Pengertian Dan Jenis Data [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian dan Jenis Data Data, bentuk jamak dari datum, merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan melalui angka, simbol, kode, dan lain-lain (M. Iqbal Hasan, 2002:82). Data dapat berupa keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Data merupakan fakta atau informasi atau keterangan yang dijadikan sebagai sumber atau bahan menemukan kesimpulan dan membuat keputusan. Data berasal dari fakta yang telah dipilih untuk dijadikan bukti dalam rangka pengujian hipotesis atau penguat alasan dalam pengambilan konklusi. Sebelum digunakan dalam proses analisis, data dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan karakteristik yang menyertainya. Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua macam yaitu: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer disebut juga data asli atau data baru. Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya juga merupakan data primer. Data primer yang bersifat polos, apa adanya, dan masih mentah memerlukan analisis lebih lanjut. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini bisa diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. Data ini digunakan untuk melengkapi data primer. Bahan kepustakaan



yang dapat



dipergunakan dalam penelitian tidak hanya berupa teori-teori yang telah matang, siap untuk dipakai, tetapi dapat pula berupa hasil-hasil penelitian yang masih memerlukan pengujian kebenerannya.



Kedua jenis data tersebut, memiliki hubungan yang saling melengkapi dan menunjang meskipun pada dasarnya kedua data tersebut berdiri sendiri-sendiri. Dalam penelitian, kedua jenis data tersebut sangat dibutuhkan. Data primer akan memperoleh kelengkapannya apabila ditunjang dengan data sekunder. Demikian pula sebaliknya, data sekunder akan mudah didapatkan apabila data primer cukup lengkap dalam menunjang permasalahannya (P. Joko Subagyo, 17:87-88).1 Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibedakan atas dua macam yaitu: 1. Data berkala (time series) adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan. 2. Data kerat lintang (cross section) adalah data yang terkumpul pada waktu tertentu memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan pada waktu itu. Berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua macam yaitu: 1. Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk bilangan dan digunakan terutama dalam penelitian yang dipergunakan untuk permintaan informasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk uraian. Oleh karena itu, data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka-angka, melainkan berbentuk suatu penjelasan yang menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu. Data diwujudkan dalam bentuk uraian yang berupa penjelasan, meskipun dalam penjelasan tersebut kadang-kadang dijumpai pula bentuk angka yang merupakan rangkaian dalam penjelasannya. 2. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan. dan digunakan untuk memperoleh ketepatan atau lebih mendekati dengan eksak. Data kuantitatif yang penyajiannya dalam bentuk angka, secara sepintas lebih mudah untuk diketahui maupun untuk dibandingkan antara satu dan lainnya. Pada umumnya, responden lebih mudah dan cepat untuk mengungkapkan



data



kuantitatif



apabila



data



tersebut



ditunjang



administrasi yang cukup lengkap. 1



Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), H.147



Dari segi interpretasinya data penelitian dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu: 1. Data faktual adalah data yang diperoleh dari subjek berdasarkan anggapan bahwa subjeklah yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan pihak peneliti berasumsi bahwa informasi yang diberikan oleh subjek adalah benar. Contoh data ini adalah data mengenai jumlah anak, usia, tingkat pendidikan, alat kontrasepsi yang digunakan, frekuensi bepergian, dan semacamnya yang memang seharusnya diketahui oleh subjek. Anggapan bahwa



subjeklah



yang



mengetahui



keadaan



yang



sebenarnya



mengharuskan peneliti menerima dan memercayai jawaban subjek. Apabila terjadi jawaban yang tampak kurang masuk akal, peneliti masih dapat menggali lebih jauh, tetapi reliabilitas data yang diperoleh banyak bergantung pada strategi penggalian yang digunakan oleh peneliti. 2. Data yang bersifat bukan-faktual adalah data mengenai subjek penelitian yang perlu digali secara tidak langsung dengan cara-cara pengukuran karena subjek penelitian biasanya tidak mengetahui faktanya. Contoh data ini adalah IQ, orientasi pola asuh, sikap, kestabilan emosi, asertivitas, dan semacamnya yang pada umumnya merupakan data mengenai variabelvariabel psikologis. Pengungkapan data bukan-faktual dapat dilakukan melalui indikator-indikator perilaku yang dihimpun dalam bentuk tes atau skala-skala psikologi. Berdasarkan tingkat pengukurannya (skalanya), data dibedakan atas empat macam, yaitu: 1. Data nominal, yaitu data yang berasal dari pengelompokkan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaannya menunjukkan perbedaan kualitatif; 2. Data ordinal, yaitu data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama;



3. Data interval, yaitu data yang berasal dari objek atau kategori yang diurutkan berdasarkan atribut tertentu, dan jarak antara tiap objek atau kategori adalah sama. Pada data ini, tidak terdapat angka nol mutlak; 4. Data rasio, yaitu data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data ordinal, dan data interval, serta dilengkapi titik nol absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari objek atau kategori yang diukur (M, Iqbal Hasan, 2002: 83).



