Perlawanan Mangkubumi Dan Mas Said [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

XI C (kelompok 8)



PEMBERONTAK AN MANGKUBUMI & MAS SAID PANGERAN MANGKUBUMI



LATAR BELAKANG Pangeran Mangkubumi adalah adik dari Pakubuwana II yang merupakan Raja Mataram yang mendukung VOC. Pada tahun1742, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Said yang dan berhasil merebut daerah Sukowati. Raden Mas Said sebenarnya adalah keponakan Pakubuwana II yang memutuskan untuk melawan VOC karena mendapat penghinaan dan ketidakadilan akibat campur tangan VOC selama beliau berada di Kerajaan Mataram. Pakubuwana II menjanjikan hadiah berupa tanah bagi siapapun yang bisa merebut daerah Sukowati dari tangan Mas Said. Pada 1746, Mangkubumi berhasil mengalahkan Mas Said namun tidak mendapatkan hadiah tersebut akibat adanya campur tangan dari Patih Pringgalaya dan VOC. Akibatnya, pada tahun itu juga, Mangkubumi memutuskan untuk bergabung dengan Mas Said dan membagi wilayah perjuangan, Mangkubumi di bagian barat dan Mas Said di bagian timur.



PERLAWANAN MANGKUBUMI & MAS SAID a.ka Raden Mas Sujana Lahir: 6 Agustus 1717 Kakak: Pakubuwana II Orang tua: Amangkurat IV & Mas Ayu Tejawati Gelar: Sultan Hamengkubuwono I RADEN MAS SAID



Lahir: 7 April 1725 Orang tua: Pangeran Arya Mangkunegara & R. A. Wulan Gelar: Mangkunegara I



Pada 1749, Pakubuwana II jatuh sakit dan dipaksan menandatangani perjanjian dengan VOC yang sangat merugikan Kerajaan Mataram. Akibatnya, Mangkubumi dan Mas Said dibantu dengan rakyat, bupati daerah pesisir, dan pemberontak lainnya semakin mengencarkan perlawanan hingga keadaan VOC menjadi terdesak. VOC lalu membujuk Mangkubumi untuk menandatangani Perjanjian Giyanti (1755) yang berisi pembagian Kerajaan Mataram menjadi dua yaitu Mataram Barat diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi (Gelar: Sultan Hamengkubuwono I) dengan nama Kasultanan Yogyakarta dan Mataram Timur diserahkan kepada Pakubuwono III dengan nama Kasultanan Surakarta. Meskipun Perjanjian Giyanti telah ditandatangani, Mas Said masih terus melanjutkan perlawanan, hingga akhirnya terbentuklah Perjanjian Salatiga (1757) yang berisi pembagian Kerajaan Surakarata menjadi 2 yaitu wilayah barat untuk Pakubuwono II dan wilayah timur untuk Mas Said (Gelar: Pangeran Adipati Mangkunegoro I) dengan nama Mangkunegaran.



DAMPAK PEMBERONTAKAN MANGKUBUMI & MAS SAID Bagi Indonesia, yaitu makin sempitnya wilayah Mataram dan banyakna korban dari masyarakat pribumi. Meskipun demikian, adanya Perjanjian Giyanti dan Perjanjian Salatiga mampu menghentikan perlawanan dan masing-masing pihak mendapatkan wilayahnya masing-masing.



Bagi VOC, banyaknya prajurit Belanda yang tewas, termasuk pimpinan VOC (De Clerk).



2