PPG Daljab - Laporan 1. Analisis Materi Berbasis Masalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN 1. ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH



SITTI NURBAYITI ISMAIL 201699765084 BIOLOGI



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG JUNI 2023



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Shalawat beriringan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat serta keluarganya, semoga kita semua kelak mendapat syafaat di hari kiamat kelak. Alhamdulillah, setelah beberapa hari mengikuti pengkajian serta penguatan kembali terkait materi-materi yang penulis dapatkan selama mengikuti program pendidikan guru penggerak, akhirnya penyusunan laporan 1 dengan judul “Analisis Materi Berbasis Masalah” sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tagihan Program Profesi Guru dapat penulis selesaikan dengan baik. Ucapan terimakasi penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah memberikan kesempatan, motivasi dan dorongan dalam membantu terlaksananya penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih ada kekurangan. Untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan sebagai pembelajaran untuk penyusunan laporan selanjutnya. Dan pada akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta memenuhi kewajiban penulis dalam mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) ini.



Bandung, 2 Juni 2023 Penulis,



Sitti Nurbayiti Ismail, S.Pd



i



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ..............................................................................



i



DAFTAR ISI .............................................................................................



ii



RINGKASAN ...........................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang .........................................................................



1



2. Tujuan Kegiatan .......................................................................



3



3. Manfaat Kegiatan .....................................................................



3



BAB II PEMBAHASAN 1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ...



6



2. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak ......................................



7



3. Visi Guru Penggerak ................................................................



8



4. Budaya Positif ..........................................................................



9



BAB III PENUTUP A. Refleksi ....................................................................................



11



B. Tindak Lanjut ...........................................................................



12



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



ii



RINGKASAN Kebijakan Merdeka Belajar merupakan program peningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Program Guru Penggerak (PGP) merupakan bagian dari kebijakan merdeka belajar episode kelima. Melalui program tersebut, Kementerian



Pendidikan,



Kebudayaan,



Riset



dan



Teknologi



berhasil



memperkuat beragam aspek pendidikan. Mulai dari kurikulum, penguatan siswa dan tenaga pengajar (SDM), hingga bantuan-bantuan pendidikan. Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Asas kepemimpinan guru penggerak yaitu berdasarkan pada filosofi KHD Filosofi Ki Hajar Dewantara mengandung makna kebudayaan dan perubahan. Melakukan transformasi pendidikan Indonesia, dapat dimulai dari membentuk perbaikan pada kebudayaan bangsa dan ruang lingkup yang paling efektif untuk memulainya adalah dari lingkungan pendidikan. Filosofi KHD mengajak kita



sebagai pendidik untuk dapat menjadi teladan dan motivator



murid untuk mengembangkan bakat yang dimiliki dan dapat menuntun perkembangan anak, agar dapat memperbaiki tingkah lakunya. Seorang guru penggerak wajib mengembangkan lima nilai-nilai mutlak guru penggerak dalam dirinya yakni, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai guru penggerak ini akan menjadi bekal pembentukan karakter khas guru penggerak dalam melaksanakan peranannya dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila. Nilai dan peran guru penggerak dapat tertuang dalam suatu visi guru penggerak. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Visi guru penggerak adalah untuk menciptakan profil pelajar pancasila sebagai perwujudan merdeka belajar, hal ini akan menjadi kompas dalam menunjukan arah pergerakan transformasi pendidikan Indonesia. Visi guru penggerak dapat diwujudkan lewat implementasi budaya positif khusunya pada lingkup sekolah.



iii



Budaya positif berasal dari suatu pemikiran untuk menuju kearah yang lebih



baik, sehingga menjadi suatu pembiasaan yang dilakukan secara kontinu



dan berkesinambungan. Penerapan program ataupun kebiasan yang diterapkan oleh tiap-tiap sekolah merupakan media dalam pembentukan karaktef positif dan menjadi faktor utama terciptanya budaya positif. Budaya positif yang terealisasi dengan konsisten menjembatani terwujudnya merdeka belajar.



