MK Computational Thinking [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Cetakan 1



0



Cetakan 1



Computational Thinking Mata Kuliah Pilihan Pendidikan Profesi Guru PraJabatan Tahun 2022 Kurator/Penulis : Vania Natali



Penelaah: Nus Primata Nugraheni, ST., MBA Dr.Nur Arifah Drajati, M.Pd Dr. Farikah, M.Pd.



Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis



Copyright © 2022 Direktorat Pendidikan Profesi Guru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi



Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi



Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8 UUGD menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi, dan kompetensi. PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar, yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajarannya, berkomitmen menjadi teladan



dan



pembelajar



sepanjang



hayat



serta



memiliki



dasar-dasar



kepemimpinan. Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa PPG Prajabatan perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



1



praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan. Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan. Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua semester melalui tiga kelompok mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen, perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes. Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan. Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M), Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D), Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang lebih baik. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.



Jakarta, September 2022 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,



Dr. Iwan Syahril, Ph.D



2 |



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan). Kebijakan



tersebut



menuntut



kesiapan



Lembaga



Pendidikan



Tenaga



Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah. Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat PPG)



mengkoordinasikan



proses



peningkatan



kapasitas



LPTK



dalam



menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah mengembangkan Modul PPG Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di dalam dokumen ini. Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global. Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta, September 2022 Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru,



Temu Ismail, S.Pd., M.Si.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



3



Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah Computational Thinking atau yang selanjutnya disingkat dengan CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam memilih solusi yang paling efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses informasi. Agen informasi ini dapat berupa manusia atau komputer (perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak). Saat ini, CT yang dinyatakan sebagai literasi baru abad ke-21, di Indonesia diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka. Namun, karena CT adalah hal yang termasuk baru di Indonesia, masih terdapat beberapa kesalahan persepsi tentang CT, misalnya menganggap CT itu berpikir seperti komputer atau CT itu identik dengan pemrograman. Maka selain mengoreksi salah persepsi tentang CT, mata kuliah CT dalam pendidikan ini perlu untuk memperjelas pemahaman CT bagi para guru, dan meletakkan CT pada jenjang usia yang sesuai. Dasar dari CT adalah berbagai konsep dalam bidang Informatika (dalam Bahasa Inggris: informatics, computing, atau computer science). Berkembangnya ilmu Informatika berdampak pada semakin banyaknya persoalan yang dapat diselesaikan dengan bantuan komputer. Komputer terlihat pintar karena dapat membantu manusia menyelesaikan berbagai persoalan. Kepintaran komputer ini sebenarnya disebabkan karena adanya para computer scientist yang bekerja di belakang layar. Computer scientist bekerja sedemikian rupa sehingga komputer dapat menyelesaikan berbagai persoalan dengan efektif, efisien, dan optimal. Pola pikir computer scientist inilah yang mendasari CT. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa CT itu bukan mengajarkan manusia berpikir seperti komputer karena computer scientist adalah seorang manusia yang terus berlatih menyelesaikan berbagai persoalan. CT adalah proses berpikir yang hasilnya tidak selalu berakhir dengan membuat program komputer. Karena CT adalah hal baru, dapat dipahami bahwa masih diperlukan waktu, latihan, dan adaptasi dari para pendidik untuk mengimplementasikan CT sebagai literasi. CT perlu diajarkan sesuai usia karena problem yang perlu diselesaikan pun semakin kompleks seiring dengan perkembangan usia. Karena CT adalah literasi, maka CT tidak terbatas pada keterampilan kognitif, melainkan berkaitan



4 |



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



dengan sikap dan penghayatan akan proses berpikir ini. Dengan demikian, CT tidak dapat diajarkan secara teoritis, melainkan perlu ditularkan oleh guru kepada para siswanya. Sebelum mengajarkan CT, seorang guru harus menjadi seorang computational thinker terlebih dahulu. Mata Kuliah Computational Thinking Mata Kuliah CT adalah mata kuliah pilihan dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini bertujuan untuk membantu calon guru agar memahami CT. Tidak hanya itu, tujuan dari mata kuliah ini adalah juga mengintegrasikan CT dalam mata pelajaran yang akan diampu oleh masing-masing guru. Sebelum menyusun materi ajar yang diintegrasikan dengan CT, mahasiswa akan berlatih per tahap agar lebih dapat memahami dan menghayati CT. Proses belajar diawali dengan dua topik konseptual, yaitu pemahaman terkait konsep CT dan posisi CT dalam kurikulum. Setelah itu, mahasiswa berlatih mengimplementasikan CT dalam penyelesaian persoalan dalam (i) kehidupan sehari-hari (ii) literasi bahasa, sains, numerasi (PISA/AKM) (iii) persoalan-persoalan lain yang melibatkan analisis data, simulasi, dan modeling. Setelah itu, CT akan diimplementasikan dalam proyek STEM dan proyek kreatif lainnya. Hal yang menarik adalah, dengan semakin banyak mahasiswa membedah dan berlatih tentang CT, mahasiswa akan menyadari bahwa CT sebenarnya sudah ada di sekitar dan tidak asing. Setelah melalui berbagai latihan, mahasiswa akan berlatih menyusun RPP yang sudah diintegrasikan dengan CT. Diharapkan, dengan mengintegrasikan CT, setiap guru dapat menyampaikan materi ajar dengan lebih baik tanpa mengubah esensi materi yang ingin disampaikan kepada para peserta didiknya. Metode Kuliah Kunci keberhasilan dari belajar CT adalah latihan. Maka, mata kuliah ini menggunakan thematic activity based learning dengan bobot teori sebesar 40% dan praktik sebesar 60%. Perkuliahan disampaikan dengan thematic activity based learning yang terdiri dari inquiry based, problem based, dan project based.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



5



Untuk dapat memperoleh gambaran perkembangan mahasiswa semenjak awal hingga akhir perkuliahan, bentuk ujian akhir dari mata kuliah ini adalah penyusunan portofolio. Semenjak pertemuan pertama kuliah, mahasiswa diminta untuk ‘menabung’ bagian-bagian dari portofolio yang bisa berupa hasil refleksi mahasiswa maupun artefak atau hasil karya mahasiswa. Pada pertemuan akhir kuliah, mahasiswa diminta untuk merestrukturisasi bagian-bagian dari portofolio agar menjadi portofolio yang utuh dan layak dipamerkan. Tentunya, mahasiswa diminta untuk menerapkan CT dalam penyusunan portofolio tersebut.



Inilah



perayaan dari proses belajar CT pada mata kuliah ini. Materi yang disusun untuk mata kuliah ini terkesan padat, karena tingkat pemahaman CT guru di Indonesia yang masih beragam sehingga diberikan secara rinci semuanya secara umum. Inti dari belajar CT adalah mendapatkan pengalaman dan jalan berpikir CT dari pengajarnya. CT tidak dapat dipelajari secara terlepas tanpa adanya konteks dan jenjang yang tepat. Jika mahasiswa sudah memahami CT dengan benar, maka studi lewat kasus perlu ditambah agar pengetahuan dan pengalaman mahasiswa bertambah. Jika mahasiswa baru memahami CT, sebaiknya dosen memilih kasus yang sesuai dengan jenjang dan bidang yang akan diajarkan oleh mahasiswa kelak saat menjadi guru. Dengan demikian, materi dapat disesuaikan dengan populasi mahasiswa. Kasus juga dapat disesuaikan sesuai minat dan kemampuan literasi digital mahasiswa. Harapannya, setelah lulus mata kuliah ini, adalah agar mahasiswa yang akan menjadi guru bidang apapun dan untuk tingkat/jenjang apapun, akan mampu mengajar dengan mengintegrasikan Computational Thinking yang merupakan literasi berpikir abad ke-21, yang penting di era saat ini dimana siapapun perlu mengintegrasikan “komputasi” dan problem solving yang efektif, efisien dan optimal dalam kehidupan sehari-hari, entah dengan memanfaatkan teknologi, teknologi Komunikasi dan Informasi atau tidak. Guru Informatika akan mendalami dan menambahkan aspek-aspek CT dikaitkan dengan konsep informatika yang terkait dengan implementasi solusi menjadi program.



6 |



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



Daftar Isi Hlm Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan



1



Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru



3



Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah



4



Daftar Isi



7



Daftar Gambar



14



CPMK dan Asesmen



16



Alur Isi Modul



18



Petunjuk Penggunaan Modul



35



Topik 1 : Pendalaman Pemahaman Computational Thinking 1.



2.



3.



1



Mulai Dari Diri



2



1.1.



Latar Belakang



2



1.2.



Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas)



2



Eksplorasi Konsep



3



2.1.



Pendekatan Pembelajaran



3



2.2.



Paparan Konsep



3



2.3.



Lembar Kerja



15



Ruang Kolaborasi



16



3.1.



Panduan Kerja Kelompok



16



3.2.



Pokok Bahasan yang Didiskusikan



17



3.3.



Langkah-langkah Penjelasan Diskusi



17



4.



Demonstrasi Kontekstual



19



5.



Elaborasi Pemahaman



20



6.



Koneksi Antar Materi



20



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



7



7.



Aksi Nyata



Topik 2: CT dalam Kurikulum 1.



2.



3.



Mulai Dari Diri



21 23 23



1.1.



Latar Belakang



23



1.2.



Persiapan Sebelum Kuliah Tatap Muka



24



Eksplorasi Konsep



26



2.1.



Pendekatan Pembelajaran



26



2.2.



Paparan Konsep



26



2.3. Lembar Kerja Reflektif individual (pertanyaan diskusi di kelas)



40



2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, penilaian partisipasi)



41



Ruang Kolaborasi



42



3.1.



Mekanisme Pembagian Kelompok



42



3.2.



Materi Diskusi Kelompok



43



4.



Demonstrasi Kontekstual



44



5.



Elaborasi Pemahaman



45



6.



Koneksi Antar Materi



45



7.



Aksi Nyata



46



7.1. Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio)



46



7.2. Portofolio Topik CT dalam Kurikulum



46



Topik 3: CT dalam Problem Solving



47



Subtopik 1: Menyelesaikan Persoalan Sehari-hari dengan CT



47



1.



Mulai Dari Diri



48



1.1. Latar Belakang



48



1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



48



Eksplorasi Konsep



48



2.1. Pendekatan Pembelajaran



49



2.2. Paparan Konsep



49



2.



8 |



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



Contoh Soal Bebras 2 - Tingkat SMP



56



Contoh Soal Bebras 3 - Tingkat SMA



60



2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



64



2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)



64



Soal Latihan Bebras 3.



4.



5.



65



Ruang Kolaborasi



66



Mekanisme Pembagian Kelompok



67



Materi Diskusi Kelompok



67



Demonstrasi Kontekstual



69



Lembar Kerja Mahasiswa



69



Elaborasi Pemahaman



69



Subtopik 2: CT dalam Menyelesaikan Soal Literasi Membaca, Matematika, Sains, dan Finansial)



70



1.



Mulai Dari Diri



70



1.1. Latar Belakang



70



1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



71



Eksplorasi Konsep



71



2.1. Pendekatan Pembelajaran



71



2.2. Paparan Konsep



72



2.



Framework Literasi pada Tes Pisa



73



Framework AKM



74



Hubungan Literasi dengan Computational Thinking



75



Contoh Soal Literasi Membaca PISA



77



Contoh Soal Literasi Matematika PISA



80



Contoh Soal Literasi Sains PISA



84



2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



87



|



9



2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dinilai - Dikumpulkan Bersama dengan Hasil Diskusi pada Ruang Kolaborasi)



87



2.4.1 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Literasi Membaca pada Tes PISA) 87 Subtopik 3: Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan (Problem Solving) untuk Berbagai Kasus



89



6. Koneksi Antar Materi



89



7.



Mekanisme Pembagian Kelompok



89



Materi Diskusi Kelompok



90



Lembar Kerja Mahasiswa (Berkelompok)



90



Aksi Nyata



Penutup



90 91



Topik 4: Ujian Tengah Semester



93



A.



Kisi-kisi UTS Mata Kuliah Computational Thinking dalam Pendidikan



94



B.



Rubrik Penilaian Secara Umum



98



C. Contoh Soal



104



Penutup/Simpulan



112



Topik 5: CT dan Proyek 1.



2.



3.



10 |



Eksplorasi Konsep



113 113



1.1.



Pendekatan Pembelajaran



114



1.2.



Paparan Konsep



114



1.3.



Lembar Kerja Reflektif Individual (pertanyaan diskusi di kelas)



118



1.4.



Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, dinilai)



119



Mulai Dari Diri



119



2.1.



Latar Belakang



120



2.2.



Pertanyaan Reflektif Individual (Tidak Dinilai)



120



Ruang Kolaborasi



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



121



3.1.



Mekanisme Pembagian Kelompok



121



3.2.



Panduan Kerja Kelompok



122



4.



Demonstrasi Kontekstual



124



5.



Elaborasi Pemahaman



124



6.



Koneksi Antar Materi



125



7.



Aksi Nyata



126



Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran 1.



2.



127



Mulai Dari Diri



131



1.1.



Latar Belakang



131



1.2.



Pertanyaan Reflektif (pertanyaan untuk diskusi)



131



Eksplorasi Konsep



132



2.1.



Pendekatan Pembelajaran



132



2.2.



Paparan Konsep



133



A. Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia



139



B. Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)



146



C. Asesmen CT



150



2.3.



Lembar Kerja Reflektif (Dikumpulkan sebagai Penilaian Partisipasi) 151



2.4.



Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)



151



3.



Ruang Kolaborasi



152



4.



Demonstrasi Kontekstual



154



5.



Elaborasi Pemahaman



155



6.



Koneksi Antar Materi



155



7.



Aksi Nyata



156



TOPIK 7: Restrukturisasi Portofolio



157



Penjelasan Aktivitas



157



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



11



Panduan Restrukturisasi Portofolio



159



a.



Pengumpulan artefak-artefak



159



b.



Proses Restrukturisasi Portofolio



161



Daftar Pustaka



165



LAMPIRAN A Topik CT dalam Problem Solving: Menyelesaikan Persoalan yang Melibatkan Analisis data, Pemodelan, dan Simulasi dengan CT 1.



2.



Mulai Dari Diri



173 174



1.1.



Latar Belakang



174



1.2.



Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas)



175



Eksplorasi Konsep



175



2.1.



Pendekatan Pembelajaran



175



2.2.



Paparan Konsep



175



2.3.



Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



179



2.4.



Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)



180



Soal latihan Analisis Data, Pemodelan dan Simulasi



181



3.



Ruang Kolaborasi



191



4.



Demonstrasi Kontekstual



192



5.



Elaborasi Pemahaman



194



LAMPIRAN B Topik CT dan Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan Scratch 1.



195



Eksplorasi Konsep 1.1.



Pendekatan Pembelajaran



197



1.2.



Paparan Konsep



198



1.2.1.



Miskonsepsi: CT adalah Koding (Liem & Natali, 2021)



1.2.2.



Mempelajari



Program



12 |



197



Sederhana



Scratch



dengan



(Bagi



Mahasiswa



Mempraktikkan yang



Belum



198



Membuat Terbiasa



Memrogram dengan Scratch).



199



1.2.3.



202



Belajar Membuat Program Secara Unplugged



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



1.2.4.



2.



Asesmen Keterampilan CT melalui Pemrograman Scratch 204



1.3.



Lembar Kerja Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



206



1.4.



Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)



206



Mulai Dari Diri



209



2.1.



Latar Belakang



209



2.2.



Pertanyaan Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



209



3.



Ruang Kolaborasi



210



4.



Demonstrasi Kontekstual



212



5.



Elaborasi Pemahaman



212



6.



Koneksi Antar Materi



212



1.



Aksi Nyata



213



Penutup



215



Biodata Penyusun Modul



216



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



13



Daftar Gambar Gambar 1 Gambar 1.1



Gambar 2.1



Gambar 2.2 Gambar 2.3



Gambar 2.4



Gambar 2.5



Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6



Gambar 3.7



Gambar 3.8



Gambar 3.9 Gambar



14 |



Diagram Gambaran Umum Pembelajaran pada Mata Kuliah Computational Thinking ………………………………………………………………………………. xxxvi Elemen Pembentuk Disposisi Pembelajaran (Project Zero, 2019) …………….. 13 Karakteristik Kurikulum Merdeka di Setiap Jenjang Pendidikan (Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021) ………………………………………… 27 Pilar Pengetahuan Informatika (Wijanto et al., 2021) ……………………………. 28 Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 1 (Natali et al., 2021) …………………………………………………..……………………………… 31 Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 2 (Natali et al., 2021) …………………………………………………..……………………………… 31 Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas X - Bagian 1 (Mushtofa et al., 2021) ………………………………………………………………………………….. 32 Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas X - Bagian 2 (Mushtofa et al., 2021) ………………………………………………………………………………….. 32 Empat Pengalaman Pedagogik (Kotsopoulos et al., 2017) ……..………………. 38 Empat Jenis Bunga yang Tersedia di Toko Bunga (NBO Bebras Indonesia, 2019) ……………………………………………………..…………………………… 52 Pilihan Jawaban untuk Soal Karangan Bunga (NBO Bebras Indonesia, 2019) . 52 Diagram Venn ………………………………………………………..………………. 54 Posisi Awal Berang-berang. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2018) ………………………………………………………………………………….. 56 Jaringan Lokal Rumah Bebras (NBO Bebras Indonesia, 2019) ..………………. 60 Pemeriksaan XX-001 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) ……………………………………………………………………... 61 Pemeriksaan XX-001 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) ……………………………………………………………………... 61 Pemeriksaan XX-002 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) ……………………………………………………………………... 62 Pemeriksaan XX-002 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) ……………………………………………………………………... 62 Soal Memindahkan Dadu untuk Jenjang SD, SMP, SMA. Gambar



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



3.10



diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) ………..……………………………………… Gambar Perubahan Permukaan Danau Chat di Saharan (OECD, 2009) 3.11 .………………. Gambar Susunan Apel dan Konifer. Gambar diadaptasi dari (OECD, 2009) 3.12 …………… Gambar Emisi Karbon Dioksida (dalam satuan 10.000.000 per tahun) (OECD, 3.13 2009) ... Gambar Rata-rata Temperatur Atmosfer Bumi (Celcius) (OECD, 2009) 3.14 ...………………. Perpindahan Warna Setelah Tombol Ditekan (NBO Bebras Indonesia, Gambar 4.1 2019)... Posisi Warna Sesuai Nomor (NBO Bebras Indonesia, 2019) Gambar 4.2 …..………………. Nilai Ujian Sains untuk Grup A dan B (OECD, 2009) Gambar 4.3 ……………………………. Contoh infografis Pancasila Gambar 6.1 ………………………………………...………………. Contoh CT dalam Bidang Matematika (Resources, 2018) Gambar 6.2 ……...………………. Contoh CT dalam Bidang Kemanusiaan (Resources, 2018) Gambar 6.3 …...………………. Beberapa Rumah Adat dari Berbagai Daerah di Indonesia Gambar A.1 …….………………. Tampilan Lab Force and Motion (sumber gambar: screenshot halaman https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motionGambar A.2 basics/latest/forces-and-motion-basics_en.html) …………………………………………………………… Tampilan Net Force (sumber gambar: screenshot halaman https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motionGambar A.3 basics/latest/forces-and-motion-basics_en.html) …………………………………………………………… Contoh Program Scratch untuk Membuat Sprite Bergerak Berkeliilng Gambar B.1 ………... Contoh Penggunaan Pengenalan Pola Pada Pemrograman Scratch Gambar B.2 untuk Kasus Membuat Sprite Bergerak Berkeliling …….……………………………….. Contoh Penggunaan Abstraksi Pada Pemrograman Scratch untuk Gambar B.3 Kasus Membuat Sprite Bergerak Berkeliling ……………………………………………… Contoh Penggunaan Fungsi Pada Pemrograman Scratch Gambar B.4 ……..………………. Contoh Blok Unplugged untuk Membuat Objek Bergerak Berkeliling Gambar B.5 …………. Tampilan Awal Permainan Tebak Angka Gambar B.6 ………………………….………………. Respon Program Jika Tebakan Terlalu Kecil Gambar B.7 ……………………..………………. Respon Program Jika Tebakan Terlalu Besar Gambar B.8 …………………….……………… Respon Program Jika Tebakan Tepat Gambar B.9 ……………………………..……………….



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



65



78 81 86 86 109 109 111 144 146 147 183



185



185 198



199



199 200 202 205 205 205 206



15



CPMK dan Asesmen CPMK-01 Memahami CT sebagai sebagai pendekatan problem solving yang dibutuhkan sebagai kompetensi penting abad kini dalam profesi apapun di era saat ini, yaitu dunia IR4.0, masyarakat 5.0 dan dunia VUCA (S1, KU1). Sub-CPMK CPMK-01.01 Menjelaskan apa itu CT dan apa yang bukan CT (S1, KU1). CPMK-01.02 Menjelaskan kenapa CT diperlukan sebagai salah satu kemampuan dasar lintas mapel di era digital (IR 4.0, masyarakat 5.0) dan VUCA (S1, KU1, KK1). CPMK-02 Fondasi (Keterampilan dasar) dan disposisi Berpikir Komputasional. Sub-CPMK CPMK-02.01 Menjelaskan 4 keterampilan dasar CT yang tidak terpisahkan: dekomposisi, abstraksi, berpikir algoritmik dan pengenalan pola dan keterampilan tambahan lainnya. (KU1, KK1). CPMK-02.02 Menjelaskan tentang disposisi CT. (S1, KU1, KU2, KK1). CPMK-03 Integrasi CT ke dalam berbagai bidang mata pelajaran dalam kurikulum. Sub-CPMK CPMK-03.01 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam kurikulum Indonesia dan kaitannya dengan Informatika dan CP BK dari K1 s.d. K12 (S1, KU1, KK1). CPMK-03.02 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam tatanan global (framework, literacy) (S1, KU1, KK1). CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem solving dengan 4 keterampilan dasar CT mulai memahami permasalahan, menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, optimal). Catatan : tidak terbatas pada Cara/strategi dan yang dituliskan di sini. Sub-CPMK CPMK-04.01 Menerapkan CT dalam problem solving secara umum (KU1, KU2, KK1). CPMK-04.02 Penerapan Strategi Integrasi CT dalam bidang literasi membaca, numerasi, sains, finansial (KU1, KU2, KK1). CPMK-04.03 Pendekatan studi kasus untuk penerapan CT dalam proyek yang berkaitan dengan berbagai bidang mata pelajaran yang dipilih tergantung kemampuan dan ragam latar belakang dan jenjang peserta (KU1, KU2, KK1). Pengayaan (opsional): CPMK-04.04 Menjelaskan Strategi integrasi CT dalam berbagai bidang mata pelajaran yang melibatkan analisis data, pemodelan, dan simulasi (KU1).



16 |



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



CPMK-04.05 Menghasilkan karya kreatif sebagai ekspresi solusi berbasis CT dari sebuah problem (P1, KU1, KK1, KK3). CPMK-05 Mampu merancang integrasi CT dan mengimplementasikannya dalam satu atau beberapa topik sebuah mata pelajaran yang dipilih oleh peserta sesuai jenjang dan bidang yang akan diajarkan atau diminatinya. Sub-CPMK CPMK-05.01 Menganalisis, memilih salah satu aktivitas/topik/materi pada mata pelajaran, dan menentukan satu atau lebih Tujuan Pembelajaran yang akan diinjeksi CT (KU1, KU2, KK1, KK3). CPMK-05.02 Merancang dan menerapkan integrasi CT dalam mata pelajaran tertentu (KU1, KU2, KK1, KK3). CPMK-06 Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan pengalaman mengajar CT. Sub-CPMK CPMK-06.01 Menyusun makalah reflektif dan membangun portofolio pengalaman belajar (KU1, KK1, KK3). CPMK-06.02 Mengkomunikasikan pengalaman belajar (KU1, KK3).



Asesmen dilakukan secara sumatif (hanya pada ujian tengah semester) dan secara formatif lewat lembar kerja, portofolio dll seperti dirangkum dalam tabel sebagai berikut. Secara keseluruhan, asesmen mencakup kemampuan yang dibutuhkan untuk mendukung profil pelajar Pancasila. Bobot (%)



CPMK



24



1, 2, 3, 4, 5



21



1, 2, 3, 4, 5



Presentasi



10



1, 2, 3, 4, 5



Ujian Sumatif



25



1, 2, 3, 4



20



6



No



Jenis Tugas



1



Mengisi Lembar Kerja Pribadi



2



Mengisi Lembar Kerja Kelompok



3



4



5



Proyek : Portofolio Reflektif Di Akhir Kuliah



Catatan* Individual Secara Berkelompok Secara Berkelompok Individual, Tengah Semester Penilaian Penutup



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



17



Alur Isi Modul Nama MK



: Computational Thinking



Jumlah Topik : 7 Keterangan



: 2 dari 7 topik adalah topik yang berhubungan dengan ujian. Topik-topik selain topik ujian, disampaikan dengan alur



MERDEKA. Pada topik ke-3, alur yang digunakan adalah dua kali alur MERDE dan satu kali alur KA. Tujuan dari penggabungan alur tersebut adalah agar mahasiswa dapat menyimpulkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari pembahasan dua alur MERDE pada saat melaksanakan alur KA. Pada topik ke-5, alur yang digunakan adalah EMRDEKA, dengan tujuan siswa mempelajari terlebih dahulu beberapa konsep sebelum melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadinya. Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



Kegiatan individual: mahasiswa menjawab M



pertanyaan pemantik terkait Computational



-



Lembar pertanyaan reflektif (individu)



Thinking (CT). Pendalaman Pemahaman



2



1



Kegiatan individual yang dilakukan bersama di



CT E



kelas: -



Dosen menayangkan video terkait CT dan



meminta mahasiswa membaca berita terkait CT.



18



|



PPG Pra Jabatan 2022



Bahan bacaan dan video sesuai yang dituliskan pada Topik 1 -



Lembar kerja mahasiswa (individual)



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan -



Kebutuhan



Dosen menjelaskan definisi CT, mengapa



CT itu penting, fondasi CT, pembentukan disposisi CT,dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat mengajar CT. -



Mahasiswa mengerjakan lembar kerja



mandiri terkait konsep CT, fondasi CT, dan contoh penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan kelompok: mahasiswa berdiskusi kelompok, mendiskusikan hasil lembar kerja mandiri dari bagian E, mengisi lembar kerja R



kelompok, membuat bahan presentasi.



-



Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme Pembagian Kelompok” pada alur R.



2



Kegiatan kelompok: mahasiswa D



mempresentasikan hasil kerja kelompok (R). Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama dengan kelompok pada alur R.



E



-



Kegiatan individual:



Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



-



Kakas untuk membuat materi presentasi



Catatan dari masing-masing mahasiswa yang berisi



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



19



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan -



-



Kebutuhan



Mahasiswa mengajukan pertanyaan jika ada



pertanyaan tentang bagian-



bagian yang belum dipahami.



bagian yang belum



Dosen meluruskan pemahaman mahasiswa



dipahami



yang kurang tepat atau mengkoreksi pemahaman yang salah. Kegiatan individual: -



Mahasiswa merefleksikan kembali koneksi



K



CT dengan kehidupan sehari-hari. -



Pertanyaan diskusi



Mahasiswa mencoba mencari koneksi CT dengan mata pelajaran yang diampu.



Kegiatan individual: -



Mahasiswa merefleksikan materi dengan menjawab pertanyaan yang disajikan.



A -



portofolio (misalnya blog



mata kuliah CT.



atau Google Slide)



Mahasiswa mengerjakan tugas mengerjakan



pertemuan 1 dan 2 dalam bentuk yang disepakati di kelas.



|



PPG Pra Jabatan 2022



Kakas untuk membuat



Mahasiswa menuliskan harapannya terkait



sebagian dari portofolio terkait materi



20



-



-



Lembar pertanyaan reflektif (individu)



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan Kegiatan individual: Sebelum tatap muka,



M



mahasiswa mempelajari referensi- referensi yang diberikan dan menjawab pertanyaan reflektif. Kegiatan individual:



E CT dalam



-



Mahasiswa mempelajari paparan konsep.



-



Mahasiswa mengerjakan Lembar Kerja Reflektif Individual dan Lembar Kerja



Kurikulum



Kebutuhan -



Lembar pertanyaan reflektif (individu)



-



Bahan bacaan yang disebutkan pada Topik 3



-



Lembar pertanyaan reflektif (individu)



-



Lembar kerja mahasiswa (individu)



Mahasiswa.



Indonesia, CT dan Posisinya dalam



Kegiatan kelompok: mahasiswa melakukan 1



3



diskusi kelompok terkait kata-kata kunci dalam CP R



Tatanan



dan peningkatan CP antar fase.



-



Catatan: pembagian kelompok dilakukan



Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme



Global



Pembagian Kelompok” pada alur R. Kegiatan kelompok : mahasiswa mempresentasikan hasil kerja kelompok pada alur D



R. Jika lembar kerja dikerjakan dalam bentuk file digital, mahasiswa menampilkan lembar kerjanya dan mempresentasikan hasilnya. Jika lembar kerja



-



Lembar kerja mahasiswa (individu)



-



Kakas untuk membuat materi presentasi



dikerjakan dalam bentuk manual (print-out),



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



21



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



mahasiswa menjelaskan/membacakan hasil kerjanya. Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama dengan kelompok pada alur R Kegiatan Individual: dosen memperkuat E



pemahaman konsep mahasiswa atau meluruskan jika ada pemahaman mahasiswa yang kurang tepat.



Catatan masing-masing mahasiswa yang berisi daftar pertanyaan atau bagian dari materi yang belum dipahami



Kegiatan individual: mahasiswa mengisi lembar K



kerja terkait koneksi CP dengan mata pelajaran



Pertanyaan diskusi



yang diampu dengan CP CT. -



A



Kakas untuk membuat



Kegiatan individual: Mahasiswa menjawab



portofolio (misalnya blog



pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi bagian



atau Google Slide)



dari portofolio akhir penilaian mata kuliah ini.



-



Lembar pertanyaan reflektif (individu)



CT dalam Problem Solving



4 4



(pada



22



|



(Menyelesa ikan persoalan



PPG Pra Jabatan 2022



Kegiatan individual: mahasiswa menggali M



pengalaman terkait soal yang menguji kemampuan CT (seperti soal untuk Tantangan



-



Lembar pertanyaan reflektif



-



Bahan bacaan yang dituliskan pada Topik 4



Judul Topik Persoalan



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Kesehari-hari



Sehari-hari



dengan



(Bebras),



CT)



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan Bebras) dan mengisi pertanyaan reflektif terkait soal tersebut. Kegiatan individual:



pada Literasi



-



dan



Mahasiswa mengerjakan latihan Bebras



-



yang sudah disediakan di modul atau situs



Numerasi (PISA,



Kebutuhan



E



https://latihanbebras.ipb.ac.id. -



AKM))



Mahasiswa mengerjakan lembar kerja



Bahan bacaan yang dituliskan pada Topik 4



-



Lembar kerja mahasiswa (individu)



reflektif dan lembar kerja mandiri terkait soal Bebras. Kegiatan kelompok: -



Mahasiswa melakukan diskusi terkait



lembar kerja dari alur eksplorasi konsep. R



Mahasiswa saling memberi evaluasi (peer



review) terhadap hasil kerja rekan sekelompok berdasarkan rubrik evaluasi. -



Rubrik peer review



Pada akhir sesi diskusi, dosen memilih 1



kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dosen memberi feedback terhadap presentasi. Presentasi ini bukan untuk dinilai tapi untuk memberi contoh untuk kelompok-kelompok



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



23



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



lain tentang masalah yang mungkin terjadi dan bagaimana perbaikannya. Feedback dari dosen sudah diberikan pada sesi ruang kolaborasi karena dibutuhkan feedback berkali-kali dalam melatih cara berpikir. Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme Pembagian Kelompok” pada alur R. Kegiatan individual: mahasiswa mengerjakan satu soal Bebras yang diberikan oleh dosen dan D



menuliskan: alur berpikir dalam menyelesaikan



Lembar kerja mahasiswa



5



masalahnya, 4 fondasi CT yang ada pada



(individu)



(Menyelesa



penyelesaian soal tersebut, dan kaitannya dengan



ikan



kehidupan sehari-hari.



persoalan



Kegiatan individual:



sehari-hari



-



dengan CT)



E



Dosen membahas hasil dari demonstrasi



kontekstual. Beberapa mahasiswa ditunjuk untuk



Hasil pekerjaan mahasiswa



menyampaikan jawaban mereka. Dosen



yang telah dilakukan pada



memimpin diskusi terkait jawaban mahasiswa dan



demonstrasi kontekstual



meluruskan jika masih terdapat pemahaman yang salah.



24



|



PPG Pra Jabatan 2022



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan -



Kebutuhan



Mahasiswa diberi kesempatan bertanya jika masih ada yang tidak dipahami.



Alur M-E-R-D-E pada pertemuan 6 memiliki sasaran dan kegiatan yang sejenis dengan M



pertemuan 4 namun dilakukan pada jenis soal yang berbeda.



Lembar pertanyaan reflektif



Kegiatan individual: mahasiswa mengisi pertanyaan reflektif terkait latihan AKM dan PISA.



6



Kegiatan individual:



(CT dalam



-



menyelesai



dan PISA.



kan soal terkait literasi dan



Mahasiswa membaca referensi terkait AKM



E



-



Mahasiswa mengisi lembar kerja reflektif.



-



Mahasiswa mengisi lembar kerja terkait tes PISA.



numerasil)



-



Mahasiswa mengerjakan soal PISA yang disediakan dan mengisi lembar kerja terkait



-



Lembar pertanyaan reflektif



-



Bahan bacaan yang dituliskan pada Topik 4



-



Lembar kerja mahasiswa (individu)



soal tersebut. R



Kegiatan kelompok: -



Mahasiswa melakukan diskusi terkait lembar



Rubrik peer review



kerja dari alur eksplorasi konsep.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



25



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan -



Kebutuhan



Mahasiswa saling memberi evaluasi (peer review) terhadap hasil kerja rekan sekelompok berdasarkan rubrik evaluasi.



-



Pada akhir sesi diskusi, dosen memilih 1 kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dosen memberi feedback terhadap presentasi. Presentasi ini bukan untuk dinilai tapi untuk memberi contoh untuk kelompok-kelompok lain tentang masalah yang mungkin terjadi dan bagaimana perbaikannya. Feedback dari dosen sudah diberikan pada sesi ruang kolaborasi karena dibutuhkan feedback berkali-kali dalam melatih cara berpikir.



Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme Pembagian Kelompok” pada alur R.



D



Kegiatan individual: mahasiswa mengerjakan satu soal PISA yang diberikan oleh dosen, menuliskan: alur berpikir dalam menyelesaikan



26



|



PPG Pra Jabatan 2022



Lembar kerja mahasiswa (individu)



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



soal, dan mengidentifikasi 4 fondasi CT yang ada pada penyelesaian soal tersebut. Kegiatan individual: -



Dosen membahas hasil dari demonstrasi kontekstual. Beberapa mahasiswa ditunjuk



E



untuk menyampaikan jawaban mereka. Dosen



Hasil pekerjaan mahasiswa



akan memimpin diskusi terkait jawaban



yang telah dilakukan pada



mahasiswa dan membantu untuk meluruskan



demonstrasi kontekstual



jika masih terdapat pemahaman yang salah. -



Mahasiswa diberi kesempatan bertanya jika masih ada yang tidak dipahami.



Kegiatan kelompok: -



Mahasiswa merefleksikan kembali pengalaman dari pertemuan 4 hingga 6.



7



K



Dari pengalaman pertemuan 4 hingga 6, mahasiswa bisa menemukan pola alur berpikir



Lembar kerja mahasiswa



dalam problem solving dengan CT dan



(kelompok)



menuliskannya dalam bentuk laporan. Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme Pembagian Kelompok” pada alur K.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



27



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



Kegiatan individual: -



Mahasiswa menuliskan pengalaman (kegagalan & keberhasilan) saat melaksanakan pertemuan 4 hingga 6, hal baru yang dipelajari, dan apa yang berubah setelah mencoba problem solving dengan CT.



-



Mahasiswa menuliskan hasil refleksi terhadap pengalamannya dalam proses belajar mengajar baik sebagai pengajar atau siswa



A



yang diajar, yang dinilai kurang tepat. Setelah



-



-



Kakas untuk membuat



yang menerapkan CT untuk proses belajar



atau Google Slide)



Mahasiswa menyusun hasil pekerjaan yang



sebagai bagian dari portofolio yang dipamerkan pada pertemuan ke-16. Hasil pekerjaan yang menjadi bagian dari portofolio dijelaskan di dalam modul. UTS



PPG Pra Jabatan 2022



reflektif



portofolio (misalnya blog



sudah dilakukan dari pertemuan 4 hingga 7



|



Lembar pertanyaan



itu, mahasiswa menuliskan usulan perbaikan



mengajar yang kurang tepat tersebut.



28



-



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan Kegiatan individual: -



E



-



sudah pernah



Computational Thinking in an Integrated



dilaksanakan atau



STEM Curriculum: User Reactions and



sebuah contoh proyek



Lessons Learned”.



