Perencanaan Dalam Manajemen Koperasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KOPERASI



OLEH



Lia uzlifatun nazidah



5.12.02.03.0.042



Muchamat choirul anam



5.12.02.03.0.050



Saiful irawan



5.12.02.03.0.0



Tri handono



5.12.02.03.0.091



PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT TAHUN AKADEMIK 2014/2015



BAB I PENDAHULUAN A.



LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan proses dasar yang sangat penting bagi pelaksanaan proses-proses yang lain, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fungsi manajemen yang lain seperti pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,dan pengawasan. Kelima fungsi tersebut dalam praktek tidak berdiri sendiri secara terpisah-pisah, melainkan dijalankan secara bersama-sama atau hampir bersamaan. Ada bermacam-macam alasan mengapa perencanaan penting untuk dilakukan, karena adanya hal-hal yang tidak pasti di waktu yang akan datang, seperti keadaan ekonomi, politik, sosial maupun budaya yang selalu berubah-ubah. Apabila keadaan diwaktu yang akan datang tidak mengalami perubahan, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah mengambil pola yang paling sesuai dengan keadaan yang sudah pasti tersebut. Tetapi karena keadaan yang selalu mengalami perubahan, maka perlu diadakan perencanaan yang baik agar dapat mengantisipasi perubahan keadaan yang dihadapi di masa yang akan datang. Dengan keadaan yang idak pasti seperti ini, maka sebagai pengurus koperasi harus tajam pandangan dan pendengarannya untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi. Selain itu, perencanaan diperlukan untuk penyesuaikan jalan perusahaan dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Rencana ditujukan pada suatu titik yang ingin di capai. Jika terjadi penyimpangan dari jalan yang telah ditentukan, pengurus segera mengetahuinya.



B.



RUMUSAN MASALAH



1.



Apa yang dimaksud dengan perencanaan (What)?



2.



Kapan perencanaan dilaksanakan (When)?



3.



Dimana perencanaan dapat dilakukan (Where)?



4.



Mengapa perlu dilakukan perencanaan (Why)?



5.



Siapa yang teerlibat dalam perencanaan (Who)?



6.



Bagaimana perencanaan dilakukan (How)?



C.



TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan menjelaskan rumusan masalah diatas (5W+1H) terkait dengan perencanaan manajemen koperasi.



D.



METODE PENULISAN Metode penulisan yang dilakukan dalam makalah ini adalah :



1.



Studi Pustaka



2.



Browsing internet



BAB II PEMBAHASAN A.



Apa yang dimaksud dengan perencanaan, (What)? perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsifungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolantak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.



1.) a.



Pengertian perencanaan menurut para ahli: Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.



b.



M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.



c.



Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakantindakan kemudian.



d. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan. e.



Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta



menggunakan



asumsi-asumsi



yang



berkaitan



dengan



masa



datang



dengan



menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.



f.



jnKusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.



g.



Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.



B.



Kapan Perencanaan dilaksanakan (When)? Secara umum perencanaan biasanya dilaksanakan pada permulaan atau merupakan langkah awal dari sebuah kegiatan ataupun organisasi. Jadi waktu perencanaan dilakukan awal sebelum di bentuknya sebuah organisasi (koperasi). Pada hakekatnya perencanaan dilaksanakan untuk menentukan sukses atau tidaknya suatu usaha. Perencanaan harus dilaksanakan atau dilakukan pada saat baru memulai suatu usaha.



C.



Di mana perencanaan dapat dilakukan (Where)? Secara umum perencanaan dilaksanakan dan dilakukan didalam suatu oranisasi yang yang baru terbentuk untuk menentukan tujuan atau visis dan misi dari suatu organisasi, usaha (Koperasi). Jadi perencanaan dilaksanakan di dalam suatu bisnis atau ornganisasi,



D.



Mengapa perlu dilakukan perencanaan (Why)? Berdasarkan fungsi perencanaan secara umum dapat kita lihat bahwa mengapa perlu diadakan perencanaan disebabkan oleh:



1)



Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.



2)



Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.



3)



Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.



4)



Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.



