Perawat - 180 Soal Pembahasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN



1. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena PPO K. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak refraksi dada, dan tampak penggunaan otot-otot pemapasan. Hasil pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH 7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HcO3 22 mEq/L, saturasi oksigen 97%. Apakah interpretasi hasil AGD pada pasien? A. Asidosis Metabolik terkompensasi B. Alkalosis Respiratorik C. Asidosis Respiratorik D. Alkalosis Metabolik E. Asidosis Metabolik



Pembahasan: Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langkah yang harus diingat yaitu: Langkah 1 Klasifikasi pH, nilai normal pH: 7,35-7,45, dalam soal Nilai pH 7,30 (menurun) menandakan Asidemia. Langkah 2 Nilai PaCO2 dengan nilai nonnal: 35-45 mmHg, dalam soal nilai PaC02 49 mmHg (meningkat) menandakan adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 Nilai HCO3 dengan nilai normal: 22-26 mEg/dL, dalam soal di atas nilai-nya normal, apabila menurun menandakan adanya asidosis metabolik, dan apabila meningkat menandakan adanya alkalosis metabolik. Langkah 4 Tentukan adanya kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu PaCOz dan HCO2, apabila keduanya abnormal (atau hampir abnormal) Dada arah yang berlawanan maka terdapat kompensasi. Apabila nilai salah satu Komponen abnormal, dan komponen lainnya normal maka tidak terdapat kompensasi. Jawaban : C



2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian : TD 130/80mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, x-ray toraks menunjukan adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat sedang melakukan pemeriksaan flsik paru pada. tahapan, auskultasi Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut? A. ronchi



B. vesikuler C. wheezing D. bronchial E. Friction rub



Pembahasan: Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antar lapisan pluera bagian dalam dan luar yang meradang. Friction Rub akan terdengar saat proses respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi Jawaban : E



3. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri dada sejak 2 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 7, akral dingin, lemah, dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, dan frekuensi napas 20 x/menit. Hasil EKG menunjukan ST elevasi pada lead V3 dan V4. Di manakah lokasi infark yang dialami pasien tersebut? A. posterior jantung B. inferior jantung C. anterior jantung D. lateral jantung E. septal jantung



Pembahasan: Sandapan menunjukan arah vektor dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4 menunjukan adanya gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, Lead V1 dan V2 pada area septum, Lead I, aVL, V5 dan v6 pafla area lateral, Lead II, III, dan aVF area interior dan Lead Resiprokal, VI-V3 area posterior. Jawaban : C



4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°C. Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut? A. mual B. muntah C. bising usus D. distensi perut E. intake dan output cairan



Pembahasan: Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, perubahan sirkulasi, perpindahan cairan dan masalah pernapasan serta ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan aliran darah ekstra ke bagian usus yang mengalami inflamasi untuk melawan infeksi. cairan dan udara. udara tertahan dalam lumen, tekanan dan sekresi cairan dalam usus meningkat. Sehingga aktifltasusus mengalami penurunan dan cenderung berhenti. Proses inflamasi sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru berespon dengan meningkatkan pemanasan. Jawaban : C



5. Balita laki-laki usia 2 tahun dibawa ibu ke Puskesmas dengan keluhan mencret 5x sehari dan anak tampak lemas, Hasil pengkajian: rewel, mata cekung dan mukosa bibir kering. perawat akan menentukan derajat dehidrasi dengan pendekatan MTBS. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut? A. Capillary Refill Time B. Cubitan kulit perut C. Konsistensi feses D. Berat badan E. Suhu



Pembahasan:



Berdasarkan pendekatan MTBS, data penting yang perlu dikaji untuk menentukan deraj at dehidrasi adalah cubitan kulit pemt kembali lambat atau sangat lambat, malas minum atau minum dengan lahap, mata cekung, dan gelisah atau rewel. Jawaban : B



6. Anak perempuan dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan. Hasil pengkajian: tanggal lahir 24 November 2015, BB 10 kg, TB 80 cm. Perawat akan melakukan skrining perkembangan pada hari ini tanggal 04 Oktober 2017. Berapakah usia anak pada kasus tersebut? A. 1 tahun 9 bulan 9 hari B. 2 tahun 1 bulan 20 hari C. 1 tahun 9 bulan 10 hari D. 2 tahun 9 bulan 10 hari E. 1 tahun 10 bulan 10 hari



Pembahasan: Cara penghitungan usia anak adalah dengan mengurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal lahir anak. Urutan cara mengurangi dimulai dari hari (tanggal), bulan, tahun. Prinsip penghitungan apabila hari (tanggal) tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka meminjam pada bulan (dengan menambah 30), apabila bulan tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka mengambil di tahun (menambah 12). Pada kasus diatas cara penghitungannya adalah Tanggal pemeriksaan 04 Oktober 2017 dikurangi tanggal lahir 25 November 2015 maka, usia anak. Jawaban : E



7. Anak laki-laki usia 7 tahun sudah 3 hari dirawat di ruang perawatan anak. Hasil pengkajian: anak tampak murung, tidak mau makan, menolak berbicara dan menolak ketika akan dilakukan tindakan oleh perawat. Ibu mengatakan anak ingin segera sembuh dan kembali ke sekolah. Apakah penyebab utama respon anak pada kasus tersebut? A. Perpisahan dengan teman sebaya B. Adanya lingkungan yang asing C. Cemas terhadap orang asing



D. Takut akan cedera tubuh E. Hilang kontrol



Pembahasan: Sumber stressor akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah adalah Berpisah dengan kelompok sosialnya (teman sebaya), karena dia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial (peer group). Jawaban : A



8. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk disertai demam. Hasil pengkajian: tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, Sputum kental, terdengar ronchi di kedua lapang paru, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,9°C. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Bersihan jalan napas tidak efektif B. Gangguan pertukaran gas C. Risiko defisit nutrisi D. Gangguan pola tidur E. Hipertermia



Pembahasan: Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang tidak normal akibat adanya penumpukan sputum yang kental atau berlebihan yang sulit untuk dikeluarkan. Bersihan jalan nafas efektif ditandai dengan tidak ada batuk, tidak ada sputum dan bunvi nafas vesikuler. Jawaban : A



9. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian: riwayat persalinan tahun 2000 melahirkan bayi lakilaki usia kehamilan 38 minggu. Pada tahun 2005 melahirkan bayi perempuan usia kehamilan 37 minggu dan pada tahun 2010 mengalami keguguran saat usia kehamilan 12 minggu. Bagaimanakah penulisan status obstetrik pada kasus tersebut?



A. G3P1A2 B. G3P2Al C. G4P2Al D. G4P3A0 E. G4P1A2



Pembahasan: Status obstetrik meliputi: ' Gravida (G): adalah jumlah kehamilan, tanpa melihat lamanya termasuk kehamilan saat ini. ' Para/Persalinan/Partus (P): adalah kelahiran setelah gestasi 20 mg, tanpa melihat kondisi bayi hidup / mati ' Abortus (A): adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan batasan gestasi kurang dari 20 minggu. Contoh pencatatan kehamilan: GI PO AO : Gravida 1, para 0, abortus 0 yang artinya pasien hamil anak pertama belum pernah melahirkan ataupun abortus. Jadi pada kasus diatas menunj ukkan kasus obstetri Gravida 4 (saat ini hamil 20 minggu, persalinan tahun 2000 dan 2005, riwayat Keguguran tahun 2010) Partus 2 (persalinan tahun 2000 dan 2005) Abortus l (keguguran tahun 2010) Jawaban : C



10. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1 P0 A0 datang ke poliklinik KIA untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pengkajian HPHT 20 April 2018, siklus 28 hari, TD 120/70 mmHg, dan frekuensi nadi 80x/menit. Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut? A. 20 Januari 2019 B. 27 Januari 2019 C. 30 Januari 2019 D. 20 Februari 2019



E. 27 Februari 2019



Pembahasan: Menentukan taksiran persalinan berdasarkan rumus Neagle : Patokan: HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Rumus (+7-3 +1) untuk HPHT bulan April Desember (hari ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambah 1) (+7 +9 +0) untuk HPHT bulan J anuari Maret (hari ditambah 7, bulan ditambah 9, tahun ditambah 0) Berdasarkan kasus di atas taksiran persalinan pasien adalah: SNeagle: HPHT :20 4 2018 +7 -3 +1 Taksiran Partus: 27 l 2019 Strategi: fokus dalam menghitung taksiran Dari kasus yang menj adi i tambah 9! partus adalah bulan saat HPHT apakah bulan d bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 Jawaban : B



11. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1 P0 A0 hamil 39 minggu dirawat di ruang bersalin pada pukul 16.00 WIB dengan inpartu. Hasil pengkajian pukul 17.00 WIB pasien tampak gelisah, kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik, DJJ 150x/menit, pembukaan serviks 5 cm dan ketuban utuh. Kapankah perawat dapat melakukan pemeriksaan dalam selanjutnya? A. 18.00 WIB B. 19.00WIB C. 20.00 WIB D. 21.00 WIB E. 22.00 WIB



Pembahasan:



Metode pemantauan persalinan setelah memasuki kaki fase aktif (dimulai dari pembukaan 4 cm) adalah dengan menggunakan partograf. Hal yang dipantau dalam partograf setiap 30 menit sekali adalah denyut jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi. Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan 4 jam sekati untuk mengetahui pembukaan serviks, penurunan kepala, ketuban dan penyusupan/molase kepala Disamping itu, pemeriksaan dalam yang tidak terlalu sering bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan Jamn. Jawaban : D



12. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1 A0 postpartum hari ke7 datang ke poliklinik KIA untuk kontrol paska persalinan. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri dan keluar cairan kuning dari daerah jahitan episiotomi. Observasi tanda-tanda mmHg vital: TD mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 38.5C serta nyeri daerah perineum skala 5. Apakah pengkajian selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A Pemeriksaan lochea B. Pemeriksaan involusi uteri C. Pemeriksaan tanda Homan D. Pemeriksaan tanda REEDA E. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis



Pembahasan: Sebaiknya dalam melakukan pengkajian pada pasien postpartum kita melakukan pemeriksaan head to toe, sehingga perawat dapat mengetahui perubahan normal atau mengidentifikasi perubahan tidak normal yang teljadi pada masa postpartum. Khusus pada pasien ini mengalami keluhan nyeri pada daerah perineum (yang terdapat jahitan paska persalinan). Karena rasa nyeri erat kaitannya dengan masalah infeksi maka pengkajian selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk menemukan masalahnya adalah dengan mengobservasi daerah perineum dengan indikator REEDA. REEDA merupakan indikator yang menunjukan adanya infeksi pada area perineum yang terdapat jahitannya. Jabatan dari REEDA adalah R=Redness (kemerahan), E=Edema(bengkak), E=Echimosis(bercak2 merah/purpura), D=Discharge (cairan yang keluar dari luka), A=Approximate (penutupan kembali jaringan luka). REEDA sebaiknya selalu diidentifikasi pada pasien postpartum dengan luka jahitan perineum. Jawaban : D



13. Seorang perempuan usia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika perawat akan melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi tangannya dengan jaket Hasil pengkajian: tangan sebelah kanan berwarna putih bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan tangannya tidak sepati orang lain. Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut? A. penampilan peran B. citra tubuh C. harga diri D. ideal diri E. identitas



Pembahasan: Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra,tubuh,ideal diri, harga diri, penampilan peran, dan identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh pembahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Jawaban : B



14. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki akibat kecelakaan motor sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: pasien terlihat banyak diam, menolak dikunjungi, dan mengatakan "andai saja dirinya lebih hati-hati, tentu saat ini ia niasih bisa bekerja seperti biasa". Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus tersebut? A. denial B. anger C. depresi D. bargaining E. acceptance



Pembahasan:



Proses berduka menurut 'Tahapan Kubler Ross" meliputi: denial (menolak, mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu, mual gelisah, tidak tabu apa yang akan dilakukan), anger (melampiaskan kekesalan, nada suara tinggi, berteriak, bicara kasar, menyalahkan orang lain, menolak pengobatan, agresif, nadi cepat, gelisah, tangan mengepal, susah tidur), bargaining (berusaha kembali ke masa lalu, sering mengatakan "andai saja), depresi (menolak makan bicara, menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah tidur, letih) dan Acceptance (menerima kenyataan kehilangan) Jawaban : D



15. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16 tahun. Keluarga mengatakan klien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian: klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak murung, dan banyak menunduk. Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut? A. Pasien menerima realita B. Pasien menemukan makna hidup C. Pasien mampu mengontrol keadaan D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki E. Pasien mampu memulai interaksi dengan oranglain



Pembahasan: Pembahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah situasional ditandai dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit" konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan. » Jawaban : D



16. Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anaknya sering batuk semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan anaknya sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat obat namun batuknya berulang kembali setelah obat habis.



Apakah Komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut? A. fungsi keluarga B. sistem respirasi anak C. pola komunikasi keluarga D. karakteristik tetangga E. lingkungan rumah



Pembahasan: Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari sistem pernafasan. Pada kasus, frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke lingkungan yang baru. Hal ini merupakan petunjuk untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada lingkungan sekitar anak (rumah baru) yang dapat memicu terj adinya batuk, sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. J awaban yang lain tidak tepat. Jawaban : E



17. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia 39 tahun mengeluh akhirakhir ini merasa makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan turun, dan demam Suami klien meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi didapatkan : rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut? A. pengkajian pola nutrisi klien B. pengkajian pola tidur klien C. pemeriksaan sputum D. pengkajian lingkungan rumah E. pemeriksaan laboratorium dasar



Pembahasan: Data pada kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien ,yang meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat perlu mencurigai terjadinya tuberculosis



(TBC) pada suami klien. Lingkungan rumah juga mendukung terjadinya penyakit TBC . Oleh karena itu perawat perlu melakukan pemeriksaan sputum karena klien memmjukkan gejala terjadinya TBC. Jawaban yang paling tepat adalah C. Jawaban : C



18. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan suami yang sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan yang lalu, Ibu mengatakan, "Saya mulai khawatir memikirkan masa depan keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti ini terus pasti akan diberhentikan dari pekerjaannya. Hasil pemeriksaan fisik klien: hemiplegia ekstremitas kanan, afasia, TD 140/90 mmHg. Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. Struktur peran keluarga B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga C. stress-adapatasi dan koping keluarga D. ketersediaan terapi altemative dan komplementer E. hubungan dan interaksi keluarga dengan komunitas



Pembahasan: Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran istri klien terhadap kehidupan keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien. Tekanan darah klien termasuk stabil. Klien merupakan tulang punggung keluarga. Pengkajian yang mendalam untuk menggali tingkat stress serta kemampuan keluarga beradaptasi dan menerapkan koping perlu dilakukan. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah C. Jawaban : C



19. Seorang laki-laki berusia 62 tahun tinggal bersama keluarga dirumahnya, mengeluh pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur dan rasa berat di tengkuk pada perawat yang berkunjung Hasil pengkajian genogram, didapatkan data orang tua klien meninggal karena serangan stroke. Apakah pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. Mengukur JVP B. Menginspeksi area dada



C. Mengukurtekanan darah D. Menghitung frekuensi napas E. Melakukan tes rinne dan swabach



Pembahasan: Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di tengkuk, dan riwayat penyakit keluarga mengindikasikan adanya gangguan sistem kardiovaskular khususnya hipertensi. Pemeriksaan flsik yang tepat dilakukan oleh perawat kepada klienadalah mengukur tekanan darah. Jawaban : C



20. Seorang laki-laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu mengeluh mual dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan 1/4 porsi saja. Klien terbaring lemah di tempat tidur. Aktivitas dan nrtinitas lainnya tidak bisa dilakukan oleh klien. Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut pada kasus? A. Kopling Individu B. Kemampuan mobilisasi C. Aktivitas kegiatan sehari-hari D. Jenis dan pola makan E. Pola istirahat



Pembahasan: Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan pemenuhan nutrisi. Hal ini nampak dari data: mual-muntah, porsi makan yang dihabiskan V* porsi saja. Untuk bisa menentukan masalah keperawatan yang tepat pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian lebih lanjut tentang hal-hal yang terkait pemenuhan nutrisi, sepertl apa Jems makanan yang dikonsumsi oleh lansia, apakah ada kesulitan mengunyah atau menelan. Jawaban : D



21. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun tinggal bersama keluarga. Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam di kamar, cenderung marah dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya meninggal dunia. Keluarga sudah membantu membersihkan kamar dan tempat tidur klien agar tidak berbau. Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas? A. Tanda-tanda vital B. Skala aktivitas sehari hari C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale E. Status kognitifdengan Mini Mental State Examination



Pembahasan: Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang perlu disiapkan, karena kondisi ini dapat menjadi pemicu teijadinya depresi pada lansia. Tanda yang dapat ditemui, pada lansia dengan depresi adalah menarik diri dari ltagkungan, emosi yang tidak stabil dan tidak tertarik melakukah aktivitas. Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindaklanjuti dengan melakukan pengkajian depresi. Geriatric Depression Scale (GDS) adalah instrumen pengkajian yang sudah sangat lazim digunakan di berbagai setting baik di rumah, rumah sakit maupun panti untuk mendeteksi masalah depresi. Instrumen ini terdiri dari 30 pernyataan (long form) dan 15 (short form) pernyataan lansia mengenai kondisinya belakangan ini. Jawaban lansia akari di jumlahkan dan di tentukan tingkat depresi yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5 dinyatakan sebagai depresi. Jawaban : D



22. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien (100%), kegagalan pengobatan (30%). Saat wawancara sebagian besar keluarga berkata,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum." Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus? A. lama minum obat B. cakupan pengobatan C. penyebab kegagalan pengobatan D. keyakinan klien terhadap pengobatan



E. penyebab tidak melanj utkan pengobatan



Pembahasan: Pernyataaan klien pada kasus,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum. " mencerminkan keyakinan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan yang tidak sesuai dengan prosedur pengobatan anti TB. Pengobatan Anti TB harus dilakukan hingga tuntas 6-9 bulan. Jawaban : D



23. Perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bennain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? A. kuesioner B. wawancara C. studi literatur D. wienshieldsurvey E. focus group discussion



Pembahasan: Data tentang kondisi peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bermain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat, dapat dikaji melalui metode winshield survey. Metode ini dilakukan untuk mengkaji kondisi lingkungan flsik komunitas melalui observasi. Hasil winshield survey adalah peta topografi suatu wilayah populasi. Jawaban : D



24. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak nyeri perut kiri atas. Kader mengatakan, "lansia menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki kebiasaan makan tidak teratur." Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut?



