Perancangan Arsitektur 3: Multi Mass Building [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERANCANGAN ARSITEKTUR – 3 ANALISIS BANGUNAN MULTI MASSA ZAUZAN ARIEF



(170406129)



SAMUEL A. TAMPUBOLON



(170406132)



THEO FIDELIS



(170406134)



DAFFA SHIDDIQ



(170406138)



YOSAFAT F. HASIBUAN



(170406140)



MARISTELLA MEGA A. SITUMEANG (170406142) SHAHSHIYAH A. WIDYADHARY



(170406143)



KELAS: B3 DOSEN PEMBIMBING: HAJAR SUWANTORO, ST, MT



DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018



KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan studi literatur Perancangan Arsitektur 3 ini. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam membuat laporan ini, khususnya Bapak Hajar Suwantoro, ST, MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Perancangan Arsitektur 3. Sehingga saya dapat menyelesaikan studi literatur dengan judul “Analisis Bangunan Multi Massa”. Demikian dalam penulisan studi literatur ini tentu masih banyak kelemahan dan kekurangannya, untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun agar tugas ini dapat lebih baik lagi, semoga laporan ini bermanfaat. Medan, September 2019



Penulis



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | i



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3 2.1. Pengertian Bangunan Multi Massa .............................................................. 2 2.2. Ruang Luar Antar Bangunan ....................................................................... 4 2.2.1. Proses Perancangan Ruang Luar Antar Bangunan ............................ 4 2.2.2. Sasaran .............................................................................................. 4 2.2.3. Analisis Program ................................................................................ 5 2.2.4. Analisis Tapak .................................................................................... 7 2.3. Penataan Masa Bangunan ......................................................................... 7 2.4. Gubahan Massa Bangunan ........................................................................ 11 2.5. Sistem Sirkulasi Di Dalam Bangunan ......................................................... 15 2.5.1. Unsur – Unsur Sirkulasi ...................................................................... 15 2.5.2. Jenis Sirkulasi Penghubung Ruang .................................................... 17 2.6. Sistem Struktur........................................................................................... 21 2.6.1. Klasifikasi Struktur .............................................................................. 21 2.6.2. Elemen Struktur .................................................................................. 24 BAB III STUDI BANDING BANGUNAN MULTI MASSA ............................................... 30 3.1. Analisa Tatanan Massa & Bentuk Bangunan Pusdai Amon ....................... 30 3.1.1. Identifikasi Bangunan Pusat Dakwah Islam Kota Bandung ................. 30 3.1.2. Analisis Tata Massa Pusat Dakwah Islam Bandung ........................... 34 3.1.3. Analisis Bentuk Bangunan Pusat Dakwah Islam, Bandung ................. 37 BAB IV KESIMPULAN……………………………………………………………………….. 40 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 41



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | ii



BAB I PENDAHULUAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1990, bangunan diartikan sebagai yang didirikan, yang dibangun (seperti rumah, gedung, jembatan), sedangkan arsitektur diartikan sebagai 1. seni dan ilmu merancang serta membuat kontruksi bangunan; 2. metode dan gaya rancangan suatu konstruksi. Bangunan adalah suatu susunan elemen-elemen yang membentuk fungsi untuk mewadahi aktifitas manusia dengan segala komponen yang dibutuhkan dalam aktifitasnya. Ia memiliki bentuk dan dimensi yang dapat menaungi dengan memiliki kekakuan dan kekokohan yang dapat melindungi manusia dan segala aktifitas di dalamnya dari segala gangguan. Karena bangunan berfungsi untuk mewadahi aktifitas manusia maka ia harus mempunyai keadaan yang dibutuhkan oleh manusia yaitu kenyamanan, keamanan, dan efisiensi, serta kebutuhan-kebutuhan manusia yang lain. Bangunan adalah segala sesuatu yang dibangun untuk suatu kepentingan tertentu. Dengan definisi demikian, hampir semua bentuk yang didirikan atau dibangun dapat disebut sebagai bangunan, seperti gedung, rumah, jembatan, jalan, tugu, kios, warung dan banyak lagi. Syarat-syarat dalam bangunan itu meliputi fungsinya, ukuran dan bentuknya, serta sifatnya Bangunan lebih banyak menjurus pada sifat fungsional. Ia dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ia dimanfaatkan dari segi fungsi fisiknya saja. Bangunan sering hanya digunakan untuk tempat-tempat produksi, meskipun tidak selalu demikian. Misalnya pabrik, galangan, bangsal, penjara, tenda, bengkel, gudang, sering menggunakan yang disebut bangunan, walau ada juga tempattempat itu yang dibangun dengan arsitektur dengan nilai seni tinggi yang tidak kalah menariknya wujud yang lain. Pada zaman sekarang yang namanya bangunan memang sangat beraneka ragam, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh manusia. Demikian juga dengan bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun konstruksi dan segala komponen bangunan itu. Kalau dulu cuma dikenal kayu, ijuk dan bambu, kini ada beton bertulang dan konstruksi baja. Sistem yang digunakan untuk menyusunnya pun beraneka ragam, bisa rangka, sistem tenda, sistem tali, sistem lipat, dan tentu akan terus berkembang bersama perkembangan kebudayaan manusia yang tidak akan pernah berhenti selama ada kehidupan di dunia ini.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 1



Multi-Massa memiliki 2 kata yang berbeda artinya yaitu multi banyak; lebih dari satu; lebih dari dua dan massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat Oleh karena itu bangunan multi massa merupakan kawasan bangunan yang didalamnya banyak bangunan dengan fungsi-fungsi yang berbeda untuk masyarakat Islam yang menggunakannya. Sehingga dibutuhkan pola penatanan yang baik dan benar, agar seluruh bangunan dapat berfungsi secara maksimal. Bangunan yang dibangun dapat terdiri dari beberapa bangunan dalam suatu lahan yang disebut dengan bangunan multi massa. Bangunan multi massa ini juga memiliki fungsi yang berbeda diantara bangunan lain yang terdapat dalam satu lahan. Kajian tatanan massa dan bentuk bangunan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana penerapan tatanan massa dan bentuk bangunan serta fungsi bangunan itu sendiri. Karena setiap bangunan multi massa memiliki fungsi bangunannya sendiri.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bangunan Multi Massa Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Menurut M. Zain (2010) bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Multi berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI)”, memiliki arti antara lain: 1. Banyak; lebih dari satu. Massa berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI)”, memiliki arti antara lain: 1. Sejumlah besar benda (zat dsb) yg dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan). 2. Jumlah yg banyak sekali; sekumpulan orang yg banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar). 3. Ukuran kuantitatif sifat kelembaman (inersia) benda; a. mengambang massa yg tidak tahu arah politik, biasanya massa ini mudah terbawa arus politik. b. rakyat banyak. 4. Udara atmosfer yg homogen dan luas, kadang-kadang meliputi ratusan kilometer dng karakteristik suhu dan kelembapan tertentu Jadi dapat disimpulkan pengertian dari “bangunan multi massa” adalah struktur buatan manusia yang terdiri dari dinding dan atap yang didirikan secara permanen, memiliki lebih dari satu ruang yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini diperuntukan kepada manusia untuk mendukung aktivitasnya sehari – hari



