Pengembangan Resep / Formula Kelompok 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PENGEMBANGAN RESEP/FORMULA MAKANAN



Dosen Pembimbing : Rijanti Abdurrachim,DCN.,M.Kes



Oleh : Agustina Ariani



P07131216090



Devia Gustiana Maulida



P07131216099



Laila Sholehah



P07131216111



Nahdatun Nisa



P07131216120



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN GIZI 2019



KATA PENGANTAR



Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas proposal mata kuliah Pengembangan Resep/Formula ini dengan baik. Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam proposal ini. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki proposal ini. Merupakan suatu harapan pula, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya untuk penyusun, kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk memperbaiki dalam penulisan proposal dan akan diterima dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penyusun untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.



Banjarbaru, 4 Mei 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3 2.1. Definisi Gizi Buruk ……………..................................................................... 3 2.2.Pengukuran Gizi Buruk .................................................................................... 4 2.3.Penyebab Gizi Buruk ....................................................................................... 5 2.4. Kriteria Anak Gizi Buruk ................................................................................ 6 2.5.Klasifikasi Gizi Buruk ...................................................................................... 6 2.6.Fase Stabilisasi ................................................................................................. 9 2.7.Fase Transisi ................................................................................................... 10 BAB III METODE PRAKTIKUM ................................................................... 12 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ....................................................................... 12 3.2 Kasus Gizi Buruk ........................................................................................... 12 3.3 Identifikasi Resep ........................................................................................... 14 3.4 Analisis Nilai Gizi .......................................................................................... 18 3.5 Analisis Biaya ................................................................................................ 20 3.6 Uji Organoleptik.............................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cita rasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk, atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014). Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengembangan resep makanan untuk anak yang mengalami gizi buruk. Gizi buruk atau malnutrisi adalah keadaan



kurang



zat



gizi



tingkat



berat



yang



disebabkan



oleh



rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada 2 SD. Berdasarkan pengukuran Tinggi Badan (24 bulan-60 bulan) 4



atau Panjang badan (0 bulan-24 bulan) menurut Umur diperoleh kategori: 1. Sangat pendek jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. 2. Pendek jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD. 3. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. 4. Tinggi jika hasil ukur > 2 SD. Berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi badan atau Panjang Badan: 1. Sangat kurus jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. 2. Kurus jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD. 3. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. 4. Gemuk jika hasil ukur > 2 SD. 2.3



Penyebab Gizi Buruk 1) Penyebab langsung, yaitu : a. Keadaan gizi yang dipengaruhi oleh ketidakcukupan asupan makanan dan penyakit infeksi yang ditimbulkan seperti penyakit diare, campak dan infeksi saluran nafas yang kerap menimbulkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayati (2011) yang mengatakan bahwa beberapa faktor lain yang mempengaruhi nutrisi pada anak adalah penyakit infeksi, sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan orang tua. Kondisi anak yang sakit menyebabkan nutrisi tidak dapat dimanfaatkan tubuh secara optimal karena adanya gangguan akibat penyakit infeksi. b. Malnutrisi yang berawal dari nutrisi ibu yang kurang saat sebelum dan sesudah hamil, dan penyakit infeksi, maka pada gilirannya nanti akan mengakibatkan terlahirnya bayi dengan berat badan rendah yang kemudian akan mengakibatkan gizi buruk pada anak tersebut. 2) Penyebab secara tidak langsung, yaitu : a. Ketersediaan pangan tingkat rumah tangga yang rendah



