Pengembangan Produk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengembangan Produk (Pengertian, Tujuan, Strategi dan Tahapan) Oleh Muchlisin Riadi  Maret 20, 2020   Pengertian Pengembangan Produk  Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.



Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar. Berikut definisi dan pengertian pengembangan produk dari beberapa sumber buku: 















Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk produk baru meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.  Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.  Menurut Simamora (2000), pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan.  Menurut Alma (2002), pengembangan produk adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya, memperbaiki



produk lama, memperbanyak kegunaan dari produk yang sudah ada dan mengurangi biaya produksi dan biaya pembungkus. Tujuan Pengembangan Produk  Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain. Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah:   1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.  2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada. Sedangkan menurut Alma (2002), terdapat beberapa alasan yang membuat perusahaan melakukan pengembangan produk, yaitu:   1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Untuk memenuhi keinginan konsumen.  Untuk menambah omzet penjualan.  Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi. Untuk memenangkan persaingan. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan. Untuk mencegah kebosanan konsumen. Untuk menyederhanakan produk pembungkus.



Jenis-Jenis Pengembangan Produk  Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam melakukan pengembangan produk. Hal ini bertujuan agar produk yang akan dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sudah ada tetap tertarik dengan penawaran yang diberikan oleh suatu perusahaan serta menarik konsumen baru. Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis, yaitu:   1. Memperbaiki yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam menggunakan cara ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan melakukan perubahan yang menyeluruh.  2. Memperluas lini produk. Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.



3. Menambah produk yang ada. Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada produk yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.  4. Meniru strategi pesaing. Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.  5. Menambah lini produk. Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan produk baru yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang telah ada. Karena produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal penggunaan fasilitasfasilitas untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru pula. Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi pengembangan produk, yaitu:   1. Strategi peningkatan kualitas. Produsen dapat meningkatkan daya tahan produk atau dengan meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap konsumen. 2. Strategi peningkatan keistimewaan. Produk Ada empat indikator yang dapat meningkatkan keistimewaan suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai, keanekaragaman, kenyamanan dalam pemakaian suatu produk bagi penggunaannya dan aksesoris tambahan.  3. Strategi peningkatan gaya produk. Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk dari segi pemilihan warna produk tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan yang terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut. Tahapan Proses Pengembangan Produk  Pengembangan produk baru bukan merupakan hal yang mudah bagi perusahaan yang menjalankannya. Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan juga berbeda, tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-kegiatan ini lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi. BACA JUGA Perusahaan harus menyadari bahwa dalam pelaksanaan pengembangan produk, kemungkinan perusahaan mengadakan perubahan-perubahan ciri-ciri khusus produk, meningkatkan mutu produk, menambah tipe produk, dan mengubah ukuran produk untuk memuaskan pasar. Pada saat perusahaan mengalami kemunduran dan menghadapi persaingan yang cukup tinggi, maka kebijaksanaan produk khususnya pengembangan produk merupakan salah satu alternatif jika kebijaksanaan non produk seperti promosi, penentu harga serta saluran distribusi tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk dapat menjamin kesinambungan produk di pasar. Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui dalam pengembangan produk baru, yaitu:



a. Analisis Kebutuhan Pelanggan  Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan produk, baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru merangsang perusahaan untuk mencapai sasaran unit bisnis dan korporat. Untuk menentukan lingkup produk baru yang akan dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan garis-garis besar perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar penting untuk proses perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan menentukan peluang untuk produk dan proses baru. b. Pemunculan gagasan  Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama sekali baru bagi dunia. Beraneka gagasan produk berasal dari banyak sumber. Membatasi pencarian gagasan-gagasan produk baru hanya pada aktivitas litbang interval merupakan pendekatan yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru meliputi para personalia perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan anggota saluran. c. Penyaringan Ide dan Evaluasi  Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan produk baru. Produk yang berhasil adalah produk yang memuaskan kriteria manajemen untuk keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu prosedur penyaringan dan evaluasi yang akan menghapus ide-ide yang tidak akan menjanjikan sesegera mungkin. Tujuannya adalah untuk



mengeliminasi ide-ide yang paling tidak menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan dana yang dikucurkan ke dalamnya. d. Analisis Bisnis  Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan. Perolehan suatu proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu ramalan pendapatan dan biaya. Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada beberapa tahap dan proses perencanaan produk baru. Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan strategi pemasarannya, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis proposal tersebut. Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan dapat melihat angka penjualan historis produk sejenis dan melakukan survei untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan tersebut dapat memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk memperkirakan jangkauan risiko. Setelah mempersiapkan ramalan penjualan, manajemen dapat memperkirakan biaya dan laba yang di harapkan dari produk tersebut, yang memasukkan biaya-biaya pemasaran, penelitian, pengembangan, akuntansi, dan keuangan. e. Pengembangan Strategi Pemasaran  Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan rencana lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran untuk mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini perusahaan melakukan pengembangan rencana strategi, dimana strategi pemasaran lebih dulu mengalami penyaringan. Dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian pokok, yaitu:   1. Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima tahun pertama.  2. Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan yang di rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.  3. Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran selanjutnya. f. Pengembangan Produk  Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk bergerak menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing). Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik barang dan jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah mengkonversikan gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan manfaat bagi para pelanggan, dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan. g. Pengujian Produk dan Pasar  Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya:   1. 2. 3. 4. 5.



