Portofolio Computational Thinking PPG Prajabatan 2022 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Portofolio 1 TOPIK 1 – PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING BAB I PENDAHULUAN CT merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan dalam pembelajaran di kelas pada tiap mata pelajaran. Tujuannnya agar pembelejaran yang dilakukan dalam memaksimalkan peningkatan keterampilan 6C guna menyongsong era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan teknik ilmu komputer. Dimana langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. CT mulai di implementasikan dalam kurikulum merdeka, hal ini dikarenakan untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan sudut pandang ilmu komputer yang sebagaimana kita ketahui perkembanganya begitu pesat disegala aspek. BAB II PEMBAHASAN Computational thinking merupakan pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan 4 fondasi yaitu : 1. Decomposition adalah keterampilan seseorang dalam menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah menjadi sub-bab atau bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan mudah diidentifikasi informasi-informasi penting guna merumuskan alternatif masalah yang bisa diajukan 2. Pattern recognition Merupakan keterampilan untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu baik itu persamaan, perbedaan, bentuk dari informasi yang didapat pada tahap decomposition, 3. Abstraction, merupakan keterampilan mengeneralisir pola-pola yang didapat dari tahap pattern recognition, yang kemudian dijadikan dasar dalam perumusan alternatif pemecahan masalah /solusi 4. Algorithms,



merupakan



keterampilan



menjabarkan



alternatif



masalah/solusi kedalam langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis.



pemecahan



BAB III PENUTUP Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan teknik cara berpikir computer scientis agar dapat memberikan solusi yang efektif, efisien, dan optimal. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. Manfaat yang didapat setelah mempelajari CT adalah memahami bahwa penerapan CT tidak hanya bisa diterapkan dalam analisis dan penyelesaian masalah di bidang komputer namun juga dapat diintegrasikan didunia pendidikan. Setelah mempelajari CT saya merasa bahwa CT dapat menningkatkan dan mengembangkan keterampilan tingkat tinggi seperti :1). berpikir kritis, 2). pemecahan masalah, 3) berpikir kreatif, 4). keterampilan proses sains serta melatih peserta didik untuk memahami cara berpikir computer scientis.



Portofolio 2 Topik 1 - Fondasi CT dan Pembentukan Disposisi CT BAB I PENDAHULUAN Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan teknik ilmu komputer. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. Persoalan yang ada pada zaman sekarang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT salah satunya pada proses pembuatan tempe. Berikut akan dijabarakan fondasi CT dalam pembuatan Tempe. BAB II PEMBAHASAN Salah satu cara berpikir CT yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya pada proses pembuatan tempe. Berikut akan dijelaskan fondasiCT dalam pembuatan tempe: Masalah :Meski Indonesia kaya akan bahan pangan, namun hasil pertanian dan peternakan perlu diolah dalam bentuk teknologi pangan, agar dapat bertahan lama atau tidak cepat busuk. 1. Dekomposisi : menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah menjadi sub-bab atau bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan mudah diidentifikasi. Dari masalah diatas fondasi CTnya berupa, pemetaan berbagai bentuk teknologi pangan sebagaimana di tampilkan pada gambar dibawah ini:



2. Pengenalan Pola Mengenali pola yang muncul pada proses pembungkusan tempe: 1.Plastik: Secara keamanan pangan dan kebersihan tempe bungkus plastic dinilai lebih hiegenis karena bungkus plastic lebih praktis dan membuat tempe lebih awet 2. Daun Pisang Tempe bungkus daun pisang memiliki rasa gurih dan sedang 3. Abstraksi : Sesuai tujuan utama yaitu pembuatan teknologi pangan yang tahan lama, maka dirumuskan pembuatan tempe menggunakan bungkus plastik 4. Algoritma : Berupa merumuskan langkah pembuatan tempe.



a. Bersihkan kedelai dari benda asing seperti batu dll kemudian cuci dengan air b. Simpan dalam panci , tuangkan air mendidih sehingga semua biji kedelai terendam dalam air selama 12 jam c. Cuci kembali dengan air dingin dan aduk-aduk dengan tangan sampai semua kulit kedelai terkelupas dan bijinya terbelah d. Buang kulit yang tekelupas e. Kedelai yang sudah bersih dikukus selama 30 menitsampai telihat empuk. Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering f. Tambahkan tepung tapioca 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk sampai rata g. Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 °C h. Taburkan ragi tape (Rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 g/ 1 kg kedelai i. Bungkus dengan menggunakan plastic dan diinkubasi pada suhu kamar selama 2-3 hari



BAB III KESIMPULAN CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern recognition), dan abstraksi (abstraction). “Disposisi pembelajaran” atau dapat juga disebut “kebiasaan berpikir” mengacu pada cara di mana peserta didik terlibat dan berhubungan langsung dalam proses belajar. Pemahaman atas Disposisi yanag baik mampu menyimpulkan tahapan dari setiap penyelesaian masalah masuk dalam tiap-tiap fondasi CT. CT perlu terus dilatih melalui pendekatan mengutak-atik (tinkering), berlatih menciptakan sesuatu (creating), berusaha mencari akar masalah dan memperbaiki kesalahan tersebut (debugging), bekerja sama (collaborating), dan memiliki sikap pantang menyerah (persevering).



Portofolio 3 Topik 2- CT DALAM KURIKULUM BAB I PENDAHULUAN CT adalah literasi baru yang masuk dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai literasi “baru”, tidak semua pihak sudah memahami mengenai Capaian Pembelajaran (CP) CT yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Untuk dapat memahami CP CT, diperlukan pemaknaan terhadap setiap istilah yang terdapat pada CP tersebut. Pada modul ini juga akan dibahas mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang. Selain itu, kita perlu mengetahui bahwa sudah ada beberapa negara yang terlebih dahulu mengupayakan CT di dalam kurikulumnya. Hal tersebut akan dibahas agar kita dapat belajar dari penelitian dan pengalamanpengalaman terkait implementasi CT dalam kurikulum di negara lain. Pada pertemuan ke-3 ini, akan dibahas mengenai CT dalam kurikulum merdeka. BAB II PEMBAHASAN Pada topik ini membahas mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang mulai dari PAUD sampai ke SLB. Karakteristik kurikulum CT dalam setiap jenjang Pendidikan digambarkan pada table dibawah ini.



Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase E dan F pada mata pelajaran fisika yaitu : CP Mata Pelajaran Fisika Fase E:Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global, pencemaran lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaatannya.



CP Mata Pelajaran Fisika Fase Fase F: Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak fluida, gejala gelombang bunyi dan gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip dan konsep kalor dan termodinamika, dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi, menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik mampu memahami prinsip-prinsip gerbang logika dan pemanafaatannya dalam sistem komputer dan perhitungan digital lainnya. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran fisis pada teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. CP CT Fisika untuk fase yang akan di ampu Fase E :Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar. Fase E: Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak. BAB III KESIMPULAN Meskipun Indonesia terkesan tertinggal dalam mengimplementasikan CT dalam Kurikulum akan tetapi SDM Indonesia tidak sangat jauh tertinggal karena pada hakikatnya sebelum analisis CT diterapkan dalam pendidikan. Guru dan praktisi pendidikan telah melakukan anaslisis pemecahan masalah dalam pembelajaran sudah melakukannya, hanya saja mungkin dengan 1 atau 2 fondasi CT saja, tidak terstruktur dan dilakukan secara terpisah. Selain itu juga belum dibangunnya rasa bahwa analisis masalah dengan CT sangat penting dan solutif sehingga pengguna CT tidak menyadari bahwa CT sangat membantu mereka dalam penyelesaian masalah.



Portofolio 4 TOPIK 3- CT dalam Problem Solving BAB I PENDAHULUAN Computational Thinking (CT) merupakan pendekatan untuk memecahkan masalah dengan cara yang dapat diimplementasikan dengan komputer. Siswa tidak hanya menjadi pengguna alat tetapi juga pembuat alat. Dalam pembelajaran CTdapat diintegrasikan melalui aktivitas meliputi latihan problem solving, analisis data, serta pemodelan & simulasi yang dapat dikaitkan dengan bidang apapun. CT merupakan aspek yang akan memperkuat bidang ilmu dengan pemanfaatan komputer jika persoalan semakin besar, rumit, dan kompleks Soal Bebras (Bebras Challenge) merupakan salah satu jenis soal yang membutuhkan analisis tingkat tinggi (HOTS). Pemecahan masalahnya harus dianalisis secara kritis, kratif dan inovatif untuk itu tepat jika CT dijadikan pendekatan dalam menganalisis soal Bebras BAB II PEMBAHASAN. Deskripsi Soal Bebras SMA: Berlian berwarna biru yang terkenal telah dicuri dari museum hari ini. Si pencuri berhasil menukar berlian tersebut dengan perhiasan imitasi murah berwarna hijau.



Pada acara pameran berlian hari ini dihadiri oleh 2000 orang pengunjung. Para pengunjung tersebut memasuki ruangan pameran satu per satu. Inspektur Bebro harus dapat menangkap sipencuri dengan menginterogasi beberapa orang dari pengunjung tersebut. Inspektur Bebro telah memiliki daftar nama dari 2000 orang pengunjung yang memasuki ruang pameran hari ini. Inspektur Bebro akan menanyai setiap orang dengan dengan pertanyaan yang sama : Apakah warna berlian tersebut hijau atau biru pada saat anda melihatnya ? Setiap pengunjung akan menjawab dengan jujur; kecuali si pencuri, yang akan menjawab warna berlian tersebut adalah hijau. Inspektur Bebro sangat pintar dan akan menggunakan strategi dimana jumlah orang yang akan ditanyai akan seminimal mungkin. Manakah dari pernyataan berikut yang dapat disampaikan Inspektur Bebro tanpa berbohong ? Pilih salah satu:



a. Tugas ini adalah tugas yang sulit; Saya perlu menanyai sekurang-kurangnya 200orang, tetapi kemungkinan terbanyaknya adalah 1999 orang. b. Saya tidak dapat menjanjikan apapun. Jika saya tidak beruntung, maka saya akanmenanyai setiap pengunjung. c. Tidak cukup dengan hanya menanyai 20 orang (kecuali saya sedang beruntung) tetapisaya yakin dapat menyelesaikan tugas saya dengan menanyai kurang dari 200 orang. d. Saya dapat menjamin bahwa saya dapat menemukan si pencuri dengan cukup menanyai kurang dari 20 orang. Hasil Analisis Soal Bebras SMA “Temukan Si Pencuri” Penjelasan langkah langkah: 1. Inspektur Bebro hanya perlu menginterogasi sebagian kecil pengunjung, dengan mengulangisetengah dari daftar dengan cara ini :Pengunjung diberi nomor 1 s.d 2000 terurut dengan saat memasuki ruangan. Inspektur menginterogasi pengunjung nomor 1000 dan menanyakan warna berlian yang dilihatnya jika dia menjawab biru, maka si pencuri datang setelah pengunjung nomor 1000 dan nomornya adalah antara nomor 1001 sampai 2000; jika dia menjawab hijau, maka si pencuri bernomor antara 1 sampai 1000 (catat jugabahwa si pencuri mungkin bernomor 1000). 2. Pada kedua kasus, jumlah pengunjung yang mungkin sebagai si pencuri, berkurang dari 2000 menjadi 1000 (setengahnya). Berikutnya, sang Inspektur menanyakan ke orang dengan nomor "tengah" sisanya (yaitu nomor 1500 pada kasus pertama, atau nomor 500 pada kasus kedua). Dengan demikian, Inspektur membagi dua jumlah pengunjung (menjadi setengahnya) setiap kali satu pengunjung diinterogasi. 3. Mengulangi cara yang sama, ia dapat mengurangi jumlah yang dicurigai menjadi 500, 250, 125, 63,32, 16, 8, 4 dan kemudian 2. Saat tinggal 2 tersangka, ia akan menanyakan kepada yang pertama. Jika ia menjawab hijau, ia adalah si pencuri; jika tidak maka yang lainnya adalah pencuri. Inspektur Bebro dapat menemukan sang pencuri hanya dengan menginterogasi 11 orang. Jadi, jawaban yang benar yaitu Inspektur Bebro dapat menemui pencu dengan bertanya kepada kurang dari 20 orang di museum itu. Analisis fondasi CT: 1. Dekomposisi : Dijelaskan pada pembahasan soal bahwa Inspektur Bebro melakukan identifikasi jumlah pengunjung, warna berlian asli dan warna berlianimitasi. 2. Pengenalan Pola : Pada pembahasan soal, dijelaskan bahwa pengunjung diberi nomor 1 s.d 2000 terurut dengan saat memasuki ruangan. Inspektur menginterogasi pengunjung nomor 1000 dan menanyakan warna berlian yang dilihat oleh pengunjung 3. Abstrakasi : Pada langkah-langkah pembahasan soal, jika dia menjawab biru, maka si pencuri datang setelah pengunjung nomor 1000 dan nomornya adalah antara nomor 1001 sampai 2000. Sementara itu, jika dia menjawab hijau, maka si pencuri bernomor antara 1 sampai 1000 (catat juga bahwa si pencuri mungkin bernomor 1000) 4. Algoritma : Tahap algoritma, hal yang dilakukan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada yaitu dengan mengulangi cara yang sama, kita dapat mengurangi jumlah yang dicurigai menjadi 500, 250, 125, 63, 32, 16, 8, 4 dan kemudian 2. Saat tinggal 2 tersangka, kita akan menanyakan kepada yang pertama.



