Pio Yola Nasinta 052191164 Transfer 4b [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama NIM Kelas Mata Kuliah Tugas



: : : : :



Yola Nasinta 052191164 S1- Farmasi Transfer 4B Pelayanan Informasi Obat (PIO) Resume Drama “Unsung Cinderella” EPISODE 1



1. Mineta Kazuaki (laki-laki, 53 tahun) dibawa ke UGD karena mengalami reaksi alergi setelah disengat tawon, telah diberikan injeksi adrenalin 3 mg, tiba-tiba layar Monitor jantung berhenti berdetak, obat adrenalin yang diberikan tidak memberikan efek sebagaimana mestinya dikarenakan pasien juga mengkonsumsi obat penghambat beta untuk hipertensinya, kemudian diberikan glukagon untuk melawan kerja dari obat penghambat beta yang telah diminum. 2. Watanabe Nao dan Morimoto Yuuka merupakan pasien yang didiagnosis diabetes Tipe-1 yang dirawat di rumah sakit umum Yorozu. Kadar gula darah px Watanabe Nao pada rekam mediknya terlihat tidak stabil. Kadar gula darah Nao yang tidak stabil disini ternyata karena dia tidak menggunakan insulin secara rutin dan tepat waktu. Apabila px Diabetes Tipe-1 tidak menyuntikkan insulin dengan benar maka bisa terkena diabetes ketoasidosis, dehidrasi, kehilangan kesadaran, koma bahkan meninggal. 3. Pada episode ini ada beberapa masalah yang sering ditemukan dalam dunia farmasi seperti pasien yang membuat penilaian sendiri ia merasa tidak perlu mengonsumsi obat karena merasa dirinya sudah sehat dan lelah minum obat terus- menerus, ada juga pasien yang berhenti minum obatnya karena khawatir setelah mendengar perkataan dari temannya bahwa obat itu memberikan efek samping, lalu ada pasien yang tidak mau minum obat karena obat yang diberikan ukurannya besar sehingga perlu diberikan konseling dan PIO. 4. Aoi menemukan kesalahan pada resep yang ditulis dr. Hayashi untuk Shiori Yajima yaitu 3 pil lansoprazole 3xsehari setelah makan yang seharusnya hanya 1 pil setelah makan. Shiori Yajima seorang ibu hamil yang menderita sakit kepala yang parah telah diberikan parasetamol namun tidak mengehentikan sakit kepalanya sehingga ia meminta ganti obat tersebut, apt Aoi menerima permintaan resep obat Loxoprofen, padahal obat tersebut tidak boleh dikosumsi ibu hamil. Apt Aoi mencari informasi tentang pasien, ditemukan hasil rasio nilai AST dan ALT tidak normal menjadi ±100, PLT nilainya lebih rendah dari nilai standar



di referensi, pasien juga mengalami masalah lambung, mata terasa sakit, dan muntah, Aoi menemukan kesesuaian gejala Sindrom Hellp. Saat aoi memeriksa tekanan darah px Shiori Yajima nilainya 170/100 (tinggi), px mengalami preeclampsia saat hamil, tingkat enzim alanine-aminotranferase meningkat karena konsumsi obat lansoprazole untuk tukak lambung. Apt Aoi meminta izin dokter untuk memberikan magnesium sulfat.



Episode 2 1. Jenis/nama obat dapat dketahui berdasarkan bau dan rasa meskipun kemasan atau bentuk sediana obat telah rusak. Contohnya loperamide yang memilki rasa manis diawal dan pahit diakhir, alkeran memiliki rasa seperti pisang, cefcapene memiliki rasa seperti strawberi. 2. Pasien anak yang menderita radang paru mycoplasma tidak nyaman dengan rasa obat antibiotik clarithromycin yang pahit dan bau yang tidak enak sehingga obat dapat dicampurkan pada makanan seperti es krim untuk menutupi rasa obat yang pahit. 3. Seorang pasian bernama Omiya Kyoshi menderita Obat kemoterapi berupa cisplatin yang memiliki efek samping berupa diare sehigga diberikan loperamid. Pada kasus overdose loperamid akan menyebabkan aritmia dan perlu diberikan nalokson.



