Perkembangan Ilmu Manajemen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “PENGANTAR MANAJEMEN” PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN



DISUSUN OLEH : KELOMPOK DIMAS JOKO S. TAUFIKUR RAHMAN



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI TAHUN AKADEMIK 2016 UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN



1



DAFTAR ISI



BAB I : PENDAHULUAAN A. Latar Belakang



.............................................................................3



B. Rumusan Masalah C. Tujuan



3 ........................................................................................4



BAB II : PEMBAHASAN A. B. C. D.



Pengertian Manajemen ..............................................................5 Sejarah Manajemen .......................................................................5 Perkembangan awal teori manajemen...........................................7 Prinsip dan fungsi manajemen.......................................................11



E. Perspektif Manajemen Klasik........................................................22 F. Prespektif Manajemen Perilaku.....................................................26 G. Prespektif Manajemen kuantitatif................................................34 BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................38 B. Saran .............................................................................................38 Daftar Pustaka .......................................................................................................39



2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar



belakang



Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari cabang ilmu sosial pasti mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu sosial bersifat dinamis yaitu selalu mengikuti perkembangan zaman. Ada pendapat yang menyatakan bahwa hari ini tak kan ada tanpa ada masa lalu, maka dari itu apapun yang ada di dunia ini pasti memiliki sejarah



termasuk



juga



manajemen.



Sebelum



kita



mempelajari



manajemen alangkah baiknya kita mempelajari sejarah perkembangan manajemen agar kita lebih senang dalam mempelajari manajemen. B. Rumusan Masalah  Apa yang dimaksud manajemen?  Bagaimana proses sejarah manajemen?  Apa saja aliran/prespektif yang ada dalam manajemen?



C. Tujuan  Untuk mengetahui pengertian manajemen.



3



    



Untuk mengetahui proses sejarah manajemen. Untuk mengetahui perkembangan awal manajemen. Untuk mengetahui prinsip dan fungsi manajemen. Untuk mengetahui sarana manajemen. Untuk mengetahui aliran /presfektif yang ada dalam manajemen.



BAB II PEMBAHASAN



4



A. Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses



perencanaan,



pengorganisasian,



pengkoordinasian,



dan



pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. B. Sejarah Manajemen Beberapa orang melihat sejarah manajemen sebagai konseptualisasi modern yang terlambat.Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip manajemen di masa pra-modern akhir. Perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir yaitu para pemilik budak selama berabadabad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka yang kecil, tidak



5



merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494) menyediakan perangkat untuk penilaian,perencanaan dan kendali manajemen. Abad Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19 . Pelaku ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney,James Watt dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja. Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dankontrol pengembangan pekerja. Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan



sains.



Abad20 Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920.



6



Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam



manajemen



dan



hubungan



satu



sama



lain.



Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitia tentang



organisasi.



H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik danoperasi. Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah.



C. Perkembangan Awal Teori Manajemen Ada dua tokoh manajemen ,yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu: Robert Owen dan Charles Babbage .



7



Robert Owen ( 1771-1858) Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia. Menekankan penting unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja,



membagun



perumahan



yang



lebih



baik



bagi



karyawan



dan



mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang barang dengan murah.Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa,bilamana terhadap mesin dan faktor produksi diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan,demikian pula pada tenaga kerja,apabila tenaga kerja dipelihara



dan



dirawat



(dalam



arti



adanya



perhatian



baik



kompensasi,kesehatan,tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan,kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan.Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia. Sejarah Perkembangan Teori Manajemen Periode Waktu Aliran Manajemen Kontributor 1870-1930 Manajemen Ilmiah Fedrick w taylor Frank dan Lilian Gilbreth Henry Gannt



8



Harington Emerson 1900-1940 Teori Henti Fayol Jame J Mooney 1930-1940 Hubungan manusiawi Hawthorne Studies Eltion Mayo Fritz Roenhlisberger Hugo Monsterberg 1940- Sekarang Manajemen Modern Abraham Maslow Chris Argyris, Douglas Mcgregor, Edgar schien, David Mcclelend, Robert Blake dan Jane Mauton , Ernest Dale, Peter Drucker dan sebagai nya, serta ahli – ahli operation research( Management science) Charles Babbage (1792-1871 ) Charles Babbge, seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbge adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesifikasinya.Dia percaya bahwa aplikasi prinsip prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja,karena pekerjaan dilakukan dengan efektif dan



