Pengertian Dan Jenis-Jenis Penelitian Non Eksperimental Kel 12 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH METODE PENELITIAN “Pengertian dan Jenis-jenis Penelitian Non Eksperimental” Dosen pengampu: Rizka Hasmi Nst, S.Pd,M.Pd



Disusun Oleh: Kelompok 12 Anis fadhillah Lilis anndriani sinaga Ulpa miftahul Jannah



(2001011251) (2001011212) (2001011239)



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2023 / 2024



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan- Nya makalah ini dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Makalah ini membahas tentang “Penelitian Kuatittaif Non-eksperimen”. Penyelesaiannya makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian. Dan juga tidak kalah pentingnya penulis ucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa di dalam penulisannya masih banyak sekali kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan dari para pembaca, kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menjadi masukan untuk bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan bagi semua pihak.



Medan, 1O Mei 2023



Kelompok 12



DAFTAR ISI 1. KATA PENGANTAR...................................................................................i 2. DAFTAR ISI................................................................................................ii 3. BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1 a. Latar belakang.........................................................................................1 b. Rumusan masalah...................................................................................2 c. Tujuan penelitian....................................................................................2 4. BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3 A. MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF NON EKSPERIMENTAL ...............................................................................3 a)



Penelitian deskriptif..................................................................4



b)



Penelitian komparatif................................................................5



c)



Peneltian asosiatif......................................................................7



d)



Penelitian kausalitas..................................................................9



B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN NON EKSPERIMENTAL .............................................................................14 C. JENIS PENELITIAN NON EKSPERIMENTAL.................................15 D. CARA MELKUKAN PENELITIAN NON EKSPERIMENTAL........16 E. CIRI PENELITIAN NON EKSPERIMEN 5. BAB III PENUTUP.......................................................................................17 a. Kesimpulan.............................................................................................17 b. Saran.......................................................................................................17 6. DAFTAR RUJUKAN....................................................................................18



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian adalah proses yang dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan. Dalam melakukan suatu penelitian penting untuk melakukan rancangan penelitian. Rancangan penelitian digunakan untuk melakukan pengontrolan terhadap suatu hasil penelitian. Rancangan juga digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam pelaksanaan penelitian untuk mencapai tujuan dari dilakukannya suatu penelitian. Kemampuan dalam menyeleksi serta mengimplementasikan rancangan penelitian sangat penting guna meningkatkan kualitas penelitian dengan harapan hasil penelitian dapat bermanfaat. Dalam prosedur tersebut terdapat suatu langkah inti dan yang paling penting yaitu mengumpulkan data. Oleh karenanya pengumpulan data merupakan inti dari kegiatan penelitian yang sebenarnya. Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Disamping adanya metode eksperimen ada juga metode penelitian yang non-eksperimen Pada tahap rancangan penelitian, sebagai peneliti harus dapat mempertimbangkan keputusan sehubungan dengan metode yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan cermat dalam merencanakan penumpulan data. Dalam melakukan suatu penelitian secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu penelitian non-eksperimental dan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen (eksperiment research) merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat (Sukmadinata, 2010). Sedangkan penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti (Brotowidjojo, 2009). Pada makalah ini, kelompok akan terfokus untuk melakukan pembahasan mengenai penelitian non-eksperimen. Dimana penelitian non-eksperimen ini mencakup penelitian deskriptif, penelitian komparatif, penelitian asosiatif dan penelitian kausalitas.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana desain penelitian kuantitatif non-eksperimen deskriptif? 2. Bagaimana desain penelitian kuantitatif non-eksperimen komparatif? 3. Bagaimana desain penelitian kuantitatif non-eksperimen asosiatif? 4. Bagaimana desain penelitian kuantitatif non-eksperimen kausalitas? 5. Bagaimana kekurangan dan kelebihan penelitian non Eksperimental? 6. Bagaimana cara melakukan penelitian non eksperimental? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelaskan penelitian kuantitatif non-eksperimen deskriptif 2. Untuk menjelaskan penelitian kuantitatif non-eksperimen komparatif 3. Untuk menjelaskan penelitian kuantitatif non-eksperimen asosiatif 4. Untuk menjelaskan penelitian kuantitatif non-eksperimen kausalitas 5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penelitian non eksperimental 6. Untuk mengetahui cara melakukan penelitian non eksperimental