5



b. Ketersediaan pelayanan kesehatan yang tidak memadai c. Kemiskinan merupakan akibat dari krisis ekonomi dan politik yang mengakibatkan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang kemudian berakibat pada minimnya pendapatan seseorang dan ketersediaan panganpun berkurang. d. Tingkat



pendidikan



dapat



mempengaruhi



pekerjaan,



pendapatan, pengetahuan, dan perilaku orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak (Depkes, 2008 dalam Sulistiyawati 2011). e. Lingkungan yang tidak sehat dan tempat tinggal yang berjejalan menyebabkan infeksi akan sering terjadi. Dan kemudian penykit infeksi



itu



akan



berpotensi



sebagai



penyokong



atau



pembangkit gizi buruk (Gizi Dalam daur Kehidupan. Arisman, MB., 2002). 2.4



Kriteria Anak Gizi Buruk 1) Gizi Buruk Tanpa Komplikasi a. BB/TB: < -3 SD dan atau; b. Terlihat sangat kurus dan atau; c. Adanya Edema dan atau; d. LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan 2) Gizi Buruk dengan Komplikasi Gizi buruk dengan tanda-tanda tersebut di atas disertai salah satu atau lebih dari tanda komplikasi medis berikut: a. Anoreksia b. Pneumonia berat c. Anemia berat d. Dehidrasi berat e. Demam sangat tinggi f. Penurunan kesadaran



6



2.5



Klasifikasi Gizi Buruk Gizi buruk berdasarkan gejala klinisnya dapat dibagi menjadi 3 : a. Marasmus Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Gejala marasmus antara lain anak tampak



kurus,



rambut



tipis



dan jarang,kulit



keriput



yang



disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang, muka seperti orang tua (berkerut), balita cengeng dan rewel meskipun setelah makan, bokong baggy pant, dan iga gambang. Pada patologi marasmus awalnya pertumbuhan yang kurang dan atrofi otot serta menghilangnya lemak di bawah kulit merupakan proses fisiologis. Tubuh membutuhkan energi yang dapat dipenuhi oleh asupan makanan untuk kelangsungan hidup jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan energi cadangan protein juga digunakan. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi tetapi juga untuk sistesis glukosa. b. Kwashiorkor Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan



protein



yang



inadekuat.



Hal



ini



seperti



marasmus,kwashiorkor juga merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Tanda khas kwashiorkor antara lain pertumbuhan terganggu, perubahan mental,pada sebagian besar penderita ditemukan oedema baik ringan maupun berat, gejala gastrointestinal, rambut kepala mudah dicabut, kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar,sering ditemukan hiperpigmentasi dan persikan kulit, pembesaran hati,anemia ringan, pada biopsi hati ditemukan perlemakan.



7



Gangguan metabolik dan perubahan sel dapat menyebabkan perlemakan hati dan oedema. Pada penderita defisiensi protein tidak terjadi proses katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi dengan jumlah kalori yang cukup dalam asupan makanan. Kekurangan protein dalam diet akan menimbulkan kekurangan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk sintesis. Asupan makanan yang terdapat cukup karbohidrat menyebabkan produksi insulin meningkat dan sebagian asam amino dari dalam serum yang jumlahnya sudah kurang akan disalurkan ke otot. Kurangnya pembentukan albumin oleh hepar disebabkan oleh berkurangnya asam amino dalam serum yang kemudian menimbulkan oedema. c.



Marasmiks-Kwashiorkor Marasmiks-kwashiorkor gejala klinisnya merupakan campuran dari beberapa gejala klinis antara kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) < 60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok. Menurut Pudjiadi (2000, dalam Sulistiyawati, 2011) ada empat dampak gizi buruk. (1) anak dapat memiliki kelainan pada organorgan tubuh seperti Analisis praktik atrofi pada sistem gastro intestinal, penimbunan lemak pada hepar, dan pengecilan pancreas (2) gizi buruk membuat otak mengurangi sintesa protein



DNA.



Akibatnya terdapat otak dengan jumlah sel yang kurang atau otak dengan ukuran yang lebih kecil (3) dapat terjadi gangguan pada sistem endokrin (4) dapat mengakibatkan kematian bila gizi buruk disertai penyakit infeksi seperti tuberculosis, radang paru, atau infeksi saluran cerna. Nutrisi



berperan



penting



dalam penyembuhan



penyakit.