Jika ia menjawab hijau, ia adalah si pencuri; jika tidak maka yang lainnya adalah pencuri. Inspektur Bebro dapat menemukan sang pencuri hanya dengan menginterogasi 11 orang (kurang dari 20 orang).



BAB III KESIMPULAN Bebras challenge merupakan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan dan menyelesaikan soal bebras berbagai tingkatn dengan menerapkan fondasi CT. Tantangan Bebras Indonesia adalah ajang kesempatan bagi siswa Indonesia untuk menunjukkan kemampuan Computational Thinking secara sukarela, mandiri, dengan cara yang menyenangkan, penuh kejujuran dan kegembiraan bersama siswa lain di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan siswa untuk mempraktekkan akhlak mulia, berpikir kritis dan kreatif serta kebhinekaan global di dunia maya, khususnya di bidang Computational Thinking. Setelah Tantangan Bebras, materi tantangan dapat dijadikan bahan belajar CT. Guru yang membina siswanya untuk berpartisipasi juga akan mengikuti perkembangan dan bertambah pengetahuannya tentang CT.



Portofolio 5 TOPIK 3- CT dalam Problem Solving BAB I PENDAHULUAN (Topik 3, Pertemuan ke-5)



Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik menggunakan komputer atau tidak sebaiknya kita harus memiliki kemampuan untuk berpikir seperti komputer. Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Penyelesaian soal literasi, membaca, matematika, sains, dan finansial membutuhkan analisis CT agar mudah dipecahkan. Sejak tahun 2021, Ujian Nasional sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan oleh Asesmen Nasional. Salah satu komponen pada Asesmen Nasional adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM akan fokus pada literasi dan numerasi seperti pada tes PISA. Dengan membiasakan CT pada siswa, harapannya mereka bisa mengimplementasikannya untuk menyelesaikan permasalahan literasi dan numerasi.



BAB II PEMBAHASAN Setelah digali dengan lebih dalam, menunjukkan literasi membaca, matematika, sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi membaca adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan lainnya. Salah satu bentuk soal AKM yang analisisnya menggunakan analisis CT adalah sebagai berikut: Judul



: SI KIKIR DAN EMASNYA / Jurnal LITERA 2018



Deskripsi Soal Seorang yang kikir menjual seluruh hartanya dan membeli segumpal emas yang dikuburnya di dalam sebuah lubang di samping sebuah dinding tua. Dia kemudian mengunjungi simpanannya itu setiap hari. Salah seorang anak buahnya memperhatikan hal ini dan memutuskan untuk mengintai gerak gerik si kikir. Anak buahnya ini kemudian mengetahui rahasia harta yang tersembunyi tersebut, dan mulai menggali, dan menemukan segumpal emas, dan dicurinya. Si kikir, pada kunjungan berikutnya, menemukan lubang yang sudah kosong dan mulai menarik-narik rambutnya dan meraung-meraung sejadi-jadinya. Seorang tetangga, yang melihat kejadian itu dan mengetahui apa penyebabnya, kemudian berkata, “Berdoalah dan jangan bersedih, ambillah segumpal batu, dan letakkan di dalam lubang itu,



dan bayangkan seolah olah emas itu masih berada di sana. Bagi kamu hal itu akan sama saja, karena sewaktu emas itu berada di sana, kamu tidak memilikinya, karena kamu sedikit pun tidak menggunakannya.



Pertanyaan: 1. Bacalah pernyataan berikut dan berilah nomor sesuai dengan urutan kejadian didalam bacaan. -



Si kikir menggali lubang dan menyembunyikan hartanya di sana.(2)



-



Tetangga si kikir menyuruhnya untuk menggantikan emas itu dengansebuah batu (4)



-



Si kikir memutuskan untuk menggunakan seluruh uangnya untuk membeli segumpal emas. (1)



-



Seseorang mencuri emas si kikir (3)



2. Berikut ini adalah percakapan antara dua orang yang membaca cerita “Si kikirdan emasnya.



Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi. 1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah: - Membaca kembali teks bacaan dengan cermat - Menuliskan alur cerita dan point penting pada teks tersebut, sebagaimana berikut: 1. Si Kikir menjual seluruh hartanya 2. Si Kikir menggunakan uang tersebut untuk membeli segumpal emas 3. Emas tersebut dikubur di dalam sebuah lubang 4. Setelah dikubur, Si Kikir mengunjunginya setiap hari 5. Ada orang yang mengetahui gerak-gerik Si Kikir 6. Si Kikir kehialngan emasnya 7. Tetangga memberikan nasihat kepada Si Kikir 2. Untuk dapat menjawab pertanyaan ini dengan tepat, kita harus mengintegrasikan dan



menginterpretasikan teks bacaan dengan dialog pembicara 2 tersebut. “Bayangkan seolah-olah emas itu berada disana. Bagi kamu hal itu akan sama saja karena sewaktu emas itu berada disana kamu tidak memilikinya karena kamu pun tidak menggunakannya”. Mengapa pembicara 2 mengatakan bahwa batu memiliki peranan penting dan secara tidak langsung pembicara 2 mendukung saran yang diberikan oleh tetangga kepada Si Kikir? Karenapembicara 2 tidak bisa mengikuti saran yang dikatakan oleh pembicara 1 dikarenakan ketika lubang tersebut ingin diisi kembali dengan menggunakan barang yang lebih berharga, Pembicara 2 khawatir bahwa barang tersebut akan hilang kembali. Identifikasi 4 Fondasi CT 1. Pertanyaan Pertama. Fondasi CT yang terdapat di dalamnya: - Dekomposisi: Fondasi CT yang mengandung dekomposisi yaitu terlihat pada proses penjabaran cerita yang dijadikan ke dalam point-point penting untuk menemukan solusi permasalahan - Abstraksi:Pembahasan atau analisis difokuskan pada kejadian yang ditanyakansehingga yang lainnya diabaikan. 2. Pertanyaan Kedua. Fondasi CT yang terdapat di dalamnya: -



Dekomposisi: Dapat dilihat pada percakapan antara pembicara 1 dan 2 yang dihubungkan dengan alur cerita pada teks. Algoritma: Algoritma yang diartikan pada teks tersebut yaitu batu tidak dapat digantikan dengan barang berharga lainnya, karena dikhawatirkan barang tersebut akan hilang kembali, oleh sebab itu solusi terbaik adalah seperti yang dikatakan seperti tetangga Si Kikir BAB III KESIMPULAN



Salah satu cara mudah dalam menyelesaikan soal literasi, membaca, matematika, sains, dan finansial adalah dengan mengunakan pola berpikir CT. Melalui alur berpikir CT kita diajarkan menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara berpikir dalam menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains, dan finansial dengan terstruktur. Setelah digali dengan lebih dalam, maka didapatkan bahwa literasi membaca, matematika, sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi membaca adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan lainn



-



.



Portofolio 6 TOPIK 3 - CT dalam Problem Solving BAB I PENDAHULUAN Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Salah satu aplikasi penerapan berpikir CT dapat kita aplikasikan dalam penyelesaian soal Bebras, PISA dan AKM. Soal-soal yang digunakan pada Tantangan Bebras, AKM dan PISA dirancanag dengan tingkat berpikir dan analisis tinggi. Soal seperti ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa-siswi dalam bidang informatika dan CT. Namun demikian terdapat perbedaan antara soal-sola Bebras, AKM dan PISA. BAB II PEMBAHASAN Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: 1. Tipe soal pada Bebras dan PISA/AKM sama-sama menggunakan fondasi CT 2. Penyelesaian soal sama-sama menggunakan prinsip pemecahan masalah CT yang dapat dimulai dari pemecahan masalah kompleks menjadi pernyataan yanglebih sederhana Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: 1. Soal Bebras memberikan penekanankepada pemahaman soal agar lebih mudah dipahami dan diselesaikan dengan menggunakan metodeberpikir komputasi dan informatika. 2. Soal bebras umumnya hanya digunakan pada tingkat nasional 3. Soal PISA/AKM didominasi oleh kegiatan literasi 4. Soal PISA umumnya merupakan soal-soal berskala internasional yang juga digunakan pada negara-negara lainnya BAB III PENUTUP Soal AKM, PISA dan Bebras memiliki kesamaan berupa tingkat kerumitan yang tingg. Salah satu upaya penyelesaiannya dapat menggunakan analisis fondasi CT.



Portofolio 7 Topik 3 - CT dan Problem Solving BAB I PENDAHULUAN Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Salah satu aplikasi penerapan berpikir CT dapat kita aplikasikan dalam penyelesaian soal Bebras, PISA dan AKM. Soal-soal yang digunakan pada Tantangan Bebras, AKM dan PISA dirancanag dengan tingkat berpikir dan analisis tinggi. Soal seperti ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa-siswi dalam bidang informatika dan CT. Namun demikian terdapat perbedaan antara soal-sola Bebras, AKM dan PISA BAB II PEMBAHASAN Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: 1. Tipe soal pada Bebras dan PISA/AKM sama-sama menggunakan fondasi CT 2. Penyelesaian soal sama-sama menggunakan prinsip pemecahan masalah CT yang dapat dimulai dari pemecahan masalah kompleks menjadi pernyataan yanglebihsederhana.



Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Soal Bebras 1. Soal Bebras memberikan penekanan kepada pemahaman soal agar lebih mudah dipahami dan diselesaikan dengan menggunakan metode berpikir komputasi dan informatika. 2. Soal bebras umumnya hanya digunakan pada tingkat nasional



Soal PISA/AKM 1. Soal PISA/AKM didominasi oleh kegiatan literasi 2. Soal PISA umumnya merupakan soalsoal berskala internasional yang juga digunakan pada negara-negara lainnya



3. Soal PISA diperuntukkan kepada kategori 3. Soal bebras dapat digunakan ditingkat SD, peserta didik umur 15 tahunke atas SMP, dan SMA Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: Kesamaan yang diantara kedua jenis soal Bebras dan PISA yaitu terletak pada pemecahanmasalah soal. Pada soal bebras dan PISA kita diharuskan untuk memahami titik permasalahan soal terlebih dahulu, selanjutnya akan diterapkan beberapa fondasi CT untuk memecahkan permasalahannya. Oleh karena itu, dalam segi pemecahan masalah soal Bebras dan PISA tidak jauh berbeda, karena masih menggunakan CT di dalamnya BAB III PENUTUP Soal AKM, PISA dan Bebras memiliki kesamaan berupa tingkat kerumitan yang tingg. Salah satu upaya penyelesaiannya dapat menggunakan analisis fondasi CT. Kesamaan yang diantara kedua jenis soal Bebras dan PISA yaitu terletak pada pemecahanmasalah soal. Pada soal bebras dan PISA kita diharuskan untuk memahami titik permasalahan soal terlebih dahulu, selanjutnya akan diterapkan beberapa fondasi CT untuk memecahkan permasalahannya. Oleh karena itu, dalam segi pemecahan masalah soal Bebras dan PISA tidak jauh berbeda, karena masih menggunakan CT di dalamnya



Portofolio 8 UTS (Ujian Tengah Semester) BAB I PENDAHULUAN Tujuan dari topik mengenai Ujian Tengah Semester (UTS) ini adalah memberikan gambaran mengenai (A) kisi-kisi UTS, (B) rubrik penilaian, dan (C) contoh soal. UTS ini akan menguji pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari, implementasi CT untuk problem solving, dan disposisi CT dalam problem solving. Untuk menguji hal tersebut, terdapat tiga tipe soal, yaitu: • •







Tipe pertanyaan konseptual. Pada tipe pertanyaan konseptual, mahasiswa diminta menjawab pertanyaan terkait pemahaman konsep-konsep yang telah dipelajari Tipe pertanyaan problem solving. Pada tipe soal problem solving, mahasiswa diminta untuk merancang strategi penyelesaian untuk sebuah persoalan dengan mengimplementasikan konsep-konsep CT. Tipe pertanyaan reflektif. Pada tipe soal reflektif, mahasiswa diminta menggali disposisi konsep yang digunakan dalam perancangan strategi untuk problem solving.