A. wawancara kader tentang kesehatan lansia B. data kunjungan lansia ke puskesmas C. windshield survey lingkungan desa D. kuesioner perilaku kesehatan lansia E. pengkajian fisik pada lansia



Pembahasan: Data tentang keluhan nyeri perut, lansia menganggap sebagai Penyakit biasa dan kebiasaan makan lansia bersifat subjektif. Data subjektif perlu didukung dengan data objektif berupa hasil Pengkajian fisik pada kelompok lansia. Jawaban : E



25. Perawat mendapatkan gambaran kondisi pasien yang menjadi kelolaannya dari ketua tim saat pre konferensi. Salah satu pasien dalam kondisi kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu, ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan diminta untuk dicatat. Perawat diminta untuk segera memberikan asuhan perawatan pada pasien setelah konferensi selesai. Apakah tindakan keperawatan selanjurnya pada masalah tersebut? A. Melanjutkan pengkajian pada pasien B. Membaca prosedur perawatan pasien C. Menentukan tingkat ketergantungan pasien D. Membuat rencana asuhan keperawatan pasien E. Mendiskusikan kondisi pasien bersama dokter



Pembahasan: Pada kasus diatas, setelah mendapatkan gambaran tentang kondisi pasien, maka perawat professional perlu melanj utkan pengkaj ian pada pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun oleh ketua tim. Jawaban : A



26. Perawat baru yang ditempatkan di ruang rawat inap penyakit bedah ditegur oleh ketua tim karena dianggap terlalu lama dalam menyiapkan peralatan tindakan untuk tindakan perawatan luka. Perawat tersebut menjelaskan bahwa ada peralatan yang perlu diperiksa ketersediaannya terlebih dahulu. Apakah tindakan selanj utnya dari ketua tim? A. Melakukan pendampingan B. Mengevaluasi kemampuan perawat baru C. Memberikan orientasi ulang persiapan tindakan D. Menunjuk perawat senior memberikan bimbingan E. Menyusun pregram mentoring untuk perawat baru



Pembahasan: Saat rekrutmen, perawat telah melewati berbagai tahapan seleksi termasuk kemampuan melakukan tindakan keperawatan. Di sisi lain set alat-alat untuk tindakan secara prosedural sudah siap untuk di gunakan sehingga apabila ada perawat baru yang lama dalam menyiapkan peralatan maka perlu dikaji ulang kemampuan perawat tersebut. Jawaban : B



27.Hasil survei tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan data 3 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 5 hari. Berapakah nilai ALOS pada hasil survei? A. 4 B. 5 C. 6 D. 7 E. 8



Pembahasan: Rata-rata lama rawat inap adalah (3x4) + (5x7) + (7x4) + (5x5) = 100



(3+5+7+5) = 20 Jawaban : B



28. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di antar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian: didapatkan jejas di antara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien meringis kesakitan, defans muskular (+), CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 125 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dansuhu 37°C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Nyeri akut B. Resiko infeksi C. Gangguan perfusi D. Defisit volume cairan E. Perubahan pola napas



Pembahasan: Trauma abdomen dapat menyebabkan pecahnya (ruptura) organ dalam seperti hati dan lymph dan menimbulkan perdarahan yang ditandai gejala klinis berupa: tampak pucat, akral dingin, frekuensi nadi > 120 x/menit, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, dan ditemukan CRT > 2 detik, kondisi ini sudah berada pada fase shock hipovolemik derajat 2-3 yang mengindikasikan adanya masalah kekurangan volume cairan. Jawaban : D



29. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi: Pasien A : seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini mengeluh nyeri dada, Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma, Pasien C : laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon terhadap nyeri, Pasien D : seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah tibia fibula Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya. Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas Penanganan segera?



A. Pasien A B. Pasien B C. Pasien C D. Pasien D E. Pasien E



Pembahasan : Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan obstruksi/sumbatan jalan napas akibat lidah j atuh ke belakang dan bila penanganannya terlambat dapat menyebabkan kematian. Jawaban : C



30. Seorang laki-laki Berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian tampak jejas pada area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat. TD 85/50 mmHg, frekuensi nadi 116 x/menit, dan frekuensi napas 28x/menit Apakah label wama triage pada kasus tersebut? A. Merah B. Kuning C. Hijau D. Biru E. Hitam



Pembahasan: Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan injury di bagian epikardium sehingga terjadi perdarahan yang menumpuk di area pericardium, hal ini akan menyebabkan berkurangnya relaksasi ventrikel sehingga ventrikel fILling tidak optimal. J ika volume terus bertambah, pada fase akut akan terjadi kompensasi berupa peningkatan heart rate dan selanjurnya akan mengalami bradikardi hingga terjadinya henti jantung. Jawaban : A



31. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis suspect apendisitis. Hasil pengkajian, pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, nyeri skala 7, mual, muntah, serta tidak nafsu makan, TD 130/80 mmHg, frekuensi napas 26x/menit, dan frekuensi nadi 8x/menit. Apakah pengkajian lanjut pada kasus tersebut? A. auskultasi bising usus B. observasi status nutrisi C. pemeriksaan laboratorium D. observasi tanda-tanda dehidrasi E. palpasi, pada titik mc. burney



Pembahasan: Nyeri dan sakit perut pada apendistis terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi pada apendik. Nyeri viseral. akan mengaktifasi nervus vagus sehingga mengakibatkan muntah. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadaran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis Jawaban : E



32. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di ruang neurologi dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian saat diberi rangsang nyeri kedua lengan tampak fleksi abnormal, membuka mata dan suara mengerang, pupil anisokor kanan, refleks cahaya lambat, TD 160/90mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan suhu 36,8°C. Berapakah nilai GCS pada kasus tersebut? A. 5 B. 6 C. 7 D. 8 E. 9



Pembahasan:



Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena adanya kerusakan jaringan otak, kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak atau munculnya tekanan infra kranial. Salah satu tanda yang paling mudah dilihat pada mekanisme ini adalah penurunan kesadaran. Semakin rendah nilai GCS menunjukan semakin berat kerusakan atau edema atau tekanan infra kranial. Jawaban : C



33. seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca craniotomi. Hasil pengkajian, pasien tampak hemiparese kanan, lemah dan tidak mampu menggerakan tubuhnya, reflex fisiologi melambat. Saat dilakukan pemeriksaan otot esktremitas kanan didapat hasil sebagai berikiut tidak mampu mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa menggerakannya. Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut? A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5



Pembahasan: Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neurologis yang umum tetj adi pada kasus neurologi seperti stroke, meningitis dan cedera kepala. Ada mekanisme gangguan sentral pada pusat motorik otak sehingga kurang'mampu mengkordinasikan gerakan ekstremitas. Kelemahan otot ditentukan dengan skala kekuatan otot yakni; 0: tidak ada tonus, 1; terdapat tonus tapi tidak ada gerakan, 2: terdapat pergerakan sendi tetapi tidak bisa melawan gravitasi, 3: dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan tahanan, 4: pergerakan dapat menahan tahanan ringan sedan g , 5: kekuatan otot normal. Jawaban : B



34. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat di mang neurologi dengan keluhan sakit kepala. Hasil pengkajian didapat penglihatan kabur, kélemahan kaki, dan tangan pada sisi kanan serta bicara tidak jelas, Untuk memastikan perawat akan melakukan pengkaj ian pada nervus kranial XII .



Apakah yang harus dipermtahkan dalam pengkajian tersebut? A. Minta pasien mengucapkan suara "A" B. Meletakkan garam pada lidah bagian depan C. Meletakkan gula pada lidah bagian belakang D. Minta pasien untuk memocongkan mulutnya E. Minta pasien menggerakkan lidah kesatu sisidan kesisi lainnya '



Pembahasan: Defisit neurologi terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan otak ada tertekannya jaringan otak. Tanda dan gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat ringannya kerusakan jaringan otak. Kerusakan jaringan ortak pada bagian mid brain dan batang otak atau danya peningkatan tekanan intracranial berdampak terhadap fungsi. XII saraf kranial. Tanda yang muncul memberikan bukti adanya kerusakan saraf bersangkutan seperti munculnya gangguan saraf kranial XII dibuktikan dengan bilangnya fungsi menggerakan lidah, saraf vagus hilangnya fungsi menelan dan sebagainya. Jawaban : E



35. Seorang laki-laki berusia 18 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal tertutup 12 jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajian neuro vaskular Untuk mengidentifikasi adanya sindrom kompartemen. Apakah data fokus pada kasus tersebut? A. eritema pada area fraktur B. edema pada sekitar area fraktur C. pembahan warna kulit dari pucat ke sianosis D. nyeri progresif tidak hilang dengan analgetik E. daerah disekitar lokasi fraktur terasa lebih hangat



Pembahasan: Compartemen Syndrome adalah suatu kondisi peningkatan tekanan intracompartmental. peningkatan tekanan pada compartemen dapat menhambat aliran darah dan sarap dan aliran



perfusi darah ke bagian distal terhambat bila dibiarkan akan terjadi proses iskemi dan nekrosis hal tersebut dapat menimbulkan nyari yang hebat dan cepat Jawaban : D



36. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD. Hasil pengkajian : edema di ekstremitas bawah Intake cairan 1000cc/24 jam, urin output 100cc/24jam, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 28x/menit dan suhu 37°C. Pasien direncanakan hemodialisa. Apakah pengkajian selanjutnya pada pasien tersebut? A. Kaji adanya bunyi napas tambahan B. Kaji adanya kenaikan berat badan C. Kaji nilai ureum dan kreatinin D. Kaji kadar hemoglobin E. Kaji kecemasan



Pembahasan: Salah satu manifestasi klinis pasien dengan CKD adalah ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa. Adanya gangguan ekskresi natrium, akan teljadi retensi natrium yang dapat mengikat cairan. Retensi natrium dapat menyebabkan teljadinya edema. Pada pasien dengan CKD yang mengalami kondisi kelebihan volume cairan dalam tubuh, pengkajian yang dapat dilakukan adalah pengukuran derajat edema, kenaikan berat badan dan lingkar perut. Berat badan menjadi indikator peningkatan kelebihan cairan dalam tubuh karena kenaikan 1 kg BB= 1 liter air. Urin output normal adalah 0,5-1 cc/kg BB/jam. Jawaban : A



37. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar derajat II. Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah dada, tangan kanan dan paha kanan. Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut? A. 44% B. 42% C. 34%



D. 32% E. 27%



Pembahasan: Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diatas ditemukan luka bakar daerah dada, tangan kanan dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas luka bakar digunakan rumus "Rule of Nine" sehingga didapatkan hasil! daerah dada nilainya = 9%, tangan kanan = 9%, paha kanan = 9%, total area yang mengalami luka bakar adalah 27%. Jawaban : E



38.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik saraf dengan keluhan gangguan pendengaran. Perawat melakukan pemeriksaan pendengaran pada pasien dengan cara menempelkan garputala pada planum mastoid pasien. Hasil pemen'ksaan menunjukkan setelah perawat tidak mendengar, sedangkan pasien masih dapat mendengarkan getaran garputala. Apakah interpretasi pemeriksaan pada kasus tersebut? A. tuli kombinasi B. tulikonduksi C. tuli sensorik D. tuli saraf E. normal



Pembahasan: Tes schwabach bertujuan membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal, interpretasi hasil pasien masih mendengar getaran garputala (memanjang: tuli konduksi). Jawaban : B



39. Seorang laki laki berusia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan TB Paru. Hasil pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dada. TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/mnt,. frekuensi napas 27x/mnt, suhu 38°C. pH 7,47; PaCO2 32 mmHg, PaO2 90 mmHg, Saturasi Oksigen 92%, HCO3 22 mEq/dL, BE +3.



Apakah masalah keperawatan utama pada pasien? A. hipertermia B. keletihan C. kerusakan pertukaran gas D. ketidakefektifan pola napas E. ketidakefektifan bersihan jalan napas



Pembahasan: Pasien dengan TB paru secara patofisiologi gangguan berapa infeksi Mycobacterium Tuberculosis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada area paru. Kerusakan tersebut menyebabkan terhambatnya perpindahan gas (02 dan CO2) di alveolus dengan kapiler pulmonal. Kegagalan pertukaran gas menyebabkan gangguan keseimbangan asma basa tubuh di mana. C02 dalam darah akan menurun. Jawaban : C



40. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal jantung kongestif. Pasien mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan fisik, frekuensi nadi 90x/menit, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, urine 40cc/ jam, dan hasil EKG sinus rhythm. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? A. intoleransi aktifitas B. pola nafas tidak efektif C. gangguan eleminasi urin D. kelebihan volume cairan E. gangguan perfusijaringan



Pembahasan: Gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah secara normal ke seluruh tubuh, sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak dapat didistribusikan secara adekuat sampai ke sel. Akibatnya proses metabolisme sel menjadi terganggu dan energi yang dihasilkan



berkurang. Tanpa energi yang cukup, pasien tidak toleran dalam melakukan aktivitas secara normal Jawaban : A



41. Seorang laki-laki usia 64 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas ,dan kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas. Hasil pengkajian pasien terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak berdaya, JVP meningkat, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit dan dangkal, serta photo toraks menunjukan CTR 65%. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. intoleransi aktivitas B. gangguan perfusi jaringan C. penurunan curah jantung D. pola napas tidak efektif E. kelebihan volume cairan



Pembahasan: Tanda yang menonjol dikemukan pada kasus tersebut adalah menunjukan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah, akibat dari pembesaran jantung (CTR > 50%) sehingga terjadi penurunan curah jantung. Kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh adalah dengan meningkatkan nadi. Pucat dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke perifer dan darah di perifer banyak mengandung CO2 sulit kembali ke jantung. Jawaban : C



42. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan pasca operasi apendektomi hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, wajah menyeringai, pasien susah tidur dan mengeluhkan mual serta nafsu makan berkurang: TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37,5°C, tampak lemah dan gelisah. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? A. nyeri akut



B. risiko infeksi C. deflsit nutrisi D. intoleransi aktifitas E. gangguan pola tidur



Pembahasan: Tindakan appendektomi menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan kulit dan yang mempersyarafmya sehingga mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan gangguan tidur, takut bergerak, mual dan muntah sehingga berdampak terhadap pemenuhan nutrisi. Jawaban : A



43. Seorang perempuan berusia 58 tahun dirawat di ruang neurologi dengan stroke haemorhagik. Hasil pengkajian kesadaran stupor dengan GCS 9, refleks pupil lambat, kesan hemiparese dextra. TD 190/100 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi 28x/menit dan suhu 38°C. CT-scan menunjukan adanya gambaran hiperdens pada daerah frontotemporal kanan. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Gangguan perfusi jaringan serebral B. Ketidakefektifan pola napas C. Hambatan mobilitas flsik D. Risiko cedera E. Hipertermia



Pembahasan: Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak dan menimbulkan adanya peningkatan masa intracerebral. Yang terjadi adalah peningkatan tekanan intracranial. Ciri ciri terjadinya hal tersebut ditunukan dengan data seperti penurunan kesadaran, pupillambat, gangguan neurologis lainnya dan juga adanya gambaran st scan. Data ini mendominasi maka diagnosanya adalah gangguan perfusi cerebral. Jawaban : A



44. Seorang laki-laki berusia 63 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan; mengalami kelemahan pada sisi kiri tubuh sejak semalam Hasil pengkajian didapatkan wajah asimetris, bicara pelo, diberi minum tersedak, lidah terlihat mencong ke kanan. CT Scan menunjukkan infark lobus parietal dextra. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B. risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral C. hambatan komunikasi verbal D. hambatan mobilitas flsik E. risiko aspirasi



Pembahasan: Proses serangan stroke menimbulkan proses kerusakan jaringan otak yang bersifat fokal dan gangguan terjadi sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena. Berat ringan sangat tergantungan dari lokasi dan luasnya kerusakan jaringan otak yang rusak. Sehingga kerusakan otak dapat dilihat dari tanda dan gejala yang ditimbulkan. Satu gangguan yang menonjol di tampilkan pada kasus ini adalah gangguan menelan seperti bicara pelo, tersedak dan sebagainya . akibat yang berat muncul adalah risiko aspirasi yaitu masuknya cairan gastro terutama lambung ke saluran pernapasan dan berakibat ganggu system nafas. Jawaban : E



45. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruangpenyakit dalam dengan diagnosis DM. Hasil pengkajian, mudah lelah, aktivitas dibantu orang lain, sering merasa haus, BB turun, kulit kering, TD 120/ 80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan hasil laboratorium gula darah sewaktu 578 mg/ d1. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. defisit nutrisi B. intoleransi aktivitas C. kekurangan volume cairan D. kerusakan integritas kulit E. ketidakstabilan kadar glukosa darah



Pembahasan: Pada penderita DM mengalami gangguan produksi insulin atau resistensi insulin yang mengakibatkan ketidakmampuan menjaga kadar glukosa darah dalain rentang normal. Manisfestasi klinis penderita diabetes meliputi polidipsi, poliuri,poliphagia. Polidipsi dan poliuri terjadi karena kehilangan cairan akibat kondisi diuresis osmotik. Poliphagia karena hasil dari status katabolik yang disebabkan karena kurangnya insulin dan proses pemecahan lemak dan protein. Jawaban : E



46. Seorang laki laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan kaku pada persendian kaki Hasil pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi, lemas, kesulitan saat bergerak dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuh-sembuh. Apakah masalah utama pada kasus tersebut? A. kerusakan mobilitas flsik B. risiko cedera C. kelemahan D. nyeri akut E. ansietas



Pembahasan: Terdapat 2 manifestasi utama klinis pada osteoarthritis yaitu nyeri yang bertambah berat pada pagi hari dan ketebatasan pergerakan, sering diikuti oleh krepitus, kekakuan sendi dan juga pembesaran sendi. Jawaban : A



47. Seorang perempuan berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil pengkajian pasien mengeluh lemah, terdapat petekie pada kedua lengan, dan kedua ekstremitas terasa dingin, dan suhu 36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium HZB 18 mg/dl,Hematokrit 50%, trombosit 45.000/mm3. Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut? A. risiko syok



B. hipertermia C. risiko perdarahan D. intoleransi aktifltas E. gangguan integritas kulit



Pembahasan: Infeksi virus dengue akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Petekie dan trombpsitopenia (150.000/mm3450.000/mm3) merupakan tanda adanya perdarahan pada pasien DHF. Pada kasus diatas perlu diwaspadai adariya kebocoran plasmadenganmeningkatnya Hb yaitu 18 mg/dl(13-15 mg/dl) dan peningkatan hematokrit yaitu 50% (37% -47%) yang dapat menyebabkan kondisi hipovolemia dan syok Jawaban : A



48. Bayi laki-laki usia 1 hari dirawat dalam inkubator di RS. dengan hiperbilirubinemia. Hasil pengkajian: BBL 2300 gr, BB saat ini 2280 gr, kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa mulut, neflek hisap lemah, suhu 37,7°C, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 45x/mnt, bilirubin serum 15 mg/dL. Rencana akan dilakukan fototerapi. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Hipenermia B. Defisit nutrisi C. Ikterik neonatus D. Resiko tinggi cidera E. Resiko tinggi gangguan integritas kulit.