5)



Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai



tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendirisendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan. E.



Siapa yang terlibat dalam perencanaan (How)? Unsur atau pelaku yang terlibat dalam kegiatan perencanaan adalah :



b.



Panitia Perencanaan Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.



c.



Bagian Perencanaan Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.



d. -



Tenaga Staf Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu : Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung menangani pekerjaan.



-



Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian merencanakan sesuatu guna.



F. a)



Bagaimana perencanaan dilakukan (Who)? Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.



b)



Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.



c)



Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.



d)



Membuat sintesa\Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.G.



Bagaimana



perencanaan pengelolaan koperasi secara keseluruhan ? Perencanaan usaha/bisnis koperasi pada dasarnya adalah sebuah deskripsi tertulis mengenai masa depan bisnis KOPERASI. Perencanaan Bisnis merupakan kumpulan dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis koperasi untuk mempromosikan anggotanya (meningkatkan kesejahteran ekonomi dan social) dengan memfasilitasikan jasa usaha koperasi ( transaksi barang ataupun jasa dengan menghasilkan SHU dan menarik bagi anggota koperasi serta pihak-pihak di luar koperasi sebagai investor, untuk menanamkan modalnya kepada koperasi). Perencanaan Bisnis umumnya terdiri dari tujuan bisnis, strategi yang digunakan, masalah potensial yang akan dihadapi dan cara mengatasinya, struktur organisasi, modal, dan bagaimana mempertahankannya sampai tercapainya harapan-harapan (kebutuhan) anggota koperasinya serta dari sisi investasi keuangan koperasi mencapai break even point . Ada tiga bagian dalam Perencanaan Bisnis Koperasi : 1.



Konsep bisnis yang menjelaskan secara rinci koperasi sebagai badan usaha, struktur organisasi, produk dan jasa pelayanan yang dikelola.



2.



Market, yang membahas dan menganalisa pasar konsumen potensial.



3.



Finansial, meliputi estimasi pendapatan dan arus kas, neraca serta rasio keuangan lainnya. Untuk memilih tipe-tipe perencanaan yang akan digunakan, dapat disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Dengan misi yang di emban organisasi koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitarnya maka tujuan akhir inilah yang ingin dicapai, sehingga untuk tujuan tersebut perlu dibuat rencana supaya dapat di capai secara bertahap. Cara lain untuk memilih tipe perencanaan adalah disesuaikan dengan tipe organisasi dan tingkat manajemen. Khusus untuk koperasi di kenal dua manajemen, yaitu manajemen organisasi dan manajemen usaha sehingga dapat digunakan tipe rencana yang berbeda. Manajemen organisasi menggunakan dan membuat rencana strategis sedangkan manajemen usaha membuat rencana yang bersifat opersasional yang sifatnya lebih mendetail Perencanaan usaha koperasi dapat dimulai dari suatu konsep pemikiran (mindset) bagaimana memperbaiki kinerja koperasi; dan mulai mengindentifikasi untuk menemukan factor yang menentukan baik buruknya kinerja koperasi untuk diberikan skala prioritas dalam penjabaran perencanaan sesuai dengan nilai-nilai menejemen perkoperasian, seperti : Pertama, membangun dan meningkatkan peran dan partisipasi anggota.



Anggota Koperasi sebagai modal utama dari koperasi, maju atau mundurnya kinerja koperasi akan ditentukan oleh peran aktif anggota baik sebagai pemodal (pemilik), nasabah (konsumen) serta sebagai penerima manfaat atau dengan kata lain Anggota adalah Raja. Ini adalah realita dalam perkoperasian karena anggota sebagai pemilik koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki hak penuh menentukan diterima atau disetujuinya perencanaan usaha yang diajukan oleh Pengurus dan Pengawas dalam forum Rapat Anggota. Sikap loyal anggota karena memiliki koperasi dapat ditumbuhkan melalui