9



efisien.Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dalam penerapan prinsip prinsip manajemen.Pembagian kerja (devision of labour) mempunyai beberapa keunggulan,yaitu: 1.Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman pengalaman yang baru, 2.Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan kepe kerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, 3.kecakapan dan keahlian orang bertambah karena bekerja terus menerus dalam tugasnya, 4.Adanya perhatian pada pekerjaanya sehingga dapat meresapi alat alatnya karena perhatiannya pada itu itu saja.



D. Prinsip dan Fungsi Manajemen Prinsip manajemen Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip



10



merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridiri dari: 1.Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional/subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan



11



tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang. 2.Disiplin (Discipline) Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. 3.Kesatuan perintah (Unity of command) Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada



12



serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja. 4.Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of direction) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah. 5.Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian



13



kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. 6.Penggajian Pegawai Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja



dengan



tenang.



Sistem



penggajian



harus



diperhitungkan



agar



menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.



7.Pemusatan (Centralization) Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk



14



menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority) 8.Hirarki (tingkatan) Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. 9.Ketertiban (Order) Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.



10.Keadilan dan kejujuran Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan



15



karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya. 11.Stabilitas kondisi karyawan Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. 12.Prakarsa (Inisiative) Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.



16



13.Semangat Kesatuan, Semangat Korp Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan caracara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Fungsi manajemen Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:



Perencanaan (Planning) Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.



17



Pengorganisian (Organizing) Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagianbagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatankegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugastugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Menggerakkan (Actuating) Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). Pengawasan (Controling) Pengawasan



merupakan



tindakan



seorang



manajer



untuk



menilai



dan



mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.



18



Sarana Manajemen Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Toolsmen, money, materials, machines, method, dan markets. merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu  Man (SDM)



Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.



 Money (uang)



Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang



19



yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.  Materials (bahan)



Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.  Machines (mesin)



Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.



 Methods (metode)



Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitasfasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.



20



Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.  Market (pasar)



Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)



E. Perspektif menejemen klasik Merupakan perkembangan awal teori menejemen , dengan tokoh-tokohnya : 



Robert Owen (1771- 1858 )



Ia menekankan pada pentingnya unsure manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pembatasan anak-anak dibawah



21



umur yang bekerja, pengurangan hari kerja standar, . selain itu owen juga mengembangkan prosedur kerja yang memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas.







Charles Babbege (1971-1972)



Seorang ahli matematik dari inggris adalah orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Ia juga sebagai penganjur prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi.







Manajemen Ilmiah



Menurut



mazhab



ini



penyelesaian



masalah,



pengambilan



keputusan



,



memimpin ,mengatur dan lain sebagainya dilakukan berdasarkan metode-metode ilmiah. Frederick W. Taylor (1856-1915) merupakan bapak menejemen ilmiah. Dia menuangkan gagasan dalam judul “ShopnManagement”, “The Principle of Scientific Manajemen”, dan “Testimony Before the special House Committee” yang dirangkum dalam bukunya Scientific Manajemen. Empat prinsipnya yaitu : 1.



Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen



22



2.



Seleksi ilmiah untuk karyawan



3.



Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan



4.



Kerjasama yang baik antara menejemen dan tenaga kerja



Diantaranya kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang dinamankan dengan Time and Mention Studies atau studi mengenai penetapan standar kerjayang didasarkan pada perhitungan waktu.Taylor menyatakan bahwa untuk mencaapai tujuan sebuah perusahaan, misalnya meningkatkan profit perusahaan, maka produktifitas kerja perlu ditingkatkan. Selain Taylor, dikenal juga Henry L. Gantt (1861-1919) yang memperkenalkn 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan menejemen, yaitu 1.



Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan



2.



Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan



3.



