Pertanyaan Fungsi Dan Peranan Kurikulum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kawirian Soal dan Jawaban Telaah Kurikulum dan Buku Teks kawirian kawirian 8 tahun yang lalu



Soal dan Jawaban Telaah Kurikulum dan Buku Teks Iklan



Mengapa kurikulum menentukan kualitas pendidikan? Jawab:



Menurut saya, kurikulum merupakan suatu kelengkapan sekolah untuk menunjukkan sesuatu kepada masayarakat bahwa sekolah tersebut memiliki identitas agar sekolah tersebut dinilai baik. Dan juga kurikulum di rancang dan disusun sebagai alat ukur siswa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, agar dapat mengetahui sampai dimana batas kemampuan pengetahuan siswa dalam suatu pembelajaran.



Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan, karena melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang sehingga siap melaksanakan tugas sebagai manusia seutuhnya untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.



Kualitas secara sederhana berarti kesetaraan penilaian masyarakat umum secara objektif terhadap suatu input, proses dan output yang terjadi didalamnya. Kualitas bersifat dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan, baik berupa peningkatan atau penurunan. Kualitas pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurikulum, guru atau tenaga pengajar, fasilitas, dan sumber belajar. Ada beberapa faktor, yaitu :



Kurikulum. Kurikulum yang sering berganti-ganti berdampak negatif terhadap dunia pendidikan, terlebih pada peserta didik. Belum sampai kita memahami dan memenuhi satu kurikulum yang ditentukan oleh pusat,



sudah berganti dengan kurikulum yang baru, hal ini menimbulkan ketidakstabilan bahkan kekacauan dalam sistem pendidikan. Kurikulum seharusnya dibuat secara konsisten dan efisien.



Guru atau tenaga pengajar. Profesionalisme guru menentukan kualitas pendidikan. Profesional merupakan standar dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam mentransfer ilmu tersebut kepada peserta didik berlandaskan moral yang baik. Guru yang profesional harus mampu mengantarkan anak didiknya menjadi manusia yang berilmu dan bermoral.



Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan memiliki dan membentuk karakteristik dan moral yang baik pada siswa. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.



Fasilitas. Fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan belajar yang memadai, suasana belajar yang mendukung, media pembelajaran, komputer, internet dan segala sesuatu yang menyangkut sarana dan prasarana pendidikan akan sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.



Sumber belajar. Sumber belajar di era globalisasi saat ini sangat luas dan tak terbatas. Selain buku pelajaran, segala informasi dapat kita dapat dari internet, tentu saja dengan penggunaan yang tepat sesuai etika. Dalam hal ini yang terpenting adalah menumbuhkan minat membaca kepada anak didik oleh guru maupun orang tua. Buku pelajaran yang mudah dipahami dan memberikan banyak informasi secara tepat adalah buku yang sebaiknya dikonsumsi oleh peserta didik. Peserta didik sebaiknya dikenalkan dengan internet sejak dini tetapi dengan batasan-batasan tertentu yang dalam hal ini diperlukan pengawasan dari orangtua.



Jadi, pendidikan yang berkualitas berarti pendidikan yang memenuhi faktor faktor tersebut, dimana diperlukan suatu sistem dalam mengatur pelaksanaan pendidikan meliputi input, proses dan output, sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara pengetahuan maupun moral.



2. Apa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan?



Jawab :



Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:



Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dsdengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka: 1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,



2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,



3) Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.



Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.



2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini meliputi:



Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan. Fungsi kurikulum yang ada di atasnya 1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya.



2) Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.



Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produk-tivitas. 3. Mengapa dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum harus berlandaskan asa filosofis, asas psikologi belajar, asas psikologi anak dan asas sosiologi.



Jawab:



Sebelum menjelaskan mengapa pengembangan kurikulum harus berlandaskan asas filosofis, asas psikologi belajar, asas psikologi anak dan asas sosiologis. Sebaiknya saya menjelaskan apa asas-asas yang akan dijelaskan diatas.



