Poa26 - Modul 3 - Bill of Material (Bom) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Practicum Report Production and Operation Analysis



Weekly Assignment – Module 3 Bill of material (BOM) Group Class



: POA 26 : BG41



Date Score



: 21 Maret 2020 :



1. Objective Praktikum ini membahas mengenai Bill of Material (BOM) dari monster truck. Tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Menentukan urutan assembly yang benar dari monster truck. 2. Menentukan product structure dalam proses assembly monster truck. 3. Mengidentifikasi material yang digunakan dalam proses assembly monster truck. 2. Data Memuat assembly chart, product structure, dan Bill of material (BOM) dari monster truck yang diilustrasikan pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.



Sumber: Laboratorium POA Gambar 2.1 Monster Truck Tampak Dibongkar



Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



1



Practicum Report Production and Operation Analysis



Sumber: Laboratorium POA Gambar 2.2 Monster Truck Tampak 3D



Data list of assembly dan component’s code and quantity tertera pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.1 List of Assembly



Name A6 A5 A4 A3 A2 A1 SA2 SA1 SSA2 SSA1



Assembly L + A5 WS + A4 PB + A3 B + A2 F + A1 SA1 + SA2 PS + CA SSA1 + SSA2 WP + A W+V



Sumber: Laboratorium POA Tabel 2.2 Component’s Code and Quantity



Index 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Code B F PB WS PS CA WP W V A L



Components Bed Front Passenger Base Windshield Passenger Section Connector Assembly Wheel Piece Wheel Velg Axles Lights



Sumber: Laboratorium POA Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



2



Quantity 1 1 1 1 1 2 2 4 4 4 1



Practicum Report Production and Operation Analysis



3. Result Assembly chart perakitan monster truck tertera pada Gambar 3.1 Assembly Chart dar Monster truck.



Sumber: (Diolah oleh Penulis) Gambar 3.1 Assembly Chart dari Monster Truck



Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



3



Practicum Report Production and Operation Analysis



Product structure dari monster truck tertera pada Gambar 3.2 Product Structur dari Monster Truck.



Sumber: (Diolah oleh Penulis) Gambar 3.2 Production Structure dari Monster Truck



Bill of material (BOM) dari monster truck tertera pada Tabel 3.1 Bill of Material dari Monster Truck. Tabel 3.1 Bill of Material dari Monster Truck



Component Level No. 1 .1….... 2 ..2…... 3 …3….. 4 ….4.... 5 …..5… 6 …...6.. 7 …....7. 8 ….....8 9 ….....8 10 …....7. 11 ….....8 12 ….....8



Description



Code



Quantity



Units



Assembly 5 Assembly 4 Assembly 3 Assembly 2 Assembly 1 Sub Assembly 1 Sub-sub Assembly 1 Wheel Velg Sub-sub Assembly 2 Wheel Piece Axles



A-5 A-4 A-3 A-2 A-1 SA-1 SSA-1 W V SSA-2 WP A



1 1 1 1 1 2 4 4 4 2 4 4



Piece Piece Piece Piece Piece Pieces Pieces Pieces Pieces Pieces Pieces Pieces



Sumber: (Diolah oleh Penulis) Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



4



Practicum Report Production and Operation Analysis



Tabel 3.1 Bill of Material dari Monster Truck (lanjutan)



Component Level Description No. 13 …...6.. Sub Assembly 2 14 …....7. Passenger Section 15 …....7. Connector Assembly 16 …..5… Front 17 ….4.... Bed 18 …3….. Passenger Base 19 ..2…... Windshield 20 .1….... Lights



Code



Quantity



Units



SA-2 PS CA F B PB WS L



1 1 2 1 1 1 1 1



Piece Piece Pieces Piece Piece Piece Piece Piece



Sumber: (Diolah oleh Penulis)



