Pesawat Mammografi  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Pesawat Sinar-X Mammografi Disampaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pesawat Radiologi



Disusun Oleh Nama



: Hervan Rio P.



(P21140220019)



Ismi Susanti



(P21140220022)



Raihan Mahesa P.



(P21140220028)



Sasmita Arya P.



(P21140220032)



Siti Aulia Hanifah



(P21140220034)



Kelompok



: 5 (lima)



Prodi



: D III Radiologi



Kelas



: IB



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II 2020



DAFTAR ISI Halaman Judul.....................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1 A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Tujuan........................................................................................................1 BAB II ISI............................................................................................................2 A. Pengertian Pesawat Sinar-X Mammografi...................................................2 B. Tujuan Pemeriksaan Mammografi...............................................................4 C. Kegunaan Pesawat Sinar-X Mammografi....................................................4 D. Perlengkapan Pesawat Sinar-X Mammografi..............................................4 E. Prinsip Kerja Pesawat Sinar-X Mammografi...............................................17 F. Beberapa Hal yang Dirancang Khusus Untuk Pemeriksaan Mammografi..18 G. Spesifikasi Pesawat Sinar-X Mammografi..................................................19 BAB III PENUTUP.............................................................................................20 A. Pemeliharaan Pesawat Sinar-X Mammografi...........................................20 B. Persyaratan Umum Pesawat Sinar-X Mammografi..................................20 Hasil Diskusi.........................................................................................................22 Daftar Pustaka.....................................................................................................23 Lampiran..............................................................................................................24



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker



payudara



merupakan



pembunuh



utama



wanita.



Badan



Internasional untuk Penelitian Kanker memperkirakan bahwa lebih dari 1,38 juta wanita didiagnosis dengan kanker payudara secara internasional pada tahun 2008, dengan lebih dari 458.000 kematian. Penyebabnya saat ini tidak diketahui, namun telah dibuktikan bahwa kematian dapat dikurangi secara signifikan jika penyakit terdeteksi pada tahap awal. Mammografi adalah prosedur radiografi yang dioptimalkan untuk pemeriksaan payudara. Bagi banyak wanita, mammografi adalah alat yang sangat efektif untuk mendeteksi kanker payudara stadium awal. Ini digunakan baik untuk meyelidiki pasien bergejala (mammografi diagnostik) dan untuk skrining wanita asimtomatik dalam kelompok usia tertentu. B. Tujuan Untuk memperjelas arah makalah ini, dirumuskan tujuan makalah sebagai berikut. 1. Mengetahui definisi pesawat sinar-x mammografi. 2. Mengetahui



macam-macam



perlengkapan



pesawat



sinar-x



mammografi beserta fungsinya. 3. Mengetahui cara kerja pesawat sinar-x mammografi 4. Mengetahui cara pemeliharaan dan persyaratan umum pesawat sinarx mammografi.



1



BAB II ISI A. Pengertian Pesawat Sinar-X Mammografi Mammografi unit terdiri dari tabung sinar-x dan image reseptor yang dipasang di sisi berlawanan dari tabung sinar-x. Karena payudara harus dicitrakan dari aspek yang berbeda, unit mammografi dapat diputar sekitar sumbu horizontal (Gambar 9.4).



Gambar 9.4. Skema sistem pencitraan mammografi Untuk mengakomodasi pasien dengan ketinggian yang berbeda, ketinggian mammografi unit dapat disesuaikan. Tidak seperti kebanyakan peralatan radiografi pada umumnya, yang dirancang sedemikian rupa sehingga bidang bayangan dipusatkan di bawah sumber sinar-x. Dalam mammografi, geometri sistem diatur (Gambar 9.5 (a)). Di sini, garis vertikal dari titik fokus sumber sinar-x menyentuh dinding dada pasien dan berpotongan secara ortogonal dengan tepi reseptor gambar yang paling dekat dengan pasien. Jika sinar-x



2



dipusatkan di atas payudara (Gambar. 9.5 (b)), beberapa jaringan di dekat dinding dada tidak akan tergambar.



