Penggolongan Suspending Agent [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama: Fitriani Fauziah_2C_20219107 Penggolongan Suspending Agent Suspending agent dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan pertama adalah polisakarida yang terdiri dari gom akasia (gom arab)/PGA, tragakan, na-alginat (sodium alginat), starch (amilum), karagen (chondrus extract), xanthan gum (polysaccharide b-1449/ corn sugar gum), serta guar gum (guar flour). Golongan kedua adalah turunan selulosa, contohnya metilselulosa, CMCNa (karboksimetil selulosa), avicel, dan hidroksi etil selulosa. Golongan ketiga adalah clay misalnya bentonit, aluminium-magnesium silikat (veegum), dan hectocrite (salah satu senyawa mineral berbentuk tanah liat). Golongan keempat adalah polimer sintetik contohnya golongan carbomer (Suena, N.M.D.S, 2015). 1) Polisakarida a. Gom Arab (PGA) Kegunaan : emulgator, penstabil, peningkat kelarutan, suspending agent. b. Tragakan Tragakan menghasilkan mucilago yang kurang lengket dibandingkan dengan akasia, karena itu lebih cocok untuk penggunaan obat luar, seperti : jelly, lotion, pasta, krim. c. Natrium Alginat Pemerian



: serbuk warna putih atau kuning-coklat pucat, tidak berbau dan



tidak berasa Kelarutan



: praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, kloroform. Praktis



tidak larut dalam pelarut organik lain dan larutan asam encer dimana pH kurang dari 13. Larut perlahan dalam air yang membentuk larutan koloidal lengket. pH



: 4-10



d. Karagen Kegunaan



:



ekstrak



chondrus



sering



digunakan



dalam



obat



dan



kosmetik.Contoh sediaan yang mengandung ekstrak chondrus diantaranya, lotion keriting rambut, maskara, pasta gigi, suspensi kalamin, suspensi sulfonamida, suspensi titanium dioksida. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan sebaiknya di tempat yang dingin.



e. Xanthan Gum Fungsi : Stabilizing agent; suspending agent; viscosity-increasing agent. Penggunaan Farmasetik: pencampuran suspending agent anorganik tertentu seperti;magnesium aluminum silicate, or organic gums akan memeberikan effek rheologl yang



sinergis. Pada umumnya perbandingan pencampuran



antara xanthan gum dengan magnesium aluminum silicate 1:2 sampai 1:9 memberikan hasil yang maksimal Efek sinergis yang optimum juga diperoleh melalui perrbandingan Xantan : Guar gum 3:7 dan 1: 9. f. Guar Gum Penggunaan : guar gum dipakai sebagai pengental dan sebagai stabilistaor dalam emulsi. Emulsi yang dibuat dengan akasia dapat distabilkan dengan baik dengan menambahkan gom guar 1%. Gom guar merupakan suspending agent yang kurang baik untuk serbuk yang tidak larut. Guar Gum dapat di campurkan penggunaannya dengan tanaman hydrokoloid lain seperti tragakan. 2) Turunan Selulosa a. Metil Selulosa Penggunaan :



Metil selulosa digunakan dalam farmaseutik dan terapeutik.



Dalam farmaseutik, metilselulosa digunakan sebagai zat pendispersi dan pengental, emulgator dan pembasah. Hal ini terutama digunakan dalam obat tetes mata, tetes hidung, kosmetik, pasta gigi dan sediaan cair lain, misalnya suspensi dan emulsi. Dalam terapeutik, MC sebagai laksatif pada konstipasi kronik. MC dapat digunakan untuk sediaan internal atau eksternal. b. Na-CMC (Natrium Karboksimetil Selulosa) Pemerian



: serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis



Kelarutan



: mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak



larut dalam etanol, eter, dan pelarut organik lain. Stabilitas



: larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH di



bawah 2. Viskositas larutan berkurang dengan cepat jika pH di atas 10. Menunjukan viskositas dan stabilitas meksimum pada pH 7-9. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Inkompatibilitas: inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam besi dan beberapa logam seperti alumunium, merkuri dan zink juga dengan gom xantan. Membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Konsentrasi lazim