Kesalahan pengaturan diet dapat memperlambat penyembuhan penyakit. Dengan nutrisi akan memberikan makanan-makanan tinggi kalori, protein dan cukup vitamin-mineral untuk mencapai status gizi optimal. Nutrisi gizi buruk diawali dengan pemberian



8



makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian ditingkatkan 3 jam atau 4 jam. 2.6



Fase Stabilisasi Fase stabilisasi biasanya terjadi selama 1-2 hari. Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma basal saja. Formula



khusus



seperti



Formula



WHO



75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai berikut :  Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa  Energi : 80-100 kkal/kgBB/hari  Protein : 1-1.5 gr/kgBB/hari  Cairan : 130 ml/kgBB/hari (jika ada edema berat 100 ml/kgBB/hari)  Bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet  Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ atau pengganti dan jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak.



Pemantauan pada fase stabilisasi :  Jumlah yang diberikan dan sisanya  Banyaknya muntah  Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja  Berat badan (harian)



9



 Selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita dengan edema , mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan naik 2.7



Fase Transisi Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (cathup). Fase transisi merupakan fase peralihan dari fase stabilisasi yang cara pemberian makanan sebagai berikut:  Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahanlahan untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.  Ganti formula khusus awal (energi 80-100 kkal/kgBB/hr dan protein 1-1.5 gram/kgBB/hari) dengan formula khusus lanjutan (energi 100150 kkal/kgBB/hari dan protein 2-3 gram/kgBB/hari ) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.  Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgBB/kali pemberian (200 ml/kgBB/hari). Pemantauan pada fase transisi : 1) Frekuensi nafas 2) Frekuensi denyut nadi Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula.



Setelah normal kembali, ulangi



menaikkan volume seperti di atas. 3) Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi :  Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.  Energi : 150-220 kkal/kgBB/hari  Protein 4-6 gram/kgBB/hari 10



 Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.



11



BAB III METODE PRAKTIKUM



3.1



Waktu dan Tempat Praktikum Pengembangan resep dilakukan pada hari Senin tanggal 13 Mei 2019 di Laboratorium Kuliner/IGDK Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Gizi. Pengembangan resep ini dimulai dari persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan hingga penyajian makanan dan penilaian subjektif panelis terhadap makanan.



3.2



Kasus Gizi Buruk Seorang anak perempuan berumur 12 bulan 12ias12e ke posyandu bersama dengan ibunya untuk imunisasi dan pemantauan pertumbuhan. Pada saat pemeriksaan BB (5,4 kg) dan PB (63 cm) dan dimasukkan dalam KMS, pasien berada di bawah garis merah (BGM). Selanjutnya ibu pasien diminta untuk membawa pasien melakukan pemeriksaan ke puskesmas, setelah itu pasien dirujuk ke rumah sakit. Pasien 12ias12e ke rumah sakit dengan keluhan batuk. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Batuk dirasakan kambuhkambuhan. Pasien dikeluhkan mengalami pilek yang timbulnya bersamaan dengan keluhan batuk. Nafsu makan dan menyusu pasien juga menurun sejak 1 bulan ini. Makan 3 kali sehari dengan menu seadanya, terkadang dengan sayur dan tahu tempe, namun sering kali hanya menggunakan bubur nasi. Menurut pengakuan ibu pasien, pasien tidak pernah sesak, demam, keringat malam hari, dan mual-muntah. Riwayat BAB tidak normal dengan frekuensi 6-7 kali sehari dan berlendir. Pemeriksaan fisik pasien didapat



Nadi 108x/menit,



pernafasan 20x/menit, suhu 360C. Pasien terlihat pucat, lemah, rambut kemerahan, badan kurus dan iga mengambang.