STEM yang diperoleh



Mahasiswa mencari sebuah proyek STEM



dari media lain yang



yang sudah pernah dilakukan. Jika tidak ada,



sumbernya “kredibel”



mahasiswa dapat mencari sebuah contoh



seperti buku atau internet



Proyek



-



internet). 4



9



-



Proyek STEM yang



Mahasiswa mempelajari makalah “Infusing



proyek STEM dari sumber lain (misalnya CT dan



Kebutuhan



Bahan bacaan yang dituliskan pada Topik 5



Mahasiswa menceritakan secara singkat



-



mengenai proyek yang dipilih. Catatan: semua kegiatan di atas dilakukan



Lembar pertanyaan reflektif



-



sebelum tatap muka.



Lembar kerja mahasiswa (individu)



Kegiatan individual: mahasiswa secara individual menuliskan bagaimana pelaksanaan M



-



proyek yang telah dipilih. Apabila terdapat kendala dalam pelaksanaan proyek, mahasiswa menceritakan kendala tersebut dan bagaimana



Lembar pertanyaan reflektif



-



Proyek yang dipilih dari alur E



cara mengatasinya.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



29



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



Apabila proyek yang dipilih bukanlah proyek yang pernah dikerjakan, melainkan yang diambil dari media lain, maka mahasiswa menuliskan kendala apa yang mungkin akan dihadapi dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut. Kegiatan kelompok: mahasiswa berdiskusi, menentukan proyek mana dari anggota tim yang akan dibedah lebih lanjut berdasarkan makalah yang sudah dipelajari. Mahasiswa diizinkan jika R



-



ingin mengusulkan proyek STEM baru. Mahasiswa melakukan perancangan ulang



Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



-



terhadap proyek STEM yang dipilih.



Proyek yang dipilih dari alur E



Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme Pembagian Kelompok” pada alur R. Kegiatan kelompok: mahasiswa mempresentasikan rancangan proyek dan 10-11



D



dengan kelompok pada alur R.



|



PPG Pra Jabatan 2022



Hasil rancangan proyek yang sudah disusun



rencana pelaksanaan proyeknya. Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama



30



-



secara berkelompok -



Kakas untuk presentasi



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan



Kebutuhan



Kegiatan kelompok: dosen dan kelompok lain memberi feedback untuk hasil kerja yang E



dipresentasikan. Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama



Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



dengan kelompok pada alur R. Kegiatan Individual: mahasiswa membuat K



kesimpulan tentang bagaimana CT dapat diintegrasikan ke dalam proyek STEM.



Lembar kerja mahasiswa (individu)



Kegiatan individual: -



Mahasiswa mengisi form refleksi pribadi



-



mengenai pengalaman merancang proyek A



STEM dengan integrasi CT. -



Lembar pertanyaan reflektif



-



Kakas untuk membuat



Mahasiswa menggabungkan rancangan



portofolio (misalnya blog



proyek tersebut sebagai bagian dari portofolio



atau Google Slide)



pada kakas portofolio yang sudah ditentukan. Kegiatan individual: mahasiswa mempelajari



Integrasi CT dalam Mata Pelajaran



3



12



M



makalah yang menjadi referensi modul ini (judul



masing guru -



makalah ada pada kolom kebutuhan). Kegiatan kelompok:



Materi ajar masing-



Bahan bacaan yang dituliskan pada Topik 6



-



Lembar pertanyaan reflektif (kelompok)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



31



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan -



Kebutuhan



Masing-masing kelompok mencari/menyiapkan satu materi ajar dari mata pelajaran yang diampu.



-



Masing-masing kelompok menjawab pertanyaan reflektif seputar hubungan CT dengan mata pelajaran yang diampu.



Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme Pembagian Kelompok” pada awal Topik 6. Kegiatan kelompok: -



Masing-masing kelompok menjawab pertanyaan reflektif terkait hasil mempelajari makalah yang dipelajari pada komponen alur



E



M. -



Masing-masing kelompok mengeksplorasi unsur CT yang pada materi ajar yang telah disiapkan.



Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama dengan kelompok pada alur M.



32



|



PPG Pra Jabatan 2022



-



Materi ajar masingmasing guru



-



Bahan bacaan yang dituliskan pada Topik 6



-



Lembar pertanyaan reflektif (kelompok)



-



Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan Kegiatan kelompok: masing-masing kelompok memodifikasi materi ajar dengan



R



mengintegrasikan CT pada materi ajar tersebut.



Kebutuhan Lembar kerja mahasiswa (kelompok)



Catatan: kelompok terdiri dari anggota yang sama dengan kelompok pada alur M. Kegiatan kelompok: -



Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi pada bagian R di dalam kelompok besar.



D



Kelompok lain yang mendengarkan presentasi



Lembar kerja mahasiswa



mengisi lembar kerja untuk pemberian



(kelompok)



feedback. Catatan: pembagian kelompok dilakukan berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme 13



Pembagian Kelompok”. Kegiatan individual: E



-



Dosen memberikan feedback terhadap hasil



Catatan dari masing-masing



kerja mahasiswa.



mahasiswa yang berisi



Dosen meluruskan pemahaman mahasiswa



pertanyaan tentang bagian-



yang kurang tepat atau mengkoreksi



bagian yang belum



pemahaman yang salah terkait integrasi CT di



dipahami



dalam mata pelajaran.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



33



Judul Topik



Jumlah Pertemuan



Pertemuan Ke-



Alur MERDEKA



Rincian Kegiatan Kegiatan individual: mahasiswa menarik



K



kesimpulan terkait integrasi CT dalam mata pelajaran.



Kebutuhan Lembar kerja mahasiswa (individu)



Kegiatan kelompok: Mahasiswa menyajikan materi ajar dalam format before dan after integrasi CT sebagai bagian dari



14



-



portofolio yang dipamerkan pada minggu ke-16. A



Hasil modifikasi materi ajar dituliskan dalam



Kakas untuk membuat



Catatan: pembagian kelompok dilakukan



atau Google Slide



UAS - Pameran Portofolio



PPG Pra Jabatan 2022



-



portofolio (misalnya blog



Pembagian Kelompok”.



|



reflektif



bentuk satu unit RPP lengkap. berdasarkan petunjuk pada “Mekanisme



34



Lembar pertanyaan



Petunjuk Penggunaan Modul Gambaran Umum Mata Kuliah Computational Thinking Saat ini, kebutuhan akan Artificial Intelligence dan Big Data terus meningkat, terutama untuk mengisi kebutuhan kerja. Kebutuhan lainnya yang dihadapi saat ini adalah kebutuhan akan system thinking, karena semakin meningkatnya kompleksitas dari persoalan. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan di atas adalah dengan memposisikan (Computational Thinking) CT pada semua jenjang pendidikan, di semua bidang. Melalui mata kuliah CT, diharapkan mahasiswa yang adalah calon guru dapat berlatih agar memiliki kemampuan CT. Dengan bekal ini, kelak guru yang mengajar di berbagai bidang dan di berbagai jenjang pendidikan, dapat mengajar dengan pembelajaran yang berbasis pada CT. Gambaran umum ini diberikan agar mahasiswa dapat merangkai simpul-simpul pengetahuan dan pengalaman yang akan didapat selama proses belajar Mata Kuliah CT. Mata Kuliah CT menerapkan pendekatan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) seperti yang terlihat pada Gambar 1. Dapat dilihat pada Gambar 1, bahwa Mata Kuliah CT dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu konten, pedagogi, dan teknologi pembelajaran. Warna kuning pada Gambar 1 artinya materi tersebut adalah materi pengayaan. Warna biru pada Gambar 1 artinya materi tersebut tidak diajarkan mada mata kuliah ini. Pada Gambar 1 terdapat simbol berbentuk awan yang artinya dosen dapat mempertimbangkan atau menyesuaikan metode yang akan digunakan pada proses pembelajaran.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



35



Gambar 1: Diagram Gambaran Umum Pembelajaran pada Mata Kuliah Computational Thinking



A. Konten Terdapat dua kelompok materi pada Mata Kuliah CT, yaitu :



B. Pendalaman Konsep CT. Mata Kuliah CT dimulai dengan memperkenalkan konsep-konsep CT melalui tinjauan teoritis. Pada bagian ini dijelaskan apa itu CT, mengapa CT penting, di bidang apa saja CT dapat diterapkan, kapan CT diperlukan, siapa saja yang memerlukan CT, serta bagaimana CT dapat “diajarkan”. Pada bagian ini juga dijelaskan disposisi CT dan berbagai miskonsepsi tentang CT.



C. Problem Solving. Untuk dapat menjadi seorang computational thinker, tidak cukup jika mahasiswa sekedar menghafal materi yang diberikan. Selain harus menguasai konsepkonsep yang terkait dengan CT, mahasiswa perlu banyak berlatih dan menggali proses berpikir komputasional dari mentor/dosen. Karena itu, selain diberikan



36



|



PPG Pra Jabatan 2022



berbagai konsep mengenai CT, pada modul ini, diberikan berbagai latihan problem solving yang bertujuan untuk melatih/mengasah keterampilan computational thinking. Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk memahami posisi dan peran CT dalam kurikulum Merdeka serta dalam tatanan global. Problem solving dilakukan pada berbagai domain. Domain problem solving yang dilatih pada modul ini mencakup problem solving pada kehidupan sehari-hari, literasi, analisis data, pemodelan, dan simulasi, proyek, dan pada mata pelajaran. Problem solving pada kehidupan sehari-hari dilatih menggunakan soal-soal Bebras.



Bebras



adalah



komunitas



Internasional



memiliki



tujuan



untuk



mempromosikan CT pada guru dan murid serta masyarakat luas. Setiap tahun, Bebras melangsungkan kompetisi yang bernama Tantangan Bebras (Bebras Challenge). Soal-soal pada Tantangan Bebras bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih CT serta konsep informatika dalam kehidupan sehari-hari. Walau soal Bebras berhubungan dengan informatika, namun pada mata kuliah ini, mahasiswa tidak perlu punya dasar informatika terlebih dahulu, dan soal selalu dikaitkan dengan hal sehari-hari. CT dapat dikatakan sebagai literasi berpikir. Implementasi CT pada literasi membaca, matematika, dan literasi sains dibahas melalui soalsoal Tes PISA dan AKM. Pada modul ini terdapat materi pengayaan mengenai problem solving yang berkaitan dengan analisis data, pemodelan, dan simulasi. Materi tersebut diberikan karena analisis data, pemodelan, dan simulasi dapat diimplementasikan pada berbagai bidang. Domain problem solving berikutnya adalah proyek STEM dan programming. Mahasiswa akan merancang solusi dari suatu persoalan di bidang STEM melalui suatu proyek. Solusi yang dirancang sebenarnya adalah perancangan ulang dari proyek STEM yang sudah ada. Namun, diharapkan hasil perancangan ulang ini menjadi lebih baik dan juga memiliki nilai tambah karena mengimplementasikan CT di dalamnya. Selain melalui proyek STEM, mahasiswa juga akan memodelkan solusi dalam bentuk program. Sebenarnya ada dua jenis pemrograman, yaitu visual dan tekstual. Pada mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari sebuah bahasa



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



37



pemrograman visual yaitu Scratch, untuk membuat solusi dalam bentuk program. Perlu diperhatikan bahwa mahasiswa tidak sekedar mempelajari pemrograman, namun mahasiswa diharapkan untuk dapat menerapkan CT dalam program yang dibuat sehingga program tersebut dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan efektif, efisien, dan optimal. Materi pemrograman merupakan materi pengayaan namun materi ini merupakan materi yang penting karena merupakan cerminan dari keterampilan CT yang baik. Domain problem solving yang terakhir adalah dalam mata pelajaran yang akan diampu masing-masing calon guru. Mahasiswa berlatih merancang metode pembelajaran yang mengintegrasikan CT. Harapannya dengan mengintegrasikan CT, calon guru dapat membuat rencana pembelajaran yang lebih baik lagi. Pada berbagai domain problem solving, mahasiswa akan berlatih berdasarkan enam dimensi yang mempengaruhi sebuah persoalan, yaitu: fase atau usia; kompleksitas persoalan; proses yang dipraktikkan pada pembelajaran; bidang ilmu; metode atau strategi yang dipilih dalam pembelajaran; serta desain solusi. Harapannya adalah mahasiswa yang nantinya akan menjadi guru, dapat memilih persoalan yang kompleksitasnya sesuai usia siswanya, berdasarkan bidang ilmunya. Untuk itu, perlu dipilih proses, strategi dan metode yang tepat di dalam pembelajaran di bidang masing-masing, agar dapat didesain solusi yang tepat juga.



Pedagogi



1.



Tingkatan berpikir pada mata kuliah ini mengikuti Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson. Pada topik Pendalaman Konsep CT, mahasiswa mengingat dan memahami konsep-konsep CT serta CT dalam kurikulum. Setelah mahasiswa sampai pada level memahami, mahasiswa mengaplikasikan CT dalam problem solving. Pada domain problem solving, mahasiswa berlatih dengan menggunakan soal-soal Bebras dan tes PISA untuk menganalisis proses berpikirnya hingga menghasilkan solusi dari persoalan yang menerapkan CT. Mahasiswa juga berlatih mengevaluasi apakah solusi yang dihasilkan sudah efektif, efisien, dan optimal. Tingkatan berikutnya adalah mahasiswa menciptakan karya dengan menerapkan CT. Tingkatan berpikir ini dilatih mahasiswa pada projek STEM atau pemrograman. Mahasiswa juga berlatih mengintegrasikan CT untuk mata



38



|



PPG Pra Jabatan 2022



pelajaran yang diampu. Hasil akhir yang diharapkan, mahasiswa menghasilkan RPP yang mengintegrasikan CT di dalamnya. 2.



Teknologi Pembelajaran



Pembelajaran mata kuliah ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah secara plugged, yang artinya akan digunakan komputer atau perangkat digital lainnya. Cara ini dapat dilakukan jika mahasiswa memiliki akses pada komputer atau perangkat digital tersebut. Jika tidak, maka pembelajaran harus dilakukan secara unplugged.



D. Petunjuk Teknis Pada modul Mata Kuliah Computational Thinking ini, terdapat tujuh topik, yaitu : 1. Pendalaman Pemahaman CT 2. CT dalam Kurikulum Indonesia, CT dan Posisinya dalam Tatanan Global 3. CT dalam Problem Solving 4. CT dan Proyek 5. Ujian Tengah Semester 6. Integrasi CT dalam Mata Pelajaran 7. Pameran Portofolio Dari tujuh topik di atas, terdapat dua topik yang merupakan ujian, yaitu Ujian Tengah Semester dan Pameran Portofolio. Ketujuh topik tersebut disusun dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk menjadi seorang computational thinker. Untuk menghindari pemberian materi yang terlalu banyak atau padat, maka beberapa subtopik dijadikan sebagai subtopik yang bersifat opsional. Terdapat dua topik yang di dalamnya terdapat subtopik yang bersifat opsional, yaitu Topik CT dalam Problem Solving serta Topik CT dan Proyek. Topik “CT dalam Problem Solving” tersusun atas empat subtopik. Tiga subtopik bersifat wajib dan satu subtopik bersifat opsional. Subtopik yang diberikan disusun dengan tingkat kesulitan yang meningkat, dimulai dari jenis persoalan dengan kompleksitas sederhana, menuju kompleksitas yang lebih tinggi. Adapun subtopik yang bersifat wajib adalah sebagai berikut :



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



39



Subtopik



1:



Menyelesaikan



Persoalan



Sehari-hari



dengan



CT



(Menggunakan soal-soal Tantangan Bebras). Subtopik 2: Menyelesaikan Persoalan Terkait Literasi dan Numerasi (Menggunakan Soal-soal Tes PISA). Subtopik 3: Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan (Problem Solving) untuk berbagai Kasus yang sudah dilakukan pada subtopik 1 dan subtopik 2. 8. Dosen dapat mengatur alokasi waktu agar ketiga subtopik tersebut dapat diselesaikan dalam 4 pertemuan. Penulis menyarankan agar subtopik-subtopik di atas diatur sebagai berikut :



a. Subtopik 1 dibahas dalam 2 pertemuan. b. Subtopik 2 dibahas dalam 1 pertemuan. c. Subtopik 3 dibahas dalam 1 pertemuan. Salah satu kendala adalah beragamnya tingkat pengetahuan mahasiswa di bidang CT karena saat ini beberapa Perguruan Tinggi mulai mengenalkan CT. Jika dosen menilai bahwa ketiga subtopik tersebut dapat diselesaikan dalam waktu tiga pertemuan, dosen dapat menambahkan subtopik opsional, yaitu “Menyelesaikan Persoalan yang Melibatkan Analisis Data, Pemodelan, dan Simulasi dengan CT” yang diberikan pada Lampiran A. Subtopik tersebut dapat dipelajari oleh calon guru dari seluruh mata pelajaran dan semua jenjang, karena materi ini aplikatif untuk seluruh bidang ilmu. Subtopik ini dapat digunakan setelah Subtopik 2 dan sebelum Subtopik 3. Pada Subtopik 3, mahasiswa belajar mengenali pola penyelesaian persoalan yang melibatkan CT berdasarkan pengalaman belajarnya di Subtopik 1, Subtopik 2, dan Lampiran A. Jika hal ini dilakukan, maka setiap subtopik harus diberikan masing-masing pada 1 pertemuan. Topik “CT dan Proyek” terdiri dari dua subtopik. Subtopik yang pertama adalah “CT dan Proyek STEM” yang bersifat wajib. Subtopik kedua adalah “CT dan Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan Scratch” yang bersifat opsional. Sebelum masuk ke pertemuan “CT dan Proyek”, dosen harus sudah dapat menilai kemampuan mahasiswa di kelasnya. Berdasarkan hal itu, lalu dosen memilih salah satu dari pilihan berikut ini :



40



|



PPG Pra Jabatan 2022



a. Jika dosen menilai bahwa mayoritas mahasiswa membutuhkan cukup banyak waktu untuk memahami suatu materi, maka pertemuan “CT dan Proyek” serta “Integrasi CT dalam Mata Pelajaran” dilakukan masing-masing selama 3 pertemuan.



b. Jika dosen menilai bahwa proses belajar mayoritas mahasiswa cukup cepat, maka dapat ditambahkan subtopik “CT pada Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan Scratch” yang terdapat pada Lampiran B. Dengan demikian, urutannya menjadi “CT dan Proyek”, “CT pada Proyek Kreatif: Proyek Programming dengan Scratch”, dan “Integrasi CT dalam Mata Pelajaran”. Masing-masing topik/subtopik dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Dosen



dapat



mempertimbangkan



jumlah



topik/kasus



yang



dipilih



dan



menyesuaikan bobot penilaian yang diberikan. Pada masing-masing topik, terdapat tugas-tugas yang dapat dikategorikan sebagai berikut :



a. Tugas yang dikumpulkan dan dinilai. Nilai dari tugas ini diperhitungkan pada bobot capaian mata kuliah.



b. Tugas yang dikumpulkan, nilai partisipasi. Dosen dapat menentukan apakah tugas-tugas ini akan menjadi bahan untuk diskusi di kelas atau bahan untuk



memantau pemahaman siswa terhadap topik tertentu. Dosen dapat memberikan nilai partisipasi.



c. Tugas berupa pertanyaan untuk diskusi di kelas. Jawaban untuk pertanyaanpertanyaan ini tidak perlu dikumpulkan, tetapi menjadi bahan diskusi baik dalam kelompok maupun di kelas.



d. Bagian portofolio. Tugas atau pertanyaan jenis ini tidak dikumpulkan kepada dosen dan tidak harus didiskusikan di kelas, tetapi disimpan oleh mahasiswa sebagai bagian dari portofolio yang akan direstrukturisasi pada pertemuan terakhir kuliah. Dosen dapat membuat panduan teknis terkait pengumpulan tugas di LMS (Learning Management System) yang digunakan dalam mata kuliah ini. Selain dapat menyesuaikan pemilihan subtopik dan pengkategorian tugas berdasarkan kondisi kelas, dosen juga dapat menyesuaikan hal-hal berikut ini :



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



41



a. Kakas yang digunakan: kakas yang digunakan tidak harus sama dengan yang ada di modul ini. Contohnya, pada Topik CT dan Programming, kakas yang digunakan tidak harus Scratch.



b. Kasus atau contoh persoalan: dosen dapat menggunakan kasus-kasus atau persoalan-persoalan selain yang telah disebutkan pada modul ini. Sebagai contoh, dosen dapat memilih Soal Bebras, PISA, atau AKM yang akan digunakan dalam pembelajaran.



c. Jenjang dan bidang: karena CT adalah generic skill, maka CT dapat diimplementasikan di berbagai bidang dan untuk semua jenjang. Karena itu, dosen juga dapat menyesuaikan bidang mata pelajaran dan jenjang yang cocok dengan kondisi mahasiswa di kelasnya. Sebagai contoh, jika ada banyak mahasiswa yang berlatar belakang bidang Sosiologi, maka dosen dapat memodifikasi modul ini sehingga persoalan atau contoh-contoh lebih sesuai untuk bidang Sosiologi, meskipun pada modul ini tidak diberi contoh untuk bidang Sosiologi. Hal yang sama berlaku juga untuk jenjang.



42



|



PPG Pra Jabatan 2022



Topik 1 : Pendalaman Pemahaman Computational Thinking Durasi : 2 Pertemuan Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas. Capaian Pembelajaran



Alokasi Waktu



CPMK-01 Memahami CT sebagai sebagai pendekatan problem solving yang dibutuhkan sebagai kompetensi penting abad kini dalam profesi apapun di era saat ini, yaitu dunia IR4.0, masyarakat 5.0 dan dunia VUCA (S1, KU1). Sub-CPMK



[TM: 2x50”]



CPMK-01.01 Menjelaskan apa itu CT dan apa yang bukan CT



[BT: 2x60”; BM: 2x60“]



(S1, KU1). CPMK-01.02 Menjelaskan kenapa CT diperlukan sebagai salah satu kemampuan dasar lintas mapel di era digital (IR 4.0, masyarakat 5.0) dan VUCA (S1, KU1, KK1). CPMK-02 Fondasi (keterampilan dasar) dan disposisi Berpikir Komputasional. Sub-CPMK CPMK-02.01 Menjelaskan 4 fondasi (keterampilan dasar) CT yang tidak terpisahkan: dekomposisi, abstraksi, berpikir algoritmik dan pengenalan pola dan keterampilan tambahan



[TM: 2x50”] [BT: 2x60”; BM: 2x60“]



lainnya. (KU1, KK1). CPMK-02.02 Menjelaskan tentang disposisi CT. (S1, KU1, KU2, KK1).



Pada topik Pendalaman Pemahaman Computational Thinking (CT) ini, akan dibahas beberapa konsep dasar mengenai CT, yaitu: apa itu CT dan apa saja yang bukan CT, mengapa CT itu penting, empat fondasi CT, pembentukan disposisi CT, dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat “mengajar” CT atau mengintegrasikan CT dalam mata pelajaran. Pada akhir modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menemukan unsur CT dalam kehidupan sehari-hari.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



1



1. Mulai Dari Diri Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Pada topik pertama ini, Anda akan mendapatkan gambaran umum mengenai Mata Kuliah Computational Thinking (CT) dan konsep dasar dari CT.



1.1.



Latar Belakang



CT saat ini sudah menjadi literasi dan menjadi bagian Kurikulum Merdeka. Karena itu, Guru harus mampu mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran yang diajarkan, dengan harapan siswa terbiasa menghadapi permasalahan dan menyelesaikan persoalan dengan menggunakan CT. Mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran bukan berarti menjabarkan fondasi CT pada mata pelajaran tersebut, tetapi menularkan cara berpikir CT melalui cara guru memecahkan persoalan. Agar Anda yang nantinya menjadi guru dapat menularkan cara berpikir CT, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa itu CT. Ayo berkenalan dengan CT sekarang!



1.2.



Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas)



Jawablah pertanyaan berikut! Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar : Pertanyaan Refleksi Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan berbagai hal, misalnya belanja online (daring) atau mencari jalur untuk menuju suatu tempat. Menurut Anda, bagaimana cara komputer ‘berpikir’ sehingga dapat membantu manusia melakukan berbagai kegiatan? Apakah Anda pernah mendengar/mengetahui tentang CT? Jika pernah, uraikan dengan ringkas apa yang Anda ketahui tentang CT! Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda mengambil mata kuliah ini, apa motivasi Anda dalam mengambil mata kuliah ini?



2



|



PPG Pra Jabatan 2022



Respon



2. Eksplorasi Konsep Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



2.1. Pendekatan Pembelajaran Karena CT tidak diajarkan sebagai teori, maka konsep CT diberikan secara singkat. Mahasiswa diberikan cukup banyak rujukan (makalah/video) yang dapat diakses gratis/bebas. Tujuannya adalah agar cakrawala mahasiswa bertambah luas dan mampu memposisikan “apa itu CT” dan “apa itu bukan CT” serta mengenali miskonsepsi yang selama ini terjadi di masyarakat. Hal ini penting karena di Indonesia, masih banyak guru belum memahami benar perbedaan antara CT, ICT, digital literacy, dan Informatika. Hal ini dapat terlihat dari beredarnya banyak video tentang keempat hal di atas, tanpa acuan jelas dan tanpa jaminan kualitas isinya.



2.2. Paparan Konsep Pada bagian ini, akan dibahas mengenai definisi CT, mengapa CT itu penting, fondasi CT, pembentukan disposisi CT, dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat “mengajarkan” CT (dengan mengintegrasikan ke mata pelajaran masing-masing calon guru). Untuk memberi wawasan awal mengenai apa itu CT dan mengapa CT penting untuk dipelajari, simaklah video dengan judul Best of Digital Literacy + Computational Thinking for Children yang dapat Anda temukan pada tautan berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=mUXo-S7gzds dan bacalah artikel dengan judul “Nadiem Usung Computational Thinking Jadi Kurikulum, Apa Itu?” pada tautan: https://www.cnbcdonesia.com/tech/2020021815in1009-37-138726/nadiemusung-computational-thinking-jadi-kurikulum-apa-itu.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



3



Konsep-konsep Dasar CT Pada bagian konsep-konsep dasar CT ini dibahas mengenai definisi CT, apa yang termasuk CT dan bukan CT (miskonsepsi CT), mengapa CT itu penting, empat fondasi CT, pembentukan disposisi CT, dan apa yang perlu dilakukan untuk dapat “mengajar” CT. Definisi CT - Apa yang Termasuk CT dan Bukan CT Bagi yang belum berpengalaman tentang CT, berikut hal-hal penting mengenai kompleksitas persoalan yang memerlukan solusi dan tools (kakas) yang sesuai. Mari menyimak sebuah contoh kasus. Pada contoh kasus ini, Anda akan melihat tiga buah persoalan yang memiliki kompleksitas berbeda-beda. Kompleksitas dibahas karena berdasarkan pengalaman banyak yang mempertanyakan mengenai kompleksitas. Ada tiga orang yaitu Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala yang perlu mengevaluasi hasil belajar siswa secara berkala berdasarkan data atau statistik siswa di lembaga pendidikan tempat mereka bekerja.



a. Ibu Ani pemilik bimbingan belajar kecil yang kegiatan bimbingannya dilakukan di luar jam sekolah. Bimbingan belajar tersebut hanya membuka satu kelas per hari. Masing-masing kelas terdiri dari 1-5 orang siswa yang berada di tingkat kelas yang sama.



b. Pak Budi adalah seorang kepala sekolah dari sekolah yang tidak terlalu besar. Satu angkatan hanya terdiri dari satu kelas yang terdiri dari 20-30 orang siswa.



c. Pak Cakrawala adalah seorang kepala sekolah dari sekolah yang besar. Satu angkatan di sekolah ini dapat terdiri dari 8-10 kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 30-40 orang siswa. Untuk melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa/i, mereka tentu memerlukan data hasil belajar siswa/i-nya. Oleh karena itu, Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala melakukan pencatatan hasil belajar dari para siswanya. Dari kebutuhan pencatatan hasil belajar tersebut, timbul pertanyaan “Bagaimana cara mencatat dan mengolah data nilai siswa?” Banyak kelas dan banyaknya siswa per kelas dari tempat belajar yang dipimpin Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala



4



|



PPG Pra Jabatan 2022



berbeda-beda sehingga cara pencatatan yang dilakukan oleh ketiga guru tersebut pun berbeda-beda menyesuaikan kompleksitas persoalan yang mereka hadapi. Mari kita lihat bagaimana cara pencatatan data yang dilakukan oleh ketiga guru tersebut guna melakukan evaluasi hasil belajar siswanya. 1)



Karena Ibu Ani hanya memiliki siswa sekitar 1-5 orang per harinya, maka Ibu Ani memutuskan untuk mencatat nilai siswa/i di tempat bimbingan belajarnya dalam bentuk tabel di sebuah buku.



2)



Dengan jumlah siswa yang menjalani pendidikan di sekolah yang dipimpin Pak Budi, Pak Budi menilai bahwa jika guru-guru kelas mencatat nilai siswa/i dalam bentuk tabel di sebuah buku maka Pak Budi akan kesulitan untuk mengelola nilai para siswa. Oleh karena itu Pak Budi perlu menggunakan kakas lain yang memudahkan pengelolaan nilai. Pak Budi memutuskan menggunakan spreadsheet yang dapat dipakai gratis untuk mencatat nilai dari siswa/i.



3)



Jumlah siswa menjalani pendidikan di sekolah yang dipimpin pak Cakrawala jauh lebih banyak dari sekolah yang dipimpin pak Budi. Karena banyaknya siswa/i yang dipimpin Pak Cakrawala, Pak Cakrawala memutuskan untuk menggunakan aplikasi yang harus dibeli dalam pengelolaan nilai siswa/i. Diasumsikan, belum terdapat aplikasi freeware untuk mengolah data sesuai kebutuhan sekolah yang dipimpin Pak Cakrawala.



Pada contoh tersebut, Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala memiliki tujuan yang sama yaitu pencatatan nilai siswa/i untuk mengetahui perkembangan belajar siswa/i mereka. Namun, kita perhatikan bahwa ada tiga jenis solusi yang mereka terapkan. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan rekan sekelas Anda : 1)



Menurut Anda, perlukah Ibu Ani membeli aplikasi seperti yang digunakan Pak Cakrawala?



2)



Menurut Anda, apakah sistem pencatatan yang digunakan Ibu Ani sekarang dapat digunakan oleh Pak Cakrawala?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



5



3)



Menurut Anda, mengapa terdapat beberapa jenis solusi walaupun tujuan yang ingin dicapai sama?



4)



Menurut Anda, dari beberapa solusi yang mungkin, apa yang mendasari pemilihan solusi tersebut?



Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas pada bagian “Apa itu CT?”



Apa itu CT? CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses informasi (solusi) tersebut. Agen pemroses informasi yang dimaksud adalah manusia atau komputer. Ada tiga hal utama yang terdapat pada definisi CT tersebut, yaitu persoalan, solusi yang efektif, efisien, dan optimal, serta agen pemroses informasi.



Persoalan Seringkali terjadi kesalahpahaman tentang permasalahan dan persoalan. Permasalahan adalah gejala-gejala yang tampak di permukaan, sedangkan persoalan adalah penyebab atau akar permasalahan yang “paling potensial” menyebabkan timbulnya gejala-gejala tadi. Misalnya, ada seseorang yang punya masalah kesehatan, yaitu sakit kepala. Sakit kepala itu adalah gejala yang timbul ke permukaan. Tetapi, akar masalahnya bisa bermacam-macam, misalnya kurang tidur, sakit gigi, tumor otak, atau lainnya. Akar masalah inilah yang disebut sebagai persoalan atau problem yang perlu dicarikan solusinya. Solusi untuk sakit kepala karena kurang tidur tentu berbeda dengan solusi sakit kepala karena sakit gigi atau tumor otak. Penyelesaian persoalan atau problem solving ini berkaitan dengan banyak hal, misalnya strategi dan resources/sumber daya yang tersedia. Persoalan dapat berbeda-beda kompleksitasnya. Ada persoalan yang sederhana dan mudah diselesaikan, ada juga persoalan yang kompleks. Persoalan yang kompleks bisa terdiri dari beberapa subpersoalan. Penyelesaiannya pun memerlukan beberapa strategi.



6



|



PPG Pra Jabatan 2022



Solusi yang Efektif, Efisien, dan Optimal Efektif, efisien, dan optimal adalah tiga istilah yang perlu diketahui perbedaannya. Perbedaan dari ketiganya dijelaskan sebagai berikut:



a. Efektif berhubungan dengan melakukan sesuatu yang memberikan efek untuk persoalan yang dihadapi. Misalnya, diketahui sakit kepala yang dirasakan ternyata karena sakit gigi. Solusi yang efektif adalah datang ke dokter gigi, bukan sekedar tidur.



b. Efisien



berhubungan



dengan



strategi



(cara)



dan



sumber



daya



(resources/alat). Misalnya, seseorang ingin memasak dua porsi mie instan kuah. Kalau ia memilih panci yang akan digunakan adalah panci yang biasa digunakan untuk memasak 20 porsi mie instan, solusi tersebut menjadi kurang efisien. Mie memang tetap dapat dimasak, tapi terjadi pemborosan air dan gas.



c. Optimal itu terkait dengan kondisi/constraint tertentu. Misalnya, untuk menentukan makanan yang akan dipilih, terdapat empat variabel, yaitu rasa (enak atau tidak enak), sehat, ukuran porsi, dan harga. Solusi yang optimal untuk memilih makanan, bergantung pada subjek dari solusi tersebut. Contoh: bagi orang yang punya masalah kesehatan, makanan yang optimal bagi kondisinya adalah makanan yang sehat (misalnya rendah gula bagi orang yang diabetes, rendah garam bagi orang yang darah tinggi). Makanan yang sehat terkadang kurang enak dan mahal. Sedangkan bagi anak muda yang sehat, makanan yang optimal adalah makanan yang banyak porsinya dan mungkin murah. Berdasarkan kisah Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala, kita dapat melihat bahwa kompleksitas persoalan menentukan bagaimana solusi efektif, efisien, dan optimal. Mencatat nilai siswa adalah solusi yang efektif bagi Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala. Tetapi, bagaimana pencatatan nilai yang efisien dan optimal untuk masing-masing kondisi? Pada kasus Ibu Ani, bisa saja Ibu Ani membeli aplikasi yang juga dibeli oleh Pak Cakrawala. Namun hal ini akan membuat Ibu Ani mengeluarkan biaya lebih untuk membeli aplikasi yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



7



Sebaliknya, sekolah yang dipimpin Pak Cakrawala memiliki jumlah siswa yang banyak, sehingga kompleksitas pencatatan dan pengelolaan nilai pun meningkat jika dibandingkan tempat kursus Bu Ani dan sekolah yang dipimpin Pak Budi. Jika Pak Cakrawala menggunakan metode pencatatan seperti Ibu Ani dan Pak Budi, proses evaluasi belajar tetap bisa dilakukan, tetapi menjadi kurang efisien. Pencatatan di buku memang tidak memerlukan biaya yang besar, namun untuk mengolah nilai siswa, tentu diperlukan durasi waktu yang panjang karena dilakukan secara manual. Begitu pula dengan pencatatan menggunakan spreadsheet. Karena ada banyak kelas, maka nilai dalam satu angkatan akan terdiri dari banyak tabel sehingga menyulitkan pengolahan data jika menggunakan spreadsheet. Oleh karena itu, Pak Cakrawala memutuskan menggunakan aplikasi pengolah data berbayar untuk menyelesaikan persoalannya. 1)



Agen Pemroses Informasi



Pada definisi CT, dikatakan bahwa agen pemroses informasi bisa saja manusia atau komputer. Untuk memperjelas definisi tersebut, kita lihat kembali persoalan pencatatan nilai yang dilakukan Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala. Pak Budi dan Pak Cakrawala menggunakan komputer dalam melakukan pencatatan. Untuk dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu, Pak Budi dan Pak Cakrawala perlu dapat berinteraksi dengan komputer. Jika Bu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala ingin menghitung nilai rata-rata salah satu ujian, Bu Ani dapat menghitung nilai rata-rata dengan cara manual, yaitu menghitung dengan kotretan di kertas. Agar manusia dapat berinteraksi dengan komputer, maka diperlukan cara berkomunikasi tertentu. Sebagai contoh jika Pak Budi ingin menggunakan spreadsheet untuk menghitung nilai rata-rata, maka Pak Budi perlu memberikan perintah kepada komputer dengan format “=AVERAGE(sel awal: sel akhir)”. Jika Pak Budi hanya mencatat nilai dan tidak memberikan perintah tersebut, maka komputer hanya mencatat dan tidak menghitung rata-rata. Hal ini terjadi karena komputer hanya bekerja berdasarkan perintah yang diberikan. Oleh karena itu, agar komputer dapat membantu menyelesaikan persoalan manusia, kita perlu memberikan rangkaian perintah kepada komputer. Perintah yang diberikan Pak Budi ke komputer sebenarnya juga dilakukan Ibu Ani tapi tanpa bantuan komputer. Begitu pula pada kasus Pak Cakrawala, aplikasi



8



|



PPG Pra Jabatan 2022



yang digunakan Pak Cakrawala sebenarnya juga menggunakan perintah yang sejenis dengan yang digunakan oleh Ibu Ani dan Pak Budi. Namun, perintah tersebut diberikan oleh orang yang membuat aplikasi (program komputer). Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa langkah-langkah yang mereka ambil untuk menyelesaikan persoalan sebenarnya sama namun diterapkan pada perangkat yang berbeda-beda. Ibu Ani melakukan pencatatan dan pengolahan data secara manual pada buku tulis, sementara dua orang lainnya menggunakan perangkat komputer. Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh komputer sebenarnya adalah hal yang dapat dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, CT tidak terbatas pada proses untuk menghasilkan cara penyelesaian yang dilakukan oleh komputer tapi juga dapat diterapkan untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. CT berfokus pada cara berpikir dalam menemukan cara penyelesaian persoalan (problem solving) dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan bantuan komputer maupun tanpa bantuan komputer. Kita akan belajar bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan dengan cara yang efektif, efisien, dan optimal.



a. Apa Saja yang Termasuk CT dan Apa yang Bukan CT? Beberapa pihak, memahami CT secara kurang tepat. Berikut adalah karakteristik dari CT: ●



CT berkaitan dengan konseptualisasi solusi, bukan pemrograman.