Bentuk soal yang diberikan dapat berupa pilihan ganda (PG), isian, dan uraian. Topik UTS ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan gambaran kepada saya mengenai UTS yang akan diberikan, tetapi juga untuk memberikan gambaran kepada saya mengenai cara merancang ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal yang dapat saya gunakan pada saat saya kelak menerapkan CT untuk mengajar siswa/i saya. BAB II PEMBAHASAN Format kisi-kisi dan pengelompokan indikator capaian pada yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1 mengacu pada Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK Tahun 2017, Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Indikator capaian yang ditargetkan adalah indikator berdasarkan Taksonomi Bloom (C1 s.d.C6). Indikator tersebut dikelompokkan menjadi tiga level kognitif, yaitu: •



Level 1: mengingat (C1) dan memahami (C2),







Level 2: mengaplikasikan (C3),







Level 3: menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).



Sebagai keterangan, perhatikan bahwa Indikator capaian “memahami” (C2) pada Mata Kuliah CT untuk Pendidikan ini, yang dimaksud adalah pemahaman bermakna, bukan hanya memahami secara kognitif dan bukan hanya mengulang hasil hafalan, melainkan juga mampu menjelaskan apa yang telah dipahami dan dialami setelah melakukan berbagai aktivitas di topiktopik yang sudah dilalui, khususnya pada alur MER (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi). Penjelasan yang diharapkan dari mahasiswa adalah menyampaikan hasil observasi, eksplorasi, dan proses belajar konsep secara mandiri.



BAB III PENUTUP Pada modul ini, tiga komponen penting yang perlu dirancang saat mempersiapkan ujian adalah kisi-kisi soal ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal. Dengan adanya contoh rancangan UTS ini, harapannya saya dapat merancang ujian dengan mengimplementasikan CT untuk siswa/i yang akan saya ajar nanti. Saat mempersiapkan soal latihan atau ujian, saya diperkenankan menggunakan soal yang telah dibuat oleh pihak lain dengan mencantumkan referensinya seperti pada Contoh Soal 6, 7, dan 8. Jika saya menilai soal tersebut kurang sesuai, saya bisa memodifikasi soal tersebut sesuai keperluan pada bidang ilmu dan jenjang yang saya ajar.



Portofolio 9 Topik 5 - CT dan Proyek BAB I PENDAHULUAN Pendekatan STEM adalah pendekatan pembelajaran yang menginteraksikan dimensi science, technology, engineering, and mathematics. Pendekatan STEM paling tepat diintegrasikan dalam kurikulum merdeka karena pembelajarannya berbasis proyek. Terdapat keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem solving. Unsur proyek STEM menurut Baek et al., (2021) memuat Nama proyek, Deskripsi singkat proyek, Outline, Tujuan pembelajaran, Driving questions, Produk akhir, Hands-on activities, Asesmen, dan Resources yang dibutuhkan. Sedangkan integrasi CT dalam STEM memuat kosa kata CT, Abstraksi, Algoritma, Komunikasi, Conditional Logic, Pengumpulan Data, Struktur data, analisis, dan representasi data, dekomposisi, pengenalan pola, pemodelan dan simulasi. BAB II PEMBAHASAN Terdapat keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CT dapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-based learning. Pada makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021).Berikut merupakan identifikasi proyek mata pelajaran fisika pendekatan STEM. Tabel. Analisis Proyek STEM Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Listrik Dinamis Deskripsi Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak singkat proyek menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk AC tradisional. Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk mengejukkan ruangan, serta dapat juga melembabkan udara melalui proses penguapan Outline



Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsep dasar temperatur dan suhu serta perbedaan kipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler Pekan-2 : peserta didik memahami konsep 1) Cara Kerja Air Cooler Sebagai Kipas Angin 2) Cara Kerja Air Cooler Untuk Mendinginkan Ruangan 3) Bagaimana Air Cooler Bekerja



Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana untuk menyejukkan dan melembabkan ruangan.



Komponen CT



Kosakata CT



Abstraksi



Deskripsi



Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi CT dalam Proyek STEM: Air Cooler Refrigeran, global warming, Basic concept, solusi, implementasi dan dinamo, arus listrik, rangkaian evaluasi. listrik. Eliminasi bagian-bagian yang Mengidentifikasi ciri-ciri fungsi tidak relevan dan membuat pendingin, perbedaan kipas angin, ac (air suatu generalisasi. conditioner) dan air cooler. Mempelajari dengan baik untuk menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien menggunakan Air Cooler dengan lebih sedikit energi dan tidak menggunakan refrigeran.



BAB III PENUTUP CT memberikan pemahaman belajar bagaimana mengelola proyek, dan mempertimbangkan bagaimana solusi yang dibuat sekarang akan digunakan mengimplementasikan Computational mengumpulkan semua



Thinking adalah



data, lalu mulai mencari



dengan



di masa depan. Cara memahami



masalah,



solusi sesuai dengan masalah.



Dalam Computational Thinking,ada yang disebut dengan dekomposisi yaitu kita memecah suatu masalah yang komplek menjadi masalah-masalah yang kecil untuk diselesaikan. Computational Thinking sebagai pendekatan pembelajaran dapat disandingkan dengan pendekatan dan metode lain seperti Pembelajaran Berbasis Proyek atau Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning) dalam pembelajaran sains.



Portofolio 10 Topik 4 - CT DAN PROYEK BAB I PENDAHULUAN Pendekatan STEM adalah pendekatan pembelajaran yang menginteraksikan dimensi science, technology, engineering, and mathematics. Pendekatan STEM paling tepat diintegrasikan dalam kurikulum merdeka karena pembelajarannya berbasis proyek.. Next Generation Science Standard (NGSS) merupakan salah satu kebijakan tertulis yang digunakan dalam pendidikan STEM (Bybee :2013). Dalam struktur kerangka NGSS, terdapat tiga dimensi utama pendidikan STEM yaitu Practice: Scientific Practice dan Engineering Practice, Crossetting Concept, dan Disciplinary Core Ideas-Physical Sciences. Pendekatan STEM mampu melatihkan ketrampilan berpikir kritis, kreatif, problem solving dan berbagai keterampilan abad 21 lainnya.



BAB II PEMBAHASAN Pada pertemuan ke-10 ini pembahasan terfokus pada analisis proyek STEM. Pada pertemuan tersebut kami mempresentasikan proyek STEM berupa Air Cooler (Pendingin Tambahan). Proyek ini berkaiatan dengan materi pemanasan global pada materi fisika fase E, materi ini berkaitan dengan pemecahan masalah terkait penanagan menipisnya lapisan ozon. Demi mengurangi penggunaan AC maka, air cooler adalah salah satu inovasi pendingin ruangan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Dikatakan ramah lingkungan karena pendingin ruangan ini tidak menggunakan refrigerant. Dikatakan hemat energi karena hanya menggunakan kipas angin juga dapat menghasilkan hawa ruangan sejuk sebagaimana AC yang bersumber dari hawa dingin es. Air cooler merupakan inovasi pendingin ruangan dengan memanfaatkan proses penguapan es. Penerapan air cooler di ruangan outdoor dapat menggantikan kipas angin air karena air yang biasa terpercikkan dari kipas angin menggagu pengunjung yang lewat diarea kipas. Dengan penggunaan air cooler ini pada dapat mengatasi masalah tersebut. Analisi deskripsi proyek STEM dengan judul Air Cooler (Pendingin Tambahan) ditampilkan pada table 10.1.



Tabel 10.1 Analisis Proyek STEM Air Cooler (Pendingin Tambahan) Nama Proyek Perancangan Pendingin Tambahan Deskripsi singkat proyek Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk AC tradisional. Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk menyejukkan ruangan, serta dapat juga melembabkan udara melalui proses penguapan. Penggunaan air cooler ini digunakan sebagai bentuk sederhana daripengurangan penggunaan AC yang sebagian besar menggunakan bahan kimia yang dapat menyebabkan pemanasan global seperti pada saat ini. Outline



Tujuan pembelajaran



Driving Question



Produk Akhir



Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsepdasar temperatur dan suhu serta perbedaankipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler Pekan-2 : peserta didik memahami konsep 1) Cara Kerja Air Cooler Sebagai KipasAngin 2) Cara Kerja Air Cooler UntukMendinginkan Ruangan 3) Bagaimana Air Cooler Bekerja Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana untuk menyejukkan dan melembabkan ruangan. 1. Peserta didik mampu menganalisis terkait permasalahan pemanasan global 2. Peserta didik mampu membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien 1. Apa saja permasalahan utama yang dihadapi terkait permasalahan pemanasan global yang terjadi ? 2. Bagaimana cara membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien? Air Cooler Ramah Lingkungan



Hands-on activities



Asesmen



Hasil rancangan Air cooler. Rancangan air cooler yang dapat menyejukkan dan melembabkan udara yang ada diluar dan didalam ruangan sekolah yang mengadakan kelas meeting



Resource yang Dibutuhkan



Drum plastik kecil dan jerigen juga dapat digunakan untuk membuat model pendingin udara (Air Cooler).



BAB III PENUTUP Aspek STEM adalah Sains (science) memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenaihukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology)adalah keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; Teknik (engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math) adalah ilmu yang menghubungkan antara besaran, angka pola, dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau disertai dengan bukti empiris. Pengintegrasian keempat aspek STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menyelesaikan suatu masalah kontekstual dan konseptual secara jauh lebih komprehensif dan bermakna.