iv



BAB I PENDAHULUAN



1. Latar belakang Perkembangan kemajuan dunia yang terus bergerak maju mengharuskan setiap negara mengembangkan segala sektor yang dimiliki demi untuk tetap berada pada lintasan kemajuan yang terus berevolusi. Salah satu tindakan pemerintah untuk menghadap keadaan ini adalah dengan terus berinovasi untuk kemajuan pendidikan. Revolusi industri 4.0 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan. Syarat maju dan berkembang lembaga pendidikan harus memiliki daya inovasi, dan dapat berkolaborasi. Sistem pendidikan diharapkan dapat mewujudkan perserta didik memiliki keterampilan yang mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif, dan inovatif serta berketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Juga keterampilan mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta terampil menggunakan informasi dan teknologi sangat dibutuhkan (Eko, 2019 dalam Yamin dan Syahrir, 2020) Kompetensi guru dan sistem pendidikan, adalah merupakan pilar-pilar penentu kualitas kemajuan pendidikan. Kompetensi guru yang baik dan sistem pendidikan yang efektif akan menghasilkan murid yang mengetahui makna pembelajaran sehingga mampu menemukan keterampilan sejati dirinya sebagai hasil pengembangan bakat lahiriahnya untuk menghadapi kehidupan sosial bermasyarakat. Merdeka Belajar merupakan suatu program kebijakan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Dalam esensi kemerdekaan berpikir, Nadiem Anwar menyatakan bahwa guru harus mempunyai jiwa yang meredeka terlebih dahulu sebelum mengajarkannya pada peserta didik. Dengan demikian guru harus mempunyai jiwa yang mendidik



1



yang matang, tanpa adanya rasa tekanan agar mampu menyalurkan ilmunya kepada peserta didik secara tepat (Istiq’faroh, 2020: 3) Hal ini sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, dimana beliau memandang pendidikan yang dilakukan seharusnya dapat memerdekkan murid lahir dan batinnya. Makna filosofi ini menjadi faktor yang merubah pandangan kita sebagai pendidik terhadap visi pendidikan merdeka belajar akan menjadi arah baru dalam mentransformasi pendidikan Indonesia. Untuk itu, seorang guru wajib memaknai filosofi KHD landasan seorang pemimpin pembelajaran dalam menjalankan perannya. Sehingga refleksi filosofi pendidikan nasional KHD menjadi titik awal pembelajaran untuk menjadi agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dalam transformasi pendidikan di sekolah. Mengimplementasikan visi merdeka guna menghidupkan nilai-nilai dasar pendidikan seperti dalam filosofi KHD adalah hal yang penting bagi pendidik. Hal ini dapat dimulai dari diri pendidik secara pribadi, yaitu dengan cara menghidupkan nilai-nilai positif dalam diri pendidik sebagai rumusan visi, agar mampu mempengaruhi semangat diri, dan seluruh pemangku kepentingan agar berperan dengan baik dalam menuntun kodrat lahirnya murid untuk melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Implementasi visi, nilai dan peran guru untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat diwujudkan dengan terciptanya budaya positif melalui praktik-praktik baik (best practice) yang dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut maka menteri pendidikan Nadiem Anwar Makrim mencetuskan Program Guru Pengerak sebagai kebijakan merdeka belajar episode kelima. Proses pembelajaran program ini terangkai dalam alur MERRDEKA, yang merupakan akronim dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Refleksi terbimbing, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru sebagai ujung tombak transformasi pendidikan Indonesia.



