Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kewirausahaan 2019



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak Mamik Nur Farida Program Pasca Sarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya [email protected]



A. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan padat sehingga hal itu berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial mayoritas masyarakat yang belum makmur. Dewasa ini, di mana setiap negara berlomba-lomba untuk menjadi negara yang semakin maju mengakibatkan persaingan di setiap sektor semakin tinggi terutama di sektor ekonomi. Dengan demikian, bangsa Indonesia harus lebih bekerja keras untuk menyelesaikan dan mempersiapkan berbagai hal untuk menjadi



negara



maju,



dan



tentunya



mampu



bersaing



di



kancah



inernasional.Untuk mencapainya, salah satu faktor yang harus diprioritaskan adalah mempersiapkan Indonesia lebih unggul dalam bidang perekonomian. Untuk mewujudkan kondisi ini, Indonesia terlebih dahulu harus mengurangi permasalahan pengangguran yang kini masih menjadi masalah besar. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang mengakar di Indonesia.



Besarnya



tingkat



pengangguran



di



negeri



ini



semakin



mengkhawatirkan. Setiap tahunnya, lulusan pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan perguruan tinggi meluluskan generasi siap kerja. Hal ini mengakibatkan lulusan-lulusan berijazah tersebut tidak semuanya dapat ditampung oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini dikarenakan banyak yang membutuhkan pekerjaan, sementara lapangan kerja yang tersedia tidak dapat menampung kebutuhan akan tenaga kerja. Bahkan kita dapat melihat realitas yang ada di negeri ini, yaitu bukan hanya lapangan pekerjaan yang kurang, mereka yang telah mendapatkan pekerjaan pun, 1



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



banyak yang terancam dirumahkan, mengalami pemotongan upah, dan keterlambatan pembayaran upah. Ini masih seputar pengangguran yang memiliki ijazah atau pengangguran terdidik, lalu bagaimana dengan pengangguran yang tidak terdidik, tentu ini menjadi suatu realitas yang sangat mengkhawatirkan. Pola



penciptaan



memperbanyak



lapangan



lapangan



kerja



kerja



yang



tentunya



paling



dengan



efektif



guna



memperbanyak



wirausahawan di negeri ini. Semakin banyak wirausahawan yang tumbuh dan berkembang di seluruh pelosok negeri ini tentu akan secara alami memperbanyak jumlah lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia yang masih menganggur yang sangat mendambakan pekerjaan guna mendapatkan penghasilan untuk mempertahankan hidup mereka dan juga keluarga mereka. Peranan kewirausahaan atau enterpreuner pada sebuah negara berkembang



tidak



dapat



diabaikan



terutama



dalam



melaksanakan



pembangunan. Mereka dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal dengan mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya sehingga bangsa tersebut akan berkembang lebih cepat. Banyaknya wirausahawan yang dapat diciptakan bukan hanya dapat memperbanyak jumlah tenaga kerja yang terserap secara kuantitas tapi juga secara kualitas dapat menjaga meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa terhadap gempuran ekonomi bangsa lain di seluruh muka bumi ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memperbaiki nasib bangsa Indoesia ini ke depan tentu sedini mungkin kita harus dapat menciptakan sebanyak mungkin wirausahawan, dan hal itu harus dimulai dari usia dini dengan cara membangun karakter kewirausahaan pada anak. Harapan yang dinanti tentunya kelak dewasa, anak-anak tersebut akan menjadi wirausahawan handal yang dapat bersaing dalam segala sektor perekonomian yang tentunya akan bermuara pada kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia. Menurut Barnawi & Mohammad Arifin (2012: 58) menjelaskan, sejak usia dini hendaknya anak mulai diajarkan kreativitas dan kemandirian dengan cara memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan imajinasinya 2