Portofolio 11 Topik 4 - CT DAN PROYEK LKPD Proyek STEM Dalam Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN Pada saat ini, Pendekatan STEM dan model pembelajaran yang berbasis konteks dan lingkungan sekitar menjadi pilihan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Tuntutan pengetahuan, keterampilan, sikap dan dunia kerja abad 21 mengharuskan pendidikan berkembang dan pembelajaran harus bermakna. Berbagai Pendekatan dan model akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan untuk memastikan pembelajaran telah sesuai tujuan. Definisi dari keempat aspek STEM adalah Sains (science) memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai hukumhukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology)adalah keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; Teknik (engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math) adalah ilmu yang menghubungkan antara besaran, angkapola, dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau disertai dengan bukti empiris. Pengintegrasian keempat aspek STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menyelesaikan suatu masalah kontekstual dan konseptual secara jauh lebih komprehensif dan bermakna. BAB II PEMBAHASAN 1. Deskripsi Proyek Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk AC tradisional. Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk menyejukkan ruangan, serta dapat juga melembabkan udara melalui proses penguapan. Penggunaan air cooler ini digunakan sebagai bentuk sederhana dari pengurangan penggunaan AC yang sebagian besar menggunakan bahan kimia yang dapat menyebabkan pemanasan global seperti pada saat ini. 2. Outline Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsep dasar temperatur dan suhu serta perbedaan kipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler Pekan-2 : peserta didik memahami konsep 1. Cara Kerja Air Cooler Sebagai Kipas Angin



2. Cara Kerja Air Cooler Untuk Mendinginkan Ruangan 3. Bagaimana Air Cooler Bekerja Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana untuk menyejukkan dan melembabkan ruangan. 3. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu menganalisis terkait permasalahan pemanasan global 2. Peserta didik mampu membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien 4. Driving question 1. Apa saja permasalahan utama yang dihadapi terkait permasalahan pemanasan globalyang terjadi ? 2. Bagaimana cara membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien? 5. Produk Akhir Produk akhir pada pembelajaran ini yaitu peserta didik akan menghasilkan sebuah produk berbentuk Air Cooler yang dapat digunakan sebagai pendingin tambahan dengan prinsip ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan kimia yang dapat meningkatkan pemanasan global. 6. Asesmen Hasil rancangan Air cooler. Rancangan air cooler yang dapat menyejukkan dan melembabkan udara yang ada diluar dan didalam ruangan sekolah yang mengadakan kelas meeting. 7. Resource yang Dibutuhkan Drum plastik kecil dan jerigen juga dapat digunakan untuk membuat model pendingin udara (Air Cooler). BAB III PENUTUP Pendekatan STEM adalah pendekatan pembelajaran yang menginteraksikan dimensi science, technology, engineering, and mathematics. Pendekatan STEM paling tepat diintegrasikan dalam kurikulum merdeka karena pembelajarannya berbasis proyek. Terdapat 8 dimensi atau unsur STEM yang ada dalam proyek STEM diantaranya yaitu: Asking Questions and Defining Problems,Developing and Using Models, Planning and Carrying Out Investigations, Analyzing and Interpreting Data, Obtaining, Evaluating, and Communicating Information, Engaging in Argument from Evidence, Constructing Explanations and Designing Solution



Portofolio 12 Topik 4 - CT DAN PROYEK Integrasi CT dalam Proyek STEM BAB I PENDAHULUAN STEM dan CT memiliki keterkaitan yang erat, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem solving. Unsur proyek STEM memuat Nama proyek, Deskripsi singkat proyek, Outline, Tujuan pembelajaran, Driving questions, Produk akhir, Hands-on activities, Asesmen, dan Resources yang dibutuhkan. Sedangkan integrasi CT dalam STEM memuat kosa kata CT, Abstraksi, Algoritma, Komunikasi, Conditional Logic, Pengumpulan Data, Struktur data, analisis, dan representasi data, dekomposisi, pengenalan pola, pemodelan dan simulasi. Integrasi CT dalam proyek STEM dinilai dapat memaksimalkan upaya peningkatan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi, pemecahan masalah dan keterampilan abad 21 lainnya. Dengan integrasi CT pemecahan masalah yang dilakukan dalam proyek STEM akan lebih tepat sasaran dan efektif. Hal ini dikarenakan adanya 4 fondasi CT yang menggunakan pola berpikir yang detail dan terperinci sesuai masalah yang dihadapi. BAB II PEMBAHASAN STEM memiliki fokus untuk menyiapkan generasi yang siap dengan tantangan dunia kerja yang baru. Integrasi science, technology, engineering, and math (STEM) dalam pembelajaran saat ini dapat menjadi bekal siswa dalam menghadapi permasalahan kompleks dunia di masa mendatang dan sebagai upaya untuk menghadapi permasalahan global. Solusi yang diberikan menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk menyatukan konsep abstrak dari setiap aspek. Dengan penerapan CT kedalam Proyek STEM mampu membuat siswa menyelesaikan permasalahan Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CTdapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-based learning. Tabel 12.1 menunjukkan analisis integrasi CT dalam Proyek STEM.



Tabel 12.1 Integrasi CT dalam Proyek STEM Komponen CT



Kosakata CT



Abstraksi



Deskripsi



Refrigeran, global warming, dinamo, arus listrik, rangkaian listrik Eliminasi bagianbagian yang tidak relevan dan membuat suatu generalisasi.



Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi CT dalamProyek STEM: Perancangan Jembatan Tahan Gempa Basic concept, solusi, implementasi dan evaluasi.



Mengidentifikasi ciri-ciri fungsi pendingin, perbedaan kipas angin, ac (air conditioner) dan air cooler. Mempelajari dengan baik untuk menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien menggunakan Air Cooler dengan lebih sedikit energi dan tidak menggunakan refrigeran. Algoritma Langkah-langkah Menyusun langkah-langkah pembuatan model air Penyelesaian cooler.Adapun langkah-langkahnyaantara lain sebagai persoalan berikut: 1. 1. Menganalisis permasalahanyang ada 2. Menetapkan tujuan dari projekyang dibuat 3. Mengumpulkan alat dan bahanpembuatan air cooler 4. Membuat air cooler sederhanayang ramah Lingkungan 5. 5. Mengaplikasikan air cooleryang sudah dibuat 6. 6. Melakukan evaluasi danrefleksi Komunika Menjabarkan secara Mempresentasikan hasil diskusi tentang pembuatan air si lisan dan tulisan cooler sederhana yang ramah lingkunganyang dapat tentang projek air mengatasi permasalahan suhu yang panas. cooleryang dibuat Penjabaran air cooler: Air cooler adalah alat sederhana yang akan mengatasi permasalahan suhu ruangan yang panas. Air cooler ini juga dapat mengurangi penggunaan AC yang dapat meningkatkan pemanasan global. Prinsip kerja Air cooler ini menggunakan sistem yang dapat melembabkan dan mendinginkan ruangan. Air cooler menggunakan listrik lebih sedikit dibandingkan kipas angin dan AC sehingga dapat menghemat penggunaanlistrik



Conditional logic



Eksplorasi data untuk menemukan pola, penyebab dari suatu masalah dan lain-lain untuk menghasilkan pengetahuan baru atau untuk menyelesaikan suat persoalan.



Pengumpulan data



Pembagian persoalan ke dalam beberapa sub-persoalan yang lebih kecil. Tujuannya adalah agar persoalan lebih mudah untuk diselesaikan.



Struktur data, analisis, dan representasi data



Eksplorasi data untuk menemukan pola, penyebab dari suatu masalah dan lain-lain untuk menghasilkan pengetahuan baru atau untuk menyelesaikan suatu persoalan.



Menggunakan data hasil proyek untuk menyimpulkan ciri-ciri Air cooler yang dapat menyejukkan dan melembabkan udara yang ada diluar dan di dalam ruangan sekolah.



Dekomposisi



Pembagian persoalan ke dalam beberapa sub-persoalan yang lebih kecil. Tujuannya adalah agar persoalan lebih mudah untuk diselesaikan.



Drum plastik kecil dan jirigen yang digunakan untuk membuat rancangan atau model Air cooler yang dapat menyejukkan dan melembabkan udara. Misalnya ada drum atau jirigen yang dapat menjadi kerangka luar Air Cooler Identifikasi ciri-ciri air cooler yang ramah lingkungan (Penjelasannya jelaskan di bagianbawah nanti ciriciri air cooler yang ramah lingkungan)



Pengenalan Pola



Pengenalan pola dalam langkahlangkah pembuatan air cooler ramah lingkungan



Pemodelan dan Simulasi



Dilakukan pemodelan beberapa jenis air cooler yang berbeda berdasarkan jumlah es batu dan banyaknya baterai yang digunakan.



Menggunakan data hasil proyek untuk menyimpulkan ciri-ciri Air cooler yang dapat menyejukkan dan melembabkan udara yang ada diluar dan di dalam ruangan sekolah. Drum plastik kecil dan jirigen yang digunakan untuk membuat rancangan atau model Air cooler yang dapat menyejukkan dan melembabkan udara. Misalnya ada drum atau jirigen yang dapat menjadi kerangka luar Air Cooler



Air cooler yang sudah dibuat dilakukan uji coba berdasarkan beberapa percobaan menggunakan variabel yang berbeda, yaitu banyaknya es batu dan baterai yang digunakan.



BAB III PENUTUP Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CT dapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-based learning. integrasi CT ke dalam proyek STEM yaitu mempermudah saya dalam memahami pembuatan prototipe atau produk dari hasil kegiatan belajar yang dilakukan dengan model pembelajaran PJBL. Pengerjaan produk menjadi terarah dan saat ada kendala dalam proses pengerjaannya, jika kita menerpakan CT selama proses perakitan protitpe, maka secara otomatis mengasah kemampuan berpikir saya untuk mencari alternatif ide-ide atau solusi atas permasalahan tersebut. Saat membuat prototipe atau produk dari hasil pembelajaran steam, keseluruhan dari pembuatan produk sebagai satu kesatuan sangatlah rumit. Namun dengan mengintegrasikan pola berpikir CT dimana membagi dan menganalisis satu persatu bagian dari proyek kedalam bagian-bagian yang kecil (dekomposisi), kemudian menentukan bagian mana yang terlebih dahulu yang harus dikerjakan dan mengabaikan bagian yang tidak dibutuhkan dahulu (Abstraksi). Saat bagian-bagian kecilnya telah selesai, kemudian melihat lagi dari berbagai literatur mengenai kesamaanantar satu dan lainnya dalam menyusun bagianbagian kecil tersebut membentukprototipe. Keseluruhan dari langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis (Algoritma) membuat kegiatan pembuatan prototipe menjadi terarah. Dengan adanya topik ini yaitu CT dan proyek memberikan informasi baru dan menambah pengetahuansaya bahwa adanya korelasi dari fondasi CT dalam membuat prototipe atau produk



Portofolio 13 Topik 6 – Integrasi CT Integrasi CT dalam Mata Pelajaran BAB 1 PENDAHULUAN CT adalah salah satu kecakapan dalam Problem Solving yang tidak dapat diajarkan hanya dengan teori, melainkan perlu dilatih secara terus menerus. Salah satu cara melatih kecakapan CT untuk siswa/i adalah melalui kegiatan belajar di sekolah. CT harus diajarkan pada setiap mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang diampu. Terdapat peluang bahwa tidak seluruh mata pelajaran pada masing-masing jenjang dapat tercakup pada Topik Integrasi CT. Hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas pada topik ini adalah pola pikir untuk melakukan integrasi tersebut. BAB II PEMBAHASAN Dilihat berbagai bidang CT dapat diterpakan pada beberapa mata pelajaran dan salah satu integrasi CT pada mata pelajaran Biologi. Tugas memodifikasi materi ajar dengan mengintegrasikan CT ke dalam materi . Berikut mata pelajaran yang belum terintegrasi CT dan sudah Terintegrasi CT adalah yaitu :



Tabel 13.1 Integrasi CT pada Mata Pelajaran Materi Ajar Ekosistem Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi komponen Biotik dan komponen abiotik penyusun ekosistem dengan benar menggunakan gambar yang telah disediakan. 2. Peserta didik mampu menganalisis video yang diberikan dan mengemukakan 2 tipe interaksi antar komponen dengan benar. 3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan 2 jenis ekosistemdengan tepat 4. Peserta didik mampu mendemonstrasikan pola interaksi antar komponen biotik menjadi rantai makanan dan jaring-jaring makanan dengan baik. Deskripsi penyampaian materi sebelum terintegrasi CT



Penyampaian materi sebelum terintegrasi dengan CT dilakukan dengan metode ceramah ataupun penyampaian materi dilakukan dengan penyampaian melalui buku paket mata pelajaran.



