Pengukuran Kekuatan Otot MMT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengukuran kekuatan otot Teknik Manual Muscle Testing (MMT) Fisioterapis dalam melakukan assessment atau pemeriksaan membutuhkan suatu tes pengukuran agar dapat mengetahui seberapa besar penyimpangan dari nilai normal dan pada saat pasien mengalami perbaikan maka kita dengan mudah meng-evaluasi seberapa besar efektifitas modalistas yang diberikan.



Banyak pasien yang mengalami kelemahan otot akibat dari pasca operasi, cidera, atau penyakit tertentu. Malas dalam melakukan aktivitas atau berolahraga juga bisa mempengaruhi dari besarnya kekuatan otot sehingga memudahkan cidera pada saat beraktifitas. Kekuatan otot merupakan kemampuan dari otot untuk berkontraksi dan menghasilkan gaya. Kali ini kita akan bahas pengukuran kekuatan otot secara manual atau Manual Muscle Testing. Manual Muscle Testing  adalah metode pengukuran kekuatan otot paling popular dan banyak digunakan oleh fisioterapis. Dalam pemeriksaan MMT, fisioterapis akan menggerakkan bagian tubuh tertentu dan pasien akan diminta menahan dorongan tersebut, lalu nilai atau skor akan dicatat sesuai dengan penilai berdasarkan skala MMT. Penilaian kekuatan otot ini mempunyai rentang nilai 0-5. Manual Muscle Testing. Manual Muscle Testing adalah metode pengukuran kekuatan otot paling popular dan banyak digunakan oleh fisioterapis. Dalam pemeriksaan MMT, fisioterapis akan menggerakkan bagian tubuh tertentu dan pasien akan diminta menahan dorongan tersebut, lalu nilai atau skor akan dicatat sesuai dengan penilai berdasarkan skala MMT. Penilaian kekuatan otot ini mempunyai rentang nilai 0-5.



Cara pemeriksaan kekuatan otot & nilainya



Cara pemeriksaan kekuatan otot:



1



    1.      Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan adanya kelainan dan deformitas.     2.      Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk menggerakkan persendian ekstremitas.



    3.      Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya tremor, ukuran otot (atropi, hipertropi ukur lingkar ekstremitasnya (perbedaan >1cm dianggap bermakna). Palpasi otot untuk memeriksa apak kelainan otot.



    4.      Sternocleidomastoideus: klien menengok ke salah satu sisi dengan melawan tahanan tangan pemeriksa     5.      Trapezius: letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta klien menaikkan bahu melawan tahanan pemeriksa.



    6.      Deltoideus: minta klien mengangkat kedua lengan dan melawan dorongan tangan pemeriksa ke arah ba



    7.      Otot panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan tangan di antara kedu klien, minta klien mengangkat salah satu tungkai, dorong tungkai kebawah.



    8.      Abduksi panggul:posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan tangan pada perm lateral masing-masing lutut klien, minta klien meregangkan kedua tungkai, melawan tahanan pemeriksa.



    9.      Adduksi panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan tangan di antara lutut klien, minta klien mengangkat salah satu tungkai, minta klien merapatkan kedua tungkai melawan t pemeriksa. Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot.



    10.  Bisep: minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba memeluknya, pemeriksa menahan lenga tetap ekstensi.



    11.  Trisep: minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba merentangkannya melawan usaha pemeriksa membuat lengan klien tetap fleksi



    12.  Otot pergelanagan tangan dan jari-jari : minta klien merengangkan  kelima jari dan melawan usaha pem untuk mengumpulkan kelima jari.



    13.  Kekuatan genggaman: minta klien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa, tarik kedua ja genggaman klien.



    14.  Hamstring: posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk minta klien meluruskan tungkai melawan pemeriksa     15.  Kuadrisep: posisikan klien telentang,lutut setengah ekstensi,klien menahan usaha pemeriksa memfleksikan lutut



    16.  Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa untuk mendorsofleksikan kakiny kembali melawan usaha pemeriksa untuk memfleksikan kakinya.



    17.  Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk menemukan area yang mengalami edema atau tekan, tungka, bengkak, krepitasi, dan nodul. 2



Skala kekuatan otot Skala



Ciri-ciri



0



Lumpuh total



1



Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot



2



Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi ( hanya bergeser)



3



Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan tahanan pemeriksa



4



Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatanya berkurang



5



Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal



MANUAL MUSCLE TESTING (MMT): Nilai 0  : Tidak ada kontraksi atau tonus otot sama sekali. Nilai 1  : Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan sama sekali. Nilai 2  : Mampu melakukan gerakan namun belum bisa melawan garvitasi.



Nilai 3 : Mampu bergerak dengan lingkup gerak sendi secara penuh dan melawan gravitasi tetapi belu melawan tahanan minimal. Nilai 4  : Mampu bergerak penuh melawan gravitasi dan dapat melawan tahanan sedang. Nilai 5  : Mampu melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan maksimal. Dalam Manual Muscle Testing (MMT), kekuatan diukur dengan skala lima poin yaitu: 1.  Nilai otot 0/5 berarti otot tidak dapat melakukan kontraksi yang bisa terlihat. Hal ini terjadi ketika otot yang lumpuh, seperti setelah cedera tulang belakang atau radikulopati servikal atau lumbal. Kadang kadang nyeri dapat menghalangi otot berkontraksi sama sekali. 2.  Nilai otot 1/5 artinya Ps mengalami kontraksi otot namun tidak ada gerakan. Otot tidak cukup kuat untuk mengangkat bagian tubuh tertentu.



3.  Nilai otot 2/5 artinya otot Ps dapat berkontraksi tetapi tidak bisa menggerakkan bagian tubuh melawan gravitasi, namun ketika gravitasi dihilangkan dengan perubahan posisi tubuh, otot dapat menggerakkan bagian tubuh secara penuh. 3



4.  Nilai otot 3/5 artinya otot dapat berkontraksi dan menggerakkan bagian tubuh secara penuh melawan gaya gravitasi. Tapi ketika fisioterapis memberikan dorongan melawan gerakan tubuh Ps (memberikan resistensi), otot tidak mampu melawan.



5.  Nilai otot 4/5 artinya otot mampu berkontraksi dan menggerakkan tubuh melawan tahanan minimal. Ps mampu melawan dorongan yang diberikan fisioterapis, namun tidak maksimal. 6.  Nilai otot 5/5 berarti otot berfungsi normal dan mampu melawan tahanan maksimal. Anda mampu mempertahankan kontraksi ketika dorongan maksimal diterapkan fisioterapis pada bagian tubuh Anda.



4