Episode 3 1. Obat terlalu besar untuk diminum sekaligus sehingga dapat diatasi dengan membagi obat menjadi dua kemudian diminum bersamaan. 2. Renagel (seharusnya diminum sebelum makan tetapi ditulis sesudah makan) 3. Obat terlalu banyak dan diberikan setengah tablet adalat cr solusi (diberikan kalender obat untuk memudahkan jadwal minum obat) 4. Ferrogradumet 150 mg menyebabkan efek samping mual kemudian diganti dengan ferromia 5. Verapamil diganti dengan diltiazem pada pasien dgn detak jantung tidak stabil dapat menstabilkan detak jantung



Episode 4 1. Tatsukawa Juri, menderita gangguan makan. Juri masuk ke departemen gawat darurat, dikarenakan kehilangan kesadaran, tapi sudah pulih, penyebabnya masih belum diketahui. Pasien tersebut pingsan ketika sedang ingin membeli obat tidur di sebuah apotek. Juri didiagnosis mengalami gangguan makan, pasien tidak banyak makan, tenggorokannya bengkak dan sepertinya sering muntah. Muntah bisa diakibatkan karena stress, mungkin pasien tidak bisa makan banyak karena muntah. Pasien tersebut juga kurang gizi, sehingga harus dirawat sementara. Pasien diresepkan dengan obat yang bisa menenangkan yaitu sertraline, diminum satu tablet sehari setelah makan malam. 2. Dirawat di rumah sakit karena kanker lambung stadium akhir, namanya Tatsukawa Taichi. Dia berikan Dokter Hata obat antikanker yaitu kombinasi S-1 dan cisplatin. Kondisi Tatsukawa Taichi tiba-tiba memburuk. 3. Pasiennya baru berusia 12 tahun, diperkirakan berdasarkan berat, hanya dibutuhkan 300 mg azithromycin, pada resep tercantum 500 mg. Overdosis azithromycin bisa menyebabkan tinitus dan diare. Setelah beberapa hari pasien mengonsumsi obat azithromycin 500 mg, pasien tersebut mengalami tinitus akibat resepnya terlalu banyak berdasarkan beratnya. 4. Dirawat karena gangguan terkait leher Namanya adalah Hakura Duit. Akibat kecelakaan, pak Duit dirawat dirumah sakit karena mengalami gangguan leher yang disebabkan cedera leher dikenal juga sebagai leher kaku. Pasien sudah pernah 2x hampir pingsan di rumah sakit. Kesehatan pasien mulai memburuk, pada awalnya tekanan darah tinggi dan sakit kepala, lalu mulai melupakan banyak hal, pasien didiagnosis kerusakan kognitif ringan, Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan otak dikarenakan pasien seorang dokter dengan pakar di bidang neurologi tetapi takut untuk melihat laporannya kesehatannya sendiri. Saat pak Duit mengalami tekanan darah tinggi dan sakit kepala, ia mengonsumsi obat tidur saat mengidap insomnia. Setelah dilakukan pemeriksaan hasilnya menyatakan bahwa tidak ada atrofi otak atau hidrosefalus sehingga pasien tersebut bukan mengalami demensia tetapi karena beliau terus mengonsumsi obat yang sama berulang-ulang (terapi multiobat), artinya pak Duit terlalu banyak mengonsumsi obat. Pada catatan obat beliau di tahun 2016, di Kanada, ada pasien yang terlalu banyak mengonsumsi benzodiazepine yang membuatnya cepat lupa namun, dia tidak menderita atrofi otak. Karena itu dia didiagnosis menderita demensia, saat dia mengurangi obatnya, ingatannya meningkat dan pulih sepenuhnya kemudian. Pak Duit



memiliki peluang besar untuk pulih sepenuhnya jika beliau mengurangi obatnya. Setelah mengikuti saran apoteker Ryunosuke keadaan pak Duit sembuh, beliau tidak lupa lagi juga tidur nyenyak di malam hari, belakang ini beliau sudah tidak sakit kepala lagi. Beliau diresepkan obat Telmisartan untuk mengurangi tekanan darah tinggi, dan Furosemide agar meningkatkan jumlah urine.



Episode 5 Seorang kakek menderita kanker lambung stadium akhir menjalani pengobatan kemoterapi dengan pil s-1 dan suntikan ciplatin. Injeksi ciplatin terdiri dari cisplatin 90 mg dan larutan garam fisiologi 250 mg yang di buat di ruang kemoterapi rumah sakit oleh apoteker yang bersertifikat. Banyak resep tamiflu yang menandakan akan datangnya musim flu.