12



Perhitungan 1. Perhitungan kebutuhan gizi -



BBI



= Berdasarkan table z-score = 6,6 kg



-



Status gizi = BB/U (5,4 kg



Gizi Buruk )



Perhitungan setiap fase : a. Fase Stabilisasi -



Energi



= 80 x BBA = 80 x 5,4 kg = 432 kkal



-



Protein



= 1 x BBA = 1 x 5,4 kg = 5,4 gr ( 5% )



-



Lemak



= 25% x keb. Energy = 25% x 432 kkal =



-



Karbohidrat



108 9



= 12 gr



= 70% x keb. Energy = 70% x 432 kkal =



-



Cairan



302,4 4



= 75,6 gr



= 130 ml x kg BB/hr = 130 ml x 5,4 = 702 ml/hr



b. Fase Transisi -



Energi



= 110 x BBA = 110 x 5,4 kg = 594 kkal



-



Protein



= 2,1 x BBA = 2,1 x 5,4 kg = 11,34 gr ( 7,63% )



-



Lemak



= 25% x keb. Energy = 25% x 594 kkal 13



= -



Karbohidrat



148,5 9



= 16,5 gr



= 67,37% x keb. Energy = 67,37% x 594 kkal =



-



400,178



Cairan



4



= 100,04 gr



= 150 ml x kg BB/hr = 150 ml x 5,4 = 810 ml/hr



3.3 Identifikasi Resep a. Nama Resep : F-75 dengan tepung 



Bahan :



-



Susu Skim



= 25 gr



-



Gula



= 70 gr



-



Minyak Sayur



= 27 gr



-



Tepung beras



= 35 gr



-



Larutan Elektrolit



= 20 ml



-



Air



= ditambahkan sampai dengan 1000 ml







Cara Membuat :



1. Mencampurkan gula dengan minyak sayur, mengaduk sampai rata. 2. Menambahakan larutan mineral mix. 3. Memasukkan susu skim dan tepung beras sedikit demi sedikit, mengaduk sampai kalis dan berbentuk gel. 4. Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai 14ias14eny hingga mencapai 1000 ml. 5. Mendidihkan sambil diaduk hingga larut selama 5-7 menit.



14







Diagram Alir : Mencampurkan gula dengan minyak sayur



Mengaduk sampai rata



Menambahakan larutan mineral mix



Memasukkan susu skim dan tepung beras sedikit demi sedikit



Mengaduk sampai kalis dan berbentuk gel



Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai 15ias15eny hingga mencapai 100 ml



Mendidihkan sambil diaduk hingga larut selama 5-7 menit



b. Modisco ½ 



Bahan



-



Susu skim



= 20 gr



-



Gula pasir



= 10 gr



-



Minyak Kelapa



= 4,6 cc



-



Air



= 200 cc







Cara Membuat :



1. Susu skim dan gula pasir dicampur minyak kelapa yang dipanaskan/dicairkan. 2. Tuangkan minyak sedikit demi sedikit ke dalam susu, aduk dengan sendok kayu sampai tercampur. 3. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai tercampur rata. 4. Tim selama 15 menit



15



5. Bila mempunyai mixer atau blender semua bahan : susu, gula, minyak dan air sebagian, diblender sampai tercampur rata, tambahkan air lalu tim 15 menit. 



Diagram Alir : Campurkan susu skim, gula, dan minyak kelapa yang dipanaskan/dicairkan



Tuangkan minyak sedikit demi sedikit ke dalam susu, aduk dengan sendok kayu sampai tercampur.



Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai tercampur rata.



Tim selama 15 menit



Mixer atau blender semua bahan sampai tercampur rata, tambahkan air lalu tim 15 menit.



c. Nama Resep : F-100 



Bahan



-



Susu skim



= 85 g



-



Gula pasir



= 50 g



-



Minyak sayur



= 60 g



-



Larutan elektrolit



= 20 ml



-



Air



= ditambahkan sampai dengan 1000 ml







Cara Membuat :



1. Mencampurkan gula dengan minyak sayur, mengaduk sampai rata. 2. Menambahakan larutan mineral mix. 3. Memasukkan susu skim sedikit demi sedikit, mengaduk sampai kalis dan berbentuk gel.