Gambar 9.5. Sistem geometri untuk akuisisi citra gambar yang menunjukkan (a) kesejajaran yang benar (b) jaringan yang terlewat terkait dengan kesejajaran yang salah. Radiasi yang keluar dari tabung sinar-x melewati filter pembentuk spektrum metalik bukan penentu sinar, dan plat plastikyang menekan payudara ke platform penyangga payudara. Sinar-x tersebut ditransmisikan melalui payudara dan penyangga payudara yang terjadi pada antiscatter grid yang dirancang khusus, dan kemudian terjadi pada image receptor, dimana mereka berinteraksi dan menyimpan sebagian besar enrgi mereka secara lokal. Pada screen film dan kaset berbasis sistem digital mammografi, sebagian kecil dari sinar-x melewati reseptor tanpa interaksi dan sinar-x ini mengenai sensor mekanisme Automatic Exposure Control (AEC) dari mammografi unit. Dalam sistem mammografi digital lainnya, mekanisme AEC biasanya terintegrasi dengan digital image receptor. Dalam semua sistem, sinar-x primer yang tersisa dilemahkan (diatenuasikan) oleh penghenti berkas utama (primary beam stop)



3



B. Tujuan Pemeriksaan Mammografi 1. Tujuan Umum Dari pemeriksaan mammografi itu sendiri adalah untuk melihat susunan anatomis dan patologis. 2. Tujuan Khusus Dari pemeriksaan mammografi itu adalah untuk melihat sel-sel abnormal yang terdapat pada payudara tersebut. C. Kegunaan Pesawat Sinar-X Mammografi Penggunaan mammografi sebagai standar adalah salah satu contoh kesalahan medis konvensional dalam mendeteksi kanker. Ada banyak rumah sakit yang menawarkan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara, seperti USG payudara dan mammografi. Mammografi merupakan suatu tes yang aman untuk melihat adanya masalah pada payudara perempuan. Pemeriksaan payudara saat ini dapat dilakukan dengan beragam teknik seperti mammografi, USG, MRI, PET scan, dan biopsi. Mammografi dapat mendeteksi kanker payudara lebih dini. Mamografi adalah tipe khusus dari pencitraan yang menggunakan mesin rontgen dosis rendah untuk memeriksa payudara. D. Perlengkapan Pesawat Sinar-X Mammografi



4



1. C-Arm C-arm terdiri dari X-ray tube, compression paddle dan detectoratau x-ray film box. C-arm merupakanbagian mekanik yang langsung berinteraksi dengan pasien, sehingga faktor kenyamananmenjadi sangatdiperhatikan.C-arm mampu berotasi ± 180 derajatmenyesuaikan posisipemeriksaan, C-armjugamampu bergerak vertikal mengikuti tinggi pasien di Indonesia denganjangkauan pergerakan 100 cm - 170 cm. a. Tabung Dalam sistem mammografi modern, biasanya power supply berasal dari jenis frekuensi tinggi dan menyediakan bentuk gelombang potensial yang hampir konstan selama eksposi. Tabung sinar-x menggunakan desain anoda berputar (rotation anoda) dimana elektron dari katoda mengenai bahan target anoda pada sudut kecil dari kejadian normal (Gambar. 9.6)



Gambar. 9.6. Geometri tabung sinar-x (FID : Focus to Image Distance). Tegak lurus berbatasan dengan dinding dada. Sumbu referensi Pada peralatan modern, ukuran tipikal titik fokus nominal untuk kontak mammografi adalah 0,3 mm, sedangkan titik fokus yang lebih kecil yang digunakan terutama untuk pembesaran adalah 0,1



5



mm. Ukuran titik fokus nominal ditentukan relatif terhadap ukuran titik efektif pada sumbu referensi. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.6, sumbu referensi (reference axis)



ini, yang dapat



bervariasi dari satu pabrik ke pabrik lainnya, biasanya ditentukan di beberapa titik tengah dalam gambar. Ukuran efektif titik fokus akan meningkat secara monoton dari sisi anoda ke sisi katoda bidang pencitraan, seperti yang di ilustrasikan pada Gambar 5.7.