System intensif untuk merangsang produktivitas karyawan dan organisasi



4.



Penggunaan intrruksi-intruksi kerja yang terperinci



Gantt juga memperkenalkan apa yang inamakan sebagai “Bagan Gantt” yang kemudian banyak dikenal sebagai sebuah bagan scheduling atau kita kenal sebagai Time Shceduling (penjadwalan kerja). Bagan Gantt ini dibuat untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi. Cirri-ciri pokok menejemen ilmiah



23



1.



Metode ilmiah yang diterapkan dalam problem-problem produksi



2.



Studi tentang waktu



3.



Studi tentang gerakan



4.



Organisasi fungsionil 



Manajemen administrasi



Kelompok manajemen administrasi melihat bahwa perubahan produktivitas harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Contributor kelompok ini adalah Henry Fayol (1841-1925), Lyndall Urwick (1891-1983), dan Max Weber (1864-1920). Henry Fayol seorang industrialis Perancis , sesungguhnya merupakan contributor utama dalam kelompok dan merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan



operasional



dari



sebuah



perusahaan.



Berdasarkan



pengalamannya, menejemen sangat memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis di antara pekerja dan menejer agar produktifitas organisasi secara keseluruhan meningkat. Menurut Fayol fungsi menejemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengoordnasian serta pengawasan dan pengendalian. Lyndall Urwick juga menekankan pentingnya fungsi menejemen dalam kegiatan organisasi. Urwick lebih dikenal sebagai ahli dan konsultan menejemen serta seseorang yang mampu menggabungkan teoriteori dari kelompok-kelompok menejemen terdahulu daripada kontribusunya mengenai fungsi menejemen dalam organisasi. Max Weber seorang ahli sosiologi



24



dari German , memberikan kontribusi mengenai pentingnya birokrasi dan prosedur dalam kegiatan menejemen. Kontribusi weber baru dikenal pada tahun 1947. Birokrasi dan prosedur merupakan salah satu kegiatan menejemen yang harus dilakukan agar bisa dijalankan dengan lancar dan mencapai tujuan. Kesimpulan mengenai Perspektif Manajemen Klasik yaitu yang terdiri dari kelompok manajemen ilmiah dan manajemen administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen, dan memberikan dasar-dassar bagi pengembangan teori-teori manajemen selanjutnya. Diantara kontribusi yang berharga adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja serta metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara ringkas terpresentasikan melalui fungsi-fungsi manajemen. Akan tetapi harus diakui bahwa salah satu kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi. Aspek manusia yang tidak hanya dilihat dari factor pemberian upah atau intensif, akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh dimana manusia memiliki kebutuhan , motif, tujuan, yang berlaku berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. F. Perspektif Manajemen Perilaku Perspektif manajemen perilaku/pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang percaya bahwa jika manajer berfokus pada karyawan bukan pada produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikian, lebih produktif. Mereka mendukung gagasan manajer harus paternalistik dan



25



memelihara dalam rangka membangun kelompok kerja yang produktif dan kuat. Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari berbagai ilmu. Antara lain yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Gerakan ilmu perilaku menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari elemen manusia organisasi. Prespektif manajemen perilaku (behavioral management perspective) menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Perspektif manajemen perilaku juga merupakan aliran yang menempatkan penekanan pada sikap individu dan perilaku pada proses kelompok. Aliran ini adalah praktik penerapan konsep psikologi terhadap tatanan industri. Aliran ini lebih menekankan pada kebutuhan manusia, kelompok kerja, dan peran faktor sosial dalam lingkungan kerja.







