Penjualan Angsuran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayarannya dilaksanakan secara bertahap, yaitu : a. Pada saat barang- barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (diberikan down payment). b. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban- kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian ( kontrak) penjualan angsuran sebagai berikut : 1.



2.



3.



4.



Perjanjian penjualan bersyarat (conditionl sales contract), di mana barang- barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang- barang masih berada di tangan penjual sampai seluruhnya pembayaran sudah lunas Pada saat perjanjian di tanda tangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat di serahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang belum di bayar kepada si penjual. Hak milik atas barang- barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “ trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang- barang itu kepada pembeli. Perjanian semacam ini dilakukan dengan membuat akte kepercayaan Beli sewa ( lease- purchase), dimana barang- barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.



Penjualan angsuran dengan bentuk- bentuk perjanjian tersebut diatas biasanya dilaksanakan untuk barang- barang tidak bergerak ( seperti : gedung, tanah, dan aktiva- aktiva tahan lama lainnya). Untuk perdagangan barang- barang bergerak biasanya penjualan angsuran dilaksanakan dengan perjanjian tertentu yang diadakan di antara penjual dan pembeli dengan syarat- syarat dan jaminan yang saling menguntungkan. Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut: 1. Besarnya pembayaran pertama (down payment) harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas. 2. Jangka waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan. 3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.



Pengakuan Laba Kotor Pada Penjualan Angsuran pada umumnya pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran ada 2 ( dua ) cara, yaitu : a Laba kotor diakui untuk periode dimana penjualan dilakukan b Laba kotor dapat dihubungkan dengan periode-periode terjadinya realisasi penerimaan kas



Laba kotor diakui untuk periode terjadinya transaksi



Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas. Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah: Ø Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan Ø Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian harga pokok (Cost). Ø Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani.



METODE CICILAN Pada penggunaan metode cicilan, dalam perkiraan-perkiraan, selisih antara harga jual kontrak dan harga pokok penjualan dibukukan sebagai laba bruto tangguhan (laba bruto yang ditangguhkan). Saldo ini ditetapkan sebagai pendapatan, yang secara berkala membandingkan penagihan-penagihan uang kas terhadap harga jual. Pada tiap akhir periode, saldo laba bruto tangguhan yang masih terdapat dalam buku-buku sama dengan persentase laba bruto yang diperhitungkan atas saldo piutang cicilan pada tanggal itu. Penangguhan laba bruto pada dasarnya menyatakan penangguhan hasil penjualan yang disertai dengan penangguhan harga pokok penjualan yang berkaitan dengan penjualan demikian. Perlu ditegaskan bahwa pendapatan atas penjualan cicilan tidak bebas dari biaya; biaya tertentu akan terus membebani - biaya-biaya pembukuan, penagihan dan pelayanan produk. Metode cicilan yang melaporkan laba bruto dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pajak pendapatan oleh agen-agen penjual dalam harta benda gerak yang secara teratur melakukan penjualan dengan cicilan. Penjualan angsuran untuk barang- barang tak bergerak CONTOH 1 PT SENTANA, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli harga tidak bergerak, menjual sebuah rumah kepada Tuan Hartono dengan harga Rp 2.500.000. Harga pokok rumah itu menurut pembukuan PT SENTANA sebesar Rp 1.500.000. Beberapa ketentuan yang diatur di dalam kontrak penjualan, khususnya yang berhubungan dengan syarat pembayaran adalah sebagai berikut:



Pembayaran pertama (down payment) sebesar Rp 500.000. Untuk menjamin keamanan pemilikan rumah tersebut, PT SENTANA dan Tuan Hartono setuju untuk menghipotikkan rumah tersebut dari Tuan Hartono kepada PT SENTANA sebesar Rp 2.000.000. Akte hipotik ditanda-tangani pada tanggal 1 September 2010, dibayar dalam jangka waktu 5 tahun dengan pembayaran tiap ½ tahun @ Rp 200.000. Bunga hipotik sebesar 12% setahun untuk sisa pinjaman hipotik yang belum dibayar. Komisi dan biaya – biaya lainnya guna menyelesaikan akte hipotik sejumlah Rp 50.000 telah dibayar tunai oleh PT SENTANA. Angsuran Pokok dan bunga hipotik untuk pertama kali baru akan dilakukan tahun 2011. Jurnal – jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi – transaksi tersebut pada tahun 2010 dan 2011 dalam buku – buku PT SENTANA menurut kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: Penjualan Angsuran untuk Barang – barang tak Bergerak Jurnal Laba diakui secara proporsional Transaksi-transaksi Laba diakui pada periode dengan jumlah penerimaan penjualan angsuran 1 September 2010 Piutang Piutang 1) Dijual sebuah rumah dengan harga (Tuan Hartono) 2.500.000 (Tuan Hartono) 2.500.000 Rp 2.500.000 harga pokok rumah Rumah 1.500.000 Rumah 1.500.000 sebesar Rp 1.500.000 Laba penj. Rumah 2.000.000 Laba Kotor yang 2.000.000 Belum direalisasi 2) Penerimaan pembayaran pertama sebesar 500.000 dan hipotik U/K untuk saldo yang belum dibayar Kas 500.000 Kas 500.000 sebesar Rp 2.000.000 Hipotik U/K 2.000.000 Hipotik U/K 2.000.000 Piutang 2.500.000 Piutang 2.500.000 3) Pembayaran biaya-biaya komisi Ongkos penj. 50.000 Ongkos Penj. 50.000 dan pengurusan akte hipotik Rp Kas 50.000 Kas 50.000 50.000 4) 31 desember 2010 Bunga hipotik yang Bunga hipotik yang a) bunga yang masih harus diterima Akan diterima 80.000 Akan diterima 80.000 untuk hipotik u/k 12% untuk Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan bunga 80.000 jangka waktu 4bulan = 4/12 x 12% x 2.000.000= 80.000 b) Laba kotor yang direalisasi



1.000.0002.500.000x100%=40% Penerimaan kas tahun 2010 Rp 500.000 jadi laba kotor yang direalisasi 40%X500.000= 200.000



Laba kotor yang Belum direalisasi 200.000 Realisasi laba kotor 200.000



5)



Menutup rekening-rekening Laba penjualan nominal ke laba-rugi Rumah Pend. Bunga Ongkos penj. Rugi-laba



1.000.000 80.000 50.000 1.030.000



6) 1 januari 2011 Reversal entries untuk bunga yang akan diterima pada akhir 2010 Pend. Bunga 80.000 Bunga hipotik Yang akan diterima 80.000



Realisasi laba kotor 200.000 Pend. Bunga 80.000 Ongkos penj. 50.000 Rugi-laba 230.000



Pend. Bunga 80.000 Bunga hipotik Yang akan diterima 80.000



7) 1 maret 2010 kas 320.000 Diterima pembayaran angsuran Hipotik U/K 200.000 hipotik sebesar Rp 200.000 dan Pend. Bunga 120.000 bunga hipotik sebesar Rp 120.000



kas 320.000 Hipotik U/K 200.000 Pend. Bunga 120.000



8) 1 September 2011 Kas Diterima pembayaran angsuran Rp Hipotik U/K 200.000 dan bunga dari pokok Pend. Bunga hipotik Rp 1.800.000 @ 12% untuk jangka waktu 6 bulan = Rp 108.000



Kas Hipotik U/K Pend. Bunga



308.000 200.000 108.000



9) 31 Desember 2011 Bunga hipotik yang a) Adjustment bunga hipotik dari Akan diterima 64.000 pokok Rp 1.600.00 @ 12% untuk Pend. Bunga 64.000 jangka waktu 4 bulan = Rp64.000.000 b) Laba kotor yang direalisasi sebesar 40% dari pembayaran angsuran yang diterima tahun 2011sebesar Rp 400.000 dan Rp 160.000 10) Menutup rekening-rekening Pend. Bunga 212.000 nominal ke rugi - laba Rugi-laba 212.000



308.000 200.000 108.000



Bunga hipotik yang Akan diterima 64.000 Pend. Bunga 64.000



Laba kotor yang Belum direalisir 160.000 Realisasi laba kotor 160.000 Pend. Bunga Realisasi



212.000



Penjualan angsuran untuk barang- barang ( bergerak) CONTOH 2 PT Karya Bhakti menjual barang dagangannya sebagian atas dasar kontrak penjualan angsuran untuk masa ± 3 tahun disamping penjualan secara kredit, sejak beberapa tahun terakhir. Berikut ini neraca PT Karya Bhakti pada akhir tahun buku 2010.