Pengujian tentang konsep produk. Pengujian desain produk. Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk. Pengujian laboratorium terhadap produk. Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk. Setelah manajemen perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada tujuannya yaitu untuk mengetahui reaksi konsumen.



h. Komersialisasi  Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini, harus sudah mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang diharapkannya. Di dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset pemasaran terlebih dahulu, terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera, kepuasan para konsumen yang akan dituju.   Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Produk  a. Faktor Pendukung   Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut:   1. Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya



2.



3.



4.



5.



6.



sarana produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.  Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.  Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing. Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesin-mesin yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan jalan memproduksi perusahaan.  Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-produk yang diproduksi perusahaan.  Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produknya di pasar, sera untuk memperluas pasar.



b. Faktor Penghambat  Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu:   1. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen). 2. Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.



3. Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan. 4. Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.  5. Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru. 6. Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak memiliki keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada akan menggunakan pengembangan produk baru serentak, dimana kelompok lintas-fungsional bekerja sama untuk mendorong produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar. 7. Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru berhasil, pesaing dengan cepat meniru.  



Strategi dan Tahapan Mengembangkan Produk Tujuan Pengembangan Produk Secara umum, pengembangan produk bertujuan untuk menambah nilai produk untuk konsumen, memimpin persaingan usaha dengan menciptakan produk yang belum pernah ada, produk yang dibenahi dan juga memiliki nilai tinggi dalam desain kemasan, merk, ukuran, warna dan lain sebagainya. Tujuan pengembangan produk baru menurut Kotler dan Keller (2008), antara lain:  



Mencukupi kebutuhan dan memperkuat pamor perusahaan sebagai pemodal dengan mempromosikan produk yang lebih fresh dari produk yang telah ada. Menjaga persaingan pada produk yang telah ada dengan cara mempromosikan produk baru atau produk lama dimodifikasi yang lebih memuaskan konsumen.



Berdasarkan pendapat Alma (2002), alasan sebuah perusahaan mengembangkan produknya adalah:       



Memenuhi kebutuhan pembeli. Menaikkan pendapatan penjualan. Mengefisiensi sumber daya produksi. Memperbesar laba dengan bahan produk yang sama. Mengefisiensi sisa bahan produksi. Menghindari kejenuhan pembeli. Memudahkan pengemasan produk.



Strategi Pengembangan Produk Untuk menarik konsumen baru maka perusahaan melakukan strategi dengan pengembangan pada produk mereka. Terdapat sejumlah strategi pengembangan produk menurut Kotler dan Keller (2008), diantaranya:    



Membenahi produk yang sudah ada. Meluaskan lini produk dengan menambahkan item. Memodifikasi produk yang sydah ada dan memperluas segmentasi pasar. Mencontek strategi atau kebijakan kompetitor usaha yang dirasa memberi keuntungan.



Ada 3 jenis strategi pengembangan produk menurut Tjiptono (2008), antara lain:   



Meningkatkan kualitas produk atau kecepatan layanan pada konsumen. Meningkatkan kekhasan produk seperti mutu bahan yang digunakan, keragaman, kenyamanan pemakaian serta tambahan aksesori. Meningkatkan nilai produk mulai dari warna, desain dan pengemasan produk.



Tahapan Pengembangan Produk Ada 8 tahapan dalam pengembangan produk, diantaranya Studi Kebutuhan Konsumen Kebutuhan pelanggan adalah titik awal untuk mengembangkan sutu produk yang dipasarkan dalam negeri maupun luar negeri. Produk baru mendorong perusahaan menjangkau target dan korporat. Untuk memutuskan cakupan produk baru yang akan dievaluasi, manajemen menyusun garis besar mengenai perencanaan produk baru. Studi mengenai kebutuhan konsumen memutuskan kesempatan bagi produk dan proses baru. Melahirkan Ide Penggalian gagasan atau ide yang prospektif menjadi akar pengembangan produk baru mulai dari modifikasi produk lama hingga produk yang baru dipasarkan. Berbagai produk bisa berasal dari berbagai sumber, dan ide atau gagasan ini bersumber dari para personalia, konsumen, kompetitor, penanam modal, akuisisi dan anggota perantara. Pemilahan Ide dan Penilaian Proses evaluasi ide baru mengenai produk baru yang akan diproduksi adalah bagian terpenting dalam perencanaan. Manajemen perusahaan membutuhkan tata cara filtrasi dan penilaian yang menghilangkan ide yang tidak memberikan prospektif dengan cepat. Analisa Bisnis Analisa usaha memperhitungkan kinerja profitabel produk yang diajukan. Perolehan estimasi keuangan yang akurat bergantung pada kualitas prakiraan pendapatan dan juga biaya. Normalnya analisa bisnis terpecahkan dalam sejumlah tanapan dan proses perencanaan produk baru. Sesudah manajemen menentukan konsep produk dan strategi marketing maka mereka akan memberikan penilaian daya pikat usaha proposal itu. Untuk memperhitungkan pemasaran, maka perusahaan bisa melihat sejarah pemasaran produk yang sama dan mensurvei untuk memahami opini pasar. Perusahaan bisa memperhitungkan penjualan minimum dan