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



melalui berbagai macam kegiatan dari yang sederhana menuju kompleks, mudah ke sulit, mengelola diri sehingga mampu menghidupi dirinya sendiri. Jika demikian maka anak akan dapat berfikir untuk memberikan manfaat bagi orang lain, merasa dirinya berharga bagi orang lain dan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan upaya untuk membentuk generasi yang berkarakter. Keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan adalah elemen penting yang berpengaruh membimbing dan membentuk karakter kewirausahaan. Karakter seorang anak terbentuk melalui apa yang didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk pembelajaran sebelum masuk menempa hati nuraninya. Melalui seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indra (PFIPUN, 2017). Bila anak terbiasa dan percaya diri dengan dunia wirausaha sejak kecil, maka karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa (Nurhafizah, 2018). Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi bagian dari dunianya anak-anak (Kosn, N. N. A. M., 2016). Bedanya, berwirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal dunia wirausaha sejak dini, akan mendapati manfaat untuk bekal masa depan kelak. Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak dini, termasuk melalui berbagai kegiatan kewirausahaan, menjadi modal utama produktivitas dan kemandirian anak ketika dewasa (Nurhafizah N., 2018). Menurut psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi (dalam Femina, No. 25/XXXVI.2008) bila ada seorang anak yang memiliki inisiatif untuk belajar berbisnis di usia dini, orangtua dan pendidik perlu memberi apresiasi gagasan ini. Inisiatif ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memiliki kecerdasan finansial. Kecerdasan finansial adalah kecerdasan untuk mengelola uang. Menambah penghasilan dengan usaha seperti ini, bukanlah hal yang negatif. Justru hal ini disarankan untuk dikenalkan kepada anak sejak dini. 3



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



Membimbing anak soal menabung dan menambah penghasilan merupakan suatu cara yang efektif untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, tapi memerlukan latihan bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas keseharian anak. Misalnya, membereskan mainan selesai bermain, rajin sikat gigi sebelum tidur dan membereskan tempat tidur. Ini merupakan latihan berdisiplin (Reski, N., Taufik, T., & Ifdil, I., 2017), bertanggung jawab dan awal



pengajaran



tentang



kepemilikan



(Nurhafizah,



2018).



Latihan



selanjutnya, mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga menabung dan mencari uang. Kegiatan anak di PAUD bersama guru dan teman sebayanya dapat dimaksimalkan dalam menanamkan pola pikir untuk menjadi seorang wirausaha (entrepreneur). Hal-hal yang dapat guru lakukan antara lain memberikan fasilitas, metode mengajar yang kreatif, mengaitkan apa yang diajarkan dengan berpikir layaknya seorang wirausaha. Kelak ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan kegiatan kewirausahaan dan yang terpenting lagi anak tidak akan takut mengambil resiko. Kegiatan sekolah yang berkaitan dengan kewirausahaan merupakan penyeimbang bagi anak untuk menerapkan apa yang anak peroleh dari pelajaran yang diajarkan oleh guru misalnya ketika ada tema tanaman guru bisa mengajarkan cara menanam tanaman merawatnya sampai bagaimana memanfaatkan tanaman. Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orangtua kepada anak. Dukungan tidak hanya dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar anak mau berpikir kritis untuk mengeluarkan ide. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika tanaman yang dipelihara anak dapat tumbuh dan anak dapat memetik hasilnya atau dorongan semangat untuk pantang menyerah. Pengakuan dan dukungan dari orang tua akan menentukan perkembangan minat dan percaya diri anak (Nurhafizah, 2018).



4



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



B. Pembahasan 1. Pendidikan Karakter Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter itu akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang bermartabat. Karakter bukan sekadar penampilan lahiriah. Hermawan Kertajaya mengemukakan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespons sesuatu. Menurut Doni Koesoema Albertus, karakter diasosiasikan dengan temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakter juga dipahami dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir. Karakter berupa kualitas kepribadian ini bukan barang jadi, tapi melalui proses pendidikan yang diajarkan secara serius, sungguh-sungguh, konsisten, dan kreatif, yang dimulai dari unit terkecil dalam keluarga, kemudian masyarakat dan lembaga pendidikan secara umum. Sementara itu, menurut Doni Koesoema A., pendidikan karakter mampu menjadi penggerak sejarah menuju Indonesia emas yang dicitacitakan. Dalam pendidikan karakter, manusia dipandang mampu mengatasi determinasi di luar dirinya sendiri. Dengan adanya nilai yang berharga dan layak diperjuangkan, ia dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki. Sehingga, nilai-nilai yang diyakini oleh individu yang terwujud dalam keputusan dan tindakan menjadi motor penggeraknya. Menurut D. Yahya Khan, pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa, serta membantu 5



orang



lain



untuk



membuat



keputusan



yang



dapat



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



dipertanggungjawabkan.