BAB II PEMBAHASAN Penelitian non-eksperimen merupakan salah satu macam penelitian kuantitatif. Data yang didapatkan dari penelitian non-eksperimen ini berdasarkan data yang sebenarnya (apa adanya) tanpa adanya manipulasi suatu data. Pada penelitian noneksperimen lebih cenderung rendah dalam validitas internal (kemampuan menjelaskan sebab



akibat)



tetapi



lebih



tinggi



pada



validitas



eksternal



(kemampuan



menggeneralisasikan hasil penelitian). Desain penelitian non- eksperimen didasarkan pada filsafat positivisme yang menekankan pada fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif dengan menggunakan angka- angka, pengolahan statistic, struktur dan percobaan terkontrol. Penelitian non- eksperimen responden/sampel/subyek tidak mendapatkan intervensi. Pada desain non-eksperimen juga tidak terdapat variabel independen yang akan dimanipulasi (atau bisa dikatakan hanya terdapat variabel dependen saja. Ciri-ciri utama desain non-eksperimental antara lain (Brink, 2009): 1. Studi dijalankan dalam kondisi yang normal atau senatural mungkin, dan fenomena yang muncul diobservasi apa adanya 2. Tujuan utamanya adalah mendeskripsikan masalah dan/atau mengeksplorasi atau menjelaskan hubungan antar variabel 3. Lemah dalam menjelaskan hubungan sebab-akibat karena tidak adanya intervensi terhadap subyek penelitian 4. Dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dalam kondisi tidak memungkinkan dilakukan eksperimen, seperti: a) Adanya masalah etik penelitian, dan sulit atau tidak mungkin dilakukan intervensi b) Variabel sulit dimanipulasi atau jika dilakukan manipulasi ada masalah etika penelitian misalnya: rasa sakit, dukungan sosial, ketakutan, obesitas, penggunaan alcohol, penyalahgunaan narkotika, kondisi duka cita, dan sakit fisik/mental 5. Untuk menjamin validitas penelitian agar mendekati eksperimen, maka peneliti dapat mempertimbangkan variabel tambahan. Macam-macam desain penelitian kuantitatif non-eksperimental yaitu:



a) Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi saat ini atau masa lampau serta tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya (Syaodih, 2010). Desain ini dipakai pada penelitian yang membutuhkan informasi pada bidang tertentu dalam jumlah banyak melalui penggambaran fenomena atau kejadian secara alamiah. Ciri-ciri desain penlian deskriptif antara lain: 1. Menjelaskan atau menggambarkan variabel sesuai dengan tujuan penelitian 2. Tidak bertujuan mencari hubungan sebab-akibat 3. Dapat dipakai untuk jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif 4. Pengumpulan data melalui observasi terstruktur, kuesioner, dan wawancara atau studi survey 5. Studi ini dapat dijalankan jika: a. Telah ada kesepakatan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang merupakan variabel tunggal dari populasi b. Tidak terdapat literatur yang cukup yang menggambarkan populasi atau variabel populasi c. Peneliti bertujuan menghasilkan alasan rasional sebuah penelitian dilakukan melalui literatur review, sehingga tidak dibutuhkan kerangka teori Jenis penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif terdiri dari tiga studi yaitu (Heryana, 2020): 1. Studi Deskriptif Khusus (Typical Descriptive Design) Studi deskriptif hanya bertujuan mendeskripsikan satu fenomena. Peneliti hanya mencari informasi yang akurat dari karakterisik satu kelompok sampel (bisa berupa subyek, kelompok, institusi atau situasi). Peneliti hanya mencari informasi terkait frekuensi dari suatu kejadian atau fenomena. Peneliti hanya mengidentifikasi, mengkonseptualisasi dan menentukan definisi operasional dari variabel yang dianggap penting. Varibel tersebut bisa dalam bentuk opini, sikap, kebutuhan atau fakta yang akan digambarkan secara komprehensif oleh peneliti. Misalnya: risest tentang opini atau sikap petugas kesehatan pada berbagai jenjang pendidikan terhadap praktik aborsi, riset tentang kebutuhan pemeriksaan psikologis pada pasien yang akan didiagnosis Aids, riset tentang persentase ibu remaja yang tidak patuh dalam kunjungan antenatal care. 2. Studi Deskriptif Perbandingan (Comparative Descriptive Design)



