis. Jenis penelitian menggunakan penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pre-post test design. Tehnik sampling menggunakan purposiv sampling dengan 23 responden. Instrumen yang digunakan ialah NRS pruritus dan operasional prosedur pemberian terapi topikal minyak zaitun. Analisa data menggunakan Uji t test sample berpasangan. Hasil penelitian menunjukan dari 23 responden pada pre test ditemukan 30,4% (7 orang) mengalami pruritus dengan skala 7 dan pada post test ditemukan 34,8% (8 orang) mengalami pruritus dengan skala 3. Terjadi penurunan skor pruritus setelah diberikan intervensi. Mekanisme kerja minyak zaitun yang mengisi ruang keratin kulit sehingga melembabkan, mencegah kulit gatal, mengobati luka dan infeksi. Dari hasil analisis t test didapat (p value = 0,000) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terapi topikal emoilen minyak zaitun terhadap skala pruritus pada pasien gagal ginjal kronis. Oleh karena itu perlu dilakukan terapi tambahan berupa penggunaan terapi topikal minyak zaitun untuk mengatasi pruritus pada pasien gagal ginjal kronis. Kata Kunci Sumber



: Gagal Ginjal Kronik, Minyak zaitun dan Skala Pruritus. : 19 Buku (Tahun 2010-2018) 16 Jurnal (Tahun 2004-2017) 3 website (Tahun 2014-2019)



38



ABSTRACT Toxic uremia to chronic kidney failure patients causes pruritus on the skin, furthermore dialysis therapy as the management of chronic kidney failure also causes pruritus side effects. Pruritus condition causes wound to skin, infection and disturbing patients’ comfortness, thus need additional topical therapy that is easily obtained by the patient. Olive oil is one of natural topical emolien which has no side effect and easily obtained by the patient without a doctor’s prescription. The aim of this study was to know the effect of olive oil emoilenes topical therapy to the pruritus scale in chronic kidney failure patients. The research type used pre-experiment research with one group pre – post test design approach. Sampling technique used purposive sampling with 23 respondents. Instruments used were NRS pruritus and operational procedures of giving olive oil topical therapy. Data analysis used paired sample t test. The research result showed from 23 respondents to pre test found 30.4% (7 people) experienced pruritus with a scale of 7 and to post test found 34.8% (8 people) experienced pruritus with a scale of 3. There was a decreasing of pruritus score after gave intervention. The working mechanism of olive oil to fill keratin skin spaces thus moisturize, prevents itchy skin, treats wounds and infections. From the analysis result of t test gained (p value = 0,000) thus it can be concluded that there is effect of of olive oil emoilenes topical therapy to the pruritus scale in chronic kidney failure patients. Therefore, it is necessary to do additional therapy in form of olive oil emoilenes topical therapy to overcome pruritus in chronic kidney failure patients. Keywords Sources



: Chronic Kidney Failure, Olive Oil and Pruritus Scale. : 19 Books (in 2010-2018) 16 Journals (in 2004-2017) 3 websites (In 2014-2019)



39



KATA PENGANTAR



Alhamdulillaahi robbil’aalamiin rasa syukur kami panjatkan kepada Illahi Robbi, atas berkat rahmat dan keridhoan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ‘’Pengaruh Terapi Topikal Minyak Zaitun terhadap Skala Pruritus pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUD Majalaya”, penyusunan ini dibuat dengan maksud dan tujuan yakni untu memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan di Universitas Bhakti Kencana Bandung. Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan, dan nasehat serta petunjuk – petunjuk yang sangat berguna baik dalam bentuk moril maupun materi, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. H. Mulyana S.H., M.Pd., M.H.Kes selaku Ketua Yayasan Adhiguna Kencana. 2. Dr. Entris Sutrisno, MH. Kes., APT selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana 3. R. Siti Jundiah, S.Kep.,M.Kep sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana. 4. Lia Nurlianawati, S.Kep.,Ners. M.Kep sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan Universitas Bhakti Kencana. 5. Rizki Muliani,S.Kep.,Ners.,MM selaku pembimbing yang telah memberikan