Dengan



kata



lain,



pendidikan



karakter



mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi otak tengah secara alami. Menurut Suyanto, pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, pendidikan karakter tidak akan efektif dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis. 2. Konsep Kewirausahaan a. Pengertian Kewirausahaan Suryana (2007: 10) mengemukakan bahwa kewirausahaan merupakan terjemahan dari “entrepreneurship”, yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai ”tailbone of economy‟, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa. Secara etimologi kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Selanjutnya Suryana (2007: 10) mengemukakan bahwa; menurut Peter F. Drucker (1994:27) kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability



to



create



the



new



and



different



thing).



Bahkan,



enterpreneurship secara sederhana sering juga diartikan sebagai prinsip atau kemampuan wirausaha. Kewirausahaan adalah “ability to create the new and different”, suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Lebih dari itu Suryana (2007: 10) mengemukakan bahwa; “kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses”. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.



6



Inti



dari



kewirausahaan



adalah



kemampuan



untuk



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



menciptakan sesuatu yang baru (creatif new and defferent) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. b. Karakteristik Kewirausahaan Kewirausahaan dapat diartikan sebagai sifat-sifat kreatif yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan di lingkungannya. Winardi (2003: 260) menyebutkan; “kreatifitas tidak terjadi begitu saja, kreatifitas merupakan proses”. Karakteristik



kewirausahaan,



Suryana



(2007:20)



mengemukakan bahwa proses kreatifitas hanya dilakukan oleh orangorang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan). Menurut Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz (2008:13-14), karakter wirausahawan dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Wirausahawan memiliki kepercayaan dan pengendalian diri pada saat mereka sedang melaksanakan pekerjaan. Mereka mampu mengatasi permasalahan dengan cepat dan gigih dalam mengejar tujuan. 2) Wirausahawan selalu mencari aktivitas. Mereka tidak dapat duduk menunggu aktivitas yang akan diberikan orang lain kepada mereka. Diam tanpa aktivitas bukan sifat mereka. 3) Wirausahawan mampu mengendalikan diri. Dalam olah raga mereka pada umumnya lebih menyukai jenis olah raga perorangan daripada permainan tim. Mereka menyukai permainan yang membuat otot dan otak mereka secara langsung berpengaruh pada hasil akhir dan kecepatan permainan. 7



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



Mereka mempunyai inisiatif, energik, dan tidak mengenal lelah dalam mengejar tujuan. 4) Wirausahawan mengelola pekerjaan berdasar tujuan. Mereka mampu memahami situasi rumit yang mungkin mencakup perencanaan, pengambilan keputusan strategis, dan yang mempengaruhi ide bisnis berganda secara simultan. Mereka senantiasa



menyadari



pentingnya



rincian



dan



secara



berkesinambungan meninjau segala kemungkinan demi tercapainya tujuan perusahaan. 5) Wirausahawan adalah penganalisis kesempatan. Mereka



akan



menganalisis



dengan



cermat



setiap



kesempatan sebelum dapat meyakini manfaat kesempatan tersebut bagi dirinya. 6) Wirausahawan adalah pemikir yang kreatif. Mereka tidak mengikuti cara berpikir yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh orang pada umumnya. Hal yang telah menjadi kebiasaan tidak melahirkan solusi baru yang merupakan tuntutan usaha kecil pada masa dewasa ini. 7) Wirausahawan adalah orang yang mampu memecahkan persoalan. Mereka mempunyai pemahaman yang jelas tentang sesuatu yang ingin mereka capai dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan dalam cara yang mereka tempuh. 8) Wirausahawan adalah pemikir yang objektif. Ketika seseorang wirausahawan menemukan solusi atas suatu permasalahan, dia akan bertukar pikiran dengan orang-orang yang berkompeten untuk menghindari pengambilan keputusan sendiri. Mereka akan menerima modifikasi solusi yang logis dan akan mengubah solusi mereka sesuai dengan alternatif yang lebih baik. Wirausahawan tidak membiarkan sifat mementingkan diri mengesampingkan obyektifitas.