P Pada mammografi, tabung sinar-x disusun sedemikian rupa sehingga sisi katoda tabung berdekatan dengan dinding dada pasien, karena intensitas sinar-x tertinggi tersedia di sisi katoda dan redaman



6



(attenuation) sinar-x oleh pasien umumnya lebih besar dekat dinding dada. Seringkali dalam pencitraan payudara, mungkin ada sudut target yang berbeda sesuai dengan ukuran titik fokus. Selain itu, angulasi tabung sinar-x itu sendiri dapat diubah sesuai dengan pilihan ukuran titik fokus dan bahan target (material target). Sebagian besar tabung mammografi menggunakan jendela keluar (exit windows) beryllium antara tabung yang dievakuasi dan atmosfer, dan tidak ada minyak yang ada di jalur radiasiyang keluar dari tabung. Minyak, kaca, atau logam lain yang digunakan pada tujuan umum tabung akan memberikan atenuasi berebihan dari energi yang berguna untuk mammografi. Pada mammografi menggunakan komposisi target molybdenum, rhodium, atau tungsten. Sinar X yang dihasilkan oleh komposisi target tersebut adalah kombinasi dari sinar X bremstrahlung dan sinar X karakteristik. SID



(Source



Image



Distance)



yang



digunakan



pada



mammografi adalah 50 – 80 cm. Secara efektif ditetapkan oleh FDA, setidaknya minimum SID pada mammografi adalah 55 cm. 



Spektrum Seperti dalam radiografi umum, seseorang mencoba untuk



menentukan spektrum yang memberikan energi yang memberikan kompromi yang sesuai antara dosis radiasi dan kualitas gambar. Dalam mammografi, bentuk spektral dikontrol dengan penyesuaian tegangan tabung, pemilihan bahan target, dan jenis ketebalan filter logam yang ditempatkan diantara tabung sinar-x dan payudara. Strategi untuk mengoptimalkan spektrum sinar-x untuk mammografi screen film dan mammografi digital sangat berbeda. Dalam screen film mammografi, contras gambar yang ditampilkan dibatasi oleh gradient film yang tetap, sedangkan dalam digital mammografi, kualitas gambar yang ditampilkan dibatasi sinyal gambar terhadap noise ratio (SNR).



7



Dengan



menggunakan



model



pencitraan



mammmografi



monoenergetic, disarankan bahwa energi optimal untuk pencitraan film terletak antara 18 dan 23 keV, tergantung pada ketebalan dan komposisi payudara. Telah ditemukan bahwa untuk payudara dengan ketebalan dan kompoisi yang khas, karakteristik sinar-x dari molybdenum dan rhodium (Tabel 9.1) memberikan kinerja pencitraan yang baik untuk screen film mammografi. Karena alasan ini, tabung sinar-x target molybdenum dan/atau rhodium tersedia di sebagian besar mesin mammografi. Karena kontras gambar digital dapat dikontrol selama tampilan gambar, energi yang lebih tinggi mungkin lebih optimal untuk digital mammografi. Untuk alasan ini, beberapa mesin digital mammografi menyediakan tabung yang dilengkapi target tungsten.







Filter Seperti dalam radiologi konvensional, filter logam digunakan



dalam mammografi untuk memberikan penghilangan selektif energi sinar-x rendah dari berkas sebelum terjadi pada pasien. Filter bawaan



8



berrilium yaitu 0.1 mm Al setara dengan 0.5 mm Al pada pesawat konvensional. b. Compression Paddle (Penekan) Ada beberapa alasan untuk menerapkan kompresi kuat (tetapi tidak menyakitkan) pada payudara selama pemeriksaan mammografi. Kompresi menyebabkan berbagai jaringan payudara menyebar, sehingga meminimalkan superposisi dari bidang yang berbeda dan dengan demikian meningkatkan struktur yang mencolok. Efek ini dapat ditekankan oleh fakta bahwa jaringan yang berbeda (berlemak, fibroglandular, dan kanker) memiliki elastisitas yang berbeda, yang mengakibatkan berbagai jaringan menyebar dengan jumlah yang berbeda dan berpotensi membuat kanker lebih mudah dilihat. c. Detector/X-Ray Film Box  Grid Padatahun 1978, fisikawan



dari



Jerman,



Friedrich



menemukan bahwa 44% dari total radiasi pada mammografi adalah radiasi hambur. Hal inilah yang mendasari penggunaan grid pada mammografi. Biasanya



menggunakan



grid



linear



terfokus



pada



mammografi, dengan rasio dari 3,5 : 1 hingga 5 : 1. Untuk menjaga kualitas citra ketika grid digunakan, kehilangan fluence sinar-x pada image reseptor yang disebabkan oleh absorpsi radiasi primer oleh grid septa dan material interspace perlu dikompensasi, serta pengurangan radiasi hambur oleh grid. 