Pembahasan: Hiperbilirubinemia adalah peningkatan bilirubin dalam darah ditandai dengan kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa mulut, bilirubin serum >2 mg/dL yang merupakan data mayor pada masalah ikterik neonatus. Jawaban : C



49. Balita laki-laki usia 1 tahun dirawat diruang anak dengan hidrosefalus. Hasil pengkajian: kesadaran menurun, LK 69 cm terdapat sunset eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring di tempat tidur. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Deflsitnutrisi B. Intoleransiaktivitas C. Gangguan mobilitas flsik D. Risiko gangguan perfusi jaringan sel ebral E. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan



Pembahasan: Pada hidrosefalus terjadi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan teljadinya penekanan syaraf otak, yang ditandai dengan kesadaran menurun, LK membesar, terdapat sunset sign. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah perfusi jaringan serbral tidak efektif. Jawaban : D



50. Balita laki-laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang saat di rumah. Hasil pengkajian: anak memiliki riwayat kejang demam, demam sudah 3 hari, batuk, pilek, anak tampak lemah, Suhu tubuh 39°C, frekuensi napas 35x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Hipertermia B. Risiko cidera C. Risiko infeksi D. Intoleransi aktivitas E. Pola napas tidak efektif



Pembahasan :



Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron, dan dalam waktu yang singkat tte adi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran tersebut sehingga terj adi pelepasan listrik. Lepasnya muatan listrik dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan neurotransmiter maka terjadilah kejang. Suhu tubuh normal pada usia 4 tahun 36,5°C - 37,2°c. Jawaban : A



51. Anak laki-laki usia 4 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit kepala dan berat badan meningkat dratis. Hasil pengkajian: mudah lelah, demam seluruh tubuh, konjungtiva pucat, porsi makan tidak dihabiskan, dan hasil laboratorium: protein urin +3. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? A. Nyeri akut B. Intoleransi aktivitas C. Risiko tinggi infeksi D. Kelebihan volume cairan E. Ketidakseimbangan nutrisi



Pembahasan: Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosa sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik merupakan gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka yang berdampak pada peningkatan berat badan yang drastis. Jawaban : D



52. Balita perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke UGD karena sesak napas dan batuk. Hasil pengkajian: anak tidak bisa mengeluarkan sekret, terdengar bunyi wheezing, frekuensi napas 46x/menit Keluarga tampak khawatir dengan anaknya. Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Atur posisi semi fowler atau fowler B. Pemberian oksigen pada anak C. Anjurkan batuk efektif



D. Lakukan inhalasi E. Lakukan suction



Pembahasan: Pada kasus tersebut terjadi penyempitan bronchus yang ditunjang oleh data adanya bunyi wheezing. Melonggarkan bronchus diperlukan broncodilator yang diberikan per inhalasi. Inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran nafas melalui penghisapan yang mempunyai keuntungan yaitu obat bekerja langsung pada saluran napas. Jawaban : D



53.Balita perempuan usia 2 bulan dirawat di Ruang Anak dengan keluhan kebiruan pada saat menangis lama. Anak didiagnosis tetralofy of fallot. Saat ini anak diperbolehkan pulang. Ibu bertanya apa yang harus dilakukan jika anak mengalami kebiruan. Apakah pendidikan kesehatan yang tepat diberikan pada kasus tersebut? A. Teriangkan anak saat menangis B. Ajarkan posisi knee chest C. Beri istirahat cukup D. Tinggikan kepala E. Batasi aktivitas



Pembahasan: Posisi knee chest atau jongkok akan membuat anak merasa nyaman/lebih baik sebab sianosis akan berkurang. Mekanisme teljadinya hal tersebut, yaitu knee chest atau jongkok akan menurunkan aliran darah balik yang kurang kandungan oksigennya. Akibatnya resistensi sistemik akan meningkat sehingga pirau kanan ke kiri akan menurun dan aliran darah paru meningkat Saturasi oksigen pun meningkat dan sianosis berkurang. Jawaban : B



54. Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia gestasi 32 minggu. Hasil pengkajian: bayi tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah,



frekuensi napas 60x/menit. Ibu mengatakan ASI sudah keluar. Bagaimanakah cara pemberian ASI pada kasus tersebut? A. Menyusu langsung pada ibu B. Menggunakan sendok C. Menggunakan pipet D. Menggunakan OGT E. Menggunakan dot



Pembahasan: Bayi lahir dengan usia gestasi 32 minggu merupakan bayi prematur. Pada masa gestasi tersebut bayi belum memiliki reflek hisap dan menelan yang baik, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral. Kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi secara enteral dengan pemasangan OGT (Orogastric Tube). Jawaban : D



55. Bayi usia 8 hari dirawat di perinatologi dengan postoperatif pemasangan kolostomi hari ke3. Hasil pengkajian: stoma merah muda, kantung stoma tampak penuh. Perawat akan melakukan perawatan stoma. Perawat telah menyiapkan alat, cuci tangan, menjelaskan prosedur kerja, dan membuka kantong stoma. Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut? A. Mengobservasi stoma dan kulit sekitamya B. Mengukur dan menggambar pola stoma C. Membersihkan kulit sekitar stoma D. Mcngeringkan kulit sekitar stoma E. Mcmberikan salep Zinc



Pembahasan: Langkah Perawatan Stoma 1.Menyiapkan alat



2.Mencuci tangan 3.Menjelaskan prosedur kerja 4.Meletakkan perlak dan bengkok 5.Membuka kantong kolostomi 6.Membersihkan kulit sekitar stoma 7.Mengeringkan kulit sekitar stoma 8.Mengobservasi stoma dan kulit sekitarnya 9.Memberikan salep Zinc 10.Mengukur dan menggambar pola stoma 11.Membuka dan merekatkan kantong kolostomi 12.Membereskan alat dan cuci tangan Jawaban : C



56. Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam selama 3 hari. Hasil pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,8°C. Perawat akan melakukan uji tourniquet. Perawat mcnjelaskan prosedur dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci tangan, mcmasang manset di atas fossa cubiti, mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/70 mmHg. Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut? A. Melepas manset secara perlahan B. Menahan tekanan manset selama 10 menit C. Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai D. Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik E. Memompa manset sampai tekanan yang telah ditentukan



Pembahasan: Urutan tindakan uji toumiquet setelah mengukur tekanan darah dan mendapatkan nilai tekanan sistolik dan diastolik selanjutnya menambahkan sistol dan diastole, lalu dibagi 2 (110+70/2) = 90. Nilai tersebut menjadi acuan untuk menahan airraksa pada nilai tersebut selama 10 menit.



Langkah prosedur uji toumiquet 1.Menjelaskan prosedur dan meminta 2.pesetujuan kepada ibunya Mencuci tangan 3.Memasang manset diatas fossa cubiti 4.Mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/ 70 mmHg. 5.Menentukan tekanan tengah sistolik dan diastolik 6.Memompa manset sampai air raksa berada pada tekanan yang telah ditentukan . 7.Menahan tekanan manset selama 10 menit 8.Mencatatjumlah petekhie pada area yang ditandai 9.Melepas manset secara perlahan 10.Mencuci tangan Jawaban : D



57. Anak perempuan usia 10 tahun dirawat di mang perawatan dengan diagnosis HTV. Hasil pengkajian: anak sering bertanya kepada perawat, mengapa harus selalu meminum obat dan anak ingin mengetahui penyakitnya. Namun nenek pasien melarang perawat untuk memberitahukan penyakitnya. Apakah dilema etik yang terjadi pada kasus tersebut? A. Fidelity B. Justice C. Beneficence D. Confidentiality E. Nonmaleficence



Pembahasan: Prinsip etik yang diterapkan oleh perawat adalah prinsip Confidentiality. Prinsip Confidentiality adalah prinsip yang menjaga informasi tentang klien. Kecuali dengan persetujuan dan keluarga serta menggunakan inform consent. Jawaban : D



58. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis sudah 2 minggu. Hasil pengkajian: kesadaran menurun dan terpasang ventilator. Orang tua mengatakan tidak sanggup lagi untuk membiayai dan akan membawa pulang anaknya. Apakah implementasi pada kasus tersebut? A. Membiarkan keluarga membawa anaknya pulang B. Menghargai apapun yang menjadi keputusan keluarga C. Memberikan motivasi orang tua untuk mencari bantuan D. Meminta keluarga menandatangani surat pernyataan pulang paksa E. Menjelaskan pada keluarga bahwa anak harus tetap menjalani perawatan



Pembahasan: Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya adalah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung, advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, dan pendidik. Adapun pada saat keluarga mempunyai masalah seperti kasus di atas dan harus memutuskan maka perawat bertanggung jawab membantu keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan. Hal ini bagian dari peran perawat sebagai advokat. Jawaban : E



59. Anak laki-laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil pengkajian: pitting edema di ekstremitas, asites, frekuensi napas 32x/menit. Hasil laboratorium: protein urine (+), albumin 1,9 gr/dl. Anak tersebut mendapatkan terapi steroid dan diuretik. Apakah intervensi utama untuk kasus tersebut? A. Beri nutrisi TKTP B. Pantau pola napas C. Beri terapi oksigen D. Pantau nilai laboratorium E. Pantau keseimbangan cairan



Pembahasan:



Berdasarkan data pada kasus mengarah pada diagnosis sindroma nefrotik. Sindroma nefrotik merupakan gangguan pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia yang dapat meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga menyebabkan edema anasarka. Data edema menujukkan adanya keperawatan berlebihan cairan. Intervensi utama pada kasus tersebut adalah memantau keseimbangan cairan. Jawaban : E



60. Balita usia 3 tahun dibawa ibunya ke poli MTBS dengan keluhan demam, sakit pada telinga dan ada cairan yang keluar selama 3 hari. Hasil pengkajian: nyeri skala 3, tampak nanah keluar dari telinga, teraba pembengkakan pada belakang telinga. Apakah implementasi utama pada kasus tersebut? A. Mengeringkan telinga dengan bahan penyerap B. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 3 hari C. Merujuk anak ke poli spesialis D. Mengobservasi nyeri E. Mengobservasi suhu



Pembahasan: Klasiflkasi kasus menurut MTBS adalah infeksi telinga akut. deakan yang dilakukan: beri antibiotik yang sesuai, beri parasetamol, keringkan telinga dengan bahan penyerap, dan kunjungan ulang 5 hari. Pilihan jawaban adalah mengeringkan telinga dengan bahan penyerap. Jawaban : A



61. Bayi perempuan usia 4 bulan dibawa ibunya ke posyandu untuk imunisasi. Hasil pengkajian: sudah mendapatkan HbO, BCG, dan polio 1. Apakah imunisasi yang harus diberikan pada bayi tersebut? A. DPT-HB-Hib 1, Polio 1 B. DPT HB-Hib 1, Polio 2 C. DPT-HB-Hib 2, Polio 2 D. DPT-HB-Hib 3, Polio 3



E. DPT-HB-Hib 3, Polio 3



Pembahasan: Pemberian imunisasi harus sesuai dengan usia dan jenis imunisasi. Bila anak belum mendapatkan jenis imunisasi sesuai dengan usianya maka pemberian imunisasi mengikuti imunisasi yang belum diberikan. Pada usia 4 bulan, anak seharusnya sudah mendapatkan DPT HB Hib 3, Polio 4. Akan tetapi pada kasus di atas, anak baru mendapatkan HbO, BCG, polio 1, maka selanjutnya jenis imunisasi yang harus diberikan adalah DPT HB Hib 1, Polio .2, Jawaban : B



62. Bayi perempuan baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu dirawat di perinatologi. Hasil pengkajian BB 2000 gr, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi napas 56x/menit, suhu 35,6°C, reflek hisap lemah, lanugo banyak, dan lemak subkutan tipis. Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Ajarkan metode kangguru B. Anjurkan menjemur di pagi hari C. Anjurkan tidak memandikan bayi D. Ajarkan cara membedong (menyelimuti bayi) E. Anjurkan untuk memakai sarung tangan dan sarung kaki



Pembahasan: Pada bayi berat badan lahir rendah akan berisiko texjadi hipotermia (suhu kurang 36,5°C) karena: 1) Jaringan lemak subkutan tipis. 2) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar. 3) Cadangan glikogen dan brownfat sedikit Tidak ada respon menggigil pada saat kedinginan Tata laksana untuk mengatasi hipotermia menggunakan prinsip perpindahan panas dimana tubuh ibu menjadi termoregulator suhu tubuh bayi. Oleh karena itu tindakan utama yang tepat adalah perawatan metode kanguru. Jawaban : A



63. Anak perempuan usia 12 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan sudah 3 hari mengeluh nyeri pada daerah perut bawah Hasil pengkajian: anak mengeluh nyeri saat buang air kecil, BAK



tidak lancar, merasa tidak puas setelah BAK, ekspresi tampak meringis kesakitan, nafsu makan menurun dan susah tidur. Apakah kriteria evaluasi yang diharapkan tercapai pada kasus tersebut? A. Tidak terjadi nyeri kronis B. Nyeri berangsur berkurang C. Kebutuhan tidur terpenuhi D. Kebutuhan nutrisi terpenuhi E. Pola eliminasi dalam rentang normal



Pembahasan: Keluhan utama pada penderita gangguan system perkemihan terutama ISK adalah nyeri saat berkemih yang disebabkan karena adanya infeksi pada saluran kemih. Pada kasus tersebut, data yang menonjol adalah nyeri daerah perut bawah, ada ekspresi meringis kesakitan dan nyeri saat buang air kecil. Data tersebut merupakan data mayor untuk masalah keperawatan nyeri akut. Evaluasi , keperawatan pada nyeri akut tersebut berdasarkan kriteria evaluasi adalah nyeri berkurang. Jawaban : B



64. Seorang perempuan berusia 30 tahun P2A0 datang ke poliklinik KIA dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan benjolan semakin lama semakin membesar, tidak mobile dan terasa nyeri. Teraba massa dengan diameter 2 cm. Apakah pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan pada kasus tersebut? A. USG payudara B. Rontgen dada C. Mammographi D. Biopsi payudara E. Kolposcopi



Pembahasan:



Kanker payudara adalah keganasan yang, terjadi pada jaringan payudara yang ditandai dengan adanya benjolan abnormal, terjadi perubahan ukuran dalam waktu tertentu, terdapat lesi, terdapat rasa nyeri, perubahan struktur kulit, dan adanya pengeluaran cairan abnormal dari lesi atau putting payudara. Setelah mendapatkan hasil anamnesa dan pengkajian dengan inspeksi dan palpasi pada daerah benjolan, untuk penetapandaerah benjolan, untuk penetapan diagnosis pasti perlu dilakukan pemeriksaan diagnosis lebih lanjut Pemeriksaan diagnostik yang direkomendasikan pada kasus tersebut adalah mammographi. Jawaban : C



65. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke poliklinik KIA dengan keluhan sakit kepala dan pandangan kabur. Hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, TFU 34 cm, punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 160 x/menit, edema tungkai bawah +2, dan proteinuria+1 . Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut? A. Nyeri akut B. Kelebihan volume cairan C. Ketidak efektifan proses kehamilan D. Resiko tinggi cedera pada ibu danjanin E. Gangguan persepsi sensori: penglihatan



Pembahasan: Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi > 140/90 disertai Protein uria yang terjadi pada kehamilan setelah 20 minggu sampai akhir minggu persalinan. Pada preeklamsia, volume plasma menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokxit maternal. Pembahan ini membuat perfusi organ maternal menurun (menyebabkan sakit kepala dan penurunan penglihatan), penurunan perfusi ini juga ke janin (ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin bahkan kematian j anin). Sehingga masalah keperawatan pada Pasien diatas adalah resiko tinggi cedera pada ibu dan janin. Jawaban : D



66. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 post SC hari ketiga, dirawat di ruang nifas bersama bayinya. Hasil Pengkajian: pasien menyatakan ingin memberikan ASI eksklusif. refleks hisap bayi baik, perlekatan ibu dan bayi saat menyusui sudah tepat dan terlihat gerakan menelan.



Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? A. Kesiapan menyusui B. Ketidak cukupan ASI C. Terputusnya proses menyusui D. Ketidakefektifan pemberian ASI E. Kurang pengetahuan tentang menyusui



Pembahasan: Berdasarkan buku diagnosa keperawatan NANDA pada domain ke-2 tentang nutrisi, terdapat 4 diagnosa utama pada proses menyusui yaitu kesiapan menyusui, keudakcukupan ASI, terputusnya, proses menyusui, ketidakefektifan pemberian ASI. Penetapan masing-masing diagnosis ini sesuai dengan batasan karakteristik yang muncul pada kasus. Khusus untuk diagnosis kesiapan menyusui, sesuai dengan batasan karakteristik diagnosis ini pasien menunjukan perasaan antusias untuk menyusui dan menyatakan ingin memberikan ASInya sampai dengan ASI eksklusif. Selain itu pada bayi juga tidak terdapat masalah, refleks hisap baik, perlekatan ibu dan bayi sudah tepat dan terdapat gerakan menelan, hal ini menunjukan bayi sudah mampu menyusu dan ibu juga sudah mampu menyusui dengan baik. Jawaban : A



67. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik Ginekologi dengan keluhan nyeri saat berhubungan dengan pasangan. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sudah satu tahun tidak menstruasi, jarang melakukan hubungan seksual dan belum pernah mendapatkan informasi tentang menopause. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? A. Cemas B. Nyeri Akut C. Disfungsi seksual D. Defisit pengetahuan E. Ketidakefektifan pola seksual



Pembahasan:



Menopause adalah tidak terjadi menstruasi pada perempuan yang sebelumnya mengalami siklus menstruasi secara teratur karena adanya penurunan hormon estrogen. Gejala yang dialami pada saat menopause adalah hot Hashes, rasa kering pada vagina dan nyeri pada saat berhubungan seksual, sulit tidur, masalah saluran kemih, penurunan gairah seksual, gangguan suasana hati dan peruhan pada kulit dan rambut. Pada kasus keluhan yang menonj ol dialami oleh pasien adalah saat melakukan hubungan seksual vagina terasa kering, nyeri dan sangat mengganggu. Pasien juga mengatakan bahwa karena nyeri pasien jarang melakukan hubungan seksual. Berdasarkan keluhan pasien tersebut pasien mengalami pembahan pola hubungan seksual. Jawaban : E



68. Seorang perempuan berusia 35 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu datang ke UGD dengan keluhan keluar darah dari kemaluan. Hasil pengkajian: perdarahan tanpa rasa nyeri dan berwana merah terang, TFU 32 cm, punggung kiri, presentasi kepala dan DJJ 144x/menit Apakah tindakan keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Observasi pembukaan jalan lahir B. Kolaborasi pemberian heparin C. Anjurkan untuk tirah baring D. Pantau intake outputcairan E. Pantau pergerakan janin



