Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penduduk Terhadap Lingkungan Hidup [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang 1.1. Latar belakang Sejak zaman dahulu, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari alam. Manusia selalu membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Manusia yang tinggal di suatu daerah atau wilayah tentu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi merupakan peningkatan penduduk dari tahun ke tahun atau disebut dengan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk. Terdapat beragam faktor yang menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk akan meningkatjika angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, terlebih lagi bila diikuti tingkat imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaaan dimana pertumbuhan penduduk sangat melebihi daya dukung alam. Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada, yang berarti mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Kepadatan penduduk juga dapat mempengauhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatan penduduknya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalah sosial, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk terutama di daerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata. 1.2.Rumusan Masalah 



Bagaimana tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?







Sejauh mana pengaruh tingkat pertumbuhan penduduk terhadap kesehatan?? i







Sejauh mana pengaruh tingkat pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan hidup?



1.3.Tujuan pembuatan makalah Untuk menganalisis lebih dalam tentang keterkaitan antara tingkat pertumbuhan penduduk terhadap kesehatan dan lingkungan.



ii



BAB II TEORI PUSTAKA



2.1.Pengertian Lingkungan Hidup Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup makhluk tersebut. Menurut Pasal 1 butir (1) Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhialam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.Lingkungan hidup dan manusia Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Kegiatannya, apakah sekedar bernafas ataupun membendung sungai, sedikit atau banyak akan merubah lingkungannya. Pengaruh terhadap suatu unsur akan merambat pada unsur lain, sehingga pengaruhnya terhadap manusia sering tidak dapat dengan segera terlihat dan terasakan lingkungan hidup tidak hanya berhubungan dengan gejala-gejala perubahan alam yang sifatnya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga menyangkut pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah industri yang dihasilkan dari proses produksi barang dan jasa yang langsung dibuang ke sungai tanpa proses pengelolaan terlebih dahulu sehingga berakibat mencemari lingkungan. 



Otto Soemarwoto,” Ekologi, Lingkungan Hidup”, Jakarta: Djembatan, 2001, hlm158-159



iii







Muhamad Erwin, “Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup”, Bandung: Refika Aditama, 2008, hlm, 4.33



2.2.Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh beberapa komponen yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase), sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi netto.



2.3.Pertumbuhan penduduk dan sumber alam Kebutuhan manusia tampak terus meningkat karena adanya pertumbuhan penduduk yang pesat. Maka manusia mempergunakan sumber alam yang ada pada alam lingkungan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber alam ialah : semua kekayaan alam, baik yang berupa makhluk hidup, maupun benda-benda mati yang dimiliki oleh suatu tempat yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.



2.4.Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan di mana kondisi suatu habitat (tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh terhadap habitat itu. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh berbagai hal, terutama disebabkan laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Makin cepat pertumbuhan penduduk, makin cepat pula lingkungan hidup dikotori. Pencemaran-pencemaran lingkungan itu sebagai berikut : 1) Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kalengkaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses



iv



pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan pula polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang sangat besar akan menyerap air tanah. 2) Pencemaran udara Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah ilmu pengetahuan, sehingga banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan hidup penduduk. Polusi udara mengganggu pernafasan dan dapat menimbulkanpenyakit pada alat-alat pernafasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan banyak gas-gas yang membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan partikel-partikel halus dan timah hitam. Polusi udara juga sangat membahayakan lalu lintas baik di darat, laut maupun udara 3) Pencemaran air Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebih-lebihan, seperti penggunaan DDT, endrin yang melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran air dapat juga disebabkan oleh air yang mengandung sampai kimia dari pabrik-pabrik, sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai. 4) Pencemaran suara Suara yang terlalu bising mengganggu ketenangan, dapat menimbulkan gangguan jasmaniah dan rohaniah, misalnya gangguan jantung, kelenjar-kelenjar pernapasan, gangguan syaraf, perasaan gelisah dan sebagainya. 



Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta



v



BAB III PEMBAHASAN 3.1.Pertumbuhan Penduduk Penduduk



adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau



berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) lahir secara turun-temurun dan besar di negara tersebut. Jumlah penduduk penduduk senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas atau natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi) Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertumbuhan penduduk alami dan total. Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian. Sedangkan pertumbuhan penduduk total merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisish jumlah kelahiran, kematian dan migrasi (imigrasi dan emigrasi) Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa. Artinya setiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 32,5 juta jiwa. Jika dialokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut, maka setiap harinya penduduk Indonesia bertambah sebesar 9.027 jiwa. Dan setiap jam terjadi pertambahan penduduk sebanyak 377 jiwa. Bahkan setiap detik jumlah penduduk masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 1,04 atau 1 sampai 2 jiwa. Pertambahan penduduk di Indonesia terjadi kelahiran, sisanya berupa migrasi masuk. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam setiap detik di Indonesia terjadi kelahiran bayi sebanyak 1-2 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi pula yakni sebesar 1,49 persen per tahun. Artinya antara tahun 1



1971-2010 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,49 persen. Sehingga jumlah penduduk Indonesia tergolong terbesar ke empat setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Data mengenai jumlah penduduk serta laju pertumbuhan penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 1971-2010 disajikan dalam table berikut: Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010 Penduduk Provinsi 1971