Image Receptor Pokok pada pelaksanaan pemeriksaan mammografi adalah penggunaan kombinasi film dan screen sebagai reseptor gambar. Film



yang



digunakan



adalah



emulsi



tunggal



untuk



menghilangkan efek paralak dan crossover. Fosfor rare earth (biasanya mengandung vtrium) digunakan dalam intensifying 9



screen untuk membantu mengurangi dosis dan meningkatkan kontras gambar. Reseptor gambar digital menggunakan CCD (charge-coupled devices) atau plat imejing yang mirip penggunaannya pada digital radiografi sekarang.



2. Generator Sinar-X Generator sinar X digunakan dalam pesawat mamografi harus terdesain sepenuhnya untuk pencitraan mamografi. Semua generator sinar X pada mamografi menggunakan tiga fase atau biasa disebut dengan high frequency untuk mengurangi kebutuhan ruang pada unit pesawat.



3. Panel User



GUI



(Graphical Interface)



10



Panel GUI adalah salah satu media operator dalam mengatur dan mengendalikan pesawat mamografi, berfungsi memasukkan parameterparamater (faktor eksposi) saat pemeriksaan, menyimpan dan mengolah data pasien hasil pemeriksaan. 4. Tombol Preparation Radiography



Berfungsi



untuk



membangkitkan sinar-x pada filamen.



5. Control Table



11



 V



k



selector



Mengatur besarnya tegangan tinggi / rendah beda potensial antara anoda dan katoda.  mAs selector







Menentukan besarnya mAs yang digunakan Opdose Selector



12



Opdose menunjukkan eksposur parameter tergantung pada ketebalan payudara. 



AEC (Automatic Exposure Control) Sulit untuk memperkirakan atenuasi pada payudara dengan inspeksi visual. Oleh karena itu, mammografi unit modern dilengkapi denga AEC. Untuk screen film mammografi, sangat penting untuk kecerahan dan kontras gambar untuk mencapai target optical density (OD) pada gambar. Sedangkan dengan digital mammografi, lebih berguna untuk mencapai target SNR (Signal to Noise Ratio) atau lebih disukai SDNR (Signal Difference to Noise Ratio) pada gambar. Untuk screen film mammografi dan untuk sistem digital berbasis kaset, sensor radiasi AEC terletak dibelakang image receptor untuk menghindari bayangan pada gambar. Sensor mengukur fluensi sinar-x yang ditransmisikan melalui payudara dan image receptor serta memberikan sinyal utuk menghentikan eksposi ketika sejumlah radiasi yang telah ditetapkan telah diterima oleh image receptor. Lokasi sensor dapat disesuaikan sehingga dapat ditempatkan dibelakang wilayah payudara yang sesuai untuk mendapatkan eksposi yang tepat. Kinerja AEC harus independen dari variasi atenuasi payudara, tabung voltage atau pengaturan filter, dan ukuran field. Dengan peralatan modern, AEC umumnya berbasis mikroprosesor, sehingga koreksi yang relatif canggih dapat dilakuakan selama eksposi di atas dan untuk kegagalan hukum timbal-balik dari film.



13



Penetrasi melalui payudara tergantung pada ketebalan dan komposisi payudara. Untuk payudara tebal atau padat, memungkinkan untuk menggunakan tegangan tabung yang relatif rendah, sehingga waktu eksposi yang sangat lama diperlukan untuk menghitamkan film atau mencapai sinyal digital. Hal ini akan mengakibatkan dosis tinggi pada payudara dan kemungkinan gambar akan kabur (blur) karena gerakan anatomis. Sementara, penggunaan sinar yang lebih kuat memungkinkan dosis yang lebih rendah tetapi dengan kontras gambar yang berkurang. 6. Pembesaran Mammografi (Magnification) Sering kali digunakan secara sengaja untuk meningkatkan kualitas diagnostik pada gambar. Hal ini dilakukan dengan meninggikan payudara di atas image receptor yang pada dasarnya mengurangi jarak fokus ke objek dan meningkatkan jarak dari objek ke image receptor. Magnifikasi mammografi memiliki tiga manfaat utama, yaitu : 



Meningkatkan SNR







Meningkatkan resolusi spasial







Menolak dosis efisiensi radiasi hambur



Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 9.10.