8



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



3. Konsep Peran Keluarga Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan pada seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam suatu unit sosial. Peran dalam hubungan keluarga menurut Gross, Mason dan McEachern adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan social tertentu dalam keluarga, bila individu menempati kedudukan tertentu, maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan



yang



mereka



tempati



akan



menimbulkan



harapan



(expectations) dari orang-orang disekitarnya. Peranan orang tua adalah fungsi dari orangtua yang memberikan masukan atau pertimbangan baik berupa sudut pandang dan pola pikir berdasarkan pengetahuan yang didapat dan dimiliki mereka serta pengalaman yang memberikan pengaruh secara pribadi dalam mendukung keputusan yang diambil oleh anak. Sementara itu Soerjono mengemukakan keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seorang individu berlangsung sehingga keluarga menjadi institusi pertama dan utama pembangunan sumber daya manusia. Oleh Yusuf dikemukakan bahwa keluarga terdiri dari kepala keluarga (ayah), ibu dengan anak-anaknya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Anak-anak memiliki karakter yang dapat dilihat sejak ia kecil dan dapat berubah atau berkembang ketika ia dewasa seseuai dengan pengalaman atau apa saja yang dialaminya. Tentunya hal ini tidak lepas dari pengaruh orang tua yang membentuk karakter untuk anak tersebut melalui pengajaran atau dengan memberi contoh langsung dari tindakan yang dilakukan. Pentingnya menjadi orang tua yang berkarakter dan memiliki ilmu sehingga bisa mengajarkan anak pada kebaikan dan bisa berperan untuk memberikan masa depan yang cerah bagi anak. Berdasarkan hasil analisis 9



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



dosenpsikologi.com, adapun 13 peran orang tua dalam pembentukan karakter anak, antara lain: a. Kasih Sayang Peran orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Saat anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari peran orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi



hal



baru



mereka



akan



bisa



menghadapi



dan



menyelesaikannya dengan baik. Jika peran orang tua terlalu ikut campur atau mereka memaksakan anak anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku peran orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan karakter mereka. b. Memberikan Ketenangan Peran orang tua tentu menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak anak. Sebab hal ini akan membuat anak memiliki karakter yang juga tenang dimana ketenangan muncul dari pembiasaan. Jika terbiasa berada dalam suasana kacau, anak mudah cemas dan ketika terbiasa tenang anak juga mudah menguasai diri sendiri. c. Pelajaran Menghormati Sesama Hal ini berhubungan dengan mengurangi kritik dan respon jelek mengenai karakter dan perilaku anak serta menciptakan suasana kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan peran orang tua ialah menjaga anak yang terkait dengan diri anak dan orang lain. Peran orang tua mengajarkan bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya. d. Mewujudkan Kepercayaan Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak berarti memberikan penghargaan dan hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri sendiri. 10



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



e. Diskusi dengan Anak Diskusi dilakukan untuk melihat keingintahuan anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Peran kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang dirinya dan apa yang terjadi ke depannya seperti ia akan menjadi remaja dan dewasa yang nantinya harus punya tanggung jawab dan kemampuan untuk menghidupi diri sendiri. f. Memberi Teladan Peran utama orang tua adalah teladan yang pertama bagi anak dalam pembentukan karakter, begitu juga anak secara langsung mereka akan terpengaruh dengan apa yang biasa dilakukan orang tuanya. Sebab itu perlu membiasakan mengenai nilai agama dan akhlak serta emosional kepada anakdan orang tua sendiri harus mengamalkannya. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjamin anak memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya untuk mempersiapkan anak menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam serta nantinya menjadi persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja dan sebagainya. g. Mengenalkan pada Karakter Anak tentunya tidak langsung dapat berkarakter dan memahami segalanya dengan sendirinya, butuh karakter orang tua untuk pembangunan mental dan karakteristik sang anak sehingga anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk social, yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan jiwa, tingkah laku, cara pandang dan emosinya. Dengan demikian pola asuh yang diterapkan orang tua untuk anak memegang peranan penting bagi proses interaksi anak di lingkungan masyarakat kelak. h. Memaksimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan tumbuh kembang yang wajar sebagaimana diharapkan tentu akan berpengaruh pada karakternya yakni memiliki rasa percaya diri dan emosional yang cenderung stabil dimana anak yang sejak kecil memiliki kekurangan dalam tumbuh kembang 11



