PGSD 20 H - Delasucitra - CBR Bilangan & Aljabar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK. BILANGAN & ALJABAR PRODI S1 PGSD-FIP



SKOR NILAI :



PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK GURU SD DAN CALON GURU SD (Prof. Dr. H. NANANG PRIATNA, M.Pd., RICKI YULIARDI, M.Pd.)



NAMA MAHASISWA



: DELA SUCITRA



NIM



: 1203311125



KELAS



: PGSD H 2020



DOSEN PENGAMPU



: ANDRI K. SITANGGANG, S.Pd., M.Pd.



MATA KULIAH



: BILANGAN & ALJABAR



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat mengerjakan tugas critical book review untuk memenuhi salah satu tugas dari program KKNI. Dalam critical book review ini, penulis juga menyadari banyak kekurangan dalam pengetikan bahasa atau pemilihan kata yang kurang tepat. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini, agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik untuk kedepan nya dan di lain kesempatan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada orangtua yang telah mendukung penulis dalam perkuliahannya, serta penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu, Yang telah membantu penulis memahami tentang tema yang ditetapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga critical book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kita kesehatan dan nikmat-Nya kepada kita semua, atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR......................................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1 1.1



Latar Belakang................................................................................................................1



1.2



Tujuan Penulisan CBR...................................................................................................1



1.3



Manfaat Penulisan CBR..................................................................................................1



1.4



Identitas Buku..................................................................................................................1



BAB II RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................................3 BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................10 BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................12 DAFTAR PUSTKA.......................................................................................................................13 LAMPIRAN...................................................................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi informasi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi. Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku.



1.2 Tujuan Penulisan CBR a. Mengulas isi sebuah buku b. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku. c. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bilangan & Aljabar



1.3 Manfaat Penulisan CBR a. Untuk menambah pengetahuan para pembaca b. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku c. Menambah wawasan penulis



1.4 Identitas Buku Judul



Jumlah Halaman



BUKU PEMBANDING PEMBELAJARAN



BUKU UTAMA PEMBELAJARAN



MATEMATIKA UNTUK



MATEMATIKA



CALON GURU MI/SD



UNTUK GURU SD DAN



127 Halaman



CALON GURU SD 145 Halaman 1



Pengarang



RORA RIZKI WANDINI Prof. Dr. H. NANANG M.Pd.I, ODA KINATA PRIATNA, M.Pd.



Penerbit Kota terbit



Tahun terbit ISBN



BANUREA, M. Pd



RICKI YULIARDI,



CV. Widya Puspita



M.Pd. PT REMAJA



Jln. Keadilan/ Cemara,



ROSDAKARYA JLN. IBU INGGIT



Lorong II Barat No. 57



GARNASIH NO. 40



Sampali Medan 2019 978-623-90157-7-0



BANDUNG 2019 978-602-446-304-5



2



BAB II RINGKASAN ISI BUKU A. BAB I PENDAHULUAN Dari sejak perkembangannya sampai sekarang, matematika diakui sebagai tolak ukur utama untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini sesuai dengan karakteristik matematika sebagai ilmu yang bersifat deduktif, logis, aksiomatik,



simbolik,



hierarkis-sistematis,



dan



abstrak.



Karakter-karakter



matematika di atas bersifat khas, yaitu hanya dimiliki oleh matematika saja. Oleh sebab itu, dalam mempelajari matematika, anak juga perlu diperlakukan secara khas, yaitu dengan cara mengasah kemampuan berpikir, bernalar, dan berimajinasi. Dengan kata lain, jika seorang anak sedang mempelajari matematika maka anak tersebut pada hakikatnya sedang mengasah kecerdasannya secara langsung. Hal ini karena tingkat kecerdasan seseorang berkaitan erat dengan kemampuan berpikir, bernalar, dan berimajinasinya. Dalam mempelajari matematika, anak juga perlu diperlakukan secara khas, yaitu dengan cara mengasah kemampuan berpikir, bernalar, dan berimajinasi. Dengan kata lain, jika seorang anak sedang mempelajari matematika maka anak tersebut pada hakikatnya sedang mengasah kecerdasannya secara langsung. Hal ini karena tingkat kecerdasan seseorang berkaitan erat dengan kemampuan berpikir, bernalar, dan berimajinasinya. Pada umumnya, anak usia SD sedang mengalami perkembangan pada tingkat berpikirnya, dari lingkungan sekitar menuju ke lingkungan yang lebih luas sebelum dapat berpikir secara umum. Tahapan berpikir anak usia SD masih belum formal, dan masih bersifat konkret. Artinya, tingkat berpikir mereka sering kali sesuai dengan apa yang sedang mereka lihat atau sedang mereka raba. Mereka masih kesulitan untuk memikirkan sesuatu yang tidak ada di hadapannya, yaitu hanya dengan menggunakan imajinasi mereka.



