Pengertian Salbutamol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGERTIAN SALBUTAMOL Salbutamol adalah obat yang dapat melebarkan saluran udara pada paru-paru. Jenis obat ini disebut bronkodilator dan bekerja dengan melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru. Obat ini termasuk golongan inhaler jenis pereda dengan kemasan yang umumnya berwarna biru. Inhaler jenis pereda digunakan untuk meringankan gejala-gejala asmadengan cepat saat serangan berlangsung dan juga bisa mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Keefektifan salbutamol akan langsung terasa dalam beberapa menit setelah dihirup dan dapat bertahan selama sekitar empat jam. Harap diingat bahwa obat hirup ini hanya efektif untuk meredakan sesak napas dan bukan untuk mencegahnya. Tentang Salbutamol Salbutamol tersedia dalam berbagai merek dan penggunaannya harus dengan resep dokter. Peringatan: 



Wanita yang sedang hamil dan menyusui hanya boleh menggunakan salbutamol jika benar-benar dibutuhkan dan dianjurkan oleh dokter.







Segera temui dokter jika gejala-gejala tidak berkurang setelah menghirup salbutamol sesuai dengan petunjuk dokter.







Harap berhati-hati jika menderita hipertiroidisme, gangguan kardiovaskular, hipertensi, diabetes, hipokalemia (kadar potasium yang rendah dalam darah),gangguan pencernaan, aritmia (detak jantung tidak beraturan), atau memiliki kadar oksigen rendah dalam darah.







Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter. Dosis Salbutamol: Penentuan dosis salbutamol tergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan pasien. Dosis salbutamol dalam satu kali hirup biasanya adalah 100 mikrogram dan penggunaan maksimalnya adalah delapan kali hirup per hari. Berikut ini adalah takaran umum penggunaan salbutamol yang diresepkan oleh dokter saat terjadi serangan.



Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun



1-2 kali hirup



Anak-anak di bawah 12 tahun



1 kali hirup



Mengonsumsi Salbutamol dengan Benar Gunakanlah salbutamol sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.Pada tahap awal penggunaan, dokter akan menganjurkan dosis efektif yang terendah. Lalu dosis akan direvisi dan disesuaikan dengan perkembangan kondisi Anda. Karena itu, Anda disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memantau keefektifan dosis salbutamol yang dibutuhkan.



Sebelum memakai salbutamol,pastikan Anda mengetahui cara menggunakan inhaleryang benar. Jangan lupa untuk senantiasa membawa inhaler Anda saat bepergian. Jika Anda menggunakan lebih dari satu jenis inhaler, gunakanlah inhaler salbutamol terlebih dulu. Tunggu beberapa menit sebelum menggunakan inhaler lain. Salbutamol akan membuka saluran pernapasan sehingga meningkatkan keefektifan obat dari inhalerlain. Bagi Anda yang kesulitan menyesuaikan napas saat menggunakan inhaler, dokter umumnya akan menganjurkan alat yang disebut spacer. Spacer dapat meningkatkan jumlah obat-obatan yang mencapai paru-paru, sekaligus mengurangi efek sampingnya. Untuk memaksimalisasi manfaat salbutamol, Anda juga dianjurkan untuk berhenti merokok. Rokok dapat memicu iritasi pada paru-paru dan memperburuk kondisi asma serta gangguan pernapasan Anda. A.



Definisi Asma



Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa yunani yang berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran napas, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan dan iritasi pada saluran napas di paru-paru. Hal lain disebut juga bahwa asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam-macam stimuli yang di tandai dengan penyempitan bronkus atau bronkiolus dan sekresi berlebih dari kelenjar di mukosa bronkus. Menurut National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP) pada National Institute of Health (NIH) Amerika, asma (dalam hal ini asma bronkial) didefinisikan sebagai penyakit radang/inflamasi kronik pada paru, yang dikarakterisir oleh adanya : 1.



Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik), baik secara spontan maupun dengan



pengobatan. 2.



Peradangan pada jalan nafas.



3.



Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (hiper- responsivitas) (NAEPP, 1997).



Pada saat seseorang menderita asma terkena faktor pemicunya, maka dinding saluran mafasnya akan menyempit dan membengkak menyebabkan sesak napas. Kadang dinding saluran napas dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat menyebabkan sesak napas yang lebih parah. Jika tidak dapat ditangani dengan baik maka asma dapat menyebabkan kematian. C.