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



cenderung lebih sulit bergaul dengan sekitar atau sulit diterima sehingga membuat percaya diri yang dimiliki anak tersebut jauh berbeda dan berkurang i. Belajar Kekeluargaan Karakter keluarga akan mudah dan berhasil dengan baik jika anak dibiasakan dengan adanya saling membutuhkan dan kebersamaan dalam keluarga, hal itu akan membuat anak sadar bahwa nantinya ia juga punya keluarga dan dalam keluarga tersebut saling membutuhkan satu sama lain untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan. j. Membentuk Kebiasaan Baik Kebiasaan yang dimiliki anak tentu terbentuk dari orang tua. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak menerima pengaruh dan karakter orang tua mengenai apa saja kebiasaan yang harus dilakukan sehingga anak akan memiliki karakter baik jika sejak kecil dibiasakan dengan hal hal yang baik. k. Penanaman Perilaku Memang karakter yang paling banyak diterima anak adalah dari orang tua, bagaimana orang tua berperilaku akan selalu menjadi perhatian anak, dan akan ditanamkan di benaknya. Anak lahir berdasarkan fitrahnya. Jika karakter yang baik diterapkan orang tuanya maka banyak hal baik yang dapat ditiru anak tersebut dalam perilakunya. l. Mencegah Gelisah Anak yang dididik dengan cemoohan dan ejekan dari setiap kegagalan yang ia dapati, maka anak tersebut akan selalu hidup dalam ketakutan dan kegelisahan disebabkan hasil perbuatannya yang tidak memuaskan orang tuanya sebab itu orang tua memberikan karakter dengan menghargai dan mencegah kegelisahan. Seorang anak akan mendapati hal yang tidak didapati di lingkungan formal maupun lingkungan masyarakat, seperti perhatian yang penuh, kasih sayang, belaian hangat kedua orang tua dan sebagainya. Berbeda dengan lingkungan sekolah dan masyarakat, orang 12



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



tua menjadi motor penggerak keberhasilan anak dalam mencapai suksesnya sebab rasa kasih sayang dalam keluarga akan menimbulkan keharmonisan dalam interaksi dengan sang anak. m. Mencegah Karakter Penakut Segala permasalahan yang dijumpai anak akan mudah diketahui melalui pendekatan secara personal sehingga anak tidak memiliki karakter menyembunyikan sesuatu sejak ia kecil dan mencegah anak menjadi pribadi yang tertutup atau penakut. 4. Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak Pembentukan karakter pada seseorang terlebih bila disematkan pada anak-anak sedini mungkin tentu akan lebih bermanfaat dan berguna bagi pembentukan karakter yang mulia bagi seseorang di dalam mengembangkan dan memajukan diri, lingkungan maupun bangsa dan negara dimanapun orang itu berada. Oleh karena itu, pembangunan karakter yang dilakukan sedini mungkin tentu akan sangat berguna dalam menyematkan berbagai karakter yang mulia pada anak-anak. Membangun karakter terutama pada seseorang yang masih dalam proses perkembangan tentunya harus dilakukan sedini mungkin. Hal itu dilakukan guna pembentukan pondasi karakter yang benar-benar dapat tertanam atau tersemat dengan utuh pada mereka hingga dewasa kelak. Menurut Winda Dewi Listyasari dalam Semiawan (2011: 195), pengembangan karakter pada seorang anak sudah dapat dimulai sejak dini mulai dari lingkungan rumah terutama dari kedua orangtuanya, karena orangtua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pendidikan



karakter,



tentu



saja



bukan



hanya



merupakan



tanggungjawab sekolah. Pendidikan karakter merupakan tanggungjawab bersama dari mereka semua yang menyentuh nilai dan kehidupan para anak muda, berawal dengan keluarga dan meluas hingga komunitas iman, organisasi pemuda, bisnis, pemerintahan, dan bahkan media. (Lickona, 2013: 4) 13