1980



1990



1995



2000



2010



Aceh



2.008.595



2.611.271



3.416.156



3.847.583



3.930.905



4.494.410



Sumatera Utara



6.621.831



8.360.894



10.256.027



11.114.667



11.649.655



12.982.204



Sumatera Barat



2.793.196



3.406.816



4.000.207



4.323.170



4.248.931



4.846.909



Riau



1.641.545



2.168.535



3.303.976



3.900.534



4.957.627



5.538.367



Jambi



1.006.084



1.445.994



2.020.568



2.369.959



2.413.846



3.092.265



Sumatera Selatan



3.440.573



4.629.801



6.313.074



7.207.545



6.899.675



7.450.394



Bengkulu



519.316



768.064



1.179.122



1.409.117



1.567.432



1.715.518



Lampung



2.777.008



4.624.785



6.017.573



6.657.759



6.741.439



7.608.405



Kepulauan Bangka Belitung



-



-



-



-



900.197



1.223.296



Kepulauan Riau



-



-



-



-



-



1.679.163



DKI Jakarta



4.579.303



6.503.449



8.259.266



9.112.652



8.389.443



9.607.787



Jawa Barat



21.623.529



27.453.525



35.384.352



39.206.787



35.729.537



43.053.732



Jawa Tengah



21.877.136



25 372 889



28 520 643



29 653 266



31 228 940



32 382 657



DI Yogyakarta



2 489 360



2 750 813



2 913 054



2 916 779



3 122 268



3 457 491



Jawa Timur



25 516 999



29 188 852



32 503 991



33 844 002



34 783 640



37 476 757



Banten



-



-



-



-



8 098 780



10 632 166



2



Bali



2 120 322



2 469 930



2 777 811



2 895 649



3 151 162



3 890 757



Nusa Tenggara Barat



2 203 465



2 724 664



3 369 649



3 645 713



4 009 261



4 500 212



Nusa Tenggara Timur



2 295 287



2 737 166



3 268 644



3 577 472



3 952 279



4 683 827



Kalimantan Barat



2 019 936



2 486 068



3 229 153



3 635 730



4 034 198



4 395 983



Kalimantan Tengah



701 936



954 353



1 396 486



1 627 453



1 857 000



2 212 089



Kalimantan Selatan



1 699 105



2 064 649



2 597 572



2 893 477



2 985 240



3 626 616



Kalimantan Timur



733 797



1 218 016



1 876 663



2 314 183



2 455 120



3 553 143



Sulawesi Utara



1 718 543



2 115 384



2 478 119



2 649 093



2 012 098



2 270 596



Sulawesi Tengah



913 662



1 289 635



1 711 327



1 938 071



2 218 435



2 635 009



Sulawesi Selatan



5 180 576



6 062 212



6 981 646



7 558 368



8 059 627



8 034 776



Sulawesi Tenggara



714 120



942 302



1 349 619



1 586 917



1 821 284



2 232 586



Gorontalo



-



-



-



-



835 044



1 040 164



Sulawesi Barat



-



-



-



-



-



1 158 651



Maluku



1 089 565



1 411 006



1 857 790



2 086 516



1 205 539



1 533 506



Maluku Utara



-



-



-



-



785 059



1 038 087



Papua Barat



-



-



-



-



-



760 422



Papua



923 440



1 173 875



1 648 708



1 942 627



2 220 934



2 833 381



INDONESIA



119 208 229



147 490 298



179 378 946



194 754 808



206 264 595



237 641 326



Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995



Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Provinsi



Aceh



1971-1980



1980-1990



1990-2000



2000-2010



2,93



2,72



1,46



2,36



3



Sumatera Utara



2,60



2,06



1,32



1,10



Sumatera Barat



2,21



1,62



0,63



1,34



Riau



3,11



4,30



4,35



3,58



Jambi



4,07



3,40



1,84



2,56



Sumatera Selatan



3,32



3,15



2,39



1,85



Bengkulu



4,39



4,38



2,97



1,67



Lampung



5,77



2,67



1,17



1,24



Kepulauan Bangka Belitung



-



-



0,97



3,14



Kepulauan Riau



-



-



-



4,95



DKI Jakarta



3,93



2,42



0,17



1,41



Jawa Barat



2,66



2,57



2,03



1,90



Jawa Tengah



1,64



1,18



0,94



0,37



DI Yogyakarta



1,10



0,57



0,72



1,04



Jawa Timur



1,49



1,08



0,70



0,76



Banten



-



-



3,21



2,78



Bali



1,69



1,18



1,31



2,15



Nusa Tenggara Barat



2,36



2,15



1,82



1,17



Nusa Tenggara Timur



1,95



1,79



1,64



2,07



Kalimantan Barat



2,31



2,65



2,29



0,91



Kalimantan Tengah



3,43



3,88



2,99



1,79



Kalimantan Selatan



2,16



2,32



1,45



1,99



Kalimantan Timur



5,73



4,42



2,81



3,81



Sulawesi Utara



2,31



1,60



1,33



1,28



4



Sulawesi Tengah



3,86



2,87



2,57



1,95



Sulawesi Selatan



1,74



1,42



1,49



1,17



Sulawesi Tenggara



3,09



3,66



3,15



2,08



Gorontalo



-



-



1,59



2,26



Sulawesi Barat



-



-



-



2,68



Maluku



2,88



2,79



0,08



2,80



Maluku Utara



-



-



0,48



2,47



Papua Barat



-



-



-



3,71



Papua



2,67



3,46



3,22



5,39



INDONESIA



2,31



1,98



1,49



1,49



Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995



A. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan. Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematuan secara drastis atau mencolok. Sesuai denga tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode yaitu: 1. Periode I: Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis. 5



2. Periode II: Periode kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi. 3. Periode III: Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai kelahiran



pada tingkat rendah



dan angka



menurun,penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota



keluarga. 4. Periode IV: Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini disebut periode penduduk stasioner. Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang menuju periode ketiga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia antara lain: a. Kelahiran (natalitas) Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan mendukung kelahiran (pro natalitas). Faktorfaktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain: 



Nikah muda,karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.







Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.







Anggapan bahwa banyak anak, banyak rejeki.







Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.







Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.



Faktor-faktor pengahambat kelahiran (anti natalitas), antara lain: 



Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.







Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal 16 tahun dan bagi lakilaki minimal 19 tahun.



6







Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.







Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke-2.







Penundaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.



b. Kematian (Mortalitas) Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kematian ( anti mortalitas) dan mendukung kematian (mortalitas). Faktor-faktor penunjang kematian (pro mortalitas) adalah sebagai berikut: 



Sarana kesehatan yang kurang memadai.







Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan







Terjadinya berbagai bencana alam







Terjadinya peperangan







Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry







Tindakan bunuh diri dan pembunuhan



Selain faktor penunjang kematian, ada juga beberapa faktor yang dapat menghambat kematian (anti mortalitas), yaitu: 



Lingkungan hidup sehat







Fasilitas kesehatan tersedia lengkap







Adanya ajaran agama yang melarang tindakan bunuh diri dan membunuh orang lain







Tingkat kesehatan masyarakat tinggi







Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.



B. Lingkungan Hidup di Indonesia 1. Definisi Lingkungan hidup Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbale balik. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.



7



Menurut UU No.23 Tahun 1997,lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat dan yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan



kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam



membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan wawasan nusantara yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. 2. Kondisi Lingkungan hidup di Indonesia Indonesia dengan beragam bentuk fisik (relief) dan penduduknya memiliki beberapa permasalahn yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Permasalaham lingkunga hidup di Indonesia terjadi di berbagai sektor beserta segala kompleksitas, penyebab dan akibat masing-masing. C. Pertumbuhan penduduk dan lingkungan hidup 1. Hubungan antara pertumbuhan pendudukan dengan kerusakan lingkungan hidup Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan yang kini sedang di hadapi bangsa Indonesia. Brown (1992;265-280), menyatakan bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumber-sumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan.



8



Seperti yang kita ketahui bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin menyempit. Pertambahan penduduk yang cepat makin lama makin meningkat



hingga



akhirnya memadati muka bumi. Hal ini membawa akibat serius terhadap rentetan masalah besar yang membentur keseimbangan sumber daya alam. Karena bagaimanapun juga setiap manusia tidak lepas dari bermacam-macam kebutuhan mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan pelengkap. Sedangkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia tersebut sangat banyak dan tidak terbatas, sementara itu kebutuhan yang diperlukan baru akan terpenuhi manakala siklus cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi. Tetapi akan lain jadinya jika angka pertumbuhan penduduk kin melewati batas siklus ataupun jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan. Seandainya kondisi ini tidak diupayakan penanganannya dengan serius maka suatu saat akan terjadi suatu masa krisis yang sangat berat. 2. Dampak Pertumbuhan Penduduk terhadap kerusakan Lingkungan Hidup Apabila dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat berdampak pada meningkatnya kepadatan penduduk sehingga menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Maka secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap lingkungan hidup adalah sebagai berikut: a. Lingkungan Hayati Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian dan sebagainya. Semakin banyak manusia yang menggunakan lahan untuk daerah pemukiman tanpa memperhatikan dampaknya bagi lingkungannya maka semakin banyak masalah bencana yang akan ditimbulkan. Selain itu maraknya pembukaan lahan hutan untuk membangun industri, perkebunan, dan pertanian dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan. Penebangan hutan secara besar-besaran tanpa adanya usaha penghijauan dapat berakibat pada kerusakan habitat hewan, banjir, tanah longsor, dan adapat 9



melenyapkan keanekaragaman hayati di hutan. Jadi peluang kerusakan lingkungan akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.



b. Ketersediaan air bersih Air merupakan sumber kehidupan. Air merupakan salah saru sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi manusia. Selain untuk minum, air juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian, badan, dan lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak juga memerlukan air, begitu pula pemrosesan barang-barang produksi maupun industri. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Pada umumnya, kebutuhan air di perkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, makin padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan semakin berkurang. Padahal kebutuhan air dari PAM banyak yang diambil dari air bawah tanah. Oleh karena itu semakin padat jumlah penduduk menyebabkan menipisnya persediaan air bawah tanah yang dapat diambil oleh PAM. Sementara itu masih banyak kegiatan industri yang belum memiliki sistem pengolahan limbah yang baik sehingga air limbah turut memperburuk kebersihan air di lingkungan. Pembangunan pemukiman masih banyak yang belum mengacu pada konservasi alam. Sebagai contoh, pembuatan lantai semen, betonisasi pada seluruh halaman, dan pengaspalan jalan raya maupun menutup seluruh lapisan tanah menyebabkan tidak terjadi peresapan air. Akibatnya, air hujan terus mengalir ke sungai dan kembali ke laut. c. Ketersediaan Udara Bersih Udara bersih merupakan kemmbutuhan bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja, gas lain yang ada di udara seperti karbondioksida juga dapat mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas ini meningkat, maka dapat 10



