Pengertian Dan Perkembangan Psikologi Agama Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengertian dan Perkembangan Psikologi Agama Islam Sejarah ilmu pengetahuan mencakup semua kajian yang ditelaah manusia, seperti alam semesta, fisika, sejarah, sosial, hingga kajian meneliti jiwa manusia itu sendiri. Psikologi, sebagai ilmu kajian jiwa, menjadikannya dapat meluas dan bercabang menjadi beberapa disiplin ilmu lain. Di antaranya adalah Psikologi Agama Islam. Pengertian Psikologi Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyce yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berkaitan dengan kejiwaan. Namun, secara general, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari segala tingkah laku manusia, bagaimana manusia bertindak, serta apa yang memengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tersebut. Sementara itu, filsuf terkenal Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa psikologi termasuk ke dalam ilmu pengetahuan yang di dalamnya kita bisa mempelajari hakikat jiwa manusia beserta berbagai proses pencarian hakikat jiwa tersebut. Namun, ada pula yang beranggapan bahwa psikologi bukan hanya menyangkut manusia saja, tapi juga hewan. Yang dimaksud dengan tingkah laku juga bukan hanya tindakan, tapi juga bagaimana tindakan tersebut menjadi sebuah pengalaman bagi manusia untuk menjadi sebuah dorongan serta latar belakang bagi tindakan manusia selanjutnya. Pengertian Agama Agama merupakan suatu bentuk keyakinan yang tidak bisa didefinisikan secara mutlak sehingga banyak sekali pendapat mengenai definisi atau pengertian agama ini. Nasution mendefinisikan agama sebagai bentuk derivasi dari kata al-din dan religi. Aldin atau ad-din merupakan bahsa Arab, yakni kata yang bermakna hukum atau aturan.Religi merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yang berarti membaca dan mengikat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa agama merupakan sebuah ikatan yang wajib dipegang oleh manusia. Atau sebuah aturan yang wajib dipatuhi oleh manusia. Agama sendiri memiliki beberapa aspek yang membuatnya dianggap sangat sakral oleh para penganutnya. Aspek-aspek tersebut adalah kekuatan gaib, keyakinan terhadap kekuatan tersebut, respon, dan pemahaman mengenai kesucian Tuhan. Oleh sebab itulah agama berpusat kepada Tuhan dan dewa-dewa sebagai kekuatan gaib yang harus diimani, serta diberi respon dan dianggap suci. Agama juga merupakan sebuah sikap manusia terhadap dunia dengan melihat lingkungan tidak hanya sebatas dunia fisik, tapi juga dunia spiritual.



Pengertian Psikologi Agama Memperhatikan definisi Psikologi dan Agama, serta objek yang dikajinya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi agama adalah cabang dari ilmu psikologi, yang meneliti kehidupan keagamaan pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruhnya pada sikap dan tingkah laku, serta kehidupan pada umumnya. Thouless berasumsi bahwa psikologi agama merupakan cabang dari ilmu psikologi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan pemahaman terhadap perilaku manusia mengenai keagamaan, serta mengaplikasikan berbagai prinsip psikologi dari kajian non keagamaan. Menurut Darajat, psikologi agama merupakan sebuah kajian yang meneliti kehidupan beragama pada seseorang dalam mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama terhadap tingkah laku dan kondisi kehidupan. Jadi, psikologi agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama itu pada sikap dan tingkah laku seseorang, yang menyangkut cara berpikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku, yang tidak dapat terlepas dari keyakinan agamanya, karena keyakinannya tersebut terkonstruksi dalam kepribadiannya. Dalam hal ini, agama yang dianutnya adalah agama Islam. Psikologi Agama Islam Namun ada pula istilah lain, yaitu Psikologi Islam (tanpa "agama" ditengahnya). Psikologi Islam adalah ilmu nafs (dalam bahasa Arab berarti "jiwa") adalah salah satu ilmu kajian kejiwaan yang berkembang pada zaman keemasan Islam, yang mempunyai kemiripan dengan psikologi modern. Selain dilahirkan dari penelitian empirik, psikologi agama Islam juga berdasarkan kepada kitab suci