40



bimbingan, arahan dan sarannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini. 6. Nur Intan Hayati K H, S.Kep.,Ners.,M.Kep sebagai pembimbing yang selalu memberikan motivasi dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi penelitian ini. 7. Suamiku, Ceng Burhanudin terima kasih sudah ada dalam kehidupan yang luar biasa indah ini, selalu membantu dan mendukung setiap mimpi dan citacitaku Anakku, Kang Alif yang selalu menjadi motivasi setiap perjalanan kuliah. 8. Bapak, Umy dan adikku, yang senantiasa selalu ada disetiap hariku, memberikan support baik materi maupun moril yang tiada henti. 9. Semua teman seperjuangan kelas ekstensi 2017. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran yang berarti untuk penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa dilanjutkan untuk penelitian Amin.



Wassalam, Bandung,1 Juli 2019



41



Penulis



DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR ...........................................................................................i DAFTAR ISI ........................................................................................................iii DAFTAR TABEL .................................................................................................v DAFTAR BAGAN ...............................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................vii DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................7 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................8 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................8 BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................10 2.1 Gagal Ginjal Kronik.............................................................................10 2.2 Konsep Hemoialisa..............................................................................15 2.3 Pruritus ................................................................................................18 2.4 Minyak Zaitun......................................................................................26



42



2.5 Pengaruh Terapi Topikal Emoilen Minyak Zaitun terhadap Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.................................................35 2.6 Kerangka Konseptual ..........................................................................37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................38 3.1 Rancangan Penelitian...........................................................................38 3.2 Paradigma Penelitian............................................................................38 3.3 Hipotesis Penelitian..............................................................................40 3.4 Variabel Penelitian...............................................................................40 3.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional.....................................41 3.6 Populasi dan Sample............................................................................43 3.7 Pengumpulan Data...............................................................................44 3.8 Langkah-langkah Penelitian.................................................................49 3.9 Pengelolaan dan Analisa Data..............................................................49 3.10 Etika Penelitian..................................................................................53 3.11 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................57 4.1 Hasil ....................................................................................................57 4.2 Pembahasan .........................................................................................60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................59 5.1 Kesimpulan .........................................................................................59 5.2 Saran ...................................................................................................59



43



DAFTAR PUSTAKA Lampiran - Lampiran



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional.............................................................................42 Tabel 4.2 Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Sebelum Dilakukan Terapi Topikal Emoilen Minyak Zaitun di Ruang Hemodialisa RSUD Majalaya ....................................................................................................57 Tabel 4.3 Skala Pruritus Pasien Gagal Ginjal Kronis Setelah Dilakukan Terapi Topikal Emoilen Minyak Zaitun di Ruang Hemodialisa RSUD Majalaya ..........................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.. ............58 Tabel 4.4 Pengaruh Terapi Topikal Emoilen Minyak Zaitun Terhadap Skala Pruritus Pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodialisa RSUD Majalaya ....................................................................................................59



44



DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Kerangka Konseptual............................................................................37 Bagan 3.1 Kerangka Penelitian .............................................................................40 Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian..................................................................49



45



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 Surat Ijn Laik Etik Lampiran 5 Surat Jawaban dari RSUD Majalaya Lampiran 6 Surat Perijinan Kesbangpol Kabupaten Bandung Lampiran 7 Prosedur Pemberian Terapi Minyak Zaitun Lampiran 8 Lembar Informed Consent Lampiran 9 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 10 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 11 Instrumen Penelitian Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas Lampiran 13 Hasil Uji t test Lampiran 14 Jawaban Rekomendasi NEC Lampiran 15 Lembar Ikut Serta Menjadi Oponen Lampiran 16 Catatan Bimbingan Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup



46



DAFTAR SINGKATAN



ESRD



: End Stage Renal Disease



EVOO



: Extra Virgin Olive Oil



GGK



: Gagal Ginjal Kronic



GLA



: Gamma Linolenic Acid



IRR



: Indonesia Renal Registri



KDOQI



: Kidney Disease Outcome Quality Initiative



NRS



: Numerical Rating Scale



VAS



: Visual Analog Scale



VRS



: Verbal Rating Scale



47



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh yang mengatur cairan,asam



basa, pengaturan metabolisme dan pembuangan racun dan sampah dalam tubuh. Meskipun organ ginjal terdapat dua apabila ada kerusakan dalam jaringannya sulit untuk diobati dan bersifat menetap. Gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang menetap, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebaban uremia (Black, 2014). Penumpukan uremia ini menyebabkan gangguan pada fungsi organ lain seperti jantung, hipertensi, pitting edema, edema periorbital neuromuskuler,organ pernafasan dan gangguan kulit seperti warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering,bersisik dan pruritus (Arif & Kumala, 2011). Penurunan fungsi ginjal menyebabkan perubahan fungsional pada pasien gagal ginjal kronis seperti perubahan sosial yakni sulit memepertahan pekerjaan dan ditinggalkan pasanggan. Selain itu pasien juga merasa sedih, cemas, takut dan putus asa karena penyakitnya. Dengan gangguan psikis tersebut berdampak perubahan spiritual pada pasien yang menimbulkan gangguan beribadah dan menyalahkan Tuhannya (Armiyati, 2016). Pada



48



penelitian Yong dkk (2009) menyatakan gangguan fisik yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dari 179 pasien bahwa 73,7% pasien mengalami kelelahan, 70,9% pruritus dan 38 % megalami kram otot. Dari hasil penelitian tersebut keluhan pruritus dikategorikan sebagian besar dari jumlah pasien tetapi jarang penelitian pruritus dilakukan dibanding dengan penelitian yang membahas tentang kelelahan. Penumpukan ureum dalam darah mengakibatkan banyak gangguan pada organ lain,toksik uremia menstimulasi sel mast mengeluarkan histamin yang menjadi salah satu sebab timbulnya rasa gatal pada kulit pasien, selain itu kulit kering juga menjadi faktor paling tinggi yang menyebabkan pruritus atau gatal-gatal pada pasien gagal ginjal kronik (Pardede, 2010). Penumpukan ureum dalam darah juga lebih sering terlihat pada gangguan organ neuromuskuler yang menyebabkan penurunan kesadaran dan intergumen yang menyebabkan pruritus dan kulit kering (Smeltzer, 2013). Untuk mengatasi pruritus salah satunya melakukan terapi pengganti ginjal (Shimonsen, 2017). Black (2014) juga mengatakan untuk kelangsungan hidup, pasien gagal ginjal kronis membutuhkan transplantasi ginjal atau terapi dialisis atau sering disebut cuci darah. Prevalensi gagal ginjal kronik sebesar 13,4%



dari penduduk dunia



(Hill,2016). Hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia sebesar 3,8% dari penduduk,mengalami peningkatan dari hasil riskesdas lima tahun yang lalu. Jawa Barat sebagai salah satu provinsi di



49



Indonesia yang memiliki kontribusi penyakit ginjal yang cukup besar dengan jumlah 14.869 penderita (IRR,2017). Disamping itu,sebagian besar penderita gagal ginjal kronis di indonesia lebih memilih menjalani terapi cuci darah dibandingkan dengan transplantasi ginjal. Jumlah penderita yang menjalani hemodialisa pada tahun 2016 tercatat 52.835 penderita dan meningkat pada menjadi 77.892 pasien pada tahun 2017. Jumlah ini hanya berasal dari RS yang memiliki unit Hemodialisa saja, sehingga insidensi dan prevalensi pasien yang mengalami gagal ginjal lebih banyak dari jumlah tersebut (IRR, 2018). Hemodialisa adalah suatu terapi dimana darah dikeluarkan dalam tubuh dan masuk kedalam mesin yang disebut dializer, hal ini bertujuan untuk menggantikan peran ginjal sebagai pembuang racun dan zat sisa metabolisme dalam tubuh. Penanganan dengan terapi hemodialisa ini pun dapat menimbulkan beberapa komplikasi pada pasien gagal ginjal kronik. Jawa Barat merupakan provinsi tertinggi yang jumlah pasien yang mengalami pruritusnya paling banyak dengan jumlah 2.270 pasien (IRR,2016). Dalam penelitian Roswati (2013) di RSUP H. Adam Malik ditemukan 60-80% pasien yang mengalami dialisis mengalami pruritus. Astuti(2017) juga menemukan 50,6% dari 180 responden mengalami pruritus sedang di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh. Pruritus atau rasa gatal pada kulit adalah akibat dari penumpukan ureum dalam darah yang memicu pasien untuk menggaruk sehingga mudah terjadi kerusakan pada kulit. Selain itu sirkulasi perfusi jaringanpun terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dalam darah karena penurunan hemoglobin yang