Gejala – Gejala Penyakit Asma



Secara umum gejala penyakit asma adalah sesak napas, batuk berdahak, dan suara napas yang berbunyi dimana serinya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini dikarenakan pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi hari. Penderita asma akan mengeluhkan sesak napas karena udara pada waktu bernapas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran napas yang sempit hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi pada saat bernapas. Pada penderita asma, penyempitan saluran napas yang terjadi dapat berupa pegerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak



tersebut. Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan diluar serangan. Artinya, pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak napas, hebat bahkan sampai tercekik) tetapi diluar serangan penderita sehat-sehat saja. Inilah salah satu yang membedakannya dengan penyakit lain. D.



Patofisiologi Penyakit Asma



Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi dari pada inspirasi. Selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest. a.



Asma Kronik



Asma kronik ditandai dengan episode dispnea yang disertai dengan bengek, tapi gambaran klinik asma beragam. Pasien dapat mengeluhkan sempit dada, betuk atau bunyi saat bernapas. Hal ini sering terjadi saat latihan fisik yang dapat terjadi secara spontan atau berhubungan dengan allergen tertentu. Tanda-tandanya termasuk bunyi disaat ekspirasi dengan pemeriksaan auskultasi, batuk kering yang berulang atau tanda atopi. Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronik sampai gejala yang berselang. Terdapat keparahan dan remisi berulang dan interval antar gejala mingguan, bulanan atau tahunan. Keparahan ditentukan oleh fungsi paru-paru dan gejala sebelum terapi disamping jumlah obat dalam mengontrol gejala. Pasien dapat menunjukkan gejala berselang ringan yang tidak memerlukan pengobatan atau hanya penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi. b.



Asma Parah Akut



Asma yang tidak terkontrol dapat berlanjut menjadi akut dimana inflamasi, edema jalan udara, akumulasi mukus yang berlebihan dan bronkospasmus parah yang menyebabkan penyempitan jalan udara yang serius tidak responsif terhadap terapi bronkodilator biasa. Pasien mengalami kecemasan dan mengeluhkan dispnea parah, nafas pendek, sempit dada atau rasa terbakar. Penderita mungkin hanya dapat mengucapkan kata dalam satu napas. Gejala tidak responsif terhadap penanganan biasa. Tanda termasuk bunyi yang terdengar dengan auskultasi saat inspirasi dan ekspirasi, batuk kering yang berulang, takhipnea, kulit pucat atau kebiruan dan dada yang mengembang disertai dengan retraksi interkostal dan supra klavilar. Bunyi nafas dapat hilang bila obstruksi sangat parah. G.



Penatalaksanaan Asma



Tujuan pengobatan asma bronkial adalah agar penderita dapat hidup normal, bebas dari serangan asma serta memiliki faal paru senormal mungkin, mengurangi reaktifasi saluran napas, sehingga menurunkan angka perawatan dan angka kematian akibat asma Suatu kesalahan dalam penatalaksanaan asma dalam jangka pendek dapat menyebabkan kematian , sedangkan jangka panjang dapat mengakibatkan peningkatan serangan atau terjadi obstruksi paru yang menahun. Untuk pengobatan asma perlu diketahui juga perjalanan penyakit, pemilihan obat yang tepat cara untuk menghindari faktor pencetus Dalam penanganan pasien asma penting diberikan penjelasan tentang cara penggunaan obat yang benar, pengenalan dan pengontrolan faktor alergi. Faktor alergi banyak ditemukan dalam rumah seperti tungau debu rumah alergen dari hewan, jamur, dan alergen di luar rumah seperti zat yang berasal dari tepung sari, ja mur, polusi udara. Obat aspirin dan anti inflamasi non steroid dapat menjadi faktor pencetus asma. Olah raga dan peningkatan aktivitas secara bertahap dapat mengurangi gejala asma. d.