4. Analysis Penelititan ini dilakukan dengan tiga langkah, yaitu membuat assembly chart, membuat product structure, dan yang terakhir adalah membuat bill of material (BOM). Terdapat 11 parts dalam proses assembly sebuah monster truck, yaitu bed (B), front (F), passenger base (PB), wind shield (WS), passenger section (PS), connector assembly (CA), wheel piece (WP), wheel (W), velg (V), axles (A), lights (L). Parts tersebut merupakan parts utama yang nantinya akan dirakit menjadi sebuah monster truck. Langkah pertama yang dilakukan adalah assembly chart. Assembly chart merupakan bagan yang menggambarkan hubungan antara komponen – komponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Langkah pertama untuk merakit monster truck tersebut adalah dengan menggabungkan wheel (W) dan velg (V) menjadi satu bagian sehingga menghasilkan penggabungan yang disebut sub–sub assembly 1 (SSA–1). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menggabungkan wheel place (WP) dan axles (A) menjadi satu bagian yang disebut sub-sub assembly 2 (SSA–2). Langkah berikutnya adalah menggabungkan sub-sub assembly 1 (SSA-1) dan Subsub Assembly 2 (SSA-2) menjadi satu bagian yang disebut sub assembly 1 (SA-1). Langkah setelah itu adalah menggabungkan passenger section (PS) dan connector assembly (CA) menjadi satu bagian yang disebut sub assembly 2 (SA–2). Langkah yang dilakukan setelah itu adalah menggabungkan sub assembly 1 (SSA-1) dan subassembly 2 (SSA-2) menjadi satu bagian yang disebut assembly 1 (A-1). Langkah setelah itu menggabungkan front (F) dan assembly 1 (A–1) menjadi satu bagian yang disebut assembly 2 (A-2). Langkah selanjutnya adalah menggabungkan bed (B) dan assembly 2 (A-2) menjadi satu bagian yang disebut assembly 3 (A-3). Langkah setelah itu adalah menggabungkan passenger base (PB) dan assembly 3 (A-3) menjadi satu bagian yang disebut assembly 4 (A-4). Langkah berikutnya adalah menggabungkan windshield (WS) dan assembly 4 (A-4) menjadi satu bagian yang disebut assembly 5 (A-5). Langkah terakhir adalah menggabungkan lights (L) dan assembly 5 (A-5) menjadi satu bagian yang disebut assembly 6 (A-6) atau dengan kata lain finish good. Langkah kedua yang digunakan adalah membuat product structure. Product structure adalah representasi cara dimana bagian-bagian produk cocok dan berinteraksi dan diatur dalam tingkat detail berdasarkan struktur. Product structure digunakan untuk mengelola perubahan, pengujian, dan penyelesaian masalah untuk produk kompleks dengan sejumlah besar komponen dan fungsi yang saling bergantung. Product structure juga berkaitan dengan bill of material (BOM). Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