CT adalah cara berpikir seperti cara berpikir computer scientist, bukan untuk membuat manusia berpikir seperti komputer karena cara berpikir manusia jauh lebih kompleks dari komputer yang diciptakan dan diprogram oleh manusia.







CT dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan untuk berbagai persoalan, bukan hanya orang-orang yang pekerjaannya berkaitan erat dengan komputer, atau persoalan-persoalan di bidang komputer saja.







CT berkaitan dengan ide, tidak terbatas pada artefak. CT tidak selalu berkaitan artefak perangkat lunak dan perangkat keras yang berperan pada kehidupan manusia. CT berkaitan dengan konsep komputasi yang digunakan untuk memecahkan persoalan, untuk mengelola kehidupan kita sehari-hari, dan untuk berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain. Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



9







CT adalah keterampilan dasar, bukan hafalan. Hafalan berarti rutinitas mekanis. Keterampilan dasar adalah sesuatu yang perlu dikuasai agar seseorang dapat beradaptasi dalam masyarakat modern.



b. Mengapa CT Penting Perkembangan dunia melalui Industri 4.0, VUCA, dan Society 5.0 berdampak pada berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah perubahan pada lingkungan pembelajaran yang berubah menjadi lingkungan digital yang menggunakan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), big data, dan lain-lain. Hal ini membuat informasi menjadi lebih mudah untuk diperoleh oleh siswa. Proses pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa, karena guru tidak lagi menjadi



sumber informasi utama. Peran guru adalah



sebagai fasilitator dalam proses belajar siswa. Karena sudah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka bentuk pembelajaran yang sifatnya hanya ceramah, di mana siswa hanya sekedar menjadi pendengar, sudah tidak relevan. Bentuk pembelajaran yang cocok untuk era ini adalah bentuk pembelajaran seperti problem-based atau project-based learning. Karena CT adalah proses berpikir, maka CT akan sangat cocok untuk diintegrasikan ke dua bentuk pembelajaran ini. Pada topik-topik berikutnya kita akan



mempelajari



bagaimana



CT



cocok



diintegrasikan



dalam



bentuk



pembelajaran problem-based dan project-based learning. Dengan CT, Anda akan terbiasa berpikir sistematis dan menemukan solusi yang efektif, efisien, dan optimal saat menghadapi persoalan sederhana maupun kompleks. Kemampuan memecahkan persoalan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan persoalan dan perlu memutuskan solusi yang akan diambil dari berbagai solusi yang mungkin ada. Sebagai contoh, Anda akan pergi bersama dengan beberapa orang teman Anda. Untuk menentukan kemana Anda akan pergi, Anda perlu mengumpulkan beberapa informasi seperti kegiatan apa yang bisa dilakukan di sana, siapa saja yang ingin melakukan hal tersebut, berapa dana yang dimiliki oleh orang-orang yang ikut pergi, berapa banyak waktu yang dimiliki, bagaimana cuaca yang



10



|



PPG Pra Jabatan 2022



mungkin di hari tersebut, dan sebagainya. Dari informasi yang Anda kumpulkan, barulah dapat ditentukan ke mana tujuan yang akan dipilih. Mengumpulkan informasi dan kemudian memanfaatkan informasi tersebut untuk mendapatkan solusi yang paling baik merupakan salah satu contoh kegiatan yang membutuhkan CT. Dari contoh tersebut, Anda dapat melihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan berbagai persoalan dan dapat menggunakan CT untuk membantu penyelesaiannya.



c. Empat Fondasi CT CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern recognition), dan abstraksi (abstraction). ●



Dekomposisi: Dekomposisi adalah pembagian persoalan ke dalam beberapa sub-persoalan yang lebih kecil.







Pengenalan pola: Pengenalan pola adalah pengamatan atau analisis terhadap berbagai kesamaan yang ada di antara persoalan-persoalan. Jika seseorang telah berkali-kali menyelesaikan persoalan, diharapkan dapat menemukan pola dari persoalan-persoalan sejenis dan juga pola dari solusisolusi yang dirancang/diimplementasikan.







Abstraksi: Abstraksi adalah proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint penyelesaian persoalan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sejenis.







Algoritma: Algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan. Algoritma harus disusun dengan jelas, runtut, lengkap, efisien, dan tidak menyalahi batasan-batasan dalam persoalan tersebut.



Dengan empat fondasi CT tersebut, kita dapat mengembangkan solusi-solusi dari persoalan. CT juga dapat diintegrasikan dengan berbagai konsep berpikir lainnya, misalnya design thinking, critical thinking, system thinking, dan lain-lain, yang mungkin sebenarnya sudah pernah Anda praktikkan dalam kehidupan Anda. International Society for Technology in Education (ISTE - https://www.iste.org/) dan



Computer



Science



Teachers



Association



(CSTA



-



https://www.csteachers.org/) berkolaborasi dengan para pimpinan perguruan



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



11



tinggi, industri, dan disdakmen untuk mengembangkan definisi operasional dari CT. ISTE dan CSTA melakukan survei dan berhasil mengumpulkan kurang lebih 700 respon dari guru-guru, peneliti, dan praktisi. Hal ini menunjukkan dukungan yang luar biasa untuk pembentukan definisi operasional CT. Berikut adalah definisi operasional yang didapatkan : CT adalah proses penyelesaian persoalan yang melibatkan (tapi tidak terbatas pada) karakteristik berikut:







Merumuskan



persoalan



dengan



cara



yang



memungkinkan



untuk



penggunaan komputer dan alat lain untuk membantu menyelesaikannya . ●



Mengorganisasikan dan menganalisis data secara logis.







Mengotomatiskan solusi melalui pemikiran algoritmik.







Mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang mungkin dengan tujuan mencapai kombinasi langkah dan sumber daya (resources) yang paling efisien dan efektif.







Menggeneralisasi dan mentransfer proses pemecahan persoalan ini ke berbagai persoalan lain.



Berdasarkan definisi operasional tersebut, dapat dilihat bahwa CT tidak terbatas pada abstraksi, algoritma, dekomposisi, dan pengenalan pola (AADP). Telah banyak ahli yang mendefinisikan implementasi definisi operasional CT sebagai konsep CT. Pada Topik CT dalam Problem Solving, CT dan Proyek, Integrasi CT dalam Mata Pelajaran, diberikan contoh-contoh implementasi konsep CT tersebut dalam topik yang dibahas.



d. Pembentukan Disposisi CT “Disposisi pembelajaran” atau dapat juga disebut “kebiasaan berpikir” mengacu pada cara di mana peserta didik terlibat dan berhubungan langsung dalam proses belajar. Disposisi pembelajaran mempengaruhi pendekatan pembelajaran peserta didik, dan oleh karena itu berpengaruh pula pada hasil belajar mereka. Disposisi pembelajaran dapat memajukan keterampilan, keterlibatan, dan pemahaman yang mendalam bagi peserta didik untuk hal yang sedang dipelajarinya.



12



|



PPG Pra Jabatan 2022



Pengembangan disposisi pembelajaran adalah hal yang sangat mendasar bagi siswa untuk mengembangkan kesadaran tentang cara mereka belajar dan membangun sikap belajar yang berguna bagi masa depan mereka. Terdapat tiga hal yang diperlukan untuk membentuk disposisi, yang digambarkan pada Gambar 1.1 (Project Zero, 2019).



Gambar 1.1: Elemen Pembentuk Disposisi Pembelajaran (Project Zero, 2019)







Kemampuan. Untuk pembentukan disposisi, tentu diperlukan kemampuan yang diperlukan pada bidang tertentu. Sebagai contoh, untuk membuat keputusan, diperlukan kemampuan untuk mempertimbangkan pro dan kontra untuk setiap pilihan yang ada.







Motivasi. Untuk dapat memikirkan suatu hal dengan serius, tidak cukup kemampuan saja, tapi diperlukan juga motivasi untuk menggunakan kemampuan tersebut. Sebagai contoh, untuk membuat keputusan, diperlukan motivasi untuk mau mempertimbangkan pro dan kontra untuk setiap pilihan yang ada.







Sensitivitas. Selain kemampuan dan motivasi, diperlukan juga sensitivitas akan saat yang tepat untuk menggunakan kemampuan berpikir tersebut. Sebagai contoh, untuk membuat keputusan, diperlukan kepekaan akan pentingnya pertimbangan pro dan kontra dari setiap pilihan yang ada.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



13



Secara singkat, disposisi dapat diartikan sebagai kesiagaan seseorang untuk mengaplikasikan sebuah konsep pada momen ketika konsep tersebut diperlukan. Disposisi tidak serta merta terbentuk, melainkan dihasilkan dari proses belajar selama bertahun-tahun. Demikian juga dengan pembentukan disposisi CT. CT perlu terus dilatih melalui pendekatan mengutak-atik (tinkering), berlatih menciptakan



sesuatu



(creating),



berusaha



mencari



akar



masalah



dan



memperbaiki kesalahan tersebut (debugging), bekerja sama (collaborating), dan memiliki sikap pantang menyerah (persevering) (Barefoot Computing, 2020). Melalui mata kuliah ini, Anda akan berlatih untuk mendisposisikan CT dalam aspek-aspek kehidupan Anda. Selain itu, mata kuliah ini dirancang agar Anda dapat berlatih mengintegrasikan CT dalam berbagai proyek agar Anda mendapatkan pengalaman aktual dalam CT. Melalui pengalaman dan refleksi, diharapkan Anda dapat mendisposisikan CT dalam berbagai bidang kehidupan Anda, termasuk di antaranya adalah dalam mata pelajaran yang Anda ajarkan kepada siswa/i Anda.



e. Apa yang Perlu Dilakukan untuk Dapat “Mengajar” CT atau Mengintegrasikan CT dalam Mata Pelajaran? Sebagai literasi, CT tidak dapat diajarkan hanya dengan pemaparan konsep, melainkan perlu dilatih seperti halnya membaca/menulis/berhitung, critical thinking, atau general capabilities/literasi lainnya. Untuk dapat melatih CT sebagai “literasi” dan diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran seperti kemampuan literasi lainnya, beberapa latihan yang pada umumnya digunakan adalah sebagai berikut, namun tidak terbatas kepada yang disebutkan di sini. Beberapa bidang lain mungkin membutuhkan metoda khusus. 1.



Menyelesaikan tantangan Bebras (Bebras, 2003).



2.



Menggunakan permainan atau aktivitas fisik.



3.



Melakukan analisis data.



4.



Menggunakan modeling dan simulasi.



5.



Menggunakan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.



14



|



PPG Pra Jabatan 2022



Seperti cara kita untuk berlatih CT, mengajarkan CT kepada siswa juga harus dilakukan dengan membiasakan siswa dengan CT. Bagi siswa SD, CT diinfus/diintegrasikan ke mata pelajaran. Pada Kurikulum Merdeka, CT terdapat pada mata pelajaran Informatika untuk jenjang SMP dan SMA. Tetapi hanya mengenal CT melalui mata pelajaran Informatika saat SMP dan SMA tidaklah cukup. Siswa juga perlu dibiasakan untuk terus menggunakan CT pada mata pelajaran lain dan pada kehidupan nyata seperti yang sudah dijelaskan pada bagian disposisi CT. CT “diajarkan” di kelas dengan cara ditularkan melalui cara berpikir guru saat menyelesaikan sebuah persoalan. Oleh karena itu, sebelum mengajarkan CT kepada siswa penting untuk guru memahami dan terbiasa menggunakan CT. Dengan demikian, guru dapat mengimplementasikan CT di dalam mata pelajarannya dan membiasakan siswa untuk menggunakan CT dalam kehidupan sehari-hari mereka.



2.3. Lembar Kerja 2.3.1



Lembar Kerja Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



1.



Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari CT?



2.



Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4



fondasi CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan pemahaman Anda!



2.3.2



Lembar



Kerja



Mahasiswa



(Dikumpulkan



sebagai



Penilaian



Partisipasi) 1.



Sampai saat ini, Anda sudah mendapatkan contoh-contoh implementasi



CT dalam kehidupan sehari-hari. Dalam contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat diterapkan dengan ataupun tanpa menggunakan “komputer”. Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



15



Tuliskanlah hal atau persoalan apa yang zaman sekarang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT!



2.



Tuliskan dan jelaskan minimal satu contoh penerapan untuk masing-



masing fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari! Contoh yang Anda berikan dapat mengandung lebih dari satu fondasi.



3. Ruang Kolaborasi Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



Dalam ruang kolaborasi, mahasiswa beraktivitas dalam kelompok untuk saling sharing, diskusi, tukar pendapat tentang pemahamannya terhadap CT. Kelompok terdiri dari 2-3 orang. Anggota kelompok tidak harus berasal dari jenjang (SD/SMP/SMA) dan mata pelajaran yang sama. Hasil diskusi dicatat dalam lembar kerja yang sudah disediakan. Hasil diskusi kelompok dapat berupa lembar kertas flipchart (hard copy) atau kolaborasi digital (Jamboard atau kakas lainnya). Satu kelompok cukup mengerjakan satu lembar kerja.



3.1.



Panduan Kerja Kelompok



1. Aktivitas: diskusi kelompok berdasarkan Lembar Kerja Mahasiswa (2.3.2). 2. Bahan diskusi: Lembar Kerja Mahasiswa (2.3.2). 3. Pertanyaan / Instruksi / Lembar Kerja : Tujuan diskusi: berbagi dan berdiskusi mengenai hasil refleksi pribadi yang sudah dilakukan pada bagian (2). Hasil diskusi dicatat oleh notulis.



16



|



PPG Pra Jabatan 2022



3.2.



Pokok Bahasan yang Didiskusikan



Setelah melakukan refleksi pribadi, saat ini bagikan dan diskusikan hasil refleksi pribadi Anda di dalam kelompok. Diskusikanlah hal-hal berikut ini : 1. Contoh-contoh penerapan fondasi CT yang sudah benar. 2. Contoh-contoh penerapan fondasi CT yang masih kurang tepat atau sebenarnya masih dapat digali lebih lanjut fondasi CT-nya. Contoh a.



: Anggota 1 menulis bahwa contoh dari algoritma adalah petunjuk memasak mie instan yang tertera pada bungkus mie instan. Jika seluruh anggota kelompok setuju dengan contoh tersebut, tuliskan contoh tersebut pada bagian “Jawaban yang sudah tepat” pada lembar kerja yang diberikan.



b.



Anggota 1 menulis bahwa contoh dari algoritma adalah menentukan rute perjalanan dari tempat A menuju tempat B di sebuah kota besar. Anggota 2 mengatakan bahwa dalam contoh pencarian rute, terdapat unsur pengenalan pola juga, yaitu mengenali pola tingkat kepadatan (kemacetan) lalu lintas jalan yang dilalui (untuk menghindari jalan yang macet). Jika terjadi diskusi seperti ini, tuliskan contoh tersebut pada bagian “Jawaban yang masih dapat ditelaah lebih lanjut” Catatan: jika terjadi diskusi seperti ini, bukan berarti jawaban yang diberikan oleh Anggota 1 adalah jawaban yang tidak berguna, karena kita dapat belajar dari jawaban yang masih kurang tepat juga.



3.3. 1.



Langkah-langkah Penjelasan Diskusi Mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. Anggota suatu kelompok tidak harus terdiri dari mahasiswa yang akan mengajar ada jenjang dan mata pelajaran yang sama. Keberagaman anggota kelompok akan membuat bahasan diskusi menjadi lebih beragam.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



17



2.



Jika dilakukan secara daring, mahasiswa menyepakati penggunaan media diskusi (Google Meet, Zoom, dll). Jika dilaksanakan secara luring, mahasiswa dipersilahkan untuk menentukan tempat diskusi.



3.



Mahasiswa mempelajari format lembar kerja yang perlu diisi oleh notulis berdasarkan hasil diskusi kelompok dan dikumpulkan. Nama/No. Kelompok: 1. No. Induk / Nama Mahasiswa :



2. 3.



Hasil Diskusi secara umum :



Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT. 1.







2.







3.







(silakan dilanjutkan) Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari. A. Jawaban yang sudah tepat 1.







2.







3.







(silakan dilanjutkan) B. Jawaban yang kurang tepat 1.







2.







3.







(silakan dilanjutkan)



4.



Notulis menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja kelompok ini.



5.



Selain lembar kerja sebagai laporan hasil diskusi, mahasiswa membuat juga slide/artefak presentasi dalam bentuk kertas yang disusun dengan



18



|



PPG Pra Jabatan 2022



kreatif agar dapat dipakai presentasi. Slide/artefak ini digunakan dalam demonstrasi kontekstual. Slide/artefak presentasi berisi hasil diskusi dan disiapkan untuk presentasi selama maksimal 10 menit. 6.



Mahasiswa mengumpulkan atau mengunggah lembar kerja dan slide presentasi kelompok sesuai petunjuk dosen.



4. Demonstrasi Kontekstual Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



Pada bagian ini, mahasiswa menunjukkan pemahaman dari hasil belajarnya dengan melakukan presentasi hasil diskusi pada ruang kolaborasi. Durasi presentasi adalah maksimal 10 menit untuk setiap kelompok. Kegiatan dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk berikut ini : 1.



Jika memungkinkan, maka setiap kelompok bisa mempresentasikan hasil diskusinya di depan seluruh peserta mata kuliah ini. Jika tidak memungkinkan, maka presentasi tidak harus dilakukan di hadapan seluruh peserta kuliah. Dua atau tiga kelompok dapat bergabung membentuk kelompok yang lebih besar. Dalam kelompok yang lebih besar tersebut, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.



2.



Kelompok yang tidak melakukan presentasi memberikan feedback atau pertanyaan untuk hasil presentasi kelompok tersebut. Feedback atau pertanyaan dari kelompok lain dicatat oleh notulis kelompok dalam format berikut ini. Nama/No. Kelompok: 1. No. Induk / Nama Mahasiswa:



2. 3.



Feedback/pertanyaan:



Tanggapan/solusi:



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



19



Kumpulkan lembar kerja untuk pemberian feedback pada LMS atau tempat pengumpulan yang disediakan oleh Anda!



5. Elaborasi Pemahaman Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Untuk mempertajam pemahaman Anda tentang CT, buatlah pertanyaanpertanyaan tentang konsep-konsep CT yang masih belum Anda pahami! Setelah itu, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya!



6. Koneksi Antar Materi Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda!



Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran, soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas.



20



|



PPG Pra Jabatan 2022



Aksi Nyata



7.



Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.



Aksi nyata pada modul ini bukan melaksanakan praktik pengajaran, melainkan membuat perencanaan untuk pengajaran di kelas kelak. 7.1 Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio) Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut! 1.



Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini ?



2.



Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?



3.



Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda?



4.



Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?



5.



Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika



ada,



tindakan



apa



yang



akan



Anda



lakukan



untuk



mengantisipasinya?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



21



7.2.



Portofolio Topik Pendalaman Pemahaman CT



Pada mata kuliah CT ini Anda diminta untuk membuat portofolio yang menggambarkan proses belajar yang Anda alami. Bentuk portofolio dapat berupa portofolio digital (misalnya blog) atau non-digital (misalnya menuliskan pada buku jurnal). Bentuk portofolio yang dipilih dapat disepakati di kelas. Pada masing-masing pertemuan kuliah, Anda akan diminta untuk membuat bagian-bagian kecil dari portofolio Anda, atau dapat dikatakan Anda menabung portofolio. Isi dari portofolio yang diharapkan antara lain data diri pembuat portofolio, daftar isi, pengetahuan dan pengalaman yang didapat, hasil refleksi, dan artefak (misalnya slide presentasi, laporan). Selain catatan atau artefak portofolio yang diminta dari setiap topik, Anda dapat menambahkan tabungan portofolio Anda jika Anda merasa ada catatan penting atau menarik yang ingin Anda cantumkan. Pada pertemuan terakhir perkuliahan (Topik 7), Anda akan diminta untuk merestrukturisasi tabungan portofolio menjadi bentuk yang layak dipamerkan sebagai pencapaian Anda dalam mata kuliah ini. Portofolio ini juga dapat menjadi bekal Anda pada saat Anda kelak menjalani profesi Anda sebagai seorang guru. Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik pendalaman CT adalah sebagai berikut: 1.



Hasil diskusi pada bagian Ruang Kolaborasi (dapat berupa slide



presentasi/laporan). 2.



Feedback yang diberikan kelompok lain pada saat Demonstrasi



Kontekstual.



3. Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata.



22



|



PPG Pra Jabatan 2022



Topik 2: CT dalam Kurikulum Durasi : 1 Pertemuan Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas. Capaian Pembelajaran



Alokasi Waktu



CPMK-03 Integrasi CT ke dalam berbagai bidang mata pelajaran dalam kurikulum. Sub-CPMK CPMK-03-01 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam



[TM: 2x50”]



kurikulum Indonesia dan kaitannya dengan Informatika dan



[BT: 2x60”; BM: 2x60“]



CP BK dari K1 s.d. K12 (S1, KU1, KK1). CPMK-03-02 Menjelaskan posisi dan peran CT dalam tatanan global (framework, literacy) (S1, KU1, KK1).



Pada modul CT dalam Kurikulum ini mahasiswa mempelajari CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global. Mahasiswa akan menelaah Capaian Pembelajaran CT pada setiap fase dengan terperinci.



1. Mulai Dari Diri Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



1.1. Latar Belakang CT adalah literasi baru yang masuk dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai literasi “baru”, tidak semua pihak sudah memahami mengenai Capaian Pembelajaran (CP) CT yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Untuk dapat memahami CP CT, diperlukan pemaknaan terhadap setiap istilah yang terdapat pada CP tersebut. Pada modul ini juga akan dibahas mengenai peningkatan CP CT pada masingmasing jenjang. Selain itu, kita perlu mengetahui bahwa sudah ada beberapa negara yang terlebih dahulu mengupayakan CT di dalam kurikulumnya. Hal tersebut akan dibahas agar kita dapat belajar dari penelitian dan pengalamanpengalaman terkait implementasi CT dalam kurikulum di negara lain.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



23



1.2. Persiapan Sebelum Kuliah Tatap Muka Dosen menugaskan mahasiswa untuk membaca beberapa bahan bacaan. Bahan bacaan terdiri dari dua jenis, yaitu bacaan wajib yang perlu dibaca oleh seluruh mahasiswa dan bacaan yang ditugaskan oleh dosen. Masing-masing mahasiswa mendapatkan tugas untuk membaca salah satu dari tiga makalah yang terdapat pada bagian “Bacaan yang Diatur Penugasannya oleh Dosen”. Tujuan dari melakukan pembagian tugas membaca referensi ini ada 2, yaitu : (1) Agar mahasiswa tidak terlalu banyak beban membaca materi sebelum perkuliahan sehingga dapat lebih fokus membaca bahan seputar CT dalam kurikulum di Indonesia dan. (2) Agar mahasiswa dapat saling berbagi intisari dari makalah yang dibacanya di kelas belajar dari sesama peserta mata kuliah ini). Tautan lengkap dari masing-masing materi yang perlu dibaca, dapat dilihat pada bagian referensi dari modul ini. 1.2.1. Bacaan Wajib -



Kebijakan Kurikulum untuk Membantu Pemulihan Pembelajaran., Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021).



-



Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SMPLB, dan SMALB pada Program Sekolah Penggerak (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, 2021), halaman 230-241.



-



Computational Thinking dalam Kurikulum Prototipe 2022-2024 (Bagian 1) (Liem, 2021).



-



Computational Thinking dalam Kurikulum Prototipe 2022-2024 (Bagian 2) (Liem, 2021).



24



|



PPG Pra Jabatan 2022



1.2.2. Bacaan yang Diatur Penugasannya oleh Dosen -



“Bringing Computational Thinking to K-12: What is Involved and What is the Role of the Computer Science Education Community?” (Barr & Stephenson, 2011).



-



“Defining Computational Thinking for Mathematics and Science Classrooms” (Weintrop et al., 2016).



-



“A Pedagogical Framework for Computational Thinking” (Kotsopoulos et al., 2017).



Dosen juga boleh menambah bahan bacaan terkait CT yang erat kaitannya dengan konteks mahasiswa. 1.2.3. Pertanyaan Reflektif (pertanyaan diskusi di kelas) Jawablah pertanyaan berikut! Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar : Pertanyaan Refleksi



Respon



Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka? Karena CT berada dalam kurikulum, CT dipandang sebagai sesuatu yang perlu dipelajari oleh peserta didik. Menurut Anda, mengapa CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri? Pada saat Anda membaca referensi-referensi yang ditugaskan oleh dosen Anda, bagian mana yang: ●



Paling menarik untuk Anda? Mengapa?







Paling sulit untuk diajarkan? Mengapa?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



25



2. Eksplorasi Konsep Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



2.1. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran pada bagian ini adalah dengan flipped learning. Mahasiswa diminta untuk mempelajari materi sebelum pertemuan kuliah dan membuat ringkasan dari materi-materi tersebut. Materi ini terkait kurikulum CT dalam Kurikulum Merdeka dan beberapa makalah mengenai posisi CT dalam tatanan global. Mahasiswa diajak untuk mempelajari dan memahami CP CT secara rinci. Selain itu, mahasiswa diajak untuk menyadari bahwa ada negaranegara lain yang sudah terlebih dahulu mengintegrasikan CT pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah.



2.2. Paparan Konsep Pada bagian ini, Anda akan mempelajari mengenai CT dalam Kurikulum Merdeka dan CT dalam tatanan global. Paparan konsep dapat dibaca secara mandiri oleh mahasiswa atau dipaparkan oleh dosen . a. CT dalam Kurikulum Merdeka Dari materi pertemuan ke-1 dan 2, Anda telah mengetahui bahwa CT diusung menjadi literasi yang baru di Indonesia. Kebijakan ini sejalan dengan pernyataan Jeanette M. Wing dalam (Wing, 2006) bahwa CT adalah keterampilan yang diperlukan oleh semua orang, tidak terbatas pada computer scientist. CT adalah literasi berpikir. Dalam slide presentasi “Kebijakan Kurikulum untuk



Membantu Pemulihan



Pembelajaran”



Asesmen



(Badan



Standar,



Kurikulum,



dan



Pendidikan



Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021), diberikan Karakteristik Kurikulum Merdeka untuk masing-masing jenjang yang ditampilkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1: Karakteristik Kurikulum Merdeka di Setiap Jenjang Pendidikan



26



|



PPG Pra Jabatan 2022



(Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021).



Pada Gambar 2.1, dituliskan secara eksplisit mengenai CT dalam kurikulum SD dan SMP. Dalam kurikulum SD, CT diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS. Untuk jenjang SMP dan SMA, CT secara eksplisit terdapat pada mata pelajaran Informatika. Namun, karena CT adalah literasi berpikir yang perlu dilatih secara terus-menerus, maka tidak cukup hanya dilatih pada mata pelajaran Informatika. CT sangat disarankan diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran lain. Integrasi CT dalam mata pelajaran selain Informatika dibahas pada Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran. b. CT dalam Mata Pelajaran Informatika Definisi Informatika berikut ini diambil dari Buku Informatika untuk SMP Kelas VII (Wijanto et al., 2021). Informatika adalah bidang ilmu mengenai studi, perancangan, dan pembuatan sistem komputasi, serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar perancangan tersebut. Komputasi adalah ilmu yang berkaitan dengan pemodelan matematika dan penggunaan komputer untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sains. Istilah Informatika sepadan dengan istilah dalam bahasa Inggris informatics, computing, atau computer science.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



27



Gambar 2.2: Pilar Pengetahuan Informatika (Wijanto et al., 2021)



Dari Gambar 2.2, dapat dilihat bahwa CT atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Berpikir Komputasional, menjadi landasan berpikir untuk belajar Informatika. Dengan demikian, mata pelajaran Informatika menjadi berbeda dengan mata pelajaran TIK yang sempat ada dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Mata pelajaran Informatika lebih menekankan mengenai kecakapan untuk menyelesaikan persoalan (problem solving), baik dengan komputer maupun tanpa komputer. Sedangkan mata pelajaran TIK cenderung bertitik berat pada mempelajari teknologi atau kakas pada komputer. Pada Tabel 2.1 diberikan Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase A-F berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, SMALB pada Program Sekolah Penggerak (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, 2021). Jika diperhatikan CP pada Tabel 2.1, terdapat keserupaan CP pada fase-fase yang diberikan, namun pada setiap kenaikan fase, diberikan persoalan atau problem dengan kompleksitas yang semakin meningkat, untuk objek mulai konkrit sampai dengan “abstrak”.



28



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tabel 2.1: Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase A sampai dengan F Fase



Capaian Pembelajaran CT



Fase A



Pada akhir fase A, peserta didik mampu menerapkan berpikir



(Umumnya



komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari yang



untuk kelas I



dialami dengan mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah,



dan II SD)



mengelompokkan, dan mengurutkan objek konkrit. Pada akhir fase B, peserta didik mampu menerapkan berpikir



Fase B



komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan



(Umumnya



membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan



untuk kelas



mengurutkan himpunan data kecil hasil abstraksi benda konkrit



III dan IV SD)



menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi dengan memanfaatkan perkakas yang disediakan. Pada akhir fase C, peserta didik mampu menerapkan berpikir



Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD)



komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan membandingkan, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data hasil abstraksi benda konkrit yang lebih banyak dan kompleks dengan menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan lebih banyak alternatif solusi yang mengintegrasikan berpikir komputasional dalam memanfaatkan perkakas yang digunakannya.



Fase D



Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir



(Umumnya



komputasional untuk menghasilkan beberapa solusi dari persoalan



untuk kelas



dengan data diskrit bervolume kecil serta mendisposisikan berpikir



VII, VIII dan



komputasional dalam bidang lain terutama dalam literasi, numerasi,



IX SMP)



dan literasi sains (computationally literate).



Fase E



Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi



(Umumnya



algoritmik standar pada kehidupan sehari-hari maupun



untuk kelas X



implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan



SMA)



beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar.



Fase F



Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa



(Umumnya



strategi algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif



untuk kelas



solusi untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi,



XI dan XII



kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



29



SMA)



memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.



Pada bagian berikutnya (bagian A) diberikan contoh aktivitas-aktivitas yang dapat menggambarkan peningkatan kompleksitas yang terdapat pada CP CT pada mata pelajaran Informatika Fase D dan E (pada saat modul ini ditulis, buku Informatika yang sudah diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah buku untuk fase D dan E). Selain itu, diberikan pula contoh aktivitas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan CP CT untuk Fase A-C (pada bagian B). Fase D dan E dibahas terlebih dahulu sebelum fase A-C, karena pada fase D dan E, CP CT tertulis secara eksplisit sebagai bagian dari CP Mata Pelajaran Informatika. Diharapkan, dengan contoh-contoh yang diberikan, guru setiap mata pelajaran dapat mengasosiasikan contoh tersebut dengan CP mata pelajarannya masingmasing. Contoh Integrasi CT dengan mata pelajaran selain informatika untuk fase D-F dapat dilihat pada Topik 6: Integrasi CT dalam Mata pelajaran. 1.



Contoh Aktivitas pada Mata Pelajaran Informatika untuk Fase D dan E Pada bagian ini, diberikan dua contoh aktivitas yaitu aktivitas dari kelas VIII



untuk fase D dan aktivitas dari kelas X untuk fase E. Kedua aktivitas tersebut diambil dari buku Mata Pelajaran Informatika kelas VIII (Natali et al., 2021) dan buku Mata Pelajaran Informatika kelas X (Mushtofa et al., 2021). Setelah contoh dua aktivitas tersebut, akan dijelaskan mengenai hasil implementasi peningkatan CP CT pada dua fase tersebut.



30



|



PPG Pra Jabatan 2022



a. Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII dan IX SMP) Contoh soal Mata Pelajaran Informatika kelas VIII diberikan pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.



Gambar 2.3: Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 1 (Natali et al., 2021)



Gambar 2.4: Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas VIII - Bagian 2 (Natali et al., 2021)



b.



Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA) Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



31



Contoh soal Mata Pelajaran Informatika kelas X diberikan pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6







Gambar 2.5: Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas X - Bagian 1 (Mushtofa et al., 2021)



Gambar 2.6: Contoh Soal Mata Pelajaran Informatika Kelas X - Bagian 2 (Mushtofa et al., 2021)



c.



32



Pembahasan Contoh Aktivitas CT Fase D dan E



|



PPG Pra Jabatan 2022



Kedua contoh aktivitas yang diberikan pada Aktivitas BK-K8-08-U (Gambar 2.3 dan Gambar 2.4) dan BK-K10-04-U (Gambar 2.5 dan Gambar 2.6) melibatkan data diskrit yang disimpan dengan struktur data stack (tumpukan). Anda dapat membaca penjelasan singkat mengenai struktur data stack pada Buku Panduan Guru Informatika kelas VIII (Ayub et al., 2021) dan Buku Panduan Guru Informatika Kelas X (Wahyono et al., 2021) , yaitu pada pembahasan kedua aktivitas tersebut. Pada struktur data stack, terdapat beberapa operasi dasar, yaitu memasukkan elemen ke dalam stack, mengeluarkan elemen dari dalam stack, melihat elemen yang berada pada posisi paling atas, dan memeriksa apakah sebuah stack kosong atau tidak (GeeksForGeeks, 2022). Pada aktivitas kelas VIII, struktur data stack diberikan sebagai aktivitas tanpa membahas istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan operasi dasar stack. Pada aktivitas kelas X (Mushtofa et al., 2021), siswa sudah diperkenalkan dan mensimulasikan operasi dasar stack, yaitu push (operasi memasukkan elemen ke dalam stack) dan pop (operasi mengeluarkan elemen dari stack). Dengan mengenal operasi-operasi dasar stack, siswa seharusnya sudah lebih siap untuk mengimplementasikan struktur data tersebut menjadi sebuah program komputer. Salah satu unsur pembeda CP CT pada fase D dan E (Tabel 2.1) adalah kesiapan strategi algoritma untuk diimplementasikan dalam sistem komputer. Dengan demikian, dapat dilihat contoh implementasi perbedaan CP fase D dan E pada Mata Pelajaran Informatika. 2.



Contoh Integrasi CP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan CT untuk Fase A-C



Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat elemen kemampuan bahasa,



yaitu



menyimak,



membaca



dan



memirsa,



berbicara



dan



mempresentasikan, menulis. CP untuk masing-masing fase pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada “Dokumen Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, dan SMALB pada Program Sekolah Penggerak” (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, 2021).



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



33



1.



Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)



Proses Pembelajaran Alat dan bahan: 6-10 kertas berwarna yang terdiri dari 2 warna berbeda. Jumlah masing-masing warna harus sama. i. Guru memilih 6-10 orang siswa yang terdiri dari 2 kategori kelompok, misalnya 3 siswa pria dan 3 siswa wanita, atau 3 siswa berkacamata dan 3 siswa tidak berkacamata. Guru boleh menentukan berdasarkan kriteria lain. ii. Guru meminta seluruh siswa yang dipilih berjajar di depan kelas, posisi siswa tidak terurut berdasarkan apapun. iii. Guru dapat memberikan penjelasan dan pertanyaan secara lisan. Contoh: Guru mengatakan bahwa ia akan membagikan kertas putih kepada para siswi dan kertas hitam kepada para siswa. Guru akan memberikan kertas dimulai dari siswa yang bertubuh paling tinggi, kemudian siswa yang memiliki tinggi badan tertinggi ke-2, dst. Lalu guru dapat bertanya beberapa pertanyaan yang menyangkut pengelompokan siswa dan urutan tinggi badan. Misalnya: - Jika seluruh kertas hitam dibagikan terlebih dahulu, baru kemudian dibagikan kertas putih, siapa yang akan mendapatkan kertas pada urutan ke-5? - Jika kertas akan dibagikan dengan aturan tinggi badan saja, tanpa memperhatikan kategori pria dan wanita, siapa yang akan mendapatkan kertas pada urutan ke-5? Aktivitas ini dapat diperagakan di kelas dan dilakukan pembahasan mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan guru.



Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase A



34



|



PPG Pra Jabatan 2022



Setidaknya, aktivitas ini berkaitan dengan dua elemen CP Bahasa Indonesia, yaitu: -



Elemen menyimak: saat siswa menyimak penjelasan dan pertanyaan guru yang diberikan secara lisan.



-



Elemen berbicara dan mempresentasikan: terjadi pada saat siswa dan guru membahas jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru. Siswa dapat mengungkapkan jalan pikirannya yang mendasari jawaban yang diberikan. Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Informatika Fase A



Pada aktivitas ini, siswa berlatih untuk mengidentifikasi atribut tinggi badan dan gender dari rekan yang menjadi peraga, membandingkan tinggi badan temantemannya, mengelompokkan berdasarkan kategori tertentu (dalam kasus ini adalah gender) yang merupakan objek konkrit yang adalah sesama siswa, 2.



Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Proses Pembelajaran



Guru dapat meminta siswa membaca artikel atau cerpen yang mengandung kronologi



peristiwa.



Guru



kemudian



mengajukan



pertanyaan



terkait



pengidentifikasian unsur-unsur dalam cerita, misalnya tokoh, waktu, lokasi. Guru menyediakan potongan-potongan kertas yang berisikan tulisan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam artikel atau cerpen tersebut dan siswa diminta untuk mengurutkan potongan-potongan kertas berdasarkan artikel yang sudah dibaca olehnya. Kompleksitas artikel/cerpen yang dipilih dapat disesuaikan oleh guru. Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase B Setidaknya, aktivitas ini berkaitan dengan dua elemen CP Bahasa Indonesia, yaitu: -



Elemen membaca dan memirsa: saat siswa menggali ide pokok dan pendukung pada teks informasional.



-



Elemen berbicara dan mempresentasikan: saat siswa menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca, walau dengan cara menyusun potongan kertas kronologi peristiwa.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



35



Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Informatika Fase B Pada materi ini, siswa berlatih mengurutkan data (informasi) berdasarkan kesesuaiannya dengan pemahaman yang didapat dari membaca narasi. Selain itu, siswa berlatih mengabstraksi artikel yang dibaca, yaitu dengan memperhatikan informasi-informasi penting yang diharapkan dalam pertanyaan yang diajukan guru. 3.



Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD)



Proses Pembelajaran Guru dapat meminta siswa membaca artikel, cerpen, atau buku dan meminta siswa membuat ringkasan dari bahan bacaan yang dipilih. Guru tidak langsung memberi tahu kepada siswa komponen apa saja yang perlu ada dalam ringkasan bacaan. Guru memberikan contoh beberapa ringkasan bacaan sejenis dan meminta siswa untuk mengenali komponen-komponen yang ada pada ringkasan tersebut. Guru dapat membahas hasil eksplorasi komponen ringkasan bacaan dan kemudian meminta siswa untuk menuliskan ringkasan dari bahan bacaan yang dipilih. Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C Setidaknya, aktivitas ini berkaitan dengan dua elemen CP Bahasa Indonesia, yaitu: -



Elemen membaca dan memirsa: saat siswa memahami ide pokok dan pendukung pada teks informasional.



-



Elemen menulis: terjadi pada saat siswa menulis ringkasan cerita (teks eksplanasi) dengan kaidah kebahasaan yang diajarkan, dan sesuai urutan dan sistematika yang ditentukan.



Pembahasan: Kaitan dengan CP mata pelajaran Informatika Fase C Siswa berlatih mengabstraksi komponen-komponen yang terdapat dalam ringkasan tulisan. Dalam menulis ringkasan, siswa memilah informasi yang ada pada bahan bacaan menjadi kelompok informasi utama yang perlu disajikan pada ringkasan tulisan atau informasi yang tidak perlu ada pada ringkasan tersebut.



36



|



PPG Pra Jabatan 2022



c. CT dalam Tatanan Global Cukup banyak pihak dari berbagai negara yang menyadari pentingnya CT dan mengupayakan integrasi CT dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah atau kurikulum untuk kelas I sampai kelas XII. Beberapa pihak meneliti mengenai CT dalam pemrograman. Selain itu, semakin banyak pihak yang menyadari bahwa CT dapat dimanfaatkan untuk bidang-bidang lain selain Informatika. Dalam (Weintrop et al., 2016), dikatakan bahwa Computer Science Teacher Association (CSTA) menilai bahwa pembelajaran CT membuat siswa dapat mengkonsepkan, menganalisis, dan menyelesaikan persoalan kompleks dengan memilih dan mengaplikasikan strategi-strategi dan kakas-kakas baik baik secara virtual maupun dalam dunia nyata.



Pada makalah tersebut juga dinyatakan



himpunan awal dari keterampilan CT yang merupakan pengembangan 4 fondasi CT, yaitu: 1. Kemampuan menghadapi open-ended problem. 2. Kegigihan dalam mengatasi persoalan yang menantang. 3. Kepercayaan diri dalam menghadapi kompleksitas. 4. Mampu mempresentasikan ide-ide dengan cara komputasional yang bermakna. 5. Mampu membagi-bagi persoalan yang besar menjadi beberapa subpersoalan yang lebih kecil. 6. Membuat abstraksi dari aspek-aspek dalam persoalan yang sedang dihadapi. 7. Membingkai/menstrukturkan ulang persoalan menjadi persoalan yang dapat dikenali. 8. Menilai kekuatan/kelemahan representasi data/sistem representasi. 9. Menghasilkan solusi dalam bentuk algoritma. 10.



Mengenali dan mengatasi ambiguitas dalam algoritma.



Dalam bidang sains dan matematika, terdapat kesamaan fitur dalam dalam problem solving dan pendekatan untuk penyelidikan/pengamatan untuk suatu hal,



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



37



yaitu data. Dalam bidang sains dan matematika, CT dapat diintegrasikan melalui analisis data, modeling, dan simulasi. Valerie Barr and Chris Stephenson dalam (Barr & Stephenson, 2011) mengupayakan pembuatan framework dan panduan untuk mengintegrasikan CT dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya dalam bidang pelajaran ilmu komputer, matematika, sains, pendidikan sosial, bahasa dan seni. Dalam framework tersebut, diberikan contoh-contoh peran CT dalam masingmasing bidang tersebut. Untuk lengkapnya, framework tersebut dapat dilihat pada Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran. Dalam bidang pedagogi, (Kotsopoulos et al., 2017) mendefinisikan Computational Thinking Pedagogical Framework (CTPF) yang didasarkan pada pengalaman belajar. CTPF diberikan pada Gambar 2.7.



Gambar 2.7: Empat Pengalaman Pedagogik (Kotsopoulos et al., 2017)



Berikut adalah penjelasan singkat terkait Gambar 2.7. 1. Unplugged. Pengalaman unplugged berfokus pada aktivitas CT yang diimplementasikan tanpa menggunakan komputer. Hambatan seperti belajar bahasa pemrograman komputer atau akses terbatas ke komputer dapat dihindari, terutama untuk pemula dan siswa yang masih muda. Pengalaman ini adalah pengalaman yang sering kali menjadi pengalaman pertama dan mendasar dalam mempelajari CT karena dapat dikatakan sebagai yang paling sedikit memerlukan pengetahuan kognitif dan pengetahuan teknis.



38



|



PPG Pra Jabatan 2022



2. Tinkering. Tinkering dalam bahasa Indonesia berarti “mengutak-atik”. Pengalaman mengutak-atik terutama melibatkan membongkar sesuatu dan terlibat dalam perubahan dan/atau modifikasi pada objek yang ada. Objek tersebut dapat berupa lego, teka-teki, simulasi digital atau elektronik, kode pemrograman, dan lain sebagainya. Selama mengutak-atik, siswa tidak mengkonstruksi



suatu



objek,



mengeksplorasi



perubahan



digital



pada



atau



objek



sebaliknya,



yang



ada



dan



melainkan kemudian



mempertimbangkan implikasi dari perubahan tersebut. 3. Making artinya berkarya, membuat sesuatu. Dalam pengalaman membuat sesuatu, siswa dituntut untuk menganalisis permasalahan, memecahkan persoalan, membuat rencana, memilih alat, merefleksikan, berkomunikasi, dan membuat koneksi antar konsep. Seringkali pembuatan sesuatu melibatkan praktik seperti pembuatan prototipe dan pengujian. Pengetahuan dan pemahaman yang dikembangkan dalam pengalaman pedagogis ini dapat melibatkan pengembangan keterampilan dasar tetapi sebagian besar, menggunakan keterampilan dasar yang telah dimiliki. Siswa berkesempatan untuk belajar saat mereka membuat sesuatu, membagikan apa yang mereka lakukan, apa yang telah mereka buat, dan bagaimana mereka membuatnya. 4. Remixing. Pengalaman remixing mengacu pada pemanfaatan objek atau komponen objek untuk digunakan dalam objek lain atau untuk tujuan lain. Pengalaman



ini



melibatkan



suatu



objek



dan



memodifikasi



atau



mengadaptasinya dalam beberapa cara dan/atau menyematkannya di dalam objek lain untuk tujuan yang berbeda secara substansial. Remixing membutuhkan tingkat kemahiran yang signifikan untuk mengidentifikasi objek yang dapat digunakan dan kemudian mengadaptasi dan memodifikasinya agar sesuai dengan tujuan baru. Tugas ini adalah tugas yang paling menuntut kemampuan kognitif dan menunjukkan kemajuan substansial di sepanjang zona perkembangan proksimal. Pembelajaran yang didapat dari pengalaman unplugged, tinkering, making, dan remixing ini perlu dilatih terus menerus. Jika ingin menggunakan objek abstrak, untuk siswa berusia muda, dapat dilatih dengan lab virtual atau pemrograman blok (misalnya Scratch dan Blockly)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



39



Penelitian-penelitian yang dibahas pada modul ini adalah contoh dari berbagai negara yang memandang CT adalah literasi yang dapat membantu pendidikan dasar dan menengah, dan merupakan generic skill yang dapat diintegrasikan untuk berbagai bidang pelajaran.



2.3. Lembar Kerja Reflektif individual (pertanyaan diskusi di kelas) 1.



Bacalah lagi dengan seksama CP CT (Tabel 2.1) pada fase yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan Anda ampu sebagai seorang guru. Jawablah salah satu dari pertanyaan reflektif berikut: a.



Bagi calon guru kelas I sampai VI. Ceritakan dengan kata-kata



Anda sendiri terkait peningkatan capaian yang ada pada fase A sampai C. Apakah Anda dapat melihat peningkatan capaian dari fase A-C? Jelaskan jawaban Anda!



b. Bagi calon guru kelas VII-XII. Bacalah kembali dengan seksama CP pada fase yang akan Anda ampu. Apakah ada istilah-istilah atau kata-kata yang belum Anda pahami pada CP tersebut? Tuliskan kata-kata yang belum Anda pahami pada kotak berikut. Anda juga boleh menuliskan istilahistilah yang menurut And



c. a menarik untuk dipelajari lebih lanjut.



2.



Menurut Anda, bagaimana posisi CT di Indonesia jika dibandingkan keberadaannya di beberapa negara lain yang sudah berupaya terlebih dahulu untuk memasukkan CT ke dalam kurikulumnya?



40



|



PPG Pra Jabatan 2022



2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, penilaian partisipasi) Mahasiswa memilih salah satu dari tugas berikut sesuai fase yang akan diampu ketika mengajar. a. Untuk calon guru yang akan mengampu fase A-C. Pada Lembar Kerja Reflektif Individual, Anda telah mencoba menelaah peningkatan CP CT pada fase A-C. Tuliskan hasil yang Anda dapat dari menelaah CP CT fase A-C pada lembar kerja berikut. Nama/NIM Fase (A/B/C/D/E/F) Tuliskan kata-kata kunci yang membedakan masing-masing fase: Fase A: Fase B: Fase C:



Setelah memperhatikan dengan lebih seksama kata kunci pembeda pada tiap Fase, tuliskan peningkatan kompleksitas capaian fase A-C:



b. Untuk calon guru yang akan mengampu fase D-F. Dalam CP CT (Tabel 2.1) terdapat beberapa istilah teknis yang belum tentu diketahui oleh semua orang. Setelah membaca dengan seksama CP CT untuk fase yang akan Anda ampu dan menuliskan kata-kata yang masih belum diketahui maknanya, saat ini carilah arti dari kata-kata tersebut dalam kamus atau tesaurus dan tuliskan pada lembar kerja mahasiswa ini. (Catatan: ada beberapa istilah pada CP yang diambil dari bidang Informatika.)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



41



Nama/NIM Fase (A/B/C/D/E/F)



CP



Kata-kata atau istilah yang belum diketahui maknanya



Makna yang didapat setelah mencari tahu lebih lanjut mengenai kata/istilah tersebut:



1.







1.







2.







2.







3.







3.















Tuliskan pemaknaan mengenai CP tersebut setelah Anda memahami setiap istilah yang terdapat pada CT tersebut:



3. Ruang Kolaborasi Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



3.1. Mekanisme Pembagian Kelompok Mahasiswa membentuk kelompok dengan anggota 2-3 orang. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan fase (A,B,C,D,E,F) yang akan diampu oleh mahasiswa pada saat mengajar. Jika tidak dimungkinkan untuk membagi kelompok sesuai fase, pembagian kelompok dapat disesuaikan dengan jenjang yang diampu oleh guru, yaitu calon guru SD berkelompok dengan calon guru SD, calon guru SMP berkelompok dengan calon guru SMP, dan calon guru SMA berkelompok dengan calon guru SMA. Mata pelajaran yang akan diampu oleh calon guru tidak mempengaruhi pembagian kelompok. Sedapat mungkin, minimal dalam satu kelas ada 6 kelompok agar setiap fase terbahas dengan detail melalui eksplorasi konsep dan diskusi kelompok. Jika terdapat kondisi tidak ideal, misalnya jumlah kelompok kurang dari 6 kelompok



42



|



PPG Pra Jabatan 2022



atau ada fase tertentu yang tidak ada mahasiswanya, dosen dapat mengatur agar setiap fase minimal dibahas oleh satu kelompok. Pada kondisi kurang ideal ini, masing-masing kelompok dapat membahas CP CT yang berasal dari 2 atau lebih fase yang berbeda.



3.2. Materi Diskusi Kelompok Setelah mempelajari dengan lebih seksama mengenai makna CP pada fase yang akan Anda ampu, tentunya Anda mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai CP tersebut. Selanjutnya lakukanlah diskusi kelompok. Kelompok Anda dapat memilih salah satu dari dua pertanyaan ini untuk didiskusikan. a.



Untuk guru kelas I sampai VI Diskusikan pemahaman Anda terkait keunikan CP CT untuk masing-masing fase A, B, dan C. Diskusikan juga terkait peningkatan kompleksitas CP tersebut untuk masing-masing fase. Tuliskan dalam format lembar kerja yang sama dengan Lembar Kerja Mahasiswa pada 2.4.



b.



Untuk guru kelas VII sampai XII Diskusikan istilah-istilah yang sebelumnya belum dipahami dan makna yang didapat setelah mempelajari lebih lanjut mengenai istilah tersebut. Jika terdapat satu istilah yang dimaknai berbeda oleh anggota kelompok, carilah informasi lebih lanjut mengenai istilah tersebut atau Anda dapat menanyakan kepada dosen. Tuliskan juga pemaknaan untuk CP setelah mempelajari setiap istilah dengan lebih seksama.



Pilihlah satu anggota kelompok untuk menjadi notulis dan menuliskan hasil diskusi pada Lembar Kerja berikut: Nama/NIM anggota 1: Nama/NIM anggota 2: Nama/NIM anggota 3: Fase (A/B/C/D/E/F)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



43



CP



Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok: 1.







2.







3.







Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok. Diskusikan lebih lanjut tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep pada saat eksplorasi konsep! 1.







2.







3.







Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman bersama seluruh anggota kelompok!



4. Demonstrasi Kontekstual Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Tujuan dari presentasi ini adalah agar mahasiswa dapat saling memperkaya pemahaman akan CP CT. Mahasiswa memahami makna CP untuk masing-masing fase berdasarkan hasil kerja setiap kelompok yang ada di kelas. Saat mendengarkan presentasi dari kelompok lain, masing-masing mahasiswa dapat membuat catatan pada lembar kerja (individual) berikut. Lembar kerja ini dikumpulkan di LMS. Nama/NIM: Fase



44



|



Istilah yang baru diketahui



PPG Pra Jabatan 2022



Makna dari istilah



maknanya



Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT pada fase yang berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok! Fase



Pemaknaan CP



5. Elaborasi Pemahaman Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Berdasarkan pemahaman mahasiswa terkait CP CT yang mengacu pada Lembar Kerja pada Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, dan Demonstrasi Kontekstual, dosen dapat meluruskan pemahaman mahasiswa yang kurang tepat atau mengkoreksi pemahaman yang salah terkait CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global. Jika masih ada pertanyaan seputar CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global,



tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu,



diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya!



6. Koneksi Antar Materi Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



45



Anda telah mempelajari dengan lebih mendalam mengenai CP CT untuk fase AF. Tuliskan kaitan antara CP mata pelajaran yang Anda ampu dengan CP CT untuk fase yang akan Anda ampu!



7. Aksi Nyata Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.



7.1. Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dan tuliskan hasilnya sebagai bagian dari portofolio akhir untuk mata kuliah ini! 1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT dalam pertemuan kuliah ini?



2. Tuliskan pengetahuan-pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari pertemuan ini.



7.2. Portofolio Topik CT dalam Kurikulum Seluruh lembar kerja dan pertanyaan reflektif pada topik ini, dapat Anda rangkum dan restrukturisasi pada saat penyusunan portofolio (pertemuan terakhir kuliah).



46



|



PPG Pra Jabatan 2022



Topik 3: CT dalam Problem Solving Durasi : 4 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul) Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas. Capaian Pembelajaran



Alokasi Waktu



CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem solving dengan 4 fondasi CT mulai memahami permasalahan, menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, optimal). Sub-CPMK CPMK-04.01 Menerapkan CT dalam problem solving secara



[TM: 4x(2x50”)] [BT: 4x(2x60”); BM: 4x(2x60”)]



umum (KU1, KU2, KK1). CPMK-04.02 Penerapan strategi integrasi CT dalam Bidang literasi membaca, numerasi, sains, finansial (KU1, KU2, KK1).



Pada topik ini, Anda akan belajar menerapkan CT untuk melakukan problem solving. Topik 3 terdiri dari 4 subtopik dengan 3 subtopik wajib dan 1 subtopik pengayaan. Detail pemilihan subtopik yang akan dibahas dapat dibaca pada petunjuk teknis. Hasil akhir yang diharapkan dari topik ini adalah sebagai berikut: 1. Contoh alur penyelesaian masalah dengan menerapkan CT untuk soal Tantangan Bebras dan soal tes PISA/AKM. 2. Alur penyelesaian masalah dengan menerapkan CT secara umum. Subtopik 1: Menyelesaikan Persoalan Sehari-hari dengan CT Pada subtopik ini, Anda akan mencoba menyelesaikan persoalan sederhana dengan CT. Selain menemukan penyelesaiannya, Anda juga akan belajar menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara berpikir saat Anda menyelesaikan soal.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



47



1. Mulai Dari Diri Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Tujuan dari bagian ini adalah menggali pengetahuan dan pengalaman Anda terhadap soal yang menguji kemampuan CT, salah satu contohnya adalah soal Tantangan Bebras (Bebras Challenge). Jika Anda belum pernah mengetahui Tantangan Bebras sebelumnya, bukalah https://bebras.or.id/v3/contoh-soal/ dan pelajari contoh-contoh soal yang disediakan pada situs tersebut.



1.1. Latar Belakang CT dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Salah satu cara untuk melatih CT adalah dengan mencoba menyelesaikan persoalan pada kehidupan sehari-hari yang sederhana. Ada banyak sumber yang menyediakan contoh-contoh persoalan sederhana yang dapat digunakan untuk berlatih CT, salah satunya adalah dengan mencoba soal-soal pada Tantangan Bebras.



1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) Jawablah pertanyaan berikut! Pertanyaan reflektif



Respon



Pernahkah Anda mengerjakan soal Bebras sebelum masuk ke Topik 3? Apa pendapat Anda mengenai soal Bebras? Latihan CT apa saja yang pernah Anda kerjakan selain soal Bebras? Apa nama situs/sumber Anda mengerjakan latihan CT? Pernahkah Anda mendapat informasi mengenai Tantangan Bebras? Pernahkah Anda membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan CT (dengan soal Bebras atau soal CT lainnya)? Jika pernah, bagaimana pengalaman Anda ketika membimbing siswa?



2. Eksplorasi Konsep Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



48



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah melatih Anda untuk menggali, menstrukturkan dan mengkomunikasikan cara berpikir Anda saat menyelesaikan soal yang diberikan. Soal yang akan Anda selesaikan pada bagian ini adalah soal sederhana dan dekat dengan persoalan sehari-hari. 2.1. Pendekatan Pembelajaran Pada pertemuan ini, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah flipped learning. Anda akan belajar menyelesaikan beberapa persoalan sederhana secara mandiri terlebih dahulu kemudian hasil belajar tersebut didiskusikan dengan rekan yang lain untuk saling memberi koreksi dan masukan. 2.2. Paparan Konsep Soal yang digunakan sebagai latihan Anda pada pertemuan ini merupakan soalsoal untuk Tantangan Bebras. Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah mempromosikan Computational Thinking di kalangan guru dan murid mulai tingkat SD, serta untuk masyarakat luas. Salah satu kegiatan Bebras adalah menyelenggarakan kompetisi secara daring yang disebut Tantangan Bebras (Bebras Challenge). Pada tahun 2021, peserta Tantangan Bebras mencapai lebih dari dua juta peserta dari 37 negara. Tantangan Bebras bukan kompetisi yang bertujuan untuk mencari pemenang, tetapi menjadi wadah siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. Soal-soal yang digunakan pada Tantangan Bebras disajikan dalam bentuk uraian persoalan yang dilengkapi dengan gambar yang menarik, sehingga siswa dapat lebih mudah memaknai soal. Soal-soal Tantangan Bebras bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa/i dalam bidang informatika dan CT. Walaupun ada konsep Informatika pada soalsoal Bebras, namun soal-soal tersebut dapat dijawab tanpa perlu belajar Informatika terlebih dahulu. Soal-soal yang digunakan pada Tantangan Bebras selalu baru setiap tahun dan dipersiapkan dengan proses seleksi yang terpercaya sehingga kualitas soal Bebras sudah terjamin. Setiap tahun para pengurus Bebras dari seluruh negara yang terlibat di komunitas Bebras berkumpul dan mendiskusikan usulan soal yang akan digunakan pada Tantangan Bebras. Soalsoal Tantangan Bebras menjadi tolak ukur internasional untuk bidang CT (Bebras, 2003).



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



49



Untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa soal-soal pada Tantangan Bebras dan kegiatan yang dilakukan oleh Bebras, bacalah makalah “Bebras – a Sustainable Community Building Model for the Concept Based Learning of Informatics and Computational Thinking” (Dagiene & Stupuriene, 2016). Untuk mengakses soal-soal Bebras dalam bahasa Indonesia, Anda dapat melakukan hal-hal berikut ini: 1. Login ke web: https://latihanbebras.ipb.ac.id. Jika Anda belum pernah membuat akun pada situs tersebut, buatlah akun dan kemudian melakukan login. Setelah login ke web tersebut, Anda dapat mencoba latihan-latihan yang tersedia di sana. 2. Kumpulan soal yang disediakan oleh Bebras Indonesia yang berada pada tautan: https://bebras.or.id Anda juga bisa melakukan pencarian mandiri untuk mendapatkan kumpulan soal Tantangan Bebras lain dari negara yang berbeda. Pada modul ini, Anda diberikan tiga contoh soal Bebras (satu soal untuk masing-masing jenjang). Anda dapat mempelajari perbedaan tingkat kesulitan pada jenjang SD, SMP, dan juga SMA dari contoh-contoh soal tersebut. Perbedaan



tingkat



kesulitan



bisa



berupa



perbedaan



kerumitan



dalam



memformulasikan persoalan atau bisa juga perbedaan kompleksitas persoalan. Menurut KBBI, kompleksitas adalah perbedaan jumlah bagian atau komponen yang terlibat dalam persoalan. Sebagai contoh, pada kasus Ibu Ani, Pak Budi, dan Pak Cakrawala di Topik Pendalaman Pemahaman CT (Topik 1), ketiganya menghadapi masalah yang sama, namun banyaknya siswa dan kelas yang nilainya perlu diolah berbeda-beda. Pada contoh soal Bebras dengan judul “Kursi Musik” dan latihan soal Bebras dengan judul “Memindahkan Dadu”, Anda diberikan contoh soal yang sama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA namun memiliki kompleksitas yang berbeda. Masing-masing contoh soal diberikan pembahasannya. Sebelum Anda melihat contoh pembahasannya, cobalah untuk menyelesaikan sendiri terlebih dahulu. Pada modul ini diberikan pembahasan dalam bentuk-bentuk berikut ini. 1. Solusi persoalan.



50



|



PPG Pra Jabatan 2022



2. Cara berpikir hingga mendapatkan solusi. Cara berpikir yang diberikan sebagai contoh bukan satu-satunya cara yang benar. Cobalah menemukan cara berpikir yang berbeda dalam menyelesaikan persoalan. 3. Identifikasi 4 fondasi CT pada permasalahan tersebut. Masing-masing soal dapat melibatkan satu atau lebih fondasi CT dan tidak selalu keempatnya ada. 4. Ini Informatika! Bagian ini berisi konsep Informatika yang ada pada soal. Walau pada setiap soal Bebras terdapat konsep Informatika, namun soal-soal ini dapat Anda kerjakan tanpa pemahaman sebelumnya mengenai Informatika. 5. Contoh implementasi konsep yang dibahas pada persoalan tersebut pada kehidupan sehari-hari. 6. Soal Bebras sejenis, diberikan sebagai contoh bahwa dengan ide/konsep yang serupa dapat dibuat soal lain namun dengan adanya variasi cerita atau perbedaan tingkat kesulitan soal. Dengan menyelesaikan beberapa persoalan yang sejenis, Anda dapat menemukan bahwa ada pola penyelesaian yang sejenis dari persoalan-persoalan tersebut. Catatan: Selain pembahasan, untuk masing-masing soal terdapat pertanyaan tantangan yang perlu Anda jawab. Jawaban dari pertanyaan ini tidak perlu dikumpulkan di LMS tetapi menjadi bahan diskusi di kelas. Pada contoh dan latihan soal Bebras, Anda diberikan informasi kode soal. Tahun yang tertulis pada kode soal menunjukan tahun pembuatan soal tersebut, jadi Anda dapat mencari soal tersebut pada buku “Pembahasan Soal Bebras” (Bebras Indonesia, 2016) untuk jenjang dan tahun yang tertera pada soal.



Contoh Soal Bebras 1 - Tingkat SD



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



51



Kode soal



: I-2018-CH-09



Judul soal



: Karangan Bunga



Jenjang



: SD



Deskripsi Soal Klara menyukai bunga. Ia ingin membeli sebuah karangan bunga di sebuah toko bunga. Toko itu hanya mempunyai 4 jenis bunga (Gambar 3.1).



Gambar 3.1: Empat Jenis Bunga yang Tersedia di Toko Bunga (NBO Bebras Indonesia, 2019) Untuk setiap jenis bunga hanya tersedia 3 macam warna: putih, biru, kuning. Klara ingin sebuah karangan bunga yang memenuhi syarat sebagai berikut. 1. Setiap warna muncul dua kali. 2. Jenis bunga yang sama harus berbeda warnanya. 3. Paling banyak ada dua bunga untuk setiap jenis bunga. Tantangan



: Karangan bunga mana yang memenuhi syarat 1, 2, dan 3?



Pilihan Jawaban



:



Gambar 3.2: Pilihan Jawaban untuk Soal Karangan Bunga (NBO Bebras Indonesia,



2019) Solusi Jawaban yang benar adalah D.



52



|



PPG Pra Jabatan 2022



Pembahasan Berikut ini adalah dua contoh cara berpikir untuk menyelesaikan soal ini. ●



Cara Berpikir 1 Ide: Menggali apa yang ingin dicari, yaitu karangan bunga yang memenuhi ketiga syarat yang diinginkan Klara. Langkah:



Untuk masing-masing karangan bunga pada pilihan jawaban: 1. Untuk masing-masing warna, periksa apakah setiap warna muncul tepat 2 kali. Jika ya, lanjut ke langkah 2. Jika tidak, pindah ke karangan bunga berikutnya dan mulai lagi dari langkah 1. 2. Untuk masing-masing jenis bunga: a.



Periksa apakah jenis bunga ini muncul lebih dari 2 kali. Jika ya, tidak perlu memeriksa lebih lanjut tapi pindah ke karangan bunga berikutnya dan mulai dari langkah 1. Jika Tidak, lanjut ke langkah 2b.



b.



Hitung ada berapa banyak warna berbeda untuk jenis bunga ini.



c.



Jika: i) banyaknya warna pada jenis bunga ini sama dengan banyaknya jenis bunga ini pada karangan, maka lanjut untuk jenis bunga yang lain. ii) banyaknya warna lebih sedikit dari banyaknya jenis bunga ini pada karangan, maka berhenti memeriksa tapi pindah ke karangan bunga berikutnya dan mulai dari langkah 1.



3. Jika berhasil melewati langkah 1 dan 2, maka karangan bunga inilah yang dibeli Klara dan tidak perlu memeriksa karangan bunga selanjutnya lagi. ●



Cara Berpikir 2 Ide: Menggali apa yang ingin dicari, yaitu karangan bunga yang memenuhi ketiga syarat yang diinginkan Klara. Langkah: 1.



Definisikan ketiga syarat yang diinginkan Klara menjadi tiga himpunan, yaitu: a. Himpunan P adalah himpunan karangan bunga di mana setiap warna muncul dua kali.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



53



b. Himpunan Q adalah himpunan karangan bunga di mana bunga-bunga yang memiliki jenis sama harus memiliki warna yang berbeda. c.



Himpunan R adalah himpunan karangan bunga di mana untuk setiap jenis hanya ada paling banyak 2 bunga.



2.



Isi himpunan P, Q, dan R dengan karangan bunga yang tersedia pada pilihan jawaban. P = {B, C, D}, Q = {A, B, D}, R = {A, C, D} Diagram Venn untuk himpunan P, Q, dan R dapat dilihat pada Gambar 3.3.



Gambar 3.3: Diagram Venn Sebagai Model Solusi untuk Soal Karnagan Bunga 3.



Karena harus memenuhi ketiga syarat yang diinginkan Klara, jadi karangan bunga yang tepat adalah karangan bunga yang menjadi anggota dari irisan P, Q, dan R yaitu karangan bunga pada pilihan D.



Dari kedua cara ini, Anda melihat bahwa untuk suatu persoalan bisa ada berbagai cara untuk menyelesaikannya. Apakah Anda dapat menemukan cara lain? Tuliskanlah cara lain yang Anda temukan untuk menyelesaikan persoalan ini!



Identifikasi 4 Fondasi CT ●



Dekomposisi: Dalam menyelesaikan masalah ini, ada 3 syarat yang perlu diperhatikan. Anda bisa membagi dengan memeriksa satu per satu syarat tersebut.



● Algoritma: Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Anda perlu menyusun langkah-langkah dalam pencarian karangan bunga yang sesuai dengan ketiga syarat yang diinginkan Klara.



54



|



PPG Pra Jabatan 2022



Ini Informatika! Persoalan mencari solusi yang disertai serangkaian syarat adalah persoalan yang umum ditemui di informatika. Pada persoalan yang lebih kompleks, syarat digabungkan dengan operator logika seperti konjungsi (dan) atau disjungsi (atau). Solusi yang diharapkan adalah solusi yang memenuhi semua syarat atau memenuhi sebanyak mungkin syarat (apabila persoalan yang diselesaikan sudah terlalu kompleks). Contoh pada Kehidupan Sehari-hari Persoalan mencari karangan bunga yang sesuai dapat diterapkan pada banyak persoalan sehari-hari lainnya. Salah satu contohnya: Anda ingin memilih hadiah untuk teman Anda. Dalam memilih hadiah tentu ada batasan-batasan yang Anda tetapkan, seperti dana yang dimiliki, apa yang teman Anda sukai, dan waktu untuk membelinya. Dari batasan-batasan tersebut, Anda akan memilih hadiah yang paling sesuai. Temukan contoh yang lainnya!



Soal Bebras Sejenis Jenjang: SD, Kode: I-2017-HU-05, Judul: Memilih Sepatu. Jenjang: SD, Kode: I-2018-LV-03, Judul: Trio Robot. Jenjang: SD, Kode: I-2018-SK-02, Judul: Barisan Bunga. Jenjang: SMA, Kode: 2016-SK-02, Judul: Kaca Jendela Pecah.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



55



Contoh Soal Bebras 2 - Tingkat SMP Kode soal



: I-2017-MY-01



Judul soal



: Kursi Musik



Jenjang : SMP Deskripsi Soal Kelompok berjumlah 7 berang-berang memainkan "kursi-musik" yaitu berpindah kursi saat musik dimainkan. Saat musik dimulai, setiap berang-berang harus berpindah ke kursi lain searah dengan putaran jarum jam. Satu kursi dapat ditempati oleh lebih dari satu berangberang. Pada setiap putaran, Berang-berang besar (A dan B) akan berpindah tiga (3) kursi berlawanan arah jarum jam. Berang-berang sedang (C dan D) akan berpindah dua (2) kursi berlawanan arah jarum jam, sedangkan berang-berang kecil (E, G, dan F) hanya akan berpindah satu (1) kursi searah jarum jam. Tantangan Gambar 3.4: Posisi Awal Berang-berang. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2018)



Jika pada awalnya posisi masing-masing sebagaimana terlihat pada Gambar 3.4, kursi mana yang TIDAK diduduki berang-berangnya tepat setelah putaran ke-3? Pilihan Jawaban: a. 2 dan 7 b. 3 dan 7 c.



1 dan 2



d. 1 dan 4



56



|



PPG Pra Jabatan 2022



Solusi Jawaban yang benar adalah A. Pembahasan Berikut ini adalah dua contoh cara berpikir untuk menyelesaikan soal kursi musik. Kedua cara berpikir ini memiliki metode yang berbeda. ● Cara Berpikir 1 Ide: Anda mensimulasikan gerakan setiap berang-berang untuk 3 putaran. Cara ini sederhana dan mudah dimengerti, namun akan sulit dikerjakan jika ada lebih banyak berang-berang atau putaran. Langkah: 1. Simulasikan gerakan setiap berang-berang per putaran. Berikut ini adalah posisi masingmasing berang-berang dari awal hingga putaran ketiga: A: 1-5-2-6



E: 2-3-4-5



B: 6-3-7-4



F: 7-1-2-3



C: 4-2-7-5



G: 5-6-7-1



D: 3-1-6-4 2. Dari hasil simulasi, kursi yang terisi adalah 1, 3, 4, 5, dan 6. Jadi kursi yang tidak terisi adalah 2 dan 7. ● Cara Berpikir 2 Ide: Anda menggunakan model matematika untuk mengetahui posisi duduk berang-berang setelah 3 putaran. Untuk menemukan model yang sesuai, Anda perlu mengenali pola perpindahan berang-berang dan melakukan abstraksi untuk membuat model yang tepat. Cara kedua memungkinkan Anda menemukan posisi berang-berang dengan lebih mudah walau ada lebih banyak berang-berang atau putaran yang dilakukan. Langkah: 1.



Untuk melihat pola pergerakan berang-berang mari mulai dari yang gerakannya paling sederhana yaitu berang-berang kecil. Catatan: Anda boleh saja memulai dengan meneliti pola pergerakan berang-berang lainnya jika Anda merasa lebih mudah dipahami. Berang-berang kecil selalu berpindah satu kursi searah jarum jam. Artinya setelah 1 putaran, posisi berang-berang kecil adalah posisi saat ini + 1.



2.



Jika posisi saat ini dari berang-berang adalah 7, maka pada posisi berikutnya kembali ke kursi nomor 1. Nomor 1 ini bisa diperoleh dengan mengurangi hasil penjumlahan (posisi saat ini + 1) dengan 7.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



57



3.



Dengan memperluas ide pada nomor 1 dan 2, jika berang-berang kecil bergerak n putaran dari posisi awalnya maka berang-berang kecil berpindah n kursi searah jarum jam yang bisa diperoleh dari posisi awal + n.



4.



Jika hasil posisi awal + n sudah melebihi 7, maka hasil penjumlahan dikurangi dengan 7. Misalnya posisi awal berang-berang adalah 6 dan berang-berang berpindah sebanyak 3 kali. Posisi akhir berang-berang adalah 9 di mana pada posisi duduk melingkar ini, 9 merupakan kursi nomor 2 (9-7).