50



berdampak kulit menjadi kering. Akibatnya kerusakan intergritas kulit mudah terjadi, apabila terjadi luka maka akan lebih mudah terkena infeksi pada kulit (Harlim, 2012). Pruritus berat dapat menimbulkan xerosis linier yang khas pada kulit yang disertai perdarahan dan infeksi. Selain itu pruritus uremik juga menyebabkan gangguan aktivitas, mengganggu tidur dan menurunkan kualitas hidup (Pardede, 2010). Adanya xerosis pada kulit menjadi berpotensi terjadinya infeksi ditambah garukan kuku yang sangat mudah terjadi infeksi pada kulit. Selain infeksi luka bekas garukan yang mungkin terjadi diseluruh tubuh akan mempengaruhi citra tubuh pasien ditambah dengan rasa gatal yang mengganggu kenyamanan pasien gagal ginjal kronis. Hal ini dapat memperberat keadaan ganguan fisik pada pasien gagal ginjal kronis, mengingat pasien yang sangat selektif dalam pemberian obat dan pemasukan cairan minum. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan untuk mengatasi pruritus pada pasien gagal ginjal kronik. Simonsen (2017) mengatakan untuk mengurangi keluhan pruritus pada pasien gagal ginjal kronis yankni dapat menggunakan GLA- Enchrised cream ,mengoptimalkan dosis dialisis,capsaicin topikal, dan emoilen. Dalam penelitian Shayan (2017) Chonic Kidney disease-associated untuk menangani pruritus menyarankan



mencoba melakukan perawatan pruritus dengan



menggunakan emolien. Emoilen adalah bahan yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi kekeringan,sebagai perlindungan bagi kulit. Mekanisme kerja emoilen yankni mengisi ruang keratinosit untuk membentuk permukaan yang halus dengan



51



menggunakan bahan yang berminyak dan tidak larut dalam air dan meningkatkan kohesi dari sel-sel keratinosit sehingga ujung-ujung sel tidak menggulung. Bahan emoilen membantu memperbaiki fungsi barier air pada daerah kulit yang lipid alaminya hilang atau mengalami kerusakan. Bahan berminyak ini juga memberikan efek yang sama dengan lapisan ganda lipid alami dari kulit yang berfungsi untuk mencegah penguapan air dari permukaan kulit. Emoilen terbagi menjadi beberapa jenis yakni castrol oil merupakan trigliserida



dari



asam



lemak,



polyglyserol-3



diisostrearate,



Di-



octyladipate,PPG-15 stearyl ether, Glyserol tri (2-ethilhexanoate) dan Olive oil (minyak zaitun) bahan alami yang berasal dari perasan biji Olea europaea (Lynde, 2012). Minyak zaitun adalah minyak yang diperoleh dari perasan buah Olea europaea. Minyak ini mengandung lemak baik paling tinggi dibanding minyak jenis lainnya yang mampu yang melembabkan dan mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan E-nya. Manfaat dari minyak zaitun yang dapat melembabkan kulit banyak digunakan oleh



kaum wanita sebagai alat



kecantikan bagi mereka yang sensitif kulitnya terhadap krim kimia. Minyak zaitun juga mampu meredakan iritasi,kemerahan,rasa kering atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. (Utami 2013). Penelitian lain tentang manfaat zaitun juga dibuktikan oleh Shamim(2004) minyak zaitun emoilen efektif mengatasi kulit kering dan pruritus pada neurodermatitis. Selain