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 3



2.2. Ruang Luar Antar Bangunan Tanggung jawab arsitek terletak pada rancangan bangunan, yaitu ruang tertutup untuk kegiatan manusia. Tetapi, bangunan tidak berada dalam keterpencilan, mereka berada dalam konteks ruang, perilaku dan persepsi. Perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata lingkungan buatan manusia. Pengkajian rencana tappak serung tersusun dalam dua komponen yang berhubungan yaitu (Synder dan Castanese 1984) 1. Lingkungan alam, dibayangkan sebagai suatu system ekologi dari air, udara, energi, tanah dan tumbuhan (vegetasi). Kegiatan manusia merupakan bagian penting dari sistem ekologi ini. 2. Lingkungan buatan manusia, terdiri dari bentuk-bentuk kota yang dibangun struktur fisik dan pengaturan ruangya serta pola-pola perilaku social, politik dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik tersebut. Seringkali lingkungan buatan meliputi suatu pelanggaran lingkungan alam yang disengaja. Misalnya kota-kota meliputi system infrastruktur yang meluas untuk air, tenaga, ppengangkutan, saluran pembuangan air hujan, saniter, dan sebagainya. Adapun konteks tapak dapat digolongkan sebagai -



Exurban (di luar pinggiran kota) Suburban (pinggiran kota) Urban (perkotaan)



2.2.1. Proses Perancangan Ruang Luar Antar Bangunan Catanese)



(Synder dan



Dalam perancangan ruang luar, seperti dalm bentuk-bentuk lain pemecahan persoalan arsitektur diperlukan proses yang rasional dan kritis. Umpamanya, sekalipun klien menentukan sasaran pokok, sasaran ini belum tentu ditetapkan sepenuhnya dengan diindentifikasikannya potensi-potensi runag luar, kendalakendala dan konsep-konsep rancangan.



Gambar ilustrasi (sumber: google)



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 4



2.2.2. Sasaran Pemahaman klien dan peranan klien dalam proses perencanaan adalah lagnkah pertama klien menentukan tujuan-tujuan umum bagi program; arsitek mempunyai tanggung jawab langsung kepada klien. Arsitek harus mengakui tanggung jawabnya baik kepada pelaksana maupun kepada pemakai akhir, dengan mengidentifikasikan dan mengimbangi kebutuhan-kebutuhan mereka. Arsitek juga harus bekerja di dalam kerangka institusional masyarakat, termasuk hal-hal kebijakan umum dan kebijakan fiscal serta legislative yang memepengaruhi penggunan tempat bangunan tersebut. Dalam kelompok akhir yang terlibat dalam sasaran perancangan tapak termasuk penduduk dan atau pemilik tanah dan ada yang berdekatan, mereka memperhatikan dampak pembangunan baru atau pembangunan kembali di daerah di dekatnya. Perancangan harus mempertimbangkan keberaran-keberatan kepentingan (yang ada kalanya bersaing). 2.2.3. Analisis Program Pengembangan program didasarkan atas pemahaman kebutuhan semua kelompok klien sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang akan desesuaikan (syarat-syarat ruang dalam dan luas) dan hubungan ruang dan waktu antara kegiatan-kegiatan dan penghubung -penghubung fisik (jalan setapak,jalan raya, jalan kecil) yang diperlukan guna membuat hunungan ini. Proses pemrograman arsitektur yaitu meliputi penentuan secara sitematis pola-pola kegiatan yang dikehehndaki dan tanggapan-tanggapan fisik atau fungsional terhadap pola-pola itu



Gambar ilustrasi program dan dimensi ruang arsitektur



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 5



2.2.4. Analisis Tapak Analisis tapak menghendaki: perhatian yang sistematis akan tiga konteks utama : 1. Konteks ruang dari tapak (alam dan buatan) 2. Konteks perilaku ( pola-pola kegiatan social ekonomi dari tapak dan lokalitas, dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pembangunan tapak) 3. Konteks persepsi ( persepsi dan penggunan ruang) Tugasnya adalah melaksanakan dan menatta pengaturan ruang dengan citra visual yang bertalian, sesuai dengan kapasitas tamping tapak dan kebutuhankebutuhan perilaku para pemakai dan loyalitas (Snyder dan Caneste)



Contoh gambar analisis tapak (sumber: google) STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 6



Analisis tapak didahului dengan melakukan pendataan atas tapak. Data-data selanjutnya dianalisis sesuai komponen analisis. Komponen Analisis sekurangkurangnya sebagai berikut : -



Ruang dan bangunan komponen fisik sekitar tapak Sirkulasi (orang dan kendaraan umum/pribadi) View Orientasi matahari dan angin Kebisingan Tata hijau, tata air Perabot jalan (pedestrian, signage,penerangan dll)



2.3. Penataan Massa Bangunan Massa bangunan ditata sedemikian sesuai organisasi yang diinginkan, sehingga membentuk ruang luar yang jelas alurnya. Massa bangunan yang ditata tanpa mempertimbangkan ruang luar yang terbentuk, akan menghasilkan ruang luar tidak jelas alurnya (gambar A). Sebaliknya gambar B, alurnya jelas karena massa diorganisasikan (gambar 7).



Gambar 7. Ruang luar tidak jelas alurnya (gambar A); gambar B alurnya jelas karena massa diorganisasikan. (sumber: buku ajar) Massa bangunan yang ditata dengan pengorganisasian tertentu, akan menghasilkan alur yang jelas (gambar 8). Penataan ini membentuk ruang luar yang bersifat linier organis, dan memberikan keuntungan adanya pemandangan dan fokus yang berubah-ubah dan dinamis.



Gambar 8. Massa bangunan yang ditata dengan pengorganisasian tertentu, akan menghasilkan alur yang jelas. (sumber: buku ajar) STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 7



Massa bangunan disusun sedemikian sesuai organisasi yang diinginkan, sehingga kaitan dan antar massa bangunan serta orientasinya tampak jelas. Penataan massa bangunan yang acak (tidak berorder/tidak beraturan) membuat antar massa bangunan lemah dan orientasi tidak jelas (gambar 9).