PT KARYA BHAKTI, MEDAN Neraca, per 31 Desember 2010 Aktiva Kas Piutang Dagang Piutang penjualan angsuran 2009 Piutang Penjualan angsuran 2010 Persediaan barang-barang



Pasiva 625.000 100.000 300.000 80.000 600.000



Aktiva tetap lainnya 1.175.000 Akumulasi penyusutan 380.000 795.000 Jumlah aktiva



2.500.000



Hutang dagang Wesel bayar Laba kotor yang belum diRealisasi tahun 2009 Laba kotor yang belum diRealisasi tahun 2010 Modal saham Laba yang ditahan



650.000 100.000



20.000 1.500.000 140.000



Jumlah aktiva



2.500.000



90.000



Penjualan angsuran untuk barang – barang dagangan (barang – barang bergerak) Transaksi - transaksi Jurnal 1 Januari – 31 Desember 2011 1) Penjualan Kas 1.000.000 Tunai 1.000.000 Piutang dagang 850.000 Kredit 850.000 Penjualan 1.850.000 Angsuran 600.000 Piutang penjualan Dan Angsuran Jumlah 2.450.000 tahun 2011 600.000 Penj. Angsuran 600.000 2) Pembelian barang – barang secara kredit sebesar 2.500.000 3) Penerimaan kas dari : - Piutang dagang 800.000 - Piutang penjualan angsuran 2011 300.000 2010 200.000 2009 60.000 Jumlah 1.360.000 4) Pengeluaran kas dan biaya- biaya:



-



Pengeluaran kas untuk: - pembayaran hutang dagang Jumlah Macam–macam biaya Jumlah penge. Kas Biaya peny.akt. tetap



2.550.000 100.000 2.450.000 405.000 2.855.000 95.000



Pembelian Hutang dagang



2.500.000



Kas 1.360.000 Piutang Dg. Piutang Penj. Angs 2011 Piut. Penj. Angs. 2010 Piut. Penj. Angs 2009



2.500.000



800.000 300.000 200.000 60.000



Hutang dagang 2.550.000 Macam Biaya 500.000 Pot. Pembelian 100.000 Kas 2.850.000 Akm. Peny. Akt. Tetap



95.000



- 31 Desember 2011, tutup buku 5) Mencatat harga pokok barang-barang yang dijual secara angsuran 390.000 6) Menutup rekening-rekening penjualan angsuran dan harga pokoknya serta mencatat laba kotor penjualan selama tahun 2011 35%X600.000=210.000 7)



Mencatat realisasi laba kotor penjualan angsuran dalam tahun 2011: Th. 2011 = 35% X 300.000 = 105.000 Th. 2010 = 35% X 200.000 = 60.000 Th.2009 = 35% X 60.000 = 15.000 Jumlah



8)



180.000



Harga pokok penj. Angsuran 390.000 Pengiriman Brg Pen Angsuran 390.000 Penj. Angsuran 600.000 Harga Pokok Penj Angs 390.000 Laba kotor Penjualan Yang belum direalisasi 2011 210.000 Laba kotor Penj.Angsuran Yang belum direalisasi 2011 105.000 Laba kotor Penj. Angsuran Yang belum direalisasi 2010 60.000 Laba kotor Penj. Angsuran Yang belum direalisasi 2009 15.000 Realisasi Penj. Angsuran 180.000



Menutup persediaan awal barang dagangan pembelian barang-barang, potongan pembelian dan pengiriman barang-barang yang dijual denagn perjanjian angsuran kerekening rugilaba



Rugi-laba 2.610.000 Pengiriman barang-barang Penj. Angsuran 390.000 Pot. Pembelian 100.000 Persediaan Brg dagang (per 1-1-2011) 600.000 Pembelian 2.500.000 9) Mencatat persediaan akhir barang dagangan, Persediaaan brg dagang sesuai dengan stok opname pada tanggal 31 (per 31-12-2011) 1.210.000 Desember 2011 sebesar harga pokok 1.210.000 Rugi-laba 1.210.000 10) Menutup saldo rekening regular ke rekening rugi-laba Penjualan Rugi-laba 11) Menutup laba kotor yang direalisasi dari hasil Realisasi laba kotor penjualan angsuran tahun ini dan tahun-tahun Penj. Angsuran sebelumnya ke rekening rugi-laba Rugi-laba



1.850.000 1.850.000



180.000 180.000



12) Menutup rekening-rekening biaya usaha ke Rugi-laba rekening rugi laba Macam biaya usaha



500.000



13) Mencatat taksiran pajak perseroan yang kan di Pajak perseroan bayar sebesar 20% X Laba sebelum dipotong Taksiran Utang PPS PPS (20% x 130.000) = 26.000)



26.000



14) Menutup rekening pajak perseroan ke rekening Rugi-laba rugi laba Pajak perseroan



26.000



500.000



26.000



26.000



15) Memindahkan laba bersih ke rekening laba Rugi-laba yang ditahan Laba yang ditahan



104.000 104.000