Episode 6 1. Pasien bernama Toono Rin yang menderita gangguan menstruasi, Toono Rin mengonsumsi obat tablet berwarna putih (Deriod). Dokter meresepkan obat kontrasepsi hormon jangka pendek (Yaz) yang diminum 1x sehari 1 tablet sesuai urutan dengan tepat waktu. Obat pertama yang diberikan tidak memberikan efek apapun pada nyeri haid yang dirasakan. Beberapa hari kemudian gangguan menstruasi yang dirasakan Toono Rin tidak berangsur membaik. Jadi diresepkan kembali oleh dokter obat baru yaitu Dienogest 1mg yang membantu menyembuhkan endometriosis yang diminum 2x sehari 1 tablet sesudah sarapan dan makan malam. Hal-hal yang harus diperhatikan: - Jangan mengonsumsi teh mint yang mengandung Perforate St John’s-wort untuk mencegah kegelisahan seseorang yang akan mengurangi efektivitas obat pil kontrasepsi. - Jangan begadang sampai larut malam sekali dan keesekokan harinya tidak sarapan hanya meminum suplemen makanan - Perbaiki gaya hidup 2. Pasien bernama Ogawa Sanae yang menderita flu menahun dirawat di rumah sakit gejala yang dialami demam 38ºC, merasakan sakit perut dan diare. Apoteker memberikan lactomin dan levofloxacin yang berfungsi untuk membantu masalah perut. Saat di telusuri pasien ternyata sedang mengonsumsi obat lain yaitu eritromycin (Sultamycillin yang diminum 3x sehari) yang berfungsi sebagai antiobiotik. Diduga pasien menderita Pseudomembranous colitis. Dimana setelah mengonsumsi antibiotik menyebabkan kolon membengkak atau meradang dikarenakan pertumbuhan bakteri yang berlebihan yang dikenal bakteri Clostridioides difficile. Bakteri yang menghasilkan racun kuat menyebabkan radang di lapisan kolon. Ogawa Sanae masuk UGD karena keadaannya memburuk, penanganan pertama dokter memberikan metronidazole ampul 500 mg melalui IV. Pasien sembuh setelah dirawat dan diperbolehkan pulang.



Episode 7 1. Pasien menderita leukemia mieloid akut bernama Minoshima Koharu sejak kecil sehingga harus dirawat di Rumah Sakit. Dia harus kehilangan aktivitas menari balet karena kehilangan rambut yang disebabkan terapi antikanker. Beranjak dewasa kondisi pasien membaik sehingga diperbolehkan untuk pulang. 2. Departemen farmasi mengembangkan suatu robot yang dapat melakukan memilih obat, menimbang, mnengemas serta membersihkan obat setelah mengemas yang dinamakan robot pengambil obat otomatis (DiMero II). Robot yang dapat menangani lebih dari 60 persen resep obat serta melakukan pengemasan PPT dan pemotongan tablet dinamakan Robopick II. Serta robot pembuat obat antikanker yang dilengkapi blender untuk melelehkan obat dan mencegah larutan menjadi berbusa, robot ini dinamakan ChemoRo. 3. Pasien Koga Manami mengalami asma dan seorang perokok aktif. Pasien diberi resep oleh dokter obat theopyline 200 mg dan obat inhaler semenjak menjalani perawatan 5 tahun lalu. Tiba-tiba saat diwawancarai reporter pasien terjatuh dan mengakibatkan retak pergelangan tangan kiri di tulang karpal sehingga di sarankan untuk istirahat selama satu bulan. Dokter meresepkan parasetamol untuk nyeri pergelangan tangan pasien diminum 1 tablet setiap 6 jam saat merasakan kesakitan. Karena pasien merasakan jantung berdebar, setelah ditelusuri pasien mengalami keracunan theophylline dimana naiknya densitas theophylline sebesar 29,7 µg/mL, theophylline digunakan untuk mengendalikan asma



bisa mempercepat



metabolismenya saat merokok. Rumah Sakit sebelumnya memberikan obat theophylline dengan dosis yang ditingkatkan disebabkan pasien perokok yang aktif, pasien sebelumnya tidak memberikan info bahwa pasien telah mengurangi frekuensi merokoknya sehinga metabolismenya melambat. Hal tersebut disebabkan overdosis theophylline menjadi racun dalam darah. Apoteker memberikan informasi bahwa pasien harus meneruskan untuk mengurangi merokok karena obat theophylline dikonsumsi dalam waktu yang lama dengan menyesuaikan dosisnya sehingga pasien tidak akan merasakan pusing maupun jantung berdebar.