5.



Bagaimana jika posisi awal berang-berang adalah 3 dan berputar sebanyak 20 kali? Posisi berang-berang adalah 23. Jika dikurangi 1 kali dengan 7, posisi berang-berang adalah 16 di mana masih lebih besar dari 7 (nomor kursi terbesar yang tersedia). Pengurangan dengan 7 dilakukan hingga mendapatkan hasil dari 1 hingga 7. Hasil setelah dikurangi berkali-kali dengan sebuah nilai memiliki makna yang sama dengan modulo (sisa hasil bagi).



6.



Posisi akhir berang-berang kecil setelah n putaran searah jarum jam adalah (posisi awal + n) modulo 7. Pada soal ini, n adalah 3 sehingga posisi akhir berang-berang kecil adalah (posisi awal + 3) modulo 7.



7.



Dengan ide yang sama, lakukan untuk berang-berang berukuran sedang. Berangberang berukuran sedang berpindah 2 kursi berlawanan arah jarum jam sehingga setelah 3 kali putaran, berang-berang sedang berpindah 6 (2 x 3) kursi berlawanan arah jarum jam (ditandakan dengan -). Posisi akhir berang-berang sedang setelah 3 putaran adalah (posisi awal - 6) modulo 7.



8.



Dengan ide yang sama juga, posisi akhir berang-berang besar setelah 3 putaran adalah (posisi awal - 9) modulo 7.



9.



Dengan model pada nomor 6, 7, dan 8 hitunglah posisi akhir dari masing-masing berang-berang kemudian tentukan kursi yang tidak ditempati.



Dari dua cara berpikir ini, cara berpikir kedua menghasilkan model yang memungkinkan Anda untuk mencari solusi dengan lebih efisien. Mungkin saja ada cara lainnya untuk menyelesaikan soal ini. Cobalah untuk menuliskan juga cara berpikir Anda dalam menyelesaikan soal ini. Apakah Anda dapat menemukan cara lain?



Identifikasi Fondasi CT ●



Dekomposisi: persoalan ini dapat dibagi menjadi 3 subpersoalan di mana masing-masing persoalan mewakili satu kelompok berang-berang berdasarkan ukuran.



58



|



PPG Pra Jabatan 2022







Pengenalan pola: Anda perlu mengenali pola perubahan nomor kursi dari masing-masing berang-berang untuk dapat menemukan modul matematika yang sesuai.







Abstraksi: Anda menggunakan model matematika untuk menentukan posisi akhir berangberang. Model matematika ini dapat digunakan untuk posisi awal, besar perpindahan, dan arah perpindahan yang berbeda-beda.







Algoritma: untuk menemukan solusi dari persoalan ini, Anda perlu melakukan langkahlangkah yang sistematis.



Ini Informatika! Pada persoalan ini, semua berang-berang bergerak dengan cara yang sama sepanjang putaran. Penguraian informasi tersebut berguna untuk fokus pada masalah tanpa terganggu oleh perulangan yang menyertainya, Dengan ini, dapat dilakukan identifikasi pola dan penyederhanaan algoritma. Contoh Lain pada kehidupan sehari-hari Permasalahan perubahan gerak pada kondisi yang melingkar sering ditemui pada kehidupan sehari-hari. Misalnya saja Ibu belanja setiap 3 hari sekali. Jika sekarang Ibu belanja pada hari Sabtu, maka pada hari apa Ibu belanja yang kelima kalinya dari sekarang? Persoalan ini biasa dikombinasikan dengan persoalan ingin mengetahui kapan dua orang yang memiliki interval belanja yang berbeda akan berbelanja di hari yang sama lagi untuk kedua kalinya. Temukan contoh lainnya!



Soal Bebras Sejenis Jenjang: SD, Kode: I-2017-MY-01, Judul: Kursi Musik Soal Kursi Musik tersedia untuk jenjang SD dan SMP. Bacalah soal Kursi Musik untuk SD (Dari buku Pembahasan Soal Bebras SD 2017) dan tuliskan perbedaan kompleksitas antara soal Kursi Musik untuk SD dan SMP! Dapatkah Anda memodifikasi soal ini untuk digunakan pada jenjang SMA?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



59



Contoh Soal Bebras 3 - Tingkat SMA Kode soal



: I-2018-RO-03-X-001-5



Judul soal



: Titik Utama Wifi



Jenjang : SMA Deskripsi Soal



Gambar 3.5: Jaringan Lokal Rumah Bebras (NBO Bebras Indonesia, 2019) Jaringan lokal rumah Bebras (Gambar 3.5) dilengkapi dengan 14 titik akses (Access Point) ke Wifi. Pada jaringan ini, beberapa Access Point disebut Titik Kunci (Key Point), yang jika rusak akan menyebabkan Titik Akses lain tidak berfungsi. Misalnya, Titik Akses XX-009 adalah sebuah Titik Kunci: jika XX-009 rusak, maka XX-011 tidak dapat mengakses jaringan lagi. Tantangan Titik Akses mana saja yang merupakan Titik Kunci? Jawaban bisa lebih dari satu. Solusi Titik akses yang merupakan Titik Kunci adalah XX-002, XX-007, XX-009, XX-004, XX-005 Pembahasan Berikut ini adalah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi. 1. Menggali apa yang ingin dicari, yaitu Titik Akses yang menjadi Titik Kunci. 2. Modelkan jaringan sebagai sebuah graf di mana masing-masing titik akses adalah simpul. 3. Mengenali simpul seperti apa yang menjadi Titik Kunci. Titik Kunci adalah simpul yang jika rusak/hilang dari jaringan maka akan membuat jaringan terbagi menjadi 2 atau lebih jaringan yang terpisah. 4. Salah satu cara untuk menentukan apakah jaringan terbagi menjadi 2 atau lebih jaringan yang terpisah adalah dengan memeriksa apakah Anda bisa berjalan dari suatu simpul yang tidak rusak ke setiap simpul lainnya yang tidak rusak dengan melewati sisi



60



|



PPG Pra Jabatan 2022



yang tersedia. Anda tidak boleh melewati simpul yang rusak. Jika setiap simpul lainnya berhasil dicapai, maka simpul rusak ini bukan titik kunci. Jika tidak, maka simpul rusak ini adalah titik kunci. Berikut ini adalah ilustrasi untuk langkah 3 & 4. Anda diberikan 2 contoh kasus, yaitu kasus saat simpul rusak yang diperiksa bukan titik kunci dan saat simpul rusak yang diperiksa adalah titik kunci. 1. Untuk kasus saat memeriksa apakah XX-001 adalah titik kunci. a. Andaikan simpul XX-001 rusak seperti pada Gambar 3.6. b. Gunakan simpul XX-002 sebagai simpul yang diperiksa apakah dapat berjalan dari simpul XX-002 ke setiap simpul lainnya dengan melewati sisi yang tersedia.



Gambar 3.6: Pemeriksaan XX-001 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019)



Gambar 3.7: Pemeriksaan XX-001 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



61



c.



Pada Gambar 3.7 ditunjukkan bahwa dari simpul XX-002 dapat dicapai seluruh simpul lainnya yang tidak rusak sehingga simpul XX-001 bukanlah titik kunci.



2. Untuk kasus saat memeriksa apakah XX-002 adalah titik kunci. a. Andaikan simpul XX-002 rusak seperti pada Gambar 3.8.



Gambar 3.8: Pemeriksaan XX-002 Tahap 1. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019)



b. Gunakan simpul XX-003 sebagai simpul yang diperiksa apakah dapat berjalan dari simpul XX-003 ke setiap simpul lainnya dengan melewati sisi yang tersedia.



Gambar 3.9: Pemeriksaan XX-002 Tahap 2. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019)



62



|



PPG Pra Jabatan 2022



c.



Pada Gambar 3.9 ditunjukkan bahwa dari simpul XX-003 ada simpul yang tidak dapat dicapai seperti simpul XX-005 karena simpul XX-002 rusak. Oleh karena itu, simpul XX-002 adalah titik kunci.



Apakah Anda dapat menemukan cara lain untuk menyelesaikan soal ini?



Identifikasi 4 Fondasi CT ●



Abstraksi: Anda perlu mengerti konsep tentang Titik Kunci, sehingga Anda dapat mencari titik kunci untuk jaringan lainnya yang berbeda.







Algoritma: Untuk menyelesaikan persoalan ini, Anda perlu menyusun langkahlangkah dalam pencarian Titik Kunci (Nomor 3 & 4 pada bagian cara berpikir hingga mendapatkan solusi).



Ini Informatika! Praktik umum dalam Informatika adalah menggunakan graf sebagai struktur data untuk mewakili jaringan. Pada soal ini, tugasnya adalah menemukan simpul yang memisahkan graf menjadi paling sedikit 2 komponen terkait dalam graf terhubung, yang disebut titik artikulasi. Contoh Lain pada kehidupan sehari-hari Persoalan mencari Titik Kunci dapat dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya: Di sebuah pulau terdapat beberapa kota. Terdapat jalan-jalan yang dapat digunakan untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Namun tidak semua kota saling terhubung langsung oleh sebuah jalan. Misalnya untuk mencapai kota A dari kota C perlu melalui kota B dulu. Oleh karena itu, ada jalan-jalan vital di mana jika jalan tersebut rusak maka akan ada kota yang tidak dapat dikunjungi dari kota-kota lain sehingga jalan tersebut perlu diberi perawatan ekstra. Penentuan jalan mana yang merupakan jalan vital sama dengan menentukan Titik Akses mana yang merupakan Titik Kunci. Temukan contoh lainnya!



Soal Bebras Sejenis Jenjang: SMP, Kode: I-2017-DE-06a, Judul: Jembatan Honomakato. Tantangan! Pada contoh soal Bebras 2 (Kursi Musik), Anda melihat contoh soal yang dapat digunakan untuk beberapa jenjang (SD dan SMP). Dengan menggunakan ide soal “Titik Utama Wifi”, buatlah soal untuk jenjang SD dan SMA?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



63



2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) 1. Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui aktivitas problem solving menggunakan soal Bebras!



2. Menurut pengalaman Anda mengajar atau saat Anda menjadi siswa, apakah soal Bebras yang digunakan untuk contoh soal memiliki kompleksitas yang sesuai dengan jenjang yang ditargetkan dan bidang pelajaran Anda? Jika tidak, berikan alasannya dan usulkan jenjang serta bidang apa yang sesuai untuk soal tersebut! Jenjang



Judul Soal



SD



Karangan Bunga



SMP



Kursi Musik



SMA



Titik Utama Wifi



Jawaban



2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai) Setelah Anda mempelajari contoh yang diberikan pada paparan konsep, Anda diberikan sebuah soal latihan untuk dikerjakan. Soal ini dapat digunakan untuk jenjang SD, SMP, SMA. Perbedaan untuk masing-masing jenjang adalah kompleksitas soal. Tujuan diberikan soal ini adalah agar Anda dapat melihat bahwa sebuah ide soal dapat diberikan ke jenjang yang berbeda-beda dengan menyesuaikan tingkat kesulitan soal. Dari latihan soal ini, Anda juga mengamati perbedaan kesulitan soal pada jenjang yang berbeda-beda.



64



|



PPG Pra Jabatan 2022



Soal Latihan Bebras Soal ini diambil dari soal Bebras Memindahkan Dadu untuk jenjang SD dan modifikasi dari soal Bebras Memindahkan Dadu untuk jenjang SMP dan SMA. Judul soal



: Memindahkan Dadu



Kode soal



: I-2017-MY-05



Jenjang



: SD, SMP, dan SMA



Deskripsi Soal Jack si berang-berang menggulirkan sebuah dadu sepanjang jalan tanpa penggeseran. Untuk memindahkan dadu dari satu petak ke petak berikutnya, Jack memutar dadu sepanjang pinggir yang ada di perbatasan antara dua petak. Dia melakukannya n kali sampai dadu mencapai petak berisi bulatan putih. Masing-masing jenjang (SD, SMP, SMA) menggunakan nilai n yang berbeda. Perhatikan Gambar 3.10 berikut ini!



Gambar 3.10: Soal Memindahkan Dadu untuk Jenjang SD, SMP, SMA. Gambar diadaptasi dari (NBO Bebras Indonesia, 2019) Perhatikan bahwa jumlah titik-titik pada dua sisi yang berlawanan di sebuah dadu selalu 7 (1 berlawanan dengan 6; 2 berlawanan dengan 5; 3 berlawanan dengan 4). Pada mulanya, sisi dengan 1 titik (berlawanan dengan sisi 6) ada di dasar dadu, seperti ditunjukkan pada gambar. Setelah memutar dadu sekali ke petak kedua, sisi dengan 2 titik (berlawanan dengan 5) akan berada di dasar dadu. Tantangan Sisi dadu dengan berapa titik ada di atas permukaan dadu saat dadu mencapai petak hijau di ujung?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



65



Lembar kerja yang perlu diisi. Lembar kerja ini perlu dilengkapi dengan penilaian pada Tabel 3.1 dari Ruang Kolaborasi. Nama/NIM: Jenjang/mata pelajaran yang diampu: Judul soal: No 1



Pertanyaan



Jawaban



Tuliskan solusi untuk masing-masing soal! Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika



2



Anda menggunakan lebih dari satu cara berpikir, tuliskan pada jenjang mana Anda menggunakan cara berpikir tersebut!



3



Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini! Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang



4



mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini?



5



Tuliskan perbedaan kompleksitas persoalan untuk masing-masing jenjang yang terdapat di soal ini!



Catatan: Dosen bisa saja meminta Anda untuk mencoba soal selain yang diberikan di modul ini. Jika soal yang diberikan dosen berbeda untuk masingmasing jenjang (bukan jenis soal yang sama untuk semua tingkat namun memiliki kesulitan yang berbeda-beda), maka Anda perlu membuat satu lembar kerja untuk masing-masing soal.



3. Ruang Kolaborasi Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



Tujuan dari ruang kolaborasi ini adalah mahasiswa saling mengoreksi dan memberi masukan untuk lembar kerja hasil eksplorasi dari teman sekelompok. Dengan mendapat koreksi dan masukan dari teman sekelompok, harapannya



66



|



PPG Pra Jabatan 2022



Anda dapat belajar memeriksa dan mengidentifikasi jika ada kesalahan yang dilakukan juga oleh teman sekelompok Anda. Dengan belajar memeriksa, mengidentifikasi kesalahan dari orang lain dan memberi masukan untuk perbaikannya Anda dapat menguji apakah Anda sudah cukup paham konsepnya atau belum.



Mekanisme Pembagian Kelompok Buatlah kelompok dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Kelompok terdiri dari 3-4 orang. 2. Anggota kelompok tidak harus dari jenjang ataupun mata pelajaran yang sama.



Materi Diskusi Kelompok 1. Masing-masing anggota kelompok menambahkan Tabel 3.1 pada lembar kerja yang dikerjakan pada 02.04. 2. Pilihlah lembar kerja dari salah satu anggota kelompok untuk didiskusikan bersama! 3. Anggota kelompok yang lain memberi penilaian terhadap hasil lembar kerja tersebut di Tabel 3.1. Setelah semua selesai menilai, seluruh anggota kelompok mendiskusikan apa yang masih kurang dan bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan. Perbaikan yang perlu dilakukan dicatat pada Tabel 3.2.



Tabel 3.1: Penilaian Teman Kelompok Penilaian dari teman kelompok Kriteria Penilaian



Anggota 1



Anggota 2



Anggota 3



Apakah cara mengerjakan soal yang dituliskan dapat dipahami? Apakah cara mengerjakan sudah lengkap? Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa menimbulkan keambiguan? Apakah 4 pondasi CT yang ditulis benar?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



67



Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan dengan lengkap? Apakah contoh masalah seharihari yang dituliskan sesuai dengan persoalan yang diselesaikan?



Tabel 3.2: Perbaikan yang perlu dilakukan Nomor Soal



Hal yang perlu diperbaiki



Masukan atau saran perbaikan



1 2 3



Rubrik penilaian untuk masing-masing kriteria diberikan di Tabel 3.3. Tabel 3.3: Rubrik Penilaian untuk Masing-masing Kriteria A = Sangat Baik



Jika ketiga soal memenuhi kriteria



B = Baik



C = Cukup



D = Kurang



Jika hanya 2



Jika hanya 1



soal yang



soal yang



Jika ketiga-tiganya tidak



memenuhi



memenuhi



memenuhi kriteria



kriteria



kriteria



Jika ada keraguan saat diskusi, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen kelas. 4. Setelah selesai mendiskusikan hasil kerja salah satu anggota, mahasiswa bisa berpindah ke anggota kelompok lainnya hingga hasil kerja seluruh anggota selesai didiskusikan. Pada akhir ruang kolaborasi, dosen bisa menunjuk satu atau lebih mahasiswa untuk mempresentasikan hasil eksplorasi dan hasil diskusi kelompoknya. Dosen dan mahasiswa lainnya bisa memberi masukan atau koreksi jika masih ada yang perlu diluruskan. Tujuan sesi ini adalah agar dosen bisa memberi feedback kepada



68



|



PPG Pra Jabatan 2022



seluruh mahasiswa sebelum mahasiswa mencoba latihan pada demonstrasi kontekstual. Pemberian feedback berkali-kali sangat penting karena melatih cara berpikir tidaklah cukup dalam satu kali mencoba dan dikoreksi.



4. Demonstrasi Kontekstual Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



Pada bagian ini, Anda akan diberi satu soal Bebras atau sejenisnya (dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melatih CT) oleh dosen sesuai dengan tingkatan yang akan Anda ajar. Lengkapi lembar kerja di bawah ini untuk soal tersebut. Tujuan dari bagian ini adalah Anda mendemonstrasikan hasil eksplorasi pemikiran yang sudah Anda lakukan baik secara mandiri maupun berkelompok untuk soal Bebras lainnya yang sesuai dengan jenjang yang akan Anda ajar.



Lembar Kerja Mahasiswa Nama/NIM : Jenjang/mata pelajaran yang diampu : Kode soal : Judul soal : No 1 2



3



Jawaban



Pertanyaan Tuliskan solusi untuk soal ini! Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang



4



mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini?



5. Elaborasi Pemahaman Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



69



Pada bagian ini, dosen akan mengajak mahasiswa membahas persoalan yang diberikan pada demonstrasi kontekstual. Dosen akan menunjuk beberapa orang mahasiswa untuk menceritakan jawabannya dan mengajak kelas untuk berdiskusi bersama. Tujuannya



adalah



untuk memberi masukan



dan



meluruskan



pemahaman mahasiswa jika masih ada yang kurang tepat. Anda juga diberi kesempatan untuk bertanya hal yang masih Anda ragukan. Tuliskan pertanyaan yang ingin Anda diskusikan dan diskusikanlah bersama dengan dosen Anda!



Subtopik



2:



CT



dalam



Menyelesaikan



Soal



Literasi



Membaca,



Matematika, Sains, dan Finansial) Pada pertemuan ini, Anda akan mencoba mengerjakan soal-soal literasi membaca, matematika, sains, dan finansial dengan CT, yang merupakan literasi mendasar yang diujikan pada beberapa tes internasional. Selain literasi ini tentunya masih ada beberapa literasi lainnya yang lebih spesifik yang dapat dieksplorasi oleh guru kelak sesuai konteksnya. Selain mencoba menyelesaikan, Anda juga belajar menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara berpikir Anda dalam menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains, dan finansial.



1. Mulai Dari Diri Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2021, Ujian Nasional sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan oleh Asesmen Nasional. Salah satu komponen pada Asesmen Nasional adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM akan fokus pada literasi dan numerasi seperti pada tes PISA. Dengan membiasakan CT pada siswa,



70



|



PPG Pra Jabatan 2022



harapannya mereka bisa mengimplementasikannya untuk menyelesaikan permasalahan literasi dan numerasi. 1.2. Pertanyaan Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: Pertanyaan reflektif



Respon



Apakah Anda pernah mendengar AKM? Apa yang Anda ketahui tentang AKM? Pernahkah Anda membimbing siswa yang akan menghadapi AKM? Apakah Anda pernah mendengar tentang tes PISA? Apa yang Anda ketahui tentang tes PISA? Apakah Anda pernah mengerjakan soal AKM/PISA? Jika pernah, bagaimana pendapat Anda mengenai soal AKM/PISA? Apakah siswa Indonesia akan kesulitan dalam mengerjakan soal sejenis AKM/PISA?



2.



Eksplorasi Konsep Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah Anda dapat menggali, menstrukturkan dan mengkomunikasikan cara berpikir Anda saat menyelesaikan soal yang diberikan. Soal yang akan Anda selesaikan pada bagian ini adalah soal literasi membaca, matematika, sains, dan finansial.



2.1. Pendekatan Pembelajaran Pada pertemuan ini, pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah flipped learning. Anda akan mempelajari framework tes PISA dan AKM terlebih dahulu. Setelah itu, Anda akan mencoba menyelesaikan beberapa contoh soal tes PISA yang diberikan di modul. Bisa juga dosen meminta Anda mengerjakan soal lain



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



71



dari tes PISA/AKM selain yang tersedia di modul. Hasil pengerjaan Anda kemudian didiskusikan dengan rekan yang lain untuk saling memberi koreksi dan masukan.



2.2. Paparan Konsep Soal yang digunakan sebagai latihan Anda pada pertemuan ini merupakan soalsoal untuk tes PISA. Sebelum mencoba soal-soal PISA, Anda perlu mengerti terlebih dahulu apa itu tes PISA, bagaimana framework tes PISA, dan hubungan tes PISA dengan AKM yang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2021. Programme for International Student Assessment (PISA) adalah program yang dilaksanakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan sains dari siswa berusia 15 tahun yang akan dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Sejak tahun 2012 tes PISA juga mengukur literasi finansial. Pada tahun 2022 PISA berencana untuk juga mengukur creative thinking dan ICT. Pada tahun 2021 Indonesia mulai melakukan asesmen yang sejenis dengan PISA yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) (Puspendik, 2020). AKM merupakan program evaluasi sistem pendidikan pada jenjang dasar dan menengah, meliputi sekolah, madrasah, juga program pendidikan kesetaraan di Indonesia. AKM dan PISA memiliki kesamaan yaitu keduanya mengukur literasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Perbedaannya adalah pada framework AKM tahun 2021, AKM hanya mengukur literasi membaca dan matematika. Perbedaan lainnya adalah AKM dilakukan 3 kali yaitu pada kelas 5, 8, dan 11 sementara PISA hanya dilakukan untuk siswa berusia 15 tahun. Sebagai bagian program yang telah diimplementasikan di Indonesia, maka guru sebagai fasilitator pendidikan perlu menguasai AKM serta tujuannya. Tanpa pemahaman yang baik mengapa AKM merupakan program yang relevan dengan tantangan pada dunia yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, maka guru dapat terjebak dalam pemikiran bahwa yang terpenting adalah siswa mendapat nilai bagus pada AKM. Hal itu dapat menyebabkan tujuan dari AKM yaitu siswa dapat berpikir secara mandiri dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari menjadi tidak tercapai.



72



|



PPG Pra Jabatan 2022



Bila Anda menggali dengan lebih dalam, maka Anda akan mendapati bahwa literasi membaca, matematika, sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi membaca adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan lainnya. Setelah Anda menyadari pentingnya AKM dalam mendidik siswa untuk dapat menghadapi tantangan dunia nyata, sekarang Anda akan mempelajari lebih dalam mengenai tes PISA dan AKM. Framework Literasi pada Tes Pisa Pada tes PISA ada beberapa literasi yang akan diuji. Awalnya tes PISA hanya menguji tiga literasi, yaitu literasi membaca, matematika, dan sains. Tapi sejak tahun 2012 ada satu literasi lagi yang ditambahkan yaitu literasi finansial. Pada bagian ini, Anda akan mempelajari mengapa keempat literasi tersebut penting, framework dan apa yang diukur untuk masing-masing literasi. Untuk mengerti motivasi, framework, dan asesmen tes PISA untuk setiap literasi, pelajarilah dokumen Framework tes PISA tahun 2018 yang disediakan pada situs https://www.oecd.org/education/pisa-2018-assessment-and-analyticalframework-b25efab8-en.htm (OECD, 2019). Framework yang akan Anda pelajari adalah framework tes PISA tahun 2018 karena saat modul ini ditulis tes PISA terakhir dilaksanakan pada tahun 2018. Perlu dicatat bahwa dosen bisa saja meminta Anda untuk menggunakan dokumen pada tahun lainnya untuk Anda pelajari. Pada situs tersebut bacalah keempat dokumen berikut ini. 1.



PISA 2018 Reading Framework



2.



PISA 2018 Mathematics Framework



3.



PISA 2018 Science Framework



4.



PISA 2018 Financial Literacy Framework



Setelah membaca keempat dokumen tersebut, kerjakan lembar kerja 02.04.01 hingga 02.04.04.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



73



Framework AKM AKM merupakan program yang diadakan oleh pemerintah Indonesia untuk menanggapi salah satu kebutuhan global yang ada, yaitu kemampuan peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia nyata yang cepat berubah dan berpartisipasi aktif di masyarakat. Kondisi dunia nyata yang cepat berubah menyebabkan peserta didik perlu menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Dua literasi paling dasar yang menentukan kecakapan seseorang untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah literasi membaca dan literasi matematika. AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi yang diperlukan pada dunia nyata. Dua kompetensi yang diukur pada AKM adalah literasi membaca dan literasi matematika. Literasi membaca dan matematika membantu siswa dalam mempelajari bidang ilmu lainnya terutama dalam berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan bentuk angka (secara kuantitatif). Literasi membaca dan matematika adalah kemampuan yang akan berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari siswa. Agar tujuan tersebut tercapai, maka soal AKM mengukur berbagai konten, konteks, dan tingkat kognitif. Konten pada literasi membaca merujuk pada jenis teks yang digunakan. Jenis teks yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Konten pada literasi matematika dibedakan menjadi empat kelompok yaitu bilangan, geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar. Konteks merujuk pada aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. Tingkat kognitif merupakan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan dalam menyelesaikan soal. Proses kognitif pada literasi membaca dibedakan menjadi tiga level yaitu menemukan informasi, menafsirkan dan mengintegrasikan informasi, serta mengevaluasi dan merefleksi informasi. Proses kognitif pada literasi matematika dibedakan menjadi tiga level juga yaitu pengetahuan dan pemahaman, penerapan, dan penalaran. Terdapat enam learning progression dalam pelaksanaan AKM. Learning progression berkaitan dengan kesinambungan antara jenjang yang satu dengan



74



|



PPG Pra Jabatan 2022



jenjang yang lainnya. Ada perbedaan konten dan konteks yang diujikan, level kognitif, dan indikator yang diukur dimulai dari level 1 hingga ke level 6. Di dalam learning progression terlihat rincian kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik pada setiap level (jenjang), yaitu level 1 (kelas 1-2), level 2 (kelas 34), level 3 (kelas 5-6), level 4 (kelas 7-8), level 5 (kelas 9-10), dan level 6 (kelas 11-12). Penjelasan lebih dalam mengenai kompetensi yang diharapkan pada masing-masing learning progression dari setiap literasi yang diuji dapat dipelajari pada dokumen Framework AKM dan video-video seputar AKM yang dapat Anda unduh



menggunakan



https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/frontpage/detail



link (Puspendik,



2020). Hubungan Literasi dengan Computational Thinking Untuk tes PISA 2022, soal-soal CT masuk secara eksplisit pada framework tes PISA matematika. Anda dapat melihat salah contoh soal CT pada tes PISA matematika menggunakan link https://oecdedutoday.com/computer-science-andpisa-2021/. Walaupun soal CT secara eksplisit ada pada framework tes PISA 2022 matematika, namun CT sebenarnya memiliki peran dalam literasi lainnya termasuk literasi matematika pada tahun-tahun sebelumnya (Sharin & Warschauer, 2018). Pada bagian ini, Anda akan mempelajari peran CT dalam literasi melalui beberapa contoh dan latihan mengerjakan soal literasi. Soal yang digunakan sebagai contoh dan latihan adalah contoh-contoh soal tes PISA. Dosen bisa saja menggunakan soal AKM sebagai contoh dan latihan. Namun, pada modul ini digunakan contoh dan latihan soal tes PISA agar mahasiswa dapat mempelajari soal tes PISA yang menjadi rujukan dari AKM dan sudah dilangsungkan sejak tahun 2000 dalam lingkup internasional. Dengan melihat contoh-contoh yang diberikan, harapannya adalah Anda dapat memahami peran CT dalam literasi dan menerapkannya untuk kasus-kasus lain. Contoh soal dan latihan yang disarankan di modul ini menggunakan soal-soal tes PISA. Contoh-contoh soal yang diberikan di modul ini diambil dari buku “Take the Test” yang diterbitkan pada tahun 2009. Soal-soal pada “Take the Test” merupakan soal



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



75



tes PISA dari tahun-tahun sebelum 2009 dan juga soal yang digunakan dalam uji coba tes PISA. Buku “Take the Test” dapat Anda unduh menggunakan link https://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Take%20the%20test%20e%20book.pdf. Kumpulan contoh soal tes ini juga dilengkapi dengan jawaban dan penjelasan penilaian sehingga memungkinkan Anda mengevaluasi jawaban Anda secara mandiri. Sejak tahun 2012, tes PISA mulai dilakukan berbasis komputer. Untuk dapat mempelajari contoh soal PISA berbasis komputer, Anda dapat mengakses lewat situs https://oecd.org/pisa/test/. Beberapa contoh soal juga disediakan di framework dari masing-masing literasi. Silahkan mencari contoh-contoh soal terbaru untuk melihat bagaimana soal tes PISA sejak computer based. Untuk



masing-masing



contoh



soal



berikut



ini,



Anda



diberikan



juga



pembahasannya. Sebelum Anda melihat pembahasan, cobalah untuk: 1. Menjawab masing-masing pertanyaan 2. Menjelaskan cara berpikir hingga mendapatkan solusi (cara berpikir Anda bisa saja berbeda dari yang dituliskan pada pembahasan) 3. Mengidentifikasi fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan soal tersebut Untuk masing-masing contoh soal ada pertanyaan tantangan yang perlu Anda jawab. Jawaban pertanyaan ini tidak dikumpulkan di LMS tetapi akan menjadi bahan diskusi di kelas. Catatan: Soal tes PISA ditujukan untuk siswa berusia sekitar 15 tahun (SMP). Beberapa soal seperti pertanyaan 1 pada contoh soal literasi membaca PISA (Lake Chad) dan pertanyaan 1 pada contoh soal literasi matematika PISA (Apples) dapat digunakan untuk jenjang SD. Namun tidak semua konten soal PISA cocok untuk dijadikan soal SD atau SMA. Untuk mendapat gambaran soal literasi pada jenjang SD dan SMA silakan belajar mandiri dari buku “Framework AKM” yang bisa



diunduh



di



https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/Framework_AKM_31032022.pdf pada halaman:



76



|



PPG Pra Jabatan 2022



1. 35 hingga 62 untuk literasi membaca 2. 91 hingga 103 untuk literasi matematika Dengan mempelajari contoh-contoh soal AKM, diharapkan Anda dapat membuat soal literasi sesuai konteks mata pelajaran dan jenjang yang akan Anda ajar.



Contoh Soal Literasi Membaca PISA Reading Unit 1



: Lake Chad



Sumber



: Take the Test (2009)



Deskripsi Soal Gambar 3.11 menunjukan perubahan permukaan danau Chad di Saharan, Afrika Utara. Danau Chad menghilang sekitar tahun 20.000 SM (BC), pada akhir dari Ice Age. Sekitar tahun 11.000 BC, danau tersebut kembali muncul. Saat ini, ketinggian permukaan danau hampir sama dengan saat 1.000 tahun setelah masehi (AD).



Gambar 3.11: Perubahan Permukaan Danau Chat di Saharan (OECD, 2009)



Pertanyaan 1. (Pilihan ganda, level 1b) Berapakah kedalaman dari danau Chad saat ini? a. Sekitar 2 meter b. Sekitar 15 meter c.



Sekitar 50 meter



d. Sudah menghilang sepenuhnya e. Informasi mengenai hal ini tidak tersedia 2. (Isian, level 1a) Pada tahun berapa grafik tersebut dimulai?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



77



3. (Essay, level 2) Mengapa penulis memilih untuk memulai grafik di tahun tersebut?



Solusi 1. Sekitar 2 meter (a) 2. Ada beberapa jawaban yang diperbolehkan seperti 11.000 BC, atau di antara 10.500 dan 12.000. Jawaban yang diperbolehkan adalah jawaban yang mengindikasikan siswa melakukan ekstrapolasi dari skala grafik. 3. Karena merujuk pada awal mula danau ini muncul lagi.



Pembahasan Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi. 1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah: a. Mencari informasi pada cerita soal mengenai kedalaman danau saat ini. Di soal disebutkan kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD. b. Karena kedalaman danau saat ini hampir sama dengan saat 1.000 AD, maka berikutnya periksa kedalaman danau saat 1.000 AD. c.



Tidak ada informasi persis kedalaman danau saat 1000 AD, tapi dengan mengeliminasi satu per satu pilihan jawaban yang tidak mungkin maka bisa didapatkan jawaban yang paling cocok: i.



Pilihan jawaban b dan c tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau harusnya lebih kecil dari 1000.



ii.



Pilihan jawaban d tidak mungkin, karena pada grafik kedalaman danau tidak di titik 0.



iii.



Pilihan jawaban a adalah yang paling mungkin. Dengan melihat ketinggian grafik pada 1.000 AD dengan skala di sumbu y, ketinggian grafik berada di sekitar 1/5 dari rentang 10.000 meter yaitu sekitar 2.000 meter.



iv.



Pilihan jawaban e jadi salah karena informasinya sebenarnya tersedia.



2. Untuk mengetahui pada tahun berapa kira-kira grafik dimulai, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:



78



|



PPG Pra Jabatan 2022



a. Menghitung rentang dari 2 titik pada sumbu x. Rentang 2 titik pada sumbu x adalah 2.000 tahun. b. Awal grafik adalah sebelum 10.000 BC namun tidak sampai 1 rentang sumbu x, oleh karena itu pasti lebih besar dari 10.000 BC namun kurang dari 12.000 BC. c.



Dengan melihat kedalaman danau pada saat mulai grafik adalah 0, maka yang dicurigai adalah grafik dimulai saat danau Chad muncul kembali.



d. Pada cerita yang diberikan di soal, diketahui danau Chad muncul sekitar 11.000 BC. e. Dengan menyatukan informasi dari cerita pada soal dan grafik, maka awal grafik ada di sekitar 11.000 BC. 3. Jawaban nomor 3 didapat dengan melihat nilai pada sumbu y grafik pada saat mulai. Nilai pada sumbu y grafik saat mulai adalah 0. Hal ini berarti grafik dimulai saat danau muncul kembali. Jadi alasan penulis memilih tahun tersebut sebagai permulaan grafik adalah merujuk pada awal mula danau muncul kembali. Apakah Anda dapat menemukan cara lain?



Identifikasi 4 Fondasi CT ●



Pertanyaan 1 ○



Dekomposisi: Anda dapat memecah masalah ini dengan melakukan pencarian terhadap 2 hal, yaitu grafik dan cerita soal. Informasi dari grafik dan cerita soal kemudian digabungkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.







Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara detail berapa kedalaman danau saat 1.000 AD.







Pertanyaan 2 dan 3 ○



Dekomposisi: Sama dengan saat menjawab pertanyaan 1, Anda perlu mencari informasi dari 2 hal yaitu grafik dan cerita soal. Anda mencari dari masing-masing sumber kemudian menggabungkan informasi yang didapatkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.



○ Abstraksi: Anda tidak perlu mencari secara persis pada tahun berapa grafik dimulai.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



79



Contoh Soal Literasi Matematika PISA Mathematics Unit 3 : Apples Sumber



: Take the Test (2009)



Deskripsi Soal Seorang petani menanam pohon-pohon apel sedemikian sehingga pohon-pohon apel tersebut membentuk persegi. Untuk melindungi pohon-pohon apel tersebut dari angin maka ia menanam pohon konifer mengelilingi kebun. Banyaknya pohon konifer yang ditanam akan tergantung dari banyaknya pohon apel yang ditanam. Pada Gambar 3.12, Anda diberikan beberapa contoh pola penanaman pohon apel dan pohon konifer. Keterangan gambar: ● adalah pohon apel dan x adalah pohon konifer (cemara).



Gambar 3.12: Susunan Apel dan Konifer. Gambar diadaptasi dari (OECD, 2009) Pertanyaan 1. (Level 1) Lengkapi Tabel 3.4!



80



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tabel 3.4: Banyaknya pohon konifer dan apel 𝑛



Banyaknya pohon apel



1



1



2



4



Banyaknya pohon konifer 8



3



4



5



2. (Level 4) Banyaknya pohon apel dan pohon konifer yang ditanam dapat dihitung dengan mengetahui berapa banyak baris apel yang diinginkan. Misal banyaknya baris apel adalah 𝑛, maka: Banyaknya pohon apel dapat dihitung dengan 𝑛2 Banyaknya pohon konifer dapat dihitung dengan 8𝑛 Ada satu nilai 𝑛 di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama. Berapakah nilai 𝑛 tersebut dan jelaskan bagaimana cara Anda mendapatkan nilai tersebut.