al-Qur'an dan kajian sunnah Nabi SAW. Dengan demikian, psikologi Islam tak hanya berdimensi ilmu jiwa secara psikologis, tetapi juga ilmu jiwa dalam hubungannya dengan Tuhan, Allah Swt. Sejarah dan Perkembangan Psikologi Agama Islam Mengetahui secara pasti awal mula psikologi agama Islam memang agak sulit, apalagi dalam agama Islam telah terkandung pengaruh agama pada jiwa. Dalam Al Qur'an misalnya, terdapat ayat- ayat yang menceritakan keadaan jiwa orang- orang beriman, orang-orang kafir, sikap serta tingkah lakunya. Tetapi kemudian, tercatat bahwa Al Farabi dan Al Kindi, pada zaman keemasan Islam, meneliti ilmu jiwa pada manusia. Lalu, pada zaman kekinian yang lebih mengedepankan metodologi ilmiah, contohnya Abdul Mun'in Abdul Aziz al Malighy, yang menulis kajian perkembangan jiwa beragama pada anak-anak dan remaja. Sementara di Indonesia, pada 1970-an tulisan tentang psikologi agama Islam baru muncul. Seperti misalnya, Ilmu Jiwa Agama (Prof. Dr. Zakiah Daradjat), Agama dan Kesehatan Jiwa (prof. Dr. Aulia, 1961), Islam dan Psikosomatik (S.S. Djami'an), Al Qur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Dadang Hawari), dll.



Objek Kajian dan Pembahasan Psikologi Agama Islam Menurut Zakiah Daradjat, psikologi agama membahas tentang kesadaran beragama (religious counciousness) serta pengalaman beragama (religious experience). Jadi, yang menjadi objek kajian ilmu ini adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama, dengan pengaruh dan akibat yang dirasakan sebagai hasil dari suatu keyakinan beragama. Sementara itu, pembahasan dari psikologi agama adalah gejala-gejala psikis manusia, yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan, mekanisme timbal balik antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaannya, dan hubungan serta pengaruh antara satu dan lainnya. Dengan kata lain, psikologi agama merupakan kajian yang memiliki ruang lingkup tersendiri untuk ditelaah secara khusus. Berikut adalah ruang lingkup psikologi agama : Berbagai emosi di luar kesadaran yang berpengaruh terhadap kehidupan beragama masyarakat umum. Misalnya, kajian mengenai perasaan tenang atau menyerah.Berbagai perasaan dan pengalaman seseorang secara personal terhadap Allah swt.Berbagai pengaruh kepercayaan mengenai kehidupan setal mati.Berbagai kesadaran dan kepercayaan manusia mengenai dosa dan pahala, serta surga dan neraka.Berbagai pengaruh ayat suci al-Quran terhadap perilaku fisik dan batin seseorang. Manfaat Psikologi Agama Kegunaan psikologi agama sangat relevan dengan ruang lingkup yang menjadi kajian khusus disiplin ilmu tersebut. Manfaat yang paling utama tentu saja mengetahui sejauh mana agama berperan dalam menentukan kehidupan sehari-hari seseorang. Psikologi agama bisa dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan aspek kehidupan lainnya yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Dengan kata lain, psikologi agama juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran seseorang mengenai keberadaan agama dan pengaruhnya terhadap kehidupan personalnya. Faktor Psikologis yang Berpengaruh Terhadap Lingkungan Sosial Berikut adalah beberapa faktor psikologi agama yang memengaruhi lingkungan sosial : Faktor Sosial, yakni segala tindakan dan hubungan sosial yang berpengaruh terhadap sugesti seseorang mengenai bagaimana hubungan agama dapat berpengaruh terhadap pemikiran dan tindakan seseorang.Faktor religi alamiah, yakni pengalaman mengenai keindahan, keharmonisan, dan kebaikan yang dapat dirasakan dalam kehidupan seseorang sehingga bisa membentuk suatu sikap keagamaan. Pengalaman tersebut bisa berupa pengalaman emosional, konflik moral, dan lain sebagainya.Faktor kebutuhan, yakni kebutuhan seseorang akan keselamatan, cinta, penghargaan (harga diri), dan kebutuhan lain yang dirasakan oleh seluruh manusia.Faktor pemikiran verbal, yakni faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan asumsi atau persepsi seseorang mengenai keagamaan. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi agama Islam merupakan kajian ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia sehubungan dengan nilai-nilai keagamaan, atau sebaliknya.



Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu. A. Pengertian Psikologi Agama Psikologi agama mengunakan dua kata yaitu psikologi dan agama. Berikut kita lihat pengertiannya masing-masing: 1. Psikologi Menurut bahasa kata psikologi merupakan hasil peng Indonesiaan dari bahasa Inggris psychologi,dan istilah ini pun berasal dari kata Yunan, yaitu:Psycho dapat diartikan “roh, jiwa atau jiwa hidup”, dan logos dapat diartikan “ilmu”. Dengan demikian, secara harfiah psikologi adalh ilmu jiwa. Oleh karena itu tidaklah berlebihan manakala ada seseorang yang menyebut dengan istilah ilmu jiwa atau psikologi. Bertolak dari pemberian istilah tersebut, saya lebih setuju dengan penyebutan istilah psikologi dari pada ilmu jiwa. Dengan alasan objeknya, dimana objeknya ilmu jiwa adalah ilmu yang sangat abstrak dan tidak memungkinkan untuk dipelajari maupun diamati secara langsung. Sedangkan objek dari psikologi adalah ilmu konkrit atau ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme dalam hubungan dengan lingkungannya.Thantowi(1991:2). Sedangkan menurut istilah, (disadur oleh Muhibbin Syah, 1995:7-10) dalam buku psikologi pendidikan suatu pendekatan baru telah terjadi perbedaan pendapat, sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, seperti Pendapat Muhibbin Syah adalh “ilmu yang mengenai kehidupan mental, ilmu mengenai pikiran dan ilmu mengenai tingkah laku Pendapat Gleitman (1986) adalah “ilmu pengetahuan yang berusaha memahami prilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, juga memahami bagaimana makhluk tersebut dapat berfikir dan berperasaan secara sesungguhnya”. Pendapat Chaplin (1972) adalah “ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan”. Bertolak dari ketiga pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa psikologi lebih banyak ditekankan pada penyelidikan tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniah, bersifat terbuka dan tertutup dan bersifat rohaniah baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungan dengan lingkungannya. 2. Agama Begitu juga dengan agama menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia. Agama sebagai bentuk kenyakinan, memang sulit di ukur secara tepat dan rinci. Hali ini pula barangkali yang menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama.



Agama menurut perspektif ahli psikologi: kesulitan dalam memberikan defenisi agama karena: Pengalaman agama bersifat subyektif Danmendalam Pengaruh agama sangat dominan terhadap perasaan dan kepribadian seseorang . Unsur subyektif sangat dominan dalam mempengaruhi pengertian agama. Defenisi Agama: Menolak memberikan definisi agam, karena alasan diatas(G.Albertcoe. dll.) Pendekatan sosiologi Durkheim: agama adalah semata-mata gejal sosial Tolcotf person: agama adalah kesadaran nilai-nilai sosial Ames: agama adalah kesadarn nilai-nilai sosial tertinggi Pendekata indivudu dan pengalaman James: Agama adalah perasaan, pengakuan dengan yang gaib Pratt: Sikap sosial yang serius dengan yang dianggap melindungi kehidupannya. Chark: Pengalaman batin dengan yang gaib Johnson: hubungan dengan sang pencipta nilai-nilai atau norma-norma. tingkat pengalaman agama: Primary religion behavior: pengalamn spiritual yang bersifat asli dengan yang gaib. Secondary religious behavior: sama dengan diatas, tapi kwalitas lebih rendah. Tertiar reliious behavior: pengalaman spiritual yang didorong oleh orang lain. Psikologi Agama Sehubunagan dengan hak ini, Taules berpendapat bahwa psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan megaplikasikanprinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan (Robert H. Thouless:25). Sedangkan menurut Zakiah Darajat, psikologi agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang yang mempelajari berapa besar pengaruh kenyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Di sampinga itu,