itu,



manfaat



minyak



zaitun



juga



mampu



mempercepat



penyembuhan luka,dibuktikan oleh Tiffani (2013) mengungkapkan minyak



52



zaitun dapat mempercepat penyembuhan luka, terbukti pada



25 hewan



percobaanya tikus webster. Dengan manfaat yang banyak untuk kulit dan mudah didapat oleh pasien, maka minyak zaitun dipilih dari beberapa jenis emoilen yang digunakan untuk penelitian pada gangguan kulit yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronik. RSUD Majalaya adalah salah satu rumah sakit pemerintah di Kabupaten Bandung yang memiliki klinik Hemodialisa. RSUD Majalaya mempunyai 28 unit mesin hemodialisa yakni 25 unit mesin untuk hemodialisa rutin, 1 unit mesin untuk emergency, 1 unit untuk ruang isolasi dan 1 unit mesin back up. RSUD Majalaya mempunyai target untuk hemodialisis 150,tetapi melebihi target menjadi 167 pasien yang mengikuti hemodialisa dengan frekuensi 2-3 kali perminggu. Hasil wawancara dengan kepala ruang Hemodialisa, ruangan ataupun Rumah Sakit tidak memiliki data yang spesifik tentang pasien yang mengalami pruritus, namun menyadari bahwa banyak pasien yang mengalami pruritus. Dilakukan observasi dan wawancara pada pasien pada tanggal 15-17 April 2019 dari 135 pasien ditemukan 69 pasien yang mengalami pruritus baik itu saat diakukan tindakan cuci darah ataupun dirumah dan beberapa pasien yang mengalami pruritus saat masih awal-awal cuci darah. Dilakukan studi pendahuluan pada tanggal 17 April 2019 diruang hemodialisa dari 10 pasien yang sedang dihemodialisa diwawancara 4 pasien mengeluh lemas, 3 pasien mengalami sesak, 4 pasien mengalami gatal-gatal dan kering pada permukaan kulit, 2 pasien mengalami gatal saat dilakukan terapi cuci darah dan 2 pasien merasakan gatal setelah selesai melakukan cuci



53



darah. Gatal dirasakan pada area tangan,kaki dan punggung. Salah satu pasien mengungkapkan gatal membuat tidak nyaman dan mengakibatkan lecet pada kulit. Tidak hanya itu gatal yang pasien rasakan menimbulkan emosi yang tidak stabil seperti marah dan kesal yang menyebabkan mengganggu tidur saat malam. Selain gatal,pasien juga mengeluh kulit kering yang mengakibatkan permukaan kulit pecah-pecah hingga timbul luka yang tidak disadari. Beberapa pasien mengatakan setiap hari minum obat gatal dari dokter tetapi tidak terlalu mengurangi rasa gatal yang dirasakan hanya sering mengantuk setelah minum obat tersebut. Sebagian pasien juga menggunakan lotion dan sabun bayi untuk mengurangi kering pada kulit tetapi gatal masih sering dirasakan. Hasil wawancara dengan ketua tim perawat penanganan yang biasanya diberikan hanya mengoptimalkan dialisis dan menganjurkan pemakaian lotion, pemberian obat antihistamin jarang diberikan kecuali pada pasien dengan keluhan berat. Jika tidak diberikan alternatif untuk mengatasi keluhan ini,maka akan mengakibatkan infeksi pada kulit, maka dari itu diperlukan terapi tambahan untuk perawatan kulit pasien dan mengatasi gatal yang dikeluhkan. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh terapi topikal emolien minyak zaitun terhadap skala pruritus pada pasien gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa RSUD Majalaya. Selain itu penelitian ini menindak lanjuti penelitian Shayan (2017) yang menyarankan pemeberian terapi topikal emoilen minyak zaitun dalam mengatasi pruritus pada pasien gagal ginjal kronis sebagai pembeda dan keterbaharuan dalam penelitian sebelumnya.