Dirancang untuk menggambarkan variabel dengan membandingkan antar dua atau lebih kelompok untuk melihat perbedaannya. Perbedaan kelompok dihitung dengan analisis statistik deskriptif dan inferensial . Misalnya: penelitian tentang tingkat kepatuhan penggunaan masker selama pandemi Covid-19 antara penduduk jenis kelamin pria dengan wanita. Peneliti menganalisis perbedaan kelompok pria dan wanita yang tidak patuh memakai APD. 3. Studi Deskriptif yang Mempertimbangkan Waktu (Descriptive Design Time Dimension) Dirancang untuk menggambarkan perubahan variabel yang diamati tiap waktu menggunakan analisis longitudinal. Jadi bukan hanya status dan interrelasi antar masalah, namun juga perubahannya dalam perspektif waktu. Misalnya: riset tentang perkembangan janin pada ibu hamil. b) Penelitian Komparatif Penelitian komparatif adalah penelitian diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis penelitian expostfacto, yaitu bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen (Zuriah, 2007). Penelitian komparatif dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam variabel yang diteliti. Penelitian ini tidak ada pengontrolan variabel maupun manipulasi. Pada penelitian ini dilakukan secara alamiah dengan mengumpulkan data dengan menggunakan instrument bersifat mengukur. Desain penelitian komparatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a. Desain penelitian kohort Pada desain penelitian kohort menggunakan pendekatan waktu secara longitudinal/ time period approach. Penelitian kohort disebut juga penelitian prospektif dimana penelitian yang dilakukan berupa pengamatan terhadap peristiwa yang belum terjadi dan akan terjadi yang dilakukan satu kali atau lebih dengan memakan waktu yang lama. Penelitian kohort ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini kelebihan penelitian kohort: i. Komparabilitas antara kelompok kasus dan kelompok control dapat diatur



ii. Terdapat uniformitas atau keseragaman observasi, bak terhada faktor resiko ataupun efek dari waktu ke waktu berikutnya iii. Besarnya angka resiko dari waktu ke waktu berikutnya dapat langsung ditetapkan Sementara kelemahan dari penelitian kohort antara lain: a. Waktu yang dibutuhkan lama b. Biaya lebih mahal karena memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit serta subjek penelitian yang cukup besar c. Memungkinkan adanya drop out subjek penelitian sehingga akan mengganggu analisis hasil d. Pada tindakan tertentu bisa terjadi kendala etika yang kurang atau tidak etis, karena faktor resiko pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek Berikut ini rancangan penelitian kohort: Faktor Resiko +



Prospektif



Faktor Resiko -



Prospektif



Populasi (Sampel)



Efek + Efek -



Efek + Efek -



b. Desain Penelitian Kasus Kontrol (Case Control) Desain penelitian kasus kontrol ini menjadi kebalikan dari desain penelitian kohort. Pada desain penelitian kasus kontrol peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat terlebih dahulu. Variabel bebas diteliti secara retrospektif untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh pada variabel yang terkait. Penelitian retrospektif merupakan penelitian yang berupa pengamatan terhadap peristiwa yang telah terjadi dengan tujuan untuk mencari fajtor yang berhubungan dengan penyebab. Penelitian kasus kontrol tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan dalam pengunaanya, berikut ini kelebihan dari penelitian kasus kontrol: i. Tidak menghadapi kendala etik, tidak seperti pada rancangan penelitian kohort ii. Hasil penelitian lebih tajam, karena adanya kesamaan waktu antara kelompok kasus dan kelompok kontrol serta adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko iii.