Pembahasan: Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Penanganan plasenta previa bergantung kepada: Keadaan umum pasien, kadar Hb, jumlah perdarahan yang telj adi, umur kehamilan/taksiran BB j anin, jenis plasenta previa, paritas dan kemajuan persalinan. Penanganan Utama pada plasenta previa adalah istirahat/ tirah baring. Pemberian tirah baring akan mengurangi penekanan plasenta dan pergerakan yang banyak dapat mempermudah pelepasan plasenta sehingga dapat terjadi perdarahan. Jawaban : C



69. Seorang perempuan berusia 35 tahun berada di ruang bersalin memasuki kala III. Hasil pengkajian pasien telah diberikan suntikan oksitosin, plasenta belum lepas, kontraksi uterus kuat,



dan bayi masih dilakukan IMD. Observasi tanda-tanda vital TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 24x/menit, dan suhu 37°C. Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Lanjutkan IMD B. Monitor perdarahan. C. Lakukan masase uterus D. Kolaborasi pemberian cairan infus. E. Lakukan peregangan tali pusat terkendali



Pembahasan: Manajemen aktifkala m yang harus dilakukan adalah suntikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali/PTT dan masase uterus. Jika belum ada tanda-tanda plasenta lepas seperti semburan darah tiba tiba, tali pusat memanjang, kontraksi uterus kuat, maka yang harus dilakukan adalah langkah II manajemen aktif yaitu PTT. IMD dilakukan untuk membantu proses oksitosin alami saja. Jawaban : E



70. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 Post SC hari kedua rawat gabung dengan bayi. Hasil pengkajian: TFU 1 jari bawah pusat, dan kontraksi baik. Kondisi bayi sehat, BBL 2600 gram dan reflex hisap baik. Pasien mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui. Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Ajarkan teknik relaksasi B. Ajarkan posisi pelekatan C. Lakukan kompres hangat D. Susui bayi sesering mungkin E. Lakukan perawatan payudara



Pembahasan: Faktor yang paling penting dalam proses pemberian ASI kepada bayi adalah hisapan bayi pada payudara ibu. Hisapan bayi pada payudara ini akan menstimulasi pengeluran hormone oksitosin



dan hormon prolaktin yang berfungsi untuk produksi ASI dan pengeluaran ASI, sehingga apabila bayi terus menerus menghisap payudara jumlah ASI akan semakin banyak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bagi bayi. Jawaban : D



71. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan gatal dan perih pada daerah vagina. Hasil pengkajian area genetalia tampak merah, secret vagina banyak, berbau dan berwarna agak kuning. Apakah intervensi yang tepat pada kasus tersebut? A. Menganjurkan untuk pemeriksaan apusan vagina B. Merencanakan pemeriksaanpapsmear C. Kolaborasi foto rontgen pelviks D. Kolaborasi USG transvaginal E. Kolaborasi pemeriksaan urin



Pembahasan: Kasus menunjukkan data adanya tanda-tanda infeksi spesifik pada vagina yang dapat disebabkan oleh trichomonas dan candida albicans. Tanda dan gejala dari vaginitis pada kasus antara lain yaitu area genetalia tampak merah, secret vagina, banyak, berbau dan berwarna agak lanung, sehingga intervensi yang paling prioritas adalah melakukan pemeriksaan apusan vagina, dengan cara di ambil sekret vagina selanjutnya di periksa di laboratorium. Jawaban : A



72. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik KB untuk konsultasi ingin mengatur jarak kelahiran anak. Hasil pengkajian pasien baru memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan. Observasi tanda-tanda vital: TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, dan MT 27 Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk pasien tersebut? A. pil B. implant C. suntik



D. kontrasepsi mantap E. alat kontrasepsi dalam rahim



Pembahasan: Pemilihan metode kontrasepsi sangat tergantung dari kondisi pasien antara lain: 1. Tujuan dari penggunaan kontrasepsi (untuk mengaturjarak kelahiran anak atau tidak ingin punya anak lagi) 2. Kondisi fisik ibu : Beberapa kondisi ibu yang perlu diperhatikan adalah vital sign, BB, TB, atau JMT dari ibu, riwayat kesehatan ibu, riwayat penyakit yang diderita oleh ibu dan riwayat penyakit kronis pada keluarga yang mungkin di turunkan (hipertensi, DM, dan obesitas) 3. Jumlah anak hidup dan usia anak hidup 4. Jenis kontrasepsi yang akan dipilih dan syaratnya. a. Kontrasepsi hormonal (pil, suntik, susuk dan patch) tidak direkomendasikan pada ibu yang mengalami hipertensi, obesitas, varises, dan DM. b. Kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) direkomendasikan pada perempuan yang tidak memiliki riwayat PBD, wanita dengan penyakit hipertensi, obesitas dan DM. Unsur aktif dalam IUD/AKDR bekerja dalam area local. yaitu endometrium dan uterus saja. c. Kontrasepsi mantap direkomendasikan pada perempuan yang sudah memiliki cukup anak dan tidak menginginkan mempunyai anak lagi, sudah berusia lebih dari 35 tahun, anak yang paling kecil berusia lebih dari 2 tahun. Pada kasus mi data yang ditemukan adalah ibu baru berusia 30 tahun, tujuan ibu ingin mengatur jarak kelahiran anak. TD 140/90 nimHg (kategori hipertensi ringan), EMT 27 (kategori obesitas), baru memiliki 1 anak yang berusia 7 bulan sehingga jawaban yang tepat adalah pasien direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Jawaban : E



73. Seorang perempuan berusia 25 tahun P3A0 postpartum 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian pasien mengatakan selama di rumah minum jamu-jamuan. Menurut budaya pasien hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan postpartum dan memperlancar ASI. Bagaimana sikap perawat yang menunjukkan kepekaan terhadap budaya? A. Mendukung kebiasaan pasien



B. Mempengaruhi keluarga mengubah kebiasaan ini C. Menganjurkan pasien segera meninggalkan kebiasaan minum jamu D. Menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien E. Menganjurkan pasien meninggalkan kebiasaan ini secara sembunyi sembunyi



Pembahasan: Sesuai dengan konsep transkultural nursing praktik keperawatan harus berfokus memandang persamaan dan perbedaan budaya dengan menghargainya budaya tersebut Terdapat 3 pedoman menghadapi budaya yaitu: ]) mempertahankan budaya yang dimiliki oleh pasien, jika budaya tersebut tidak bertentangan dengan kesehatan 2) mengakomodasi budaya pasien, jika budaya itu kurang menguntungkan kesehatan 3) merubah budaya pasien, jika budaya itu bertentangan dengan kesehatan. Semua tindakan menghadapi budaya ini tetap dilakukan dengan menghargai budaya tersebut. Pada budaya minum jamu pada masa postpartum dalam hal ini perawat dapat menggunakan pedoman yang kedua yaitu mengakomodasi budaya pasien jika budaya itu kurang menguntungkan bagi kesehatan. Jadi tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh perawat adalah menjelaskan tentang minum jamu dan pengaruhnya bagi kesehatan pasien. (Perawat belum mengetahui secara pasti kandungan nutrisi dan obat pada jamu, pengolahan jamu secara tradisional dari olahan mmah tangga tidak sepenuhnya dapat dijamin kebersihannya) tetap ada kemungkinan pasien dapat mengalami masalah kesehatan dengan tetap menghargai budaya tersebut dan memberikan kesempatan pasien untuk memutuskan perawatan kesehatan yang akan dilakukannya. Jawaban : D



74. Seorang perempuan berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, datang kepoli KIA untuk periksa kehamilan. Hasil pengkajian rampak odema di wajah dan ektremitas. TFU 30 Cm, punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 145x/menit. Perawat menjelaskan pada pasien cara menghitung gerakanjanin. Apakah hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut? A. Pasien mengatakan bayinya banyak bergerak B. Pasien menyampaikanjumlah gerakanjanin C. Pasien mengatakan odema berkurang D. Pasien mengatakan kondisinya baik E. Pasien mengatakan bayinya sehat



Cara menilai gerakan janin: Minta ibu hamil untuk berbaring miring dan menghitung 10 gerakan janin dalam 2 jam. Janin dinilai sejahtera bila gerakan janin dirasakan ibu 10 kali dalam 2 jam. Pada kasus diatas pasien diharapkan dapat menghitung janin dan mampu menyampaikan jumlah gerakan janin yang dirasakan. Jawaban : B



75. Seorang perempuan berusia 20 tahun, hamil aterm, dirawat di ruang bersalin dengan keluhan mules mau melahirkan. Hasil pengkajian pembukaan lengkap dan selaput ketuban pecah. Perawat memimpin pasien mengedan tetapi kepala janin masih di hodge JJI. Perawat menganjurkan pasien setiap meneran dengan posisi jongkok. Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut? A. Mencegah laserasi perenium B. Meningkatkan power ibu C. Persalinan yang lancar D. Kepala bayi turun E. Mengurangi nyeri



Beberapa posisi yang dapat dilakukan pada saat meneran dalam persalinan normal adalah, posisi miring kiri bermanfaat memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenisasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi. Posisi merangkak sangat baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum. Posisi semifowler lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/men-support perineum, dan posisi jongkok/berdiri sangat berguna membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul dan memperbesar dorongan untun meneran. Jawaban : D



76. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik KIA diantar oleh ibunya dengan keluhan keputihan sudah l minggu, Hasil pengkajian, pasien setiap selesai BAK dan BAB kemaluan tidak di keringkan, tampak keluaran cairan dari vagina, dan daerah labia nampak berwarna merah. Perawat menjelaskan tentang kebersihan vagina.



Apakah evaluasi yang diharapkan dari intervensi tersebut? A. Pasien mengatakan dirinya telah sehat B. Pasien mengatakan keputihan berkurang C. Pasien bersedia melakukan imunisasi HPV D. Pasien dapat menjelaskan cara vulva hygiene E. Pasien mengatakan mengerti dengan Penjelasan dari perawat



Pembahasan: Cara menilai intervensi berhasil adalah pasien bisa menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang telah di jelaskan sebelumnya. Jawaban : D



77. Perempuan berusia 45 tahun datang ke poli ginekologi dengan keluhan keputihan yang berbau sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pengkajian pasien perdarahan saat berhubungan seksual, sekret vagina banyak dan berwarna kuning. Perawat menyarankan untuk melakukan deteksi awal dengan pemeriksaan papsmear. Apakah informasi penting yang harus disampaikan perawat pada kasus tersebut? A. Tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan B. Tidak minum antibiotik selama 2 hari sebelum pemeriksaan C. Datang kembali saat menstruasi hari ke 7 D. Paling tepat dilakukan saat masa subur E. Puasa 12 jam sebelum pemeriksaan



Pembahasan: Informasi penting yang harus disampaikan oleh perawat untuk persiapan Pap smear adalah tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan, tidak sedang menstruasi/ waktu yang paling baik untuk pengambilan lendir leher rahim adalah 2 minggu setelah haid selesai dan jangan menggunakan pembasuh antiseptik di sekitar vagina 72 jam sebelum pemeriksaan. Jawaban : A



78. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 postaartum 6 jam dirawat di ruang nifas dengan keluhan lemas, dan keluar darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian: TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit. Kontraksi uterus lunak, dan kandung kemih penuh. Perawat segera mengosongkan kandung kemih dan melakukan masase uterus. Apakah hasil yan g diharapkan dari tindakan tersebut? A. Lochea rubra B. Keadaan Umum baik C. Kontraksi uterus kuat D. Kandung kemih kosong E. Tinggi tandus setinggi umbilikus



Pembahasan: Berdasarkan data awal pada 6 jam postpartum terdapat keluhan lemas. banyak keluar darah dari jalan lahir. Perawat sudah harus berflkir ke kemungkinan adanya perdarahan, sehingga dilanjutkan dengan pemeriksaan kontraksi uterus. Kontraksi uterus yang kurang kuat dapat disebabkan oleh retensio placenta, atonia uterus. Disamping itu kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi uterus karena posisinya tepat bagian anterior dari uterus. Bila pada pemeriksaan ditemukan kandung kemih penuh, segera kosongkan kandung kemih, dan lakukan masase uterus sehingga kontraksi uterus kuat. Jawaban : C



79. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat dan bicara sendiri. Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang meninggal 1 tahun lalu, selalu dimarahi oleh ayahnya, pemah tidak naik kelas, dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun -lalu. Hasil pengkajian pasien mengatakan malu karena belum menikah. Apakah faktor presipitasi pada kasus tersebut? A. kehilangan orang yang dicintai B. gagal pendidikan C. gagal menikah D. putus obat



E. pola asuh



Pembahasan: Teljadinya gangguan jiwa diawali dengan faktor predisposisi/ pendukung dan faktor presipitasi/pencetus. Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat di gunakan untuk mengatasi stres. Faktor presipitasi adalah stimulus yang berasal dari internal dan eksternal yang mencakup waktu (berapa lama orang terpapar) dan jumlah stressor yang dialami. Kedua faktor tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosial dan spiriual. Jawaban : D



80. Seorang laki-laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di rumah. Hasil pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil memukuI-mukul tempat tidur. Perawat akan melakukan pengikatan pada pasien. Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut? A. non maleficience B. beneficience C. autonomy D. veracity E. justice



Pembahasan: Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak azasi manusia. Untuk melindunginya maka setiap tindakan harus memperhatikan prinsip etik seperti Non Malejicience, Beneficence, Autonomy, Veracity, Justice. Non Maleficience (tidak melakukan tindakan yang merugikan), Bene/icence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan keluarga), Autonomy (tidak boleh memaksakan suatu tindakan pada pasien), Veracity (mengtaakan sejujurnya tentang apa yang dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil pada pasien). jawaban : A



81. Seorang perempuan berusia 20 tahun, bekerja sebagai model, dirawat di RSU karena kecelakaan yang mengakibatkan luka diwajahnya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan "sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, saya tidak bisa bekerja lagi", dan diucapkan berulang-ulang. Pasien terlihat murung dan susah tidur. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut? A. ansietas B. keputuasaan C. ketidakberdayaan D. harga diri situasional E. gangguan citra tubuh



Pembahasan: Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang. Jawaban : C



82. Seorang laki-laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun lalu. Hasil pengkajian pasien mengatakan merasa bosan dengan berbagai pengobatan yang sudah dilakukan, tetapi kondisinya tetap seperti ini. Pasien menolak untuk dilakukan hemodialisis selanjumya. Menurut keluar pasien susah tidur dan sering menangis ketika dirumah. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ? A. berduka disfungsional B. ketidakberdayaan C. harga diri rendah D. keputusasaan E. ansietas



Pembahasan: Keputusasaan merupakan kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersedianya alternatif pemecahan masalah dan tidak mampu memobilisasi energi demi



kepentingannya sendiri. Salah satu penyebab karena penurunan kondisi fisiologis, penyakit kronis, kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting, pembatasan aktivitas jangka panjang dan isolasi sosial. Jawaban : D



83. Seorang perempuan usia 30 tahun di rawat di RSJ alasan masuk susah tidur, mondar-mandir, dan 3 bulan tidak minum obat Pasien mengatakan suaminya sering malakukan KDRT dan saat ini sudah dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil pengkajian: pakaian tidak rapi, bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain, dan mondar-mandir. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ? A. halusinasi B. isolasi sosial C. harga diri rendah D. defisit perawatan diri E. regiment terapi inefektif



Pembahasan: Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berapa respon panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas. Tanda dan gejala halusinasi adalah menyatakan mendengarkan suara bisikan/ melihat bayangan dan merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, atau pengeapan. Bicara sendiri, mengarahkan telinga ke arah tertentu, dan melihat ke satu arah. Jawaban : A



84. Seorang perempuan usia 30 tahun, dirawat di RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian: pasien mengatakan mempunyai 4 anak dan sudah bercerai satu bulan yang lalu, merasa sendiri dan mengatakan "Tolong sampaikan pada keluarga saya untuk menjaga anak-anak saya, mungkin saya tak akan bisa merawat mereka lagi! ”. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? A. isolasi sosial B. risiko bunuh diri



C. perilaku kekerasan D. defisit perawatan diri E. halusinasi pendengaran



Pembahasan: Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan atau pembinasaan oleh individu sebagai akibat krisis multidimensional pada pemenuhan kebutuhan mdmdual dimana individu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Penyebabnya adalah harga diri rendah, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidupi penyakit kritis, dan perpisahan. Jawaban : B



85. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah-marah dan menolak minum obat. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak mau bicara karena dirinya mempunyai ilmu suci yang bisa menyembuhkan orang, bicara inkoheren dan fIigt of idea. Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam bulan lalu. Apakah masalah keperawatan utama yang tepat pada kasus di atas? A. waham B. harga diri rendah C. kerusakan komunikasi D. regimen tetapi inefektif E. risiko perilaku kekerasaan



Pembahasan: Waham diamkan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Ditandai dengan ungkapan berulang-ulang tentang keyakinan yang salah atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Jawaban : A



86. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RS j karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab: Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut? A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lmgkungannya. B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri. C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya. . D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya. E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.



Pembahasan: Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar. Jawaban : D



87. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAR, mengalami, wasir sejak 6. bulan lalu. dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian pasien terlihat gelisah, sulit tidur, TD 135/80 frekuensi nadi 90x/menit, muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir terhadap tindakan operasi yang akan di laluinya. Apakah rencana keperawatan pada kasus, tersebut? A. identifikasi penyebab cemas. B. anjurkah latihan spiritual. C. latih tarik napas dalam. D. latih hipnosis limajari. E. latih teknik distraksi.



Pembahasan:



Pasien yang akan menjalani operasi mayoritas mengalami sulit tidur, peningkatan TTV, merasa khawatir akan tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut merupakan gejala ansietas. Pasien pada kasus di atas mengalami ansietas sedang akibat adanya ancaman terhadap kesehatan diri (akan dilakukan tindakan operasi). Tanda gejala yang dialami pasien, antara lain perubahan fisiologis. (ketegangan meningkat, pola tidur berubah), perubahan psikologis (respon emosional tidak nyaman) dan pembahan kognitif (lapang presepsi menurun) (Vldebeek, 2008). Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain kaji tanda-tanda ansietas, ajarkan pasien tehnik tarik nafas dalam, distraksi, hipnotis lima jari dan spiritual (Stuart, 2016). Jawaban : C



88. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia 28 tahun yang post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: klien sudah mampu berinteraksi dengan keluarga dan menyatakan keinginan bekerja kembali, tetapi takut melakukan kesalahan. Pasien mengatakan suka membuat kerajinan tangan. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut? A. mendiskusikan tentang kegiatan harian pasien. B. melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien. C. mendiskusikan kemampuan dan aspek positifpasien. D. melibatkan pasien pada kegiatan rehabilitasi di masyarakat E. melibatkan pasien dalam kegiatan kelompok di masyarakat



Pembahasan: Tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah adalah identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Bantu pasien memulai kemampuan yang dapat digunakan. Bantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Latih kemampuan yang dipilih pasien. Jawaban : B



89. Seorang laki-laki berusia 35 .tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-marah dirumah. Keluarga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa mengantuk setelah minum obat Hasil pengkajian pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada dirinya.



Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut? A. menjelaskan fungsi minum obat. B. memotivasi pasien agar mau minum obat C. mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat D. melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi. E. menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum.



Pembahasan: Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep diri yang diekspresikan dengan mengancam, mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan.Tindakan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan adalah: mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang dilakukan, menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan, mempraktekkan latihan cara mengontrol dengan cara fisik I, fisik II, cara verbal, cara spiritual dan minum obat. Jawaban : B



90. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka bicara sendiri. Hasil pengkajian; kontak mata kurang, hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saat ditanya. Keluarga mengatakan klien diberhentikan dari pekerjaannya. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut? A. Pasien mampu melakukan interaksi. B. Pasien mampu menjaga kebersihan diri. C. Pasien mampu mengontrol halusinasinya. D. Pasien tetap mampu berorientasi pada realita. E. Pasien menunjukkan perilaku meningkatnya harga diri.



Pembahasan:



Isolasi social adalah Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan interpersonal yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan (sosialisasi) dengan orang lain. Adanya. Tujuan dari diagnosisi keperwatan Isolasi sosial adalah pasien mampu interaksi. Jawaban : A



91. Perawat melalaikan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun yang melakukan percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau keluar rumah, mengatakan malu telah gagal menjaga kehormatannya dan meminta perawat tidak menceritakan masalahnya kepada orangtua. Keluarga bertanya tentang kondisi anaknya kepada perawat. Apakah komunikasi perawat pada kasus tersebut? A. ”Saya tidak boleh menyampaikan kondisi anak bapak " B. "Saat ini keluarga belum perlu tahu kondisi anak Bapak” C. "Sepertinya anak bapak belum mampu menceritakan masalahnyapada keluarga " D. "Untuk saat ini, mohon keluarga mempercayakan kondisi anak bapak pada saya " E. "Saya harus berbuat adll pada anak Bapak, yang tidak ingin kondisinya diketahui keluarga".



Pembahasan: Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami pelanggaran hak azasi manusia. Untuk melindunginya maka perawat harus memperhatikan prinsip etik seperti Non Manleficience (tidak melakukan tindakan yang merugikan), Beneficence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan keluaga), Confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien), Veracity (mengatakan sejujurnya tentang apa yang dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil pada pasien). Jawaban : D



92. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 14 hari yang lalu. Keluarga mengatakan bahwa di rumah pasien sering melamun, berbicara sendiri dan menangis. Hasil pengkajian: pasien mengungkapkan bahwa dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan bahagia jika dirinya tidak adalagi. Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan untuk kasus di atas? A. Identifikasi tema



B. Berbagi persepsi C. Klarifikasi D. Fokuskan E. Refleksi



Pembahasan: Terdapat beberapa teknik komunikasi terapeutik. Identifikasi tema adalah bersama pasien mengidentifikasi isu dasar atau masalah yang dialami oleh klien yang muncul secara berulang selama hubungan perawat-klien. Berbagi persepsi dilakukan melalui pertanyaan yang bertujuan untuk memverifikasi pemahaman perawat yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh klien. Klariflkasi mencoba merangkai kedalam kata-kata kedalam ide atau pikiran klien yang tidak jelas untuk meningkatkan pemahaman perawat atau meminta klien untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan. Fokus adalah pernyataan atau pertanyaan yang membantu klien melebarkan topik yang penting. Refleksi mengarahkan klien ke belakang ide, perasaan, pertanyaan atau isi. Jawaban : C



93. Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah kepada seorang perempuan berusia 16 tahun. Keluarga mengatakan pasien tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hasil pengkajian klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar pada wajah, dan tampak sering menutupi waj ah. Pasien tampak murung dan banyak menunduk. Perawat merancang asuhan keperawatan pada pasien. Apakah knriteria evaluasi pada kasus tersebut? A. Pasien menerima realita B. Pasien menemukan makna hidup C. Pasien mampu mengontrol keadaan D. Pasien mengenal aspek positif yang dimiliki E. Pasien mampu memulai interaksi dengan orang lain



Pembahasan: Perubahan pada citra tubuh dapat menyebabkan teljadinya harga diri rendah situasional ditandai dengan data subjektif: menilai diri negatif, merasa malu atau bersalah, melebih-lebihkan



penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positifterhadap diri, dan sulit konsentrasi. Data objektif: bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan. Jawaban : D



94. Seorang laki-laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa scbab. Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut? A. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. B. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri. C. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya. D. Pasien mampu mengontrol halusinasinya. E. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.



Pembahasan: Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi, isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 benar. Jawaban : D



95. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu karena marahmarah, bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian pasien mengatakan "Saya tidak lulus pramugari karena pendek dan kulit hitam, saya malu", ekspresi murung, dan tidak mampu memulai percakapan. Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut? A. mandi, keramas, dan gosok gigi secara mandiri B. bercakap-cakap dengan pasien lain



C. melakukan kemampuan positif D. halusinasi terkontrol E. marah terkontrol



Pembahasan: Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti. Tanda dan gejala harga diri rendah adalah menilai diri negatif (misal; mengungkapkan tidak berguna, tidak tertolong), merasa malu/bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan mengatasi sulit, merasa tidak memiliki kelebihan, berjalan menunduk, kontak mata kurang, lesu, tidak bergairah, berbicara pelan, lirih dan pasif. Tindakan Keperawatan difokuskan pada peningkatan harga diri pasien. Jawaban : C



96. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ karena marah-marah bicara sendiri, menolak mandi. Hasil pengkajian: kontak mata tidak ada, menyendiri dan menolak interaksi. Pasien sudah diajarkan cara mengontrol marah,mengontrol halusinasi, cara berkenalan dan cara merawat diri. Apakah kemampuan yang harus ditunjukkan pasien pada kasus tersebut? A. baju bersih dan rapih. B. tanda-tanda marah berkurang. C. mempunyai teman, kontak mata (+). D. berorientasi pada realita. E. harga diri meningkat



Pembahasan: lsolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan intelpersonal yang mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan (sosialisasi) dengan orang lain. Tanda dan gejala Menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian, merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, dan tidak mampu memenuhi harapan orang lain.



Evaluasi kemampuan pada pasien isolasi sosial meliputi kemampuan pasien berinteraksi dengan orang lain ditandai dengan ada kontak saat bicara, menatap lawan bicara, memulai pembicaraan, mengikuti kegiatan kelompok. Jawaban : C



97. Seorang perempuan berusia 40 tahun dikunjungi oleh perawat puskesmas karena tidak kontrol ulang selama 1 bulan. Hasil pengkajian: rambut kotor, acak-acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku hitam, panjang dan kotor. Perawat menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri. Apakah kemampuan yang ditunjukkan pasien pada situasi tersebut? A. pasien dapat menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan. B. pasien mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dengan benar. C. pasien mengenal masalah defisit perawatan diri. D. pasien mengenal tanda kekambuhan dan rujukan. E. pasien kontrol teratur ke Puskesmas.



Pembahasan: Defisit perawatan diri terdiri dari mandi, berdandan/berhias, makan/minum, BAB/BAK. Intervensi keperawatan meliputi menjelaskan pentingnya kebersihan diri (menjelaskan caramenjaga kebersihan diri. Membantu pasien mempraktekkan cara menj aga kebersihan diri). Menjelaskan cara makan yang baik dan membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik Menjelaskan cara berdandan dan membantu pasien mempraktekkan cara berdandan. Jawaban : C



98. Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di RSJ dengan marah-marah Hasil pengkajian pasien mengatakan "Ibu saya mau meracuni saya karena dia tidak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya ". Afek labil, mondar mandir dan gelisah. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus di atas ? A. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.



B. Pasien dapat merawat diri secara mandiri. C. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap. D. Pasien dapat terinteraksi dengan orang lain secara bertahap. E. Pasien dapat menyalurkan energi marahnya secara konstruktif.



Pembahasan: Intervensi keperawatan pada pasien waham antara lain membantu orentasi realita, mendikusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi, membantu memenuhi kebutuhannya, mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki, dan melatih kemampuan yang dimiliki. Jawaban : C



99. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun, mengatakan pundaknya terasa berat dan dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan computer, klien mengurangi keluhan dengan minum obat penghilang nyeri yang dijual bebas. Hasil pemeriksaan : TD 160/ 100 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit. Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus tersebut? A. Kebiasaan bekerja di depan komputer B. Upaya klien mengatasi penyakitnya C. Kebiasaan olah raga klien D. Kebiasaan berobat klien E. Kebiasaan makan klien



Pembahasan: Data pada kasus menunjukkan TD klien yang meningkat. Klien merasakan gejala hipertensi berupa rasa berat di pundak dan kebiasaan minum obat yang tidak adekuat. Perawat perlu mengkaji banyak hal yang dapat menjadi penyebab terj adinya hipertensi. Pada kasus yang paling relevan untuk di kaji adalah kebiasaan berobat. Oleh karena itu maka jawaban D adalah jawaban yang paling tepat Jawaban : D



100. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 1 tahun mengalami diare dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir, encer, frekuensi lebih dari 5kali/hari, selama 2 hari. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan anak pemah muntah saat diberi minum. Hasil pengkajian: Berat Badan 6,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.8 C. Frekuensi Nadi 100X/menit. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut? A. banyak cairan yang di keluarkan setiap buang air besar B. obat yang sudah diberikan untuk mengatasi diare C. jumlah makan yang dikonsumsi anak . D. banyak nya cairan saat muntah. E. akses layanan kesehatan



Pembahasan: Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada anak antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, perawat perlu menindak lanjuti pengkajian faktor penyebab dari kejadian diare dan hal yang memperberat status kesehatan anak. Jawaban : A



101. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 2.5 tahun dan terlihat rewel. Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, kalau di beri makan atau minum dimuntahkan. Hasil Pemeriksaan fisik: BB 8,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5° C, Frekuensi Nadi 112X/menit. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut: A. makan dan minum yang di berikan sebelum sakit B. anggota keluarga yang mengalami diare C. apakah sudah dibawa ke pelayanan kesehatan D. pemberian obat-obatan waktu yang lama E. cara membersihkan kalau anak diare



Pembahasan:



Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis sekunder akibat diare yang sering perawat perlu menindaklanjuti pengkajian faktor penyebab dari dampak sekunder tersebut terkait peran keluarga. Jawaban : E



102. Saat kunjungan rumah didapatkan klien anak laki-laki berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut dirasakan melilit dan nyeri, BAB lebih dari 5 kali sehari, cair dan ada darah. Hasil pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/menit. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut: A. kebersihan dan penyajian makanan yang dikonsumsi B. kebersihan dan pembuangan limbah keluarga C. keluarga yang mengalami gejala yang sama D. kebiasaan cuci tangan E. kebiasaan jajan



Pembahasan: Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis perawat perlu menindaklanjuti pengkajian faktor penyebab teljadinya diare yang Sering pada usia anak sekolah adalah makanan yang tercemar. Jawaban : A



103. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 12 tahun mengalami diare sudah 2 hari dan tampak lem‘as. Keluarga mengatakan BAB wama kuning, BAB cair, frekuensi lebih dari 5 kali. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalau minum sering dimuntahkan, Hasil pengkajian! Turgor kulit kembali sangat lambat, suhu 38°C. Frekuensi nadi 88 x/meait Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut? A. risiko defisiensi nutrusi B. defisiensi kesehatan keluarga



C. risiko ketidak seimbangan cairan D. risiko ketidak seimbangan elektrolit E. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan



Pembahasan: Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis yang diperberat dengan klien muntah setiap minum, masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara lain dampak klinis akibat dehidrasi. Jawaban : E



104. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 13 tahun, diare sudah 4 hari. Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, BAB lebih dari 5 kali sehari Hasil pengkajian: TD 110/90 mmHg, Suhu: 37,8°C, Nadi: 100x/ menit. Keluarga mengatakan anakanaknya banyak jajan dan jarang makan dirumah dan anggota keluarga lain juga sering diare. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan dan belum pernah mendapatkan informasi kesehatan. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut? A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan B. risiko peningkatan keseimbangan cairan C. risiko ketidak seimbangan elektrolit D. manejemen kesehatan tidak efektif E. risiko ketidak seimbangan cairan



Pembahasan: Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan pada klien dan anggota keluarga antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, serta kejadian berulang dalam keluarga masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara dampak klinis akibat perilaku yang tidak sehat. Jawaban : D



105. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan TBC Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum obat sejak 4 hari lata karena merasa sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum obat diabaikan. Apakah di agnosis keperawatan utama pada kasus tersebut? A. perilaku kesehatan cenderung beresiko B. pemeliharaan kesehatan tidak efektif C. manajemen kesehatan tidak efektif D. bersihanjalan napas tidak efektif E. ketidakpatuhan



Pembahasan: Data memmjukkan penyangkalan klien untuk minum obat karena merasa sudah sehat Paket Obat Anti TBC (OAT) tidak mengandung obat yang dapat menurunkan gejala Efek OAT yang tepat adalah berkurangnya gejala yang umumnya terjadi pada bulan pertama sampai ketiga masa pengobatan. Diagnosis keperawatan ketidakpatuhan merupakan jawaban yang paling tepat Klien menunjukkan penolakan untuk minum OAT karena ' merasa sudah sehat Jawahan yang lain tidak tepat Jawaban : E



106. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36tahun Hasil anamnesis: adalah satu anggota keluarga menderita batuk lebih dan 3 minggu batuk berdahak dan mengeluarkan darah. berat badan terus menurun dan keluar keringat dingin pada malam hari. Keluarga be anggapan penyakit yang dialami adalah batuk biasa sehingga membeli obat bebas. Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif C Perilaku cenderung beresiko D. Bersihan Jalan nafas tidak efektif E. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit



Pembahasan: Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga belum memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan masalah kesehatan yang dialami. Kebiasaan keluarga menggunakan obat bebas mernmjukkan bagaimana cara keluarga memelihara kesehatannya. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah B. Jawaban A tidak tepat karena klien belum memulai pengobatan. Jawaban C, D dan E juga tidak tepat karena tidak sesuai dengan data. Jawaban : B



107. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil pengkajian klien mengatakan sudah dua bulan minum OAT, sesak mulai berkurang, sering lupa minum obat dan tidak nyaman jika memakai masker. Klien tinggal bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun dan 5 tahun. Rumah terlihat lembab, jendela di ruang tamu tidak dapat dibuka, kamar tidur tidak berjendela. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif B. Koping keluarga tidak efektif C. Koping individu tidak efektif D. Pola nafas tidak efektif E. Ketidakpatuhan



Pembahasan: Pada kasus terdapat data sesak mulai berkurang dan sering lupa minum obat. Hal ini menunjukkan klien tidak patuh minum OAT yang dapat mengakibatkan klien tidak sembuh total. Diagnosis koping individu maupun koping, keluarga tidak efektif tidak dapat ditegakkan karena tidak ada data validasi. Data frekuensi nafas juga tidak ada sehingga opsi jawaban D tidak dapat dipilih. Opsi jawaban ketidakpatuhan adalah yang paling tepat. Jawaban : E



108. Hasil kunjungan rumah didapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun, mengatakan sudah 6 hari diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, mengeluh mual dan muntah saat makan atau minum, kaki terasa kram dan merasa sakit. Hasil pengkajian: berat badan 45 Kg, turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5°C. Frekuensi Nadi 86 x/menit, RR: 18 x/menit. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?



A. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan B. risiko peningkatan keseimbangan cairan C. risiko ketidak seimbangan elektrolit D. risiko ketidak seimbangan cairan E. defisiensi kesehatan keluarga



Pembahasan: Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada klien antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara klinis akibat dehidrasi. Jawaban : C



109. Pada kunjungan rumah, seorang perempuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan, mengeluh kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila digerakkan dengan skala nyeri 7 dari rentang 10. Klien menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalan.Nilai hasil pengkajian Barthel indeks 80 (ketergantungan sebagian). Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali, Hasil pemeriksaan flsik: TD 150/ 100 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu normal, RR 30 x/menit. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut? A. gangguan interaksi B. gangguanimmobilisasi C. resiko tmggijatuh/injuri D. kerusakan mobilitas flsik E. gangguan rasa nyaman nyeri



Pembahasan: Data pada kasus menunjukkan tingkat nyeri kl ien tinggi (7 dari 10). Efek stroke dapat mempengaruhi fungsi musculoskeletal berapa menurunnya kemampuan klien melakukan pemenuhan kebutuhan dasar sampai dengan menurunnya mobilisasi klien. Selain itu stroke juga mempengaruhi kemampuan klien berinteraksi. Pada kasus, data yang paling perlu diperhatikan adalah nyeri oleh karena itu pilihan jawaban yang palingtepat adalah E.



Jawaban : E



110. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun. Hasil anamnesis: Klien mengatakan mendapat Obat Anti Tuberculosis (OAT) tapi mual kalau diminum. Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan agar klien mau minum OAT. Apakah tujuan keperawatan keluarga yang harus dilakukan? A. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang OAT B. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memotivasi klien C. Meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT D. Meningkatkan kesadaran keluarga akan bahaya penyakit TBC Paru E. Meningkatkan pemanfaatan fasyankes dalam mengatasi efek samping OAT



Pembahasan: Tujuan keperawatan mengacu pada penyelesaian etiologi dari diagnosis keperawatan yang ditegakkan. Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan keluarga harus menggambarkan kemampuan dan tanggungjawab keluarga terhadap lima tugas kesehatan keluarga. Pada kasus, data menunjukkan kesulitan keluarga dalam mendukung klien menjalankan pengobatan. Hal tersebut terkait dengan kemampuan keluarga memberikan perawatan pada klien terutama agar 'dapat menjalankan pengobatan sehingga jawaban yang paling tepat adalah C. Jawaban yang lain tidak tepat. Jawaban : C



111. Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh batuk dalam sebulan terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan dan merasa demam. Hasil observasi didapatkan data: klien membuang ludah sembarangan, tidak ada jendela di kamar tidur, pertukaran udara hanya dari sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien batuk darah sudah 3 kali dalam seminggu ini dan tidak tahu harus melakukan apa. Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebut? A. Menganjurkan membuat jendela di kamar B. Melakukan pemeriksaan fisik. C. Mengajarkan batuk efektif.



D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA E. Mengajarkan cara membuang ludah yang benar.