14



Gambar 9.10. Daerah yang mencurigakan terlihat di aspek bawah mammogram (kiri). Gambar yang diperbesar dari kawasan ini yang diperoleh dari kompresi fokus menunjukkan massa yang jela (kanan) 7. Display Mammogram a. Display pada Film Mammogram Untuk memungkinkan visualisasi sebanyak mungkin informasi yang direkam, kondisi tampilan harus optimal. Mammogram harus diinterpretasikan dalam kondisi yang memberikan visibilitas dan kenyamanan yang baik serta meminimalkan kelelahan dalam membacanya. Untuk film, tersedia sistem transiluminasi yang telah dirancang khusus untuk menghasilkan tingkat pencahayaan yang sesuai untuk dapat membaca mammogram. Permukaan iluminator harus memberikan cahaya yang tersebar dengan kecerahan yang 15



seragam. Tingkat pencahayaan harus cukup untuk menerangi bidang yang diminati pada mammogram. Direkomendasikan agar iluminator untuk mammogram film mampu menghasilkan luminansi setidaknya 3.000 cd/m2.



b. Display pada Digital Mammogram Sistem display memainkan peran utama dalam mempengaruhi kinerja keseluruhan digital mammografi unit dalam hal kemudahan interpretasi gambar dan kualitas gambar yang disajikan kepada radiolog. Beberapa radiolog menggunakan “hard copy” (film cetak laser) untuk interpretasi, fleksibilitas penyesuaian kecerahan dan kontras display dalam digital mammografi paling baik diwujudkan saat gambar dilihat pada layar komputer menggunakan tabung sinar katoda atau panel datar display monitor. Hal ini sering disebut sebagai tampilan “soft copy”. Display harus memiliki sejumlah monitor berkualitas tinggi yang sesuai (biasanya disarankan 2 monitor 5 megapixel) untuk memungkinkan tampilan mammogram sebanyak mungkin pada tingkat resolusi yang diperlukan. 8. Shielding Berfungsi untuk melindungi operator dari paparan sinar-X, tebal shielding sekitar 7 mm kaca Pb atau setara 1,1 mm Pb. Dengan tinggi ± 80 cm, lebar ± 65 cm merupakan ukuran yang optimal bagi rata-rata operator



Indonesia



agar



nyaman



saat



mengoperasikan



pesawat



mamografi. 9.



Tomosintesis Payudara (Breast Tomosynthesis) Gambar tomosintesis diperoleh pada sistem digital mammografi yang dimodifikasi dimana lengan yang menopang tabung sinar-x berputar pada suatu titik, sedangkan payudara yang dikompresi tetap



16



diam. Detector juga dapat berputar, tergantung pada desain sistem. Data proyeksi untuk tomosintetsi tidak membentuk set lengkap, sehingga citra rekonstruksi bukanlah representasi 3D yang benar dari anatomi payudara. Hal ini menghasilkan artefak.



10. Computed Tomography Payudara (CT Breast) Memberikan gambar tomografi yang benar dimana voxel cukup akurat mewakili koefisien atenuasi sinar-x dari jaringan payudara. Sistem CT payudara yang telah dikembangkan menggunakan geometri berkas kerucut dan detektor sinar-x area panel datar. Oleh karena itu, data untuk semua potongan CT diperoleh secara bersamaan. Hal ini memungkinkan akuisis citra yang cepat, tetapi menyebabkan SPR menjadi jauh lebih tinggi daripada kasus pada CT irisan tunggal, terutama karena tidak ada grid yang digunakan. Voxel cenderung isotropik, tetapi dimensi pixel pada bidang tomografi jauh lebih besar daripada yang diberikan pada digital mammografi atau tomosintesis. Karena banyaknya jumlah proyeksi, gambar umumnya diperoleh pada tegangan tabung yang jauh lebih tinggi (50-80 kV) daripada untuk mammografi (sekitar 30 kV), untuk menjaga dosisi pada tingkat yang dapat diterima. Namun demikian, dosis yang sangat rendah per proyeksi dapat menghasilkan gambar yang noise (dapat menurunkan nilai contrast). 11. Computer Aided Diagnosis (CAD) Tujuan dari CAD adalah untuk membantu ahli radiologi dalam mendeteksi kanker payudara, terutama dalam skrining mammografi. CAD berpotensi menjadi alternatif hemat biaya untuk pembacaan ganda independen oleh dua ahli radiologi, dimana algoritma CAD dapat digunakan untuk mensimulasikan ahli radiologi kedua. Pembacaan ganda telah terbukti meningkatkan tingkat deteksi operator, tetapi tidak banyak dilakukan karena biaya dan logistik. Dengan demikian, CAD berpotensi



17



untuk mengurangi tingkat ketinggalan kanker, mengurangi variabilitas di antara ahli radiologi, meningkatkan konsistensi ahli radiologi, dan membuat ahli radiologi lebih produktif.