Deskripsi penyampaian materi setelah Integrasi CT



Penyampaian materi setelah integrasi CT dilakukan dengan menggunakan lembar kerja projek atau pembelajaran berbasis masalah. Jadi guru hanya menjelaskan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang digunakan PJBL atau PBL sehingga guru tidak menjelaskan secara langsung materi yang diajarkan namun peserta didik yang mencariatau belajar sesuai arahan gurunya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Konsep CT yang diintegrasikan pada materiajar yaitu penerapan empat fondasi CT dalam proses pembelajaran antara lain sebagaiberikut: 1. Dekomposisi Pada tahap Dekomposisi Peserta Didik menguraikan masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk diselesaikan. Contohnya pada materi ekosistem, siswa melakukan penguraian masalah mengenai hal-hal yang menyebabkan harimau masuk danmenyerang pemukiman warga. Dalamhal ini, siswa akan menguraikan permasalahan tersebut menjadi permasalahan yang lebih sederhana 2. Pengenalan Pola Pada tahap pengenalan Pola Peserta Didik mencari persamaan atau pola yang terdapat di dalam permasalahan. Contohnya seperti pada permasalahan sebelumnya, siswa akan mencari pola- pola yang menyebabkan harimau masuk ke dalam pemukiman warga 3. Abstraksi Pada Abstraksi Peserta Didik fokus pada informasi yang penting saja dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Contoh: Siswa akan mengabaikan hal-hal yang tidak menjadi alasan mengapa harimau masuk ke dalam pemukiman warga. 4. Algoritma Peserta didik menentukan langkah- langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan tersebut. Contohnya, peserta didik menentukan solusi yang tepat agar harimau tersebut tidak masuk ke pemukiman warga



Penjelasan Konsep CT yang diintegrasikan pada materi ajar



Asesmen



Asesmen yang di rancang menggunakan cara berpikir computational thinking dalam menyelesaikannya, mulai dari fondasi dekomposisi, abstraksi, pengenalan pola dan algoritma. (Terlampir)



BAB III PENUTUP Keberhasilan penanaman konsep CT ke dalam kurikulum Merdeka memerlukan upaya dalam dua arah.Meskipun tidak semua mata pelajaran pada masing-masing jenjang memuat konsep CT, tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas ini hanya pola pikir untuk melakukan integrasi CT tersebut. Cara berfikir komputasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang kompleks. Terlebih lagi dalam penerapannya, berfikir komputasi juga dapat membantu para ilmuan sains dalam bertukar informasi



Portofolio 14 Topik 6 – Integrasi CT dalam Mata Pelajaran



BAB I PENDAHULUAN Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. Penggunaan CT dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran, tetapi tidak dalam semua bidang. CT sangat berperan penting dalam penyiapan generasi diera penggunaan teknologi.Upaya utama yang dilakukan adalah mencipatakan lingkungan belajar yang mengarahkan siswa untuk dapat berpikir terstruktur, kritis dan logis. Model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan CT dapat menjadi salah satu model yang dapat dipilih guru untuk mencapai tujuan tersebut. Menginegrasikan compuattional thinking baik pada materi nya ataupun proses pembelajarannya degan tujuan mengasah kemampuan peserta didik dalam mengekspresikan kemampuan berpikir secara



terstruktur dan pemahaman aspek



sintaksis maupun semantik sehingga membentuk kebiasaan peserta didik untuk berpikir logis dalam setiap mata pelajaran. BAB II PEMBAHASAN Integrasi CT dapat di aktualisasikan melalui sebuah RPP/modul ajar dalam kurikulum merdeka. Pada pertemuan tersebut kami mempresentasikan rancangan modul ajar yang telah kami buat dan telah terintegrasikan dengan 4 fondasi CT. Perancangan modul yang kami lakukan terkait materi pencemaran lingkungan (Pencemaran air, tanah dan udara). Untuk rekonstruksinya akan di lampirakan pada akhir BAB pada topik 14. BAB III PENUTUP Pengintegrasian CT dapat dilakukan mulai dari Modul ajar, LKPD dan Asesment yang dilakukan. Integrasinya dapat berupa menganalisis tiap-tiap kegiatan dan mengkategorikan kegiatan tersebut pada fondasi CT.



Portofolio 15 Topik 7 – Restrukturisasi Portofolio Laporan Akhir Dan Infografis



BAB I PENDAHULUAN Portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil kerja (Tim Pusat Penilaian Pendidikan, 2019). Dalam bidang pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa/mahasiswa dari pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu. Portofolio pada Bagain ini memuat materi dari Topik 1 smapai topik ke 5. BAB II PEMBAHASAN Pada halaman selanjutanya akan ditampilan portofolio dari topik 1 sampai topik 5 (Terlampir)



BAB III PENUTUP CT merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan dalam pembelajaran di kelas pada tiap mata pelajaran. Tujuannnya agar pembelejaran yang dilakukan dalam memaksimalkan peningkatan keterampilan 6C guna menyongsong era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan teknik ilmu komputer. Dimana langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. CT mulai di implementasikan dalam kurikulum merdeka, hal ini dikarenakan untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan sudut pandang ilmu komputer yang sebagaimana kita ketahui perkembanganya begitu pesat disegala aspek.



Portofolio 16 UAS- UJIAN AKHIR SEMESTER BAB I PENDAHULUAN Topik Restrukturisasi Portofolio tidak disusun dengan alur MERDEKA. Topik ini bertujuan untuk memberi panduan umum terkait kegiatan mahasiswa dalam melakukan restrukturisasi komponen-komponen portofolio yang sudah ditabung sejak pertemuan pertama kuliah. Portofolio yang dihasilkan adalah kumpulan hasil belajar selama satu semester untuk menggambarkan learning progression Anda. Artefak pembelajaran yang sudah dihasilkan dikumpulkan dan direstrukturisasi menjadi sebuah portofolio. Secara harfiah, restrukturisasi berarti penyusunan kembali objek-objek dengan tujuan untuk mendapatkan struktur yang lebih baik. Tujuan dari melakukan restrukturisasi ini adalah mahasiswa melakukan refleksi mengenai perkembangan diri selama proses belajar dalam mata kuliah ini dan apakah selama proses pembelajaran ini telah menerapkan CT. BAB II PEMBAHASAN Pada topik ini dilakukan restrukturisasi portofolio sebagai Ujian Akhir Sementer. Sesuai panduan, langkah pertama adalah pengumpulan artefak. Tabel hasil pengumpulan artefak sebagai berikut: No 1



2 3



Topik Pendalaman pemahaman CT



CT dalam kurikulum CT dalam proyek solving



Artefak Hasil diskusi pada bagian Ruang Kolaborasi (dapat berupa slide presentasi/laporan) Feedback yang diberikan kelompok lain pada saat Demonstrasi Kontekstual. Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata Seluruh lembar kerja dan pertanyaan reflektif Lembar kerja mahasiswa pada eksplorasi konsep (02.04). Hasil diskusi dan penilaian pada ruang kolaborasi



Apakah artefak portofolio tersedia? (Y/T) Y



Y Y Y Y



Y



4



5



CT dan proyek



Integrasi CT dalam Mata Pelajaran



Hasil pada demonstrasi kontekstual Lembar kerja pada koneksi antar materi Hasil refleksi pada aksi nyata Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (01.03 dan 02.02) Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi Feedback yang diberikan dosen lain pada saat Demonstrasi Kontekstual Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (02.03) Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi Feedback yang diberikan dosen lain pada saat Demonstrasi Kontekstual Hasil lembar kerja pada Koneksi Antar Materi Hasil refleksi dan RPP dari Aksi Nyata



Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y



Setelah dilakukan pengumpulan artefak, selanjutnya adalah merestruktursasi artefak menjadi laporan dan infografis. Format laporan disepakati sebagai berikut: 1. Pendahuluan 2. Isi 3. Penutup Hal ini berlaku untuk setiap pertemuan yaitu dari pertemuan 1-16. Adapun rincian topik pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut: •



Pertemuan 1: Pengenalan Computational Thinking







Pertemuan 2: Fondasi CT, Pembentukan disposisi CT







Pertemuan 3: CT dalam kurikulum







Pertemuan 4: CT dalam problem solving (Menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan CT)







Pertemuan 5: Menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains dan finansial menggunakan CT (Topik 3. CT dalam problem solving)







Pertemuan 6:



Mengenali pola berpikir dalam menyelesaikan persoalan (problem



solving) dalam berbagai kasus •



Pertemuan 7: Mengenali pola berpikir dalam menyelesaikan persoalan (problem solving) dalam berbagai kasus







Pertemuan 8: UTS







Pertemuan 9: CT dan Proyek (1)







Pertemuan 10: CT dan Proyek (2)







Pertemuan 11: CT dan Proyek (3)







Pertemuan 12: CT dan Proyek (4) – Tantangan dan integrasi CT dalam STEM







Pertemuan 13: Integrasi CT dalam mata pelajaran (1)







Pertemuan 14: Integrasi CT dalam mata pelajaran (2)







Pertemuan 15: Integrasi CT dalam mata pelajaran (3)







Pertemuan 16: UAS BAB III PENUTUP Adapun proses yang dilakukan untuk restrukturisasi adalah yang pertama mengumpulkan



artefak-artefak yang telah ditabung sejak pertemuan pertama, selanjutnya membuat daftar list artefak pad tabel, jika ada maka dituliskan Y, jika tidak ada maka dituliskan T. Dari tabel terlihat bahwa semua artefak telah lengkap dan terkumpul, dilanjutkan dengan merubah struktur portofolio menjadi sebuah karya yang bisa dipamerkan. Hasil dari restruktrisasi di upload di LMS.



LAMPIRAN MODUL AJAR BIOLOGI FASE E



I. INFORMASI UMUM A. Identitas Penulis Modul Kode Modul



: IPA FASE D



Penyusun/Tahun



: Computatonal Thinking Kelompok 4/2023



Identitas Penulis Modul



:Mahasiswa PPG Prajabatan 2022



Jenjang Sekolah



: SMP



Kelas / Fase Capaian



: VII / D



Elemen / Topik



: Pemahan Biologi



Materi



: Pencemaran Lingkungan



Alokasi Waktu



: 3 x 45 menit



Pertemuan



: 2 x Pertemuan



B. Kompetensi Awal Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan, jenis-jenis pencemaran lingkungan, faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan dan pengaruh dan juga dampak pencemaran terhadap lingkungan. C. Profil Pelajar Pancasila : 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia 2. Gotong royong 3. Bernalar kritis 4. kreatif D. Sarana dan Prasarana



: Sarana (Laptop, Smartphone, Proyektor, Link Video Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik danAlat Tulis). Prasarana (Ruang Kelas, Lingkungan Sekitar).



E. Target Peserta Didik



: Reguler



F. Model Pembelajaran



: Problem Base Learning (PBL)



G. Metode Pembelajaran



: Tanya Jawab, Diskusi.



II. KOMPONEN INTI A. Tujuan Pembelajaran



1. Peserta didik mampu menganalisis jenis pencemaran lingkungan dengan benar melalui observasi lapangan 2. Peserta didik mampu menganalisis penyebab terjadinya pencemaran lingkungan dengan tepat melalui observasi lapangan 3. Peserta didik mampu menganalisis dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan dengan tepat melalui kajian literatur 4. Peserta didik mampu merumuskan ide alternatif penanganan pencemaran lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi dan kajian literatur. 5. Peserta didik mampu menyimpulkan upaya untuk menanggulangi pencemaran lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi B. Asesmen 1. Asesmen diagnostic (Pada awal pembelajaran) 2. Asesmen formatif (LKPD dan post test) 3. Rubrik penilaian sikap dan keterampilan C. Pemahaman Bermakna 1. Peserta didik dapat memahami tentang pentingnya mempelajari pencemaran yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya 2. Peserta didik berorganisasi untuk memecahkan masalah dalam mencapai suatutujuan 3. Melalui berpikir kritis dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan percaya diri yang kuat peserta didik D. Pertanyaan Pemantik Peserta didik diminta untuk mengingat kembali mengenai akibat kurangnya kebersihan lingkungan seperti sampah yang telah dibuang yaitu sampah plastik seperti botol minum dan lain sebaginya dan menjawab pertanyaan guru berupa “ Bagaimana cara mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi produk yang berdaya jual tinggi?” E. Perangkat Asesmen A) Asesmen diagnostik •



Asesmen Diagnostik Non Kognitif



Teknik pelaksanaan dibahas Tempat dan waktu pelaksanaan



Lisan Di dalam kelas dan sebelum satu topik (Capaian Pembelajaran)



Daftar pertanyaan



Pertanyaan materi dasar: 1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini? 2. Apakah kamu menyukai pelajaran ini? 3. Bagaimana perasaanmu saat belajar di rumah?