psikologi agama jua mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mem pengaruhi kenyakinan tersebut(Zakiah Darajat,1970:11) Sehubugan dengan psikologi agama Jalaludin(1979:77) berpendapat bahwa Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu Psikologi dan Agama, kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Dimana Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajarigejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradap. B. Metode Psikologi Agama Adapun metode psikologi agama adlah sebagai berikut: 1. Mengunakan metode dokumen pribadi ( personal Document) 2. Menggunakan Kuesioner dan wancara. C. Obyek dan Kegunaannya 1. Dokumen pribadi (personal Document) yaitu digunakan sebagai untuk mempelajari tentang bagaimana pengalaman dan kehidupan bagi seseorang dalam hubungan dengan agama. Untuk memperoleh imformasi mengenai hal dimaksud maka cara yang ditempuh dengan jalan mengumpulkan dokumen pribadi orang-orang yang berupa autobiografi, biografi, tulisan atau pun catatan- catatan yang dibuatnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa agama merupakan pengalaman bartin yang bersifat individual dikala seseorang merasakan sesuatu yang ghaib, maka dokumen pribadi dinilai dapat memberikan informasi yang lengkap. Selai catatan atau tulisan juga digunakan daftar pertanyaan kepada orang-orang yana akan diteliti Dalam penerapan metode dokumen pribadi ini dilakukan dengan berbagai cara atau teknikteknik tertentu. Diantara yang banyak dilakukan adalah sebagai berikut: Teknik nomothatiic, digunakan untuk menarik kesimpulan sejumlah dokumen yang diteliti. Teknik analisis nilai, teknik ini digunakan dengan dukungan analisis statik. Teknik idiography approach, teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari teknik nomothatic. Teknik penafsiran terhadap sikap, teknik ini digunakan dalampenelitian terhadap biografi tulisan atau dokumen yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. 2. Kuesioner dan wanwancara yaitu sutu metode yang diguanakan sebagai untuk mengumpulkan data dan imformasi yang lebih banyak dan mendalam secara langsung kepada responden. Metode ini memiliki beberapa kelebihan atara lain: Dapat memberikan kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang cepat dan segera. Hasilnya dapat dijadikan dkumen pribadi tentang seseorang serta dapt pula dijadikan data nomothatic.



Setiap metode tentu ada kelemahan disana-sini begitu juga dengan metode ini. Adapu kelamahan adalah sebagi berikut: Jawabanyang diberikan trikat oleh pertanyaan hngga responden tak dapat memberikan jawaban secara bebas. Sulit untuk menyusun pertanyaan yang menganddugn tingkat relevansi yang tinggi, karena itu diperlukan keterampilan yang khusus untuk hal itu. kadang-kadang sering terjadi salah peanfsiran terhadap pertanyaan yang kurang tepat, dan tidak semua pertanyaan sesuai untuk semua orang. untuk memperoleh jawaban yang tepat, dibutuhkan adanya jalinan kerjasama yang baik dari si penanya. PSIKOLOGI AGAMA SEBAGAI DISIPLIN ILMU Pada hakikatnya, manusia adalah mahluk yang spesifik, baik dilihat dari segi fisik maupun nonfisiknya. Ditinjau dari segi fisik , tidak ada mahluk lain yang memiliki tubuh sesempurna manusia. Sementara dari segi nonfisik manusia memiliki struktur ruhani yang sangat membedakan dengan mahluk lain. Jasmani atau fisik manusia dikaji dan diteliti oleh disiplin ilmu anatomi, Biologi , ilmu kedokteran maupun ilmu- ilmu lainnya, sedangkan jiwa manusia dipelajari secara khusus oleh psikologi. Pengertian psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh eyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain psikolog Agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikapdan tingkah laku seseorang yang menyangkut tata cara berfikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dri keyakinannya. Karena keyakinan itu masuk dalam kontruksi kepribadiannya. BAB I PSIKOLOGI AGAMA SEBAGAI DISIPLIN ILMU A. Pengertian Psikologi Agama Pada hakikatnya, manusia adalah mahluk yang spesifik, baik dilihat dari segi fisik maupun nonfisiknya. Ditinjau dari segi fisik , tidak ada mahluk lain yang memiliki tubuh sesempurna manusia. Sementara dari segi nonfisik manusia memiliki struktur ruhani yang sangat membedakan dengan mahluk lain. Jasmani atau fisik manusia dikaji dan diteliti oleh disiplin ilmu anatomi, Biologi , ilmu kedokteran maupun ilmu- ilmu lainnya, sedangkan jiwa manusia dipelajari secara khusus oleh psikologi. Pengertian psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh eyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain psikolog Agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikapdan tingkah laku seseorang yang menyangkut tata cara berfikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dri keyakinannya. Karena keyakinan itu masuk dalam kontruksi kepribadiannya.