B. BAB II SISTEM BILANGAN Bilangan (numbers) adalah lambang yang menyatakan suatu ukuran kuantitas. Lambang bilangan itu sendiri ada 10, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Lambang dari setiap bilangan disebut angka (digit). Masing-masing bilangan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan nilai yang ditempatinya sehingga 3



dengan 10 angka tersebut, dapat terwakili semua bilangan yang ada di dunia ini. Masing-masing bilangan melambangkan ukuran kuantitas suatu benda. Ada banyak nilai tempat dari suatu bilangan. Ada satuan, puluhan, ratusan,ribuan, puluh ribuan, dan seterusnya. Untuk menunjukkan bilangan yang lebih kecil, digunakan juga nilai tempat sepersepuluhan, seperseratusan, seperseribuan, dan seterusnya. Secara umum, angka satuan dari suatu bilangan ditulis di tempat paling akhir. Untuk sepersepuluhan, seperseratusan, dan seterusnya ditulis pada tempat di belakang angka satuan dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Selain itu, sering pula digunakan tanda titik (.) untuk memisahkan angka-angka dalam kelipatan seribu (1000). Penulisan ini digunakan untuk memudahkan dalam pembacaan. Garis bilangan merupakan garis mendatar yang berisi bilanganbilangan yang terurut. Terurut di sini artinya dari mulai bilangan paling kecil sampai bilangan paling besar. Semakin ke kanan, maka bilangan pada garis tersebut nilainya semakin besar. Sebaliknya, semakin ke kiri nilainya semakin kecil. Di dalam matematika, ada banyak jenis atau macam bilangan. Masingmasing bilangan tersebut membentuk kelompok yang disebut dengan istilah himpunan bilangan, Bilangan asli (natural numbers), Bilangan cacah (counting number), Bilangan Bulat, Bilangan Rasional



C. BAB III OPERASI PADA BILANGAN Ada tiga operasi dasar (pokok) pada bilangan bulat, yaitu penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pada bilangan bulat bersifat tertutup sedangkan operasi pembagian pada bilangan bulat tidak tertutup. Operasi penjumlahan (addition) dilambangkan dengan tanda “+”. Tanda “+” biasa disebut “tambah” atau “plus”. Misalnya 2 + 1 dibaca “dua tambah satu” atau “dua ditambah satu”, atau “dua plus satu”. Berapakah hasil dari 2 +1? Hasil dari 2 + 1 dinyatakan dengan tanda “=” yang dibaca “sama dengan’.Tanda “=” digunakan untuk menyatakan kesetaraan atau kesamaan nilai. Operasi pengurangan (substraction) dilambangkan dengan tanda “–“ yang dibaca “kurang” atau “dikurangi” atau “minus”. Misalnya 5 – 2 dibaca “lima kurang dua”, “lima dikurangi dua”, atau “lima minus dua”. Operasi perkalian (multiplication) 4



dilambangkan dengan notasi “×” yang dibaca “kali”. Misalnya 3 × 4 dibaca “tiga kali empat”. Seperti halnya dengan penjumlahan dan pengurangan, perkalian juga dapat dilakukan dengan banyak cara. Operasi pembagian (division) dilambangkan dengan notasi “:’ atau “/”yang dibaca “dibagi” atau “dibagi oleh”. Khusus untuk notasi “/”, sering pula dibaca “per”. Misalnya 12 : 3 dibaca “dua belas dibagi tiga”. Sedangkan 15/ 5 dibaca “lima belas dibagi lima” atau “lima belas per lima”. Seperti halnya pada operasi lain, operasi pembagian juga dapat dipelajari dengan banyak cara atau metode. Sifat tertutup pada bilangan cacah adalah jika dua bilangan cacah dioperasikan maka hasilnya adalah juga bilangan cacah. Sifat tertutup ini hanya berlaku untuk penjumlahan dan perkalian. Angka penting adalah aturan yang biasanya digunakan dalam pengukuran jadi jika terkadang perhitungan angka penting berbeda dengan hitungan kalkulator disebabkan memang hitungan ini ada aturan tersendiri.