Pembahasan: Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa demam merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu diwaspadai. Penegakan diagnosis medis untuk TBC perlu segera dilakukan agar pengobatan dapat segera dimulai. Hasil pemeriksaan penunjang penting pada diagnosis TBC adalah pemeriksaan BTA. Oleh karena itu intervensi yang perlu segera dilakukan perawat adalah menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan dahak BTA. Jawaban : D



112. Saat kunjungan rumah ditemui laki-laki berusia 38 tahun. Hasil anamnesis; klien didiagnosis TBC Paru. Hasil observasi: klien tampak lemah sehingga tidak mampu bekerja. Istrinya mengatakan malu dengan tetangga karena suaminya sakit sakitan dan tidak mau berhubungan seksual karena takut ketularan. Apakah intervensi utama yang perlu dilakukan pada kasus tersebut? A. Ajarkan batuk efektif B. Anjurkan diit gizi seimbang C. Berikan informasi tentang cara penularan TBC D. Sediakan wadah tertutup untuk menampung ludah E. Anjurkan istri tidak perlu malu dengan penyakit suami



Pembahasan: Data menunjukkan ketakutan istri tertular TBC. Hal ini menunjukkan pemahaman keluarga tentang proses penularan belum benar. Stigma juga ditunjukkan oleh keluarga. J awaban yang paling tepat adalah pemberian informasi tentang cara penularan agar dapat menurunkan ketakutan keluarga. Jawaban yang lain tidak tepat karena tidak secara langsung menyelesaikan masalah. Jawaban : C



113. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki-laki berusia 56 tahun telah didiagnosis TBC Paru sejak 4 bulan yang lalu. Klien mengatakan kalau berjalan atau melakukan aktivitas sesaknya bertambah. Klien tersebut merasa sangat terganggu dengan keluhannya itu. Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan? A. Melatih batuk efektif B. Menyarankan memakai alat bantu jalan C. Membantu memenuhi kebutuhan dasar klien D. Mengajarkan cara berjalan yang aman E. Melatih relaksasi napas dalam



Pembahasan: Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang paling terganggu adalah fungsi respirasi. Teknlk relaksasi napas dalam bertujuan untuk meningkatkan ventilasi arveoli, mencegah atelcktasi paru dan memelihara pertukaran gas. Pada kasus, klien merasa sesaksaat melakukan aktivitas. J awaban yang paling tepat adalah E. Jawaban A tidak tepat karena batuk efektif tidak akan mengurangi sesak. J awaban B, C dan D tidak tepat karena tidak terkait dengan kebutuhan respirasi. Jawaban : E



114. Seorang perawat menggunakan media slide dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang risiko penularan TBC Paru pada sebuah keluarga. Pada slide tampak ilustrasi foto anak yang mengalami penularan TBC Paru. Wajah anak tersebut terlihat jelas tanpa disamarkan atau ditutupi. Prinsip etik manakah yang dilanggar oleh perawat dalam kasus? A. nonmalefincence B. confidentiality C. beneficence D. anonymity E. Fidelity



Pembahasan:



Kerahasiaan atau confidentiality merupakan prinsip etik yang harus dilakukan perawat untuk menjaga privasi klien dan keluarga. Pilihan jawaban lain tidak terkait dengan menjaga privasi. Jawaban : B



115. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan berusia 56 tahun. Hasil pengkajian di dapatkan. data klien mengatakan pundaknya terasa berat, TD 160/100 mmHg, frekuensi nadi 127 x/mnt. Klien sudah melakukan pengobatan alternative Selama 5 tahun sejak dinyatakan menderita hipertensi. Klien meminum air yang sudah di bacakan do'a. Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. Menjelaskan bahwa pengobatan yang sudah dilakukan salah B. Menyesalkan keluarga yang lebih mempercayai pengobatan alternatif C. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga bahwa air yang diminum tercemar D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien E. Mendiskusikan kemungkinan pertentangan pengobatan alternative dengan hipertensi



Pembahasan: Pada kasus ditampilkan data maladaptive terkait pengelolaan hipertensi pada klien. Tanda-tanda vital klien juga tidak dalam batas normal. Klien dan keluarga belum menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi hipertensi yang dialami. Perawat perlu memberikan informasi terkait hipertensi dan cara perawatan yang tepat tanpa menyinggung perasaan keluraga. Jawaban D adalah jawaban yang paling tepat. Jawaban : D



116. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapkan pengobatan non farmakologi untuk klien. Keluarga klien menjelaskan bahwa mereka ingin mengonsumsi herbal untuk membantu menurunkan tekanan darah klien. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat? A. Ajarkan keluarga cara mengukur tekanan darah B. Beritahu keluarga efek pengobatan hipertensi dengan herbal C. Izinkan keluarga menggunakan herbal apapun sesuai keyakinannya D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter



E. Beritahu keluarga bahwa herbal tidak aman dan seharusnya tidak di gunakan sama sekali



Pembahasan: Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga menggunakan pengobatan alternative berupa herbal untuk mengatasi hipertensi. Pengobatan dengan herbal belum dapat dibuktikan efektif menurunkan tekanan darah berdasarkan penelitian. Namun demikian, perawat harus menghargai keinginan keluarga dengan tetap mengarahkan untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Perawat juga tidak dibenarkan mengajarkan klien melakukan pengukuran tekanan darah karena interpretasi hasil pengukuran memerlukan pengetahuan. klinis tentang hipertensi. Oleh karena itu, Jawaban yang paling tepat adalah D.



Jawaban : D 117. Pada kunjungan ramah ditemui seorang perempuan usia 59 tahun mengeluh pusing. Klien menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal bersama cucunya yang berusia 18 tahun, karena kedua orang tuanya meninggal. Klien masih sering kesawah ,jarang memeriksakan diri ke puskesmas karena keterbatasan biaya Hasil pemeriksaan fisik: 1D: 150/80mmHg,N: 75 x/mnt. Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut? A. Anjurkan klien untuk banyak istirahat B. Anjurkan cucu klien untuk menjaga klien C. Anjurkan klien untukmakan makan an yang sehat D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah E. Minta staf desa untuk lebih memperhatikan klien yang tinggal hanya dengan cucunya



Pembahasan: Data yang menonjol pada kasus adalah rendahnya akses ke pelayanan kesehatan karena factor ekonomi. Tanda-tanda Vital masih dalamb atas normal. Tindakan yang paling tepat adalah mendekatkan layanan kesehatan pada klien. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat adalah D. Jawaban : D



118. Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 10 tahun, klien mengatakan sudah 2 hari diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/ hari mengeluh mual dan muntah saat makan atau minum. Hasil pemeriksan fisik: turgor kuht kembali lambat, suhu 37.5°C, Nadi 100 x/menit, RR: 18/menit. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan. Keluarga mengatakan cukup diberi minuman herbal. Perawat memberi penyuluhan dampak diare pada kesehatan. Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut? A. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sehat bagi pertumbuhan B. Keluarga membawa klien ke pelayanan kesehatan C. Keluarga dapat menyediakan makanan yang sehat D. Anggota keluarga pertumbuhan E. Anggota keluarga tidak jajan di luar



Pembahasan: Pada kasus sudah di jelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah dilakukan Perawat yang perlu drahdaklanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik pengetahuan, sikap dan tirtdakanyang di pengaruhi pemberian tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah tindakan keluarga dalam membawa klien kepelayanan kesehatan dengan kondisi klinik seperti kasus yang hanya di berikan therapi alternatif . Jawaban : B



119. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 1 tahun, Anus dan daerah sekitarnya lecet, anak terlihat cengeng Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB wama kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, tiap BAB anak dibersihkan menggunakan tissu, anak mau makan dan minum, sudah dibawa kepelayanan kesehatan Hasil pengkajian: Turgor kulit kembali lambat, suhu 37.50°C. Frekuensi Nadi 112x/menit. Perawat mel atih keluarga cara. membersihkan apabila anak BAB. Apakah evaluasi pada tindakan keperawatan tersebut? A. keluarga dapat menyebutkan langkah-langkah perawatan luka lecet B. keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar C. keluarga menyebutkan cara membersihkan anak saat BAB D. keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan



E. keluarga mengatasi luka lecet anak sembuh



Pembahasan: Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah dilakukan Perawat yang perlu ditindak lanjuti oleh Keluarga yang dapat di evaluasi baik pengetahuan, sikap dan tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit yang dapat dilaksanakan secara mandiri oleh keluarga. Jawaban : B



120. Seorang perempuan berusia 70 tahun tinggal di panti wreda Sejak satu tahun yang lain. Klien mengeluh badannya terasa lemas dan susah menjangkau toilet sehingga sering ngompol di tempat duduk ataupun tempat tidur. Tercium bau pesing dari pakaian dan kamar klien. Hasil pengkajian fungsional berdasarkan Indeks KATZ, klien termasuk dalam kategori D, Apa masalah keperawatan pada kasus di atas? A risiko intoleransi aktivitas B. gangguan mobilitas fisik C. defisit perawatan diri D. inkontinensia urin E. keletihan



Pembahasan: Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidakmampuan mengontrol BAK karena berbagai factor baik internal (misalnya proses penuaan) maupun eksternal (misalnya toilet jauh). Dengan adanya data mayor klien sering ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang paling tepat adalah inkontinensia urin. Jawaban : D



121. Seorang laki-laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang lalu. Klien mengeluh sering terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak jelas dan sulit untuk tidur kembali Klien juga mengeluh lemah dan tidak bisa berkonsentrasi. Klien tampak kusut, konjuctiva terlihat pucat. Apa masalah keperawatan pada kasus di atas?



A. keletihan B. risiko cidera C. intoleransi aktifitas D. gangguan pola tidur E. defisit perawatan diri



Pembahasan: Keluhan sulit tidur pada lansia perlu diperhatikan, diagnosis keperawatan terkait pola tidur di NANDA ada dua, yaitu gangguan pola tidur dan insomia. Batasan karakteristik tiap diagnosis memiliki perbedaan yang jelas, gangguan yang terjadi karena faktor eksternal dari lingkungan yang baru, panas, berisik, terlalu terang diberikan diagnosis gangguan pola tidur. Gangguan yang disebabkan karena masalah internal lansia seperti penyakit tertentu, nyeri ataupun siklus yang terganggu diberi diagnosis insomnia. Pada kasus diatas jelas disebutkan bahwa klien bara saja tinggal dipanti dan mungkin belum beradaptasi dengan lingkungan, sehingga diagnosis yang tepat adalah gangguan pola tidur. Jawaban : D



122. Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien mengalami katarak dan gangguan gaya berjalan. sejak saat itu klien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Klien menyatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak dan lantai yang licin. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kasus di atas? A. nyeri B. risikojatuh C. risiko cedera D. gangguan mobilitas fisik E. koping individu tidak efektif



Pembahasan: Pada lansia, risiko jatuh memiliki faktor risiko yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya adalah umur, penyakit (diabetes, hipertensi, depresi, demensia),



gangguan gaya berjalan, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara faktor eksternal dari risiko jatuh adalah kondisi lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak adekuat, tempat tidur terlalu tinggi dan tanpa side rail, alas kaki yang licin, tanggal/ undakan yang curam, kamar mandi tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat bantu jalan yang tidak tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di institusi lebih beresiko jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah Pada kasus diatas tampak jelas faktor risiko jatuh dari klien baik faktor internal maupun eksternal. Risiko cidera tidak diplih karena kasus diatas spesifik cidera yang beresiko terjadi adalah jatah bukan cidera karena hal lainnya. Jawaban : B



123. Seorang perempuan berusia 69 tahun sudah 10 hari dirawat di bangsal geriatri dengan diagnosis medis CHF dan DM. Hasil wawancara, klien mengatakan bahwa semakin hari keluhan berkurang, tetapi klien masih masih merasa lemah. Klien mengatakan, "Saya masih merasa sesak jika harus berjalan ke kamar mandi." Hasil pemeriksaan barthel indeks nilai: 8, morse scale: 9. TD: 160/100 mmHg, frekuensi napas: 26 x/mnt, frekuensi nadi: 88 x/mnt. Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas? A. Keletihan B. Risiko jatuh C. Intoleransi aktivitas D. Deficit perawatan diri E. Ketidakefektifan pola napas



Pembahasan: Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan aktivitas seharihari karena ketidakmampuan secara fisiologis atau psikologis yang salah satunya ditandai oleh respon abnormal pada TTV (Herdman, 2014). Klien telah memiliki diagnose medis CHF yang merupakan factor resiko terjadinya intoleransi aktivitas. Jawaban A (keletihan) bukan merupakan pilihan yang tepat, karena kelemahan yang terjadi pada pada klien terutama pada saat melakukan aktivitas. Jawaban : C



124. Seorang laki-laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak danbcucunya.Saat berkunjung ke rumah, klien tampak terbaring di kasur tanpa laken, tercium bau pesing, dan terdapat sisa



makanan di sela gigi dan sekitar mulut.Klien mengatakan jarang mandi karena tidak mau merepotkan menantunya untuk memandikan. Klien bersyukur dengan kondisi saat ini dan menerima apa adanya. Apakah diagnosis keperawatan yang sesuai untuk klien? A. Kesepian B. Inkontinensia C. Pengabaian diri D. Sindrom lansia lemah E. Defisit perawatan diri: mandi



Pembahasan: Pengabaian diri adalah perilaku yang terbentuk secara kultural, melibatkan satu atau lebih kegagalan dalam mempertahankan aktivitas perawatan diri yang diterima secara sosial (Hetdman & Kamitsuru: 2014). Batasan karakteristik dari diagnosis keperawatan ini juga dengan jelas menjelaskan bahwa pengabaian diri dicirikan dengan higiene lingkungan dan personal yang tidak adekuat, dan tidak mematuhi aturan akitivtas yang sehat. Pada kasus diatas pengabaian diri terjadi dikarenakan oleh gangguan fungsi peran dalam keluarga, berpura-pura atau karena hal tersebut pilihan lansia sendiri. Jawaban : C



125. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti Wreda mengeluh sering ngompol di celana terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. Klien terbiasa minum kopi sejak 30 tahun lalu. Tercium baupesing dari pakaian klien, fungsi kognitif utuh. Apakah tindakan yang paling tepat untuk kasus tersebut? A. Memasang diapers B. Mengurangi asupan cairan C. Mengajarkan latihan otot-otot dasar panggul D. Mengaj ak klien untuk BAK setiap 2 jam sekali E. Menganjurkan klien untuk berhenti minum kopi



Pembahasan: Sebagian dari data (mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing) di atas merupakan indicator mayor kejadian stress inkontinénsia urin. Inkontinensia jenis ini jenis ini disebabkan oleh pelemahan otot dasar panggul dan otot-otot yang terlibat dalam proses berkemih. Kondisi ini merupakan indikasi pelaksanaan latihan otot-otot dasar panggul. Jawaban : C



126. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal di panti wreda semenjak suaminya meninggal, sebulan yang lalu. Klien terlihat kums dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm. Klien mengatakan sama sekali tidak nafsu makan, karena biasanya ada suaminya yang selalu makan bersamanya. Klien juga mengatakan jarang minum, dalam sehari ia hanya menghabiskan +/- 500 cc air. Apakah tindakan yang tepat untuk kasus di atas? A. Oral hygiene B. Terapi nutrisi C. Bantuan makan D. Manajemen nutrisi E. Monitoring nutrisi



Pembahasan: Pada kasus diatas tampak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya kompleks, disertai dengan adanya penurunan Esiologis fungsi sistem gastrointestinal. Malnutrisi pada lansia dapat diatasi dengan intervensi manajemen nutrisi, yang aktivitasnya meliputi melakukan modifikasi lingkungan untuk mendukung makan, memilih makan kesukaan, menghitung jumlah kebutuhan dan melibatkan keluarga dalam memberikan motivasi untuk makan (Bulechek, Butcher, Dochterman: 2013). Pilihan jawaban yang lain merupakan intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan masalah nutrisi, namun dalam kasus ini yang paling tepat dan mengatasi masalah secara langsung adalah manajemen nutrisi. Jawaban : D



127. Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluhan diare sejak satu hari yang lalu. Hasil pengkajian diperoleh data: BAB cair 4 kali/hari, kulit dan membran



mukosa kering, TD: 110/70 mmHg, dan suhu 36,2°C. Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut? A. Anjurkan menghindari penyebab diare B. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat C. Monitor tanda-tanda vital D. Kontrol risiko: hipertermia E. Jaga keseimbangan cairan



Pembahasan: Kasus di atas menunjukan bahwa keluhan utama klien adalah diare dengan masalah dehidrasi ringan. Lansia juga berisiko mengalami dehidrasi karena proses penuaan seperti perubahan komposisi masa otot, lemak subkutan, dan penurunan rangsang haus (Meiner, 201 5). Dehidrasi merupakan masalah yang harus segera ditangani dengan menjaga keseimbangan cairan klien. Jawaban : E



128. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska stroke sejak 6 bulan yang lalu. Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa kekuatan otot bagian tubuh sebelah kanan 3 dan sebelah lari 5. Klien mengatakan bahwa ia masih bisa berjalan perlahan dengan menggunakan tongkat. Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut? A. Melatih penggunaan alat bantujalan B. Melatih gerakan tabuh aktif dan pasif C. Memberi anj uran tentang bantuan aktivitas fisik D. Memodiflkasi lingkungan untuk memperluas pergerakan klien E. Mengatur jadwal aktivitas klien sesuai dengan kemampuan fisik



Pembahasan: Kasus di atas menunjukkan kondisi klien yang membutuhkan tindakan rehabilitasi karena mengalami kelemahan pada anggota gerak. Seiring proses penuaan, masa dan kekuatan otot juga akan mengalami penurunan secara berangsur (Meiner, 2015). Kasus di atas diperburuk dengan



kejadian stroke hemoragik. Kekuatan otot ekstremitas klien tidak maksimal untuk mengembalikan ke hmgsi asal klien perlu terus menerus melakukan latihan agar kekuatan otot dapat kembali meningkat sehingga kemandirian klien akan meningkat. Latihan pergerakan efektif untuk meningkatkan fungsi muskuloskeletal. Jawaban : B



129. Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa panas pada daerah bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di tempat tidur sejak 2 minggu yang lalu, setelah kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaaan kulit disekitar area coccygeus dan scapula tampak kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/ 100 mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi pernapasan 20x/mnt, dan suhu 37,2°C. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. MelatihROM B. Melakukan massage C. Mobilisasi tiap 2 jam D. Memonitor kulit klien E. Memberikan kompres air hangat



Pembahasan: Proses penuaan yang terjadi pada sistem integumen lansia adalah: pembuluh darah berkurang, kulit tidak elastis lagi, dan bantalan lemak berkurang. Hal ini dapat berakibat kulit lansia rentan mengalami gangguan jika mengalami tekanan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan relatif melambat. Data terfokus pada adanya risiko terjadinya luka tekan yaitu: terbaring dalam waktu yang lama, data terkait kondisi kulit yang berisiko tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk dilakukan adalah memobilisasi tiap 2 jam untuk melancarkan aliran darah guna mencegah luka tekan pada daerah tertentu. Jawaban : C



130. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal geriatri dengan kasus stroke. Klien mengalami paralisis pada ektremitas bawah dan atas sebelah kanan serta gangguan bicara. Klien dibantu makan minum. Klien akan kembali ke rumahnya besok sore. Apakah topik discharge planning yang harus diberikan?