Waktu yang dibutuhkan tidak memerlukan waktu yang lama Sementara kelemahan dari penelitian kasus kontrol antara lain:



a. Pengukuran variabel kurang objektivitas dan realibilitas, karena seandainya menggunakan subjek yang masih hidup, subjek harus mengingat kembali faktor resikonya b. Efek variabel luar tidak dapat diketahui karena secara teknis tidak dapat dikendalikan atau tidak terkendali ketika dilakukan matching c. Terkadang terdapat kesulitan dalam memilih kelompok kontrol karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan Berikut ini rancangan penelitian kasus kontrol:



Faktor Resiko + Faktor Resiko -



Retrospektif



Efek+ (kasus) (matching)



Faktor Resiko +



Retrospektif



Faktor Resiko -



Populasi (Sampel)



Efek (kontrol)



c) Penelitian Asosiatif Menurut Sugiyono (2015:11) pengertian penelitian dengan metode asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan pengertian sosiatif menurut Muhammad Fauzi (2009 : 155) asosiatif adalah hubungan antara dua variabel yang tidak saling mengikat, tetapi lebih mengarah pada bentuk kerjasamanya. Misalnya, hubungan antara dokter dan perawat dalam proses penyembuhan. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode asosiatif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel tetapi tidak saling terikat satu sama lain. Teknik analisis dalam penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif. Perhitungan untuk mengatahui hubungan dan pengaruh antar variabel itu antara lain perhitungan koefesien korelasi rank Spearman dan Person Product moment. Menurut Singarimbun & Effendi (1989 : 55-67) mengemukakan bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian asosiatif dapat berupa hubungan simteris, timbal balik, dan interaktif. Hubungan interaktif adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat tinbal balik (saling mempengaruhi) jadi tidak diketahui mana variabel yang mempengaruhi tau dipengaruhi, contoh :



1. Hubungan antara kecerdasan dan kemampuan menyerap informasi. Dari dua variabel tersebut dapat dinyatakan bahwa kecerdasan mempengaruhi kemampuan menyerap informasi dan sekaligus kemampuan menyerap informasi mempengaruhi kecerdasan. 2. Hubungan antara motivasi kerja dengan prestasi kerja. Contoh ini dapat menjelaskan bahwa motivasi kerja mempengaruhi prestasi kerja, sebaliknya prestasi kerja juga mempengaruhi motivasi kerja. Menurut Purwanto (2010:68) Hubungan simetris adalah hubungan antar dua variabel yang bersifat sejajar atau sama. Hubungan simetris terjadi apabila : 1. Kedua variabel indikator dari konsep yang sama. misalnya “kualifikasi guru yang baik” adalah “tingkat pendidikan” dan “pengalaman mengajarnya”. Variabel tingkat pendidikan tidak dipengaruhi oleh pengalaman mengajar, begitu pula sebaliknya. 2. Kedua variabel adalah akibat dari suatu faktor yang sama, misalnya meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu peningkatan penggunaan dikalangan masyarakat 3. Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien, dan sebagainya. 4. Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara variabel murid berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen). Menurut Irawan (2000 : 37) untuk menyatakan ada hubungan sebab-akibat harus dipenuhi 2 syarat utama, yaitu : 1. Terdapat hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable) 2. Terdapat seri urutan yang benar, diartikan bahwa untuk dapat dikatakan sebagai faktor penyebab, suatu variabel tidak mungkin terjadi setelah faktor akibat. Dapat diartikan juga bahwa hubungan antara varibel bebas dan variabel terikat tidak simetrik. Hubungan simetrik maksudnya adalah arah pengaruhnya



dapat berasal dari dua pihak. Yaitu S (Sebab) dapat mempengaruhi Akibat (A) dan A dapat mempengaruhi S. d) Penelitian Kausalitas Menurut Sugiyono (2010:56) penelitian menggunakan metode kausal adalah penelitian yang menggunakan hubungan sebab akibat yang memiliki variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi). Metode penelitian kausal merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki sebab akibat dari sebuah pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor penyebabnya. Metode ini biasanya digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya. Penelitian kausal juga sering disebut kausal komparatif. Metode ini mengkaji hubungan sebab akibat untuk mendapatkan informasi mengenai keterkaitan antara variabel dan masalahnya. Ciri ciri metode penelitian kausal adalah data diambil setelah semua masalah yang dipermasalahkan terjadi. Maksutnya, peneliti mengambil satu atau lebih sampel akibat dari permasalahan terebut dan menguji kembali dengan tujuan untuk mencari sebab terjadinya permasalahan tersebut. Menurur Emzir (2010:125) penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni: 1. Merumuskan masalah 2. Menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti 3. Pemilihan kelompok pembanding 4. Pengumpulan data 5. Analisis data. Kelebihan metode penelitian kausal yaitu: 1. Metode kausal-komperatif baik untuk segala keadaan dalam penelitian jika metode eksperimental tidak memungkinkan untuk digunakan dalam hal: a. Apabila tidak selalu mengkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung. b.



Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat



tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh. c. Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian dalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/dipertanyakan.



2. Studi kausal-komperatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifatsifat gejala yang dipersoalkan: apa yang sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejanis dengan itu. 3. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komperatif itu lebih dapat dipertanggung jawabkan. Sementara itu, kekurangan metode penelitian kausal yaitu: 1. Tidak adanya kelas kontrol terhadap variabel bebas di dalam keterbatasan pemilihan 2. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan dan aktual. 3. Kesulian dalam menentukan sebab atau akibat apabila hubungan antar variabel telah terungkap.



B. KELEBIHAN EKSPERIMENTAL



DAN



KEKURANGAN



PENELITIAN



NON



1. Kelebihan penelitian non eksperimen     



Bisa menggunakan populasi yang besar Menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan surat, email, atau telepon. Sampel yang besar memberi hasil signifikan secara statistik Pertanyaan standar membuat pengukuran lebih tepat Memiliki kemampuan tinggi dalam mengeliminasi subjektivitas peneliti



2. Kekurangan penelitian non eksperimen  



Standarisasi metodologi memaksa peneliti merancang pertanyaan umum sehingga menghapus keunikan tiap responden.  Peneliti harus memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon.



C . JENIS PENELITIAN NON EKSPERIMEN Ada 3 jenis penelitian utama non eksperimental. Yaitu penelitian cross sectional, penelitian korelasi, dan penelitian observasional. Berikut penjelasannya masingmasing: 1. Penelitian Cross Sectional Penelitian cross sectional adalah penelitian yang melibatkan perbandingan dua atau lebih kelompok orang yang sudah ada sebelumnya dengan kriteria yang sama. Pendekatan ini diklasifikasikan sebagai non eksperimen karena kelompok tidak dipilih secara acak dan variabel independen tidak dimanipulasi. 2. Penelitian Korelasional



Penelitian korelasional adalah penelitian yang berusaha untuk membandingkan statistik dan statistika antara dua variabel. Penelitian korelasional diklasifikasikan sebagai non-eksperimental karena tidak memanipulasi variabel independen. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengkaji hubungan antara harga diri ( self-esteem ) dan prestasi kuliah. Peneliti dapat mengumpulkan data tentang harga diri mahasiswa dan IPK mereka untuk melihat apakah kedua variabel tersebut berhubungan secara statistik. 3. Penelitian Observasional Penelitian observasional adalah penelitian yang berfokus pada observasi atau pengamatan terjadap perilaku subjek penelitian dalam pengaturan alam atau laboratorium. Ini diklasifikasikan sebagai non-eksperimental karena tidak melibatkan pengelolaan variabel independen.



D. CARA MELKUKAN PENELITIAN NON EKSPERIMENTAL 1. Menentukan masalah penelitian dan hipotesis yang akan diuji Langkah ini merupakan langkah pertama yang harus dipikirkan peneliti ketika melakukan penelitian apapun. Penentuan permasalahan penelitian juga dibarengi dengan penentuan hipotesis atau dugaan sementara. Hipotesis ini nantinya akan diuji lebih lanjut. Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, serta akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghubungkan, tidak memerlukan hipotesis. Berbeda halnya, dengan penelitian deskriptif yang dirancang untuk membuat komparasi atau hubungan. Pada penelitian ini peneliti tetap perlu untuk merumuskan hipotesis.  2. Memilih variabel yang akan digunakan dalam penelitiannya Langkah selanjutnya, yaitu memilih atau menentukan variabel penelitian. Meskipun demikian perlu diingat bahwa di dalam penelitian non eksperimen pertanyaan penelitian atau hipotesis bisa tentang satu variabel, tetapi peneliti tidak dapat memanipulasi variabel tersebut. 3. Mengumpulkan data Pengumpulan data penelitian non eksperimen ada banyak metodenya. Misalnya kita bisa menggunakan metode observasi, wawancara, survei, dan lainnya. Dalam memilih metode terlebih dahulu petimbangkan kesesuaiannya dengan topik dan hipotesis penelitian.  Teknik wawancara berupa percakapan dengan responden atau narasumber. Angket atau kuesioner berupa pemberian daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. 