D. BAB IV PECAHAN Istilah pecahan (fraction) merupakan konsep matematika yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pecahan dapat diartikan sebagai bilangan rasional, tetapi juga dapat diartikan sebagai lambang bilangan untuk bilangan rasional. Pecahan sebagai bilangan rasional dinamakan bilangan pecah. Pembelajaran pecahan desimal dapat dimulai dengan cara guru mengenalkan konsep pecahan persepuluhan kemudian dilanjutkan konsep persen (pecahan perseratusan) dengan menggunakan potongan kertas berukuran sama yang berbentuk persegi. Pembelajaran pecahan desimal dapat dimulai dengan cara guru mengenalkan konsep pecahan persepuluhan kemudian dilanjutkan konsep persen (pecahan perseratusan) dengan menggunakan potongan kertas berukuran sama yang berbentuk pecahan senilai. Pada pembelajaran di sekolah kita sering menemui saat menjelaskan tentang pembagian pecahan dengan pecahan, biasanya guru menjelaskan bahwa saat pecahan dibagi pecahan maka siswa harus menjadikannya menjadi,bentuk perkalian, tetapi pecahan pembagi, harus dibalik antara penyebut dan pembilangnya...”, sangat jarang guru menjelaskan kenapa hal tersebut dapat terjadi. 5



E. BAB V BILANGAN AKAR DAN PANGKAT Bilangan berpangkat dapat dinyatakan sebagai bentuk perkalian berulang dari suatu bilangan. Contohnya sebagai berikut. 3 × 3 ditulis 3*2 dibaca tiga pangkat dua atau tiga kuadrat. 5 × 5 × 5 ditulis 5*3 dibaca lima pangkat tiga. (-2) × (-2) × (-2) × (-2) ditulis (-2)4 dibaca negatif dua pangkat empat. (0,7) × (0,7) × (0,7) × (0,7) x (0,7) dibaca (0,7)5 dibaca nol koma tujuh Pangkat lima. Bilangan berpangkat bulat negatif didefinisikan sebagai berikut. Jika a∈R (bilangan riil) dan n adalah bilangan bulat negatif. akar pangkat dua dari y adalah a sedemikian hingga a × a atau a*2 adalah y. Pangkat dua disebut dengan kuadrat, hasil pangkat dua disebut bilangan kuadrat, Sedangkan pangkat tiga disebut kubik



F. BAB VI BILANGAN ROMAWI Bilangan Romawi adalah lambang bilangan yang menggunakan bilangan Romawi dalam penulisannya. Kita sering menemukan penulisan bilangan Romawi di sekitar kita, contohnya penulisan nama jalan, seperti Jalan Kenanga VI, penomoran dalam buku referensi asing, dan banyak lagi yang menggunakan angka Romawi dalam penomorannya. Pengulangan bilangan Romawi dilakukan paling banyak 3 kali. Lambang bilangan Romawi yang dapat diulang adalah: I, X, C, dan M. Lambang bilangan Romawi V, L, dan D tidak boleh diulang. Apabila bilangan Romawi diikuti dengan bilangan Romawi yang sama atau lebih kecil maka bilangan Romawi tersebut harus ditambahkan. Penjumlahan ini hanya dapat dilakukan sebanyak 3 kali. Apabila bilangan Romawi yang di sebelah kiri lebih kecil daripada yang sebelah kanannya, maka bilangan yang di sebelah kanan dikurangi dengan bilangan yang di sebelah kirinya. Pengurangan ini hanya dapat dilakukan 1 kali. Gabungan antara sistem pengurangan & penjumlahan XIV = 10 + (5-1) = 14 CXLVII = 100 + (50-10) + (5+2) = 147