A. Peningkatan koping B. Perencanaan nutrisi C. Monitoring pengobatan D. Peningkatan perilaku kesehatan E. Kemandirian activity daily living



Pembahasan: Discharge planning merupakan kegiatan untuk menciptakan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan pasien sehingga mampu secara fungsional untuk kembali ke lingkungannya. Status fungsional merupakan komponen penting dari kualitas hidup lansia (Meiner, 2015). Status fungsional menjadi patokan tingkat kesehatan seorang individu .Kemandirian fungsional lansia sangat penting dicapai guna menjamin terpenuhinya activity daily living klien, apalagi dengan kondisi lansia tinggal di rumah dengan keterbatasan tenaga yang merawat Jawaban : E



131. Saat kunjungan ramah perawat menemukaan perempuan berusia 68 tahun mengeluh tidak bisa mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan rumah sebelumnya perawat memberikan penyuluhan dan latihan otot-otot panggul serta menganjurkan menggunakan diapers. Apakah indikator evaluasi keberhasilan jangka panjang pada kasus tersebut? A. Ketersediaan toilet B. Penurunan frekuensi mengompol C. Kepatuhan menggunakan diapers D. Kemampuan melakukan latihan otot-otot panggul E. Pengetahuan tentang cara melatih otot-otot panggul



Pembahasan: Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki-laki untuk mengalami penurunan kekuatan otot dasar panggul sebagai penyebab stress incontenensia. Latihan yang tepat pada otot dasar panggul akan dapat menguatkan otot-otot yang terlibat dalam mcngontrol



kemampuan berkemih. Keberhasilan jangka panjang dari intervensi tersebut dapat dievaluasi dari penurunan jumlah/frekuensi mengompol yang terjadi setiap harinya. Jawaban : B



132. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan besi diseluruh tembok wisma, lantai keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi memiliki lantai dengan anti slip namun banyak terdapat lumut Satu bulan terakhir ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia. Perawat memberikan penyuluhan pada lansia dan pengasuh tentang resiko jatuh. Apakah kriteria keberhasilan jangka pendek intervensi tersebut? A. Antusias tidaknya peserta dalam penyuluhan B. Ada tidaknya peserta yang bertanya C. Menurunnya angka kejadian jatuh D. Peningkatan pemahaman lansia E. Modifikasi lingkungan panti



Pembahasan: Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data di panti wreda menunjukan bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kati kejadian jatuh pada lansia. Berdasarkan data lingkungan juga menunjukkan bahwa lingkungan sangat berisiko menyebabkan jatuh. Untuk penanganan jangka pendek kejadian jatuh dibutuhkan peningkatan pemahaman lansiatentang faktor-faktor risiko jatuh. Kondisi ini dapat dicapai melalui pemberian penyuluhan pada lansia dan pengasuh. Jawaban : D



133. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti wreda. Klien mengeluh nyeri punggung sejak satu minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala nyeri 4 (0-10). Perawat sudah mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi keluhan. Apakah kriteria keberhasilan tindakan tersebut? A. Klien mengikuti program latihan B. Klien mengatakan nyerinya berkurang C. Klien mengerti tentang proses penyakit



D. Klien mengkonsumsi obat penghilang nyeri E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri



Pembahasan: Diagnosis keperawatan nyeri ditegakkan karena adanya nyeri yang dapat menghambat seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi mengurangi nyeri salah satunya adalah dengan melakukan relaksasi dengan napas dalam dengan benar. Keberhasilan intervensi tersebut dapat dilihat dengan berkurangnya etiologi utama dari diagnosis yaitu nyeri. Jawaban : B



134. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stroke dan kelumpuhan sejak 3 bulan lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda. Semua aktifitas dan kebutuhan klien dibantu. Bokong terlihat kemerahan, kemudian perawat melakukan pembahan posisi setiap 2 jam sekali. TD 160/95 mmHg. Apa kriteria evaluasi yang tepat untuk kasus di atas? A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi C. Peningkatan personal hygiene D. Peningkatan mobiltias fisik E. TD dalam batas normal



Pembahasan: Ada beberapa masalah yang nampak pada klien: hambatan mobilitas fisik dan adanya risiko kerusakan integritas kulit Sekilas memang mobilitas flsik yang jadi masalah prioritas, namun perlu dilihat lebih seksama terkait dengan masalah lain yang bisa dengan cepat diatasi yaitu pencegahan luka dekubitus. Selain itu, intervensi yang difokuskan pada kasus adalah perubahan posisi setiap 2 jam sekati, ini merupakan intervensi untuk menee gah terjadinya luka dekubitus. Jawaban : A



135. Hasil pengkajian di suatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja



sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut? A. perilaku kesehatan cenderung berisiko B. ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan C. kesiapan meningkatkan managemen kesehatan D. ketidak efektifan managemen kesehatan E. defisiensi kesehatan komunitas



Pembahasan: Diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai pada kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas karena adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang mengganggu kesejahateraan atau meningkatakan reisiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu populasi. Peningkatan 10% kasus baru tuberkulosis 70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan, menunjukkan batasan karakteristik tentang: - Masalah yang dialami oleh suatu populasi - Risiko Hospitalisasi yang dialami oleh populasi - Risiko status psikologis yang dialami oleh populasi Jawaban : E



136. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki prilaku jajan sembarangan di pinggir jalan. Di sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih suka jajan diluar. Apakah diagnosis keperawatan kasus tersebut? A. perilaku kesehatan cenderung berisiko B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan D. ketidakefektifan manaj emen kesehatan E. defisiensi kesehatan komunitas



Pembahasan: Data 5% anak memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan hasil observasi yaitu anakanak memiliki perilaku jajan sembarangan di pinggir jalan menunjukkan masalah perilaku kesehatan cenderung berisiko karena batasan karakteristik komunitas gagal melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan, mengurangi pembahan status kesehatan dan faktor yang berhubungan adalah kurangnya pemahamanan dan pencapaian diri yang rendah. Jawaban : A



137. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut? A. perilaku kesehatan cencerung berisiko B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan D. ketidakefektifan manajemen kesehatan E. defisiensi kesehatan komunitas



Pembahasan: Data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum obat yang terdapat pada kasus menunjukkan ketidakefektifan manajemen kesehatan dengan batasan karakteristik kesulitan komunitas dalam menjalankan program terapi, kegagalan dalam mengurangi faktor risiko dan faktor yang berhubungan dengan program terapeutik. Jawaban : D



138. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan darah normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa



makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia. Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut? A. perilaku kesehatan cenderung berisiko B. ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan C. kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan D. ketidakefektifan manajemen kesehatan E. defisiensi kesehatan komunitas



Pembahasan: Data 90% lansia memiliki tekanan darah normal Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia yang terdapat pada kasus terdapat batasan karakteristik kesiapan peningkatan manajemen kesehatan. Data tersebut mengindikasikan keinginan untuk meningkatkan pilihan hidup sehari-hari, mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit, mengungkapkan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap regimen terapeutik yang diprogramkan. Jawaban : C



139. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil didapatkan data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar. Data di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap bulan. Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut? A. pemberdayaan masyarakat B. pendidikan kesehatan C. intervensi profesional D. proses kelompok E. kemitraan



Pembahasan:



Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Kondisi seperti ini merupakan indikasi untuk dilakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan. Jawaban : B



140. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi masalah tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui permasalahan tersebut dipicu oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat. Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut? A. pemberdayaan masyarakat B. intervensi profesional C. pendidikan kesehatan D. proses kelompok E. kemitraan



Pembahasan: Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan adanya masalah kesehatan yang berhubungan dengan tidak adanya dukungan pelayanan kesehatan berbasis masayarakat Hal tersebut menyebabkan masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan ketika terkena DBD, sehingga intervensi dalam bentuk kemitraan. Jawaban : E



141. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 85% remaja menyatakan pemah menonton fllm porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan, 80% remaja belum pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90% merasa malu meminta pendidikan seksual dari orang tuanya. Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut? A. berkolaborasi dengan BKKBN B. pendidikan kelompok sebaya C. pendidikan perilaku seksual



D. pemberdayaan keluarga E. manajemen stress



Pembahasan: Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa. Salah satu karakteristiknya adalah mencari aflliasi teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan emosi dan sosial. Data pada kasus diatas menukikkan adanya masalah kesehatan reproduksi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi pada kelompok remaja. Remaja cenderung terbuka menyampaikan permasalahan tersebut kepada teman sebayanya. Oleh kerena itu teman sebaya perlu dilatih dan dibekali dengan pengetahuan kesehatan reproduksi agar dapat menjadi pendidik sebayanya. Jawaban : B



142. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data 70% lansia menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian memberikan pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan terapi alternatif untuk penyakit yang dideritanya, karena relatif harganya bisa dijangkau. Apakah respon perawat pada kasus tersebut? A. menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes B. menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif C. menjelaskan tentang risiko terapi alternatif D. mendukung pemanfaatan terapi alternatif E. merujuk penderita ke puskesmas



Pembahasan: Keputusan klien untuk tetap menggunakan terapi alternative setelah dilakukan pendidikan kesehatan, tentang jenis-jenis dan manfaat pengobatan anti diabetes menunjukkan perawat perlu menghormati keputusan klien tersebut Respon ini menujukkan perawat menerapkan prinsip etik otonomi. Prinsip otonomi adalah pemenuhan hak klien dalam menentukan nasib sendiri sebagai individu/ kelompok yang unik dalam mengemukakan pendapat, persepsi, nilainilai dan keyakinan mereka tentang kesehatan. Perawat memberikan saran kepada klien untuk



mengambil keputusan sendiri tanpa paksaan dan perawat Klien berhak untuk menerima atau menolak tindakan keperawatan yang hendak diberikan. Jawaban : B



143.Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat diskusi dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya. Kemudian salah satu anggota tim mengusulkan agar foto tersebut disamarkan. Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut? A. veracity B. autonomy C. beneficence D. confidentiality E. nonmaleficence



Pembahasan: Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar teljaga kerahasian sebagai orang dengan HIV/AIDS. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehormatan klien sebagai manusia yang bermartabat Prinsip confidentiality adalah upaya memegang teguh prinsip-prinsip kerahasiaan informasi tentang data kesehatan klien hanya untuk kepentingan pemberian layanan keperawatan. Jawaban : D



144. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang dalam sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat kotor, menggantung baju di belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan rumah yang terisi air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikunguya di Puskesmas B. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan chikungunya C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya D. Membentuk tim jumannk yang terdiri dari kader semua RT E. Melakukan screening pada masyarakat yang berisiko



Pembahasan: Data tentang belum adanya kegiatan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah chikungunya mengakibatkan tidak adanya upaya pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah satu bentuk pemberdayaan masayarakat dalam pemantauan kejadian chikungunya adalah membentuk kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk memutus siklus hidup nyamuk sebagai vector penyebaran Virus chikungunya. Jawaban : D



145. Di satu desa teijadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki jamban, 20% buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai. Masyarakat menganggap kebiasan tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun temurun. Perawat melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut? A. angka kejadian diare menurun B. masyarakat bisa hidup lebih sehat C. adanya WC umum tiap RT minimal 1 D. masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban E. kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan



Pembahasan: Evaluasi fonnatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi dilakukan dapat berupa respon kognitif, afektif dan psikomotor dari klien. Perawat telah melakukan pendidikan kesehatan yang tuj uannya untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup dan sehat. Sehingga evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur setelah melakukan tindakan adalah pemahaman masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban. Jawaban : D



146. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk mencegah penularan. Perawat mengundang seluruh pasien TB Paru dan keluarganya. Apakah indikator evaluasi sumatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?



A. klien dan keluarga memahami tentang penularan TB Paru B. keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal C. keluarga menyediakan tempat membuang dahak D. klien menggunakan masker setiap hari E. angka kesembuhan TB meningkat



Pembahasan: Evaluasi sumatif adalah merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan capaian dari pelaksanaan program. Asuhan keperawatan pada kasus difokuskan untuk mencegah terjadinya penyebaran tuberculosis pada populasi masayarakat RW. Sehingga indikator akhir keberhasilan tindakan adalah angka kejadian TB tidak bertambah. Jawaban : E



147. Perawat dinas siang mmmh izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang karena keperluan keluarga, yaitu mengikuti undangan pengarahan minat bakat anak dibsekolah anaknya. Kepala mang menjelaskan pada perawat tersebut bahwa BOR mang rawat mencapai 90% dan mayoritas pasien berada pada tingkat ketergantungan partial. Kepala mang meminta perawat tersebut tetap dalang sesuai jadwal dinasnya. Apakah tindakan selanj utnya dari perawat tersebut? A. Menginformasikan pada kepala ruang akan mengganti dinas di ban lain B. Meminta kepala ruang tetap memberikan ijin tidak masuk kerja C. Menyampaikan kepada ketua tim akan datang terlambat D. Menghubungi perawat Lain untuk menggantikannya E. Tetap bertugas sesuai jadwal dinas



Pembahasan: Penjadwalan dinas sudah disusun sejak awal dan diharapkan sudah memfasilitasi kepentingan seluruh staf. Kondisi yang dipaparkan dalam vignette memberikan gambaran beban kelja tinggi sehingga bila jumlah dan mutu perawat berkurang dapat berpeluang menurunkan mutu layanan pada pasien dan masalah patient safety. Kesimpulan keputusan yang perlu dilakukan oleh



seorang perawat professional dalam konteks kepemimpinan untuk tetap mengedepankan kepentingan pasien dan tim kerja sebagai bagian dari upaya mempertahankan patient safety serta mampu memprioritaskan masalah untuk diselesaikan. Jawaban : E



148. Perawat meminta kepada kepala mang untuk dijadwalkan kerja pada shif malam dan melanjutkan ke shif pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS. Kepala mang menolak permintaan tersebut dengan mempertimbangkan beban kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada perawat agar berdinas sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruang tersebut? A. Autokratik B. Demokratik C. Laissezaire D. Transaksional E. Transformasional



Pembahasan: Manajer keperawatan bertindak mandiri secara profesional dalam hal pengambilan keputusan seperti kasus diatas dan memberitahukan kepada para staf perawat bahwa manaj er tersebut tdah mengambil keputusan tersebut dengan dasar peraturan yang berlaku dan pertimbanganpatient safety serta kondisi kesehatan perawat yang bersangkutan. Jawaban : A



149. Ruang rawat ICU dcngan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat perawat berpendidikan Ners sebanyak 15 orang dan memiliki sertifikat pelatihan perawatan pasien kritis. Kepala ruang mengalokasikan 1-4 pasien untuk setiap perawat Perawat bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan sejak pasien masuk sampai pulang. Apakah metode asuhan yang diterapkan? A. Tim B. Kasus C. Primer



D. Modular E. Fungsional



Pembahasan: Setiap perawat memiliki tanggung jawab dalam pemberian asuhan kepeiawatan. Tanggung jawab tersebut dimulai sejak pasien masuk sampai pulang. Dengan demikian setiap perawat memiliki kewenangan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini hanya dapat (hlakukan oleh perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan memiliki sertifikat atau pengalaman yang menunjang. Jawaban : C



150. Ruang perawatan anak memiliki perawat sebanyak 20 orang dengan kapasitas tempat tidur 30 unit. Kepala ruang berencana meningkatkan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditetapkan rumah sakit dan telah diterapkan oleh ruang rawat lainnya. Kepala ruang mengidentifikasi kebutuhan perawat vokasional dan profesional. Berapakah kebutuhan tenaga perawat profesional di ruang tersebut? A. 5 B. 8 C. 11 D. 16 E. 20



Pembahasan: Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada rumusanbperbandingan antara tenaga perawat professional dan vokasional dengan perbandingan 55 %:45% (Abdullah dan Levine dalam Gillies 1999). Jawaban : C



151. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat Hal tersebut disebabkan tetjadi disaster pasien karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk melaporkan kejadian dan penanganannya kepada kepala ruang saat timbang terima pasien dan akan mengusulkan dilakukan pembahasan bersama perawat lain.



Apakah jenis kegiatan yang tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut? A. Conference B. Laporan pagi C. Ronde Keperawatan D. Komunikasi S-BAR E. DiskusiRefleksiKasus



Pembahasan: Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette digambarkan telah terjadi kasus kelalaian yang bersifat fatal sehingga menurut konsep DRK sebaiknya kej adian tersebut tidak perlu terulang kembali dengan cara merefleksikan peristiwa tersebut pada perawat lain. Jawaban : E



152. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai, berkeliling ke ruang rawat untuk memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan identifikasi permasalahan pada pasien untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang akan diberikan pada perawat asosiate. Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat primer tersebut? A. Timbang Terima B. Diskusi Refleksi Kasus C. Ronde Keperawatan D. Audit Keperawatan E. Kredensialing



Pembahasan: Gambaran kegiatan pada vignette menunjukkan penerapan timbang terima pada metode primer dengan mekanisme laporan di ners station dan dilanjutkan ronde ke mang rawat hingga memastikan kondisi pasien untuk kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya. Jawaban : A



153. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan keluhan sesak nafas. Perawat primer melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien masih sesak nafas. Perawat telah melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter. Apakah tindakan selanj utnya dari perawat primer? A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance B. Mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan C. Mencatat latar belakang permasalahan pasien D. Menunggu saran perawat konsultan E. Menyampaikan hasil pengkajian



Pembahasan: Komunikasi efektif dengan menggunakan metode ISBAR meliputi Introduction, Situation, Background, Assessment, Recommendation. Perawat primer telah melakukan komunikasi sampai tahapan asesmen pasien dengan menyampaikan masalah sesak nafas masih telj adi. Tahapan yang perlu dilakukan perawat selanjutnya adalah melakukan recommendation berupa pemberian oksigen. Jawaban : A



154. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien terkait kondisi pasien yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian obat antipiretik dan observasi setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat dan membacakan ulang kepada dokter atas rekomendasi yang lelah diberikan. Setelah dilakukan verifikasi melalui telepon, perawat memberikan obat yang direkomendasikan tersebut. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut? A. Membuat kronologi kejadian B. Melaporkan kepada kepala ruang C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien E. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien



Pembahasan: Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melalui telepon dengan dokter perlu mendapatkan aspek legal secara tertulis yang dibuktikan dengan tandatangan dokter pada rekam medik/ dokumen pasien. Jawaban : D



155. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian didapatkan kondisi kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari-hari dibantu, terdapat luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil laboratorium menunjukkan gula darah 400 mg/dL. Perawat menentukan kondisi pasien untuk perawatan selanjutnya. Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut? A. Intermediate B. Intensive C. Minimal D. Partial E. Total



Pembahasan: Deskripsi Vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan kesadaran dan data lainnya sesuai dengan deskripsi konsep tingkat ketergantungan total. Jawaban : E



156. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien teljatuh di kamar mandi. Perawat segera datang ke tempat kejadian Apakah tindakan perawat selanjutnya? A. Melakukan pengkajian pasien B. Membuat catatan insiden pasienjatuh C. Melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut D. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien E. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasienjatah



Pembahasan: Bila terjadi kejadian pasien jatuh maka sebagai langkah awal perawat perlu melakukan pengkajian pasien di tempat j atuh yang meliputi perubahan kondisi yang terjadi akibat jatuh tersebut. Selanjurnya perawat mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut. Perawat kemudian melaporkan kepada kepala ruang dan dokter penanggung jawab pasien. Perawat membuat laporan kejadian untuk kepentingan investigasi, audit mutu dan langkah selanjutnya yang dipandang perlu sesuai standarpatient safety. Jawaban : A



157. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Setelah pasien dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perawat mengantar pasien tersebut ke ruang rawat inap dengan metode penugasan modular dan dilakukan timbang terima dengan perawat di ruang rawat inap. Perawat di ruang rawat, inap melakukan pengkajian kondisi pasien. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang rawatinap? A. Menghubungi perawat primer B. Mengkaji ulang kondisi pasien C. Melaporkan kepada kepala ruang D. Memasang gelang identitas pada pasien E. Menandatangani surat pengantar pasien dari UGD



Pembahasan: Setiap pasien yang masuk mang rawat inap perlu dilakukan pengkajian ulang. Hal ini untuk mengetahui pembahan kondisi pasien sehingga perencanaan dan implementasi keperawatan berdasarkan masalah yang teljadi dan selanjurnya menyampaikan hasil pengkajian tersebut kepada perawat primer untuk rencana tindakan selanjutnya pada pasien. Jawaban : A



158. Perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien. Saat obat akan diberikan, pasien dalam kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur.