dikatakan bahwa udara telah tercemar. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi dan kawasan industry yang menggunakan bahn bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar di udara, yaitu zat-zat sisa itu dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna. Dengan semakin tingginya kadar cemar di udara, maka kesehatan masyarakat juga akan terganggu atau menurun.



d. Limbah rumah tangga Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah. e. Pencemaran Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah. Karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah. Selain itu daerah yang padat kebutuhan transportrasinya juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan, diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan. Diharapkan dengan adanya kedua usaha tersebut laju pertumbuhan penduduk dapat diatasi. D. Langkah untuk mengatasi atau meminimalisir dampak pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan hidup



11



Salah satu cara untuk mengatasi atau meminimalisir dampak pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan hidup adalah melalui kegiatan PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup). Tujuan akhir dari PKLH adalah membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi dan seimbang dalam hubungannya dengan lingkungan hidup. Adapun objek PKLH yaitu : 1. masalah kependudukan dengan segala parameternya, 2. masalah pencemaran lingkungan, 3. masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungannya 4. masalah implikasi sosial dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup. 5.



masalah etika lingkungan. Adapun



tujuan



diadakannya



pendidikan



kependudukan



yaitu,



agar



masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan utama pada upaya perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara rasional dan bertanggung jawab.



12



PENUTUP A. Simpulan 1. Jumlah penduduk penduduk senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (Mortalitas) dan migrasi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi pula yakni sebesar 1,49 persen per tahun. Artinya antara tahun 1971-2010 jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,49 persen. Sehingga jumlah penduduk Indonesia tergolong terbesar ke empat setelah RRC, India dan Amerika Serikat. 2. Apabila dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat berdampak pada meningkatnya kepadatan penduduk sehingga menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh, yaitu dari penggunaan lahan, air, udara, limbah rumah tangga dan pencemaran. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dan mengatasi masalah pertumbuhan penduduk dan lingkungan hidup ini adalah melalui PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup).



B. Saran Masalah kependudukan adalah masalah yang serius yang kini sedang terjadi di negara kita, apalagi di tambah dengan dampaknya yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Untuk itu, semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan khususnya kita sebagai generasi muda untuk terus mendukung upaya-upaya yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Serta tidak lupa pula kita untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup kita secara berkelanjutan. 13



DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta



Erwin, Muhamad. 2008. Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup. Bandung: Refika Aditama



Prawiroatmodjo, Prof. Dr. Dendasurono. 1988. Ekonomi Kependudukan dan Lingkungan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.



Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup. Jakarta: Djembatan Tjondronegoro, Sediono M.P.,dkk (Penyunting). 1985. Ilmu Kependudukan. Jakarta: Penerbit Erlangga http://agusmulyani.blogspot.in/2015/01/pengaruh-pertambahan-penduduk-terhadap.html?m=1



https://arisudev.wordpress.com/2013/04/24/beberapa-permasalahan-lingkungan-hidup-diindonesia/ http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1267 http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1268 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup http://mezzul10.blogspot.in/2013/10/makalah-pengaruh-pertumbuhan-penduduk.html?m=1



14



https://qadriqaa.wordpress.com/2014/06/12/pengaruh-pertumbuhan-penduduk-terhadapkeseimbangan-lingkungan-dank-kelestarian-alam/ kepofisika.blogspot.in/2014/09/makalah-dampak-pertumbuhan-penduduk.html?m=1 www.zakapedia.com/2013/03/dampak-kepadatan-penduduk.html?m=1



15