kegiatan



perencanaan usaha koperasi sejak awal, program kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk anggota yang terpola dan berkesinambungan. Hal ini selain membuka cakrawala wawasan bagi anggota koperasi juga membangun watak koperasi (budaya) dari anggotanya. Kedua, membangun kemampuan Pengelola dan kaderisasi. Pengelola atau pengurus koperasi (termasuk juga jajaran struktural dibawahnya) harus memiliki kemampuan kepemimpinan, kewirausahaan, professional serta terutama memiliki kejujuran. Pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya mampu menghasilkan pelayanan yang dapat memberikan manfaat kepada anggotanya (baik aspek manfaat fisik, ekonomi maupun manfaat psikologis). Manajemen koperasi difokuskan menjadi manajemen yang efisien dan efektif, dan memiliki nilai-nilai manajemen sesuai jati diri koperasi. Ketiga, memiliki kesehatan keuangan. Keberhasilan dan kegagalan koperasi dapat dilihat sehat atau tidaknya keuangan koperasi, tingkat kesehatan keuangan koperasi mencerminkan juga kesehatan usaha, organisasi, manajemen serta sehatnya kualitas pelayanannya kepada anggota. Keadaan keuangan dilaporkan secara berkala sesuai kaidah-kaidah akuntansi, terbuka dan bertanggung jawab. Untuk itu peran aktif Pengawasan oleh Badan Pengawas Koperasi harus menganut system pengawasan atau pendeteksian dini (early warnin g system), mengkoreksi dan memperbaiki sedini mungkin masalah keuangan koperasi sebelum kerugian menjadi beban yang harus dipikul oleh anggota karena kesalahan prosedural (mismanagement) oleh pengelola. Keempat, membangun kemitraan antar koperasi dan kemitraan koperasi dengan pihak Badan Usaha lain. Menghadapi trend bisnis (era pasar bebas) dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, koperasi sejak dini sudah harus melakukan penyesuaian dan antisipasi pengembangan



usahanya dengan melakukan kerjasama antar koperasi (membangun sinergi) untuk memiliki bargening position dengan mengutamakan kekuatan pasar (captive market) anggotanya; karena Keberhasilan hanya dapat diraih secara bersama untuk Kepentingan yang sama, saat ini momentum untuk mewujudnyatakan kekuatan yang dimiliki koperasi melalui kerjasama kemitraan.Mendorong koperasi juga menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak lain, seperti Badan Usaha milik Negara/Daerah, swasta dalam negeri maupun swasta asing, perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh, agar koperasi dapat dan mampu memasuki perdagangan international, maupun dapat secara bersama-sama membangun lembaga keuangan koperasi.



BAB III PENUTUP A.



KESIMPULAN Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pemikiran yang menghubungkan faktafakta



berdasarkan



asumsi-asumsi



yang



berkaitan



dengan



masa



datang



dengan



menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan bagaimana pencapaiannya. Setiap koperasi yang ingin berhasil dalam usahanya harus membuat rencana, adapun langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut : 1.



Menetapkan tujuan suatu perusahaan



2.



Mencari dan meneliti bermacam-macam cara untuk mencapai tujuan organisasi ( mencari beberapa alternatif /cara untuk mencapai tujuan)



3.



Menilai masing-masing alternatif tersebut



4.



menentukan alternatif mana yang akan dipilih di antara beberapa alternatif yang sudah dikaji tersebut



5.



menunjuk orang-orang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan seterusnya merinci tanggung jawab dan kekuasaan masing-masing orang yang telah ditunjuk



6.



Mengecek apakah hasil akhir dari operasi perusahaan/organisasi sesuai dengan apa yang telah direncanakan



B.



SARAN Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka saran yang dapat kami berikan pada pembaca adalah dalam memulai suatu usaha harus diawali dengan adanya suatu perencanaan yang baik agar usaha kedepannya dapat berjalan dengan baik, karena sukses dan tidaknya suatu organisasi tergantung dari perencaan,jika perencanaan dilakukan dengan matang dan mempertimbangkan aspek-aspek lain yang mendukung maka kemungkinan usaha tersebut akan suskses, sebaliknya jika perencanaan tidak dilakukan dengan matang maka tigdak menutup kemungkinan bisnis atau usaha tersebut akan terhenti.