Apakah tindakan perawat selanjutnya? A. Membangunkan pasien B. Menunda pemberian obat C. Mengkoordinasikan kepada kepala ruang D. Meminta keluarga membangunkan pasien E. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien



Pembahasan: Pemberian antibiotik harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat. Selain itu perawat perlu mengidentifikasi pasien minimal dua aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam medik atau nama pasien dan tanggal lahir. Jawaban : A



159. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat yunior kurang inisiatif dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruang juga mendapatkan laporan dari perawat yunior bahwa sikap perawat senior cenderung menunjukkan gaya seorang atasan dan lebih sering memberikan instruksi. Apakah tindakan kepala mang? A. Meminta perawat yunior mengalah B. Menginstruksikan perawat senior asertif C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang E. Mengharapkan perawat memahami peran masingmasing



Pembahasan: Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatukan perawat dalam satu persepsi untuk pencapaian visi dan misi mang rawat Ketika terjadi perbedaan persepsi antar perawat maka harus didiskusikan bersama-sama agar setiap perawat menyadari peran dan fungsinya sehingga tercipta situasi kerja yang kondusif. Jawaban : D



160. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana pembedahan Keluarga meminta penjelasan lanjut tentang proses pembedahan dan kondisi pasien pasca pembedahan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat primer tersebut? A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelah operasi C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed consent D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruang E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi



Pembahasan: Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan rencana tindakan bedah yang akan dilakukan pada pasien. Apabila keluarga mengharapkan penjelasan lebih lanjut tentang pembedahan maka perawat tidak boleh memberikan harapan atau janji yang belum pasti dan bukan wewenangnya karena hal tersebut menjadi kewenangan dokter penanggungjawab pasien. Jawaban : A



161. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya sanitasi di ruang rawat Pasien hampir terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat keluhan tersebut dan akan memanggil petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup buat keluarga pasien tersebut dan langsung meminta bertemu kepala ruang. Saat tersebut kepala ruang sedang mengikuti pengarahan kepala bidang keperawatan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat tersebut? A. Keluarga diminta untuk bersabar B. Segera menghubungi kepala ruang C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga E. Mengajak keluarga menemui kepala mang di ruang rapat



Pembahasan: Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada pasien dan keluarga tentang situasi dan kondisi yang dialami, khususnya terkait kerusakan sarana yang memerlukan koordinasi dan perbaikan dengan kurun waktu yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan aspek etik Veracity. Jawaban : D



162. Kena tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang merasa kurang diperhatikan ketika meminta perawat untuk membantu menyedia-kan air hangat bagi pasien. Perawat menjelaskan ketua tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebetulan sedang membantu perawatan pasien lain yang secara prioritas perlu penanganan segera. Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat tersebut? A. Melakukan refleksi diri sementara di mang istirahat B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien C. Menjelaskan ritaasi perawatan pasien kepada keluarga D. Meminta maaf kepada kepala mangan atas kejadian tersebut E. Berkeberatan bia dianggap kurang memperhatikan pasien



Pembahasan: Pasien dan keluarga secara unik memang dimungkin-kan mengeluhkan kinerja perawat karena beberapa situasi pekerjaan perawat kurang dipahami pasien dan keluarga Namun perawat juga peda tetap mengedepan-kan layanan prima pada pasien dan tetap menegakkan prinsip etika dalam layanan pasien, khususnya penerapan Benejience, setelahnya menjelaskan kondisi pasien, melakukan refleksi diri dan meminta maaf pada pimpinan. Jawaban : B



163. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan kadar Hb didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan tranfusi darah. Perawat meminta keluarga ke PMI untuk mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun keluarga menolak dengan alasan darah dari PMI tidak jelas asal-usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari dokter penanggun g jawab pasien, keluarga tetap berkeberatan dan menolak. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?



A. Melaporkan kepada ketua tim B. Memotivasi lanjut keluarga pasien C. Tetap memberikan transfusi darah D. Menghormati keputusan keluarga pasien E. Mendokumentasikan penolakan tindakan



Pembahasan: Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi status kesehatan pasien. Perawat wajib menghormati hal tersebut sebagai penerapan prinsip moral dalarn asuhan keperawatan. Jawaban : D



164. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil pengkajian: kesadaran compos mantis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi gurgling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus tersebut? A. Pasang cateter suction B. Tingkatkan fraksi O2 100% C. Penghisapan lendir duakukan dengan cara berputar D. Masukkan cateter suction dengan posisi canula dibuka E. Lakukan penghisan lendir dengan posisi canula ditutup



Pembahasan: Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan penurunan kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi mengalami akumulasi sekret di jalan napas. Kondisi tersebut akan menyebabkan obtruksi pada jalan napas yang berdampak pada penurunan ventilasi dan akan bennuara pada penurunan oksigenasi jaringan (SaO2), jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian Jawaban : B



165. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karene kecelakaan. Hasil pengkajian terdapat luka tusuk di para kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakhea bergeser ke sebelah kanan. TD: 80/50 mmHg, frekuensi nadi: 116x/menit, frekuensi napas: 35x/menit +Pasien terpasang oksgien NRM 10 1/menit Pasien telah terpasang needle thorakosintesis.



Apakah tindakan selanj utnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ? A. Posisikan semi fowler B. Pasang balut tekan C. Pasang kassa 3 sisi D. Perikardiosintesis E. Pasang CTT



Pembahasan: Tension pneumothoraks, tetjadi kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari luar melalui dmding dada, masuk kedai am rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (air trap/ udara terjebak di rongga pleura), teljadi peningkatan tekanan intra pleura sehingga paru-paru menjadi kolaps, dan akhirnya menyebabkan mediastinum terdorong ke sisi yang sehat (kontralateral) dan dapat menghambat pengembalian darah vena ke jantung. Jawaban : E



166. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian: nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8°C. Gambaran EKG ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual. Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut? A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin) B. Kolaborasi pemberian anti platelet C. Kolaborasi pemberian oksigen D. Kolaborasi obat di gitalis E. Kolaborasi nitrogliserin



Pembahasan: Acute Coronary Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana teijadi penumpukan plak pada area lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa sensasi nyeri pada area jantung (di daerah dada bagian kiri), nyeri dada yang semakin berat menggambarkan tingkat kerusakan yang terjadi pada area miokard. Jawaban : A



167. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil pengkajian: compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala 7, hepar teraba 3 cm, spidernevi+, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, dan frekuensi napas 22 x/menit. Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut? A. Pasang NGT B. Puas akan pasien C. Berikan vitamin K D. Berikan cairan koloid E. Berikan cairan kristaloid



Pembahasan: Varises esophagus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan saluran cerna. Perdarahan ini terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang mengalami distensi terstimulasi akibat peristaltik yang terjadi secara terus menerus, sehingga terjadi erosif pada permukaan pembuluh darah dan akan berpotensi terjadinya ruptura, dimana hal ini lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinnya perdarahan pada saluran cerna. Jawaban : A



168. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian: riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal, lemah dan terdengar bunyi napas gurgling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark hemisfer sinistra. Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?



A. Melakukan penghisapan lendir B. Mengaturposisifowler C. Memasang oksigen D. Memasang ETT E. Memasang OPA



Pembahasan: Penjarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak. Perdarahan disebabkan karena pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas di sekitar area perdarahan dan iskemik jaringan dimana ditandai dengan hilangnya kesadaran, pola napas abnormal, dan fungsi motorik menurun termasuk terjadinya gangguan pada nervus vagus sehingga mengalami penurunan fungsi jnmr-lan bal ini akan mengakibatkan menumpuknya sekret di jalan napas yang bisa didengar sebagai suara gurgling. Jawaban : A



169. Seorang perempuanberusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil pengkajian: riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat, berkeringat dingin, dan akral teraba dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Pemeriksaan GDS 48 mg/dl. Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut? A. Memberikan infus D 5% B. Memberikan glukagon 1 mg iv C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon E. Memberikan glukosa 40% 3 flakon



Pembahasan: Metabolisme glukosa didalam darah dipengaruhi oleh kadar insulin yang diproduksi dari pulau Iangerhans di pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan sekresi insulin sehingga kebutuhan insulin untuk metabolisme glukosa di dalam darah tidak mencukupi. Insulin berfungsi untuk membawa makanan ke dalam sel dan pasien DM biasanya



diberikan obat obatan insulin dan diet rendah gula. Pengelolaan pasien DM adalah salah satunya monitoring kadar gula darah secara rutin. Penurunan ini terjadi karena obat obatan yang diminum (terapi insulin), diet rendah gula/ karbohidrat serta olah raga yang dilakukan. Jawaban : D



170. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian terdapat fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/memt, frekuensi napas 24 x/menit. Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. Berikan 02 B. Balut tekan C. Pasang bidai D. Pasang kateter E. Rehidrasi cairan



Pembahasan: Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan jaringan lunak disekitar tulang rusak, diamarannya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga timbul perdarahan, bila perdarahannya massif terus menerus maka volume darah berkurang yang beresiko terjadinya shock hipovolemik. Hal ini terlihat dari gej ala klinis yang ditimbulkan yaitu peningkatan nadi, penurunan TD, perfusi perifer menurun, dan CRT > 2 detik. Jawaban : E



171. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian: kesadaran kermposmentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80 nimHg, frekuensi nadi 100 x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis fraktur tertutup radius ulna 1/3 distal ctcxrra.Telah dilakukan pemasangan bidai. Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut? A. Mengevaluasi warna kulit B. Mengevaluasi posisi bidai C. Mengevaluasi tingkat nyeri



D. Mengevaluasi pulsasi distal E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan



Pembahasan: Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain termasuk syaraf. Fragmen fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan akan menstimulasi nyeri yang dihantarkan ke hipothalamus; ke cortex cerebri disampaikan ke syaraf motorik yang akan diinterpretasikan nyeri sehingga teljadi keterbatasan gerak. Tatalaksana yang dilakukan untuk . menstabilisasi fragmen fraktur salah satunya adalah dengan pemasangan bidai. Strategi menjawab: Pada kasus di atas dengan adanyafraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan sudah dilakukan pemasangan bidai, selanjutnya harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu mengevaluasi pulse, sensasi, motorik (PSM) di area distal fraktur. Jawaban : D



172. Seorang laki-laki berusia 34 tahun-diantar UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian: luas luka bakar 36 00, derajat II, dengan BB pasien 50 kg. Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama pada kasus tersebut? A. 3600 B. 5300 C. 6200 D. 7200 E. 8100



Pembahasan: Luka bakar menyebabkan terbukannya kulit sebagai barrier untuk mengurangi terjadinya evaporasi, hal ini akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya akan menyebabkan kondisi syok hipovolemik bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani. Strategi: Penghitungan kebutuhan cairan pada kasus luka bakar adalah menentukan dahulu luas luka bakar, BB dan kemudian mencari kebutuhan cairannya. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Rumus 4 cc x BB x Luas Luka bakar/2 . Dengan rincian: 1/2 hitungan cairan diberikan 8 jam pertama, 1/2 hitungan cairan diberikan 16 jam berikutnya. Luka bakar 36 % dan



BB pasien 50 kg. maka kebutuhan cairannya: 4 x 50 x 36 = 7.200, 8 jam pertama diberikan 50 % dari total kebutuhan cairan: 7200/2 = 3.600. Jawaban : A



173. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil pengkajian: suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2, ascita +. TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit. Hasil laboratorium fungsi faal ginjal: ureum 178 , kreatinin 4,6. Pasien mendapat therapy diuretik furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu dievaluasi dan tindakan kolaboratif tersebut? A. Urine output B. Tekanan darah C. Frekuensi napas D. Kadar kalium darah E. Kadar natrium darah



Pembahasan: AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya berlangsung reversible diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dengan/tanpa ganggunan keseimbangan cairan dan elektrolit. Tanda tanda AKI adalah kreatinin serum meningkat dan BUN, dan urine output menurun. Faktor resikonya adalah sepsis, luka bakar, trauma dan operasi jantung. Ada 3 patofisiologi dari penyebab AKI yaitu penurunan perfusi ginjal (pre renal), penyakit mtn'nsic ginjal (renal) dan obstruksi renal akut (post renal), dengan penyebabnya perdarahan hebat, penurunan curah jantung dan glomerulonephritis. Pada kasus acute kidney injury dimana terjadi kerusakan parerikim ginjal yang bersifat sementara tergantung dari fase yang dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga produk si urin menurun, dan di sertai dengan peningkatan kalium dan cairan di dalam tubuh. Jawaban : A



174. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa Sirosis Hepatis. Hasil pengkajian edema tungkai +3 . dan shifting dullness, mual, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110/menit, suhu 37°C, frekuensi nafas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl, Albumin 1.5 gr/dL. Apakah intervensi prioritas pada kasus tersebut? A. Memberikan posisi nyaman buat pasien



B. Monitoring intake dan output cairan C. Monitoring tanda-tanda vital D. Memberikan terapi diet E. Manajemen aktifitas



Pembahasan: Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pembelian dan kegagalan mengekresi cairan dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat edema, maka tekanan hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu dilakukan monitoring untuk mengetahui progresifltas edema tersebut. Pada kasus tersebut pasien mengalami kondisi kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema dan penumpukan cairan di rongga abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness. Jawaban : B



175. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus paralitik paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan perawatan kolostomi. Perawat telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat mengenakan handscoon dan membuka kantong kolostomi. Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut? A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma B. Bersihkan stoma dengan NaCl 0,9% C. Pasang kantong kolostomi baru D. Ukur diameter kantong stoma E. Cuci tangan dan dokumentasi



Pembahasan: Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal pertama dilakukan pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, sehingga pasien mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui tindakan tersebut. Setelah itu perawat menggunakan handscoon dan membuka kantong kolostomi, setelah kantong terbuka, maka perawat melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit sekiamya, kemudian,



membersihkan-nya, mengukur diameter kantong dan memasang kantong stoma baru, setelah selesai maka perawat mencuci tangan dan mendokumentasikannya. Jawaban : A



176. Seorang laki-Iaki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurolog dengan diagnosis meningitis. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area_ penonjolan tulang tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,7°C. Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. memberikan lotion pada area menonjol B. memberi kompres hangat C. mobilisasi setiap 2 jam D. melakukan massage . E. melatih ROM



Pembahasan: Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan flsik, hemiparese sangat berpotensi kehilangan proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi tersebut diatas terjadi. Kehilangan kemampuan ini menimbulkan tertekannya daerah menonjol terlalu lama dan menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut kematian jaringan. Bukti kerusakan ini adanya cirriciri munculnya luka seperti kemerahan, bulla atau sudah luka. Jawaban : C



177. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari ke-2. Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku seluruh tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. Berikan posisi semi Fowler B. Observasi tanda vital C. Jauhkan benda taj am



D. Miringkan pasien E. Pasang spatel



Pembahasan: Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan fokal otak pada serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi kejang. Kejang tidak dapat di lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah trauma. Maka saat kejang yang perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi dan longgarkan napas sampai kejang berhenti. Jawaban : D



178. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DM. Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58 mg/dl. Pasien mendapat therapi insulin 10 in namun tidak menghabiskan makanannya. Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. memberian dextrose 40% B. memonitor glukosa darah C. memberikan minuman manis D. menganjurkan untuk segera makan nasi E. menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes



Pembahasan: Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akibat dari terlalu banyak dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin. Pendidikan kesehatan yang adekuat diperlukan agar pasien mampu memahami penatalaksanaan yang penting untuk dilakukan, seperti tidak menunda makan. Tindakan yang perlu segera dilakukan adalah memberikan intake cairan berupa minuman manis agar kondisi hipoglikemia tidak berlanjut. Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar glukosa darah pasien dan menghindari pemberian dosis insulin yang berulang kali menyebabkan hipo glikemia. Jawaban : C



179. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan penurunan refleks sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang sukaminum -minuman manis dan jarang berolah raga. Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut? A. menganjurkan berolah raga B. memberikan edukasi tentang diet C. memberikan edukasi perawatan kaki D. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes E. menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin.



Pembahasan: Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes mengalami masalah pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer dan penurunan sistem imun adalah bentuk komplikasi lanjutan yang berkontn'busi pada masalah kaki yang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang paling sering dirasakan adalah penurunan sensasi, rasa kesemutan. Penurunan sensasi ini menyebabkan luka dan kalus pada pasien. Sehingga, perawat perlu memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien. Jawaban : C



180. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat di mang bedah post ORIF seminggu yang lalu, akibat fraktur tertutup femur simstra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan beljalan menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan melalui tangga. Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut? A. kruk sisi kanan turun terlebih dahulu B. kruk sisi kiri turun terlebih dahulu C. kaki kanan turun terlebih dahulu D. kedua kruk turun bersamaan E. kaki kiri turun terlebih dahulu



Pembahasan: Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu stabilitas pasien saat bexjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki yang sehat terlebih dahulu sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua kruk terlebih dahulu. Pada pasien dengan non weigh bearing (menumpu berat badan) menggunakan 3 point. Jawaban : D