B. Objek Kajian Psikologi Agama. Psikologi Agama tidak menyelidiki tentang ajaran- ajaran secara materil, dasar- dasarAgama dan tidak berwenang untuk membenarkan dan menyalahkan pengertian yang ada dalam agama. Yang menjadi objek dan lapangan psikologi agama adalah menyangkut gejala- gejala kejiwaan dalam kaitannya dengan realisasi keagamaan ( Amaliyah) danmekanisme antara keduanya. Kesadaran agama adalah bagian atau segi yang hadir ( terasa ) dalam pikiran dan dapat terlihat gejalanya melalui instropeksi. Sedangkan pengalama agama adalah unsure perasaan dan kesadaran beragam, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan ( amaliah ). Dengan demikian yang menjadi lapangan kajian psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibatakibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan psikologi agama adalah gejala- gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan , kemudian mekanisme antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan nya secara timbale balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan yang lainnya. Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan ketaatannya pada agama yang dianutnya. Sikap tersebut muncul karena adanya konsistensi antarakepercayaan terhadap agama sebagai unsure kognitif. Perasaan terhadap agama sebagai unsure efektif dan prilaku terhadap agama sebagai unsur konatif, jadi sikap eagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan, perasaan setidak agamaan dalam diri seseorang . hal ini menunjukkan bahwa sikap keagamaan menyangkut atau berhubungan dengan kejiwaan. C. Metode Penelitian Psikologi Agama Psikologi Agama berusaha untuk menjelaskan pekerjaan pikiran dan perasaan seseorang terhadap agama, baik ia orang yang tahu beragama, acuh tak acuh maupun yang anti agama.iniberarti bahwa yang di ungkapkan dan dijelaskan dalam psikologi agama adalah proses mental orang tersebut sebagaimana dalam psikologi agama tidak perlu meneliti apakah keyakinan beragama tersebut berasal dari pengaruh luar atau dari dalam dirinya sendiri. Menurut Jalaluddin, mengkaji psikologi agama perlu diperhatikan hal- hal berikut : v Memiliki kemampuan dalam menelitikehidupan dan kesadaran bathin manusia. v Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara empiris. v Dalam penelitian harus bersikap filosofis spiritualistis. v Tidak mencampur adukkan antara fakta dengan angan- angan atau perkiraan khayal. v Mengenal dengan baik masalah- masalah psikolog dan metodenya. v Memiliki konsep mengenal agama serta mengetahui metodeloginya. v Menyadari tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama. v Mampu menggunakan alat- alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmiah.