12. Stereotactic Biopsy System Dalam fasilitas mammografi yang melakukan prosedur diagnostik, sistem digital sering digunakan untuk panduan biopsi payudara jarum stereotaktik. Prosedur ini digunakan untuk meyelidiki temuan klinis tau mammografi yang mencurigakan tanpa memerlukan biopsi bedah (excisional), sehingga mengurangi risiko, ketidaknyamanan, dan biaya pada pasien. Dalam biopsi stereotaktik, gantry mesin mammografi dimodifikasi untuk memungkinkan angulation views pada payudara (biasanya pada ±15o dari normal) untuk diperoleh seperti gambar berikut.



E. Prinsip Kerja Pesawat Sinar-X Mammografi 1. Menyalakan pesawat 2. Posisikan objek pada imaging plate, lalu tekan tombol kompresi untuk memberi tekanan pada objek lalu tekan tombol ekspose (untuk melihat bagian payudara dari bagian atas sampai bawah) perintahkan pasien untuk mundur menjauhi pesawat



18



3. Putar C-Arm 45 / 90⁰ dengan menekan tombol yang ada disamping pesawat 4. Lalu bisa dilihat hasil gambaran pada computer



F. Beberapa Hal yang Dirancang Khusus untuk Pemeriksaan Mammografi 1. Kapasitas Pesawat Biasanya pesawat mamografi dibuat dengan tegangan antara 25–35 kVp. 2. Ukuran Fokus dari pesawat mamografi bervariasi antara 0,1 mm x 0,1 mm. Ukuran fokus kecil diperlukan untuk mendapatkan ketajaman yang baik dari organ. 3. Pembatas Sinar Pembatas sinar pada pesawat mamografi berupa konus yang dapat diganti-ganti sesuai dengan besarnya ukuran payudara. 4. Filter



Pada pesawat



mamografi



dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas berkas yang sesuai dengan keperluan, sehingga sinar-X yang mengenai film akan diserap oleh filter. 5. Alat kompresi Ini dimaksudkan untuk menghilangkan kerutan-kerutan pada kulit.



19



G. Spesifikasi Pesawat Sinar-X Mammografi



20



BAB III PENUTUP A. Pemeliharaan Pesawat Sinar-X Mammografi Pemeliharaan pesawat mammografi tidak begitu berbeda dengan pemeliharaan pesawat pesawat lainnya dalam bidang Radiodiagnostik, diantaranya : 1. Safe Mengidentifikasi pesawat dari kemungkinan adanya bahaya yang mungkin timbul sehingga dapat dicegah sebelum terjadi. 2. Reliable Melaksanakan pemeliharaan secara rutin. 3. Upgradeable Melaksanakan upgrade pada hardware ataupun software sehingga pesawat dapat mengikuti perkembangan software ataupun  hardware. 4. Cost Saving Memanajemen biaya pemeliharaan pesawat. 5. Investment Protection Pesawat dapat digunakan secara optimal pada jangka waktu yang sesuai dengan yang direncanakan. B. Persyaratan Umum Pesawat Sinar-X Mammografi 1. Tanda-tanda peringatan (Warning signs) Panel kendali pesawat sinar-X harus memuat suatu tanda peringatan yang sangat jelas dan permanen bahwa radiasi sinar-X yang dipancarkan berbahaya ketika pesawat sinar-X beroperasi dan melarang orang yang tidak punya hak menggunakan.



21



2. Cahaya-cahaya indikator (Indicator lights)  Indikator harus secara jelas. Nampak, memisahkan indikatorindikator pada panel kendali yang menunjukkan: 



ketika



panel



kendali



diberi



energi



dan



pesawat



siap



memproduksi sinar-X. 



ketika sinar-X sedang diproduksi.