• Asesmen Diagnostik Kognitif Teknik pelaksanaan dibahas. Tempat dan waktu pelaksanaan



Tertulis Di dalam kelas dan sebelum satu topik (Capaian Pembelajaran)



Topik yang perlu dikuasai peserta 1. Pencemaran lingkungan dan jenis-jenis didik pencemaran lingkungan Pengetahuan yang perlu dikuasai 1. Memahami konsep dasar pencemaran lingkungan, jenis-jenis, penyebab dan upaya dari jenjang sebelumnya. mengatasi pencemaran lingkungan Daftar pertanyaan



Pertanyaan materi dasar: 1. Deskripsikan mengenai pengertian pencemaran dan lingkungan yang kalian ketahui. Pertanyaan sesuai topik pembelajaran: 1. Apa itu pencemaran lingkungan? 2. Ada berapa jenis pencemaran yangkalian ketahui?



B) Asesmen formatif diberikan pada saat Post-test) : No 1



Tujuan Asesment CT Pembelajaran Berikut merupakan beberapa kasus yang sering terjadi pada Peserta didik lingkungan sekitar: mampu (5) Pembuangan asap pabrik di menganalisis jenis (1) Pembuangan air limbah ke sungai; pemukiman warga; pencemaran lingkungan dengan (2) Asap kendaraan bermotor; (6) Penggunaan CFC; benar melalui (3) Penumpukan sampah di sungai; (7) Pembuangan sampah observasi lapangan sembarangan.



No



Tujuan Pembelajaran



Asesment CT (4) Tanah gersang karena penggunaan pupuk kimia; Yang termasuk pencemaran air adalah … A. (1), (3), dan (6) B. (1), (4), dan (5) C. (1), (3), dan (7) D. (1), (3), dan (6) E. (2), (7), dan (1) Konsep CT : Analisis Data



2



Peserta didik mampu menganalisis penyebab terjadinya pencemaran lingkungan dengan tepat melalui observasi lapangan Berdasarkan permasalahan diatas dapat diketahui bahwa salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah……… A. Penggunaan air yang berlebihan B. Padatnya pemukiman warga di daerah sekitar sungai C. Pembuangan sampah ke sungai D. Adanya eksploitasi air tanah sehingga lapisan tanah menjadi tipis dan terjadi korosi E. Banyaknya penggalian sumur menjadi sumber air masyarakat Konsep CT : Abstraksi



3



Peserta didik mampu merumuskan ide alternatif penanganan pencemaran lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi dan kajian literatur. Peserta didik mampu menganalisis dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan



4.



Sampah plastik selain mengurangi kemampuan daya dukung tanah, juga sulit terurai. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu….. A. Melakukan penanaman pohon B. Membuat cerobong asap C. Mendirikan pabrik jauh dari pemukiman warga D. Mendaur ulang plastik menjadi barang layak pakai lainnya E. Meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor Konsep CT: Dekomposisi 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Ganguan Pernapasan, ISPA, Batuk Asma, Gangguan Paru-Paru Gagal ginjal



No



5.



Tujuan Pembelajaran dengan tepat melalui kajian literatur



Asesment CT



Dari data diatas dampak pencemaran udara bagi Kesehatan yang benar adalah….. a. 1-3-2-6 b. 2-6-5-3 c. 1-2-3-4 d. 3-4-5-6 e. 1-2-4-5 Konsep CT: Dekomposisi dan Abstraksi Peserta didik Berikut ini merupakan upaya dalam menanggulangi mampu pencemaran lingkungan yang tepat, kecuali…. menyimpulkan a. Reuse, reduce, replay upaya untuk b. Reduce, recovery, reuse menanggulangi c. Reycle, reduce, reuse pencemaran d. Reuse, reset, reycle lingkungan dengan e. Reduce, Reycle, remin tepat melalui Konsep CT: Dekomposisi dan Abstraksi kegiatan diskusi



F. Kegiatan pembelajaran LangkahLangkah Problem Based Learning



Deskripsi Kegiatan Pembelajaran



Alokasi Waktu



Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan membaca salam dan menanyakan kabar peserta didik. 2. Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar 3. Guru mengajak peserta didik berdoa. 4. Guru mengecek kehadiran peserta didik. 5. Guru memfokuskan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 6. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. 7. Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui kompetensi awal siswa “Sebutkan jenis-jenis sampah yang kamu ketahu”"? (Pengenalan pola) 8. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik : “Bagaimana cara mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi produk yang berdaya jual tinggi”?(algoritma) 9. Guru menjelaskan pola pembelajaran 10. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan pemahaman bermakna: “Terdapat tiga jenis pencemaran yang dapat kita temui di lingkungan seperti pencemaran



15’



air, udara, dan tanah.” Orient student to the problem (Orientasi peserta didik kepada masalah)



Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan KSE teknik STOP dengan tujuan untuk memfokuskan peserta didik. 2. Guru menayangkan video pembelajaran mengenai “Pencemaran Air yang terjadi akibat kegiatan rumah tangga”. Konsep CT : Dekomposisi & Abstraksi 3. Guru meminta peserta didik untuk menganalisis video pembelajaran yang ditayangkan. 4. Guru memperlihatkan masalah yang ada pada LKPD (real word problem). Konsep CT : Dekomposisi & Abstraksi 5. Peserta didik mengajukan pertanyaan/masalah yang ingin mereka ketahui sebanyak mungkin berdasarkan hasil analisis real word problem (diharapkan fokus pada materi pembelajaran tentang sumber, jenis dampak dan solusi pencemaran lingkungan), dan mempersilahkan peserta didik lain untuk menjawab.



70’



6. Guru meluruskan dan memperbaiki jawaban yang diberikan peserta didik. Organize students for study (Mengorganisa sikan peserta didik untuk belajar)



FASE DIFERENSIASI PROSES 1. Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok • 1 kelompok visual • 1 kelompok kinestetik • 1 kelompok auditori 2. Guru melakukan KSE Fokus untuk memfokuskan perhatian peserta didik ke materi pembelajaran (KSE Fokus yang digunakan “Clue mata pelajaran Biologi”). 3. Guru membagian LKPD kesetiap kelompok (soal LKPD didasarkan pada gaya belajar masing-masing kelompok). 4. Guru meminta peserta didik untuk bekerja sama dengan teman kelompok dalam penyelesaikn LKPD.



Assist independent and group investigation (Membimbing penyelidikan kelompok)



Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma, Pengenalan Pola 5. Guru membimbing peserta didik dalam dalam berdiskusi untuk melakukan observasi lapangan dalam rangka memecahkan masalah yang ada di LKPD. 6. Guru membimbing peserta didik terkait teknis observasi lapangan yang dilakukan 7. Guru memberitahu peserta didik untuk menggunakan sumber/referensi lain selain dari buku paket 8. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab LKPD dari buku maupun internet. 9. Peserta didik berdiskusi untuk bertukar pendapat. Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma, Pengenalan Pola 1. Peserta didik memverifikasi hasil yang telah didapatkan



Develop and present artifact and exhibits (Mengembangk an dan menyajikan hasil karya)



2. Guru meminta semua kelompok untuk bermusyawarah untuk menentukan perwakilan kelompok dari masingmasing gaya belajar untuk mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas. 3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya. Apabila ada lebih dari satu



kelompok, maka guru meminta peserta didik bermusyawarah menentukan urutan penyajian. 4. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan, pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok yang presentasi. Analyze and Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma, evaluating the Pengenalan Pola problemsolving 1. Guru memberikan tanggapan dan masukan pada setiap kelompok. process 2. Guru menjelaskan konsep yang belum dipahami terkait (Menganalisa materi pembelajaran. dan 3. Guru mengajak semua peserta didik untuk bertepuk mengevaluasi tangan sebagai bentuk penghargaan atas pembelajaran proses yang dilakukan hari ini. pemecahan masalah Penutup



20’



Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma, Pengenalan Pola 1. Guru memberikan umpan balik berupa reward kepada kelompok Terbaik. 2. Resume, guru membimbing Peserta didik menyimpulkan pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik terlebih dahulu untuk menyampaikannya. 3. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk membuat produk yang berkaitan dengan materi pada masing-masing kelompok sesuai dengan gaya belajarnya. • Kelompok visual diberi tugas membuat poster mengenai materi pembelajaran. • Kelompok auditor diberi tugas membuat video mengenai materi pembelajaran. • Kelompok kinestetik diberi tugas untuk melakukan demonstrasi terhadap materi. 4. Guru menampilkan video singkat untuk melakukan penanaman karakter pada peserta didik. 5. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik 6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya dan meminta peserta didik untuk membuat ringkasan materi untuk pembelajaran yang akan datang. 7. Guru mengucapkan salam sagai penutup pertemuan.



G. Refleksi Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Hal yang dilakukan dengan melihat apakah penyampaian guru telah diterima dengan baik atau tidak. Selain itu, pertanyaan yang diberikan dijawab dengan benar atau tidak oleh peserta didik. Guru dapat melakukan hasil refleksi dengan melihat apakah yang guru lakukan selama kelas berlangsung telah sesuai dengan rancangan kegiatan atau ada yang perlu diperbaiki.



LAMPIRAN A. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)



Analisis Pencemaran Lingkungan di Sekolah Nama



:…………………………………………………………



Kelompok



:…………………………………………………………



Anggota Kelompok :………………………………………………………… :………………………………………………………… :………………………………………………………… :………………………………………………………… Hari/Tanggal



:…………………………………………………………



Unplugeed Activity Fondasi : Dekomposisi dan Abstraksi 1. Dari penjelasan diatas, lingkungan seperti apa yang dapat bedampak buruk pada kesehatan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan pengetahuanmu terkait jenis-jenis pencemaran dan dampaknya? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… Untuk membantu Anda mengidentifikasi sumber masalah yang ada di real word problem lakukanlah proyek lapangan berikut!



MARI BEREKSPLORASI… 1. Tujuan Proyek Lapangan Tuliskan tujuan proyek yang akan anda lakukan!



2. Hipotesis Tuliskan hipotesis Anda mengenai bentuk dan penyebab pencemaran lingkungan di sekolahmu!



3. Alat dan Bahan Tentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan proyek sesuai dengan real world problem diatas.



Fondasi : Dekomposisi, Abstraksi, Pengenalan Pola, Algoritma. 4. Langkah Observasi Proyek Lapangan Instruksi Observasi Proyek Lapangan :



• Sesuai undian yang dilakukan dikelas masing-masing kelompok menganalisis fenomena yang ditemui pada tiap-tiap post yang telah ditentukan. • Analisislah sumber pencemaran, jenis pencemaran, dampak pencemaran, alternatif penanganan pencemaran yang ditemukan. • Setiap kelompok diberi waktu selama 10 menit untuk menganalisis keadaan yang ditemuai pada tiap-tiap pos. • Peserta didik tidak diperkenankan Kembali ke post sebelumnya untuk pengambilan informasi dan data. • Pos 1 = Kantin, Pos 2 = Tempat Pembuangan Sampah Sekolah, Pos 3 = jalan raya didepan sekolah Rute Perpindahan Rute : Pos 1 – Pos 2 – Pos 3 Rute : Pos 2 – Pos 3 – Pos 1 Rute : Pos 3 – Pos 1 – Pos 2 Fondasi : Dekomposisi, Abstraksi, Pengenalan Pola, Algoritma. 5. Berdasarkan permasalahan diatas, tuliskan data informasi yang anda peroleh terkait sumber pencemaran, jenis pencemaran, dampak pencemaran, alternatif penanganan pencemaran yang ditemukan pada table. (Secara mandiri buatlah table pada lembar dibawah ini)



Thinkering Activity 6. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah diatas, rumuskan hambatan dan peluang implementasi dari ide yang anda rumuskan. Sajikan rumusan tersebut dalam table!



Remixing Activity 7. Presentasikan hasil pengamatan dan ide alternatif penyelesaian masalah dari hasil pengamtan di depan kelas. Catatlah hasil perbedaan yang kamu temukan dari kelompok lain. Tinjau kelemahan dan kelebihan ide alternatif rancangan. Sajikan analisis tersebut dalam sebuah table!



8. Buatlah kesimpulan dari hasil proyek yang telah kalian lakukan dengan penyelesaian masalah yang ada dalam real world problem.