Pengobatan Medis Jangka Panjang



Pengobatan jangka panjang terhadap penderita asma, dilakukan berdasarkan tingkat keparahan terhadap gejala asma tersebut. Pada penderita asma intermitten, tidak ada pengobatan jangka panjang. Pada penderita asma mild intermitten, menggunakan pilihan obat glukokortikosteroid inhalasi dan didukung oleh Teofilin, kromones, atau leukotrien. Dan untuk asma moderate persisten, menggunakan pilihan obat β. Berikut penjelasan tentang obat-obat pengontrol asma : •



Glukokortikosteroid Inhalasi



Jenis obat ini digunakan selama satu bulan atau lebih untuk mengurangi gejala inflamasi asma. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru, mengurangi hiperresponsive dan mengurangi gejala asma dan meningkatkan kualitas hidup (GINA, 2005). Obat ini dapat menimbulkan kandidiasis orofaringeal, menimbulkan iritasi pada bagian saluran napas atas dan dapat memberikan efek sistemik, menekan kerja adrenal atau mengurangi aktivitas osteoblast (GINA, 2005). •



Glukokortikosteroid Oral



Mekanisme kerja obat dan fungsi obat ini sama dengan obat kortikosteroid inhalasil. Obat ini dapat menimbulkan hipertensi, diabetes, penekanan kerja hipothalamus-pituitary dan adrenal, katarak, glukoma, obaesitas dan kelemahan (GINA, 2005). •



Kromones (Sodium Cromogycate dan Nedocromyl Sodium)



Obat ini dapat menurunkan jumlah eosin bronchial pada gejala asma. Obat ini dapat menurunkan gejala dan menurunkan reaksi hiperresponsive pada imun nonspecific. Obat ini dapat menimbulkan batuk-batuk pada saat pemakaian dengan bentuk formulasi powder (GINA, 2005). •



β2-Agonist Inhalasi



Obat ini berfungsi sebagai bronkodilator selama 12 jam setelah pemakaian. Obat ini dapat mengurangi gejala asma pada waktu malam, meningkatkan fungsi paru. Obat ini dapat menimbulkan tremor pada bagian musculoskeletal, menstimulasi kerja cardiovascular dan hipokalemia (GINA, 2005). •



β2-Agonist Oral



Obat ini sebagai bronkodilator dan dapat mengontrol gejala asma pada waktu malam. Obat ini dapat menimbulkan anxietas, meningkatkan kerja jantung, dan menimbulkan tremor pada bagian muskuloskeletal (GINA, 2005). •



Teofiline



Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma bronkial dengan merelaksasi secara langsung otot polos bronki dan pembuluh darah pulmonal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia dan iritabilitas. Pada level yang lebih dari 35 mcg/mL menyebabkan hperglisemia, hipotensi, aritmia jantung, takikardi, kerusakan otak dan kematian. •



Leukotriens



Obat ini berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat ini berfungsi untuk mengurangi gejala termasuk batuk, meningkatkan fungsi paru dan menurunkan gejala asma (GINA, 2005). Berikut penjelasan tentang obat-obat meringankan (reliever) asma: •



β2-Agonist Inhalasi



Obat ini bekerja sebagai bronkodilator. Obat ini digunakan untuk mengontrol gejala asma, variabilitas peak flow, hiperresponsive jalan napas. Obat ini dapat menstimulasi kerja jantung, tremor otot skeletal dan hipokalemia (GINA, 2005). •



β2-Agonist Oral



Obat ini sebagai bronkodilator. Obat ini dapat menstimulasi kerja jantung, tremor otot skeletal dan hipokalemia (GINA, 2005). •



Antikolinergic



Obat ini sebagai bronkodilator. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru. Obat ini dapat menyebabkan mulut kering dan pengeluaran mucus (GINA, 2005). H.



Inhaler



Inhaler merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memberikan obat ke dalam tubuh melalui paru-paru. Hal ini terutama digunakan dalam pengobatan asma. Yang paling umum adalah MDI (Metered Dose Inhaler) yang diberi tekanan udara dan diukur dosis pengisapnya. Pada MDI, obat-obatan biasanya disimpan dalam bentuk larutan yang diberi tekanan udara dalam tabung kecil yang berisi propellan, meskipun mungkin juga bisa dalam bentuk suspensi. Prosedur yang benar



untuk menggunakan MDI adalah pertama, mengambil nafas dan keluarkan sepenuhnya, masukkan pompa ke dalam mulut kemudian ambil nafas, tekan ujung tabung untuk melepaskan obat. Cara penggunaan : 1.