maksimum produk untuk memperhitungkan jangkauan risiko. Sesudah prediksi penjualan disiapkan, manajemen bisa memperhitungkan biaya dan keuntungan produk yang diharapkan yang melibatkan biaya penjualan, observasi, pengembangan, akuntansi juga finansial. Pengembangan Strategi Pemasaran Pengembangan strategi pemasaran bertujuan untuk penyempurnakan rencana lanjutan pada tahapan selanjutnya yakni bagaimana strategi marketing guna mempromosikan produk baru ke pasaran. Pada tahapan ini, perusahaan mengembangkan rencana stetagi yang telah melewati proses filtrasi. Ada tiga bagian pokok pengembangan strategi marketing, diantaranya:   



Mendeskripsikan ukuran struktur, perilaku pasar target, kedudukan produk yang direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima tahun pertama. Mengilustrasikan harga, strategi penyaluran dan anggaran perusahaan yang direncanakan untuk produk itu pada tahun pertama. Menjabarkan jumlah pemasaran, target laba, dan strategi marketing berikutnya.



  Pengembangan Produk Selanjutnya produk akan dikembangkan dan diuji yang berkaitan dengan penciptaan karakteristik fisik produk baru yang bisa diterima konsumen. Hal tersebut bertujuan untuk mengonversikan ide dalam produk, memberi manfaat bagi konsumen dan perusahaan bisa memproduksi secara ekonomis. Pengujian Produk dan Market Tahapan yang dilakukan untuk menguji produk antara lain:     



Menguji konsep produk Menguji desain produk Menguji kegemaran pembeli pada produk Menguji produk di laboratorium Menguji operasi pabrik dan uji pemakaian produk.



Komersialisasi Setelah dilakukan riset marketing selanjutnya produk di pasarkan secara komersilkan. Faktor Pendukung Pengembangan Produk Dalam mengembangkan sebuah produk, Stanton (1996)ada beberapa faktor yang menjadi pendorongnya, diantaranya yaitu: Kemajuan Teknologi Pesatnya perkembangan teknologi membuat sarana produksi baru bagi perusahaan guna menciptakan dan menyempurnakan produk mereka, sehingga mutunya lebih baik dan produksinya bisa meningkat. Perubahan Minat Pelanggan Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pendapatan, pertumbuhan penduduk, pendidikan dan juga kesetiaan pelanggan pada produk tersebut.



Kompetisi Kompetisi antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama akan membuat perusahaanperusahaan tersebut akan berupaya untuk mengembangkan produk mereka dengan tujuan bisa menyaingi jumlah produksi dari kompetitor. Kelebihan Daya Tampung Produk Meningkatnya daya tampung mesin milik perusahaan maka perusahaan akan berusaha memanfaatkan kelebihan daya tampung atau kapasitas itu dengan cara memproduksi produk. Pendeknya Siklus Produk Pendeknya peredaran produk membuat perusahaan terdorong untuk melakukan pengembangan pada produk mereka, sehingga pelanggan tidak akan bosan dengan produk perusahaan. Adanya Hasrat untuk Meningkatkan Keuntungan Perusahaan yang berkeinginan memperkuat kedudukan produk mereka dipasaran dan memperlebar pasar. Faktor Penghambat Pengembangan Produk Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab pengembangan produk terhambat diantaranya yaitu:       



Kurangnya ide untuk menciptakan produk baru atau memodifikasi produk lama. Terbaginya pasar akibat dalam kompetisi yang sengit. Hambatan sosial dan juga hambatan pemerintah. Pengembangan produk baru yang mahal. Kurangnya modal. Singkatnya waktu pengemmbangan. Lebih pendeknya siklus produk.



