Percobaan Elektromagnetik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

percobaan elektromagnetik Dalam membuat percobaan ini kamu semua membutuhkan bahan : 



1 buah paku besar







30 cm kabel yang berisi kawat tembaga







1 buah baterai 1,5 Volt







Beberapa logam kecil, seperti paper clip, jarum, dll Langkah Pembuatan :  Kuliti kabel tembaga tadi dan sisakan sedikit lapisannya pada ujung-ujung kabel. Lilitkan kawat tembaga pada paku dan tempelkan ujung kawat tembaga yang lain



 



pada baterai. Tunggu sebentar, Setelah beberapa lama paku itu akan bersifat magnet.







Untuk mengujinya coba dekatkan paku tersebut pada paper clip.



Penjelasan percobaan : Kalau tentang eksperimen ini pasti kalian semua sudah pada tahu konsep yang menjelaskannya. Pada intinya paku tersebut dapat bersifat seperti magnet karena ada proses yang dinamakan elektromagnetik. Karena di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet. Dalam percobaan ini, yang menjadi sumber listrik adalah baterai dan mengalirkan arus sepanjang kawat yang melilit paku.



Semakin banyak lilitan kawat tembaga pada paku, maka semakin besar gaya medan magnet yang di keluarkan, begitu juga sebaliknya Semakin sedikit jumlah lilitan kawat pada paku, maka semakin kecil gaya medan magnet yang di keluarkan.



KETERAMPILAN MENGENDALIKAN VARIABEL. PERCOBAAN IPA LAPORAN PERCOBAAN 1.



Judul Percobaan : Membuat Magnet Menggunakan Listrik



2.



Teori Dasar : Magnet merupakan benda yang memiliki gaya tarik sehingga dapat menarik benda lain. Kekuatan sebuah magnet terletak pada bagian yang disebut kutub-kutub magnetik. Magnet mempunyai dua kutub yaitu utara dan selatan. Gaya tarik magnet dapat berupa gaya tarik atau



gaya tolak yang terdapat pada bagian ujung-ujungnya. Kutub senama bersifat tolak menolak, kutub tak senama bersifat tarik menarik. Kekuatan tarik menarik atau tolak menolak antara ujung-ujung magnet bergantung pada jarak antar magnet tersebut. Benda dapat dibedakan ada benda magnet dan ada juga benda bukan magnet. Benda magnet mempunyai sifat magnet yang kuat, sedangkan benda yang tidak mempunyai sifat magnet disebut diamagnetik, seperti emas, perak, alumunium, dan tembaga. Magnet dapat dibuat sehingga ada magnet buatan. Berbagai cara membuat magnet buatan antara lain melalui : (a) cara induksi yaitu menempelkan atau mendekatkan magnet pada benda feromagnetik yang akan dijadikan magnet, (b) cara menggosok, dengan menggosokkan benda misal besi atau paku besar dengan salah satu ujung magnet dalam satu arah, (c) cara pengaliran listrik yang dikenal dengan elektromagnet. Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted, seorang ahli fisika Denmark, mengemukakan bahwa kawat penghantar yang dilalui arus listrik dapat menghasilkan medan magnet. Pembuatan magnet dengan cara mengaliri listrik disebut elektromagnet. Caranya, paku besi yang cukup besar dan belum mempunyai gaya magnet dililiti kawat. Kemudian, kedua ujung kawat dihubungkan pada kutub positif dan negatif baterai, sehingga melalui kawat, paku mendapat gaya magnet dari arus listrik tersebut. 3. 1. 2. 3. 4.



Alat dan Bahan : Baterai 1,5V Kawat tembaga Paku 2 inch Paku kecil



4. 1. 2. 3.



Prosedur Kerja : Lilitkan kawat tembaga pada paku sebanyak 10 lilitan Hubungkan kedua ujung kawat tembaga pada kutub positif dan kutub negatif baterai Hamburkan 20 buah paku kecil di atas meja kemudian dekatkan paku besar yang sudah dililiti



: 1 buah : 1 meter : 1 buah : 20 buah



oleh kawat tembaga. Amati apa yang terjadi? 4. Ulangi kegiatan 1, 2 dan 3 dengan jumlah sebanyak 15 lilitan, 20 lilitan dan 25 lilitan kawat tembaga. 5. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan! 5.