: 3-6%



c. Avicel Penggunaan dalam farmasi:



pengikat tablet, pengisi (granulasi basah 5 – 20



%), penghancur tablet 5 – 15 %, glidan tablet 5 – 15 %, antiadheren 5 – 20 %. Pengisi kapsul 10 – 30 %, tidak digunakan sebagai adsorben. Sifat aliran dari dispersi avicel dapat diperbaiki dengan menambahkan hidrokoloid seperti : CMC, metil selulosa, hidroksi propil selulosa yang dapat menstabilisasi dispersi untuk melawan efek flokulasi karena penambahan elektrolit. d. Hidroksi Etil Selulosa Penggunaan



: digunakan dalam bidang farmasi sebagai pengental, koloid



pelindung, pengikat, penstabil, dan suspending agent dalam emulsi, jelly dan ointmen, lotion, ophtalmic, solution, suppositoria, tablet, shampoo, hair sprays, penetralisir, krim, lotion. 3) Clay a. Bentonit Bentonit sering digunakan sebagai sediaan eksternal. Untuk tujuan pemakaian luka, serbuk bentonit harus disterilisasi dulu sebab bentonit kemungkinan mengandung sesepora bakteri tetanus.



Digunakan pula sebagai suspending



agent pada lotion calamine dan mixtura chalk. b. Alumunium-Magnesium Silikat (Veegum) Pemerian



: serbuk, warna putih coklat



Kelarutan



: praktis tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut organik



Stabilitas



: umumnya cukup stabil apabila ditempatkan dalam keadaan



kering. Umumnya tidak stabil pada larutan asam di bawah pH 3,5 dengan beberapa larutan pekat, dapat mengabsorpsi



beberapa obat. pH stabilnya



adalah 3-11 Konsentrasi lazim: 1-10% (suspending agent untuk sediaan topikal) Sifat aliran



:



Tiksotropik. Dispersi dalam air pada konsentrasi 1-2 %



membentuk suspensi koloidal tipis.



Pada konsentrasi 3 % atau lebih tinggi,



dispersi tidak tembus cahaya (“opaque”). Pada konsentrasi meningkat diatas 3 %, viskositas dispersi akan meningkat cepat.



Pada konsentrasi 4 – 5 %,



dispersi tebal, koloid putih sol, dan pada konsentrasi 10% terbentuk gel yang keras. Viskositas dapat dinaikkan dengan cara : pemanasan, penambahan elektrolit, peningkatan konsentrasi, pengadukan.



Disamping itu, untuk



mempertinggi viskositas, mempertahankan sifat aliran, dan mencegah terjadinya flokulasi, veegum biasa dikombinasikan dengan bahan pengental organik lain seperti CMC-Na atau xanthan gum. 4) Polimer Sintetik Carbomer Pemerian : serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, higroskopis Kelarutan : larut dalam air, alkohol, dan gliserin. Konsentrasi suspending agent: 0,5 – 1 pH : 1 % dispersi carbomer dalam air memiliki pH kira-kira 3 Stabilitas: Viskositas akan berkurang pada pH < 3 atau > 12. Viskositas akan berkurang dengan adanya elektrolit kuat. Gel akan hilang viskositasnya dengan cepat bila terpapar oleh sinar matahari, tetapi reaksi ini dapat diminimalkan dengan penambahan antioksidan. Inkompatibilitas: carbomer inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan elektrolit dengan konsentrasi tinggi, dan akan berubah warna dengan adanya resorsinol. Pemaparan oleh cahaya akan menyebabkan oksidasi yang akan menyebabkan penurunan viskositas.



Berdasarkan asalnya emulgator dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Emulgator alam, emulgator yang diperoleh dari zat zat alam tanpa melalui pengolahan khusus. Emulgator alam ini bisa diperoleh dari tumbuhan (contoh : gom arab, tragacanth, agar - agar), hewan (contoh : chondrus, pectin, metil selulosa, CMC, kuning telur) dan tanah mineral (contoh : alumunium silikat, magnesium, veegum, bentonit).   2. Emulgator buatan, emulgator yang sengaja dibuat secara sintetis. Contoh : sabun, tween 20, tween 40, tween 60, tween 80, span 20, span 40, span 80, PGA, tragakan, gelatin dan sapo). Berdasarkan zat penyusun emulgator dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Emulgator tunggal, atau pengemulsi tunggal merupakan emulgator yang berfungsi untuk mengemulsikan zat tunggal atau zat sejenis sehingga dapat stabil. 2. Emulgator campuran , emulgator yang berfungsi untuk mengemulsikan zat campuran untuk membentuk suatu suspensi. Contoh : sabun untuk mengemulsikan air dan minyak yang sangat bermanfaat pada proses pencucian. kasein mengemulsikan lemak dan air pada susu.