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



Pada inti pendidikan karakter terdapat kemitraan yang kuat antara orang tua dan sekolah. Keluarga adalah aliran kebaikan pertama. Keluarga adalah tempat dimana kita belajar tentang kasih. Keluarga adalah tempat dimana kita belajar tentang komitmen, pengorbanan, dan keyakinan dalam sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri. Keluarga meletakkan landasan moral yang diatasnya seluruh institusi sosial lainnya dibangun. (Lickona, 2013: 4). Wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan dan sikap mandiri, berpandangan jauh, inovatif, tangguh, dan berani menanggung risiko dalam pengelolaan usaha dan kegiatan yang mendatangkan keberhasilan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan peran orang tua sebagai bagian dari wirausaha. Peran orang tua memberikan dampak yang kuat bagi suatu keberhasilan wirausaha yang dilakukan di dalam keluarga atau anggota keluarga. Seorang wirausaha dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja. Dalam rangka mempersiapkan anak-anak untuk menjadi wirausaha diperlukan suatu usaha yang sesuai dengan perkembangan anak. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru antara lain dijelaskan oleh Wasty Soemanto (2008:114) sebagai berikut: a. Latihan-latihan kepribadian Bentuk-bentuk kepribadian yang harus dibangun pada diri anak tidak akan terlepas dari bagaimana orang dewasa di sekitar anak memiliki kemampuan untuk membantu anak membentuk kepribadian yang matang. Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk membentuk kepribadian anak diantaranya: 1) Melatih berbahasa Melatih anak berbahasa dapat dilakukan dengan mengajarkan anak belajar menyebutkan nama-nama benda, orang, sifat; menyatakan sifat-sifat dan keadaan sesuatu dialam sekitarnya; latihan membilang; dan menyatakan keinginan-keinginan.



14



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



2) Melatih daya ingatan Hal yang dapat dilakukan untuk melatih daya ingatan anak antara lain dengan cara membiasakan anak untuk mengingat-ingat dan menyebutkan hal-hal yang pernah diamati pada waktu-waktu sebelumnya. 3) Melatih daya khayal atau imajinasi dengan cara bercerita, atau permainan kreatif. 4) Melatih aktualisasi diri melalui bercerita, menyanyi, mengambar, bermain dan berpendapat. b. Permainan-permainan Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang tidak akan dapat terlepas dari dunia bermain, maka sudah sewajarnya apabila orang dewasa mengerti dominasi kejiwaan serta kebutuhan anak- anak di masa kecil akan berusaha untuk mengembangkan pribadi anak-anak dengan memberikan kondisi yang memungkinkan bagi perkembangan daya imajinasi dan kebutuhan aktivitas anak- anak. Daya imajinasi dalam kehidupan anak-anak memainkan peran yang dominan bagi perkembangan jiwa dan pribadi mereka. Hal ini akan berimplikasi terhadap daya kreatifitas anak pada masa perkembangan selanjutnya. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk mengelola atau mengubah alam sekitar dengan mendayagunakan daya imajinasi dan diperkuat oleh daya pikir manusia. Kreatifitas sangat diperlukan untuk memelihara lingkungan dan kehidupan, sehingga latihan pembinaan daya imajinasi anak-anak sangat penting. Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu situasi yang dapat dibentuk untuk mengembangkan daya imajinasi anak-anak yakni melalui permainan. Dalam sehari perlu diadakan tempo selama satu atau dua jam bagi anak-anak untuk bermain kreatif. Permainanpermainan yang disiapkan untuk anak harus sesuai dengan karakteristik anak seperti mengoptimalkan seluruh panca indera, bergerak aktif, menyenangkan, membebaskan anak untuk bereksplorasi, dan lain sebagainya. 15



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



c. Layanan kasih sayang Anak-anak pada masa usia dini sangat memerlukan kasih sayang penuh dari pihak orangtua maupun guru. Kasih sayang hendaknya diwujudkan dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak seusia ini, antara lain: 1) Perhatian yang diberikan terhadap keinginan dan tingkah laku anak, 2) Perlindungan atas berbagai macam tindakan dan peristiwa yang dirasakan oleh anak mengganggu atau mengancam, 3) Pengakuan terhadap setiap prestasi yang ditunjukkan oleh anak betapapun kecilnya, 4) Pembatasan terhadap semua keinginan anak sehingga mereka tidak cenderung menjadi agresif. Layanan kasih sayang merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus diberikan kepada anak. Meskipun begitu, bentuk kasih sayang yang diberikan harus memperhatikan rambu-rambu tertentu agar tidak menjadikan anak manja dan merasa ingin selalu terpenuhi segala keinginannya. Membangun karakter berjiwa wirausaha pada anak dengan cara memberikan pendidikan pada mereka baik melakukan penerapan pendidikan di rumah atau di lingkungan keluarga, di lingkungan sosial atau