BAB II SIFAT- SIFAT UMUM AKTIFITAS MANUSIA A. PERHATIAN Pengertian Para ahli psikologi mendefinisikan perhatian dalam dua macam yaitu kalau di ambil intinya sajadapat dirumuska sebagai berikut : Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek.Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.Macammacam perhatian Untuk memudahkan persoalan, maka dalam menemukakan perhatian yang dapat ditempuh cara dengan menggolong- golongkan perhatian tersebut menurut cara tertentu. Adapun gologan- golongannya atau macam- macamnya perhatian itu adalah sebagai berikut: a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi : (1) Perhatian intensif, dan (2) Perhatian tidak intensif. b. Atas dasar cara timbulnya , perhatian dibedakan menjadi : (1) Perhatian spontan ( perhatian tak sekehendak, perhatian tak disengaja ). (2) Perhatian sekehendak ( perhatian disengaja, perhatian refleksif ). c. Atas dasar luasnya obyek yang dikenal perhatian , perhatian dibedakan menjadi : (1) Perhatian terpencar ( distributuf ), dan (2) Perhatian terpusan ( konsentrasi ) 3. Hal- hal yang menarik perhatian Dipandang dari segi praktis adalah sangat penting untuk mengetahui hal- hal apa yang menarik perhatian itu. Didalam mempersoalkan perhatian ini kita dapat melihat dari dua segi, yaitu dari segi obyek yang diperhatikandan dari segi subyek yang diperhatikan. a. Dipandang dari segi obyek, maka dapat dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari lainnya. b. Dipandang dari subyek yang memperhatikan maka dapat dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut paut dengan pribadi si subyek. 4. Beberapa kesimpulan Praktis a. Aktifitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi. b. Perhatian spontan atau perhatian tak disengaja cenderung untuk berlangsung lebih lama dan lebih intensif dari pada perhatian yang disengaja. c. Dalam kenyataannya sebagian besar pelajaran justru diterima oleh murid dengan perhatian yang disengaja, karena itu guru atau pendidik seharusnya selalu berusaha menarik perhatian anak didiknya. B. PENGAMATAN 1. Pengertian Manusia mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membacanya atau mencecapnya. Cara mengenal onyek yang demikian itu disebut mengamati. Sedangka melihat, mendengar, dan seterusnya disebut modalitas pengamatan. Dunia pengamatan biasanya dilukiskan menurut aspek pengaturannya, supaya memungkinkan subjek melakukan orientasi. Adapun pengaturan tersebut adalah sebagai



berikut : a. Pengatura menurut sudut pandang ruang. b. Pengaturan menurut sudut pandang waktu. c. Pengaturan menurut sudut pandang Gestalt. 2. Penglihatan. Menurut obyeknya masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu (1) melihat bentuk, (2) melihat dalam dan (3) melihat warna. a. Melihat bentuk, yang dimaksud melihat bentuk disini adalah melihat obyek yang berdimensi dua. Baik dalam pengalman kita sehari- hari maupun eksperimen yang sudah dilakukan oleh para peneliti. b. Melihat dalam, yang dimaksud dengan melihat dalam disini ialah melihat obyek berdimensi tiga. Salah satu gejala yang terpenting disini ialah konstansi besar. Misalnya, tapak tangan yang kita tempatkan dalam jarak 20 cm dan 40 cm dari mata kita. c. Melihat warna, masalah melihat warna telah dapat penelitian secara meluas dan mendalam terutama segi- segi yang bersifat fisis dan fisiologis. 3. Pendengaran. Modalitas pengamatan yang kedua adalah pendengaran. Mendengar adalah menangkap bunyi- bunyi ( suara ) dengan indra pendengar. Pendengaran dan suara itu memelihara komunikasi vocal antara mahluk yang satu dengan yang lainnya. Bunyi binatang dan manusia sebenarnya adalah pernyataan, dan dimengerti oleh binatang dan manusia lain dalam suatu arti tertentu.karena hal yang demikian, maka bunyi itu dapat berfungsi dua macam, yaitu : a. Sebagai tanda ( signal ) b. Sebagai lambing. Dalam kehidupan sehari- hari bunyi itu berfungsi sebagai pendukung arti, karena itulah maka sebenarnya yang kita tangkap atau kita dengar adalah artinya, bukan bunyi atau suaranya. Bunyi atau suara dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu : a. Berdasarkan ketentuan dapat kita bedakan antara : – Gemerisik, dan – Nada. b. Selanjutnya nada itu biasa dibeda- bedakan atas dasar : – Tinggi rendahnya , yang tergantung kepada besar kecilnya rekwensi. – Intensitasnya yang tergantung pada amplitudonya. – Timbrenya, yang tergantung pada kombinasi bermacam- macam frekwensi dalam tinggi rendahnya suara. 4. Rabaan Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu : (a) Meraba, sebagai perbuatan aktif, yang meliputi juga indra keseimbangan atau kinertesi. (b) Pengalaman raba secara pasif, yang meliputi beberapa indra atau kemampuan lain, yaitu : – Indra untuk sentuh dan tekanan. – Indra untuk mengamati panas. – Indra untuk mengamati dingin. – Indr untuk merasa sakit – Indra untuk vibrasi. 5. Pembauan ( penciuman Arti psokologis baud an pembauan ( penciuman ) masih sedikit sekali diteliti oleh para ahli, walaupun dalam kehidupan sehari- hari secara popular kita telah menyaksikan pengaruh baubauan itu kepada aktifitas manusia. Henning ( 1924 ) misalnya membedakan adanya macam- macam bau utama ( bau pokok ) itu, yaitu : (1) Bau bunga.