3. (Level 4) Misal petani ingin membuat kebun yang lebih besar lagi. Jika kebun yang dibuat semakin besar, yang manakah yang bertambah lebih cepat: banyaknya pohon apel atau banyaknya pohon konifer? Jelaskan jawaban Anda!



Solusi dan Pembahasan A. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 1 Solusi dari Tabel 3.4 diberikan pada Tabel 3.5



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



81



Tabel 3.5: Solusi Tabel 3.4 𝑛



Banyaknya pohon apel



Banyaknya pohon konifer



1



1



8



2



4



16



3



9



24



4



16



32



5



25



40



Paling tidak ada 2 ide berbeda untuk menemukan banyaknya pohon apel dan konifer, yaitu: a. Cara Pertama 1. Cari informasi pada soal mengenai bangun datar yang terbentuk dari pohon-pohon apel yang ditanam. Pada soal dikatakan pohon-pohon apel ditanam hingga membentuk persegi. 2. Karena pohon-pohon apel ditanam hingga membentuk persegi, maka banyaknya pohon apel akan sama dengan luas dari persegi. 3. Luas dari persegi didapatkan dari perkalian panjang sisi-sisinya. 4. Panjang sisi dinyatakan oleh banyaknya baris pohon apel yang ditanam. 5. Banyaknya pohon apel berarti 𝑛 × 𝑛 6. Untuk 𝑛 = 3 hingga 𝑛 = 5, isi tabel dengan 𝑛 × 𝑛 b. Cara Kedua 1. Hitung banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal untuk 𝑛 = 2. 2. Banyaknya pohon konifer pada saat 𝑛 = 2 adalah 16. 3. Hitung lagi banyaknya pohon konifer dari gambar yang disediakan di soal untuk 𝑛 = 3. 4. Banyaknya pohon konifer saat 𝑛 = 3 adalah 24. 5. Dari ketiga hasil yang didapat mulai terlihat bahwa banyaknya pohon konifer membentuk barisan 8, 16, 24. 6. Dari barisan 8, 16, 24 Anda mungkin mulai mencurigai kalau banyaknya pohon konifer saat 𝑛 adalah sebanyak 8𝑛. Bisakah Anda memberi bukti



82



|



PPG Pra Jabatan 2022



yang valid mengapa banyaknya pohon konifer saat n adalah sebanyak 8n? B. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 2 Nilai 𝑛 di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama adalah 8. Untuk mendapatkan jawabannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Melanjutkan tabel pada nomor 1 hingga mendapatkan suatu nilai 𝑛 di mana banyaknya pohon apel dan pohon konifer sama. 2. Menyelesaikan persamaan 𝑛2 = 8𝑛 dengan memfaktorkan. Cara penyelesaian: 𝑛2 = 8𝑛, 𝑛2 − 8𝑛 = 0, 𝑛(8 − 𝑛) = 0, 𝑛 = 0 ∨ 𝑛 = 8. Tidak mungkin 𝑛 = 0, jadi 𝑛 = 8 3. Menyelesaikan persamaan 𝑛2 = 8𝑛 dengan menalar. 𝑛 ⋅ 𝑛 = 8 ⋅ 𝑛, jadi 𝑛 = 8. C. Solusi dan Pembahasan untuk Pertanyaan 3 Pertambahan pohon apel lebih cepat dibanding pohon konifer. Ada beberapa alasan yang dapat digunakan: 1. Banyaknya pohon apel bersifat kuadratik sementara banyaknya pohon konifer linear. Fungsi yang bersifat kuadratik akan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat. 2. Membuat grafik 𝑛2 dan 8𝑛. Dari grafik tersebut, dapat dilihat 𝑛2 akan melewati 8𝑛 setelah 𝑛 = 8. 3. Melihat fungsi dari banyaknya masing-masing pohon. Banyaknya pohon apel = 𝑛 × 𝑛 sementara banyaknya pohon konifer = 8 × 𝑛. Pada kedua fungsi, samasama terdapat perkalian dengan 𝑛. Bedanya pada pohon apel 𝑛 dikali dengan 𝑛, sedangkan pada pohon konifer dikali dengan 8. Ketika nilai 𝑛 lebih besar dari 8 maka pertambahan pohon apel akan semakin banyak dibanding pohon konifer. Tantangan Tambahan Apakah Anda dapat menemukan cara lain untuk menjawab ketiga pertanyaan pada soal ini?



Identifikasi 4 Fondasi CT ●



Pertanyaan 1 ○



Pengenalan pola: Anda mencoba menghitung banyaknya pohon konifer dan apel secara manual kemudian mengenali banyaknya pohon konifer dan apel masing-masingnya ternyata membuat pola.







Abstraksi: Saat menentukan banyaknya pohon apel, Anda bisa juga tidak memulai dengan melihat pola tapi dengan menggunakan konsep bangun



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



83



datar yang terbentuk dari pohon-pohon apel yang ditanam. Luar daerah dari persegi adalah sisi x sisi tidak peduli apapun kasusnya. ●



Pertanyaan 2 Algoritma: Anda dapat menerapkan langkah-langkah dalam menyelesaikan persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai 𝑛.







Pertanyaan 3 Abstraksi: Tanpa harus mengetahui detail dari fungsinya, Anda bisa menggunakan konsep fungsi kuadrat bertambah dengan lebih cepat dibanding fungsi linear.



Contoh Soal Literasi Sains PISA Science Unit 5: Greenhouse Sumber: Take the Test (2009) Deskripsi Soal Efek rumah kaca: fakta atau fiksi? Makhluk hidup memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Energi yang menopang kehidupan di Bumi berasal dari Matahari. Matahari memancarkan energi radiasi yang sebagian kecilnya mencapai Bumi. Atmosfer bumi bertindak sebagai selimut yang melindungi Bumi dari energi radiasi matahari yang berlebihan. Sebagian energi radiasi yang melewati atmosfer diserap oleh Bumi dan sebagian lagi dipantulkan oleh permukaan bumi. Energi yang dipantulkan oleh permukaan bumi diserap oleh atmosfer sehingga rata-rata temperatur di atas permukaan Bumi lebih tinggi dibandingkan jika tidak ada atmosfer yang melindungi Bumi. Penyerapan energi bumi yang dipantulkan dari permukaan bumi oleh atmosfer memiliki efek yang sama dengan efek rumah kaca sehingga dikenal dengan istilah efek rumah kaca. Efek rumah kaca banyak dibicarakan sepanjang abad ke-20. Sebuah kenyataan bahwa rata-rata temperatur Bumi meningkat. Di surat kabar dan majalah sering dikatakan peningkatan emisi karbon dioksida adalah faktor utama peningkatan temperatur Bumi di abad ke-20. Seorang siswa bernama Andre tertarik untuk mengetahui kemungkinan hubungan rata-rata temperatur Bumi dengan emisi karbon dioksida di Bumi. Di perpustakaan Andre menemukan dua buah grafik yang ditunjukkan oleh Gambar 3.13 dan Gambar 3.14.



84



|



PPG Pra Jabatan 2022



Gambar 3.13: Emisi Karbon Dioksida (dalam Satuan 10.000.000 per Tahun) (OECD, 2009)



Gambar 3.14: Rata-rata Temperatur Atmosfer Bumi (Celcius) (OECD, 2009)



Andre menyimpulkan dari kedua grafik ini bahwa kenaikan rata-rata temperatur bumi pasti disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida. Pertanyaan 1. (Level 4) Jelaskan bagaimana kedua grafik yang ditemukan Andre mendukung kesimpulan Andre!



2. (Level 5) Jeanne yang merupakan rekan Andre tidak setuju dengan kesimpulan dari Andre. Dia membandingkan kedua grafik yang ditemukan Andre dan berkata beberapa bagian dari grafik tersebut tidak mendukung kesimpulan Andre. Berikan contoh bagian pada grafik yang tidak mendukung kesimpulan Andre! Jelaskan jawaban Anda! Solusi 1. Jawaban yang mengacu ke kenaikan rata-rata temperatur bumi dan karbon dioksida pada kedua grafik, seperti misalnya: -



Ketika emisi karbon dioksida naik, temperatur bumi juga naik



-



Kedua grafik sama-sama menaik



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



85



-



Karena sejak tahun 1910, kedua grafik mulai menaik



-



dll



2. Jawaban yang mengacu ke salah satu atau lebih bagian grafik di mana pada rentang waktu tertentu karbon dioksida naik namun suhu tidak naik atau sebaliknya. Pembahasan Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi. 1. Untuk mendukung kesimpulan Andre,langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perhatikan grafik tahun dengan emisi karbon dioksida (Gambar 3.13). Secara umum, trend grafik emisi karbon dioksida adalah naik dari tahun ke tahun. b. Grafik tahun dengan rata-rata temperatur bumi juga memiliki trend naik dari tahun ke tahun. c.



Karena kedua grafik memiliki trend naik dari tahun ke tahun, maka ada kemungkinan kenaikan emisi karbon dioksida menyebabkan kenaikan rata-rata temperatur bumi.



2. Jeanne ingin memberikan bukti yang tidak mendukung kesimpulan Andre dengan menggunakan informasi kedua grafik yang ditemukan Andre. Jika dilihat secara keseluruhan memang kedua grafik sama-sama memiliki trend yang naik, namun jika dilihat secara detail ada rentang waktu di mana emisi karbon dioksida naik namun ratarata temperatur Bumi turun dan juga sebaliknya. Jadi hal yang perlu dilakukan untuk mendukung pernyataan Jeanne adalah memperhatikan bagian-bagian pada grafik yang tidak sesuai dengan trend. Apakah Anda dapat menemukan cara berpikir lain?



Identifikasi 4 Fondasi CT ●



Pertanyaan 1 ○



Abstraksi: Anda menggunakan trend dari kedua grafik tanpa memperhatikan detail dari kedua grafik.







Pengenalan pola: Anda melihat pola pergerakan dari kedua grafik dari tahun ke tahun untuk mendapatkan trend.







Pertanyaan 2 Dekomposisi: Perhatikan secara detail masing-masing grafik. Untuk masing-masing grafik, cari rentang waktu yang mengalami penurunan kemudian satukan informasi



86



|



PPG Pra Jabatan 2022



dari kedua grafik untuk mendapatkan rentang waktu di mana kedua grafik berlawanan arah.



Pada soal-soal PISA, ada analisis data, pemodelan dan simulasi yang dilakukan. Salah satu contohnya adalah pada soal Science Greenhouse, Anda menganalisis data yang disajikan dalam bentuk grafik. Penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data, pemodelan dan simulasi ada pada Lampiran A.



2.3. Lembar Kerja Reflektif (Pertanyaan Diskusi di Kelas) Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui aktivitas problem solving soal-soal literasi!



2.4. Lembar Kerja Mahasiswa (Dinilai - Dikumpulkan Bersama dengan Hasil Diskusi pada Ruang Kolaborasi) Kerjakan lembar kerja pada 02.04.01 hingga 02.04.05. Lembar kerja 02.04.01 hingga 02.04.04 dikerjakan dengan mengacu pada framework tes PISA 2018. 2.4.1 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Literasi Membaca pada Tes PISA) Nama/NIM:



Literasi Membaca Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa?



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



87



Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam konteks literasi membaca? 1. Mengerti teks:



2. Menggunakan teks:



3. Merefleksikan teks:



4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:



Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?



Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh. Level



Apa yang dapat dilakukan siswa Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang



1b



di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan siswa menemukan informasi tersebut.



88



|



PPG Pra Jabatan 2022



1a 2 3 4 5 6



Subtopik 3: Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan (Problem Solving) untuk Berbagai Kasus Pada subtopik ini, Anda akan merangkum pengalaman belajar yang sudah Anda lakukan dari subtopik 1 hingga 2. Subtopik ini dimulai dari 06. Koneksi Antar Materi karena 01. Mulai dari Diri hingga 05. Elaborasi Pemahaman sudah dibahas pada subtopik 1 dan 2. Kegiatan yang Anda lakukan di subtopik ini terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1. Mengkoneksikan materi yang sudah Anda pelajari 2. Membuat aksi nyata



6. Koneksi Antar Materi Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



Mekanisme Pembagian Kelompok Buatlah kelompok dengan ketentuan: 1. Sebuah kelompok terdiri dari 2 anggota. Jika banyaknya siswa dalam suatu kelas berjumlah ganjil, maka ada 1 kelompok yang boleh terdiri dari 3 orang. 2. Kelompok tidak harus terdiri dari anggota yang satu jenjang ataupun satu rumpun ilmu.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



89



Materi Diskusi Kelompok Anda sudah mencoba mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis permasalahan. Karena pertemuan ini merupakan penutup dari Topik CT dalam problem solving, berdasarkan pengalaman Anda menyelesaikan soal Bebras dan PISA/AKM, cobalah untuk mencari: 1. Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM. 2. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan yang Anda lakukan sebelumnya Tuliskan hasil diskusi Anda pada lembar kerja berikut ini! (1 kelompok membuat 1 lembar kerja) Lembar Kerja Mahasiswa (Berkelompok) Nama anggota 1



:



NIM anggota 1



:



Nama anggota 2



:



NIM anggota 2



:



(jika ada 3 anggota, tuliskan juga nama dan NIM anggota ketiga) Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan:



7.



Aksi Nyata Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.



7.1.



Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio)



Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut! 1. Pengalaman



menarik



apa



saja



yang



Anda



dapatkan



dari



mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini.



90



|



PPG Pra Jabatan 2022



2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?



3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?



7.2.



Portofolio Topik CT dalam Problem Solving



Susunlah hasil belajar Anda menjadi bagian dari portofolio. Hal-hal yang perlu Anda sertakan pada portofolio Anda adalah: 1. Lembar kerja mahasiswa pada eksplorasi konsep (2.4). 2. Hasil diskusi dan penilaian pada ruang kolaborasi (3). 3. Hasil pada demonstrasi kontekstual (4). Bagian 1-3 diulang sebanyak 3 kali untuk pertemuan 4 hingga 6. 4. Lembar kerja pada koneksi antar materi (6). 5. Hasil refleksi pada aksi nyata (7).



Penutup Pada bagian ini, dibahas mengenai perbedaan karakteristik soal Tantangan Bebras dan tes PISA (Tabel 3.6). Tabel 3.6: Perbedaan Karakteristika Soal Tantangan Bebras dan Tes PISA Bebras -



-



Tes PISA



Sudah dikategorikan berdasarkan usia atau jenjang pendidikan. Masing-masing soal dikerjakan dalam waktu kurang lebih 3 menit. Soal cenderung singkat dan hanya terdapat satu pertanyaan. Konsep yang mendasari soal-soalnya adalah konsep CT dan informatika.



-



-



Ditujukan untuk siswa usia 15 tahun. Waktu yang diberikan untuk menjawab soal cukup panjang karena pada satu soal terdapat beberapa pertanyaan. Konsep yang mendasarinya ada literasi membaca, matematika, sains.



Karena soal Bebras sudah dikategorikan jenjangnya, maka soal Bebras dapat diadopsi untuk masing-masing jenjang tanpa banyak penyesuaian. Namun, saat



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



91



mengadopsi soal tes PISA, calon guru perlu mempertimbangkan apakah soal tersebut sesuai dengan jenjang yang diajar. Jika belum sesuai, calon guru perlu melakukan penyesuaian seperti mengubah kompleksitas persoalan yang diberikan. Contoh penyesuaian yang dapat dilakukan untuk soal tes PISA adalah sebagai berikut. Jika guru ingin menggunakan soal tes PISA untuk siswa SD, maka guru dapat menambahkan pertanyaan yang menguji level progress yang lebih rendah. Sedangkan jika guru ingin menggunakan soal tes PISA untuk siswa SMA, maka guru dapat menambahkan pertanyan yang menguji level progress yang lebih tinggi.



92



|



PPG Pra Jabatan 2022



Topik 4: Ujian Tengah Semester Durasi : 1 pertemuan Tujuan dari topik mengenai Ujian Tengah Semester (UTS) ini adalah memberikan gambaran mengenai (A) kisi-kisi UTS, (B) rubrik penilaian, dan (C) contoh soal. UTS ini akan menguji pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari, implementasi CT untuk problem solving, dan disposisi CT dalam problem solving. Untuk menguji hal tersebut, terdapat tiga tipe soal, yaitu : ●



Tipe pertanyaan konseptual. Pada tipe pertanyaan konseptual, mahasiswa diminta menjawab pertanyaan terkait pemahaman konsep-konsep yang telah dipelajari







Tipe pertanyaan problem solving. Pada tipe soal problem solving, mahasiswa diminta untuk merancang strategi penyelesaian untuk sebuah persoalan dengan mengimplementasikan konsep-konsep CT.







Tipe pertanyaan reflektif. Pada tipe soal reflektif, mahasiswa diminta menggali disposisi konsep yang digunakan dalam perancangan strategi untuk problem solving.



Bentuk soal yang diberikan dapat berupa pilihan ganda (PG), isian, dan uraian. Topik UTS ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan gambaran kepada Anda mengenai UTS yang akan diberikan, tetapi juga untuk memberikan gambaran kepada Anda mengenai cara merancang ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal yang dapat Anda gunakan pada saat Anda kelak menerapkan CT untuk mengajar siswa/i Anda.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



93



A.



Kisi-kisi UTS Mata Kuliah Computational Thinking dalam Pendidikan



Format kisi-kisi dan pengelompokan indikator capaian pada yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1 mengacu pada Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK Tahun 2017, Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Indikator capaian yang ditargetkan adalah indikator berdasarkan Taksonomi Bloom (C1 s.d.C6). Indikator tersebut dikelompokkan menjadi tiga level kognitif, yaitu: -



Level 1: mengingat (C1) dan memahami (C2),



-



Level 2: mengaplikasikan (C3),



-



Level 3: menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).



Sebagai keterangan, perhatikan bahwa Indikator capaian “memahami” (C2) pada Mata Kuliah CT untuk Pendidikan ini, yang dimaksud adalah pemahaman bermakna, bukan hanya memahami secara kognitif dan bukan hanya mengulang hasil hafalan, melainkan juga mampu menjelaskan apa yang telah dipahami dan dialami setelah melakukan berbagai aktivitas di topik-topik yang sudah dilalui, khususnya pada alur MER (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi). Penjelasan yang diharapkan dari mahasiswa adalah menyampaikan hasil observasi, eksplorasi, dan proses belajar konsep secara mandiri.



94



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tabel 4.1: Kisi-kisi Soal UTS Matakuliah CT dalam Pendidikan



No



1



CPMK



Materi



Indikator Soal Secara Umum



CPMK-01. Memahami CT



Mahasiswa diminta menjelaskan arti



sebagai pendekatan problem



efektif, efisien, dan optimal. Mahasiswa



solving yang dibutuhkan



Pengenalan CT:



juga diberikan contoh kasus dan diminta



sebagai kompetensi penting



Apa itu CT,



untuk mencari solusi yang efektif, efisien



abad kini dalam profesi



Mengapa CT



dan optimal untuk kasus tersebut serta



apapun di era saat ini, yaitu



penting



memberi alasan mengapa menurut



dunia IR4.0, masyarakat 5.0



mereka solusi tersebut efektif, efisien



dan dunia VUCA



dan optimal.



Level



No



Bentuk & Tipe



Kognitif



Soal



Soal



Uraian L2



1



konseptual, problem solving, reflektif



Diberikan definisi dari salah satu dari 4



CPMK-02 Keterampilan 2



dasar dan disposisi Berpikir Komputasional



Keterampilan dasar



fondasi utama CT (abstraksi, algoritma,



CT (AADP dan



dekomposisi, pengenalan pola).



keterampilan



Mahasiswa diminta mengidentifikasi



lainnya)



nama fondasi CT yang dimaksud pada



L1



2



Isian - konseptual



L1



3



PG - konseptual



definisi tersebut. Pembentukan



Diberikan contoh kasus yang



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



95



No



CPMK



Materi



Indikator Soal Secara Umum



disposisi CT



menerapkan salah satu pendekatan



(kesiagaan



melatih CT dari pendekatan-pendekatan



menerapkan CT



yang dibahas (tinkering,



dalam bidang yang



creating,debugging, collaborating,



dihadapi)



persevering). Mahasiswa diminta



Level



No



Bentuk & Tipe



Kognitif



Soal



Soal



memilih nama pendekatan yang tepat untuk kasus tersebut Diberikan beberapa pernyataan terkait CT dalam kurikulum Indonesia



Merdeka. Salah satu atau beberapa dari pernyataan tersebut tidak benar.



PPG Pra Jabatan 2022



4



answer) konseptual



Diberikan contoh kegiatan pembelajaran CT dan posisinya



CT berdasarkan Computational Thinking



dalam tatanan



Pedagogical Framework (unplugged,



global



remixing, making, tinkering), mahasiswa diminta memilih satu atau lebih kegiatan



|



L1



yang salah tersebut.



dalam berbagai bidang mata pelajaran dalam kurikulum



96



PG (multiple



Mahasiswa diminta memilih pernyataan



CPMK-03. Integrasi CT ke 3



keberadaan CT dalam Kurikulum



PG (multiple L1



5



answer) konseptual



No



CPMK



Materi



Indikator Soal Secara Umum



Level



No



Bentuk & Tipe



Kognitif



Soal



Soal



pembelajaran yang melibatkan pendekatan pembelajaran yang diminta pada soal.



CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem solving 4



dengan 4 keterampilan dasar CT mulai memahami permasalahan, menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien, optimal)



-



CT dalam



problem solving (CT dalam kasus umum) -



CT dan



literasi -



CT dalam



analisis data, pemodelan dan simulasi (CT dalam kasus umum yang



Mahasiswa diberikan dua buah soal problem solving (soal sejenis dengan soal Bebras, PISA, AKM, atau soal lainnya yang melibatkan analisis data, pemodelan dan simulasi) kemudian



L1, L2,



mahasiswa diminta untuk merancang



L3



6, 7



Uraian - problem solving & reflektif



strategi yang mengimplementasikan CT untuk mendapatkan solusi, menuliskan solusi yang diperoleh dan menjelaskan konsep CT yang diimplementasikan.



didasari data)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



97



Untuk materi kuliah setelah UTS, penilaian dilakukan secara sumatif. Bentuk akhir dari penilaian sumatif tersebut adalah portofolio (lihat Topik 7: Restrukturisasi Portofolio).



B.



Rubrik Penilaian Secara Umum



Pada bagian ini, diberikan rubrik penilaian untuk bentuk soal uraian yang dapat berlaku secara umum, untuk kasus yang berbeda, namun dengan tipe soal sejenis. Rubrik tersebut mengacu ke tipe soal pada Tabel 4.1, kisi-kisi soal. Rubrik penilaian untuk soal pilihan ganda dan isian singkat dapat ditentukan oleh dosen (misal: menggunakan nilai minus atau tidak jika ada kesalahan). Komponen yang dinilai untuk masing-masing tipe pertanyaan adalah: 1. Konseptual: ketepatan dan kemampuan menjelaskan konsep yang diharapkan dari soal 2. Problem solving: ketepatan solusi untuk persoalan yang diberikan dan kemampuan menjelaskan strategi yang digunakan dalam problem solving 3. Reflektif: ketepatan dan kemampuan menjelaskan alasan (reasoning) implementasi suatu konsep (misalnya fondansi CT) dalam problem solving Pada Tabel 4.2 diberikan rubrik untuk soal uraian pada Tabel 4.1, Kisi-kisi UTS dengan nomor soal 1. Tujuan pemberian rubrik adalah untuk memberikan gambaran bagaimana penilaian dilakukan dan menjadi contoh saat calon guru membuat soal. Rubrik penilaian yang diberikan merupakan rubrik penilaian secara umum sehingga dapat berubah menyesuaikan soal spesifik yang disusun oleh dosen (tidak terbatas pada contoh kasus yang diberikan pada contoh soal).



98



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tabel 4.2: Rubrik Penilaian Contoh Soal Uraian no 1 Tipe No



pertanyaa



Elemen Penilaian



A = Sangat Baik



B = Baik



C = Cukup



Ketepatan dalam



Mahasiswa dapat



Mahasiswa dapat



menjelaskan



menjelaskan 90-



menjelaskan 75-



definisi efektif,



100% arti efektif,



89% arti efektif,



efisien, dan



efisien, dan



efisien, dan



optimal.



optimal.



optimal.



Perancangan



Mahasiswa dapat



strategi



mengimplementa



implementasi CT



sikan CT untuk



untuk



menghasilkan



mendapatkan



solusi yang



solusi yang efektif,



efektif, efisien,



efisien, optimal.



optimal.



D = Kurang



n



1



2



Konseptual



Problem solving



Mahasiswa dapat menjelaskan 60-74% arti efektif, efisien, dan optimal. Mahasiswa dapat



Mahasiswa dapat



mengimplementasika



mengimplementa



n CT, namun hanya



sikan CT untuk



sebatas pada



menghasilkan



identifikasi persoalan



solusi yang efektif



dan menghasilkan



dan efisien.



solusi yang efektif



Mahasiswa dapat menjelaskan kurang dari 60% arti dari efektif, efisien, dan optimal. Mahasiswa salah dalam. mengidentifikasi persoalan sehingga solusi yang dihasilkan tidak efektif.



saja.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



99



Tipe No



pertanyaa



Elemen Penilaian



A = Sangat Baik



B = Baik



C = Cukup



D = Kurang



Mahasiswa dapat



Mahasiswa dapat



menuliskan 90-



menuliskan 75-



Mahasiswa dapat



Mahasiswa dapat



100% penjelasan



89% penjelasan



menuliskan 60-74%



menuliskan kurang



mengapa solusi



mengapa solusi



penjelasan mengapa



dari 60% penjelasan



yang diusulkan



yang diusulkan



solusi yang



mengapa solusi yang



adalah solusi



adalah solusi



diusulkan adalah



diusulkan adalah



yang efektif,



yang efektif,



solusi yang efektif,



solusi yang efektif,



efisien, dan



efisien, dan



efisien, dan optimal.



efisien, dan optimal.



optimal.



optimal.



n



Penjelasan aspek 3



Reflektif



efektif, efisien, dan optimal dari solusi yang diusulkan.



Pada Tabel 4.3 diberikan rubrik untuk soal uraian pada Tabel 4.1, Kisi-kisi UTS dengan nomor soal 6 dan 7. Rubrik penilaian pada Tabel 4.3 adalah rubrik umum yang dapat digunakan untuk menilai berbagai soal bersifat problem solving. Persoalan yang diberikan akan ditentukan oleh dosen Anda dan rubrik pada Tabel 4.3 dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dosen Anda dan soal yang diberikan.



100



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tabel 4.3: Rubrik Penilaian Contoh Soal Uraian no 6-7 No.



Tipe



A = Sangat Baik



B = Baik



pertanyaan soal / memberikan



Mahasiswa



Mahasiswa



Problem



solusi (soal sejenis soal



menjawab



menjawab



solving



Bebras, AKM, PISA, atau soal



dengan tepat 90-



dengan tepat 75-



yang melibatkan analisis data,



100% soal.



89% soal.



pertanyaan



Elemen Penilaian Ketepatan menjawab



1



pemodelan dan simulasi).



C = Cukup



Mahasiswa



Mahasiswa



menjawab



menjawab



dengan tepat



dengan tepat



kurang 60-74%



kurang dari 60%



soal.



soal.



Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat mengimplementa



2



Problem solving



Ketepatan perancangan



sikan CT untuk



strategi implementasi CT



menghasilkan



untuk mendapatkan solusi.



solusi yang efektif, efisien, optimal.



Mahasiswa dapat mengimplementa sikan CT untuk menghasilkan solusi yang efektif dan efisien.



D = Kurang



mengimplementa sikan CT, namun hanya sebatas pada identifikasi persoalan dan menghasilkan solusi yang efektif



Mahasiswa salah dalam. mengidentifikasi persoalan sehingga solusi yang dihasilkan tidak efektif.



saja.



3



Kemampuan menuliskan



Mahasiswa dapat



Mahasiswa dapat



Mahasiswa dapat



Mahasiswa



Problem



proses berpikir dalam



menuliskan 90-



menuliskan 75-



menuliskan 60-



dapat



solving



perancangan solusi



100% proses



89% proses



74% proses



menuliskan



(identifikasi persoalan, strategi



berpikirnya



berpikirnya



berpikirnya



kurang dari 60



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



101



No.



Tipe pertanyaan



Elemen Penilaian



A = Sangat Baik



B = Baik



C = Cukup



D = Kurang



yang digunakan) yang runut



dengan runut dan



dengan runtut



dengan runtut



proses



dan logis.



logis.



dan logis.



dan logis.



berpikirnya dengan runut dan logis.



Refleksi fondasi CT yang diterapkan: Disposisi fondasi CT (AADP) dan/atau konsep 4



Reflektif



CT (analisis data, pemodelan, simulasi) yang untuk mendapatkan solusi dari persoalan.



Kemampuan menjelaskan disposisi fondasi CT (AADP) 5



Reflektif



dan/atau konsep CT(analisis data, pemodelan, simulasi) yang diimplementasikan untuk mendapatkan solusi.



102



|



PPG Pra Jabatan 2022



Peserta dapat



Peserta dapat



Peserta dapat



mengimplementas



mengimplementas



mengimplementasi mengimplement



ikan dengan tepat



ikan dengan tepat



kan dengan tepat



asikan kurang



90-100% fondasi



75-89% fondasi



60-74% fondasi



dari 60% fondasi



dan/atau konsep



dan/atau konsep



dan/atau konsep



dan/atau konsep



CT untuk



CT untuk



CT untuk



CT untuk



mendapatkan



mendapatkan



mendapatkan



mendapatkan



solusi.



solusi.



solusi.



solusi.



Peserta dapat



Peserta dapat



menjelaskan



menjelaskan



dengan tepat 75-



dengan tepat 60-



89% fondasi



74% fondasi



dan/atau konsep



dan/atau konsep



CT yang



CT yang



Peserta dapat menjelaskan dengan tepat 90100% dan/atau konsep CT yang diimplementasikan untuk



diimplementasikan diimplementasikan untuk



untuk



Peserta dapat



Peserta dapat menjelaskan kurang dari 60% fondasi dan/atau konsep CT yang diimplementasik an untuk



No.



Tipe pertanyaan



Elemen Penilaian



A = Sangat Baik



B = Baik



C = Cukup



D = Kurang



mendapatkan



mendapatkan



mendapatkan



mendapatkan



solusi.



solusi.



solusi.



solusi.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



103



C.



Contoh Soal



Contoh-contoh soal diberikan agar Anda mendapat gambaran soal UTS untuk masing-masing deskripsi soal pada Tabel 4.1. Untuk masing-masing contoh soal, ada keterangan konteks dan tipe soal. Contoh soal ini akan dikembangkan dosen dengan menyesuaikan antara konteks soal dan sebaran mata pelajaran dan jenjang yang akan diajar oleh calon guru yang sedang mengambil mata kuliah. Contoh soal nomor 1, 2, 6, 7, dan 8 dapat Anda gunakan juga untuk siswa. Soal nomor 3, 4, dan 5 adalah soal mengenai konsep CT (teori) sehingga kurang relevan diajarkan untuk siswa didik Anda. Contoh soal nomor 6, 7, dan 8 adalah implementasi/realisasi soal mengacu ke kisi-kisi pada Tabel 4.1 untuk CPMK 04 dan penilaiannya dilakukan dengan Rubrik pada Tabel 4.3.



Contoh Soal 1 Bidang Ilmu Soal



: Masalah umum sehari-hari, literasi



Tipe Pertanyaan



: Konseptual, problem solving, dan reflektif



Bentuk Soal



: Uraian



Deskripsi Soal Pada soal ini, diberikan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah pertanyaan konseptual, pertanyaan kedua adalah pertanyaan studi kasus untuk penerapan problem solving dengan CT. a. Definisi CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal. Jelaskan definisi solusi yang efektif, efisien, dan optimal! b. Bu Kiki adalah seorang Ibu rumah tangga yang pintar memasak. Terkadang Bu Kiki menerima pesanan makanan untuk acara tertentu. Salah satu menu buatan Bu Kiki yang paling disukai oleh pelanggannya adalah sambal dadak buatannya yang sangat sedap. Walaupun Bu Kiki menggunakan resep yang sama, terkadang Bu Kiki harus memasak sambal dengan jumlah yang berbeda. Berilah saran kepada Bu Kiki tentang bagaimana cara membuat sambal yang efektif, efisien, dan optimal untuk persoalan A dan persoalan B berikut ini!. Anda boleh menuliskan asumsi yang diperlukan untuk jawaban Anda, misal alat apa saja yang sudah Anda miliki.



104



|



PPG Pra Jabatan 2022



Persoalan A: Hari ini Bu Kiki memasak ayam goreng untuk anggota keluarganya, tentunya dengan sambal dadak andalan Bu Kiki. Saat ini, Karena tidak ada pesanan makanan dari pihak luar, Bu Kiki hanya membuat sambal untuk porsi 5 orang. Persoalan B: Pada keesokan harinya, Bu Kiki menerima pesanan untuk membuat sambal dadak sebanyak 100 porsi. Rubrik penilaian Lihat Tabel 4.2 (elemen apa saja) - uraikan dengan konteks sambal bu Kiki. ●



Pertanyaan a menggunakan rubrik penilaian dari Tabel 4.2 no 1.







Pertanyaan b menggunakan rubrik penilaian dari Tabel 4.2 no 2 dan 3. Pada contoh soal ini, rubrik pada Tabel 4.2 tidak perlu dimodifikasi. Pada saat Anda mengajar siswa/i, Anda dapat memodifikasi ide cerita.



Contoh Soal 2 Bidang Ilmu Soal



: Biologi (kelas XI)



Tipe Pertanyaan



: Konseptual



Bentuk Soal



: Isian



Deskripsi Soal Dodo adalah seorang siswa kelas XI yang sedang belajar biologi. Topik yang sedang dipelajari Dodo adalah sistem pencernaan manusia. a. Dodo ingin mempelajari tentang sistem pencernaan manusia. Agar dapat memahami sistem pencernaan manusia dengan jelas, ia membagi-bagi waktu belajarnya dengan mempelajari masing-masing organ yang terlibat dalam sistem pencernaan. Misalnya, di Hari Senin ia mempelajari tentang mulut, Selasa tentang kerongkongan, dan seterusnya. Fondasi CT apakah yang diterapkan oleh Dodo pada kasus ini? (Jawaban: dekomposisi) b. Dodo ingin mempelajari tentang sistem pencernaan manusia. Agar dapat memahami sistem pencernaan manusia dengan jelas, ia membagi-bagi waktu belajarnya dengan mempelajari masing-masing organ yang terlibat dalam sistem pencernaan. Misalnya, di Hari Senin ia mempelajari tentang mulut, Selasa tentang kerongkongan, dan seterusnya. Ternyata, dengan cara ini Dodo dapat lebih mudah memahami sistem pencernaan manusia. Karena itu, pada saat mempelajari sistem kekebalan tubuh manusia, sistem saraf



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



105



manusia, dan sistem pernafasan manusia, Dodo menggunakan cara belajar yang sama. Fondasi CT apakah yang diterapkan oleh Dodo pada kasus ini? (Jawaban: pengenalan pola) Rubrik Penilaian Karena isian singkat, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah ketepatan jawaban.



Contoh Soal 3 Bidang Ilmu Soal



: Fisika



Tipe Pertanyaan



: Konseptual



Bentuk Soal



:Pilihanganda



Deskripsi Soal Seorang guru meminta siswa mengamati nada yang dihasilkan dari beberapa kali contoh petikan senar gitar dan menghubungkannya dengan luas penampang senar serta, panjang senar yang dapat bergetar, tegangan senar. Dengan cara demikian, pendekatan pembelajaran CT apakah yang sedang diterapkan? a.



Debugging dan unplugged



b.



Unplugged dan creating



c.



Debugging dan persevering



d.



Tinkering dan debugging



e.



Unplugged dan tinkering



(jawaban: E) Rubrik Penilaian Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah ketepatan jawaban.



Contoh Soal 4 Bidang Ilmu soal



: CT



Tipe Pertanyaan



: Konseptual



Bentuk Soal



: Pilihan ganda (multiple answer)



Deskripsi Soal



106



|



PPG Pra Jabatan 2022



Berikut ini adalah beberapa pertanyaan terkait keberadaan CT dalam Kurikulum Merdeka. Pernyataan yang kurang tepat adalah: ●



CT secara eksplisit terdapat dalam Mata Pelajaran Informatika pada jenjang SMP dan SMA.







CT diintegrasikan dalam pendidikan sejak jenjang SD







CT tidak dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika pada jenjang SMP dan SMA.







Untuk mendukung tercapainya CT sebagai literasi, diharapkan semua mata pelajaran dapat mengimplementasikan CT dalam penyampaian materinya.







