Permasalahan Dalam Alat Ukur Psikologi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ridah
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGANTAR PSIKOMETRIKA PENGUKURAN DI BIDANG PSIKOLOGI DENGAN FOKUS MATERI PADA PERMASALAHAN DALAM PENYUSUNAN ALAT UKUR PSIKOLOGI



Dosen Pengampu: Ahmad Ridfah, S. Psi., M. Psi., Psikolog Nur Akmal, S. Psi., M. A Widyastuti, S. Psi., M. Si



Kelompok 1: Fatimah Az-zahra Syaifullah



200701502135



Rifdah Lathifah



200701502063



Besse Widah Faridah



200701501009



Nur Fauziah Azizah



200701502015



Kelas Pengantar Psikometrika C



PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2020/2021



1. Definisi Pengukuran Ilmu pengukuran merupakan cabang dari statistika terapan yang tujuannya untuk membangun dasar teoritis dalam pengembangan tes sehingga output yang dihasilkan berfungsi secara optimal, valid, serta reliable. Pengukuran merupakan prosedur kuantifikasi terhadap atribut/variable suatu kontinum. Pada konteks ini kontinum yang digunakan adalah psychological continum yang menggunakan skala pengukuran psikologis. 1.1 Pengukuran dalam Bidang Psikologis Construct merupakan objek pengukuran dalam psikologi termasuk didalamnya psychological attributes ataupun psychological traits. Psychological attributes atau psychological traits merupakan karakteristik yang melandasi perilaku. Contoh dari psychological attribute/traits adalah prestasi, bakat, sikap serta aspek kepribadian lain. Namun indicator diperlukan sebagai penanda terhadap derajat perilaku aspek yang diukur sebab tidak semua hal dalam psikologis dapat diukur (measurable). Beberapa alasan pengukuran dalam psikologis sulit dilakukan dengan validitas, reliabilitas dan objektivitas yang tinggi, antara lain : 1. Item dalam skala psikologis didasari oleh indikator perilaku dengan jumlah yang terbatas. 2. Atribut psikologi bersifat latent atau tidak tampak, hal psikologis yang diukur bersifat construct dan sulit dioperasionalkan. 3. Atribut psikologis yang terdapat dalam diri individu tidak stabil dan mudah berubah seiring waktu dan kondisi. 4. Interpretasi hasil ukur psikologi hanya dilakukan secara normatif. Artinya dalam setiap pengukuran psikologis lebih banyak error yang dapat diperoleh. 5. Pemberian respon oleh subjek dapat dipengaruhi oleh variabel tidak relevan misalnya kondisi dan situasi di sekitar, keadaan mood subjek, kesalahan prosedur administrasi, dan lainnya. 2. Permasalahan dalam Penyusunan Alat Ukur Psikologis Dalam buku Saifuddin Azwar, Crocker dan Algina (1986) mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi penyusun tes pengukuran konstruk psikologis, diantaranya: a) Tidak adanya single approaches dalam pengukuran construct apapun yang dapat diterima secara mendunia Hal ini karena pengukuran struktur psikologi tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi harus dilakukan melalui pengamatan terhadap fenomena perilaku. Dua perancang uji yang mengukur struktur yang sama dapat memilih jenis dan sampel perilaku yang berbada dalam definisi operasional mereka tentang struktur yang dimaksud. Bahkan jika tes dilakukan untuk mengungkapkan atribut yang sama dari



orang yang sama, perbedaan definisi operasional dapat menyebabkan kesimpulan yang berbeda. b) Pengukuran psikologis secara general didasarkan pada sampel perilaku dengan jumlah yang terbatas. Secara teori, jumlah bentuk perilaku atribut psikologis yang akan diukur tidak terbatas.Karena keterbatasan kemampuan kandidat untuk menulis proyek, tidak mungkin untuk mengekspos individu ke sejumlah besar pertanyaan tes dan karena waktu tes terlalu lama. Ini akan sangat tidak efisien. Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana memilih sampel perilaku dimana sampel perilaku tersebut merupakan representasi structural area pengukuran. c) Pengukuran selalu mungkin mengandung error Pada umumnya psikometri didasarkan pada sampel yang terbatas dan hanya dilakukan saru kali. Jika pengukuran diulang, tidak ada jaminan bahwa hasilnya akan konsisten dari waktu ke waktu karena berbagai faktor dari individu yang di uji dan individu yang melakukan tes. Inkonsistensi ini merupakan salah satu sumber kesalahan pengukuran. d) Satuan dalam skal pengukuran tidak dapat di defenisikan secara operasional semata tapi harus pula penampakan hubungan dengan konstrak fenomena lain yang dapat diamati. e) Construct alat ukur psikologis tidak bisa hanya didefenisikan secara operasional namun perlu menampilkan relasi dari construct atau fenomena lain yang dapat diamati. Pengukuran psikologis didasarkan pada traits atau respon yang dapat diamati gunanya apabila tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan constrct teoretis yang mendasarinya. Karena itu Lord Dan Novick (1968 Dalam Crocker & Algina, 1986) menekankan pentingnya untuk mendefinisikan konstrak yang mendasari pengukuran psikologis dalam dua level. Pertama, konstrak psikologis harus didefinisikan secra operasional dalam bentuk indikator perilaku yang dapat diamati. Pengertian ini yang akan menentukan bagaimana pengukuran harus dilakukan. Kedua, konstrak psikologis harus didefinisikan dalam bentuk hubungan logis dan matematis dengan konstrak lain yang sama-sama berada dalam sistem teoretiknya. Pengertian kedua tersebut memberikan dasar dalam penginterpretasian hasil pengukuran bila hubungan semacam itu tidak dapat diperlihatkan secara empiris, maka hasil pengukuran yang diperoleh tidak berguna. 3. Beberapa Faktor yang Membuat Lemahnya Validitas Alat Ukur Psikologi Validitas merupakan factor utama yang harus dimiliki setiap skala/alat pengukuran. Sehingga suatu skala dikatakan berguna atau tidak ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat validitasnya. 1. Area kawasan ukur (domain) yang tidak cukup jelas



2. Operasionalisasi konsep yang tidak tepat sehingga skala yang dihasilkan tidak valid 3. Penulisan item yang tidak mengikuti kaidah (terlalu panjang, kurang dimengerti oleh responden, dan sebagainya) 4. Administrasi skala yang sembarangan



PENGECEKAN PLAGIARISM



Pengecekan plagiarism tulisan kami dilakukan pada dua website 1. https://smallseotools.com/id/plagiarism-checker/ dengan hasil sebagai berikut:



2. https://www.duplichecker.com/id , dengan hasil sebagai berikut:



DAFTAR PUSTAKA



MA, P. D. (2015). Dasar-Dasar Psikometri Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Muhid, A., Suhadiyanto, & Nurhidayat, D. (2015). Pengembangan alat ukur psikologi. Metodologi Penelitian Kesehatan, 2008(November), 1–10. Codepsy.2020.



PSY2: Problematika dalam pengukuran psikologis. Dikutip dari https://www.codepsy.com/post/problematika-pengukuran-psikologis. Diakses pada 27 Agustus 2021