Gambar 9. Penataan massa bangunan yang acak (tidak berorder/tidak beraturan) membuat antar massa bangunan lemah dan orientasi tidak jelas. (sumber: buku ajar) Penataan massa bangunan yang paling banyak dilakukan adalah penataan dengan order 90 antar massa bangunan. Tetapi dengan bentuk persegi yang seragam seperti gambar 10, komposisi massa dan ruang yang terbentuk menjadi monoton.



Gambar 10. Penataan massa bangunan yang paling banyak dilakukan adalah penataan dengan order 90 antar massa bangunan. (sumber: buku ajar)



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 8



Penataan massa bangunan dengan order 90 antar massa bangunan akan menjadi dinamis dan ruang terbentuk bervariasi karena adanya pengelolaan dengan menambah maju mundur massa bangunan (gambar 11).



Gambar 11. Pengelolaan gubahan massa bangunan dengan menambah maju mundur dinding. (sumber: buku ajar) Penataan massa bangunan dengan order 90 antar massa bangunan dengan kombinasi order lebih dari 90 akan menjadikan komposisi massa dan ruang lebih dinamis (gambar 12).



Gambar 12. Komposisi massa bangunan dan ruang dengan order 90 yang lebih dinamis. (sumber: buku ajar)



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 9



Hubungan antar massa bangunan dalam kluster akan menjadi kuat dengan cara menghubungkan bentuk (form) dan garis (line) antar massanya. Hubungan antar massa bangunan menjadi jelas ketika antar massa saling dihubungkan dengan memperpanjang garis imajiner bangunan (gambar 13).



Gambar 13. Hubungan antar massa bangunan membentuk kluster. (sumber: buku ajar) Selain itu, hubungan antar massa bangunan dalam kluster juga akan kuat ketika dibuat perpanjangan garis imajiner yang menghubungkan fasade bangunan (gambar 14).



Gambar 14. Hubungan antar massa bangunan dalam kluster juga akan kuat ketika dibuat perpanjangan garis imajiner yang menghubungkan fasade bangunan. (sumber: buku ajar)



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 10



Dalam penataan massa bangunan, hindari membuat penataan ‘sudut bertemu sudut’ pada modul bangunan seperti gambar A, karena hubungan ini menciptakan titik tegangan secara spasial dan struktural, hubungan overlap lebih direkomendasikan secara spasial dan struktural seperti gambar B (gambar 15).



Gambar 15. Penataan ‘sudut bertemu sudut’ pada model bangunan seperti gambar A, karena hubungan ini menciptakan titik tegangan secara spasial dan struktural, hubungan overlap lebih direkomendasikan secara spasial dan struktural seperti gambar B. (sumber: buku ajar) 2.4.



Gubahan Massa Bangunan



Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi; kedua-duanya baik secara individual maupun kelompok menjadi unsur pembentuk ruang outdoor. Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah (bentang alam) dan batas vertical (massa bangunan atau vegetasi). Massa berupa bangunan atau vegetasi dan ruang luar yang terbentuk diantaranya, Bersama-sama perlu disusun dan diintegrasikan dalam site untuk menciptakan sebuah lingkungan yang baik. Ditinjau dari aspek ruang luar berdasarkan kegiatan maka ruang luar dikategorikan menjadi: -



Ruang aktif adalah ruang-ruang yang dibentuk untuk difungsikan sebagai ruang untuk aktivitas olahraga, jalan, dan bermain. Ruang luar ini dapat berbentuk plaza, playround, lapangan olahraga, sidewalk. Ruang pasif adalah ruang-ruang yang dibentuk bukan difungsikan sebagai tempat manusia berkegiatan. Ruang luar ini dapat berbentuk taman pasif, area hijau.



Adapun ruang luar berdasakan fungsi dapat dikategorikan -



-



Fungsional artinya ruang luar dibentuk dengan adanya fungsi atau guna tertentu a. Ruang aktif b. Tempat peralihan kegiatan dan menunggu c. Sarana penghubung antar bangunan d. Sebagai pembatas antar bangunan e. Sebagi pengatur jarak antar bangunan Ekologis artinya ruang luar dibentuk dengan pertimbangan fungsi ekologisnya : a. Sumber penyegaran udara b. Sebagai penyerap dan pengendali air hujan dan banjir c. Sebagai pengendali ekosistem tertentu d. Sebagai pelunak/pelembut massa bangunan ruang luar berdasar fungsi. STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 11



Adapun cara dalam membentuk ruang yaitu dengan menyusun massa bangunan secara berimbang dengan massa vegetasi Kombinasi massa bangunan dan massa vegetasi untuk menciptakan ruang yang berfungsi secara ekologis juga memperlunak lingkungan



Gambar 1 susunan massa bangunan (unsur keras) secara berimbang dengan massa vegetasi (unsur lunak) (sumber: buku ajar) Selain itu, ruang juga dapat dibentuk dengan menciptakan ruang positif dan ruang negatif secara proporsional dan seimbang sesuai dengan fungsi, kegiatan, dan peruntukannya (Gambar 2)







Ruang positif diciptakan sebagai pengikat massa dengan fungsi kegiatan yang jelas







Ruang negative merupakan ruang sisa atau tercipta spontan, bersifat menyebar dan tidak dengan fungsi yang jelas



Gambar 2 menciptakan ruang positif dan ruang negative secara proporsional dan seimbang sesuai dengan fungsi , kegiatan, dan peruntukannya (sumber: buku ajar) Pembentukan ruang juga dilakukan dengan menciptakan ruang positif yang berkarakter kuat sehingga ruang yang terbentuk berkesan melingkupi ruang positif A.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 12



Gambar 3 menjelaskan ruang positif A tidak berkarakter kuat karena terbentuk oleh ketidakteraturan tatanan massa (aturan penataan massa bangunan tidak jelas) dan ruang positif tidak terlingkup.