Pada prinsipnya, asas-asas tersebut harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu :



Asas filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikatmanusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi padda perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik. Asas psikologis belajar, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus yang harus menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada 3 jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar dalam mengembangkan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistic. Asas psikologi anak, yaitu dalam hubungannnya dengan proses belajar mengajar (pendidikan), syamsu Yusuf (2005:23), menegaskan bahwa penahapan perkembangan yang digunakan sebaiknya bersifat elektif, artinya tidak terpaku pada suatu pendapat saja, tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan erat. Setiap tahap perkembangan memiliki karakterisitk terseb=ndiri, karena ada dimensi-dimensi perkembagan tertentu yang lebih dominan dibandingkan dengan tahap perkembagan lainnya. Atas dasar itu kita dapat memahami karakterisitik profil pada setiap tahapan perkembangannya. Syamsu yusuf (2005:25) menguraikan karakteristik tahap-tahap perkembagan individu, yaitu masa usia prasekolah, masa usia sekolah dasar, masa usia sekolah menengah. Asas sosiologis, yaitu asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses sosialsasi, dan berdasarkan pandangan antropologi, pendidikan adalah “enkuturasi” atau pembudayaan. Jadi kesimpulannya, bahwa asas-asas yang telah dijelaskan diatas, sangat erat kaitannya dengan pengembangan kurikulum karena asas-asas yang telah dijelaskan diatas berasal dari masayarakat, mendapatkan pendidikan baik formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyrakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyrakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanankan pendidikan.



4. Jelaskanlah hubungan komponen-komponen kurikulum.



Jawab:



Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oelh emapt komponen, yaitu: komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.



Komponen tujuan, ini berhubungan dengan arah atau hasil yang dihrapkan dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut oleh masyrakat yang dicitacitakan. Misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyrakat indonedia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oelh suatu kurikulum adalah terbentuknya masyrakat yang pancasilais. Komponen isi kurikulum, merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulm itu menyangkut semua aspek baik yang berhbungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan mapun aktivitas dan kegitan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapi tujuan yang ditentukan. Komponen atau strategi pencapaian tujuan, merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Komponen evaluasi, merupakan proses yang tidak pernah berakhir (olive, 1988). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan kurikulum. Evealuasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebgai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. 5. Ada berbagai model pengembangan kurikulum menurut sendiri, model manakah yang lebih baik. Jelaskan!



Jawab:



Dari ketujuh model yang telah dipaparkan, model yang lebih baik adalah model Beauchamp, karena konsep ini berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.



Dalam sukmadinata (2005:5), beauchamp mengatakan: a curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school. Selanjutnya Beauchamp (1976) mendefinisikan teori kurikulum sebagai: … a set of related statement that gives meaning to a schools curriculum by pointing up the relationships among its elements and by directing its development, its use, and its evaluation. (sukmadinata, 2005:6). Dan beauchamp (1975) menggambarkan: … (1) the choice of arena for curriculum decision making, (2) the selection and involvement of person in curriculum planning, (4) actual writing of a curriculum, (5) implementing the curriculum, (6) evaluation the curriculum, and (7) providing for feedback and modification of the curriculum.; (sukmadinata, 2005:7)



Kelemahan padda model-model yang lain, yaitu:



Model Ralph tyler, yaitu model yang telah dikembangkan olehnya itu di sajikan dalam bentuk yang usdah umum. Karena ketika membaca medel yang telah dipaparkannya saja, pastilah itu yang untuk dikembangkan dalam sebuah kurikulum. Model administrative, yaitu model yang telah disajikan itu langkah-langkahnya memang termasuk kedalam dalam sebuah pembuatan kurikulum. Dan juga model ini termasuk kedalam prinsip-prinsip k=pengembangan kurikulum. Model demonstrasi, yaitu langkah-langkah dalam model ini begitu rumit untuk dilakukan. Karena idenya saja berasal dari bawah (grass roots) Model Miller-Seller, yaitu sama dengan model Ralph Tyler, karena model ini sudah begitu umum dan termasuk juga dalam pengembangan kurikulum Model taba, yaitu model yang tidak semenarik model-model lain. Dikarenakan model ini modifikasi dari model Ralph tyler. Tetapi modifikasinya hanya pada penekanan terutama peusatan perhatian guru. Iklan Share this: Terkait



10 soal “Pengantar Pendidikan” Juli 5, 2012 Dengan 2 komentar PENTINGNYA SEKOLAH BAGI KITA kata… Agustus 3, 2009 SOAL MID PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA Januari 16, 2013 Dengan 2 komentar Kategori: Uncategorized Berikan Komentar Kawirian Kembali ke atas Iklan