54



1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan



masalah sebagai berikut: Adakah Pengaruh Terapi Topikal Emolien Minyak Zaitun terhadap Skala Pruritus pada Pasien Gagal Ginjal kronik di Ruang Hemodialisa RSUD Majalaya ? 1.3



Tujuan Penelitian



1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui adanya pengaruh terapi topikal emolien minyak zaitun terhadap skala pruritus pada pasien gagal ginjal kronis di ruang Hemodialisa RSUD Majalaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui skala pruritus pada pasien gagal ginjal kronis sebelum dilakukan terapi topikal emolien minyak zaitun di ruang Hemodialisa RSUD Majalaya. 2. Untuk mengetahui skala pruritus pada pasien gagal ginjal kronis setelah



dilakukan terapi topikal emolien minyak zaitun di ruang



Hemodialisa RSUD Majalaya. 3. Untuk mengetahui adanya perbedaan skala pruritus sebelum dan sesudah dilakukan terapi topikal emolien minyak zaitun pada pasien gagal ginjal kronis di ruang Hemodialisa RSUD Majalaya. 1.4



Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis 1) Bagi Ilmu Keperawatan



55



Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan pengobatan baru dan pelaksanan pelayanan keperawatan ataupun anjuran pada pasien gagal ginjal kronis yang mengalami pruritus dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan peningkatan nilai body image. 2) Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat memenuhi arsip penelitian yang baru diperpustakaan Stikes Bhakti Kencana Bandung dan dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lainnya yang ingin melanjutkan penelitian dengan lingkup yang sama. 1.4.2. Manfaat Praktis 1) Bagi profesi keperawatan Sebagai bahan informasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan menciptakan tindakan baru dalam pelayan untuk meningkatkan kemandirian profesi perawat. 2) Bagi tempat penelitian Sebagai



bahan



masukan



bagi



RSUD



Majalaya



dalam



meningkatkan pencegahan dan penanganan pruritus pada pasien gagal ginjal kronik. 3) Bagi peneliti Menambah wawasan tentang gagal ginjal kronis dikalangan masyarakat dan juga menambah pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. 4) Bagi responden



56



Sebagai tambahan ilmu kesehatan khususnya dalam menagani rasa gatal pada kulit dan meningkatkan self care pada dirinya.



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1



Gagal Ginjal Kronik



2.1.1. Definisi Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah kelainan dimana penurunan fungsi ginjal teradi secara progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat (Colvy,2010). Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan menifestasi penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) didalam darah (Smeltzer,2013). Gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang menetap, dimana kemampuan



tubuh



gagal



untuk



mempertahankan



metabolisme



dan



keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebaban uremia. Dengan penumpukan uremia ini menyebabkan gangguan pada fungsi organ lain seperti jantung,neuromuskuler,organ pernafasan,kulit dan organ lainnya. Untuk kelangsungan hidupnya pasien gagal ginjal kronis membutuhkan transplantasi ginjal atau terapi dialisis atau sering disebut cuci darah (Black,2014).



57



Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang irreversible dan berlangsung lambat sehingga ginjal tidak mampu mempertahankan metabolisme tubuh dan keseimbangan cairan dan elektrolit dan menyebabkan uremia. 2.1.2. Etiologi Menurut Black & Hawks (2014) mengatakan bahwa penyebab gagal ginjal kronik ialah glumorelonefritis kronis, gagal ginjal akut, obstruksi, penyakit ginjal polikistik, episode pielonefritis berulang dan nefrotoksin. Penyakit sistemik juga bisa mengakibatkan gagal ginjal kronis seperti DM, hipertensi, Lupus erotematosus, poliartritis, penyakit sel sabit dan amiloidosis. 2.1.3. Klasifikasi Menurut Arif dan Kumala (2011), KDOQI (Kidney Disease Outcome Quality Initiative) pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan laju filtrasi glomerolus : 1. Stadium 1



: Kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria



persisten dan LFG yang masih normal (>90 ml per menit per 1,73 m2). 2. Stadium 2



: Kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria



persisten dan LFG diantara 60-89 mL per menit per 1,73 m2. 3. Stadium 3



: Kelainan ginjal dengan LFG diantara 30-59 mL per menit



per 1,73 m2. 4. Stadium 4



: Kelainan ginjal dengan LFG diantara 15-29 mL per menit



58



per 1,73 m2 . 5. Stadium 5



: Kelainan ginjal dengan LFG diantara