Pi Tugas 2 Lumba Lumba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Veny Ika Rismayanti NIM : 023991446



PSIKOLOGI INDUSTRI TUGAS 2



1. Dalam pertunjukan lumba-lumba, setiap kali seekor lumba-lumba berhasil melaksanakan suatu tugas, pemandu akan memberikan makanan kepada lumbalumba tersebut. Aksi yang dilakukan lumba-lumba ini dinamakan aksi emitted behavior. Emitted behavior adalah sebuah tingkah laku yang muncul tanpa adanya stimulus tertentu sebelumnya. Makanan yang diberikan oleh pemandu dinamakan reinforce yaitu tingkah laku operant yang akan terus meningkat apabila diikuti oleh reinforcement. Teori belajar yang digunakan dalam pertunjukan tersebut adalah Teori Operant Conditioning yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Teori ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suaatu tindakan yang disengaja atau operant. Tingkah laku perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku yang dimaksud terletak di antara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi). Dengan demikian, tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau kedua-duanya. Menurut Skinner, konsekuensi itu sangat menentukan apakah seseorang akan mengulangi suatu tingkah laku pada saat lain di waktu yang akan datang. Tingkah laku adalah hubungan antara perangsang dan respon. Tingkah laku terjadi apabila ada stimulus khusus. Skinner berpendapat, pribadi seseorang terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu hal yang paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya penghargaan dan hukuman. Penghargaan akan diberikan untuk respon



yang diharapkan sedangkan hukuman untuk respon yang salah. Pendapat skinner ini memusatkan hubungan antara tingkah laku dan konsekuen. Contoh, jika tingkah laku individu segera diikuti oleh tingkah laku menyenangkan, individu akan menggunakan tingkah laku itu lagi sesering mungkin. Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu 



Respondent response, yaitu respon yang ditimbulkan oleh suatu perangsangperangsang tertentu. Misalnya, keluar air liur saat melihat makanan tertentu.







Operant respons, yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-peerangsang tertentu. Contohnya, ketika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (intensif/ kuat)



Salah satu contoh penerapan teori ini dalam dunia kerja adalah pemberian bonus apabila pekerja mampu menghasilkan produk sesuai target dengan kualitas produk yang sesuai dengan standar (mampu mengikuti prosedur). Tujuannya untuk membentuk perilaku bekerja yang efektif dan dengan tetap memperhatikan kualitas. Contoh lain adalah pemberian bonus pada pekerja dilakukan secara acak yaknipada periode tertentu pekerja diberikan bonus apabila mampu memberikan performakerja yang baik dan menghasilkan produk berjumlah 1000 unit, namun pada periode yang lain pekerja diberikan bonus apabila telah mampu menghasilkanproduk 2000 unit, dan pada waktu yang lain pekerja mendapatkan bonus saat mampu menghasilkan produk 2500 unit. Tujuannya adalah untuk membentuk perilaku bekerja dengan tidak selalu bergantung kepada bonus karena bonus akan diberikan sewaktu-waktu sehingga pekerja cenderung akan menampilakan performa kerjanya yang paling maksimal.



2. Berdasarkan ranah pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor, maka dapat digunakan metode pelatihan dan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan. Metode yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:



Metode Pelatihandan Pembelajaran Ranah Pembelajaran Kognitif 1. Diskusi







2. Brainstorming







3. Ceramah







Afektif



Psikomotor







4. Penugasan 5. Roleplay







6. Drama



♦ ♦



7. Simulasi 8. Studi kasus







9.Visit (galery)



♦ ♦



10.Games 11. Praktek Laboratorium







12. Praktek Lapangan







13. Demonstrasi







Beberapa metode-metode pembelajaran diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: 