Demikian artikel pembahasan tentang pengertian pengembangan produk, tujuan, strategi, tahapan dan cara mengembangkan produk secara lengkap. Semoga bermanfaat       Pengembangan Produk Baru       A.    Pengertian Pengembangan Produk Baru Perkembangan produk baru adalah suatu proses dari pencarian ide-ide untuk barang-barang dan pelayanan-pelayanan baru, dan mengubahnya menjadi tambahan lini produk yang berhasil secara komersil ( Darymple & Parsons, 2000, p. 219 ). Alasan dasar perusahaan mengembangkan produk baru adalah untuk menggantikan item-item yang telah kehilangan minat dari konsumen. Pengenalam item baru membantu meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan Berikut ini penjelasan pengembangan produk  dari beberapa tokoh:  



1.      Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar. 2.      Guiltinan (1991) mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau adanya persaingan dan perubahan teknologi. 3.      Sigit (1992) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara ) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli. 4.      Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.                Keempat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.                    B.     Konsep Produk Baru                Pengembangan produk baru tidak terlepas dari biaya ketidakpastian, dan kegagalan. Menurut Cooper(1993), mayoritas program pengembangan produk gagal mencapai pasar sasaran dari produk baru yang benar-benar bisa mencapai pasar, sekitar 35% diantarannya mengalami kegagalan. Oleh sebab itu, oleh perusahaan membutuhkan proses dan alat analisis yang cermat dan andal dalam rangka pengembangan produk baru.                Konsep produk baru dari dua perspektif, yakni : 1.   Baru bagi pasar (new to market) yang mengandung arti belum ada perusahaan yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut sebelumnya. 2.   Baru bagi perusahaan bersangkutan (new to deferm) artinya perusahaan-perusahaan lain sudah membayarkan produk tersebut tetapi perusahaan bersangkutan belum memasarkannya. Kategori Produk Baru           Secara garis besar, aktivitas pengembangan produk baru bisa menghasilkan 6 macam tipe produk baru: 1.   Produk Baru Bagi Dunia (New to the world products), yaitu produk-produk yang menciptakan pasar yang sama sekali baru dan membentuk siklus hidup produk yang baru. 2.   Lini Product baru (New Product Line), yaitu produk-produk yang baru bagi perusahaan, namun diluncurkan bagi pasar yang sudah ada. 3.   Perluasan lini (Line Extension), yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan memperluas pasar yang dilayani dengan menawaran manfaat yang berbeda. 4.   Penyempurnaan produk yang telah ada (improvement to exsisting products), yaitu produkproduk yang biasanya dirancang untuk menggantikan penawaran produk yang sudah ada. 5.   Re-positioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan yang baru.



6.   Pengurangan biaya (cost redaction), yaitu versi dari produk yang ada yang dapat memberikan kinerja setara pada tingkat harga yang lebih murah.       C.    Inovasi Dan Pengembangan Produk Baru      Produk baru menjadi pusat perhatian seluruh perusahaan, karena sumbangannya jelas untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran perusahaan. Perencanaan produk baru merupakan kegiatan strategis yang penting dan menuntut. Produk baru, yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, membantu memperkuat posisi organisasi di pasar yang sudah ada dan untuk berpindah ke pasar produk baru.      Perusahaan penting mengembangkan produk baru karena untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan keunggulan perusahaan dan mengganti produk lama. Kenapa perlu adanya pengembangan produk, hal ini salah satu strategi untuk memperpanjang daur hidup produk (life cycle product) sehingga produk tidak mengalami tahap decline. Pengembangan produk ini diperlukan jika produk sudah memasuki tahap maturity yaitu, dimana produk perusahaan mengalami titik jenuh, ditandai dengan tidak terjadi penambahan konsumen sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu. Jika produk sudah mencapai tahap ini, dan perusahaan tidak segera melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Hal ini akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh semakin menurun serta penjualan yang cenderung turun. Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini memang cukup efektif, sehingga produk yang diciptakan memiliki daya saing yang cukup kuat dan mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar. Selain menciptakan produk baru, juga bisa mengembangkan produk yang sudah ada menjadi produk yang luar biasa. Dalam hal ini bisa meningkatkan kualitasnya, memperbaharui bentuknya, atau mempercantik kemasan produknya. Ada beberapa       hal yang bisa dilakukan dalam menciptakan produk baru : a.   Produk unik dan menarik       Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini memang cukup efektif, sehingga produk yang diciptakan memiliki daya saing yang cukup kuat dan mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar. Selain menciptakan produk baru, juga bisa mengembangkan produk yang sudah ada menjadi produk yang luar biasa. Dalam hal ini bisa meningkatkan kualitasnya, memperbaharui bentuknya, atau mempercantik kemasan produknya. b.   Memanfaatkan teknologi modern inovasi produk        Strategi inovasi juga bisa dijalankan dengan memanfaatkan bantuan teknologi modern dalam setiap proses produksi maupun operasional usaha. Dengan begitu bisa lebih produktif, memiliki daya saing produk yang lebih tinggi, serta bisa lebih teliti untuk mengurangi resiko kesalahan kerja yang disebabkan oleh human error. c.   Meningkatkan kualitas SDM