Teknik observasi berupa pengadaan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Ada pula teknik studi dokumen, yakni teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun dan menganalisis baik dokumen-dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. 4. Menganalisis data Langkah penting dalam penelitian ini meliputi proses pemeriksaan, pembersihan, transformasi, dan pemodelan data. Analisis data ini ditujukan untuk menemukan informasi yang berguna, menginformasikan kesimpulan, dan mendukung pengambilan keputusan. Dilihat dari data yang dikumpulkan, analisis data dibedakan menjadi 1) analisis kuantitatif: untuk data yang bisa diklasifikasi dalam bentuk angka-angka dan 2) analisis kualitatif: data yang berupa uraian kalimat (data naratif) yang tidak bisa diubah dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif pada penelitian deskriptif mutlak untuk dianalisis menggunakan statistik. Statistik deskriptif berguna untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data kuantitatif apa adanya dalam bentuk rata-rata hitung (mean), median, modus, persentase, dsb.  5. Melakukan interpretasi hasil penelitian Melalui langkah ini akan diketahui apakah 1) hasil/temuan bisa mengkonfirmasi hipotesis ataukah 2) hasil/temuan tidak mengkonfirmasi hipotesis. Hasil hipotesisnya apakah dari kita kemukakan sebelumnya ataukah dari temuan penelitian yang ada di tinjauan pustaka.  Setelah dilakukan penafsiran, maka hasil dari temuan penelitian perlu disimpulkan. Kesimpulan yang dalam bentuk deskriptif dibuat untuk rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian deskriptif yang hanya ingin menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif.  Adapun jika penelitian deskriptif yang bersifat membandingkan atau mencari hubungan, kesimpulan akhirnya berarti menggambarkan perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang diteliti. E . CIRI PENELITIAN NON EKPERIMEN Karakteristik penting penelitian non eksperimen, diantaranya yaitu: 1. Sebagian besar penelitian didasarkan pada peristiwa yang terjadi sebelumnya dan dianalisis kemudian. 2. Dalam metode ini, eksperimen terkontrol tidak dilakukan karena alasan seperti etika atau moralitas. 3. Tidak ada sampel penelitian yang dibuat; sebaliknya sampel atau partisipan sudah ada dan berkembang di lingkungannya. 4. Peneliti tidak melakukan intervensi langsung di lingkungan sampel. 5. Metode ini mempelajari fenomena persis seperti yang terjadi.



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian non



eksperimental merupakan salah satu penelitian yang terdapat pada metode kuantitatif. Dalam penelitian non eksperimental terdapat macam macam desain penelitian, diantaranya adalah penelitian deskriptif, penelitian komparatif, penelitian asosiatif, dan penelitian kausalitas. Desain penelitian ini didasarkan pada filsafat positivisme yang menekankan pada fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistic, struktur dan percobaan terkontrol. Penelitian non eksperimen merupakan kebalikan dari penelitian eksperimen. Permasalahan yang dikaji merupakan kejadian yang sudah terjadi dan sudah terbentuk secara alami di lingkungan alaminya. Dalam penelitian eksperimen, variabel data tidak dapat dimanipulasi. Nah, itulah penjelasan mengenai penelitian non eksperimen. Pada intinya, metode penelitian ini mempelajari fenomena yang sudah terjadi sehingga peneliti tidak bisa memanipulasi data variabelnya. 



B.



Saran Ketika akan menulis atau membuat laporan penelitian, sebaiknya kita harus



memahami desain atau metode penelitian yang akan kita gunakan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan sebuah penelitian.



DAFTAR RUJUKAN Brink, H. (2009). Fundamental of Research Methodology for Health Care Professionals. Juta Press. Brotowidjojo, M. D. 2009. Metodologi Penelitian dan Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Liberty. Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Fauzi, M. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo Press. Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Heryana,



A.



2020.



Desain



Penelitian



Non-eksperimental



(online).



Dari



https://www.researchgate.net/profile/AdeHeryana2/publication/342123421_ DesainPenelitianNon- Eksperimental/links/5ee35006a6fdcc73be73a84f/DesainPenelitian-Non- Eksperimental.pdf Nursalam. 2013. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Swastha, B., & Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Offset. Singarimbun., M., & Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, N. S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Syaodih, S.N. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zuriah, N. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.