Gambar 3 Ruang positif A tidak berkarakter kuat. (sumber: buku ajar) Gambar 4, menunjukkan ruang positif A tidak berkarakter kuat ketika keempat sudutnya terbuka, sementara ruang positif B cukup kuat ketika bukaan anginnya hanya pada satu sisi, sedang disudut-sudut massa bangunan ditat secara overlapping untuk menutup daerah sudut



Gambar 4. Ruang positif A tidak berkarakter kuat ketika keempat sudutnya terbuka, sementara ruang positif B cukup kuat ketika bukaan dominan hanya pada satu sisi Dalam pembentukan ruang luar, perancangan sebaiknya menghindari untuk tidak sengaja menciptakan ruang-ruang mati (death space) atau ruang yang tidak dapat difungsikan. Ruang mati tercipta sebagai sisa massa bangunan dengan dimensi dan perletakan yang tidak memungkinkan adanya fungsi tertentu (gambar 5)



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 13



Gambar 5. Ruang mati tercipta sebagai sisa massa bangunan dengan dimensi dan perletakan yang tidak memungkinkan adanya fungsi tertentu. (sumber: buku ajar) Adapun ruang mati dapat dihindari dengan mengatur jarak antar massa bangunan atau dengan batas lahan/site (gambar 6)



Gambar 6. Ruang mati dapat dihindari dengan mengatur jarak antar massa bangunan. (sumber: buku ajar)



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 14



2.5. Sistem Sirkulasi Di Dalam Bangunan 2.5.1. Unsur – unsur sirkulasi A. Pencapaian bangunan  Pandangan dari jauh Sebelum benar-benar memasuki sebuah ruang interior dari suatu bangunan,kita mendekati jalan masuknya melalui jalan tapak. Ini merupakan tahapan pertama dari sistim, dimana kita di persiapkan untuk melihat ,mengalami dan menggunakan ruang-ruang bangunan tersebut. Pencapaian kepada sebuah bangunan dan jalan maksudnya mungkin berbeda-beda dalam lamanya waktu, dari beberapa tingkatan melalui orang-orang yang dipadatkan kesuatu jalan yang panjang dan berkelokkelok yang harus ditempuh sebelumnya. Pencapaian ini dapat langsung menghadap permukaan seluruh bangunan, atau samar-samar. Sifat pencapaian mungkin kontras dengan apa yang terjadi pada pengakhirannya, atau mungkin diteruskan kedalam deretan ruang-ruang interior, mengaburkan perbedaan antara susunan ruang luar dan dalam. Jenis pencapaian bangunan:  Langsung



-







Suatu pencapaian yang mengarah langsung kesuatu tempat masuk melalui sebuah jalan yang merupakan suatu jalan lurus. Tujuan visual dalam pengakhiran pencapaian ini jelas dapat merupakan fasade muka seluruhnya dari sebuah bangunan atau tempat masuk di pertegas.



Tersamar - Pencapaian yang samar-samar meninggikan efek perspektif pada fasade depan suatu bangunan dan bentuk. - Jalannya dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang arah pencapaian. - Jika sebuah bangunan di dekati pada sudut yang ekstrim, jalan masuknya dapat memproyeksikan apa yang ada dibelakang fasade depan menjadi lebih terlihat.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 15







Berputar



-



-



Sebuah jalan berputar memperpanjang rutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi sebuah bangunan sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan Jalan masuk bangunan mungkin dapat dilihat dengan terputusputus pada waktu pendekatan untuk memperjelas posisinya atau dapat di sembunyikan



B. Jalan masuk kedalam Memasuki sebuah bangunan, sebuah ruang dalam bangunan atau suatu kawasan terbatas dari ruang luar, melibatkan kegiatan menembus bidang vertical yang memisahkan sebuah ruang dari lainnya dan memisahkan suasana “disini” dari ”disana” Oleh akrena kegiatan masuk pada dasarnya menembusnya sebuah bidang vertical, maka dapat ditandakan dengan cara yang lebih halus daripada membuat sebuah lubang pada dinding. Dapat merupakan jalan masuk melalui bidang yang tak kelihatan, bukannta nyata yang terjadi oleh dua buah kolom atau sebuah balok diatasnya didalam situasi yang lebih halus dimana kontinuitas visual dan ruang diantara dua ruang yang dikehendaki, perubahan ketinggian lantai dapat menandakan jalan suatu tempat terhadap lainnya. Dalan hal lokasi, sebuah jalan masuk dapat dipusatkan di dalam bidang muka bangunan, atau dapat ditempatkan keluar dari pusat dan menciptakan keadaan simentrisnya sendiri di sekitar lubang pembukaan. Letak sebuah jalan masuk relative terhadap bentuk ruang yang dimasuki akan menentukan konfigurasi jalannya dan pola aktivitas di dalam ruang. Pengertian jalan masuk secara visual dapat diperkuat dengan: - Membuat permukaan lebih rendah,lebih lebar atau lebih sempit dari pada yang seharusnya. - Membuat jalan masuk sangat dalam atau berputar-putar. - Memperindah bukan dengan ornament-ornament atau unsur dekoratif



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 16



C. Konfigurasi bentuk jalan  Urutan ruang-ruang Sifat konfigurasi jalan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pola organisasi ruang-ruang yang menghubungkannya. Konfigurasi dapat berbeda dengan kontras atau bentuk organisasi ruang dan berfungsi sebagai titik lawan visual terhadap keadaan yang ada. Sekali kita berhasil membayangkan konfigurasi keseluruhan jalan didalam sebuah bangunan, orientasi kita di dalam bangunan dan pengertian kita tentang tata letak ruangnya menjadi nyata. 2.5.2 Jenis sirkulasi penghubung ruang 1. Melewati Ruang



  



Integritas ruang dipertahankan Konfigurasi jalan luwes Untuk menghubungkan jalan utama dengan ruang dapat digunakan ruang perantara. 2. Menembus Ruang  Sirkulasi dapat menembus sebuah ruang menerus sumbunya, miring atau sepanjang sisinya.  Dalam memotong sebuah ruang,sirkulasi membentuk wilayah-wilayah tertentu untuk aktifitas dan gerak dalam ruang tersebut.



3. Berakhir dakam Ruang



 



Lokasi ruang menentukan arah sirkulasi Hubungan ini digunakan untuk memasuki ruang secara fungsional atau ingin juga meambangkan ruang ruang yang penting 4. Bentuk dari ruang sirkulasi.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 17



2.5.3 Pola Sirkulasi Pada Ruang Sirkulasi adalah elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur lingkungan. 3 prinsip utama dalam pengaturan teknik sirkulasi: 1. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif. 2. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan menjadi telas terbaca. Sektor pubik harus terpadu dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan Bersama. 



Linier Pola linier adalah jalan yang lurus yang dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang.



Tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi fungsi yang ada dalam satu tata atur yang menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari ruang satu keruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap muka langsung antar keduannya. Semua jalan lurus yang dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang. Pola linear dapat juga seperti, contoh pola linear: Pola ruang ini dapat diakses melalui satu arah saja yaitu dari depan menuju punggung ruangan. Ruang tipe ini dapat diperbesar kesamping namun tetap memiliki arah yang sama.







Radial Tipe Ruang radial merupakan perkembangan dari tipe ruang pertama hanya saja pada tipe ini punggung saling berhadapan sehingga muka mengarah keluar dan tidak ada akses masuk kedalam. Pada jenis tipe radial harus menentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan pusat perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi lain akan selalu mengarah atau memusatkan pada ruang yang dijadikan pusat. Bisa disebut juga pusat/center dari ruangan tersebut dimana langkah seseorang akan otomatis mengarah pada ruangan itu.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 18



Pola radial memiliki jalan berkembang dari atau menuju pusat Contoh pola radial:







Spiral Pola spiral adalah suatu jalan menerus yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dan bertambah jauh darinya.