16



4. Menambahkan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai 17ias17eny hingga mencapai 1000 ml. 5. Larutan 17ias langsung diminum atau dimasak selama 4 menit. 



Diagram Alir : Mencampurkan gula dengan minyak sayur



Mengaduk sampai rata



Menambahakan larutan mineral mix



Memasukkan susu skim sedikit demi sedikit



Mengaduk sampai kalis dan berbentuk gel



Menambahkan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai 17ias17eny hingga mencapai 1000 ml



Larutan 17ias langsung diminum atau dimasak selama 4 menit



d. Modisco 2 



Bahan



-



Susu skim



= 20 gr



-



Gula pasir



= 10 gr



-



Margarine



= 11,2 gr



-



Air



= 200 cc







Cara Membuat : Susu Skim, gula dan margarine diaduk sampai rata, lalu ditambahkan dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga cairan larut. Disaring dan dimasukkan dalam gelas kemudian diminum dalam keadaan hangat.



17



3.4



Analisis Nilai Gizi a. Formula 75 (F-75) dengan tepung



Protein Bahan Vit. Vit. Vit. Berat Energi Lemak Kh Ca Fosfor Fe Natrium Kalium Coles Serat Air Makanan A B1 C Hewani Nabati Susu skim 25 9 0.875 0 0.025 1.275 30.75 24.25 0.03 0 0.01 0.25 9.5 37.25 0 0 22.63 Gula pasir 70 254.8 0 0 0 65.8 3.5 0.7 0.07 0 0 0 0.21 0.35 0 0 3.78 Minyak 27 234.9 0 0.27 26.46 0 0.81 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kelapa Tepung 35 127.4 0 2.45 0.175 28 1.75 49 0.28 0 0.042 0 0 0 0 0 4.2 beras Lar. 20 70 0 0 0 1.8 Elektrolit 1000 Air ml Total 696.1 3.595 26.66 96.875 36.81 73.95 0.38 0 0.052 0.25 9.71 37.6 0 0 30.61 b. Modisco ½ Bahan Makanan Susu skim Gula pasir Minyak kelapa Air Total



Berat



Energi



20 10



7.2 36.4



4.6 200 cc



40.02



83.62



Protein Hewani Nabati 0.7 0 0 0 0



0.046



0.746



Lemak



Kh



Ca



Fosfor



Fe



Vit. A



Vit. B1



Vit. C



Natrium



Kalium



Coles



Serat



Air



0.02 0



1.02 9.4



24.6 0.5



19.4 0.1



0.02 0.01



0 0



0.008 0



0.2 0



7.6 0.03



29.8 0.05



0 0



0 0



18.1 0.54



4.508



0



0.138



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



4.528



10.42



25.24



19.5



0.03



0



0.008



0.2



7.63



29.85



0



0



18.64



18



c. Formula 100 (F-100) Bahan Makanan Susu skim Gula pasir Minyak kelapa Lar. elektrolit Air