Konsep-konsep yang Mempengaruhi Perspektif Manajemen Perilaku



Perspektif manajemen perilaku banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep psikologi yang diaplikasikan dalam sebuah industri. Kontributornya yaitu : 1) Hugo Munstberg (1863-1916)



26



Hugo Munstberg dikenal sebagai the Father of Industril Psychology atau Bapak dari Ilmu Psikologi Industri karena dia yang termasuk pertama kali memperkenalkan aplikasi dari konsep-konsep psikologi dalam kegiatan industri. Hugo Munstberg menyatakan bahwa para psikolog bisa memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam sebuah kegiatan bisnis atau industri dalam hal seleksi pekerja dan upaya-upaya yang dapat memotivasi pekerja.Hal ini terkait dengan prediksi akan perilaku pekerjanya nanti.Demikian pula kegiatan untuk memotivasi para pekerja.Kegiatan pemotivasian pekerja sehingga sangatlah diperlukan agar perilaku dan kebiasaan para pekerja yang berbeda-beda dalam pelaksanaanya dapat diperhatikan namun sekaligus diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi. Kegagalan dalam pemberian motivasi pada pekerja akan menyebabkan perbedaan yang ada pada pekerja dari sisi perilaku dan kebiasaan mendorong ke arah kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya daripada semestinya.



2) Mary Parker Follet Menurut Mary Parker Follet definisinya mengenai manajemen,seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain, menunjukkan bahwa tugas manajemen tidak saja melakukan kegiatan sistematis dalam rangka pencapaian tujuan, tetapi juga merupakan juga seni dalam memahami perilaku orang lain sehingga dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan yang sesuai. Mary Parker Follet juga menganjurkan pentingnya manajemen memahami peran dan fungsi



27



manusia dalam organisasi secara utuh, sehingga Follet juga meyakini perlunya organisasi lebih demokratis dalam memandang pekerja juga para manajernya.



3) Elton Mayo Lahir 26 Desember 1880 adalah psikolog/sosiolog dan teori tikus organisasi kelahiran australia. Mayo dikenal karena penelitian-penelitiannya serta perannya dalam Hawtrone Studies. Ia mengajar di University of Queensland dari 19191923, sebelum pindah ke University of Pennsylvania. Ia juga mengajar di Harvard Business School pada tahun 1226-1947 dimana ia menjadi profesor di bidang penelitian industrial.1 Elton Mayo membuat sebuah studi dan peneliatian, antara lain : · Teori Perhatian (Attention Theory) Pekerja akan lebih produktif jika merasa diperhatikan.







Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory)



Pekerja akan menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan sosial.



· The Howthorne Studies



28



Salah satu kontribusi berharga dalam dunia manajemen adalah apa yang telah dihasilkan oleh studi yang dilakukan di perusahaan Western Electric di Howthorne antara tahun 1927 hingga 1932, atau dikenal sebagai the Howthorne studies atau studi Howthorne.Studi ini terdiri dari 2 eksperimen, Eksperimen yang pertama dilakukan bagi kelompok pekerja yang memperoleh manipulasi atas penerangan di tempat kerjanya. Sedangkan eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok pekerja yang memasang telepon di bank-bank. Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata pemberian insentif dan juga nyala lampu atau penerangan tidak menentukan produktivitas para pekerja, akan tetapi adanya perlakuan yang sama oleh manajer serta “perhatian khusus” yang akan menentukan produktivitas para pekerja. Dan tentunya tidak berarti bahwa mereka tidak memerlukan upah atau intensif atau juga penerangan secukupnya dalam bekerja, akan tetapi “perhatian dan penerimaan sosial” rupanya lebih menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam bekerja dalam organisasi daripada faktor yang memengaruhi perilaku mereka dalam bekerja dalam organisasi daripada faktor insentif dan faktor individu. Dalam kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perlikau manusia dalam organisasi. Sehingga Mayo dapat menyimpulkan bahwa: · Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat. · Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu. · Standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan.



29



· Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman. Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia sebagai penentu atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut. Pendekatan perilaku memiliki 2 perspektif yaitu : 1. The Human Relations Approach (Pendekatan Hubungan Kemanusiaan) Pada dasarnya teori pendekatan hubungan kemanusiaan berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respons terhadap konteks sosial dimana pun dia berada. Sehingga asumsi dasar yang dapat digunakan dalam teori ini adalah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahannya, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas.



Kontributornya yaitu : 1) Abraham Maslow Abraham Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman



kebutuhan



yang



dihadapinya.