Episode 8 1. Pasien bernama Aragami Yasuko (wanita) menderita kanker kolorektal dan pasien pernah dirawat di rumah sakit sejak 8 tahun lalu. Setelah kambuh setengah tahun lalu dan dirawat di rumah sakit, pasien lebih memilih untuk melakukan perawatan di rumah saja kondisi pasien sel kanker kolorektalnya telah menyebar ke hati, paru – paru dan otak dan pasien mengalami gejala kebingungan dan delirium. Dokter telah meresepkan morfin dengan dosis yang ditingkatkan dari 1,25 mg/jam menjadi 2,5 mg/jam untuk meringankan rasa sakit yang dialami pasien, obat trazodone 25 mg sebanyak 30 tablet diminum 1x sehari 1 tablet. Keadaan pasien selalu merusut, tubuh menjadi lemah dan kehilangan kesadaran. Saat dokter dan tim apoteker berkunjung ke rumah pasien, dokter menyuntikan morfin ampul 10mg menggunakan suntikan 50 cc dan jarum suntik 21 dan larutan saline 100 cc. Kondisi pasien makin merusut, dokter meresepkan kembali obat sedatif yang menyebabkan kehilangan kesadaran dimana anggota keluarga tidak dapat berkomunikasi lagi dengan pasien. Tindakan dokter dan tim apoteker saat datang ke rumah pasien memberikan obat midazolam ampul 10 mg menggunakan larutan suntik 50cc dan jarum suntik 21. Saat pasien merasakan sakit yang sangat hebat, anggota keluarga memutuskan untuk memberikannya sedatif dan memohon kepada dokter. Dokter menyetujui permintaan tersebut, obat sedatif midazolam 10 mg dengan menggunakan larutan suntik 2,5 cc dan jarum suntik 21. 2. Pasien Masuda Kouhei (laki-laki) menderita rhinitis alergi. Pasien diresepkan obat anti alergi Calestamine yang mengandung steroid diminum 3x sehari 1 tablet setelah makan. Obat tersebut akan menyebabkan pusing sehingga apoteker menyarankan agar tidak menyetir saat mengonsumsi obat. 3. Pasien yang merupakan anak dari Masuda Kouhei yaitu Masuda Shota (laki-laki). Anak tersebut selalu mengeluhkan gatal bagian mata dan selalu menggaruknya serta hidung yang selalu berair disebabkan anak tersebut alergi terhadap debu. Kurangnya pengetahuan dari ayah pasien, pasien diberikan obat calestamine diduga dengan memberikan obat tersebut kondisi pasien menjadi membaik. Apoteker memberikan informasi bahwa obat calestamine mengandung steroid tidak cocok untuk anak-anak. Jika obat calestamine dikonsumsi anakanak dalam jangka panjang akan membuatnya gemuk atau menjadi pendek karena steroid akan mempengarungi hormon pertumbuhan anak. Apoteker menyarankan anak tersebut sebaiknya di konsultasikan ke dokter anak dan diberikan obat khusus untuk anak-anak.



4. Kepala departemen farmasi mengumumkan pelatihan perawatan di rumah. Apoteker Aoi bersedian bergabung pelatihan tersebut. Disana para apoteker diajak langsung ke rumah pasien yang membutuhkan perawatan dirumah, biasanya yang membutuhkan perawatan dirumah dominan pasien yang sudah tua atau lansia antara lain seperti pasien Alzheimer, kanker stadium akhir atau yang memiliki masalah morbiditas. Apoteker bertugas untuk menyesuaikan gaya hidup pasien, mengatur manajemen obat, merencakan makanan yang sehat maupun asupan makanan yang tepat, dan memastikan tidak terjadinya efek samping. Pasien yang memerlukan obat untuk menghentikan lendir fexofenadine 60 mg yang diminum 2x sehari 1 tablet setelah sarapan dan makan malam.



Episode 9 1. Pasien bernama Wakatsuki Haruna (wanita) umur 34 tahun terjatuh saat di taman di selamatkan ambulance saat di periksa tekanan darah 95/80 mmHg dengan tingkat kesadaran JCS 10 terdapat luka lecet pada pergelangan tangan. Pasien mengonsumsi obat antiansietas lorazepam 0,5 mg untuk mengatasi gangguan kecemasan dan zopiclone 10 mg untuk mengatasi gangguan tidur, diduga pasien overdosis terhadap obat tersebut. Setelah di pindah ke ruangan bangsal, dokter yang memeriksa menjelaskan bahwa organ hati pasien berlemak dan mengalami aritmia jantung yang disebabkan overdosis obat lorazepam. Apoteker menjelaskan terkait obat, pasien saat ini di infus untuk memulihkan fungsi hati. Jika pasien merasa cemas, pasien dapat meminum pil lactase dimana pil tersebut bukan obat seperti permen yang manis, bisa diminum 3 pil sekaligus tetapi tidak boleh lebih dari 4x sehari.