Diskusi Kelompok Kecil, Diskusi kelompok kecil dengan partisipasi, berbagi pengalaman, dan kendali gabungan atas proses pembelajaran merupakan dasar metode ini. Metode ini menggunakan prinsip perwakilan dan pemfungsian yang demokratis. Metode yang efektif dipakai dalam tahap awal pelatihan karena membantu membangun kelompok tersebut dan lingkungannya. metode ini juga memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk berbagi pengalaman, gagasan, mengajukan pertanyaan dan mengkritik isu-isu. Metode diskusi kelompok kecil dapat digunakan dengan metode ganda yang lain seperti kuliah, permainan peran, simulasi, studi kasus, dsb. Namun sebelum kita menggunakan dengan metode yang lain agar penggunaan metode dapat efektif maka syarat-syarat tertentu harus dipenuhi agar perpindahan tahap satu ke tahap yang lain bisa saling



berkesinambungan. Keuntungan : o membantu anggota kelompok mengenali apa yang harus dilakukan dan tidak mereka ketahui dalam hubungan dengan anggota lain dalam kelompok. o membantu mencoba menjawab pertanyaan melalui pengalaman dan wawasan anggota yang lain. o memberikan kesempatan pada anggota yang bersifat pendiam, pemalu dan terhambat agar mampu berhubungan dengan anggota yang lain. o



membantu membangun dan meningkatkan keterlibatan anggota dalam tugas dan proses kelompok



o



meningkatkan rasa memiliki kelompok dan kreativitas



o terjadi proses mendalami teori, membangun kelompok dibandingkan dalam kelompok besar o



adanya pengalaman beragam untuk menantang pengalaman yang dominan dan berpikir mengenai gagasan yang baru dan ideal serta memungkinkan perumusan baru



Keterbatasan : o memperlukan fasilitas aktif dan fasilitator pada tahap awal o



bila tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi metode yang menghabiskan waktu dan memperlukan kesabaran



o anggota yang dominan terkadang menghambat anggota lain dalam berpendapat o diperlukan ruang yang lebih luas untuk mengakomodir kelompok kecil o



terkadang pembicaraan hanya sekedar cerita



o bila fasilitator menganggap diskusi kelompok kecil sebagai penanggan untuk kelompok besar bukan partisipasi maka proses demokrasi akan berkurang o bila menggunakan metode yang berlebihan menjadikan kelompok menjadi stereotype 



Permainan Peran (Roleplay) Keuntungan :



o metode yang sederhana dan biaya rendah o berfokus pada persoalan dan membantu orang –orang yang belajar o



untuk menghadapi adanya isu pokok yang besar dalam periode waktu yang singkat



o memberikan kesempatan dengan resiko yang rendah kepada individu-individu untuk mencoba dengan pola baru dan terbuka terhadap dukungan dan pemahaman kelompok o mengungkap seorang individu dalam berbagai sudut pandang dan reaksi pada situasi tertentu yang mungkin tidak memungkinkan dalam kenyataan o tidak memperlukan banyak bahan atau persiapan lanjutan Keterbatasan : o jika orang yang belajar tidak sepenuhnya terlibat maka pembelajaran bisa terhambat o peserta yang terlibat secara mendalam dalam peran-peran mereka mungkin akan kehilangan dalam obyektivitas o bila tidak berhati-hati maka peran akan diperankan secara berlebih-lebihan, terganggu atau kurang dari seharusnya peran yang dimainkan sehingga mengurangi potensi dalam pembelajaran o



pencerminan diperlukan untuk menyoroti isu-isu dan dinamika peran yang dimainkan bila perhatian tidak cukup akan mengurangi pembelajaran permainan peran.







Latihan (Praktek Lapangan) Keuntungan: o Latihan merupakan suatu metode yang sederhana dan berbiaya rendah. o Latihan mengungkapkan suatu situasi yang mungkin tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. o Latihan membantu mencitakan kewaspadaan terhadap isu nilai dan persepsi Keterbatasan



o Latihan tidak tersedia dengan mudah dan harus dirancang. o Latihan mendorong banyak emosi dan tegang pada saat-saat tertentu 



Simulasi Simulasi merupakan suatu metode pembelajaran praktek interaktif yang melibatkan penciptaan situasi atau ruang belajar dalam suatu program pelatihan.Tujuan dari simulasi adalah untuk memunculkan pengalaman pembelajaran selama mengikuti program pelatihan. Metode ini mirip dengan permainan peran, tetapi dalam simulasi, peserta peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan kegiatan. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Variasi /Teknik dalam Simulasi ada 2, yaitu: o Simulasi Organisasional : simulasi ini bermaksud mengajak peserta melalui suatu pengalaman berbagi dinamika organisasi untuk memahami dan menganalisis isuisu organisasi. o Simulasi sosial : simulasi ini dimaksudkan mengajak peserta melalui suatu pengalaman yang berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial.