5



Practicum Report Production and Operation Analysis



Product structure ini terdapat delapan level, yaitu level nol terdapat finish good atau assembly 6 (A–6), level satu terdapat penggabungan assembly 5 dan lights, level dua terdapat assembly 4 dan windshield, level tiga terdapat assembly 3 dan passenger base, level empat terdapat assembly 2 dan bed, level lima terdapat assembly 1 dan front, level enam terdapat penggabungan sub assembly 1 dan sub assembly 2, level tujuh terdapat penggabungan sub-sub assembly 1 dan sub-sub assembly 2 menjadi sub assembly 1 serta terdapat juga penggabungan passenger section dan connector assembly menjadi sub assembly 2, dan level delapan terdapat penggabungan wheel dan velg menjadi sub-sub assembly 1, terdapat juga wheel place dan axles menjadi sub – sub assembly 2. Product structure ini juga terdapat pemberian nomor barang yang terdapat pada kiri atas kotak dan quantity pada kanan atas kotak. Langkah terakhir adalah membuat bill of material (BOM). Bill of material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. Bill of material (BOM) terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Tabel yang terdapat pada bill of material (BOM) adalah component number, level, description, code, quantity, units. Componen number dilihat dari kiri atas kotak pada product structure. Level terdiri dari level satu hingga level delapan yang menunjukkan sequence, seperti assembly 5 dan lights berada di level yang sama karena kedua komponen tersebut digabungkan sehingga menjadi finish good. Description merupakan penamaan pada komponen tersebut, seperti assembly 1 dan sub – sub assembly 1. Code merupakan kode komponen tersebut, seperti A–3 yang menunjukkan code dari assembly 3 dan WS merupakan code dari komponen windshield. Quantity merupakan jumlah komponen yang dibutuhkan bisa dilihat dari kanan atas kotak pada product structure. Tabel yang terakhir adalah units yang merupakan penjelasan apakah komponen tersebut berjumlah satu (piece) atau lebih dari satu (pieces). 5. Conclusion Berdasarkan objective yang telah ditentukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Langkah pertama untuk merakit monster truck adalah dengan menggabungkan wheel (W) dan velg (V) menjadi satu bagian sehingga menghasilkan penggabungan yang disebut sub – sub assembly 1 (SSA–1). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menggabungkan wheel place (WP) dan axles (A) menjadi satu bagian yang disebut sub – sub assembly 2 (SSA–2). Langkah berikutnya adalah menggabungkan su –sub assembly 1 (SSA–1) dan sub–sub assembly 2 (SSA–2) menjadi satu bagian yang disebut sub assembly 1 (SA–1). Langkah selanjutnya adalah menggabungkan passenger section (PS) dengan connector assembly (CA) menjadi satu bagian yang disebut sub assembly 2 (SA–2). Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menggabungkan sub assembly 1 (SSA–1) dengan sub assembly 2 (SSA–2) menjadi satu bagian yang disebut assembly 1 (A–1). Langkah selanjutya adalah menggabungkan front (F) dengan assembly 1 (A–1) menjadi satu bagian yang disebut assembly 2 (A–2). Langkah selanjutnya adalah menggabungkan bed (B) dengan assembly 2 (A–2) menjadi satu bagian yang disebut assembly 3 (A–3). Langkah setelah itu adalah menggabungkan passenger base (PB) dan assembly 3 (A–3) menjadi satu bagian yang disebut assembly 4 (A–4). Langkah berikutnya adalah menggabungkan windshield (WS) dengan assembly 4 (A–4) menjadi satu bagian yang disebut Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



6



Practicum Report Production and Operation Analysis



assembly 5 (A–5). Langkah terakhir adalah menggabungkan lights (L) dan assembly 5 (A–5) menjadi satu bagian yang disebut assembly 6 (A–6) atau dengan kata lain finish good. 2. Urutan level dari product structure perakitan monster truck dimulai dari level nol yaitu terdapat finish good atau assembly 6 (A–6). Pada level selanjutnya yaitu level satu terdapat penggabungan assembly 5 dan lights. Level dua terdapat assembly 4 dan windshield. Level tiga terdapat assembly 3 dan passenger base. Level empat terdapat assembly 2 dan bed. Level lima terdapat assembly 1 dan front. Level enam terdapat penggabungan sub assembly 1 dan sub assembly 2. Level tujuh terdapat penggabungan sub–sub assembly 1 dan sub–sub assembly 2 menjadi sub assembly 1, terdapat juga penggabungan passenger section dan connector assembly menjadi sub assembly 2. Level delapan terdapat penggabungan wheel dan velg menjadi sub–sub assembly 1, terdapat juga wheel place dan axles menjadi sub–sub assembly 2. 3. Bill of material (BOM) dari monster truck terdiri dari yang pertama assembly 5 dengan code A–5 dan quantity 1, lalu assembly 4 dengan code A–4 dan quantity 1, assembly 3 dengan code A–3 dan quantity 1, assembly 2 dengan code A–2 dan quantity 1, assembly 1 dengan code A–1 dan quantity 1, sub assembly 1 dengan code SA–1 dan quantity 2, sub-sub assembly dengan code SSA–1 dan Quantity 4, wheel dengan code W dan quantity 4, velg dengan code V dan quantity 4, sub-sub assembly 2 dengan code SSA–2 dan quantity 2, wheel piece dengan code WP dan quantity 4, axles dengan code A dan quantity 4, sub assembly 2 dengan code SA-2 dan quantity 1, passenger section 2 dengan code PS dan quantity 1, connector assembly dengan code CA dan quantity 2, front dengan code F dan quantity 1, bed dengan code B dan quantity 1, passenger base dengan code PB dan quantity 1, windshield dengan code WS dan quantity 1, lights dengan code L dan quantity 1.



Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS University



7