G. BAB VII KPK & FPB 6



Kelipatan suatu bilangan adalah hasil kali bilangan dengan bilangan asli. Karena kelipatan merupakan hasil dari perkalian maka kelipatan dapat diartikan juga sebagai suatu bilangan yang dapat dibagi. KPK merupakan kepanjangan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil. KPK dapat diartikan juga sebagai kelipatan dari suatu bilangan tetapi yang nilainya paling kecil. Contoh Tentukan KPK dari 3 dan 5. Penyelesaian Kelipatan dari 3 adalah 3, 6, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, ... Kelipatan dari 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, ... Maka, KPK dari 3 dan 5 adalah 15 FPB merupakan kepanjangan dari faktor persekutuan terbesar. FPB dapat diartikan sebagai faktor-faktor atau angka-angka pembagi yang paling besar dari suatu bilangan. Contoh Tentukan FPB dari 8 dan 24. Penyelesaian Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8 Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 Maka, FPB 8 & 12 adalah adalah 8 Metode lain untuk menentukan KPK dan FPB juga dapat menggunakan faktorisasi prima (pohon faktor). Metode Faktorisasi prima dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Cara mencari KPK dengan faktorisasi prima yaitu semua bilangan faktor dikalikan. Apabila ada yang sama maka ambil yang terbesar. Apabila keduanya sama maka ambil salah satunya. 2. Cara mencari FPB dengan faktorisasi prima yaitu dengan mengambil bilangan faktor yang sama dan ambil yang terkecil dari 2 atau lebih bilangan.



H. BAB VIII PENGUKURAN 7



Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Jadi, Pengukuran sudut adalah membandingkan sudut yang akan diukur dengan sudut pembanding. Sebuah sudut dapat ditempatkan pada sudut yang lain untuk memperoleh bahwa yang pertama lebih kecil, sama atau lebih besar dari sudut yang kedua. Penanaman konsep pengukuran satuan panjang dapat dilakukan oleh guru dengan cara melibatkan siswa dalam kegiatan pengukuran langsung oleh siswa. Biasanya dalam pengukuran satuan panjang, guru langsung menerangkan mengenai tangga satuan ukuran panjang. Waktu dapat berarti jarak antara dua tempat seperti waktu untuk melakukan sesuatu. Waktu juga berarti suatu ketika tertentu, seperti waktu yang ditunjukkan oleh jam. Panjang waktu ialah satuan besaran yang tak dapat dilihat. Kecepatan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh benda tiap satuan waktu. Kecepatan adalah besaran vektor, sehingga tidak hanya mencakup jumlah, tetapi juga bagaimana arah bergerak dalam ruang. Arah ditentukan oleh perpindahan, yang merupakan jarak antara di mana benda dimulai dan di mana ia berhenti.



I. BAB IX PERBANDINGAN & SKALA Perbandingan adalah pasangan terurut dari bilangan yang ditulis dengan notasi a : b, dengan b ≠ 0 yang menyatakan hubungan yang ada di antara kedua bilangan tersebut. Secara umum perbandingan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, Perbandingan senilai & perbandingan berbalik nilai. Perbandingan senilai adalah perbandingan dari dua atau lebih besaran di mana suatu variable bertambah maka variable lainnya bertambah pula begitupun sebaliknya atau disebut juga dengan perbandingan yang memiliki nilai yang sama. Perbandingan berbalik senilai adalah perbandingan dua besaran yang mana bila salah satu besaran bertambah nilai maka besaran lainnya akan berkurang nilai atau semakin kecil.



J. BAB X PENGENALAN GEOMETRI Sebagaimana struktur matematika lainnya, geometri memiliki pedomanpedoman atau aturan-aturan yang terangkum dalam istilah. Bagi siapa pun yang ingin mempelajari geometri, sudah tentu harus memahami istilah-istilah tersebut. 8



Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut. Unsur-Unsur yang Tidak Didefinisikan (Undefined Terms), Unsur-Unsur yang Didefinisikan (Defined Terms), Aksioma/Postulat, & Teorema/Dalil/Rumus. Apabila kita mengajukan pembuktian melalui menunjukkan/memberi contoh dalam segitiga siku-siku dengan panjang sisi masing-masing 3 dan 4 satuan panjang, serta panjang sisi miringnya sama dengan 5 satuan panjang (tripel Pythagoras), sehingga diperlihatkan hubungan 32 + 42 = 52 ini bukan pembuktian, tetapi sekadar menunjukkan satu kasus. Teorema Pythagoras sejak ditemukannya sampai sekarang telah dibuktikan lebih dari 200 cara. Titik adalah bagian terkecil dari suatu objek, yang menempati suatu tempat, yang tidak memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Titik adalah suatu ide atau bisa disebut abstrak. Karena titik tidak bisa dijelaskan dengan cara biasa, Titik termasuk sesuatu yang tak terdefinisi. Titik dapat digambar sebagai noktah, dan dapat dimodelkan dengan suatu benda yang berukuran bulat kecil. Titik diberi nama dengan satu huruf kapital, misalnya titik A, titik P, titik M. Garis merupakan suatu himpunan titik-titik yang anggotanya terdiri dari lebih satu buah titik. Dan titik-titik tersebut berderet ke dua arah yang berlawanan hingga jauh tidak terhingga.