Episode 10 1. Pasien bernama Seno Shogo didiagnosis kanker kelenjer adrenal diberikan obat antikanker Mitotane 500 mg oleh dokter spesialis gastroenterolog. Setelah tujuh hari pada siklus pertama obat mitotane tidak menunjukkan efek apapun. Pada siklus kedua dosis mitotan akan ditingkatkan. Setiap kali merasakan nyeri, pasien meminum obat antinyeri hydromorhphone 1 mg yang diresepkan dokter. Apoteker Nanao menyarankan menggunakan pengobatan eksperimental yaitu FP258 150 mg yang berbentuk ampul. Dan pengobatan dengan FP 258 150mg dijalankan untuk pasien yang telah diresepkan oleh dokter spesialis gastroenterolog. 2. Pasien Maruoka 41 tahun dengan tekanan darah 150/80 yang pingsan di stasiun kereta dengan tingkat kesadara JCS 10. Penanganan pertama dokter di UGD memberikan 10 liter O2 dan melakukan elektrokardiogram. Pasien sebelumnya didiagnosis menderita gangguan metabolisme lipid dengan mengonsumsi obat rosuvastatin dan nicorandil. Setelah ditelusuri, pasien mengalami serangan jantung dan diberikan morfin saat di UGD. Pasien dipulangkan dan diberikan obat rawat jalan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Obat tersebut terdiri dari gabungan obat memurnikan darah dan obat untuk perut serta dua obat untuk metabolism lipid.



Episode 11 1. Pasien bernama Hoshina sedang hamil 31 minggu didiagnosis pemendekan leher rahim yang diberikan obat ritodrine sehingga berefek samping merasakan tubuh yang terlalu hangat dan perasaan tidak nyaman karena jantung yang berdebar. Dokter kandungan mengubah dosis ritodrine ditingkatkan. Namun pasien selalu merasa tangannya sering gemetar, perut yang kembung, tidak bisa tidur, muntah setelah makan dan menurunnya selera makan. 2. Pasien Sakisaka Chitose yang sedang hamil 35 minggu dengan berat bayi 1,9 kg didiagnosis epilepsi dan selalu mengonsumsi obat antiepilepsi Depakene 200 mg dan suplemen penambah berat badan, tetapi pasien tidak patuh meminum obat antiepilepsi tersebut. Tibatiba pasien jatuh pingsan karena kehilangan keseimbangan dan perutnya terbentur dibawa ke rumah sakit. Dokter memberikan ritodrine sebagai penanganan pertama dan dirawat inap. Pasien mengalami penurunan berat badan serta perkembangan bayi yang kurang baik. Setelah menjalani rawat inap pasien menjadi rutin mengonsumsi obat antiepilepsi Depakene 200 mg yang selalu diawasi dokter dan apoteker. Menjelang kelahiran bayi, dokter kandungan memberikan edukasi. Jika epilepsi kambuh saat persalinan maka prosedur diubah menjadi operasi sesar. Kemudian apoteker memberikan edukasi bahwa gaya hidup pasien harus disesuaikan setelah melahirkan dan jangan lupa selalu mengonsumsi obat antiepilepsi Depakene 200 mg. Namun keluarga pasien khawatir, apabila pasien tidak dapat menyusui ASI pada bayinya dikarenakan mengonsumsi obat antiepilepsi Depakene 200mg tersebut. Informasi yang diberikan apoteker kepada pasien:  Apoteker memberikan informasi terkait obat Depakene 200 mg yang dikonsums ibu menyusui diperbolehkan saja untuk menyusui ASI kepada bayinya. Pasien dan bayi harus dibawah pengawasan, lakukan menyusui sana serta berganti baju sambil duduk dan jangan biarkan pasien mandi sendirian.  Pasien dilakukan bedah sesar karena bayi jatuh, dokter memberikan obat terbutaline yaitu obat inhaler napas untuk menanggulangi gejala asma namun dapat digunakan untuk meringankan kontraksi. Kemudian pasien diperbolehkan pulang dan apoteker menginformasikan jangan lupa untuk selalu meminum obat antiepilepsi Depakene 200mg serta menyesuaikan gaya hidup.