Keragaman



kebutuhan



ini



direpresentasikannya melalui apa yang dinamakan dengan “Hierakhi Kebutuhan” (Hierarkhi of Needs), yang termasuk kebutuhan akan insentif secara keuangan dan juga penerimaan sosial.1



30



2) Douglas McGregor Douglas McGregor memberikan kontribusi berharga mengenai dinamika dalam relasi manusia. Dia memperkenalkan kepada kita bahwa pada dasarnya manusia dapat diklasifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X biasanya cenderung bersifat pasif, malas, dan tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh, kurang inisiatif, serta kurang menyukai tantangan, disamping itu juga akan berdisiplin jika diawasi saja. Untuk mereka yang dikategorikan tipe X ini, pendekatan manajemen yang harus dilakukan adalah hal yang terkait dengan pengarahan dan pengawasan yang menyeluruh dan terus-menerus. Adapun klasifikasi yang kedua adalah tipe Y dimana mereka yang bertipe Y memilki karakteristik proaktif, menyukai tantangan dan pekerjaan, memiliki banyak ide dan inisiatif, serta berdisiplin adalah bagian dari tantangan prestasi yang ingin dicapainya. Untuk mereka yang berkategori Y ini, pendekatan manajemen ini dapat lebih kepada pemberian delegasi dan kepercayaan daripada pengawasan terus-menerus dan menyeluruh. Douglas McGregor memberikan pandangan yang berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja. Teori X berasumsi bahwa karyawan : · Tidak mempunyai ambisi. · Tidak bertanggung jawab.



31



· Enggan untuk berubah. · Lebih suka dipimpin daripada memimpin. · Tidak suka bekerja.1. Apa pengertian tentang perspektif manajeme



Teori Y berasumsi bahwa karyawan : · Suka bekerja. · Mampu mengendalikan diri. · Menyukai tanggung jawab. · Penuh imajinasi dan kreasi. · Mampu mengarahkan diri sendiri. Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini dapat mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan sehingga manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kreatif dalam melakukan pekerjaan mereka.1 2. Behavioral Science Approach (Pendekatan Ilmiah Perilaku) Dalam perkembangan peran manusia dalam organisasi dipresentasikan dalam teori perilaku organisasi yang mencoba melihat organisasi dari perspektif yang



32



lebih luas, di antaranya dari perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, hingga medis. Beberapa topik penting dalam teori ini, di antaranya adalah bahwa kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja, stres, motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, pollitik dalam organisasi, konflik interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya.



G. Perspektif Manajemen Kuantitatif. Kelompok ketiga dalam melakukan pendekatan studi manajemen adalah perspektif manajemen kuantitatif, yaitu perspektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. Dalam peperangan yang terkait dengan Amerika Serikat dan Inggris, para petinggi militer mereka memerlukan para pekerja pemerintah dan ilmuwan untuk memberikan masukan bagaimana agar penggunaan sumber daya militer dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien. Perspektif kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen terdahulu sebagaimana misalnya telah



33



diperkenalkan oleh Frederch W. Taylor dan diterapkan dalam pengendalian bahan logistik. Setelah perang dunia berakhir, pendekatan kuantitatif ini juga dilakukan oleh perusahaan DuPont dan General Electric di antaranya untuk melakukan penentuan jumlah pekerja, penentuan lokasi perusahaan, hingga pengaturan pergudangan dan persediaan. Pada intinya, perspektif ini menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam setiap kegiatan manajemen. Di antara konsep-konsep yang dikembangkan oleh kelompok ini adalah proses pengambilan keputusan, efektivitas dan efisiensi secara ekonomis, model matematika, hingga penggunaan alat bantu komputer dalam kegiatan manajemen.



Di antara dua perspektif yang muncul dalam kelompok manajemen kuantitatif ini adalah perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.