Penjelasan Rancangan



Alat dan Bahan



Sketsa Rancangan (jika di dibutuhkan)



Implikasi dalam kehidupan



A. Bahan bacaan 1. Perubahan Lingkungan Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang mendukung kehidupan serta proses-proses yang terlibat dalam aliran energi dan siklus materi. Karenanya keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung apabila komponen yang terlibat dalam interaksi dapat berperan sesuai kondisi keseimbangan serta berlangsungnya aliran energi dan siklus biogeokimia. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya rantai makanan dalam ekosistem di lingkungan itu. Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting dan daya dukung yang tingi. Daya lenting adalah daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Daya dukung adalah kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya. Keseimbangan Iingkungan ini ditentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan energi yang digunakan, seimbangnya antara bahan makanan yang terbentuk dengan yang digunakan, seimbangnya antara faktor-faktor abiotik dengan faktor-faktor biotik. Gangguan terhadap salah satu faktor dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sering menimbulkan perubahan lingkungan. Perubahan tersebut menjadikan kerusakan lingkungan yang terkadang dalam taraf yang sudah mengkawatirkan. Perubahan lingkungan akibat pencemaran lingkungan saat ini sudah menjadi isu lokal, nasional dan global. Perubahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia. a) Kerusakan Lingkungan Karena Faktor Manusia



Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau kebutuhan



lainnya.



Dalam



memenuhi



kebutuhan



tersebut



manusia



memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak pula sumber daya alam yang digali. Dalam proses pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa yang tidak digunakan oleh manusia. Sisa-sisa tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses pembuangan yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan daratan. Sehingga lamakelamaan lingkungan menjadi rusak. Kerusakan lingkungan yang di akibatkan pencemaran terjadi dimana-mana berdampak pada menurunya kemampuan kungan menimbulkan dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Beberapa kegiatan manusia yang dapat meneyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu: 1) Penebangan hutan 2) Penambangan liar 3) Pembangunan perumahan 4) Penerapan intensifikasi pertanian



Gambar Kerusakan lingkungan karena penebangan liar Sumber: kompasiana.com b) Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah. Pada awal pembentukannya bumi sangat panas seehingga tidak ada satupun



bentuk kehidupan yang berada didalamnya.namun dalam jangka waktu yang sangat lamadan berangsur-angsur lingkungan bumi berbah menjadi lingkungan yang memungkinkan adanya bentuk kehidupan. Perubahan lingkungan itu terjadi karena adanya faktor-faktor alam. Beberapa faktor alam yang dapat mempengaruhi berubahnya kondisi lingkungan antara lain bencana alam, seperti gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan. 2. Pencemaran lingkungan Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurunnya kualitas lingkungan terlihat dari melemahnya fungsi atau menjadi kurang dan tidak sesuai lagi dengan kegunaannya, berkurangnya pertumbuhan serta menurunnya kemampuan reproduksi. Pada akhirnya ada kemungkinan terjadinya kematian pada organisme hidup dalam lingkungan tersebut. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut dengan polutan atau bahan pencemar. Syarat-syarat suatu zat dapat disebut polutan adalah jika keberadaannya dapat merugikan mahluk hidup karena jumlahnya melebihi batas normal, berada pada waktu yang tidak tepat, atau berada pada tempat yang tidak tepat. Bahan pencemar yang umumnya merusak lingkungan berupa limbah. Limbah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dapat dikategorikan kedalam dua macam, yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi atau teruraikan (biodegradabel) dan bahan pencemar yang tidak dapat terdegradasi (non biodegradabel). Biodegradabel adalah limbah yang dapat diuraikan atau didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh



dekomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia, contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting. Sedangkan nonbiodegradabel adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di alam sangat membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik. Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut seperti proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat. Berdasarkan tempat terjadinya pencemaran dibedakan menjadi: a. Pencemaran Air



Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat masuknya organisme atau zat tertentu yang menyebabkan menurunya kualitas air tersebut. Cottam (1969) mengemukakan bahwa pencemaran air adalah bertambahnya suatu material atau bahan dan setiap tindakan manusia yang mempengaruhi kondisi perairan sehingga mengurangi atau merusak daya guna perairan. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Untuk dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun biologis. Akan tetapi apabila air tersebut tidak baik dan tidak layak untuk dikonsumsi, maka air tersebut bisa dikatakan tercemar. Penyebab pencemaran air diantaranya: 1. Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut). 2. Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) kesungai, seperti air



cucian, air kamar mandi. 3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan. 4. Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanahke perairan. 5. Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan. 6. Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai. 7. Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak



lepas pantai.



Gambar Pencemaran air karena sampah Sumber: environmental-damage.blogspot.com b. Pencemaran udara Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon;0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas dan seimbang. Sedangkan apabila terjadi penambahan



gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. Adapun beberapa jenis bahan yang dapat mencemari udara yakni Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon dioksida (CO2), Ozon (O3), Benda Partikulat (PM), Timah (Pb) dan HydroCarbon (HC). Akibat aktifitas perubahan manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pencemaran udara dapat diklasifikasikan kedalam 2 macam, yaitu pencemaran primer dan pencemaran sekunder. 1) Pencemar primer



Pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara, diantaranya kendaraan bermotor dan aktifitas mesin pembakaran pada pabrik-pabrik penghasil sulfur monoksida dan karbon monoksida akibat dari proses pembakaran yang tidak lengkap. 2) Pencemar sekunder



Pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contohnya gabungan sulfur dioksida,sulfur monoksida dan wap air akan menghasilkan asid sulfuric. Tindak balas antara pencemar primer dengan gas terampai di atmosfera akan menghasilkan peroksid asetil nirat (PAN). Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik. Beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan polusi udara diantaranya berikut ini:



1) Asap dari cerobong pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran atau



kebakaran hutan, asap rokok, yang membebaskan CO dan CO2 ke udara. 2) Asap vulkanik dari aktivitas gunung berapi dan asap letusan gunung



berapi yang menebarkan partikelpartikel debu ke udara. Bahan dan partikel-partikel radioaktif dari bom atom atau percobaan nuklir yang membebaskan partikelpartikel debu radioaktif ke udara. Asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik yang membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur. 3) Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran



mesin



pendingin ruangan, kulkas, AC mobil. c. Pencemaran tanah 1. membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur. 2. Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran



mesin



pendingin ruangan, kulkas, AC mobil.



Gambar Pencemaran udara karea aktifitas industri Sumber: nationalgeographic.grid.id Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan dimana polutan masuk kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut. Dimana Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia,



debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme. Sebelum adanya kemajuan teknologi dan industri manusia hanya membuang sampah dan limbah organik. Sampah atau limbah tersebut mudah diurai oleh mikroorganisme sehingga menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Namun, dewasa ini perkembangan teknologi dan industri sangat pesat berkembang. Dan sampah serta limbah yang dibuang bukan hanya sampah organik, melaikan sampah organik juga. Sampah organik sangat sulit untuk diurai oleh mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk hancur dan menyatu kembali dengan alam. Contoh sederhana sampah anorganik yaitu plastik yang dapat terurai dalam waktu 240 tahun, sedangkan sampah kaleng yang terbuat dari alumunium memerlukan waktu 500 tahun untuk dapat diuraikan. Menurut sumbernya, penyebab pencemaran tanah dibagi menjadi 3 golongan yaitu, limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian. 1) Limbah domestik. Limbah jenis ini berasal dari pemukiman penduduk;



perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain. Kebanyakan limbah domestik merupakan sampah basah atau organik yang mudah diurai. 2) Limbah industri, yaitu limbah padat hasil buangan industri berupa



padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll. 3) Limbah pertanian, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil



Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. 3. Jenis-jenis Limbah Berdasarkan sifatnya limbah digolongkan menjadi 5, yaitu: 1) Limbah cair



Limbah cair mengacu pada semua lemak, minyak, lumpur, air pencuci, limbah



deterjen, dan air kotor yang telah dibuang. Mereka berbahaya dan beracun bagi lingkungan kita dan ditemukan di industri maupun rumah tangga. Air limbah, demikian sering disebut, adalah segala limbah yang ada dalam bentuk cair. 2) Limbah padat



Limbah padat adalah semua sisa sampah padat, lumpur, dan yang ditemukan di rumah tangga Anda dan lokasi industri dan komersial. Lima jenis utama sampah padat adalah: -



Kaca dan Keramik, adalah bahan kaca dan keramik yang diproduksi oleh perusahaan untuk kebutuhan sehari-hari. Cara mengelolanya yang benar di sini adalah Anda harus membuangnya dengan benar supaya bisa di daur ulang.



-



Sampah plastic, adalah segala wadah, botol, dan tas yang ditemukan di perusahaan dan rumah. Plastik tidak dapat terurai secara hayati, dan sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Jangan mencampur sampah plastik dengan sampah biasa. Dan kurangi penggunaannya.



-



Sampah kertas, adalah limbah dari semua surat kabar, bahan kemasan, kardus, dan produk kertas lainnya. Kertas dapat didaur ulang. Penting untuk bisa memisahkan dari sampah kotor lainnya yang bisa membuatnya rusak.



-



Logam dan Kaleng, mudah ditemukan di sekitar kita karena kaleng dan logam di rumah dipakai untuk wadah makanan dan bahan rumah tangga dibuat dari keduanya. Sebagian besar logam dapat didaur ulang, jadi bisa memisahkannya dari sampah lain dan membawanya ke tempat daur ulang.



3) Limbah organik



Sampah organik mengacu pada limbah daging, kebun, dan makanan busuk. Jenis sampah ini banyak ditemukan di rumah-rumah. Seiring waktu, mereka terurai dan berubah menjadi kotoran oleh mikroorganisme. 4) Limbah daur ulang



Semua barang yang dibuang seperti logam, furnitur, sampah organik yang dapat didaur ulang termasuk dalam kategori ini. 5) Limbah berbahaya



Limbah berbahaya mencakup bahan yang mudah terbakar, korosif, beracun, dan reaktif. Singkatnya, mereka adalah limbah yang menimbulkan ancaman signifikan atau potensial bagi lingkungan kita. Jenis limbah berbahaya khusus meliputi: -



E-waste: adalah limbah dari peralatan listrik dan elektronik seperti komputer, telepon, dan peralatan rumah tangga. Limbah elektronik umumnya digolongkan berbahaya karena mengandung komponen beracun, misalnya PCB dan berbagai logam).



-



Limbah medis: berasal dari sistem perawatan kesehatan manusia dan hewan dan biasanya terdiri dari obat-obatan, bahan kimia, farmasi, perban, peralatan medis bekas, cairan tubuh dan bagian-bagian tubuh. Limbah medis dapat menular, beracun atau radioaktif atau mengandung bakteri dan mikroorganisme berbahaya (termasuk yang kebal obat).



-



Limbah radioaktif: mengandung bahan radioaktif. Pengelolaan limbah radioaktif berbeda secara signifikan dari limbah lainnya.



4. Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Dalam etika lingkungan, pelestarian lingkungan dilakukan agar tercipta keseimbangan antara perkembangan peradaban manusia dengan pemeliharaan lingkungan. Usa tersebut dilakukan dengan konservasi, pengolahan dan daur ulang limbah, serta penggunaan bahan kimia berbahaya sesuai dosis dan peruntuknnya. Konservasi adalah usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam. Beberapa contoh konservasi lingkungan antara lain: 1. Konservasi sumber daya alam hayati: perlindungan tempat hidup satwa melalui taman nasional. 2. Konservasi tanah: reboisasi, pembuatan sengkedan, dan rotasi tanaman. 3. Konservasi hutan: peraturan penebangan hutan.



Gambar konservasi energi



Selama ini aktivitas manusia telah menimbulkan banyak kerusakan dan pencemaran lingkungan. Bahkan para ahli ekologi memperkirakan bahwa kita akan makin banyak membuat kerusakan dan pencemaran lingkungan yang tidak dapat diperbaiki. Pada dasarnya terdapat tiga cara yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran serta untuk melestarikan lingkungan, yaitu secara administratif, secara teknologis, dan secara edukatif/ pendidikan. a. Penanggulangan secara administratif Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut : 1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari



lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer. 2) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan



gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan lingkungan. 3) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat



tertentu yang jauh dari pemukiman.



4) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri 5) Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk



menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku mutu. b. Penanggulangan secara teknologis



Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator. c. Penanggulangan secara Edukatif



Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan. 5. Pemanfaatan Limbah a) Pemanfaatan limbah organik



Limbah organik merupakan sisa bahan hidup seperti sampah daun, kertas, kulit, kotoran hewan, dll. Karena tersusun atas bahan-bahan organik limbah jenis ini dapat mudah diuraikan oleh oraganisme pengurai. Meskipun begitu, sebenarnya limbah-limbah organik masih dpat dimanfaatkan kembali (reuse) baik dengan cara di daur ulang (recycle) maupun tanpa didaur ulang.



- Dengan daur Ulang



Limbah-limbah organik tertentu, seperti sampah sayuran, sampah daun atau sampah ranting dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang, misalnya menjadi pupuk kompos. Selain itu, kertas bekas juga dapat didaur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas koran, dan kertas tulis. - Tanpa Daur Ulang



Tidak semua limbah organik padat harus didaur ulang terlebih dahulu sebelum dapat digunakan kembali. Beberapa limbah pada tersebut antara lain: 1) Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal,



meja, atau kursi. 2) Serbuk gregaji kayu dapat digunakan sebagi media tanam jamur. 3) Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan. b) Pemanfaatan limbah anorganik



Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahn tak hidup atau bahan sintetis seperti minyak bumi, sisa-sisa bahan kimia, kaleng alumunium, kasa dan besi. sama halnya seperti limbah organik, pada limbah anorganikpun dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang atau tanpa didaur ulang. -



Dengan Daur Ulang Beberapa limbah anorganik seperti kaleng, alumunium, baja, pecahan botol, toples, kaca, serta botol gelas dapat dilebur dan diolah kembali.



-



Tanpa Daur Ulang Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses daur ulang, yaitu dengan dijadikan berang-barang yang terkadang memiliki harga jual tinggi .contohnya botol dan gelas plastik bekas kemasan air mineral dijadikan mainan anak-anak, pot tanaman, atau hiasan. Begitupun dengan pecahan kaca yang dapat dijadikan hiasan dinding atau lukisan.



Utuk limbah dari bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan B3, sebagai sisa atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan



kandungan bahan berbahaya dan beracun karena memiliki jumlah dan konsentrasi toxicity, reactivity, flammability dan corrosivity yang mampu mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan kesehatan manusia. Karena keberadaannya yang mengancam ekosistem di sekitarnya, limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar tidak



merusak dan



membahayakan. Kurang tepat jika beranggapan limbah B3 dapat ditimbun, dibuang, atau dibakar begitu saja. Pengelolaan limbah B3 membutuhkan penanganan khusus dibandingkan limbah yang lain agar bisa mengurangi bahkan menghilangkan kadar racun didalamnya. Adapun metode pengelolaan limbah B3 yang umum digunakan dan terbukti efektif dalam mencegah resiko terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Metode pengelolaanya dilakukan dengan: 1) Pengelolaan Limbah B3 secara fisik



Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metodde yang berbeda. Sesuaikan dengan karakteristik limbah dan lingkungan Anda dalam memilih metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah B3. a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi,



electrodialisa, kristalisasi, leaching, solvent extraction, dan reverse osmosis. b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening,



sedimentasi, floatasi, filtrasi, koagulasi, sentrifugasi, dan klarifikasi c) Membersihkan



gas,



meliputi



wet



scrubbing,



elektrostatik



presipitator, adsorpsi karbon aktif, dan penyaringan partikel. 2) Pengelolaan Limbah B3 secara kimia



Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau solidifikasi, reduksi—oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi. Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah



proses yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk membatasi dan memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah. Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH 2), serta semen. 3) Pengelolaan Limbah B3 secara biologi



Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan sebutan viktoremediasi



serta



bioremediasi.



Vitoremediasi



merupakan



penggunaan tumbuhan dalam proses akumulasi serta absorpsi berbagai bahan beracun dan berbahaya dari tanah. Sementara bioremediasi ialah penggunaan jenis mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau mendegradasi limbah B3. Kedua proses tersebut tak kalah efektif untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan oleh limbah B3. Apalagi biaya yang dibutuhkan lebih terjangkau jika dibandingkan dengan metode fisik dan kimia, meski secara praktis metode biologi juga memiliki kelemahan akibat prosedur alaminya. Jika dipakai untuk pengelolaan limbah B3 dalam jumlah besar, waktu yang dibutuhkan lebih lama. Serta penggunaan makhluk hidup di dalam proses biologi juga beresiko membawa berbagai senyawa beracun yang dibawa ke dalam rantai makanan ekosistem. 6. Etika Lingkungan Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan berupa derajat, kecerdasan, budaya, dan keyakinan terhadap penciptanya. Seiring dengan perkembangan teknologi memang telah berhasil membawa manusia untuk menaklukkan dan merajai bumi. Bila manusia mempunyai pandangan seperti kalimat diatas, akan terjadilah pengeksploitasian sumber daya alam baik hayati maupun non-hayati. Hal ini menandakan manusia bukan merupakan bagian dari lingkungan dan hal ini akan menyebabkan bencana dari alam itu sendiri.



Oleh karena itu, supaya tidak terjadi bencana alam diterapkan etika lingkungan, dimana manusia mempunyai tanggung jawab dan kewajiban melestarikan keseimbangan lingkungan baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran serta lingkungan. Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak akan terpisah. Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan tetap lestari. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliaan, dan pengembangan lingkungan hidup. Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai



tujuan pembangunan manusia seutuhnya. 2) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana agar seluruh



sumber daya alam digunakan oleh kepentingan orang banyak seproduktif mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin. 3) Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh sebab itu



pengembangan sumber daya alam senantiasa harus disertai dengan usaha memelihara kelestarian tata lingkungan. 4) Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan



generasi sekarang dan mendatang.



Manusia adalah komponen biotik yang memiliki pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi. Dengan ilmu dan teknologinya, manusia berpengaruh besar untuk memusnahkan maupun meningkatkan ekosistem.



GLOSARIUM



Abiotik



: Komponen ekosistem dari benda mati.



Biotik



: Komponen ekosistem dari mahluk hidup.



Biodegradable



: Bahan pencemar yang dapat terdegradasi atau teruraikan.



B3



: Limbah dari bahan berbahaya dan beracun, misalnya merkuri, timbal.



CFC



: Chloro Fluoro Carbon, atau sering disebut gas freon yang berasal dari kebocoran mesin pendingin ruangan, kulkas, AC mobil.



Daya lenting



: Kemampuan lingkungan untuk pulih kembali ke keadaan seimbang.



E-waste



: Limbah dari peralatan listrik dan elektronik.



Daya dukung



: Kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan.



DDT



: Dikloro Difenil Trikloroetana, pestisida yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman.



Global warming



: Pemanasan global akibat.



Insenerator



: Tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap.



Konservasi



: Usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam.



Mikroorganisme



: Mahluk hidup renik yang tidak dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.



Pencemaran



: Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.



Reuse



: Pemanfaat kembali limbah.



Recycle



: Mendaur ulang limbah.



Vulkanik



: Aktifitas gunung berapi



DAFTAR PUSTAKA Anshori, Moch & Djoko Martono, 2009, Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)Madrasah Aliyah (MA). Jakarta : Pusat Perbukuan. Endah S. dkk., 2013, Buku Guru Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, Klaten, Intan Pariwara. Irnaningtyas, 2010,. Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI . Jakarta : Erlangga. Priadi, Aris., 2009, Biology 1 For Senor High School Year X, Yudhistira. Sri Pujiyanto,dkk., 2016, Buku siswa Menjelajah Dunia Biologi kelas X SMA/MA.Penerbit Tiga Serangkai. Yusa, Manickam B., 2013. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 Untuk Kelas X SMA/MA Peminatan MIPA, Bandung: Grafindo Media Tama.



Nama



:…………………………………………………………



Kelompok Anggota Kelompok



:………………………………………………………… :………………………………………………………… :………………………………………………………… :………………………………………………………… :………………………………………………………… :…………………………………………………………



Hari/Tanggal



Real World Problem



A. Asking Questions and Defining Problems 3. Berdasarkan permasalahan diatas, tuliskan hal-hal ingin anda ketahui dalam bentuk pertanyaan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4. Dari penjelasan diatas, faktor-faktor apa sajakan yang mempengaruhi suhu udara suatu tempat? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………



B. Developing and Using Models 1. Berdasarkan permasalahan diatas, analisislah masalah dan berikan alternative penyelesaian masalah dari identifikasi yang anda lakukan. Sumber Masalah Alternatif penyelesaian masalah



2. Dari alternatif pemecahan masalah yang anda rumuskan tentukan manakah yang akan anda gunakan untuk memecahkan masalah dan tentukan spesifikasi peralatan apa saja yang sekiranya dibutuhkan untuk mewujudkan pemecahan masalah tersebut?



C. Planning and Carrying Out Investigations Untuk membantu Anda menemukan ide pemecahan masalah diatas , maka Anda harus melakukan proyek untuk mengetahui keabsahan rumusan penyelesaian yang anda ajukan



MARI BEREKSPLORASI… 9. Tujuan Proyek Tuliskan tujuan proyek yang akan anda lakukan!



10. Hipotesis Tuliskan hipotesis Anda mengenai rancangan yang Anda ajukan!



11. Alat dan Bahan Tentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan proyek sesuai dengan real world problem diatas.



12. Langkah Percobaan Tuliskan langkah proyek yang akan anda lakukan.



13. Sketsa Rangkaian Proyek Gambarkan sketsa rangkaian proyek yang akan anda lakukan.



14. Analyzing and Interpreting Data Jelaskan hasil dan prinsip kerja proyek yang anda lakukan dalam bentuk deskripsi !



Obtaining, Evaluating, and Communicating Information, Komunikasi (CT) Buatlah tabel hasil pengamatan dan tuliskan data percobaan yang telah anda lakukan pada tabel hasil pengamatan dibawah ini ! Tabel 1. Percobaan 1. Jumlah Es Tetap (5 cube) No. Tegangan (V) Suhu ( OC ) 1.



1.5



2.



3



3.



6



4.



9



Tabel 2. Percobaan 2. Jumlah Tegangan Tetap (9 V) No. Jumlah Es (Cube Suhu ( OC ) 1.



3



2.



5



3.



7



4.



9



Berdasarkan table 1, Bagaimana hubungan antara tegangan baterai terhadap suhu yang terukur pada termometer?



Berdasarkan table 2, Bagaimana hubungan jumlah es terhadap suhu yang terukur pada termometer?



Buatlah grafik hubungan antara tegangan baterai dan suhu yang terukur pada termometer dari data hasil percobaan yang telah dilaksanakan? Contoh Grafik Percobaan I



Penjelasan dari grafik: ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Buatlah grafik hubungan hubungan jumlah es terhadap suhu yang terukur pada termometer dari data hasil percobaan yang telah dilaksanakan? Contoh Grafik Percobaan 2. Hubungan jumlah es terhadap suhu



Penjelasan dari grafik: ………………………………………………………………………………………………… ………………………………...……………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………...……………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………...………………………………………………………………. Conditional Logic Dari grafik percobaan 1 interpretasi conditional logicnya berupa: “Dengan alat air cooler sederhana menggunakan tegangan 9 Volt, maka suhu dalam ruang tertentu yang mungkin terukur sekitar 15oC. Dari data ini, jika kita ingin membuat rekayasa suhu sebagaimana project “rekayasa suhu di area class meeting” dapat digunakan sebagai dasar penentuan jumlah es dan tegangan. Caranya kita skalakan data hasil percobaan dengan tegangan, jumlah es secara nyata. Skala (S) =



Luas area percobaan 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑐𝑙𝑎𝑠𝑠 𝑚𝑒𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔



Engaging in Argument from Evidence Buatlah kesimpulan dari hasil proyek yang telah kalian lakukan dengan penyelesaian masalah yang ada dalam real world problem. Penjelasan Rancangan



Alat dan Bahan



Sketsa Rancangan Air Cooler untuk area class meeting



Implikasi dalam kehidupan



Constructing Explanations and Designing Solutions Berdasarkan proyek yang telah dilakukan analisislah, kelebihan kendala dan kekurangan alat tersebut secara rinci dan tuliskan pula Langkah tindak lanjutnya Kendala Proses Kekurang Alat Kelebihan Alat Tindak Lanjut Pengerjaan