CT hanya dapat diimplementasikan untuk pemrograman.



(jawaban: opsi ke-3 dan ke-5)



Rubrik Penilaian Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai adalah persentase ketepatan jawaban.



Contoh Soal 5 Bidang Ilmu Soal



: Pendekatan pembelajaran CT



Tipe Pertanyaan



: Konseptual



Bentuk Soal



: Pilihan ganda (multiple answer)



Deskripsi Soal Dalam Computational Thinking Pedagogical Framework (Kotsopoulos et al., 2017), didefinisikan empat pengalaman belajar CT. Kegiatan manakah dari pilihan-pilihan berikut yang melibatkan pengalaman tinkering dan unplugged? ●



Mencoba melakukan praktikum fisika melalui lab virtual pada sebuah website.







Mencoba melakukan pencampuran zat-zat kimia dan mengamati perubahan yang terjadi setiap kali takaran sebuah zat kimia diubah.







Membuat program permainan (game) sederhana dengan komputer.







Menyusun rumah-rumahan dari balok-balok mainan berdasarkan instruksi yang diberikan.



(jawaban: opsi 2) Rubrik Penilaian Karena pilihan ganda, rubrik diatur oleh dosen. Elemen yang dinilai: persentase ketepatan jawaban.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



107



Contoh Soal 6 Soal ini diambil dari soal Tantangan Bebras 2018 Bidang ilmu soal



: Implementasi CT untuk problem solving persoalan sehari-hari



Tipe pertanyaan



: Problem solving, reflektif



Bentuk soal



: Uraian



Sumber



: Buku Pembahasan Bebras 2018 untuk level SIAGA (SD) (NBO Bebras Indonesia, 2019).



Judul/Kode



: Simon Berkata / I-2018-CA-03a



Deskripsi Soal Simon berkata: jika tombol ditekan, warna akan berpindah seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.



Gambar 4.1: Perpindahan Warna Setelah Tombol Ditekan (NBO Bebras Indonesia, 2019) Pertanyaan Jika kita tekan tombolnya sekali lagi, di mana letak biru, hijau dan kuning pada Gambar 4.2? Jawab dengan mengisi biru, hijau dan kuning di nomor yang tepat.



1



2



3



Merah



Gambar 4.2: Posisi Warna Sesuai Nomor (NBO Bebras Indonesia, 2019) Untuk soal ini: a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini! b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi! c.



Jelaskan fondasi CT apa saja yang Anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini!



Rubrik Penilaian



108



|



PPG Pra Jabatan 2022



Penilaian diberikan menggunakan semua elemen penilaian pada Tabel 4.3 dengan rincian: ●



Bagian a (ketepatan jawaban) dinilai berdasarkan elemen penilaian 1.







Bagian b (penulisan proses berpikir) dinilai berdasarkan elemen penilaian 2 dan 3.



● Bagian c (disposisi CT) dinilai berdasarkan elemen penilaian 4 dan 5.



Contoh Soal 7 Soal ini merupakan modifikasi dari salah satu contoh soal AKM Bidang Ilmu Soal



: Literasi membaca



Tipe Pertanyaan



: Problem solving, reflektif



Bentuk Soal



: Uraian



Sumber



: Framework AKM (Wijaya & Dewayani, 2021) contoh soal literasi membaca (hal 42 dan 45).



Judul/Level



: Sepeda Motor/3 (Kelas 5 & 6)



Deskripsi soal Pada soal ini, Anda diberikan teks yang perlu Anda analisis! Didi adalah seorang pelajar kelas XII. Sejak Didi mendapatkan KTP dan SIM, Didi selalu menggunakan motor untuk pergi ke sekolah atau pergi dengan teman-temannya. Suatu hari, Didi terbangun di kamarnya dan merasakan ada yang tidak beres. Didi pun bangun dari tempat tidurnya dan membuka tirai jendela. Cuaca hari itu buruk sekali – hujan turun sangat deras. Saat Didi melihat ke arah halaman rumah, ia berkata dalam hatinya, “Aduh! Ternyata benar! Itu dia – sepeda motor saya”. Kondisi sepeda motor Didi dalam keadaan rusak berat seperti ingatan terakhir Didi mengenai kejadian tadi malam. Kepala dan kaki Didi pun mulai terasa sakit. Di antara pernyataan berikut manakah situasi yang sesuai dengan teks? Jawab dengan Y/T pada Tabel 4.4!



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



109



Tabel 4.4: Pertanyaan untuk soal Sepeda Motor Pertanyaan



Jawaban (Y/T)



Penjelasan



Setelah kejadian di malam hari itu, Didi tidak sadar/pingsan Didi mengalami cedera di kepala dan di kaki Sepeda motor Didi masuk ke dalam jurang Didi sudah tidak dapat memperbaiki sepeda motornya lagi Untuk soal ini: a.



Tuliskan solusi untuk persoalan ini!



b.



Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!



c.



Jelaskan fondasi CT apa saja yang Anda gunakan dalam



menyelesaikan persoalan ini! Rubrik Penilaian Sama dengan Contoh Soal Nomor 6.



110



|



PPG Pra Jabatan 2022



Contoh Soal 8 Untuk contoh soal yang melibatkan analisis data, digunakan salah satu soal tes PISA. Soal ini merupakan terjemahan soal Matematika pada tes PISA. Bidang Ilmu Soal



: Matematika



Tipe Pertanyaan



: Problem solving, reflektif



Bentuk Soal



: Uraian



Sumber



: Take the Test (OECD, 2019)



Judul/Unit



: Test Scores/mathematics 20



Deskripsi Soal Diagram pada Gambar 4.3 menunjukkan nilai ujian sains dari dua grup siswa (Grup A dan Grup B). Rata-rata nilai yang diperoleh Grup A adalah 62.0 dan rata-rata yang diperoleh Grup B adalah 64.5. Siswa dinyatakan lulus ujian jika mendapatkan nilai 50 atau lebih.



Gambar 4.3: Nilai Ujian Sains untuk Grup A dan B (OECD, 2009) Dengan mengacu kepada diagram pada Gambar 4.3, guru yang mengajar Grup A dan B menyatakan bahwa Grup B mendapatkan hasil yang lebih baik daripada Grup A pada ujian ini. Siswa-siswa di Grup A tidak setuju dengan pernyataan guru tersebut. Siswa/i di Grup A meyakinkan guru mereka bahwa Grup B tidak lebih baik dari mereka. Berikan argumen berdasarkan grafik yang tersedia yang dapat mendukung pernyataan Grup A! Untuk soal ini: a. Tuliskan solusi untuk persoalan ini! b. Jelaskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapatkan solusi!



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



111



c.



Jelaskan konsep CT (4 fondasi CT, analisis data, pemodelan dan simulasi) apa saja yang Anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini!



Rubrik Penilaian Rubrik penilaian yang digunakan sama dengan yang digunakan pada Contoh Soal Nomor 6.



Penutup/Simpulan Pada modul ini, tiga komponen penting yang perlu dirancang saat mempersiapkan ujian adalah kisi-kisi soal ujian, rubrik penilaian, dan contohcontoh soal. Dengan adanya contoh rancangan UTS ini, harapannya Anda dapat merancang ujian dengan mengimplementasikan CT untuk siswa/i yang akan Anda ajar nanti. Saat mempersiapkan soal latihan atau ujian, Anda diperkenankan menggunakan soal yang telah dibuat oleh pihak lain dengan mencantumkan referensinya seperti pada Contoh Soal 6, 7, dan 8. Jika Anda menilai soal tersebut kurang sesuai, Anda bisa memodifikasi soal tersebut sesuai keperluan pada bidang ilmu dan jenjang yang Anda ajar.



112



|



PPG Pra Jabatan 2022



Topik 5: CT dan Proyek Durasi : 3 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul) Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.



Capaian Pembelajaran



Alokasi Waktu



CPMK-04 Pembelajaran berbasis Studi Kasus Tematik untuk penerapan CT dengan menjalankan siklus lengkap problem solving dengan 4 fondasi CT mulai memahami permasalahan, menganalisis, menemukan akar persoalan, mengusulkan alternatif solusi, memilih solusi “terbaik” (efektif, efisien,



[TM: 3x(2x50”)]



optimal).



[BT: 3x(2x60”);



Sub-CPMK



BM: 3x(2x60”)]



CPMK-04.03 Pendekatan studi kasus untuk penerapan CT dalam proyek yang berkaitan dengan berbagai bidang mata pelajaran yang dipilih tergantung kemampuan dan ragam latar belakang dan jenjang peserta (KU1, KU2, KK1).



Pada pertemuan ke-9, 10, dan 11, mahasiswa mempelajari integrasi CT pada Proyek STEM, lalu memilih sebuah proyek STEM yang belum mengintegrasikan CT untuk dirancang ulang sehingga dihasilkan proyek STEM dengan integrasi CT di dalamnya. Proyek STEM dipilih pada topik ini karena dapat menjadi contoh proyek yang melibatkan lebih dari satu mata pelajaran. Pada saat ini, STEM sudah berkembang menjadi STEAM. Proyek STEAM pun dapat melibatkan berbagai kakas, termasuk kakas digital. Dengan mempelajari topik ini, calon guru dapat menggunakan konsep yang serupa untuk mengembangkan proyek kreatif STEM atau STEAM. Dosen akan berperan dalam menuntun mahasiswa merancang ulang proyek yang dikerjakan oleh mahasiswa.



1.



Eksplorasi Konsep Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



113



1.1. Pendekatan Pembelajaran Pada topik ini, Anda secara individual akan mempelajari topik Proyek dan CT dengan pendekatan flipped learning. Anda akan diminta untuk memilih sebuah proyek STEM. Jika Anda pernah melakukan sebuah proyek STEM, Anda boleh memilih proyek tersebut. Apabila tidak, maka Anda dapat memilih sebuah proyek STEM melalui internet, buku, atau media lainnya. Proyek tersebut akan dipelajari, dibedah, serta dirancang kembali dengan menggunakan pendekatan CT. Karena itu, proyek STEM yang Anda pilih harus proyek STEM yang memang belum menggunakan pendekatan CT. Untuk membantu Anda membedah dan merancang kembali proyek STEM yang telah Anda pilih, Anda perlu mempelajari terlebih dahulu sebuah makalah dengan judul "Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned" (Baek et al., 2021).



1.2. Paparan Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari proyek adalah rencana pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya) dan dengan saat penyelesaian yang tegas. Secara umum, proyek dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu perencanaan, implementasi, dan pengujian. Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CT dapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-based learning. Pada makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021), disebutkan bahwa sebuah proyek STEM akan memiliki beberapa unsur, yaitu: ●



Nama proyek: berisi nama dari proyek STEM.







Deskripsi singkat proyek: berisi uraian singkat tentang proyek.







Outline: berisi gambaran besar aktivitas, dan kapan aktivitas tersebut akan dilaksanakan.



114



|



PPG Pra Jabatan 2022







Tujuan pembelajaran: berisi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proyek STEM yang dilakukan.







Driving questions, pertanyaan pemantik inkuiri atau problem solving: pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menuntun mereka menyelesaikan suatu persoalan tertentu.







Produk akhir: berisi produk apa yang akan dihasilkan dari proyek STEM yang dilakukan.







Hands-on activities: berisi aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan siswa untuk menyelesaikan proyek STEM.







Asesmen: berisi penilaian yang akan dilakukan terhadap proyek STEM yang dilakukan oleh siswa.







Resources yang dibutuhkan: berisi berbagai sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek STEM yang dikerjakan.



Dalam merancang proyek STEM, Anda perlu menjelaskan unsur-unsur tersebut. Tabel 5.1 adalah contoh sebuah proyek STEM (Baek et al., 2021) beserta dengan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Tabel 5.1: Contoh Proyek STEM (Baek et al., 2021) Nama proyek



Deskripsi singkat proyek



Perancangan Jembatan Tahan Gempa Siswa membentuk kelompok untuk meneliti tentang gempa bumi dan jembatan, merancang, serta menguji rancangan jembatan di bawah berbagai kondisi gempa yang disimulasikan. Minggu 1 - 4: Siswa meneliti tentang jembatan dan gempa.



Outline



Minggu 5 - 8: Siswa merancang dan menguji rancangan jembatan tahan gempa. Hasil rancangan akan dikompetisikan. -



Siswa menginvestigasi tentang jembatan dan gempa



Tujuan



sehingga mampu merancang jembatan yang tahan gempa.



pembelajaran



-



Siswa menguji hasil rancangannya di bawah berbagai



kondisi gempa. Driving



Bagaimana kita dapat merancang jembatan yang tahan



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



115



question



gempa?



Produk akhir



Sebuah rancangan atau model jembatan yang tahan gempa.



Hands-on



Perancangan jembatan dan pengujian rancangan jembatan



activities



tahan gempa. Kompetisi hasil rancangan jembatan. Rancangan jembatan



Asesmen



yang paling kuat atau tahan gempa adalah pemenang yang akan mendapatkan nilai tertinggi. Balok-balok permainan yang dapat digunakan untuk



Resource yang



merancang dan membuat model jembatan, misalnya: K’Nex



Dibutuhkan



building kits.



Jika dikaitkan dengan proyek STEM, (Baek et al., 2021) mendefinisikan komponen-komponen CT yang lebih luas dari fondasi CT. Deskripsi dari komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Integrasi CT ke dalam Proyek STEM dapat dilakukan dengan menempatkan berbagai komponen CT ke dalam proyek STEM. Pada Tabel 5.2 juga dapat dilihat komponenkomponen CT yang diperlukan dalam integrasinya dengan proyek STEM, beserta dengan penerapannya pada Proyek STEM dengan judul jembatan Tahan Gempa. Tabel 5.2: Komponen CT dalam Integrasinya dengan Proyek STEM (Baek et al., 2021)



Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi CT Komponen CT



Deskripsi



dalam Proyek STEM: Perancangan Jembatan Tahan Gempa



Variabel, data, modeling, testing Kosakata CT



dan debugging, iterasi, dan lainlain.



Abstraksi



116



|



Eliminasi bagian-bagian yang



PPG Pra Jabatan 2022



Tes, analisis, debug, pengujian ulang, solusi.



Mengidentifikasi ciri-ciri



Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi CT Komponen CT



Deskripsi



dalam Proyek STEM: Perancangan Jembatan Tahan Gempa



tidak relevan dan membuat suatu



jembatan yang tahan gempa.



generalisasi.



Algoritma



Langkah-langkah penyelesaian persoalan.



dalam pembuatan model jembatan tahan gempa.



Deskripsi secara lisan dan tulisan, Komunikasi



Menyusun langkah-langkah



dapat didukung dengan grafik, visualisasi, dan lain-lain.



Presentasi hasil penelitian tentang gempa dan jembatan, dengan menggunakan berbagai tool. Penggunaan logika dalam bentuk IF-ELSE untuk mengidentifikasi jenis atau ciri



Penggunaan logik misalnya



jembatan tertentu yang cocok



Conditional



dalam bentuk IF-ELSE yang dapat



untuk suatu gempa dengan



logic



digunakan dalam pemecahan



kekuatan tertentu.



persoalan.



Misalnya: “Jika kekuatan gempa kurang dari 5 skala Richter, maka konstruksi jembatan harus …”



Pengumpulan data



Struktur data, analisis, dan representasi data



Pengumpulan Data untuk



Mengumpulkan data hasil uji



mendefinisikan atau



coba rancangan jembatan



menyelesaikan suatu persoalan.



tahan gempa.



Eksplorasi data untuk menemukan pola, penyebab dari suatu fenomena, trend, dan lainlain untuk menghasilkan suatu pengetahuan baru atau untuk



Menggunakan data hasil pengujian untuk menyimpulkan ciri-ciri jembatan yang tahan gempa.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



117



Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi CT Komponen CT



Deskripsi



dalam Proyek STEM: Perancangan Jembatan Tahan Gempa



menyelesaikan persoalan. Mengelompokkan balok-balok



Dekomposisi



Pembagian persoalan ke dalam



permainan yang digunakan



beberapa sub-persoalan yang



untuk membuat rancangan



lebih kecil. Tujuannya adalah agar



atau model jembatan tahan



persoalan lebih mudah untuk



gempa. Misalnya ada balok-



diselesaikan.



balok yang dapat menjadi tiang jembatan.



Mengenali pola berulang yang Pengenalan



terdapat dalam sub-persoalan



Identifikasi ciri-ciri jembatan



Pola



atau di antara beberapa persoalan



tahan gempa.



yang sejenis. Model jembatan yang sudah Pemodelan dan Simulasi



Memodelkan persoalan atau



berhasil dibuat diuji melalui



solusinya dan melakukan



goncangan buatan yang



simulasi.



merupakan simulasi terjadinya gempa.



1.3. Lembar Kerja Reflektif Individual (pertanyaan diskusi di kelas) Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021)! Tuliskan juga intisari dari hal-hal yang sudah Anda pelajari dari makalah tersebut!



118



|



PPG Pra Jabatan 2022



1.4.



Lembar Kerja Mahasiswa (dikumpulkan, dinilai)



Secara individual, mahasiswa memilih sebuah proyek STEM. Proyek STEM dapat diambil dari proyek sebelumnya yang sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa, atau mencari di media lain seperti buku dan internet. Proyek yang dipilih tidak boleh proyek yang sudah mengintegrasikan CT. Setelah itu, isilah lembar kerja berikut ini! Nama NIM Judul Proyek STEM yang Dipilih Sumber



Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih



2. Mulai Dari Diri Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Setelah mempelajari konsep integrasi CT dan Proyek STEM melalui flipped learning, Anda selanjutnya perlu menuliskan kendala-kendala apa saja yang dihadapi pada pelaksanaan proyek yang dipilih. Apabila proyek yang dipilih bukanlah proyek yang pernah dilaksanakan, maka Anda perlu menuliskan kendala



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



119



apa yang mungkin terjadi, dan bagaimana usulan Anda untuk mengatasi kendalakendala tersebut.



2.1.



Latar Belakang



Integrasi CT di dalam STEM memiliki potensi untuk meningkatkan pembelajaran di bidang STEM, serta meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari STEM (Yang et al., 2018). Selain itu, integrasi CT di dalam kelas juga mampu meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem solving yang dimiliki oleh siswa (Fessakis et al., 2013). Integrasi CT pada STEM dinilai penting karena CT skills berkaitan erat dengan proses-proses yang ada pada STEM seperti pemodelan, penalaran, dan pemecahan persoalan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk dapat mengintegrasikan CT pada pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan pembelajaran pada STEM adalah pembelajaran berbasis proyek. Pada modul ini, Anda akan mempelajari bagaimana CT dapat diintegrasikan pada proyek STEM.



2.2.



Pertanyaan Reflektif Individual (Tidak Dinilai)



Berdasarkan



apa



yang



telah



Anda pelajari melalui makalah



“Infusing



Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! Pertanyaan Reflektif Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut? Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM tersebut dilaksanakan? Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!



120



|



PPG Pra Jabatan 2022



Respon



3. Ruang Kolaborasi Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



3.1.



Mekanisme Pembagian Kelompok



Pada ruang kolaborasi, mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2 hingga 3 orang. Jika memungkinkan, buatlah kelompok yang sesuai jenjang. Misalnya, satu kelompok yang terdiri dari guru-guru SD saja, atau guru-guru SMP saja. Jika tidak memungkinkan, maka mahasiswa dapat membentuk kelompok dengan anggota yang merupakan campuran berbagai jenjang. Sebaiknya kelompok yang dibentuk terdiri dari campuran guru dari bidang STEM dan nonSTEM. Di dalam masing-masing kelompok yang dibentuk, masing-masing mahasiswa menjelaskan secara singkat proyek STEM yang telah dipilihnya. Kemudian, para mahasiswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing untuk menentukan proyek STEM mana yang akan dipilih untuk dirancang kembali dengan mengintegrasikan CT di dalamnya. Karena keterbatasan waktu pada topik ini, fokus



kegiatan



perencanaan



adalah



tersebut



perancangan tidak



perlu



kembali



perencanaan



diimplementasikan



proyek



dan



diuji



hasil



serta



implementasinya. Perancangan kembali (redesign) bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih baik dari sebelumnya. Hal lain yang penting dari proses perancangan kembali adalah adanya unsur keunikan. Jika dikaitkan dengan perancangan ulang proyek STEM, maka sebenarnya yang ingin kita lakukan adalah menghasilkan rancangan proyek STEM yang lebih baik dari rancangan sebelumnya. Di dalam perancangan ulang yang akan kita lakukan pada aktivitas ini, keunikan ada pada integrasi CT. Hasil diskusi dicatat dalam bentuk log activity yang akan dinilai. Hasil diskusi kelompok dapat berbentuk hard copy, misalnya lembar kertas flipchart atau dalam bentuk kolaborasi digital misalnya jamboard atau format file lainnya.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



121



3.2.



Panduan Kerja Kelompok



Pilihlah salah satu proyek STEM di kelompok Anda, kemudian isilah lembar kerja di bawah di bawah ini! Ada tiga lembar kerja yang perlu diisi, yaitu untuk proyek STEM sebelum diintegrasikan dengan CT, setelah diintegrasikan dengan CT, dan bagaimana perbedaan keduanya. Dengan demikian, Anda dapat membandingkan bagaimana hasil rancangan sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT. 1) Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT Pada bagian ini, tuliskan deskripsi tentang proyek STEM yang dipilih, yang sebelumnya belum mengintegrasikan CT. Nomor Kelompok



Anggota Kelompok



1.



______________



2.



______________



3.



______________



Judul Proyek STEM yang Dipilih Sumber



Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih



2) Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT



Pada bagian ini, tuliskan bagaimana CT dapat diintegrasikan dengan proyek CT yang dikerjakan Nomor Kelompok



122



|



PPG Pra Jabatan 2022



1. ___________________________ Anggota Kelompok



2 .___________________________ 3. ___________________________



Nama Proyek Deskripsi Singkat Proyek Outline Proyek Tujuan Pembelajaran Driving Question Produk Akhir Hands-on Activities Asesmen Resources yang Dibutuhkan Abstraksi: Algoritma: Komunikasi: Conditional Logic: Integrasi CT dalam proyek STEM



Pengumpulan Data:



(Baek et al., 2021) Struktur Data, Analisis dan Representasi Data: Dekomposisi: Pengenalan Pola: Pemodelan dan Simulasi:



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



123



3) Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan dengan CT Tuliskan perbedaan dari proyek STEM yang sudah dikerjakan, sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT!



4. Demonstrasi Kontekstual Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok (Dikumpulkan dan Dinilai)



Secara berkelompok, mahasiswa mempresentasikan rancangan integrasi CT ke Proyek STEM yang dikerjakan. Pada presentasi, perlu ditonjolkan bagaimana proyek STEM sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT. Aktivitas ini digabung dengan Elaborasi Pemahaman. Dosen dan kelompok lain akan memberi masukan untuk rancangan integrasi CT yang dibuat. Mahasiswa memperbaiki lagi rancangan integrasi CT ke Proyek STEM yang dibuat, sehingga diperoleh rancangan integrasi CT yang lebih baik.



5. Elaborasi Pemahaman Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Dosen dan kelompok lain akan memberi masukan untuk rancangan integrasi CT yang dibuat. Mahasiswa memperbaiki lagi rancangan integrasi CT ke Proyek



124



|



PPG Pra Jabatan 2022



STEM yang dibuat, sehingga diperoleh rancangan integrasi CT yang lebih baik. Tuliskan catatan-catatan perbaikan ke dalam lembar kerja berikut ini. Nomor Kelompok 1._________________________ Anggota Kelompok



2 .________________________ 3._________________________



Nama Proyek Catatan-catatan Perbaikan yang Perlu Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari Dosen dan Kelompok Lain



6. Koneksi Antar Materi Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



Secara individual, tuliskanlah kesimpulan Anda tentang bagaimana CT dapat diintegrasikan ke dalam proyek STEM! Tuliskan juga tantangan-tantangan mungkin akan dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM! Tambahkan juga solusi apa yang dapat Anda usulkan untuk mengatasi tantangantantangan tersebut. Nama Mahasiswa NIM Kesimpulan tentang integrasi CT ke dalam proyek STEM Tantangan apa yang mungkin dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM Usulan solusi untuk mengatasi tantangantantangan ketika mengintegrasikan CT ke



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



125



dalam proyek STEM



7. Aksi Nyata Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual.



7.1.



Pertanyaan Reflektif (menjadi bagian portofolio)



Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam proyek STEM?



2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?



3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang Anda ajar kelak.



7.2.



Portofolio Topik CT dan Proyek STEM Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik CT dan proyek



STEM adalah sebagai berikut: 1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (01.03 dan 02.02). 2. Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.



126



|



PPG Pra Jabatan 2022



3. Feedback yang diberikan dosen lain pada saat Demonstrasi Kontekstual. 4. Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata.



Topik 6: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran Durasi : 3 Pertemuan (lihat petunjuk penggunaan modul) Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



127



Capaian Pembelajaran



Alokasi Waktu



CPMK-05 Mampu merancang integrasi CT dan mengimplementasikannya dalam satu atau beberapa topik sebuah mata pelajaran yang dipilih oleh peserta sesuai jenjang dan bidang yang akan diajarkan atau diminatinya. Sub-CPMK



[TM: 3x(2x50”)]



CPMK-05.01 Menganalisis, memilih salah satu



[BT: 3x(2x60”);



aktivitas/topik/materi pada mata pelajaran, dan menentukan satu



BM: 3x(2x60“)]



atau lebih Tujuan Pembelajaran yang akan diinjeksi CT (KU1, KU2, KK1, KK3). CPMK-05.02 Merancang dan menerapkan integrasi CT dalam mata pelajaran tertentu.



1. Pendahuluan Modul ini dimulai dengan kerja kelompok sehingga diperlukan bagian “Pendahuluan” ini. Pada modul ini, mahasiswa diajak untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang sudah pernah dilakukan, apakah sudah mengintegrasikan CT atau belum. Tujuan dari modul ini adalah mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang akan diampu oleh masing-masing calon guru. Untuk dapat mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang akan diampu, ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) Fase/usia siswa. Hal ini berkaitan dengan pembagian fase A-F yang ada pada Kurikulum Merdeka. (2) Kompleksitas persoalan. CT dapat dimulai dari hal-hal konkrit menuju ke hal abstrak. (3) Proses yang dipraktekkan dalam pembelajaran: mulai identifikasi persoalan dari permasalahan sampai menentukan solusinya. Jika diperlukan, pelajari lagi materi modul Pendalaman Pemahaman CT yang diberikan pada Topik 1. (4) Bidang ilmu calon guru, karena setiap bidang ilmu punya jalan pikir yang khas.



128



|



PPG Pra Jabatan 2022



(5) Metoda/strategi yang dipilih dalam menyampaikan pengajaran. (6) Desain solusi: tanpa/dengan komputer (dan memanfaatkan komputasi). Namun, terdapat potensi kendala, yaitu keberagaman peserta mata kuliah CT ini baik dari segi mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang diampu. Terdapat peluang bahwa tidak seluruh mata pelajaran pada masing-masing jenjang dapat tercakup pada Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran ini. Hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas pada topik ini adalah pola pikir untuk melakukan integrasi tersebut. Walau tidak tergarap, diharapkan seluruh peserta mata kuliah ini kelak dapat mengimplementasikannya pada saat mempersiapkan materi ajar masing-masing.



2. Mekanisme Pembagian Kelompok Anda akan mulai berdinamika dalam kelompok sejak alur Mulai dari Diri. Akan ada 2 jenis kelompok untuk berdinamika dalam modul ini yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Kesulitan yang diprediksi dialami di awal dalam pembagian kelompok adalah : -



Sebaran populasi peserta kelas, yaitu bidang ilmu dan tingkatan yang diajarkan.



-



Penerapan CT untuk mata pelajaran Informatika sudah lebih jelas kurikulum dan materinya dibandingkan dengan penerapan CT untuk bidang lain. Oleh karena itu, sebagai latihan, jika ada mahasiswa yang merupakan calon guru Informatika, diharapkan bergabung dengan calon guru bidang lain untuk membuat rancangan mata pelajaran di luar mata pelajaran Informatika.



3. Panduan Pembagian Kelompok Kecil Mahasiswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang. Jika jumlah mahasiswa adalah ganjil, dimungkinkan ada kelompok yang terdiri dari 3 orang. a. Alternatif 1 -



Untuk guru SD: sedapat mungkin anggota kelompok berasal dari kategori yang sama, yaitu SD kecil (kelas 1-3) dan SD kelas besar (kelas 4-6).



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



129



-



Untuk guru SMP dan SMA sedapat mungkin anggota kelompok ini adalah calon guru dari jenjang pendidikan yang sama dan mengampu mata pelajaran yang satu bidang. Bidang mata pelajaran IPA (dan matematika), IPS, Bahasa dan mata pelajaran lainnya.



-



Mahasiswa calon guru Informatika dapat memilih untuk bergabung dengan kelompok manapun.



b. Alternatif 2 -



Mahasiswa calon guru SD dapat bergabung dalam satu kelompok tanpa memperhatikan kategori kelas yang diajar (SD kelas kecil atau SD kelas besar).



-



Untuk guru SMP dan SMA dapat bergabung dalam satu kelompok tanpa dibedakan jenjang SMP atau SMA. Sedapat mungkin, guru dalam satu kelompok mengampu mata pelajaran yang satu bidang. Bidang mata pelajaran terdiri dari



-



-



IPA (dan matematika)



-



IPS



-



Bahasa dan mata pelajaran lainnya.



Mahasiswa calon guru Informatika dapat memilih untuk bergabung dengan kelompok manapun.



c. Alternatif 3 Jika alternatif 1 dan alternatif 2 tidak dapat dipenuhi, dosen dapat mengatur pembagian kelompok sesuai dengan kondisi peserta mata kuliah CT Tujuan dari guru berkelompok berdasarkan bidang mata pelajaran adalah agar dalam satu kelompok tersebut, terdapat kesetaraan pola ajar dan pola pikir.



4. Panduan Pembagian Kelompok Besar Pada alur Ruang Kolaborasi, Anda akan berdinamika dalam kelompok besar. Kelompok besar terdiri dari 3 kelompok kecil (total beranggotakan 6 orang mahasiswa), sedapat mungkin kelompok besar ini terdiri dari bidang mata pelajaran yang berbeda agar dapat saling memperkaya pengetahuan anggota. Jika tidak dimungkinkan membentuk kelompok besar yang terdiri dari 3 kelompok kecil, kelompok besar dapat terdiri dari 2 kelompok kecil.



130



|



PPG Pra Jabatan 2022



1. Mulai Dari Diri Kegiatan Individu dan Kelompok (Pembagian kelompok mengacu pada “Mekanisme Pembagian Kelompok”)



Pada modul ini Anda akan berlatih untuk mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang akan Anda ampu. Sebelum pertemuan kuliah minggu ke-13, kerjakan tugas berikut ini: -



Tugas individu: Pelajari makalah “Bringing Computational Thinking to K-12: What is Involved and What is the Role of the Computer Science Education Community?” (Barr & Stephenson, 2011).



-



Tugas dalam kelompok kecil: Carilah sebuah materi ajar yang pernah Anda susun pada saat Anda kuliah atau materi ajar yang pernah Anda gunakan saat kuliah lapangan. Materi tersebut boleh dalam bentuk RPP untuk topik tertentu. Anda dan teman kelompok Anda cukup menyiapkan 1 materi ajar. Silakan menyepakati bidang ilmu dan jenjang yang akan kalian pakai.



1.1.



Latar Belakang



CT adalah salah satu kecakapan untuk problem solving yang tidak dapat diajarkan hanya dengan teori, melainkan perlu dilatih secara terus menerus. Salah satu cara melatih kecakapan CT untuk siswa/i adalah melalui kegiatan belajar di sekolah. Seperti yang Anda ketahui, topik CT sudah terdapat pada mata pelajaran Informatika SMP dan SMA. Namun, kecakapan CT juga dapat dilatih melalui mata pelajaran



lain.



Modul



ini



ditujukan



untuk



memberikan



pengalaman



mengintegrasikan CT untuk bidang mata pelajaran selain mata pelajaran informatika, yaitu sains, matematika, studi sosial, bahasa dan seni, agama, PPKN, dan PJOK. Pada bagian Eksplorasi Konsep, diberikan contoh integrasi CT untuk materi ajar dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan PPKN. Diharapkan dengan cara yang serupa, Anda dapat menerapkannya untuk materi ajar pada mata pelajaran yang Anda ampu.



1.2.



Pertanyaan Reflektif (pertanyaan untuk diskusi)



Jenis Kegiatan :



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



131



Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil (Pembagian kelompok mengacu pada “Mekanisme Pembagian Kelompok”) Berdasarkan materi ajar yang telah Anda siapkan dan materi CT yang sudah Anda pelajari hingga saat ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Pertanyaan Reflektif



Respon



Untuk guru SD: Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran tematik yang Anda lakukan? Jelaskan jawaban Anda! Untuk guru SMP/SMA: Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan pada mata pelajaran yang akan Anda ampu? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!



2. Eksplorasi Konsep Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari Alur Mulai dari Diri



2.1.



Pendekatan Pembelajaran



Pada modul ini, pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah flipped learning. CT sebenarnya bukan hal yang baru dalam kegiatan belajar mengajar, terutama jika pembelajaran dilakukan dengan penerapan critical thinking dan/atau problembased learning. Anda pun tanpa disadari mungkin sudah menerapkan CT dalam menyusun kegiatan belajar mengajar dan materi ajar Anda. Pada modul ini, Anda akan diminta untuk mengeksplorasi konsep CT yang sudah ada pada materi ajar yang pernah Anda buat dan memodifikasi atau merancang materi ajar dengan mengintegrasikan CT di dalamnya. Diharapkan, pengalaman praktik menggali unsur CT dan mengimplementasikan CT yang telah Anda terapkan pada topik CT dalam Problem Solving dan CT dalam Proyek, dapat membantu Anda dalam merancang integrasi CT dalam mata pelajaran.



132



|



PPG Pra Jabatan 2022



2.2.



Paparan Konsep



CT adalah literasi berpikir yang perlu dipelajari dan dilatih oleh semua orang, tidak terbatas untuk computer scientist (Wing, 2006). Pada makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community?” (Barr & Stephenson, 2011) diberikan beberapa



contoh



implementasi



konsep



CT



dan



keterampilannya



yang



diimplementasikan pada berbagai bidang. Contoh implementasi tersebut dapat Anda lihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 diterjemahkan apa adanya dari (Barr & Stephenson, 2011).



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



133



Tabel 6.1: Contoh Implementasi CT pada Berbagai Bidang (Barr & Stephenson, 2011)



Konsep CT



Ilmu Komputer



Matematika



Sains



Studi Sosial



Bahasa dan Seni



Mengumpulkan data untuk melakukan Pengumpulan data



Menemukan sumber data



latihan probabilitas,



untuk sebuah persoalan



Misalnya, membalik koin



Mengumpulk



Mengumpulkan data



Melakukan analisis



an data dari



peperangan, atau data



linguistik dari kalimat-



eksperimen



populasi tertentu



kalimat



Mengidentifikasi tren yang



Mengidentifikasi pola



ada dalam data dengan



untuk tipe kalimat yang



perhitungan statistik



berbeda



atau melempar dadu



Menuliskan program untuk Analisis data



melakukan perhitungan statistik dari sekumpulan data



134



|



PPG Pra Jabatan 2022



Menghitung jumlah kemunculan elemen tertentu dari lempar koin atau lempar dadu dan menganalisis hasilnya



Analisis data eksperimen



Konsep CT



Ilmu Komputer



Matematika



menggunakan struktur data



Menggunakan histogram,



seperti



pie chart, bar chart, dll



Representasi data



array, list,



untuk merepresentasikan



dan analisis data



stack, queue,



data; menggunakan



graph, hash



himpunan, list, dll sebagai



table, dll.



penyimpanan data



menggunakan prosedur untuk merangkum Abstraksi



serangkaian perintah yang sering diulang untuk menjalankan suatu fungsi



Analisis dan



Validasi random number



validasi model



generator



Sains



Merangkum data eksperimen



Menggunakan variabel



Membangun



dalam aljabar, identifikasi



model untuk



fakta-fakta esensial dari



entitas fisik



soal cerita



tertentu



Pencocokan kurva



Validasi kebenaran



Studi Sosial



Merangkum dan merepresentasikan tren



Bahasa dan Seni



Merepresentasikan pola dari kalimat yang berbeda-beda



Merangkum fakta-fakta.