Studi Kasus o Metode studi kasus bisa dilaksanakan dalam langkah-langkah berikut: o Membaca atau mendengarkan presentasi kasus secara bersama o Pencerminan individual mengenai beberapa kunci yang disoroti dalam ringkasan. o Diskusi kelompok kecil untuk mengekplorasi isu lebih lanjut. o Menyarikan wawasan o Analisis dan sintesis bersama o Peringkasan o Umpan balik pada berbgai kemungkinan yang sekarang ada untuk tindakan.







Permainan Pembelajaran (Games) Keuntungan: o Permainan ini lincah, menyenangkan, dan melibatkan partisipasi setiap orang. o Isu-isu yang rumit bisa dijelaskan dalam suatu cara yang sederhana. Keterbatasan: o Menemukan atau merancang permainan yang sesuai tidaklah begitu mudah



o Permainan menimbulkan kesenangan terkadang menjadikan tujuan pembelajaran kabur/tidak kena sasaran.



3. Past Oriented Appraisals adalah penilaian kinerja atas kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah dilakukannya. Kelebihannya adalah jelas dan mudah diukur, terutama secara kuantitatif. Kekurangannya adalah kinerja yang diukur tidak dapat diubah sehingga kadang-kadang justru salah menunjukkan seberapa besar potensi yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu, metode ini kadang-kadang sangat subyektif dan banyak biasnya. Sedangkan, Future Oriented Appraisals adalah penilaian kinerja dengan menilai seberapa besar potensi pegawai dan mampu untuk menetapkan kinerja yang diharapkan pada masa datang. Metode ini juga kadang-kadang masih menggunakan past method. Catatan kinerja juga masih digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kinerja yang diharapkan. Kekurangan dari metode ini adalah keakuratannya, karena tidak ada yang bisa memastikan 100% bagaimana kinerja seseorang pada masa datang.



4. Kepemimpinan Situasional Gaya Kepemimpinan Situasional menilai situasi yang sedang berlangsung saat ini dan mengubah pendekatan kepemimpinannya melihat siapa orang yang terlibat dan bagaimana tugas yang ada. Gaya kepemimpnan situasional memberikan bimbingan tetapi fokus meyakinkan karyawan untuk melakukan pekerjaa, fokus pada membangun hubungan dan mengizinkan bawahan untuk mengambil tanggung jawab untuk tugastugas tapi tetap memantau kemajuan dari waktu ke waktu. Contoh: Alih-alih berfokus pada perubahan lingkungan, pemimpinan situasional berurusan dengan situasi saat ini untuk mendapatkan yang terbaik hasil jangka pendek. Dengan mengidentifikasi sumber atas keluhan pelanggan, kesalahan produk atau masalah pelayanan, pemimpin situasional yang efektif mengutamakan kerja dan analisis situasi menyeluruh sebelum menerapkan solusi. Pemimpin situasional menilai tingkat keterampilan personel yang terlibat dan jika tim tidak memiliki keterampilan dan



pengalaman, tidak segan untuk berkonsultasi dengan para ahli untuk merancang solusi dari permasalahan.



Kepemimpinan Transformasional Gaya kepemimpinan transformasional mempengaruhi, menginspirasi dan memotivasi orang lain dengan karisma dan menunjukkan kepedulian terhadap pengikutnya. Gaya kepemimpinan ini cukup intelek, menyukai tantangan dan bisa mendorong bawahan untuk mencapai tingkat kinerja terbaiknya. Contoh: Ketika sebuah perusahaan membuat strategi baru misalnya membuat varian produk baru, atau merancang jenis layanan baru, pemimpin transformasional lah yang akan berhasil mengkomunikasikan visi nya dengan arah yang jelas bawahan sehingga mereka dapat segera bertindak. Selain mengacu pada situasi tertentu, pemimpin transformasional juga fokus pada strategi. Para pemimpin transformasional biasanya cukup visioner mengenali peluang dan menggunakan sumber daya mereka secara efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.



Sumber: https://yourbusiness.azcentral.com/transformational-leadership-vs-situational-leadership-8665 https://roymundussetya.wordpress.com/2010/03/19/metode-pelatihan-afektif https://www.kompasiana.com/catatansovie/54f773faa33311b8618b45a1/bf-skinner-dan-konsepoperant-conditioningnya