(2) Bau akar (3) Bau getah (4) Bau busuk (5) Bau sangit 6. Pencecapan. Dalam kehidupan sehari- hari variasi rasa cecapan itu dibedakan menjadi banyak sekali,. Akan tetapi indra pencecap terutama hanya peka terhadap empat macam rasa pokok, yaitu : (1) Manis (2) Asam (3) Asin, dan (4) Pahit. Raa makanan sebenarnya tidak hanya diamati semata- mata atas dasar indra pencecap , melainkan atas dasar kombinasi- kombinasi pembau dan pencecap. 7. Beberapa masalah praktis a. Kita mengenal dunia ini dengan pancaindra. Pengamatan dapat dikatakan merupakan pintu gerbang untuk masuknya pengaruh dari luar, baik pengaruh dunia fisis, pengalaman, maupun pendidikan. b. Terlebih- lebih bagi anak- anak peranan pancaindra dalam menerima pendidikan atau belajar itu boleh dikatakan bersifat menentukan. c. Selama sistem sekolah- sekolah serta pendidikan masih seperti yang kita kenal sekarang ini, maka diantara kelima modalitas pengamatan yang paling penting peranannya adalan penglihatan dan pendengaran. TANGGAPAN DAN VARIASINYA 1. Pengertian Tanggapan Tanggapan biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Akan tetapi definisi ini sebenarnya kurang menggambarkan materinya sebab hanya menunjuk kepada sebagian saja dari ungkapan itu. Ada tiga macam tanggapan, yaitu : (1) Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan. (2) Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipatikan. (3) Tanggapan masa kini atau tanggapan refresantatif ( tanggapan mengimajinasikan ). 2. Bayangan pengiring Biasanya orang mengemukakan dretan gejala dari yang paling berperaga, dengan berpangkal kepada pengamatan, sampai kepaling yang kurang berperaga, yaitu berfikir. Adapun deretan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Pengamatan (2) Bayangan pengiring (3) Bayangan eiditik. (4) Tanggapan dan (5) Pengertian. Bayangan pengiring adalah bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu ada dua macam, yaitu (1) yang positif dan (2) yang negatif. (1) Bayangan pengiring positif, yaitu bayangan pengiring yang sama dengan warna obyeknya. Misalnya setelah kita mengalihkan pandangan dari bendera palang merah ketembok putih, terlihatlah pada tembok tersebut ( walaupun tidak jelas benar) palang merah. (2) Bayangan pengiring negatif, yaitu bayangan pengiring yang tak sama dengan bayangan obyeknya , melainkan seperti warna komplemen dari warna obyeknya, misalnya setelah kita mengalihkan pendangan kita dari bendera palang merah ketembok putih, kita lihat warna



pada tembok tersebut adalah hijau. 3. Bayangan Eidetik Bayangtan Eidetik merupakan bayangan yang sangat jelas dah hidup sehingga menyerupai pengamatan. Bayangan eidetik itu ditemukan oleh Urbanschnitsch dan diselidiki secara luas oleh E. Jeansch dan W. Jeansch. Atas hasil penyelidikan mereka, maka kedua ahli itu ( kakak beradik) membedakan adanya dua macam tipe, yaitu : (1) Tipe tetanoide atau tipe T, dan (2) Tipe basedoide, Tipe B. Bayangan Eidentik ini terutama terdapat pada anak- anak dan menghilang dengan datangnya masa puberitas. Tanggapan memainkan peranan penting dalam belajarnya atau berkembangnya anak didik. Karena itu seyogyanyalah tanggapannya tersebut diperkembangkan dan dikontrol sebaikbaiknya. Sebagai fungsi yang bahannya diasalkan dari fungsi lain, maka macam tanggapan sering pula digolong- golongkan menurut fungsi yang mendasarinya. Hal yang banyak dikemukakan orang ialah penggolongan sesuai dengan indra yang mendasari tanggapan itu, dan berhubung dengan itu maka manusia dapat digolongkan kedalam tipe- tipe : (1) Visual (2) Auditif (3) Gust tif, dan (4) Olfaktoris. Dalam memberikan pendidikan hendaklah perbedaan individual itu diperhatikan , supaya dapat dicapai hal yang lebih memuaskan. FANTASI 1. Pengertian Biasanya fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan- tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan- tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan baru itu tidak harus sesuai dengan benda- benda yang ada. Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinair, melampaui dunia rill. 2. Klasifikasi Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : a. Fantasi tak disadari dan, b. Fantasi disadari. Fantasi tak disadari adalah fantasi yang terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia rill dengan tak disengaja. Fantasi yang disadari adalah fantasi yang terjadinya dengan disengaja , dan ada usaha dari subyek untuk masuk kedunia imajinair. 3. Nilai praktis fantasi Dalam kehidupan manusia sehari- hari, fantasi itu ternyata sangat besar gunanya antara lain dapatlah disebutkan hal- hal berikut: (1) Fantasi memungkinkan orang menempatkan diri dalam hidup kepribadian oang lain, dengan demikian maka, dia dapat memahami sesama manusia . (2) Fantasi yang memungkinkan orang untuk menyelami sifat- sifat kemanusiaan pada umumnya, dengan demikian maka, dia dapat memahami kebudayaan asing , memahami nilainilai kemanusiaan pada umumnya. (3) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu, dengan demikian maka dia dapat : – Memahami apa yang terjadi ditempat lain, hal inilah antara lain yang memungkinkan orang



belajar geografi. – Memahami apa yang terjadi diwaktu yang lain , hal inilah antara lain yang memungkinkan orang belajar sejarah. (4) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan kegagalan- kegagalannya dimasa lampau. (5) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik rill secara imajinair, sehingga dapat mengurangi tegangan psikis, dan menjaga keseimbangan batin. (6) Fantasi memungkinkan manusia untuk menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya. 4. Beberapa catatan praktis Dari apa yang dikemukakan itu nyatalah bahwa merupakan keharusan bagi para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi itu . (a) Mengingat besarnya faedah fantasi itu bagi kehidupan manusia sehari- hari, maka haruslah fantasi itu dikembangkan. (b) Dalam pada itu harus dijaga supaya perkembangan fantasi itu tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi kehidupan para anak didik kita baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. (c) Generasi muda kita harus dididik untuk menghadapi hidup dengan optimisme . E. INGATAN 1. Pengertian Secara teori dapat kita bedakan adanya tiga aspek dalam berfungsinya ingatan itu, yaitu (a) Mencamkan, yaitu menerima kesan- kesan. (b) Menyimpan kesan- kesan. (c) Mereproduksikan kesan- kesan. Atas dasar inilah , maka biasanya ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan kesan- kesan. 2. Mencamkan Menurut terjadinya mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (a) Mencamkan yang sekehendak (b) Mencamkan yang tidak sekehendak. Aktivitas mencamkan dengan sengaja ini biasanya kita sebut menghafal. Penelitianpenelitian serta eksperimen- eksperimen dalam lapangan ini telah berhasil merumuskan halhal yang dapat membantu menghafal atau mencamkan ini. Sementara dari hasil- hasil tersebut adalah sebagai berikut: (a) Menyuarakan menambah mencamkan. (b) Pembagian waktu belajar yang tepat menambah pemcamkan. (c) Menggunakan metode belajar yang tepat mempertinggi pencamkan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uaraian diatas dapat kita simpulkan bahwa : Pengertian psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh eyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain psikolog Agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikapdan tingkah laku seseorang yang menyangkut tata cara berfikir, bersikap, berkreasi dan



bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dri keyakinannya. Karena keyakinan itu masuk dalam kontruksi kepribadiannya. Kesadaran agama adalah bagian atau segi yang hadir ( terasa ) dalam pikiran dan dapat terlihat gejalanya melalui instropeksi. Sedangkan pengalama agama adalah unsure perasaan dan kesadaran beragam, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan ( amaliah ). Dengan demikian yang menjadi lapangan kajian psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibatakibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan psikologi agama adalah gejala- gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan , kemudian mekanisme antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan nya secara timbale balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan yang lainnya.