Menggunakan



Menarik kesimpulan dari



perumpamaan dan



fakta-fakta



metafora



-



-



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



135



Konsep CT



Ilmu Komputer



Matematika



Sains



Studi Sosial



Bahasa dan Seni



sebuah model



Otomatisasi



-



Melakukan debugging, Pengujian dan



membuat unit testing,



verifikasi



melakukan verifikasi program secara formal



136



|



PPG Pra Jabatan 2022



Menggunakan kakas,



Menggunaka



misalnya Geometer



n kakas



Sketch Pad, Star Logo,



untuk



Python code snippets



pembuktian



Melakukan



Validasi dan



penebakan/prediksi dan



membersihk



pemeriksaan



an data



Menggunakan Ms. Excel



-



Menggunakan speller checker



-



Konsep CT



Ilmu Komputer



Matematika



Sains



Studi Sosial



Bahasa dan Seni



Mempelajari algoritmaAlgoritma dan prosedur



algoritma klasik, mengimplementasikan algoritma untuk sebuah



Melakukan pembagian bersusun



Melakukan prosedur



-



Menuliskan instruksi



eksperimen



persoalan



Mendefinisikan objek dan Dekomposisi



method; mendefinisikan



persoalan



main program dan fungsifungsi



Melakukan urutan operasi dari sebuah ekspresi matematika



Melakukan klasifikasi makhluk



-



Menuliskan kerangka tulisan



hidup



Mempelajari fungsi dalam aljabar dibandingkan



Struktur kontrol



Menggunakan



fungsi dalam



percabangan, pengulangan,



pemrograman;



recursif, dll



menggunakan iterasi untuk memecahkan soal



Menuliskan cerita dengan -



percabangan (ada pilihan beberapa alternatif alur



-



cerita)



cerita



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



137



Konsep CT



Ilmu Komputer



Matematika



Sains



Studi Sosial



Bahasa dan Seni



Menjalankan eksperimen Threading, Paralelisasi



pipelining, pembagian data atau tugas agar dapat diproses secara paralel



secara Memecahkan sistem linier;



serentak



melakukan



dengan



perkalian matriks



parameter



-



-



Memainkan Age of



Melakukan peragaan



Empires; Oregon



ulang dari sebuah



Trail



cerita



yang berbedabeda



Simulasi



Animasi algoritma, penukaran isi variabel



grafik fungsi dalam bidang Cartesian dan modifikasi nilai-nilai dari variabel



Simulasi pergerakan dalam sistem matahari



Tabel 6.1 memberikan gambaran umum mengenai contoh implementasi CT pada beberapa bidang pelajaran. Guru dapat memikirkan hal yang lebih spesifik sesuai keperluan kasus yang dibahas bersama siswa. Pada Tabel 6.1 terdapat beberapa sel yang kosong (-). Sel kosong tersebut tidak berarti bahwa konsep CT tersebut sama sekali tidak dapat diimplementasikan pada mata pelajaran bersangkutan. Tantangan: dapatkah Anda menemukan contoh implementasi konsep-konsep CT yang masih kosong pada Tab



138



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tentunya implementasi CT tidak terbatas pada contoh-contoh yang diberikan pada Tabel 6.1. Pada bagian ini, diberikan contoh integrasi CT pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada kedua mata pelajaran tersebut, diberikan contoh kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah integrasi CT. Contoh dibuat berdasarkan substansi RPP dalam Kurikulum Merdeka, yaitu dengan komponen inti (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan pembelajaran, dan (3) asesmen. Pada bagian kegiatan pembelajaran, diberikan contoh kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah integrasi CT. Contoh integrasi CT pada bidang sains telah diberikan pada modul proyek yang melibatkan analisis data, simulasi, dan modeling.



A.



Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Sumber Materi Ajar a)



Judul: Buku Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII (Subarna et al., 2021) (Dewayani et al., 2021).



b)



Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan



dan



Perbukuan



Kementerian



Pendidikan,



Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. c)



URL: ● Buku Siswa: https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/bahasa-indonesia-lihatsekitar-untuk-smp-kelas-vii;



● Buku Guru: https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-panduan-gurubahasa-indonesia-lihat-sekitar-untuk-smp-kelas-vii)



d)



Bab: Bab VI - Sampaikan Melalui Surat



2. Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu mengevaluasi informasi melalui penilaian ketepatan gagasan, pikiran, arahan, pandangan, atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks tulis, visual, audiovisual dengan



membandingkan



informasi



tersebut



dengan



pengalaman



dan



pengetahuannya. Peserta didik juga mampu menilai pemilihan diksi, kosakata,



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



139



serta cara penyajian data sesuai dengan tipe teks dan tujuan penulisan pada teks fiksi dan informasional secara sederhana. Peserta didik menilai elemen intrinsik seperti alur dan perubahan sikap tokoh dalam teks fiksi. Peserta didik mulai mampu menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi informasi pada teks yang sesuai jenjangnya. 3. Tujuan Pembelajaran -



Peserta didik melatih kemampuannya mengakses informasi dan menganalisis tujuan penulisan surat melalui kegiatan menjawab pertanyaan secara tepat.



-



Peserta didik mengenal surat resmi dengan menganalisis bentuk, isi bahasanya dan membandingkannya dengan surat pribadi dengan baik.



-



Peserta didik memahami isi surat resmi dengan berlatih menggunakan kosakata baru dalam beragam konteks dengan baik.



-



Peserta didik membandingkan surat pribadi dan surat resmi dengan menemukenali perbedaan bentuk, unsur, tujuan, serta aspek kebahasaan dalam surat pribadi dan surat resmi dengan teliti.



4. Kegiatan Pembelajaran Pada bagian ini diberikan dua skenario kegiatan, yaitu kegiatan pembelajaran yang belum ditambahkan integrasi CT dan skenario kegiatan pembelajaran yang sudah ditambahkan integrasi CT. Pada masing-masing bagian, diberikan penjelasan mengenai unsur CT yang terdapat dalam cara penyampaian materi ajar tersebut.



140



|



PPG Pra Jabatan 2022



a.



Skenario Aktivitas Pembelajaran sebelum ditambahkan Integrasi CT (Sumber: Buku Siswa dan Buku Guru Bahasa Indonesia SMP Kelas VII) Deskripsi Aktivitas Berikut ini adalah aktivitas yang dilakukan siswa: 1) Peserta didik menganalisis isi dan tujuan surat pribadi. 2) Peserta didik menganalisis isi dan tujuan surat resmi. 3) Peserta didik membedah kosakata dalam surat resmi. 4) Peserta didik membandingkan surat pribadi dan surat resmi. Pada materi ajar ini, siswa diberikan satu contoh surat pribadi dan diminta untuk memahami isi surat tersebut, dan diuji melalui pertanyaan-pertanyaan singkat seputar isi surat, misalnya siapa nama pengirim surat, pesan yang terdapat pada paragraf tertentu pada surat tersebut. Selain itu, siswa diberikan satu contoh surat resmi, yaitu surat undangan rapat OSIS. Peserta didik diminta menjawab beberapa pertanyaan terkait isi surat, misalnya kapan rapat akan diselenggarakan, siapa saja yang diundang untuk menghadiri rapat tersebut. Pada kegiatan membandingkan isi surat, siswa diminta untuk mengisi tabel pada Tabel 6.2. Tabel 6.2: Unsur-unsur Surat (Subarna et al., 2021)



Unsur Surat



Surat Pribadi kepada Kakak Nakula



Surat Undangan Rapat Osis



Kop surat Nomor surat Tanggal surat Alamat surat Lampiran Perihal Salam pembuka Isi surat



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



141



Salam penutup Tanda tangan penanggung jawab Nama dan tanda tangan penulis surat



Selain itu, pada buku siswa terdapat tabel yang berisi informasi unsur-unsur pembeda antara surat pribadi dan surat resmi. Tabel tersebut diberikan pada Tabel 6.3. Tabel 6.3: Unsur-Unsur Surat Pribadi dan Surat Resmi (Subarna et al., 2021) Keterangan



Surat Pribadi kepada Kakak Nakula



Surat Undangan Rapat Osis



1



Pengirim



Individu



Internal atau lembaga



2



Penerima



Keluarga, kawan, dan lain-lain



Instansi, individu



3



Sifat



Akrab



Resmi



4



Bahasa



Akrab, sesuai tata etika atau sopan santun, bergantung pada siapa penerima surat



Formal, singkat, dan jelas



Menanyakan kabar, keperluan pribadi, dan tujuan komunikasi pribadi lainnya



Pemberitahuan, penjelasan, permintaan, pernyataan, pendapat, dan lainlain



a) Titimangsa (tempat dan tanggal dibuatnya surat) b) Alamat tujuan surat c) Salam pembuka d) Pendahuluan e) Isi surat f) Penutup surat g) Salam akhir h) Nama dan tanda tangan pengirim



a) Kepala surat (kop surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal) b) Alamat surat c) Salam pembuka d) Isi surat e) Penutup surat f) Nama dan tanda tangan pihak yang memperkuat surat g) Nama dan tanda tangan pengirim



No



5



6



142



|



Isi



Unsur



PPG Pra Jabatan 2022



Eksplorasi Unsur CT Pada Materi Ajar Surat Pribadi dan Surat Resmi tersebut, terdapat unsur CT dekomposisi. Peserta didik diharapkan dapat memahami bahwa surat, baik surat pribadi maupun surat resmi dapat terdiri dari beberapa bagian.



b.



Skenario Aktivitas Pembelajaran setelah ditambahkan Integrasi CT



Deskripsi Aktivitas Skenario aktivitas berikut diusulkan untuk semakin dapat melatih kecakapan CT peserta didik. 1.



Guru memberikan contoh surat-surat yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok surat resmi dan kelompok surat pribadi. Masing-masing kelompok minimal terdiri dari 5 surat.



2.



Guru meminta siswa untuk menganalisis contoh surat-surat tersebut dan menuliskan ciri-ciri dari surat resmi dan surat pribadi. Contoh tabel pada lembar kerja siswa yang sudah diisi oleh siswa diberikan pada Tabel 6.4. Tabel 6.4: Lembar Kerja Siswa Terkait Ciri-ciri Surat Pribadi dan Surat Resmi Ciri-ciri yang ada Ciri-ciri surat resmi



Ciri-ciri surat pribadi



baik di surat resmi maupun pribadi



Kemungkinan jawaban siswa diberikan pada Tabel 6.5. Tabel 6.5: Kemungkinan Jawaban Siswa Terkait Ciri-ciri Surat Resmi dan Surat Pribadi



Ciri-ciri yang ada Ciri-ciri surat resmi



Ciri-ciri surat pribadi



baik di surat resmi maupun pribadi



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



143



- Ada kop surat - Ada nomor surat



-



Bahasa boleh pribadi



-



Tanggal surat



- Ada perihal



-



Format tiap surat bisa



-



Salam pembuka



berbeda-beda (tidak



-



Salam penutup



- Ada tembusan (tapi tidak selalu ada)



ada format baku)



-…



- Bahasa yang digunakan adalah bahasa resmi



3.



Guru mengelaborasi pemahaman siswa mengenai surat resmi dan surat pribadi.



4.



Guru meminta siswa untuk membuat contoh surat resmi dan surat pribadi.



5.



Guru melakukan asesmen terhadap contoh surat yang dibuat oleh siswa. Eksplorasi Unsur CT



Pada modifikasi materi ajar surat resmi dan surat pribadi ini, siswa berlatih keterampilan dasar CT pengenalan pola dan abstraksi. Pengenalan pola terjadi ketika siswa mencoba mengenali pola yang terdapat pada sekumpulan surat pribadi dan surat resmi. Jika hanya diberikan masing-masing satu contoh surat, pengenalan pola ini tidak dapat dilakukan. Keterampilan abstraksi juga dilatih ketika siswa diminta membuat contoh surat pribadi dan surat resmi. Karena struktur surat tidak langsung diberikan oleh guru, maka siswa berlatih mengenali format dasar dari masing-masing jenis surat.



5. Asesmen Asesmen mengenai surat tetap bisa dilakukan dengan asesmen yang semula telah dirancang. Jika ingin ditambahkan asesmen untuk CT, guru dapat memberikan penilaian terkait pengenalan pola, misalnya dengan menghitung persentase ciri-ciri surat resmi dan surat pribadi yang berhasil ditemukan siswa. Guru dapat menilai abstraksi siswa dari contoh surat yang dibuat oleh siswa, yaitu kemampuan siswa mengenali format surat resmi dan pribadi. Contoh asesmen fondasi CT pada materi ini diberikan pada Tabel 6.6.



144



|



PPG Pra Jabatan 2022



Tabel 6.6: Contoh Asesmen Fondasi CT pada Soal Surat Resmi dan Surat Pribadi Komponen



4



3



2



1 Siswa dapat



Pengenalan pola



Siswa dapat



Siswa dapat



Siswa dapat



mengenali



mengenali



mengenali 51-



mengenali 26-



kurang dari



lebih dari 75%



75%



50%



dari atau



elemen-



elemen-



elemen-



sama dengan



elemen surat



elemen surat



elemen surat



25% elemen-



pribadi dan



pribadi dan



pribadi dan



elemen surat



surat resmi.



surat resmi.



surat resmi.



pribadi dan surat resmi. Siswa dapat



Siswa dapat mengenali lebih dari 75% struktur surat resmi dan surat pribadi, Abstraksi



serta menuangkann ya dalam bentuk tulisan surat resmi atau surat pribadi.



Siswa dapat



Siswa dapat



mengenali 51-



mengenali 26-



75% struktur



50% struktur



surat resmi



surat resmi



dan surat



dan surat



pribadi, serta



pribadi, serta



menuangkann



menuangkann



ya dalam



ya dalam



bentuk tulisan



bentuk tulisan



surat resmi



surat resmi



atau surat



atau surat



pribadi.



pribadi.



mengenali kurang dari dari atau sama dengan 25% struktur surat resmi dan surat pribadi, serta menuangkan nya dalam bentuk tulisan surat resmi atau surat pribadi.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



145



B.



Contoh Integrasi CT pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) 1. Sumber Materi Ajar



Materi ajar yang akan dibahas adalah mengenai Sejarah Pancasila. Materi ini terdapat pada buku PPKN kelas VII. 1.1.



Tujuan pembelajaran



-



Peserta didik mampu menghayati sejarah kelahiran Pancasila sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri.



-



Peserta didik mampu menjelaskan proses kelahiran, perumusan, hingga penetapan Pancasila sebagai dasar negara.



-



Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.



1.2.



Kegiatan pembelajaran a. Skenario Aktivitas Pembelajaran sebelum Ditambahkan Integrasi CT Sumber: Buku Siswa PPKN SMP Kelas VII (Uchrowi & Ruslinawati, 2021) Sejarah Pancasila mayoritas diberikan dengan narasi yang dilengkapi dengan gambar-gambar. b. Skenario Aktivitas Pembelajaran sesudah Ditambahkan Integrasi CT



Deskripsi Aktivitas Untuk dapat meningkatkan kemampuan CT siswa dengan materi ajar Sejarah Pancasila, siswa dapat diminta untuk membuat infografis terkait sejarah Pancasila, contoh dapat dilihat pada Gambar 6.1. Berikut ini adalah aktivitas yang dapat dilakukan. ●



Guru mengelaborasi pemahaman siswa mengenai sejarah Pancasila.







Guru melakukan asesmen terhadap infografis yang dibuat oleh siswa.



146



|



PPG Pra Jabatan 2022



Gambar 6.1: Contoh Infografis Pancasila



(Diadaptasi dari: https://indonesiabaik.id/infografis/pancasila-ideologikita)



Eksplorasi Unsur CT Informasi dalam bentuk teks pada infografis cenderung singkat. Dengan demikian, siswa berlatih untuk mengabstraksi, yaitu mengambil bagian-bagian penting dari sejarah Pancasila agar dapat dicantumkan pada infografis. Selain itu, siswa berlatih untuk membagi riwayat tercetusnya Pancasila hingga menjadi dasar ideologi bangsa Indonesia menjadi beberapa bagian penting. Hal tersebut melatih dekomposisi siswa. 2. Asesmen Guru dapat menilai hasil karya siswa dari segi kelengkapan informasi pada infografis



(abstraksi)



dan



struktur



infografis



yang



dibuat



oleh



siswa



(dekomposisi). Contoh asesmen dapat dilihat pada Tabel 6.7.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



147



Tabel 6.7: Contoh Asesmen fondasi CT untuk Infografis Pancasila Komponen



4 Siswa dapat



1



Siswa dapat



mengenali



mengenali



51-75%



26-50%



fase-fase



fase-fase



penting yang



penting yang



terjadi dalam



terjadi dalam



perjalanan



perjalanan



sejarah



sejarah



pancasila.



pancasila.



Siswa dapat



Siswa dapat



Siswa dapat



mengenali



mengenali



mengenali



Siswa dapat



lebih dari



51-75%



26-50%



mengenali kurang



75% elemen



elemen inti



elemen inti



dari dari atau sama



inti (misalnya



(misalnya



(misalnya



dengan 25%



waktu, tokoh



waktu, tokoh



waktu, tokoh



elemen inti



yang terlibat)



yang terlibat)



yang terlibat)



(misalnya waktu,



dari sejarah



dari sejarah



dari sejarah



tokoh yang terlibat)



Pancasila



Pancasila



Pancasila



dari sejarah



yang ada



yang ada



yang ada



Pancasila yang ada



pada setiap



pada setiap



pada setiap



pada setiap fase



fase sejarah



fase sejarah



fase sejarah



sejarah pancasila.



pancasila.



pancasila.



pancasila.



lebih dari 75% fasefase penting yang terjadi dalam perjalanan sejarah pancasila.



Abstraksi



2



Siswa dapat



mengenali



Dekomposisi



3



Siswa dapat mengenali kurang dari dari atau sama dengan 25% fasefase penting yang terjadi dalam perjalanan sejarah pancasila.



Berdasarkan contoh modifikasi kegiatan pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan PPKN tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat diintegrasikan dengan berbagai bidang mata pelajaran.



148



|



PPG Pra Jabatan 2022



Pada (Resources, 2018) terdapat contoh-contoh poster tentang CT dalam berbagai mata pelajaran. Contoh poster CT dalam bidang matematika diberikan pada Gambar 6.2.



Gambar 6.2: Contoh CT dalam Bidang Matematika (Resources, 2018)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



149



Contoh CT dalam bidang kemanusiaan diberikan pada Gambar 6.3



Gambar 6.3: Contoh CT dalam Bidang Kemanusiaan (Resources, 2018)



C.



Asesmen CT



Banyak pihak yang bertanya mengenai bagaimana cara melakukan asesmen terhadap CT, “Bagaimana saya mengetahui apakah siswa saya sudah menjadi seorang computational thinker atau belum?” CT tidak terbatas pada keterampilan kognitif, melainkan melibatkan perilaku (behaviour), sikap, dan kesiagaan mengaplikasikan CT pada saat menghadapi persoalan. Dengan demikian, CT dinilai melalui pengaplikasian atau pengejawantahannya pada bidang tertentu, dalam hal ini bisa saja dalam mata pelajaran tertentu. Analoginya, kita tidak dapat menilai apakah seseorang bisa memasak rawon jika ia hanya memiliki resep rawon, namun tidak pernah praktik memasak rawon. Demikian juga dengan CT, kita tidak dapat menilai apakah seseorang sudah menjadi seorang computational thinker hanya melalui keterampilan kognitif, misalnya mengenai definisi empat fondasi CT.



150



|



PPG Pra Jabatan 2022



Pada saat melakukan asesmen, seseorang tidak dapat menilai apakah rawon yang dimasak adalah rawon yang benar atau tidak jika orang yang mencicipi tidak pernah benar-benar mengenal rawon yang otentik. Terlebih, jika penilai tersebut pernah memasak rawon dengan cara yang benar, maka ia mengerti setiap detail yang diharapkan. Sama halnya dengan CT, seseorang dapat menentukan apakah orang lain termasuk computational thinker jika dan hanya jika ia juga seorang computational thinker. Sebagai literasi, CT seharusnya blended di dalam bidang-bidang lain. Dalam ujian matematika, siswa pun tidak akan dapat mengerjakan ujian tersebut jika ia tidak dapat membaca soalnya. Jadi, dalam ujian matematika pun terdapat unsur literasi bahasa, namun fokus penilaiannya adalah dalam bidang matematika. Jadi, penilaian terhadap CT tetap dapat dilakukan, namun pada umumnya penilaiannya tidak dapat dilakukan secara tunggal/mandiri: penilaian CT saja.



2.3.



Lembar



Kerja



Reflektif



(Dikumpulkan



sebagai



Penilaian



Partisipasi) Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community” (Barr & Stephenson, 2011)? Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu! Masingmasing kelompok hanya perlu mengisi satu lembar kerja reflektif .



2.4.



Lembar Kerja Mahasiswa (Dikumpulkan dan Dinilai)



Sebelum pertemuan kuliah ini, Anda diminta untuk menyiapkan satu buah materi ajar. Lakukan analisis pada materi ajar tersebut, tuliskan implementasi CT yang selama ini sebetulnya sudah ada pada materi ajar yang sudah Anda siapkan! Anda dapat menuliskan lebih dari 1 implementasi CT. Masing-masing kelompok hanya perlu mengisi satu hasil lembar kerja mahasiswa.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



151



Implementasi pada materi ajar yang sudah pernah



Fondasi CT



dibuat



Algoritma



Dekomposisi



Pengenalan pola Abstraksi Anda boleh menambahkan keterampilan lain yang terdapat pada materi ajar tersebut (contoh: mengacu ke Tabel 6.1 atau sesuai kepentingan persoalan Anda).



3. Ruang Kolaborasi Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari bagian alur Mulai dari Diri (Dikumpulkan dan Dinilai)



3.1.



Panduan Kerja Kelompok



Pada bagian Paparan Konsep (2.2), telah diberikan contoh mengenai modifikasi materi ajar agar melalui materi ajar tersebut, siswa dapat semakin berlatih keterampilan dasar CT. Tugas Anda adalah memodifikasi materi ajar dengan mengintegrasikan CT ke dalam materi tersebut. Tuliskan hasilnya pada lembar kerja berikut. Masing-masing kelompok hanya perlu mengisi satu hasil lembar kerja kelompok. Keterangan untuk calon guru SD: jika Anda mengusung tema tertentu (tematik), Anda dapat memodifikasi satu atau lebih materi ajar dari mata pelajaran yang mendukung tema yang sedang diusung. NIM/nama anggota 1: NIM/nama anggota 2:



152



|



PPG Pra Jabatan 2022



Mata pelajaran: Materi ajar:



Tujuan pembelajaran:



Deskripsi penyampaian materi sebelum integrasi CT



Deskripsi penyampaian materi setelah integrasi CT



Penjelasan konsep CT yang diintegrasikan pada materi ajar



Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT dan materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT!



Jika menurut Anda materi ajar yang Anda pilih sudah mengintegrasikan CT dengan baik, Anda dapat mencari materi ajar lain yang dapat Anda modifikasi agar materi ajar tersebut mengandung keterampilan dasar CT. 3.2.



Tantangan



Anda dapat menambahkan materi ajar lain yang akan Anda tambahkan integrasi CT di dalamnya.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



153



4. Demonstrasi Kontekstual Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok dalam kelompok Besar (Dikumpulkan dan Dinilai)



4.1. Panduan Kerja Kelompok 1. Pembagian kelompok mengacu pada “Mekanisme Pembagian Kelompok”. Untuk tiap kelompok 2. Pada sesi ini, presentasikan hasil diskusi kelompok kecil Anda di dalam kelompok besar. Anggota kelompok besar yang sedang mendengarkan presentasi dari rekan kelompoknya mengisi lembar kerja berikut (masingmasing kelompok mengisi satu buah lembar evaluasi, lembar evaluasi dapat diduplikasi sesuai kebutuhan): 4.2. Lembar Evaluasi untuk Kelompok yang Sedang Presentasi NIM / Nama anggota Kelompok yang presentasi: NIM / Nama anggota Kelompok yang memberikan evaluasi: Mata pelajaran: Materi ajar: Ide baru yang didapatkan terkait integrasi CT di dalam mata pelajaran: Evaluasi/saran untuk kelompok yang sedang presentasi:



154



|



PPG Pra Jabatan 2022



5. Elaborasi Pemahaman Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual



Dosen meluruskan pemahaman mahasiswa yang kurang tepat atau mengkoreksi pemahaman yang salah terkait integrasi CT di dalam mata pelajaran. Dosen dapat menyampaikan kesimpulan atau evaluasi terkait dinamika dan hasil kerja siswa pada modul ini. Jika masih ada pertanyaan seputar integrasi CT untuk mata pelajaran, tuliskan pertanyaan-pertanyaan



tersebut!



Setelah



itu,



diskusikanlah



pertanyaan-



pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya!



6. Koneksi Antar Materi Jenis Kegiatan: Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama dari Bagian Alur Mulai dari Diri (Pertanyaan Diskusi di Kelas)



Pada Lembar Kerja Mahasiswa (2.5) Anda telah menelaah unsur CT yang sejak semula ada pada materi ajar Anda. Pada aktivitas sesi Ruang Kolaborasi, Anda berlatih mengintegrasikan CT pada materi ajar yang Anda pilih. Anda pun telah mendapatkan feedback dari sesama mahasiswa dan dosen pada aktivitas Demonstrasi Kontekstual dan Elaborasi Pemahaman. Isilah lembar kerja berikut! NIM/nama anggota 1: NIM/nama anggota 2: Kesimpulan mengenai integrasi CT ke dalam mata pelajaran: Strategi untuk mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran:



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



155



7. Aksi Nyata Jenis Kegiatan : Kegiatan Kelompok dalam Kelompok Kecil yang Sama Dari Bagian Alur Mulai dari Diri



7.1.



Pertanyaan Reflektif



(Nomor 1 & 2 Menjadi bagian portofolio, no 3 dikumpulkan di LMS atau lokasi yang tentukan dosen Anda dan dinilai) Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut! 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi?



2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?



3. Setelah mendapat feedback dari rekan mahasiswa dan dosen, tuangkan rancangan materi ajar yang telah Anda integrasikan dengan CT dalam bentuk RPP! Jika memungkinkan, tampilkan RPP sebelum dan setelah dilakukan integrasi CT.



7.2.



Portofolio Topik Pendalaman Pemahaman CT



Hal-hal yang menjadi bagian dari portofolio untuk topik pendalaman CT adalah sebagai berikut: 1. Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (2.3). 2. Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi. 3. Feedback yang diberikan dosen lain pada saat Demonstrasi Kontekstual. 4. Hasil lembar kerja pada Koneksi Antar Materi. 5. Hasil refleksi dan RPP dari Aksi Nyata.



156



|



PPG Pra Jabatan 2022



Topik 7: Restrukturisasi Portofolio Durasi : 2 Pertemuan Alokasi waktu yang diberikan pada tabel ini adalah alokasi waktu pada keadaan ideal. Dosen dapat menyesuaikan alokasi waktu dengan situasi kelas. Capaian Pembelajaran



Alokasi Waktu



CPMK06 Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan pengalaman mengajar CT. Sub-CPMK



[TM: 2x50”]



CPMK-06.01 Menyusun makalah reflektif dan membangun



[BT: 2x60”; BM:



portofolio pengalaman belajar (KU1, KK1, KK3).



4x(2x60“)]



CPMK-06.02 Mengkomunikasikan pengalaman belajar (KU1, KK3).



Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Dikumpulkan dan Dinilai)



Penjelasan Aktivitas Topik Restrukturisasi Portofolio ini tidak disusun dengan alur MERDEKA. Topik ini bertujuan untuk memberi panduan umum terkait kegiatan mahasiswa dalam melakukan restrukturisasi komponen-komponen portofolio yang sudah ditabung sejak pertemuan pertama kuliah. Anda dapat membaca ulang penjelasan awal mengenai portofolio pada alur “Aksi Nyata” dari Topik 1: Pendalaman Pemahaman Computational Thinking. Topik ini terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama adalah pertemuan untuk memberikan penjelasan mengenai restrukturisasi portofolio. Pertemuan kedua adalah pertemuan untuk sesi pameran portofolio dan penilaian. Secara umum, portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil kerja (Tim Pusat Penilaian Pendidikan, 2019). Pada mulanya, istilah portofolio dipergunakan oleh para fotografer dan seniman untuk menunjukkan hasil kerja dalam suatu periode waktu tertentu, untuk menunjukkan prospektif pekerjaan kepada pelanggan.



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



157



Dalam bidang pekerjaan, secara umum portofolio dimaknai sebagai suatu kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi tentang performa atau kemampuan individu. Dalam bidang pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa/mahasiswa dari pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu. Untuk mata kuliah ini, portofolio yang dihasilkan adalah kumpulan hasil belajar selama satu semester untuk menggambarkan learning progression Anda. Artefak pembelajaran yang sudah Anda hasilkan dikumpulkan dan direstrukturisasi menjadi sebuah portofolio. Secara harfiah, restrukturisasi berarti penyusunan kembali objek-objek dengan tujuan untuk mendapatkan struktur yang lebih baik. Dalam mata kuliah ini, objek-objek yang akan disusun adalah kumpulan komponen portofolio yang telah Anda buat semenjak pertemuan pertama kuliah sampai dengan pertemuan pertama perkuliahan. Tujuan dari melakukan restrukturisasi ini adalah mahasiswa melakukan refleksi mengenai perkembangan diri selama proses belajar dalam mata kuliah ini dan apakah selama proses pembelajaran ini telah menerapkan CT. Untuk mencapai tujuan



tersebut,



restruktursisasi



tidak



dapat



dilakukan



dengan



hanya



mengumpulkan objek-objek/artefak-artefak portofolio dan ‘menumpuknya’ dalam satu dokumen baru, melainkan menjadikan artefak-artefak tersebut sebagai objek kajian CT. Karena waktu yang singkat, Portofolio yang Anda hasilkan terdiri dari minimal 2 bagian: 1. Infografis: sebagai abstraksi dari seluruh isi laporan Anda. Anda dapat menyajikan dalam bentuk poster berukuran A3 (bisa menggunakan kertas dan ditulis tangan atau digital) 2. Laporan akhir: kumpulan artefak yang sudah direstrukturisasi, misalnya ada kerangka yang menggambarkan susunan isi dari laporan. Dari kerangka tersebut, susun dan perbaiki (jika perlu) artefak yang sudah ada sebagai isi dari laporan. Bentuk laporan akhir disepakati oleh dosen dan mahasiswa sejak pertemuan pertama.



158



|



PPG Pra Jabatan 2022



Panduan Restrukturisasi Portofolio Untuk memulai restrukturisasi, Anda harus mengumpulkan kembali artefak-artefak berupa lembar kerja dan catatan/materi lain yang diminta pada masing-masing topik kuliah. Baca kembali pengantar mengenai portofolio yang diberikan pada Topik Pendalaman Pemahaman CT. Panduan restrukturisasi portofolio dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (a) pengumpulan artefak-artefak, (b) proses restrukturisasi portofolio, (c) post-restrukturisasi portofolio.



a. Pengumpulan artefak-artefak Bagian ini adalah tahap persiapan dari restrukturisasi portofolio. Bacalah kembali seluruh materi kuliah yang diberikan, dan telaah kembali bagian mana saja yang diminta dijadikan bagian dari portofolio. Buatlah checklist terhadap kelengkapan artefak-artefak portofolio! Pada bagian ini, diberikan contoh format checklist untuk topik Pendalaman Pemahaman CT diberikan pada Tabel 7.1. Anda dapat meneruskan untuk topik-topik lainnya. Tabel 7.1: Conton Format Checklist Kelengkapan Bahan Portofolio untuk Topik Pendalaman Pemahaman CT



No



Topik



Artefak



Apakah artefak portofolio tersedia? (Y/T)



Hasil diskusi pada bagian Ruang Kolaborasi (dapat berupa slide presentasi/laporan) 1



Pendalaman pemahaman CT



Feedback yang diberikan kelompok lain pada saat Demonstrasi Kontekstual Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata



2



CT dalam Kurikulum



(silakan dilengkapi)



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



159



No



Topik



CT dalam



3



problem solving



4



CT dan proyek



Artefak



Apakah artefak portofolio tersedia? (Y/T)



(silakan dilengkapi)



(silakan dilengkapi)



Integrasi CT 5



dalam mata



(silakan dilengkapi)



pelajaran



Setelah Anda mengumpulkan kembali artefak-artefak tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini:



No



Pertanyaan Reflektif Apakah artefak yang Anda miliki lengkap? Jika tidak



1.



lengkap, tuliskan persentase jumlah artefak portofolio yang berhasil Anda kumpulkan. Bacalah kembali capaian pembelajaran yang diberikan pada setiap awal topik. Apakah artefak yang Anda kumpulkan sudah menggambarkan pencapaian tersebut? Jika dikaitkan dengan pencapaian



2.



pembelajaran pada setiap topik, tuliskan kelebihan atau kekurangan dari artefak portofolio yang Anda miliki. Jika ada kekurangan, bagian apa saja yang perlu Anda tambahkan atau koreksi? Jika jawaban Anda panjang, kerjakanlah pada lembar terpisah dari tabel ini.



160



|



PPG Pra Jabatan 2022



Jawaban



b. Proses Restrukturisasi Portofolio Setelah mengumpulkan artefak-artefak, restrukturisasikan-lah artefak-artefak tersebut agar kumpulan artefak tersebut dapat menggambarkan proses pembelajaran yang Anda lakukan selama satu semester ini. Anda dapat berkreasi dalam merestrukturisasi artefak-artefak tersebut. Secara umum, untuk masingmasing topik, deskripsikan hal apa saja yang Anda pelajari! Apakah ada hal baru yang Anda pelajari atau apakah ada pemahaman Anda yang ternyata selama ini salah dan baru diperbaiki pada saat proses belajar berlangsung? Hasil restruktursisasi dapat Anda sajikan dalam bentuk laporan akhir dan infografis. Format laporan akhir seharusnya telah disepakati pada pertemuan pertama kuliah. Sajikan infografis dalam bentuk poster, baik yang dibuat secara digital (untuk dicetak) atau infografis yang dibuat secara manual, misalnya Anda membuatnya dengan tulisan tangan, gambar-gambar manual. Anda telah menerapkan CT untuk berbagai persoalan. Sekarang, terapkanlah CT untuk merestrukturisasi artefak-artefak kuliah Anda agar menjadi portofolio yang layak dipamerkan! Sebagai contoh, gunakan dekomposisi untuk menampilkan struktur atau kronologi pembelajaran yang telah Anda lalui. Gunakan abstraksi untuk membuat infografis proses belajar Anda! Anda dapat berkreasi. Sesuaikan kreasi Anda dengan media yang telah disepakati di kelas untuk pembuatan portofolio! Komponen yang dinilai dari portofolio Anda adalah laporan akhir dan infografis yang Anda buat. Elemen penting penilaian laporan portofolio Anda adalah konten (kelengkapan dan ketepatan) dan format (sistematis dan kreativitas). Sedangkan untuk infografis, elemen yang dinilai adalah fungsi, keterbacaan, dan keindahan. Rincian penilaian untuk masing-masing elemen diberikan pada Tabel 7.2 dan Tabel 7.3. Gunakan rubrik penilaian untuk membantu Anda mengevaluasi portofolio yang Anda hasilkan. Rubrik penilaian pada Tabel 7.2 akan digunakan oleh dosen Anda untuk menilai laporan akhir yang Anda buat



Pemahaman Peserta Didik & Pembelajarannya



|



161



Tabel 7.2: Rubrik Penilaian Laporan Akhir (Wisnubhadra et al., 2021) Elemen



A = Sangat



Penilaian



Baik



B = Baik



C = Cukup



D = Kurang



Portofolio



Kelengkapan



lengkap



Portofolio



dari Minggu



hanya



ke-1 s.d.



terisi kurang



Minggu ke-16,



dari 75-95%.



Portofolio hanya terisi kurang dari 60-75%.



Portofolio hanya terisi kurang dari 60%.



95-100%. Isi portofolio Isi jurnal portofolio sangat sesuai dengan



Konten portofolio



kegiatan yang dirancang dan harapan capaiannya.



Isi portofolio sesuai dengan kegiatan yang dirancang dan harapan capaiannya.



Isi portofolio



kurang



cukup sesuai



sesuai



dengan



dengan



kegiatan yang



kegiatan



dirancang dan



yang



harapan



dirancang



capaiannya.



dan harapan capaiannya.



Portofolio dibuat Kreativitas penyajian portofolio



dengan sangat kreatif, dengan penampilan artistik dan



Portofolio dibuat Portofolio



secukupnya,



dibuat dengan



tanpa sentuhan



cermat.



artistik atau ilustrasi lainnya.



bermakna.



Alur sistematis sehingga sangat



Format portofolio



menggambarkan perkembangan mahasiswa.



162



|



PPG Pra Jabatan 2022



Alur sistematis dan menggambark an perkembangan mahasiswa.



Portofolio dibuat dengan kurang rapi dan kurang baik.



Alur sistematis namun kurang menggambarkan perkembangan mahasiswa.



Alur tidak sistematis.



Contoh rubrik penilaian yang akan digunakan oleh dosen Anda untuk infografis ditunjukkan pada Tabel 7.3. Tabel 7.3: Rubrik Penilaian Infografis ( (Siricharoen & Siricharoen, 2015) A= Elemen Penilaian



Sangat



B = Baik



Baik



C=



D=



Cukup



Kurang



Usefulness Kriteria: 1.



Mudah dipahami



4 Kriteria



3 Kriteria



2.



Tujuan jelas



terpenuhi



terpenuhi



3.



Data dapat dipercaya



4.



Informatif



3 Kriteria



2