9



BAB III PEMBAHASAN 3.1 PEMBAHASAN ISI BUKU a. Pada Buku yang diriview Pembelajaran Matematika isi buku ini membahas pendahuluan, sistem bilangan, operasi pada bilangan, pecahan,bilangan akar & pangkat, bilangan romawi, kpk & fpb, pengukuran, perbadingan & skala, & pengenalan



geometri.



Sedangkan



buku



Pembanding



Yaitu



pembelajaran



matematika untuk calon guru MI/SD isi buku ini membahas hakikat pembelajaran matematika, prinsip dan faktor yang mempengaruhi pembelajaran matematika, pendekatan pembelajaran matematika di sd, metode pembelajaran matematika, teknik pembelajaran matematika, model pembelajaran matematika, desain pembelajaran matematika, evaluasi pembelajaran matematika. Berdasarkan kedua pertanyaan diatas, jelas tampak perbedaan yang sginifikan. Isi buku yang diriview membahas hal yang lebih detail & pembahasannya sedikit berbeda dengan buku pembanding b. Pada Buku yang diriview Pembelajaran Matematika Bilangan (numbers) adalah lambang yang menyatakan suatu ukuran kuantitas. Sedangkan buku Pembanding Yaitu pembelajaran matematika untuk calon guru MI/SD Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan lainnya



3.2 KELEBIHAN & KKEURANGAN ISI BUKU



a.



Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview & buku pembanding



sangat menarik di mana pada tampilan cover disajikan sangat 10



sederhana tetapi terkesan menarik karena hanya ada tulisan judul serta latar putih saja. Gambar pada cover didesaign sesuai dengan materi yang ada didalamnya. Sehingga membuat para pembaca tertarik untuk membacanya



b.



Dari aspek layout dan tata letak, serata tulisan, termasuk penggunaan font adalah layout dan tata letak buku bisa diterima karena sebagian besar paragraf memiliki transisi yang jelas. Serata tulis juga ditulis dengan benar. Dalam penggunaan font, buku ini menggunakan font yang tidak terlalu besar ataupun kecil tetapi sedang sehingga pembaca mudah membaca isi buku.



c.



Dari aspek isi buku. Isi buku dengan judul perbab sesuai. Isi buku ditulis dengan rapih. Pada isi buku membahas tema yang sesuai tentang Pembelajaran Matematika & pembelajaran matematika untuk calon guru MI/SD . kelebihan dari buku yang diriview adalah memiliki contoh soal seta rumus-rumus sehingga memudahkan pembaca.



d.



Dari aspek tata bahasa, buku tersebut menggunakan bahasa Indonesia sehingga memudahkan para pembaca untuk mengerti dan memahami isi dari buku tersebut



11



BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan buku yang berbedabeda. Dapat kita simpulkan juga bahwa buku ini juga memiliki kelemahan masing-masing seperti kita lihat dari penyajian materi dan penjelasan yang diberikan. Dengan tugas dalam membuat kritikal buku ini maka, terciptalah dalam diri kita rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut, bagaimana kita menemukan kelemahan dan kelebihan masing-masing buku. Dan tanpa kita sadari rasa mau tau dalam diri kita membuat kita belajar keras demi mendapatkan hasil yang memuaskan.



4.2 SARAN Saran untuk pihak pembaca, semoga ini yang merupakan hasil Critical Book



Review



tentang



Pembelajaran



Matematika



&



pembelajaran



matematika untuk calon guru MI/SD dapat menjadi acuan atau pembelajaran serta



perbaikan untuk Critical Book Review selanjutnya.



Buku ini akan sangat membantu mahasiswa jika materi buku ini memiliki banyak referensi seperti pembahasan yang luas akan sangat membantu meningkatkan kualitas buku ini. Buku ini juga sangat



bagus jika



pemakaiannya di kombinasikan dengan buku-buku lain yang berkaitan dengan materi



12



DAFTAR PUSTKA PRIATNA NANANG, RICKI YULIARDI. 2019. PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK GURU SD DAN CALON GURU SD. BANDUNG : PT REMAJA ROSDAKARYA



WANDINI RORA RIZKA, ODA KINATA BANUREA. 2019. PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK CALON GURU MI/SD. MEDAN : CV. Widya Puspita



13



LAMPIRAN BUKU UTAMA



BUKU PEMBANDING



14