masyarakat



maupun



pendidikan



di



sekolah



harus



dengan



mengedepankan proses pembangunan karakter kewirausahaan itu sendiri. Dari delapan karakter wirausahawan sebagaimana dikemukakan di atas, tentunya dapat dielaborasi ke dalam upaya penanaman karakter tersebut dalam bingkai pendidikan, baik di rumah atau lingkungan keluarga, di masyarakat, maupun di sekolah. Artinya baik orang tua, tokoh masyarakat, mapun guru di sekolah berkewajiban untuk membangun karakter kewirausahaan pada anak. Peran keluarga dalam pembentukan karakter kewirausahaan pada anak dapat dilakukan dengan cara : a. Menumbuhkembangkan kepercayaan diri anak, artinya tidak cepat rendah diri sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri.



16



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



b. Menumbuhkembangkan semangat kerja keras atau keinginan selalu beraktivitas, tidak bermalas-malasan. c. Menumbuhkembangkan sikap mawas diri sehingga mereka mampu mengendalikan diri, tidak mudah terhanyut dalam suasana yang diciptakan oleh orang atau pihak lain. d. Menumbuhkembangkan sikap teguh keyakinan atau Istiqomah sehingga kelak mereka mampu mengelola suatu usaha atau pekerjaan berdasarkan tujuan yang telah digariskan. e. Menumbuhkembangkan kecermatan atau ketelitian sehingga mampu dengan cepat membaca peluang dan kesemptan yang ada disekitar mereka. f. Menumbuhkembangkan pola pikir kreatif. Hal ini sangat dibutuhkan oleh anak yang ingin dibentuk sebagai wirausahawan karena karakter ini sebagai salah satu karakter kunci dalam ranah kewirausahaan. g. Menumbuhkembangkan



kemampuan



problem



solving



atau



memecahkan persoalan atau masalah. Sehingga jika mereka tertimpa persoalan atau masalah mereka tidak lari dari masalah tersebut yang dapat berakibat mereka dinilai tidak bertanggung jawab karena menghindari segala persoalan yang ada. h. Menumbuhkembangkan sikap objektif dalam memandang atau menilai sesuatu, tidak berat sebelah atau tebang pilih sesuai dengan selera pribadi. Obyektifitas ini sangat penting karena hal tersebut dapat menyelamatkan



seseorang



dari



segala



kesalahan



tindak



yang



menyebabkan kekacauan atau mungkin juga kehancuran usaha. Peran dari keluarga sangatlah penting dalam membentuk karakter kewirausahaan pada anak. Bukan hanya memberikan motivasi dan semangat, tetapi juga dalam hal modal berwirausaha. Peran keluarga dalam pembentukan karakter kewirausahaan pada anak di atas, harus pula dilakukan dengan cara-cara yang tepat dan akurat sehingga upaya membangun karakter kewirausahaan pada anak tidak sia-sia. Artinya upaya penyematan nilai-nilai atau karakter sebagaimana di sebutkan di atas benar-benar tertancap dan “mendarah daging” pada si anak. 17



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



C. Simpulan Pendidikan



karakter



merupakan



proses



pembelajaran



yang



mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga dan masyarakat. Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang yang didengarkan, dilihat, dan dirasakan. Melalui seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan diperoleh hasil pembelajaran yang kuat dan menjadi karakter anak di masa dewasa nanti. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Membangun sikap kewirausahaan pada anak lebih kepada bagian membangun sifat dan karakter yang mandiri, bertanggungjawab melalui pendidikan wirausaha secara teoritis maupun praktis, serta contoh nyata karena pembentukan mental memerlukan waktu dan proses yang panjang. Bila anak terbiasa dengan dunia wirausaha sejak kecil, maka karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa. Peran keluarga dalam pembentukan karakter kewirausahaan pada anak dapat dilakukan dengan cara: menumbuhkembangkan kepercayaan diri anak; menumbuhkembangkan semangat kerja keras atau keinginan selalu beraktivitas; menumbuhkembangkan sikap mawas diri sehingga mereka mampu mengendalikan diri; menumbuhkembangkan sikap teguh keyakinan; menumbuhkembangkan kecermatan atau ketelitian; menumbuhkembangkan pola pikir kreatif; menumbuhkembangkan kemampuan problem solving atau memecahkan persoalan atau masalah; menumbuhkembangkan sikap objektif. Peran dari keluarga sangatlah penting dalam membentuk karakter kewirausahaan pada anak. Bukan hanya memberikan motivasi dan semangat, tetapi juga dalam hal modal berwirausaha.