B. Hubungan Antara Data Dengan Variabel Ilmu sosial banyak sekali menggunakan abstraksi-abstraksi yang dibuat secara umum yang dinamakan konsep. Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Umumnya, konsep dibuat dan dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk keperluan ilmiah yang khas dan tertentu. Konsep demikian dinamakan konstrak (construct). Apabila konstrak tersebut mempunyai bermacam-macam nilai, itulah yang dinamakan dengan variabel (M. Nazir, 1:148). Istilah variabel menunjukkan pada gejala, karakteristik, atau keadaan yang kemunculannya berbeda-beda pada setiap subjek. Lawan dari variabel adalah konstan, yakni yang kemunculannya bersifat tetap. Dalam konteks penelitan, variabel memegang peranan sangat penting karena penelitian mengukur atau mengidentifikasi perbedaan serta faktor yang menimbulkan perbedaan itu (Muhammad Ali, 1:26).2 Dalam menentukan jenis data yang dikumpulkan, peneliti terlebih dahulu harus menentukan objek penelitian kemudian mendefinisikan variabel penelitian. Jenis data pada dasarnya merupakan uraian detail atau kategorisai dari variabel penelitian. Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan pengolahan untuk suatu keperluan-keperluan yang merujuk pada variabel penelitian. 2



Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,. H. 149



Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (subvariabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti, terutama untuk keperluan menentukan jenis data. Memang, mengidentifikasikan variabel dan subvariabel ini tidak mudah karena membutuhkan kejelian dan kedalaman berpikir pelakunya. Memecah-mecah variabel menjadi subvariabel juga disebut kategorisasi, yaitu memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan peneliti. Kategorikategori data dapat diartikan sebagai indikator variabel. Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel, tetapi besar-besar. Berarti, peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja, semakin luas dan dalam, dan gambaran hasil penelitian menjadi semakin teliti. Kategori, indikator, subvariabel ini akan dijadikan pedoman dalam menentukan jenis data, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan kelanjutan langkah penelitian yang lain. Dari gambaran di atas, jelas bahwa penentuan jenis data sangat berkaitan erat dengan variabel penelitian yang sudah ditentukan sebagai objek sesungguhnya dari sebuah penelitian. Penentuan jenis data dilihat sebagai variabel penelitian tersebut. Jenis variabel sangat beragam. Umumnya variabel dibagi atas dua jenis, yaitu variabel kontinu dan variabel deskrit. Variabel dapat juga dibagi menjadi variabel dependen dan variabel bebas. Variabel juga dapat dilihat sebagai variabel aktif dan variabel atribut. Variabel pun dapat digolongkan ke dalam dua macam, yaitu variabel sebab dan variabel akibat. Variabel sebab adalah variabel yang diasumsikan menjadi penyebab munculnya variabel lain, sedangkan variabel akibat adalah variabel yang kemunculannya diasumsikan disebabkan oleh variabel sebab. Dalam penelitian, variabel sebab disebut dengan variabel bebas (independent variable), sedangkan variabel akibat disebut dengan variabel bergantung atau variabel terkait (dependent variable). Hubungan antara kedua jenis variabel itulah yang menjadi objek dilakukannya penelitian. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bisa terjadi secara langsung, dan bisa pula melalu variabel bebas lain atau yang disebut variabel



moderator dan/atau variabel kontrol. Variabel moderator adalah faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih secara sengaja oleh peneliti untuk menemukan apakah keberadaannya dapat mengubah hubungan antara variabel bebas utama dan variabel terikat. Adapun variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol untuk meniadakan atau menetralisasikan pengaruh-pengaruh variabel luar terhadap hubungan variabel bebas dan variabel terikat.3 Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentanag keberadaan jenis-jenis variabel tersebut, berikut ini akan disajikan contoh yang terkait dengan penelitian. Seorang peneliti akan melakukan penelitian terhadap pengaruh bimbingan belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa di sekolah (misalnya dalam bidang studi matematika). Bimbingan belajar di rumah dalam penelitian ini adalah variabel bebas, sedangkan prestasi belajar adalah variabel terikat. Misalnya, peneliti tersebut bermaksud menguji apakah perbedaan lama bimbingan belajar di rumah yang dialami oleh subjek memberi pengaruh berbeda pada prestasi belajar maka lamanya bimbingan di rumah adalah variabel moderator. Selain itu, peneliti pun bermaksud menguji apakah prestasi belajar tersebut benar-benar dipengaruhi oleh bimbingan belajar di rumah atau oleh faktor lain. Untuk menetralisasikan pengaruh faktor lain, peneliti menggunakan keadaan tidak mendapat bimbingan di rumah sebagai pengendalinya. Artinya, di samping meneliti subjek yang memperoleh bimbingan belajar di rumah. Keadaan tidak memperoleh bimbingan di rumah dalam penelitian ini adalah variabel kontrol (Muhammad Ali, 1992;26-27). Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti sering mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi keberadaan variabel-variabel. Hal ini disebabkan keberadaan masalah yang diteliti secara tidak jelas menuntun diperolehnya pengenalan terhadap faktor yang diasumsikan sebagai variabel. Oleh karena itu, ketelitian dalam menganalisis variabel merupakan salah satu kunci keberhasilan penelitian. Sekalipun demikian, untuk proses selanjutnya, tetap saja penelitian memerlukan pengidentifikasian dan pendefinisian variabel penelitian sebagai objek penelitian.



