PKM Re [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI i BAB 1. PENDAHULUAN



1



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA



3



BAB 3. METODE PENELITIAN



4



BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya 7 4.2 Jadwal Kegiatan 7 DAFTAR PUSTAKA 8 LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pembimbing 9 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 13 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas



14



i



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuku sehat memiliki tekstur permukaan rata halus, tanpa lubang atau alur. Mereka seragam dalam warna dan konsistensi dan bebas dari bintik atau perubahan warna. Perubahan warna dan atau perubahan tekstur permukaan kuku dapat merefleksikan berbagai kondisi medis. Variasi perubahan secara halus dapat kita sadari bentuk ketidaksempurnaan ini tidak banyak berarti untuk sebagian orang, namun bagi mata yang terlatih, kondisi kuku dapat memberikan petunjuk berhaga tentang kesehatan, meskipun seringkali tidak menjadi petunjuk pertama suatu penyakit serius. Asalkan rajin mencermati bagian ini, sejumlah penyakit bisa dikenali dari sejumlah anomaly dan hal yang tidak biasa. Perubahan bentuk kuku dapat sebagai petunjuk permasalahan tubuh. Pada sela-sela kuku bisa didapatkan kotoran dengan potensi infeksi (Jose, 2018). Infeksi bisa disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan virus. Jamur merupakan mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan tumbuhan. Umumnya jamur dapat tumbuh ditempat lembab tetapi jamur juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga jamur dapat tumbuh dimana saja. Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Jamur dapat menyerang permukaan badan, yaitu kulit, kuku, dan rambut (Soedarto, 2015). Infeksi kuku yang disebabkan oleh berbagai jenis jamur disebut onikominosis. Jika infeksi kuku karena jamur dermatophyta disebut dengan istilah tinea ungium. Sedangkan penyebab onikomikosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis jamur diantaranya selain Candida dan Dermatophyta, onikomikosis juga dapat disebabkan oleh Aspergillus sp, Fusarium sp, Chepalosporium sp, Scopulariopis sp, dan lain-lain (Sulaeman, dkk., 2014). Onikomikosis diperkirakan mencakup lebih dari 50% kelainan kuku dan merupakan kelainan kuku paling sering terjadi. Prevalensi onikomikosis mengalami peningkatan 2% menjadi 14% dalam 20 tahun terakhir (Queller dan Bathia, 2015). Obat-obat anti jamur tersebut memiliki keterbatasan, seperti efek samping spectrum anti jamur yang sempit, penetrasi yang buruk pada jaringan tertentu, dan mulculnya jamur yang resisten. Olehh karena itu, diperlukan terapi altenatif untuk infeksi jamur salah satunya adalah menggunakan bahan-bahan alami. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai terapi antifungi adalah cuka apel. Cuka apel mempunyai beberapa sifat antimikroba pada spesies mikroba yang berebeda, seperti mempengaruhi pertumbuhan, menekan sitokin monokuler, dan respons fagositik (Ita NS, dkk., 2018). Cuka apel terbuat dari apel yang dihancurkan lalu diberikan bakteri dan ragi untuk memulai proses fermentasi alcohol (Gopal J, dkk., 2017). Berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat pada cuka apel antara lain asam asetat, flavonoid, polifenol, pectin, alkaloid, quercetin yang merupakan antioksidan kuat yang telah diteliti efektif sebagai antimikroba dan anti inflamasi (Atro RA, dkk., 2015). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa cuka apel



i



dapat berperan sebagai antibakteri dan anti jamur, pada penelitian Sulaiman, menunjukkan bahwa cuka apel memberikan adanya perbaikan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan KOH 10% pada pasien onikomikosis setelah terapi tetes cuka apel (Sulaiman E, dkk., 2015). Pada penelitian yang dilakukan oleh Jabir H B, dkk (2012) tentang perbandingan potensi antijamur larutan cuka apel, larutan asam asetat 2%, dan Flukonazol secara invitro, didapatkan bahwa larutan cuka apel (5%) menunjukkan efek antijamur yang signifikan (p