18



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



DAFTAR PUSTAKA Alizamar, A., Ifdil, I., Fadli, R. P., Erwinda, L., Zola, N., Churnia, E., ... & Rangka, I. B. (2018). The Effectiveness of Hypnotherapy in Reducing Stress Levels. Addictive Disorders & Their Treatment. Alma, Buchari. (2011). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta: Bandung. Benedicta Prihatin Dwi Riynti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. PT Gamedia Widiasarana Indonesia: Jakarta. Casson, Mark. (2012). Entrepreneurship, Teori, Jejaring, Sejarah. Rajawali Press: Jakarta. Diaksesdari: http://biz.kompas.com/read/2019/08/29/152350228/triktanamkan-jiwawirausaha-pada-anak-bagi-para-ibu Erika, Misna. Analisis Peran Dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis Keluarga (Studi Kasus Pada Toko Ima Brownies dan Juden’s Bakery). Medan : USU Skripsi. Fitri, E., Zola, N., & Ifdil, I. (2018). Profil Kepercayaan Diri Remaja serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 4(1), 1-5. Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Erlangga: Jakarta. Kosn, N. N. A. M. (2016). Implementasi Permainan Tradisional Indonesia di Taman Kanak-Kanak Kota Padang. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(1), 85-93. Lambing dan Kuehl. (2000). Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Terjemahan. Jakarta : Pusaka Binaman Pressindo. Lickona, Thomas. (2013). Character Matters Persoalan Karakter. Bumi Aksara: Jakarta. Longenecker, Justin G. Moore Carlon W dan Petty, William J. (2001). Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat, 2001. Machfoedz, Mas’ud dan Machfoedz, Mahmud. (2004). Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. UPP AMP YKPN: Yogyakarta. Machfoedz, Mas’ud dan Machfoedz, Mahmud. (2008). Kewirausahaan Metode, Manajemen, dan Implementasi. BPFE UGM: Yogyakarta. Muchlas Samani & Hariyanto. (2013). Konsep & Model Pendidikan Karakter. Bandung: Rosda Karya. Nurhafizah. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Conference Proceeding Seminar Nasional Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Vol. 1, 283 – 293 Nurhafizah. (2011). Keluarga sebagai Basis Pengembangan Nilai dalam Rangka Pembentukan Karakter Anak sejak Usia Dini. Sukabina Press: Padang 19



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak



Kewirausahaan 2019



Nurhafizah. (2012). Relationship Between the Intencity Parents Guidance to Early Math in Kindergarten. IPG Kampus Ilmu Khas: Kuala Lumpur. Nurhafizah. (2018). Bimbingan Awal Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini. Jurnal Konseling dan Pendidikan. Vol. 6 No. 2, 62 – 66 Ratumbuysang, Monry Fraick Nicky Gillian; Rasyid, Aliyah A., Peranan Orangtua, Lingkungan dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kesiapan Berwirausaha. Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 5, Nomor 1, Februari 2015. Rusdiana, H.A, (2014), Kewirausahaan Teori dan Praktek. CV. Pustaka Setia: Bandung. Siti Zahreni, Shoffa Malini. (2014). Hubungan Adversity Quotient Dengan Kepuasan Berwirausaha Pada Wirausaha Wanita Di Kota Medan. Jurnal Ekonom, Vol. 17 No. 1 Jan 2014. Suhati dan Sirine. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (entrepreneurial intention). (studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 13, No 2 September 2011. Sumahamijaya, Suparman, dkk. (2003). Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewirausahaan. Angkasa: Bandung. Sunarso. (2010). Sikap mental wirausahawan dalam menghadapi perkembangan zaman. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. (2011). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristrik Wirausaha Sukses. Jakarta: Kencana. Suryana. (2007). Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Susanto, A.B. (2002). Membangun Perusahaan Keluarga Berkelas Dunia. Jakarta: Quantum Wasty Soemanto.(2008). Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT.Bumi Aksara.



20



Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada Anak