Tabel Data : Hubungan jumlah lilitan dengan jumlah paku yang tertarik No



Jumlah Lilitan



Banyak Paku yang Ditarik



1 2 3 4 6.



10 15 20 25



Kesimpulan : Karena paku telah mendapatkan gaya magnet, maka paku tersebut dapat menarik bendabenda yang memiliki sifat magnet. Semakin banyak lilitan kawat, semakin kuat gaya magnet yang diterima paku.



BAB VI KETERAMPILAN MENGENDALIAN VARIABEL, INFERENSI, PREDIKSI, HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU KETERAMPILAN MENGENDALIKAN VARIABEL. Vareabel adalah Faktor yang berpengaruh, faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan terhadap faktor yang lain disebut faktor peubah atau Variabel Bebas, sedangkan faktor yang dipengaruhi atau yang diubah disebut faktor yang diubah atau variable terikat. Keterampilan mengendalikan variable adalah keterampilan mengatur variable sedemikian serupa sehingga adanya perbedaan pada akhir eksperimen adalah benar – benar karena pengaruh vaeiabel yang diteliti. Contoh Pengembangan Keterampilan Mengendalikan Variabel. Judul Kegiatan



: Pengendalian Variabel



Bahan yang diperlukan



: Paku besar, kawat tembaga



Alat yang digunakan



: Peralatan Tulis



Tujuan Pembelajaran



: Siswa dapat mengendalikan variable dalam membuat



Elektromagnetik dengan jumlah lilitan yang berbeda dan hubungan dengan magnet yang dihasilkan. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 1. 2. 3. 1.



Bentuk Kelompok - kelompok kecil yang terdiri atas 4 - 5 orang Siswa Setiap Kelompok diberi bahan yang sudah disiapkan. Kegiatan Eksplorasi. Meminta Siswa melakukan Kegiatan dibawah ini. Ambillah dua buah paku dan buatlah lilitan pada paku sebanyak 10 lilitan dan 5 lilitan sehingga



terbentuk 2 kumparan. 2. Lilitan masing – masing kumparan dihubungkan dengan baterai. 3. Dekatkanlah kedua ujung masing – masing paku pada peniti. 4. Mitalah kepada siswa unutk membuat ramalan tentang jumlah peniti yang mungkin menempel pada paku. 4. Apakah yang terjadi ? bandingkanlah banyaknya peniti yang dapat ditarik oleh paku yang dililit kawat yang diperoleh dalam percobaan dengan hasil yamh diramalkan ( kumparan yang dililt lebih banyak menghsilkan medan magnet yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kumparan yang jumlah lebih sedikit.) KETERAMPILAN MENYIMPULKAN (INFERANSI) Inferensi adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Perbedaan



dengan



hipotsis



adalah



terletak



pada



tumpuan



penarik



kesimpulan.



Pada inferensi kesimpulan diambil dari data observasi, jadi menggunakan logika induktif, sedangkan hipotesis lebih bertumpu pada hasil pemikiran deduktif, Contoh : Ada dua buah bola yang sama besarnya. Yang satu terbuat dari besi dan satu lagi terbuat dari kayu. Keduanya dijatuhkan dari ketinggian yang sama, misalnya dua meter dari atas tanah. Menurut dugaan ( hipotesis ) adalah Bola yang terbuat dari besi akan lebih cepat sampai ketanah. Setelah dilakukan percobaan ternyata membutuh kan waktu yang sama. Jadi,Dalam contoh ini Inferensi adalah “ Kecepatan benda yang jatuh bebas tidak tergantung dari berat benda itu, sehingga hipotensi yang menyatakan bahwa besi yang lebih cepat jatuh ketanah ditolak pernyataannya, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI.



Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada observasi yang akan datang. Keterampialan memperediksi menurut beberapa tokoh Esler dan yang dikutib Maimun adalah “ keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan kejadian - kejadian yang telah terjadi sekarang. Memprediksi dapat dikatakan sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui .perlu diperhatikan bahwa prediksi didasarkan pada observasi , pengukuran dan informasim tentang hubungan – hubungan antara variable yang diobservasi. Prediksi yang tidak didasarkan pada observasi hanya merupakan suatu terkaan, dan ini buakan lah yang diharapkan dalam kegiatan mempresikan pada keterampilan proses, Contoh : Bentuk prediksi yang mungkin sederhana adalah sebagai berikut. Dua sendok gula yang dilarutkan dalam satu gelas air panas dengan suhu 80 0C perlu waktu untuk melarutkan gula tersebut 2 detik. Dua sendok gula yang dilarutkan dalam gelas air dingin dengan suhu 40C perluwaktu untuk melarutkan gula 10 detik. Dua sendok gula dilarutkan dalam gelas air hangat dengan suhu 400C memerlukan wakttu .?



1. KETERAMPILAN MENGENAI RUANG DAN WAKTU. Menurut beberapa Tokoh 1. Menurut Eler (1984) Meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda lain atau terhadap waktu keterampilan mengubah bentuk dan posisi suatu benda.setelah beberapa waktu. 2. Menurut Abruscato (1988) Menggunakan hubungan ruang dan waktu merupakan keterampilan proses yang berkaitan dengan penjelasan hubungan – hubungan tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu. Keterampilan ini penting karena semua benda menempati tempat dalam waktu ruang pada waktu tertentu.proses ini dapat dipecah kedalam bermacam – macam kategori termasuk bentuk, arah dan susunan yang berkaitan denganruang dan waktu , gerak dan kecepatan, kesimetrian, dan kecepatan perubahan. Contoh :



Judul kegiatan



: Keterampilan Mengenai Hubungan Ruang dan waktu.



Alat dan Bahan



: Lilin 4 buah ,Toples 4 buah



Tujuan



: Mentukan Hubungan Ruang dan Waktu.



Kegiatan Pembelajaran



:



1. Bentuk kelompok kecil , kemudian ajak siswa melakukan kegiatan diluar kelas. 2. Mintalah kelompok siswa untuk menghidupkan ke 4 lilin, kemudian dengan bersamaan tutup semua lilin tersebut dengan toples. 3. Setelah diamati ke 4 toples tersebut , maka lilin yang duluan mati adalah lilin yang berada pada toples yang lebih kecil dan yang terakhir yaitu yang berada pada toples yang lebih besar. Dengan begitu , kita dapat menjelaskan bahwa benda menempati tempat dalam suatu ruang dalam waktu tertentu. PENUTUP 1. KESIMPULAN 1. Keterampilan mengendalikan variabel. Vareabel adalah Faktor yang berpengaruh, faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan terhadap faktor yang lain disebut faktor peubah atau Variabel Bebas, sedangkan faktor yang dipengaruhi atau yang diubah disebut faktor yang diubah atau variable terikat. 2. Keterampilan menyimpulkan (inferansi) Inferensi adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Perbedaan



dengan



hipotsis



adalah



terletak



pada



tumpuan



penarik



kesimpulan.



Pada inferensi kesimpulan diambil dari data observasi, jadi menggunakan logika induktif, sedangkan hipotesis lebih bertumpu pada hasil pemikiran deduktif, 3. Keterampilan memprediksi. Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada observasi yang akan datang. Keterampialan memperediksi menurut beberapa tokoh Esler dan yang dikutib Maimun adalah “ keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan kejadian - kejadian yang telah terjadi sekarang. 4. Keterampilan mengenai ruang dan waktu. Keterampilan ini penting karena semua benda menempati tempat dalam waktu ruang pada waktu tertentu.proses ini dapat dipecah kedalam bermacam – macam kategori termasuk bentuk, arah dan susunan yang berkaitan denganruang dan waktu , gerak dan kecepatan, kesimetrian, dan kecepatan perubahan.