Network Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik titik terpadu dalam ruang.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 19







Campuran



Pola ini adalah kombinasi dari sirkulasi pada suatu bangunan,misalnya. Karena terbentuk orientasi yang membingungkan.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 20



2.6. Sistem Struktur 2.6.1. Klasifikasi Struktur a. Klasifikasi struktur berdasarkan geometri atau bentuk dasarnya : 







Elemen garis atau elemen yang disusun dari elemen-elemen garis,adalah klasifikasi elemen yang panjang dan langsing dengan potongan melintangnua lebih kecildibandingkan ukuran panjangnya. Elemen garis dapat dibedakan atas garis lurus dan garis lengkung Elemen permukaan adalah klasifikasi elemen yang ketebalannya lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya. Elemen permukaan, dapat berupa datar atau lengkung. Elemen permukaan lengkung bisa berupa lengkung tunggal ataupun lengkung ganda.



b. Klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuan elemennya : 







Elemen kaku, biasanya sebagai batang yang tidak mengalami perubahan bentuk yang cukup besar apabila mengalami gaya akibat beban-beban.



Gambar: Struktur Elemen Kaku Elemen tidak kaku atau fleksibel, misalnya kabel yang cenderung berubah menjadi bentuk tertentu pada suatu kondisipembebanan. Bnetuk struktur ini dapat berubah drastic sesuai perubahan. Struktur fleksibel akan mempertahankan keutuhan fisiknya meskipun bentuknya berbah-ubah.



Gambar: Struktur Elemen Tidak Kaku/Fleksibel STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 21



c. Berdasarkan susunan elemen, dibedakan menjadi 2 sistem seperti : 



Sistem satu arah, dengan mekanisme transfer beban dari struktur untuk meyalurkan ke tanah merupakan aksi satu arah saja. Sebuah balok yang terbentang pada dua titik tumpuan adalah contoh system satu arah.







Sistem dua arah, dengan dua elemen bersilangan yang terletak di atas dua titik tumpuan dan titik terletak di atas garis yang sama. Suatu pelat bujur sangkar yang kaku dan terleta di atas tumpuan pada tepi-tepinya.



d. Berdasarkan material pembentukannya,dibedakan: 



Struktur kayu



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 22







Struktur baja







Struktur beton,dll



2.6.2. Elemen Struktur Elemen-elemen struktur utama dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu : 



Elemen kaku yang umum digunakan: balok,kolom,pelengkung,pelat datar,pelat berkelengkungan tunggal dan cangkang.



Gambar: Struktur Cangkang STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 23







Elemen tidak kaku atau fleksibel: kabel, membrane atau berpelengkung tunggal rangka, rangka batang,kubah,dan jaring.



bidang



Gambar: Struktur Lengkung a) Balok dan kolom Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horizontal di atas elemen kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok akan melentur sebagai akibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan balok tunggal di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebh menguntungkan disbanding balok bentangan tunggal di atas dua tumpuan sederhana.



Gambar: Balok dan kolom



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 24



b) Rangka Struktur rangka secara sederhana sama dengan jenis balok-tiang (post-andbeam), etapi dengan aksi structural yang berbeda karena adanya titik kaku antar elemen vertikal dan elemen horisontalnya. Kekakuan titik hubung ini memberi kestabilan terhadap gaya lateral. Pada system rangka ini, balok maupun kolom akan melentur sebagai akibat adanya aksi beban pada struktur. Pada struktur rangka panjang setiap elemen terbatas, sehingga biasanya akan dibuat dengan pola berulang.



c) Rangka Batang Rangka batang (trusses) adalah struktur yan dibuat dengan menyusul elemen linier berbentuk batang-batang yang relative pendek dan lurus menjadi pola-pola segiitga. Rangka batang yang terdiri atas elemen-elemen diskrit akan melendutsecara keseluruhan apabila mengalami pembebanan seperti alnya balok yang terbebani transversal. Setiap elemen batangnya melentur tetapi hanya akan mengalami gaya Tarik atau tekan saja.



Gambar: Rangka Batang d) Pelengkung Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang melengkung dan membentang atara dua titik. Struktur ini umumnya terdiri atas potonganpotongan kecil yang mempertahankan posisinya akibat adanya pembebanan.Bentuk lengkung dan perilaku beban merupakan hal pokok yang menentukan apakah struktur tersebut stabil atau tidak. Kekuatan struktur tergatung dari bahan penyusunnya serta beban yang akan bekerja padanya. Contoh strktur pelengkung adalah pelengkung yang dibentuk dari susunan batu bata. Bentuk struktur pelengkung yang banyak digunakan pada bangunan modern adalah pelengkung kaku (rigid arch). STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 25



e) Dinding dan Plat Pelat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Suatu dinding pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dalam arah vertikal maupun beban lateral seperti beban angin maupun beban gempa. Jika struktur dinding terbuat dari susunan material kecil seperti bata, maka kekuatan terhadap beban dalam arah tegak lurud menjadi terbatas. Struktur pelat datar digunakan secara horizontal dan memikul beban sebagai lentur dan menerukannya ke tumpuan. Struktur pelat dapat terbuat dari beton bertlang ataupun baja.Struktur pelat dapat dapat berupa pelat lipat (folded plate) yang merupakan pelat kaku,sempit,panjang,yang digabungkan disepanjang sisi panjangnya dan digunakan dengan pentang horizontal. f) Cangkang silindrikal dan terowongan Cangkang silindrikal dan terowongan merupakan jenis struktur pelatsatu kelengkungan. Struktur cangkang memiliki bentang longitudinal dan kelengkungan tegak lurus terhadap diameter bentang. Struktur yang cukup panjang akan berperilaku seperti balok dengan penampang melintang adalah kelengkungannya. Terowongan adalah struktur berpelengkung tinggal yang membentang pada arah transversal. Terowongan data dipandang sebagai pelengkung menerus. g) Kubah dan cangkang bola Kubah dan cangkang bola merupakan bentuk struktur berkelengkungan ganda. Bentuk kubah dan cangkang dapat dipandang sebagai bentuk lengkungan yang diputar. Umumnya dibentuk dari material kaku seperti beton bertulang, tetapi dapat pula dibuat dari tumpukan bata. Kubah dan cangkang bola adalah struktur yang sangat efisien yang digunakan pada bentang lebar,dengan penggunaan material yang relative sedikit. Struktur kubah dapat juga dibuat dari elemen-elemen garis,kaku,pendek dengan pola yang berulang,contohnya adalah kubah geodesik.