3



Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,. H. 151



Hal ini mutlak diperlukan untuk keperluan proses penelitian selanjutnya, di antaranya adalah menentukan jenis data.



C. Sumber Data Di dalam penelitian data tidak muncul dengan sendirinya, melainkan diperoleh dari berbagai sumber. Sumber data dalam penelitian adalah subjek yang menyediakan data penelitian atau dari siapa dan dari mana diperolehnya data penelitian tersebut. Apabila peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan kuesioner, maka sumber data disebut responden. Jadi, sumber data ialah subjek atau objek penelitian di mana darinya akan di peroleh data.4 Widoyoko menjelaskan bahwa berdasarkan subjek dimana data melekat/sumber data dapat di klasifikasikan menjadi 4 singkatan huruf P (4p) dari bahasa inggris, yaitu: 1. Person, sumber data berupa orang, 2. Place, sumber data berupa tempat, 3. Proses, sumber data gerak/aktivitas. Dan 4. Paper, sumber data berupa symbol.5 Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa secara garis besar sumber data penelitian dibedakan menjadi dua macam, yakni: 1. Sumber data primer/pokok Sumber data primer ialah sumber data yang langsung diambil dari subjek atau objek penelitian yang pertama. Data itu bisa di dapat melalu observasi, wawancara dan kuesioner. Contohnya, peneliti akan meneliti aktivitas belajar menggambar siswa SD kelas 1A. Maka peneliti mengadakan observasi langsung terhadap aktivitas menggambar siswa di kelas 1A ini. Jadi, sumber data primernya yaitu “siswa kelas 1A” pada saat melakukan aktivitas menggambar.



4 Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 40. 5 Muharto dan Arisandy Ambarita, Metode Penelitian Sistem Informasi: Mengatasi Kesulitan Mahasiswa dalam Menyusun Proposal Penelitian, (Yogyakarta: Budi Utama, 2012), h. 82.



2. Sumber data sekunder/pelengkap Sumber data sekunder bisa diambil dari pihak mana saja yang bisa memberikan tambahan data guna melengkapi kekurangan dari data yang diperoleh melalui sumber data primer. Jadi, data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua berupa artikel ilmiah, arsip, laporan, buku, majalah, catatan public, atau gambar-gambar. Contohnya, untuk melengkapi identitas siswa kelas 1A, peneliti bisa menggunakan sumber data sekunder yang berupa dokumentasi di sekolah. Selain itu, peneliti juga bisa melakukan wawancara langsung kepada orang tua siswa untuk melengkapi data tentang aktivitas menggambar anak pada saat dirumah. Jadi, dokumentasi dan orang tua siswa merupakan sumber data sekunder. Suhardjono menyebutkan bahwa penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang akibat dari adanya treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih. Ciri-ciri penelitian eksperimen antara lain: a. Adanya variabel bebas yang dimanipulasi b. Adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel c. Adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terkait sebagai akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.6



D. Unit Analisis Unit analisis



dalam



penelitian



adalah



satuan



tertentu



yang



diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan pokus permasalahannya. Untuk membedakan antara objek penelitian, subjek peneliitian dan sumber data, perhatikan contoh berikut ini:



6



Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), h. 39-40



Seorang peneliti ingin mengetahui metode mengajar yang digunakan oleh guru-guru di SMA. Berdasarkan contoh penelitian tersebut, maka yang dimaksud dengan objek penelitian adalah metode mengajar, yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah guru, dan sebagai sumber data peneliti adalah guru. Contoh berikutnya, seorang peneliti akan menyelidiki harga satuan produksi kaos singlet. Untuk penelitian ini, objek penelitiannya adalah harga satuan produksi kaos singlet, subjek penelitiannya adalah kaos singlet, sumber data penelitiannya adalah direktur pabrik kaos singlet. Andaikata peneliti ingin mengetahui kesejahteraan buruh pabrik, maka yang menjadi objek atau variabel adalah kesejahteraan buruh pabrik, sebagai subjek penelitian adalah buruh pabrik, sebagai sumber data adalah buruh pabrik itu sendiri atau direktur pabrik. Dari ketiga contoh di atas, dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Dalam penelitian lain, mungkin subjek penelitian tersebut berupa sekolah, desa, bahkan mungkin negara. Guru, kaos singlet, buruh pabrik, skolah dan sebagainya dijadikan subjek yang dihitung sebagai satuan. Banyaknya satuan menunjukkan banyaknya subjek penelitian. Inilah yang dimaksud dengan unit analisis. Apabila penelitian mengambil guru sebagai unit analisis, kemudian ada empat sekolah dasar yang masing-masing gurunya ada 6 orang, maka peneliti tersebut sudah memiliki 24 subjek. Tetapi jika unit analisinya sekolah berarti baru memiliki 4 subjek.7



7



Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 187.