       Untuk menciptakan produk yang inovatif, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompetensi dan memiliki kreativitas cukup tinggi. Karenanya sebelum merencanakan sesuatu yang inovatif, penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan sesuai dengan perkembangan perusahaan. Sebab, tanpa tangan-tangan kreatif, mustahil sebuah produk inovatif bisa tercipta. d.   Meningkatkan Pelayanan        Disamping strategi inovasi dengan menciptakan sebuah produk, juga bisa menawarkan pelayanan khusus bagi konsumen. Misalnya saja melayani pemesanan secara online, memberikan layanan delivery order, serta menawarkan paket one stop service untuk memberikan total solusi bagi para konsumen.        Kreatifitas dan Inovasi sering digunakan bergantian, namun ada perbedaan mendasar. Sebenarnya kreatifitas adalah sebuah bagian penting dalam inovasi. Kreativitas tidak cukup hanya datang dengan ide-ide. Kreatifitas adalah prasyarat untuk inovasi dan transformasi organisasi, karena tanpa kreativitas, inovasi tidak berarti, dan transformasi tersebut akan kurang lebih sama dengan sebelumnya. Tanpa inovasi, ide-ide kreatifitas tidak akan pernah diterapakan.      Kreatifitas menciptakan solusi untuk masalah dan inovasi melibatkan pelaksanaan. Definisi inovasi produk dan jasa ( Crawford Dan De Benedetto 2000) adalah Inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk inovasi disegala proses fungsional atau kegunaannya. Jadi, Inovasi bukanlah sebuah konsep dari suatu ide baru atau penemuan baru tetapi inovasi merupakan gabungan dari semua proses-proses tersebut.      Dalam (Kotler, 2002) Tujuan perusahaan untuk melakukan inovasi produk untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan karena produk yang telah ada renten terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus hidup produk yang lebih singkat, serta meningkatnya persaingan domestik dan luar negeri.             Pada saat ini ditengah persaingan yang begitu ketat, barang yang ditawarkan kepada konsumen haruslah bervariasai dengan segala kelebihan dan kecanggihannya. Inovasi produk yang dilakukan haruslah melalui penelitian pasar agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen.        D.    Tipologi Produk Baru                  Mampelajari mengenai pengembangan produk baru, tentu sangatlah luas. Perusahaan –perusahaan umumnya berupaya terus menerus menciptakan produk baru. Tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat perusahaan yang tidak melakukan pengembangan produk baru yang sangat lama. Dari kreteria ini, perusahaan dapat kita kelompokkan dalam Tipologi pengembangan produk baru.   Konsep Tipologi Strategi Miles dan Snow (1978): a.   Prospectors



           Merupakan jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan produk baru atau pasar baru. Perusahaan berusaha untuk selalu menjadi pioneer dalam bersaing, dan rela mengorbankan internal efisiensi untuk berinovasi, dan kreasi. Strategi ini perlu dukungan dari staf yang benar-benar ahli, dan mempunyai kemampuan, sehingga praktik sumberdaya manusianya menekankan pada pencarian sumberdaya manusia yang mampu menciptakan perubahan, dan mempunyai kreativitas tinggi. Jika sumberdaya internal tidak memenuhi, organisasi akan rela mencari dari sumber eksternal meskipun dengan biaya tinggi. b.   Defenders Merupakan organisasi yang menekankan penggunaan strategi stabilitas, dan kelangsungan hidup usaha. Perusahaan ini sangat mempertahankan inti bisnisnya atau core business, tanpa banyak melalukan perubahan. Perhatian pimpinan organisasi pada stabilitas jangka panjang. c.   Analyzer            Merupakan perusahaan yang menggunakan strategi diantara defenders, dan prospectors. Artinya perusahaan ini tidak terlalu berani mengambil resiko besar dalam berinovasi, tetapi tetap berusaha menciptakan keunggulan dalam pelayanannya kepada pasar. d.   Reactor Merupakan jenis perusahaan yang lebih banyak ditekan oleh lingkungan, karena kurang memperhatikan adanya perubahan lingkungan dan sistem persaingan. Perusahaan jenis ini lebih mementingkan efisiensi, menekan biaya termasuk menekan pada sumberdaya manusia.                Teori Strategi pengembangan produk baru juga dapat di lihat dari pengaruh perkembangan pasar. Hal ini tidak lepas dari faktor potensi keuntungan maupun resiko yang akan ditimbulkan dari strategi pengembangan produk.   Berikut ini strategi pengembangan produk baru selain teori Miles and Snow yang digolongkan menjadi dua golongan. Diantaranya yaitu Strategi Reaktif dan Strategi Proaktif. 1.      Strategi Proaktif (Proactif Strategi)         Strategi ini merupakan strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi dimasa depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari strategi proaktif diantaranya sebagai berikut: a.       Penelitian dan Pengembangan (Research and Development).                Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis. Contohnya:                Perusahaan PT. ABC menginvestasikan modal yang cukup banyak pada bagian R&D-nya. Hasilnya muncul produk Kecap ABC, Saus ABC, Mie ABC, Sirup ABC, dan produk yang lainnya. b.      Pemasaran (Marketing)                Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Contohnya:



               PT. Nutrifood Indonesia mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen diabetes baik langsung maupun tidak langsung. Akhirnya dari sekian banyak hasil survey, konsumen diabetes membutuhkan gula yang bisa untuk diabetes. Akhirnya terciptalah Tropicana Slim. c.       Pengusaha (Entrepreneurrial)                Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkan sumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudah besar dan mapan. Contohnya:                Google merupakan perusahaan yang terkemukan didunia. Produk yang dihasilkannya pun sudah membantu dengan kebutuhan konsumennya. Seperti Google map, goolge search engine, google plus, dan email. Produk Google memiliki kualitas yang mendunia, inovatif, dan handal. Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian yang khusus memperkerjakan pegawai berjiwa inventor, kreatif, inovatif, dan berfikir secara tidak biasa (think out of the box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter dunia. Akhirnya muncullah produk Google Glas yang menjadi trendsetter terhadap produk sejenis. d.      Akuisisi (Acquisition)                Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar. Contohnya:                Prusahaan Facebook merupakan Perusahaan yang bergeerak dibidang Jejaring Sosial. Facebook baru-baru ini mengakuisisi perusahaan Whatsapp yang bergerak dibidang Messanger. Keputusan ini diambil mengingat Whatsapp merupakan aplikasi Mesanger yang tidak dikenai biaya dan penggunannya banyak. 2.      Strategi Reaktif (Reactive Strategi)         Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi proaktif, yaitu sebagai berikut.: a.       Strategi Defensif  (Defensive Strategy).                Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar. Contohnya:                Perusahaan Samsung baru saja meluncurkan ponsel Galaxy S 5 yang meraih kesuksesan dipasar. Perusahaan HTC asal Taiwan yang merupakan kompetitor dari perusahaan Samsung yang bermain di ponsel cerdas (smartphone) kemudian berinisiatif untuk mengadakan promoo diskon untuk setiap pembelian ponsel HTC. Hal ini dilakukan demi menjaga pasar yang selama ini perusahaan HTC miliki. b.      Strategi Imitatif  (Imitative Strategy).                Strategi ini dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat sebelum produk tersebut mendapat pasaran yang kuat.



Contohnya:                Misal Perusahaan Samsung dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy S 6 yang memiliki model dan desain menarik serta akan meraih kesuksesan dipasar. Perusahaan Handphone asal Cina membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy S 6, meskipun sistem operasi dari ponsel tersebut tidak sama. c.       Strategi Second but better                Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran. Contohnya:                Misal Perusahaan Samsung dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy S 6 yang memiliki model dan desain menarik serta akan meraih kesuksesan dipasar. Perusahaan Handphone asal Cina membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy s6 dan mengembangkan system operasi berbasis android versi terbaru atau versi lain yang lebih unggul. d.      Strategi Responsif                Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen. Contohnya:                Perusahaan Aple meluncurkan ponsel Iphone 5 yang memiliki model dan desain menarik. Ponsel ini merupakan hasil dari berbagai keinginan dan permintaan pasar untuk penyempurnaan atas kekurangan keluaran ponsel sebelumnya yaitu Iphone 3, dan 4       E.     Proses Pengembangan Produk Baru                Menciptakan produk baru membutuhkan ide dan berbagai kreativitas yang tidak bisa dianggap main-main. Butuh berbagai tahapan hingga akhirnya suatu organisasi atau perusahaan mampu menciptakan pengembangan untuk produk baru yang bisa diterima oleh masyarakat. Pengembangan untuk produk baru itu sendiri merupakan suatu hasil inovasi yang mana keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh kualitas dari produk yang dikembangkan. Melalui beberapa proses penting untuk pengembangan produk baru, pastinya sangat bagus untuk menjadi referensi dalam menciptakan suatu inovasi produk unggulan.                Perusahaan banyak yang menghadapi sebuah masalah, dimana mereka  harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan berhasil sukses terhadap produk tersebut sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil. Perusahaan harus memahami pelanggannya, pasar, pesaing, serta pengembangan produk yang memberikan nilai unggul bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis                Pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyak ide produk baru berasal dari sumber internal. Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif. Ide lain datang dari sumber eksternal. Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta mengalisis pertanyaan dan keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide produk baru yang akan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.



   Menurut Kotler, langkah-langkah penting dalam pengembangan produk yang terlihat dalam gambar dibawah ini : 1.   Pemunculan gagasan (idea generation)    Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan  produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru. 2.   Penyaringan gagasan (idea screening)  Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.   3.   Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)   Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.   4.   Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development) Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.   5.   Analisis usaha (business analysis) Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk. 6.   Pengembangan produk (product development)  Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan. 7.   Pengujian pasar (market testing)



  Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasar yang dimilikinya.   8.   Komersialisasi (Commercialization) Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana produk baru tersebut akan diluncurkan ke pasar.                 Selain hal – hal diatas. Point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.           Beberapa proses tersebut merupakan tahapan yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam rangka pengembangan produk baru. Mengingat tingginya persaingan bisnis, hal-hal tersebut tentu harus benar-benar harus diterapkan agar produk yang dihasilkan benar-benar produk yang mampu membantu perusahaan dalam mencapaki tujuan bisnis.                Melalui proses tersebut, banyak manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan atau organisasi diataranya perusahaan bisa menghasilkan inovasi produk baru yang mendapat respon positif dari masyarakat melalui proses yang tepat       F.     Faktor Penghambat Pengembangan Produk Baru                Pengembangan produk baru tidak hanya mengakibatkan keberuntungan semata. Melainkan pengembangan produk baru memiliki resiko kegagalan.  Di Indonesia beberapa produk baru gagal dipasaran, seperti produk minuman berkalori tinggi Frezzy Malta dari Multi Bintang, rokok Sampoerna Executive dan Super-20 dari Sampoerna.  Produk-broduk baru terus mengalami kegagalan pada tingkat yang mencemaskan. Tingkat kegagalan untuk produk baru untuk paket-paket produk yang didominasi perluasan lini produk diperkirakan 80% menurut Clancy dan Robert S.. Shulman dalam bukunya yang berjudul  The Marketing Revolution: A Raaadical Manifesto for Dominating The Markeplace.                Perkiraan ini tentu saja bergantung pada bagaimana periset mendefinisikan kegagalan produk baru, misalnya apakah jika produk tersebut gagal memberikan laba ataukah jika menghasilkan laba lebih rendah daripada yang diharapkan. Kegagalan produk baru ini dapat disimpulkan kaarena dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut ini faktor-faktor yang menghambat pengembangan produk baru: 1.   Kekurangan ide produk baru yang penting dalam bidang-bidang tertentu : mungkin hanya ada sedikit cara yang dapat meningkatkan beberapa produk dasar seperti baja, sabun cuci, dsb.



2.   Pasar yang terbagi-bagi : persaingan yang tajam menyebabkan pembagian pasar. Perusahaan harus mengarahkan produk barunya pada segmen pasar yang lebih kecil, dan ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk. 3.   Kendala sosial dan pemerintahan : produk baru harus memenuhi kriteria masyarakat seperti keselamatan konsumen dan keseimbangan lingkungan. Peraturan pemerintah telah memperlambat inovasi dalam industri obat dan telah memperumit rancang produk dan keputusan periklanan dalam industri-industri seperti industri peralatan , kimia, mobil, dan mainan. 4.   Mahalnya proses pengembangan produk baru : suatu perusahaan biasanya harus menghasilkan banyak ide produk baru agar dapat memperoleh beberapa yang baik. 5.   Kekurangan modal : beberapa perusahaan yang memiliki ide-ide yang baik tidak dapat memperoleh modal yang cukup untuk melakukan penelitian. 6.   Waktu pengembangan yang lebih cepat : para pesaing mungkin memperoleh ide yang sama pada waktu yang sama, dan kemenangan akan diraih yang paling cepat. Perusahaanperusahaan yang waspada harus mempercepat waktu pengembangannya dengan menggunakan teknik rancang dan manufaktur yang dibantu komputer, mitra strategis, pengujian monsep awal, dan perencanaan pemasaran lanjutan. 7.   Siklus hidup produk yang lebih pendek : jika suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat menirunya sehingga siklus hidup produk baru menjadi lebih pendek.      G.    Faktor Pendorong Keberhasilan Produk Baru        Bannyak hal yang dapat menjadi sumber pendorong diperlukannya suatu pengembangan produk baru. Pendorong ini berasal dari dalam organisasi perusahaan atau dari lingkungan eksternal perusahaan. Adapun faktor-faktor perusahaan tersebut adalah : 1.   Financial goals.        Tekanan untuk mencapai tujuan keuangan seperti laba, pangsa pasar, penerimaan, kebuutuhan investasi dan lain-lain menjadi pendorong dilakukannya pengembangan produk baru. 2.   Sales & Market Share Growth.        Pertumbuhan penjualan merupakan tujuan penting bagi sebagian perusahaan. Begitu juga dengan kekuatan yang dimiliki dipasar melalui penguasa pasar yang ada juga merupakan sesuatu pendorong diperlakukannya pertumbuhan penjualan     3.   Competitive action.        Motivasi untuk bersaing merupakan salah satu pendorong perusahaan memikirkan produk baru sehingga memiliki kekuatan dan perbedaan dipasar. 4.   Life cycle.        Setiap produk yang ditawarkan sekarang oleh perusahaan memiliki keterbatasan didalam waktu pemasarannya. Mereka memiliki batasan waktu sebelum produk tersebut mengalami