Perspektif Manajemen Sains. Penggunaan istilah manajemen sains ini agak mirip dengan manajemen saintifik sebagaimana telah diterangkan sebelumnya dengan memperkenalkan salah satu kontributornya seperti Frederich Winslow Taylor. Akan tetapi, perlu dicatat perbedaannya bahwa perspektif manajemen sains di sini lebih menekankan pada penggunaan model matematika dalam penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen. Sebuah model



34



matematika pada dasarnya merupakan representasi dari sebuah sistem, proses, dan hubungan antar-subsistem dalam sistem tersebut. Sehingga bisa disimpulkan bahwa perspektif ini mencoba menjelaskan realitas dalam kegiatan manajemen organisasi melalui model. Di antara contoh penerapan perspektif manajemen sains dengan menggunakan model matematika ini adalah sebagaimana yang dilakukan Bank of England ketika mereka menentukan berapa banyak jumlah teller yang diperlukan oleh Bank of England di seluruh kantor cabang yang dimilikinya dalam setiap harinya sesuai dengan transaksi yang dilakukannya. Kita juga bisa melakukan peramalan atas volume penjualan di mana yang akan datang dengan menggunakan persamaan matematis berdasarkan data-data historis di masa lalu. Salah satu metode manajemen sains yang sekarang banyak digunakan adalah pendekatan Six Sigma yang mengadopsi model statistika untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Perspektif Manajemen Operasi. Berbeda dengan perspektif manajemen sains, pendekatan manajemen operasi merupakan salah satu bentuk aplikasi manajemen sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan manajemen secara ooperasional. Manajemen operasi membantu manajemen agar dapat melakukan kegiatan produksi secara lebih efektif dan efisien. Di antara pendekatan yang biasanya dipergunakan, misalnya queuing theory, breakeven analysis, dan simulasi. Berbagai pendekatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi terutama dalam perusahan-perusahan yang bergerak dalam



35



sektor manufaktur, walaupun juga – sebagaimana dikutip Griffin – dapat bermanfaat juga dalam sektor keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif. Sebagaimana pendekatan manajemen lainya, perspektif manajemen kuantitatif telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan keputusan dan peningkatan efisiensi. Tetapi, sebagai sebuah pendekatan model, perspektif ini memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan dikuantifikasi. Lebih daripada itu, model matematika yang dibuat sering kali mensyaratkan pemberlakuan berbagai asumsi yang kadangkala tidak mudah atau kurang realistis untuk dipenuhi. Kadangkala variabel-variabel yang terlibat dalam kegiatan manajemen begitu banyak sehingga interkasi antarvariabel sukar untuk ditentukan sehingga model-model matematika dan riset operasi tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan. Sering kali ahli kuantitatif terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna dan perhitungan itu sendiri. Keputusan manajemen selain harus memberikan kejelasan dan kepastian, namun juga memberikan ruang bagi ketidakpastian dan fleksibilitas. Hal ini sebagaimana kritik Peter F. Drucker dalam salah satu artikelnya, “We Need to Measure, Not Count”,1 Drucker mengkritisi mereka yang terfokus pada perhitungan akan tetapi melupakan pemaknaan dan pengukuran dari perhitungan itu sendiri. Manajemen kuantitatif pada akhirnya tidak ada bedanya dengan matematika biasa.



36



BAB III PENUTUP Kesimpulan Atas dasar uraian makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan



personalia



atau



kepegawaian



(staffing),



pengarahan



dan



kepimimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Adanya berbagai aliran



37



manajemen di antaranya teori manajemen klasik, manajemen ilmiah, teori organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern. Saran Akhirnya makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen” dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak: 1. Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah. 2. Untuk para mahasiswa, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil makalah yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA https://www.scribd.com/search? page=1&content_type=tops&query=presfektif%20manajemen http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:fM71CSroVNQJ:dosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php%3Ffile %3DBab%252003%2520Perkembangan%2520Ilmu %2520Manajemen.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha4.pdf



38



http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mimin%20Nur %20Aisyah,%20M.Sc.,%20Ak./Bab%203%20Perkembangan%20Teori %20Manajemen.pdf http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_um um/Bab_2.pdf http://repository.ut.ac.id/4533/1/EKMA4116-M1.pdf diakses pada tanggal 3 maret 2017.



39