Gambar: Kubah dan Cangkang Bola



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 26



h) Kabel Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel tergantung dari besar dan perilaku bebean yang bekerja padanya. Struktur kabel yang ditarik pada kedua ujungnya, berbentuk lurus saja disebut tierod. Jika pada bentangan kabel terdapat beban titik eksternal maka bentuk kabl akan berupa segmensegmen garis. Jika beban yang dipikul adalah beban terbagi merata, maka kabel akan berbenatuk lengkungan, sedangkan berat sendiri struktur kabel akan menyebabkan bentuk lengkung yang disebt catenary-curve.



i) Membran,Tenda dan Jaring Membran adalah lembaran tipis dab fleksibel. Tenda biasanya dibentuk dari permukaan membrane. Bentuk strukturnya dapat terbentuk sederhana maupun kompleks dengan menggunakan membranemembran. Untuk permukaan kelengkungan ganda seperti permukaan bola, permukaan aktual harus tersusun dari segmen-segmen yag jauh lebih kecil karena umumnya membrane hanya tersedia dala bentuk lembaran-lembaran datar. Jaring adalah permukaan tiga dimensi yang terbuat dari sekumpulan kabel lengkung yang melintang.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 27



BAB III STUDI BANDING BANGUNAN MULTI MASSA



Gambar 3.1. Pusat Dakwah Islam Bandung.



Bangunan Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) adalah bangunan yang menjadi pusat informasi masyarakat Islam sekitar jawa barat. Masjid PUSDAI ini terletak disebuah kawasan yang dimana terdapat massa bangunan untuk memenuhi informasiinformasi terbaru tentang islam kepada masyarakat islam. Dan PUSDAI pun dibangun demi memenuhi unsur dari Rukun Islam. Oleh karena itu masjid PUSDAI ini sangat bagus untuk dikaji, selain itu juga merupakan kawasan multi massa bangunan yang di dalamnya banyak bangunan dengan fungsinya yang berbeda-beda untuk masyarakat Islam yang menggunakannya. Salah satu pendapat yang diakui banyak pihak mengenai masjid ialah dari Drs. Sidi Gazalba, dalam bukunya; Masjid : Pusat Ibadat dan Kebudayaan, beliau menggunakan pendekatan sosiologis bahwa masjid hadir sebagai tempat beribadah dan pusat budaya bagi muslim. Masjid juga terhubung dengan semua aspek budaya yang mengandung politik, sosial, pendidikan, seni, ekonomi, filosofi, dan ritual keagamaan.(Gazalba, Sidi : 2013). Selain merumuskan program mengenai pusat kegiatan Islam di atas, Muhammad Tajjudin merumuskan hubungan antara tipe ruang pada Islamic Centre sebagai berikut :



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 28



Gambar 3.2. Hubungan antara tipe ruang pada Islamic Centre



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 29



3.1.Analisa Tatanan Massa & Bentuk Bangunan Pusdai 3.1.1.Identifikasi Bangunan Pusat Dakwah Islam Kota Bandung Data bangunan Pusat Dakwah Islam Bandung



Berikut ini adalah data bangunan Pusat Dakwah Islam Bandung, baik berupa site plan, block plan, dll. Selain itu juga ditampilkan pula gambar pola tata massa dan bentuk bangunan pada Pusat Dakwah Islam Bandung.



Gambar 3.3. Block Bangunan PUSDAI







A : massa bangunan masjid, B : massa bangunan serbaguna, C : massa bangunan pameran, D : massa bangunan kantin, E : massa bangunan power house



Masjid Pusat Dakwah Islam Pada bangunan masjid terdapat beberapa fungsi ruang yaitu ruang wudhu pria dan wanita, ruang solat, dan ruang pendukung seperti ruang kantor pengelola, ruang multimedia, ruang seminar, dan ruang informasi. Tempat Solat Masjid Pusat Dakwah Islam ini sangat luas dan dapat menampung 4.600 jamaah.



Gambar 3.4. Masjid PUSDAI







Gedung Serba Guna/ Bale Asri Pusat Dakwah Islam Gambar 3.5. Interior Masjid PUSDAI



Gambar 3.6. Gedung Serba Guna



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 30



Gambar 3.7. Interior Gedung Serba Guna



Pada bangunan Gedung Serbaguna/ Bale Asri Pusat Dakwah Islam sering kali disewakan tempat resepsi pernikahan. Bale Asri PUSDAI ini mempunyai kapasitas dua ribu orang dan luasan 1200m2.Ruang dalam Bale Asri sangat luas dan mampu menampung 2000 orang didalamnya. Dan dinding-dinding di Bale Asri Pusat Dakwah Islam ini di hiasi oleh macam-macam ornamen-ornamen. 



Bangunan Utilitas Pusat Dakwah Islam



Gambar 3.8. Bangunan Utilitas PUSDAI



Pusat Dakwah Islam ini mempunyai ruang kontrol utilitas sendiri yang berada di ujung utara di site plan.Tempat pembuangan sampah Pusat Dakwah Islam ini sangat tertutup, yang dikarenakan sampah-sampah yang terdapat di PUSDAI tersebut terdapat di ruang bawah tanah.  Bangunan Pameran Pusat Dakwah Islam



Gambar 3.9. Bangunan Pameran dan ruang luarnya.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 31



Bangunan Pameran ini tidak difungsikan hanya untuk pameran saja tapi ada fungsi lain seperti dilantai dua bangunan ini tidak terdapat Taman Kanak-kanak dan di lantai satunya difungsikan juga sebagai tempat untuk melakukan manasik Haji. 



Bangunan Perpustakaan Pusat Dakwah Islam



Gambar 3.10. Perpustakaan PUSDAI dan ruang luarnya.



Bangunan Perpustakaan PUSDAI memiliki fungsi pendukung bangunan utama. Perpustakaan PUSDAI berfungsi sebagai perpustakaan umum. Di perpustakaan ini banyak sekali buku-buku. 



Bangunan Kantin



Sarana lain di Pusat Dakwah Islam ini ada Kantin yang menjual makananmakanan berat dan cemilan juga menjual minuman-miunam segar.



Gambar 3.11. Bangunan Kantin dan ruang luarnya.







Tempat Parkir



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 32



Gambar 3.12. Mapping area parkir.



Tempat parkir dikawasan PUSDAI terdiri dari dua kawasan yaitu kawasan tempat parkir motor dan parkiran mobil.



Gambar 3.13. Mapping sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki.







Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki



Terdapat 6 pintu masuk menuju kawasan PUSDAI ini, tetapi yang dibuka gerbangnya hanya ada 3 gerbang yang masing-masing mempunyai fungsi berbedabeda yaitu pintu utama dijalan diponogoro digunakan masuk mobil dan disebelah gerbang utama ada gerbang lebih kecil untuk masuk motor, lalu pintu dijalan pusdai untuk masuk mobil. Dan pejalan kaki bisa masuk lewat pintu mana pun. 



Ruang Terbuka di kawasan PUSDAI



Gambar 3.14. Ruang luar sebagai konnektor bangunan multi massa.



Pada bangunan Pusat Dakwah Islam cukup banyak memiliki ruang terbuka.Ruang terbuka bangunan Pusat Dakwah Islam pada luar bangunan berupa area parkir, plaza, tempat upacara bendera, dan taman kecil 



Penggabung Antar Massa Bangunan



Penggabungan antara massa bangunan mesjid, gedung serbaguna, perpustakaan, dan ruang pameran dihubungkan oleh selasar. Selasar ini ada yang berorientasi pada Jl. Pusdai dan ada pula yang berorientasi pada tiap bangunan dengan lebar 2 meter dengan panjang tiap selasar bervariatif. STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 33



3.1.2.Analisis Tata Massa Pusat Dakwah Islam, Bandung 



Zoning Teori Iman, Amal, Ilmu Pada Tata massa PUSDAI, Bandung



Gambar 3.15. Zoning Teori Iman, Amal, Ilmu Pada Tata massa PUSDAI, Bandung



Berdasarkan gambar, kawasan PUSDAI memiliki tatanan massa yang mengikuti dinul Islam yaitu Masjid diibaratkan sebagai Iman melambangkan tempat berpusatnya seluruh kegiatan ibadah. Bangunan perpustakaan dan gedung pameran diibaratkan sebagai ilmu. Hal itu didasari pemakaian perpustakaan sebagai gudang ilmu, dan bale asri dapat pula digunakan sebagai syiar hal yang bermanfaat, juga karena dilantai 2 bangunan pameran terdapat taman kanak-kanak islam. Amal dilambangkan dengan GSG. GSG biasa digunakan sebagai ruang serba guna dalam berbagai kegiatan islami. 



Zoning Menurut Fungsi tata massa PUSDAI, Bandung



Gambar 3.16. Zoning Menurut Fungsi tata massa PUSDAI



Bangunan pada kawasan PUSDAI dibagi menjadi beberapa area. Area publik yang dapat diakses oleh keseluruhan pengunjung terletak menyebar di setiap sisi site PUSDAI. Area semi private yang digunakan sebagai sarana ibadah dan pertemuan terbatas terletak terpusat di tengah site. Berbagai area private khusus pengelola terdapat pada massa yang sama dengan ruang-ruang semi private, namun memiliki jalur sirkulasi yang berbeda. Fungsi service terletak jauh dari massa utama dan publik.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 34







Arah Bangunan Tata Massa PUSDAI, Bandung



Gambar 3.17. Arah Bangunan Tata Massa PUSDAI, Bandung



Seluruh bangunan PUSDAI yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ibadah dan dakwah mengarah ke arah Kiblat sebagai pusat arah ibadah umat Islam.Arah Kiblat sendiri mengacu pada bangunan Ka’bah di Makkah, Arab Saudi. 



Perletakan Massa Bangunan Pada Kawasan PUSDAI, Bandung



Gambar 3.18. Perletakan Massa Bangunan Pada Kawasan PUSDAI, Bandung



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 35



Terdapat beberapa teori Prinsip Tata massa menurut D. K. Ching. Tata massa pada Pusat Dakwah Islam ini memakai prinsip tata massa hirarki ukuran. Hirarki ukuran ditampakkan dengan berdirinya bangunan utama dengan ukuran terbesar yang menjadi pusat dari bangunan-bangunan lainnya. Seperti Masjid pada bangunan PUSDAI yang menjadi bangunan pusat dikawasan PUSDAI.Dari segi ukuran dan volume, Masjid pusdai jauh lebih besar daripada Bangunan Bale Asri, GSG, Perpustakaan, dan Kantin yang berada disekitarnya.



Gambar 3.19. Tampak Massa Bangunan pada PUSDAI



Masjid berada di tengah kawasan PUSDAI sebagai pusat kegiatan ibadah dan dakwah. Terletak ditengah site dan jauh dari kebisingan lalu lintas untuk mendukung penggunaan bangunan yang membutuhkan suasana yang tenang. GSG dengan fungsi yang umum terletak di timur laut site yang berbatasan dengan jalan Surapati (suci). Perpustakaan PUSDAI terletak di selatan Gambar 3.20. Perletakan Massa Bangunan pada kawasan PUSDAI dan dekat dengan pertigaan Kawasan PUSDAI, Bandung jalan diponogoro dengan W.R. Supratman dan untuk memudahkan akses ke perpustakaan. Bale Asri dan Taman kanak-kanak ini berada di sebelah timur masjid. Akses menuju bangunan ini dari jalan PUSDAI Kantin PUSDAI berada di barat daya site dekat dengan jalan umum yaitu diponogoro untuk memudahkan akses dari dalam dan luar site.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 36



3.1.3.Analisis Bentuk Bangunan Pusat Dakwah Islam, Bandung 



Bangunan Masjid PUSDAI, Bandung Bangunan masjid PUSDAI didesign lebih megah dan besar, karena masjid PUSDAI merupakan pusat dari seluh bangunan PUSDAI.Hirarki yang digunakan pada bangunan masjid PUSDAI adalah hirarki bentuk dan ukuran. Luas bangunan PUSDAI kurang lebih adalah 4870 meter persegi. Pada bentuk atap



masjid PUSDAI berbentuk jurai, karena bangunanbangunan PUSDAI memiliki konsep perpaduan arsitektur dari arabian dan sunda. Enterance utama masjid PUSDAI dibuat lebih menonjol dari bangunan yang lain, agar pengunjung dapat mudah mengetahui arah menuju masjid. Bukaan pada masjid pusdai berbentuk arch, karena mengadopsi masjid-masjid yang berada di negri arab yang banyak menggunakan bentuk tersebut. Bentuk dasar masjid berupa kubus, kemudian mengalami subtraktif dan aditif sesuai dengan fungsi di dalamnya. walaupun mengalami subtraktif dan aditif pada massa bangunan, namun tidak menyebabkan konsep terpusat menjadi buyar. Bentuk dasar masjid berbentuk kubus karena lebih efektif dalam pengaturan shaf di dalam masjid, sehingga tak banyak ruang yang terbuang. Lagam pada PUSDAI, Bandung banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal sehingga bentuk dari tiap bangunan belum tentu memiliki kesamaan.Tetapi PUSDAI menpuyai lagam Arsitektur Sundan dan Timur tengah.Dari bentuk atap dan bangunan di pengaruhi oleh arsitektur sunda tepapi bukaannya dipengaruhi oleh arsitektur timur tengah. Gambar 3.21. Gubahan massa