penurunan dalam penjualan karena beralihnya konsumen pada produk yang lain. Untuk menjaga hal tersebut diperlukan pengembangan produk baru. 5.   Technology.        Berkembangnya teknologi memungkinkan orang untuk menawarkan sesuatu yang lebih baik dari penawarannya sekarang, sehingga akan melahirkan produk baru bagi perusahaan maupun pesaing. 6.   Regulation.        Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah akan memberikan batasan-batasan tertentu pada produk yang sudah ada sehingga diperlukan suatu produk baru agar tidak dikenai aturan-aturan tersebut. kebutuhan mesin yang tidak menyemari udara merupakan salah satu regulasi yang mendorong munculnya produk baru. 7.   Material cost and availability.        Biaya yang meningkat untuk bahan baku tertentu mendorong perusahaan untuk mencari alternatif lain sehingga akan mendorong lahirnya produk baru. Begitu juga halnya dengan keterbtasan bahan baku juga mendorong perusahaan mencari bahan baku pengganti. 8.   Invention.        Penemuan yang diperoleh dari hasil penelitian dan pengembangan juga mendorong lahirnya produk baru.       H.    Strategi Peluncuran Produk Baru Dalam pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. Perencanaan produk yang matang akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru. Seorang perencana harus membuat karakteristik produk yang akan dihasilkan dengan asumsi-asumsi : 1. Produk tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut). 2. Memilih produk yang benar-benar baru atau perluasan merk. 3. Produk tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis. 4. Produk tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder atau tersier. 5. Produk tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas. 6. Produk tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu saja.                Setelah kita mengetahui asumsi-asumsi pengembangan produk baru, maka kita akan mudah menentukan strategi ppeluncuran produk baru. Dimana Peluncuran produk baru merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi para professional pemasaran. Alasan utama untuk ini adalah bahwa pekerjaan ini mempunyai tantangan yang menarik. Selain itu, dalam peluncuran produk baru bisa diaplikasikan berbagai ilmu dan strategi pemasaran. Justru karena sarat dengan fungsi pemasaran, maka para pelaku pemasaran harus hati-hati namun mantap dalam perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut setelah kegiatan pemasaran produk baru. Persaingan bisnis yang ketat telah menantang para pebisnis harus selalu inovatif dan kreatif. Salah satu solusinya adalah meluncurkan produk baru tiap tahunnya. Jumlah yang diluncurkan tergantung daya serap pasar dan tingkat persaingan yang ada. Strategi seperti ini harus



didukung oleh semua konstituen yang ada dalam perusahaan mulai dari bagian riset, produksi, pemasaran, distribusi, sampai kepada public relations. Besarnya antusiasme dalam peluncuran produk baru tidak menjamin suksesnya produk tersebut di pasar. Namun, yang menjadi persoalan justru pada pasca kegiatan peluncuran tersebut. Data riset memembuktikan bahwa 90% dari produk baru gagal dalam kurun waktu dua tahun. Padahal jumlah produk atau jasa baru selalu meningkat tiap tahun. Ini pula yang membuat sulitnya produk baru mendapat perhatian konsumen. Besarnya kesulitan yang menghadang pada peluncuran produk baru seharusnya tidak mengurangi semangat dalam melucurkan produk baru. Bagaimanapun, produk baru adalah darah baru yang selalu diperlukan perusahaan. Sementara itu, para professional pemasaran harus sadar bahwa di balik tantangan yang berat dari peluncuran produk baru terdapat potensi yang besar untuk berhasil. Dalam melaksanakan peluncuran produk baru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jangan merencanakan peluncuran sebelum adanya kepastian bahwa produknya siap untuk diluncurkan.         Dalam konteks ini harus ada sinkronisasi antara divisi produksi dan pemasaran. Bagian produksi harus memastikan bahwa produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan standart produk baik mengenai kualitas maupun standart kemanan produk. Dengan ketatnya persaingan bagian pemasaran harus memahami secara mendalam strategi pemasaran yang akan diterapkan agar konsumen membeli produk baru tersebut. Jadi perencanaan acara peluncuran harus matang. 2. Buat rencana peluncuran tidak kaku.         Dalam era globalisasi seperti saat ini, informasi dan inovasi selalu berubah setiap waktu. Rencana yang fleksibel dapat berubah setiap saat, menyesuaikan kondisi dan informasi pasar. Peluncuran produk yang tepat waktu akan memudahkan produk tersebut diterima oleh konsumen. Sebagai contoh peluncuran pupuk untuk tanaman padi akan lebih diterima ketika dilakukan pada saat musim tanam jika dibandingkan ketika musim panen, karena konsumen bisa segera mengaplikasikannya sekaligus mencoba produk tersebut. 3. Gunakan beberapa macam media untuk promosi.         Penggunaan media untuk promosi memang mutlak diperlukan, namun bila media yang digunakan selalau sama dengan yang terdahulu maka akan ada kejenuhan. Oleh karena itu perlu digunakan media baru yang belum banyak digunakan. Banyak media yang bisa digunakan untuk promosi, diantaranya iklan (elektronik dan cetak), Sales Promotion, promosi online lewat internet dan promosi lewat Hand Phone via SMS. 4. Gunakan strategi pemasaran yang jitu         Banyak strategi pemasaran yang berkembang di dunia, pemilihan strategi yang tepat akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru. Salah satu strategi yang banyak dipakai adalah strategi bauran pemasaran (Marketing mix). Menurut William J.Stanton (1986) pengertian marketing mix secara umum adalah sebagai berikut : marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi (Arlina Nurbaity L., 2004).