MDI menghasilkan kadar tertentu obat PPOK dalam bentuk aerosol. MDI memungkinkan bagi Anda untuk



menghirup obat PPOK Anda, bukan minum pil. Dengan demikian, obat PPOK anda kemudian langsung menuju ke paru-paru Anda 2.



Sebelum menggunakan MDI, lepaskan tutup mulut dan kocok secara menyeluruh. Jika Anda belum



menggunakan inhaler selama seminggu atau lebih, atau itu adalah pertama kalinya anda menggunakan inhaler, semprot ke udara pertama untuk memeriksa bahwa ia bekerja. 3.



Ambil napas panjang beberapa kali dan kemudian bernapas keluar dengan lembut.



4.



Segera tempat corong di mulut Anda dan menempatkan Anda di sekitar gigi itu (tidak di depan dan jangan



digigit), dan segel bibir Anda di sekitar mulut, memegang di antara bibir Anda. 5.



Mulai untuk bernapas dalam perlahan dan me ndalam melalui corong telepon. Ketika Anda bernapas dalam,



secara bersamaan tekan ke bawah tabung inhaler untuk melepaskan obat. Satu siaran pers satu kali semprotan obat.Lanjutkan bernapas dalam-dalam untuk memastikan obat masuk ke paru-paru Anda. 6.



Tahan nafas Anda selama 10 detik atau selama Anda nyaman bisa, sebelum bernapas perlahan-lahan.



7.



Jika Anda perlu mengambil puff lain, tunggu selama 30 detik.



8.



kocok inhaler Anda lagi kemudian ulangi langkah 2 sampai 6.



9.



Ingatlah untuk membilas mulut Anda secara menyeluruh dengan a ir setelah setiap kali digunakan untuk



membantu mengurangi efek samping mengganggu. Farmakologi : Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-2 adrenergik yang selektif. Pada bronkus salbutamol akan menimbulkan relaksasi otot polos bronkus secara langsung. Maka SALBUTAMOL efektif untuk mengatasi gejala-gejala sesak napas pada penderita-penderita yang mengalami bronkokonstriksi seperti : asma bronkial, bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum, baik untuk penggunaan akut maupun kronik. SALBUTAMOL menghambat pelepasan mediator dari ”pulmonary mast cell”, mencegah kebocoran kapiler dan udema bronkus serta merangsang pembersihan mukosiliar. Sebagai agonis beta-2 SALBUTAMOL pengaruhnya terhadap adrenoseptor beta-1 pada sistem kardiovaskuler adalah minimal. Ratio stimulasi beta-2/beta-1 salbutamol lebih besar dari obat-obat simpatomimetik lainnya. SALBUTAMOL dapat digunakan oleh anakanak maupun dewasa. SALBUTAMOL juga bekerja langsung pada otot polos uterus yaitu menurunkan kontraktilitasnya. Efek SALBUTAMOL dapat dihambat oleh obat-obat penghambat reseptor beta, maka SALBUTAMOL tidak boleh diberikan bersama-sama dengan obat tersebut.



SALBUTAMOL diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan sehingga efeknya akan tampak setelah 15 menit dan berlangsung selama 4 – 8 jam. Waktu paruh eliminasinya berkisar dari 2,7 sampai 5 jam. SALBUTAMOL tidak dimetabolisme oleh enzim-enzim COMT maupun sulfatase dari dinding intestin. Di hati akan berkonjugasi dengan sulfat. Diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh. Indikasi : SALBUTAMOL merupakan obat bronkodilator untuk menghilangkan gejala sesak napas pada penderita asma bronkial, bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum. Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap Salbutamol. Dosis : Untuk tablet :   



Dewasa : sehari 3-4 kali 2-4 mg. Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 2 mg. Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali 1 mg-2 mg.



Untuk sirup :    



Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 1 sendok teh. Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali ½-1 sendok teh. Dosis anak adalah 0,3 mg/kg.bb./hari, dibagi dalam 3 dosis.



Efek Samping : Berupa nausea, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi periferal, takikardi dan hipokalemi yang kadangkadang timbul sesudah pemberian dosis tinggi. Peringatan dan Perhatian :   



Agar diberikan secara hati-hati pada pasien tirotoksikosis. Karena data-data penggunaan pada triwulan pertama dari kehamilan masih terbatas, maka sebaiknya penggunaannya dihindari. Hindari penggunaan pada penderita dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan pasien yang sudah tua.