Protein Hewani Nabati 2.975 0 0 0



Berat



Energi



85 50



30.6 182



60



522



0



20 1000 ml



70



0



Total



804.6



Lemak



Kh



Ca



Fosfor



Fe



Vit. A



Vit. B1



Vit. C



0.085 0



4.335 47



104.6 2.5



82.45 0.5



0.09 0.05



0 0



0.034 0



0.85 0



32.3 0.15



126.65 0.25



0.6



58.8



0



1.8



0



0



0



0



0



0



0



0



1.8



58.885



53.135



108.9



82.95



0.14



0



0.034



0.85



32.45



Lemak



Kh



Ca



Fosfor



0.02 0 9.072



1.02 9.4 0.0448



24.6 0.5 2.24



19.4 0.1 1.792



0.02 0 0.01 0 0 224



0.008 0 0



0.2 0 0



7.6 0.03 110.544



29.8 0.05 2.576



9.092



10.465



27.34



21.29



0.03 224



0.008



0.2



118.174



32.426



3.575



Natrium Kalium Coles



Serat



Air



0 0



0 0



76.93 2.7



0



0



0



0



126.9



0



0



79.63



d. Modisco 2 Bahan Makanan Susu skim Gula pasir Margarine Air Total



Berat



Energi



20 10 11.2 200 cc



7.2 36.4 80.64



Protein Hewani Nabati 0.7 0 0 0 0.0672 0



124.24



0.7672



Fe



Vit. A



Vit. B1



Vit. Natrium Kalium Coles C



Serat



Air



0 0 0



0 0 0



18.1 0.54 1.736



0



0



20.38



19



3.5 No 1 2 3 4 5



No 1 2 3 4



No 1 2 3



No 1 2 3



3.6



Analisis Biaya Nama Bahan Jumlah F 75 dengan tepung Susu skim bubuk 25 gr Minyak sayur 30 gr Gula pasir 100 gr Lar. Elektrolit 20 gr Tepung beras 35 gr Jumlah F100 Nama Bahan Jumlah Susu skim bubuk 85gr Minyak sayur 60 gr Gula pasir 50 gr Lar. Elektrolit 20 gr Jumlah Modisco ½ Nama Bahan Jumlah Susu bubuk skim 20 gr Gula 10 gr Minyak kelapa 4,6 cc Jumlah Modisco 2 Nama Bahan Jumlah Susu bubuk Skim 20 gr Gula 10 gr Margarine 11,2 gr Jumlah Jumlah



Biaya 3000 2000 1400 2000 420 Rp 8820 Biaya 9000 4000 700 2000 Rp 15700 Biaya 3000 140 2000 Rp 5140 Biaya 3000 140 500 Rp 3640 Rp 33.300



Uji Organoleptik Melalui Uji Hedonik Panelis : 10 orang Bahan : F-75, F-100, Modisco ½ , dan Modisco I Alat :  Gelas Plastik 4 buah  Kuesioner 10 lembar (Lampiran 1)  Pulpen 1 buah



Cara Kerja : 1. Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat yang telah ditentukan dan diberi penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner. 2. Sampel disiapkan di dalam gelas plastik yang sudah disediakan. 3. Panelis diminta mengemukakan pendapatnya secara spontan pada data kuesioner



20



4. Setelah panelis selesai mencicipi satu sampel, panelis diharapkan minum air putih yang telah disediakan disetiap meja untuk menetralkan rasa. 5. Data dianalisis kemudian membuat kesimpulan dari uji daya terima yang telah dilakukan.



Diagram Alir : Semua panelis dikumpulkan disuatu tempat



Penjelasan tentang cara pengujian dan pengisian kuesioner



Sampel disiapkan di dalam gelas plastik yang sudah disediakan



Panelis mengisi kuesioner



Setelah mencicipi satu sampel, panelis diharapakan minum air putih



Data dianalisis



21



DAFTAR PUSTAKA



Almatsier, Sunita, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Almatsier, Sunita, 2006. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta F-100



And F-75 (Foods). (https ://En.Wikipedia.Org/Wiki/F-100_ 75_%28foods%29). Diakses Pada Tanggal 29 april 2019



And_F-



Lampiran 1 Kuesioner Uji Daya Terima Nama



:



Produk



: F-75, F-100, Modisco ½ , dan Modisco I



Tanggal



:



Instruksi



: Nyatakan penilaian anda dan berilah tanda (√ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan pilihan anda.



Tingkat Kesukaan



Warna



Aroma



Tekstur



Rasa



Sangat suka Suka Agak Suka Agak Tidak Suka Tidak Suka



Komentar : ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................