Bentuk Bangunan Gedung Serbaguna PUSDAI, Bandung



Luas bangunan GSG PUSDAI ini kurang lebih 1318 meter persegi. Bentuk detail dan bukaan pada bangunan gedung serbaguna berbentuk arch, karena menganut gaya arsitektur arabic dan sunda. Bangunan gedung serbaguna berbentuk dasar empat persegi panjang dengan aditif dan subtraktif. Ruang di dalam bangunan gedung serbaguna dibuat tanpa pembatas atau dinding agar lebih mudah dalam pengaturan ruang bila ada kegiatan. Dengan bentuk empat persegi panjang akan memudahkan dalam penempatan furniture. Gambar 3.22. Bentuk Bangunan Gedung Serba Guna



Lagam pada GSG PUSDAI, Bandung sama seperti bangunan masjid yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal sehingga bentuk dari tiap bangunan belum tentu memiliki kesamaan. Tetapi PUSDAI menpuyai lagam Arsitektur Sundan dan Timur tengah.Dari bentuk atap dan bangunan di pengaruhi oleh arsitektur sunda tepapi bukaannya dipengaruhi oleh arsitektur timur tengah. Desian dari bangunan serbaguna sengaja dibuat tidak menonjol dari bangunan masjid, agar tak menghilangkan hirarki dari masjid PUSDAI. Bentuk atap dari bangunan gedung serbaguna berbentuk jurai, sama seperti halnya bangunan masjid PUSDAI. Bangunan gedung serbaguna juga menganut lagamarsitektur arabic dan sunda.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 37







Bentuk Bangunan Bale Asri PUSDAI, Bandung



Ukuran bangunan Bale Asri PUSDAI ini memiliki ukuran panjang 33 meter dan lebar 18 meter lalu tinggi 12meter.Pada Bale Asri ini menggunakan 4 buah atap jurai yang persegi dan dak beton. Bentuk atap dari bangunan gedung Bale Asri berbentuk jurai, sama seperti halnyabangunan masjid PUSDAI. Bangunan gedung serbaguna juga menganut lagam arsitektur arabic dan sunda. Lagam pada Bale Asri PUSDAI, Bandung sama Gambar 3.23. Gubahan massa Bale Asri seperti bangunan masjid yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal sehingga bentuk dari tiap bangunan belum tentu memiliki kesamaan. Tetapi 9m 12m PUSDAI menpuyai lagam Arsitektur Sundan dan Timur tengah.Dari bentuk atap dan bangunan di pengaruhi oleh arsitektur sunda tepapi bukaannya dipengaruhi oleh arsitektur timur tengah. Bentuk dasar Bale Asri berupa kubus, kemudian mengalami subtraktif dan aditif sesuai dengan fungsi di dalamnya. walaupun mengalami subtraktif dan aditif pada massa bangunan, namun tidak menyebabkan konsep terpusat menjadi hilang. Bangunan Bale Asri ini memiliki 2lantai dan difungsikan sebagai tempat pameran dan dilantai dua nya sendiri di fungsikan sebagai tempat taman kanak-kanak. Bentuk detail dan bukaan pada bangunan pada bangunan Bale Asri berbentuk arch, karena menganut gaya arsitektur arabic dan sunda. 



Bentuk Bangunan Perpustakaan PUSDAI, Bandung Warna bangunan ini gradasi dari cream cokal ke coklat muda. Lantai satu dengan lantai 2 subtraktif dan adiktifnya nya berbeda-beda. Bentuk atap dari bangunan gedung perpustakaan berbentuk jurai, sama seperti halnya bangunan masjid PUSDAI. Bangunan gedung perpustakaan juga menganut lagam arsitektur arabic dan sunda. Gambar 2.24. Gubahan massa perpustakaan.



Bentuk detail dan bukaan pada bangunan gedung perpustakaan berbentuk arch, karena menganut gaya arsitektur arabic dan sunda. Lagam pada Perpustakaan PUSDAI, Bandung sama seperti bangunan masjid yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal sehingga bentuk dari tiap bangunan belum tentu memiliki kesamaan. Bentuk dasar Perpustakaan berupa kubus, kemudian mengalami subtraktif dan aditif sesuai dengan fungsi di dalamnya. walaupun mengalami subtraktif dan aditif pada massa bangunan, namun tidak menyebabkan konsep terpusat menjadi hilang.



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 38







Bentuk Bangunan Kantin PUSDAI, Bandung Bentuk detail dan bukaan pada bangunan Kantin berbentuk kubus, tetapi menganut gaya arsitektur arabic dan sunda nya masih tetap ada pada tralis bangunan kantin. Bentuk bangunan kantin lebih biasa yang mungkin dikarenakan bangunan pendukung jadi bentuk bangunan kantin ini sangat biasa dan minimalis. Lagam pada Kantin PUSDAI, Bandung sama seperti bangunan masjid yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan



lokal sehingga bentuk dari tiap bangunan belum tentu memiliki kesamaan. Tetapi PUSDAI menpuyai lagam Arsitektur Sundan dan Timur tengah.Dari bentuk atap dan bangunan di pengaruhi oleh arsitektur sunda tepapi bukaannya dipengaruhi oleh arsitektur timur tengah.Hanya saja bangunan kantin ini lebih minimalis. Kantin memiliki bentuk dasar linier (memanjang), kemudian mengalami aditif pada salah satu sisi pendeknya yang menampung fungsi sebagai dapur. Gambar 2.25. Gubahan massa kantin PUSDAI



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 39



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil studi literatur dan studi banding ini dapat disimpulkan beberapa kajian mengenai Masjid Pusat Dakwah Islam Bandung, sebagai berikut : 1. Bangunan Pusat Dakwah Islam Bandung berfungsi selain sebagai tempat untuk beribadah, juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan amal dan ilmu. 2. Konsep perancangan tapak dari bangunan Pusat Dakwah Islam Bandung yaitu berorientasi cluster. Dan juga pola perletakannya mengacu pada konsep kampung sunda. 3. Massa bangunan-bangunan memiliki bentuk dasar persegi empat yang disatukan oleh beberapa ruang penghubung. Dengan massa masjid menjadi pusat orientasi massa yang lain. 4. Pada umumnya, bangunan multi massa diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang akan dihadirkan pada kompleks bangunan tersebut. 5. Sirkulasi berperan penting dalam penataan bangunan multi massa karena akan memperjelas hubungan antar fungsi bangunan. 4.2. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang studi literature dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan



STUDI LITERATUR MULTI MASSA | PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 | 40