3. Indikasi faktor-faktor muatan (Indication of loading factors)  4.



Kendali penyinaran (Irradiation control)



5.



Penyetelan waktu (Timer)



6. Perisai tabung sinar-X (X-ray tube shielding)  Tabung sinar-X harus diselubungi dalam suatu wadah yang berperisai.



Perisai



wadah



harus



sedemikian



sehingga



pada



setiap rating yang dispesifikasi oleh pabrikan 7.



Peralatan kompressi payudara (Breast compression device)  Suatu peralatan yang dapat mempertahankan kompressi payudara film harus disediakan pada pesawat sinar-X mamografi. Peralatan ini harus dapat distel sehingga menghasilkan keseragaman dan kompressi yang konstan dari payudara selama berlangsung pemeriksaan mamografi.



8. Penghalang protektif (Protective barrier)  Suatu penghalang radiasi yang protektif. Penghalang ini harus membolehkan



radiographer



untuk



mengobservasi



pasien



selama



pelaksanaan prosedur mamografi dan menghasilkan attenuasi sama dengan atau lebih besar dari kesetaraan 0,25 mm Pb pada 50 kVp. 9. Stabilitas mekanik (Mechanical stability)  Dudukan tabung sinar-X harus benar-benar terpasang dengan tetap dan tepat yang dapatdisejajarkan dengan wadah tabung.



22



HASIL DISKUSI 1. Bagaimana cara untuk mengurangi resiko dari pemeriksaan mammografi ? (Jesi) Jawab : Dengan menggunakan shielding untuk pasien dan penggunaan dosis sinar-X yang kecil mampu meminimalisir resiko radiasi. Selain itu hindari pengulangan penyinaran akibat kesalahan dalam melakukan teknik posisi atau dalam menentukan faktor ekposi. 2. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan saat akan melakukan mammografi ? (Mahfuzi) Jawab : Hal-hal yang perlu dilakukan saat akan melakukan mammografi, yaitu antara lain sebagai berikut. a. Mengatur posisi pasien Posisi utama yang digunakan ialah cranio-caudal dan mediolateral. Pada beberapa pusat kedokteran sering juga dipakai posisi mediolateral oblique, terutama untukmengenal tumor-tumor yang letaknya di sebelah lateral. b. Mengatur kV Biasanya dipakai tegangan antara 30-5- kV dan dapat diatur sesuai dengan besar kecil dan padat tidaknya payudara. c. Mempersiapkan film radiografi Film yang dipakai juga khusus, umumnya adalah film non-screen, tetapi akhir-akhir ini sering digunakan kombinasi film-screen terutama untuk mengurangi dosis radiasi di kulit. Dosis untuk satu kali pemotretan diperkirakan 1,1 Rad dengan penggunaan kombinasi filmscreen. Sedangkan film non-screen menghasilkan dosis rata-rata 4,9 Rad.



23



DAFTAR PUSTAKA Christofides, S., dkk. 2014.Diagnostic Radiology Physics. Austria: IAEA. IAEA “Applying Radiation Safety Standards in Diagnostic Radiology and Interventional Procedures Using X Rays” (Safety Report Series No. 39), VIENNA, 2006. Bushberg Jerrold T., dkk. The Essential Physics of Medical Imaging – Second Edition, University of California, Davis, Saeramento, California, Lippincott Williams & Wilkins, 2002. IAEA Human Health Series No. 2, Quality Assurance Programme for Screen Film Mammography. Padgrosak, E. B, Radiation Oncology Physics: A Handbook for Teachersand Students, McGill University, Montreal. Van Engen R., dkk. The European protocol for the quality control of the physical and technical aspects of mammography screening. Part B: Digital Mammography. In : European Guidelines for Breast Cancer Screening, 4th edn. Luxembourg : European Commision, 2005.



24



LAMPIRAN A. Lampiran 1



B. Lampiran 2



C. Lampiran 3



D.



Lampiran 4



25



E. Lampiran 5



F. Lampiran



6



G. Lampiran 7



26



H. Lampiran 8



I. Lampiran 9



J. Lampiran 10



27



K. Lampiran 11



L. Lampiran 12



M. Lampiran 13



28



N. Lampiran 14



O. Lampiran 15



P. Lampiran 16



29



Q. Lampiran 17



30