2



2. Tujuan kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam hal: 1) Mengidentifikasi dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara 2) Memahami nilai-nilai dan peran guru penggerak 3) Merumuskan visi guru penggerak 4) Menerapkan budaya positif



3. Manfaat Kegiatan Manfaat melaksanakan kegiatan ini adalah: 1) Meningkatnya pemahaman dasar-dasar pedidikan KHD dalam mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid untuk mencapai kekuatan kodratnya 2) Menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila, nilai-nilai dan peran Guru Penggerak (GP) dalam diri pendidik sehingga mampu menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid-murid. 3) Terumuskannya visi guru penggerak yang dapat menggerakkan hati dan berkolaborasi dalam menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila pada murid-murid. 4) Meningkatnya pemahaman sehingga dapat menerapkan konsep disiplin positif untuk membangun budaya positif dalam berinteraksi dengan murid



3



BAB II PEMBAHASAN A. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kebijakan Merdeka Belajar merupakan program peningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kementeria Pendidikan dan Kebudayan terus melakukan terobosan kebijakan Merdeka Belajar untuk memajukan pendidikan di Indonesia dari berbagai segi yang memiliki hubungan erat dengan pendidikan Indonesia. Terdapat 21 episode Kebijakan Merdeka Belajar yang telah dilaksanakan, lima diantara kebijakan tersebut adalah sebagai berikut. Ide kebijakan Merdeka dimulai dari Merdeka Belajar Jilid satu, yang berisi empat pokok kebijakan Merdeka Belajar, yaitu mengubah Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan survey karakter, menghapus Ujian Sekolah berstandar nasional, menyederhanakan rencana pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran guru dan menyesuaikan kuota penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi. Merdeka Belajar jilid dua Kampus Merdeka, yang memberikan kemudahan dalam pembukaan program studi baru, penyederhanaan akreditas perguruan tinggi, kemudahan untuk menjadi PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) dan hak belajar tiga semester diluar program studi. Merdeka Belajar jilid ketiga, yaitu perubahan mekanisme Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada jilid ketiga ini terjadi perubahan penyaluran dan penggunaan dana BOS regular, dana BOS ditransfer langsung ke rekening sekolah, dan diberikan keleluasaan kepada sekolah dalam penggunaannya. Merdeka Belajar jilid 4 Program Organisasi Penggerak, kebijakan ini mengajak organisasi pendidikan kian terlibat dalam membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas hasil belajar murid. Merdeka Belajar jilid lima, yaitu Guru Penggerak. Guru Penggerak adalah program yang berfokus pada dampak hasil belajar murid



melalui pengembangan



kepemimpinan dan pedagogik guru (Kemendikbud, 2020).



4



B. Program Pendidikan Guru Penggerak Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Pendidikan Guru



Penggerak



menciptakan



pemimpin



pembelajaran



yang



dapat



mewujudkan Merdeka Belajar. Transformasi pendidikan Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi bukanlah perkara mudah, untuk itu kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Guru Penggerak sebagai bagian dari program Merdeka Belajar yang dapat menjadi wadah pembentuk kompetensi guru, agar guru sudah baik selama ini dalam melaksanakan proses pembelajarannya menjadi lebih baik lagi dan siap menjadi guru penggerak pemimpin pembelajaran dan menjadi ujung tombak transformasi pendidikan Indonesia, sehingga dapat berperan aktif, inovatif, dan kolaboratif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid dan mampu menularkan ilmu yang telah diperolehnya dalam bentuk praktik baik (best practice) sehingga dapat menggerakkan ekosistem pendidikan mewujudkan merdeka belajar. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem



pendidikan



untuk



mewujudkan



Profil



Pelajar



Pancasila



(Kemendikbud, 2021: 3) Perjalanan guru penggerak dimulai dengan tahap seleksi dan mengikuti rangkaian Program Guru Penggerak selama 9 bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan pendampingan. Berdasarkan permendikbud nomor 26 tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak Pasal 1 ayat 2, Guru Penggerak adalah guru yang telah memiliki sertifikat guru penggerak. Lulusan Progam Guru Penggerak harus mampu mengimplemenatasikan Profil Pelajar Pancasila dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin pembelajaran dalam lingkup kelas, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 5



1. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Suntolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri handayani” Filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) menggambarkan pendidikan sebagai tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak, hal ini mengadung arti bahwa, pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya (Sugiarta dkk, 2019: 128). Tujuan pendidikan dalam pemikiran KHD ialah memerdekakan hidup dan kehidupan anak, lahir dan batin. Teori jiwa merdeka, memandang bahwa tujuan pendidikan pada hakikatnya ialah memerdekakan hidup, dan kehidupan anak baik lahir maupun batin (Kuswandi, 2005 dalam Istiq’faroh, 2020). Pada hakikatnya pendidik hanya dapat menuntun perkembagan anak, agar dapat memperbaiki tingkah lakunya (budi pekerti) bukan mengubah kodrat lahirnya. Hal ini menjadi dasar konsep pendidikan nasional KHD (Rafael, 2021: 24). Proses Pendidikan seharusnya menghasilkan suatu perubahan, yang terus menerus dan bersumber dari kebudayaan yang beranekaragam dalam suatu bangsa. Nilai-nilai kemanusiaan merupakan salah satunya yang memperkaya keragaman budaya dan ini merupakan dasar esensial kebudayaan yang menjadi landasan perubahan pendidikan nasional. Program



Pendidikan



Guru



Pengerak



(PPGP)



mengembangkan



kemampuan guru dalam memahami pemikiran KHD dalam serangkaian kegiatan



pembelajaran



yang



terangkan



sebagai



alur



MERRDEKA.



Pembelajaran yang telah dilakukan telah menambah wawasan guru untuk lebih mendalami filosofi KHD sebagai penentu dasar-dasar pendidikan nasional. Implementasi strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD secara konkret dilaksanakan untuk mengupayakan pengajaran yang memerdekakan konsep belajar anak, yaitu dengan cara menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan tanpa ada paksaan ataupun tekanan pada siswa. Dari konsep pemikiran KHD, yang sudah saya terapkan di kelas antara lain memberikan penugasan sesuai minat dan kreatifitas siswa, menciptakan 6



lingkungan belajar yang menyenangkan, serta mendukung berpikir kritis siswa dalam memecahkan suatu masalah, dan menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh warga sekolah untuk mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini saya refleksikan kembali dalam laporan aksi nyata untuk dipublikasi sebagai bahan berbagi praktik baik, yang dapat dilihat di link lampiran filosofi KHD.



2. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak Profesi guru merupakan suatu profesi yang dalam kehidupan bermasyarakat adalah profesi yang dijadikan teladan. Dharma (2020: 19) menyatakan, guru membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka memercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru penggerak pada dasarnya sudah memiliki karakter guru teladan, untuk dapat menjalankan perannya dalam mentransformasi pendidikan Indonesia, maka seorang guru penggerak wajib mengembangkan lima nilainilai mutlak guru penggerak dalam dirinya yakni, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Peranan guru penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara: 1. Mengerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan wilayahnya 2. Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran disekolah 3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murd disekolah 4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 5. Menjadi pemimpin



pembelajaran



yang



mendorong



well-being



ekosistem Pendidikan (Kemendikbud, 2021) Implementasi visi merdeka belajar terealisasi dalam bentuk aksi nyata sebagai langkah awal mengembangkan diri. Aksi nyata visi guru penggerak ini 7



bermaksud untuk menumbuhkan motivasi intrinsik murid dalam menerima fakta perbedaan dan keberagaman di tengah masyarakat agar tali persatuan di Indonesia semakin kuat. Berdasarkan hal tersebut maka ada beberapa praktik baik yang dijalankan di sekolah sebagai perwujudan budaya positif diantaranya pemutaran film inspiratif terkait toleransi kebhinekaan, mengikut sertakan siswa dalam kegiatan karnaval budaya di lingkungan masyarakat, serta menampilkan pagelaran seni daerah lokal.



3. Visi Guru Penggerak Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya (Dharma, 2022: 5) Visi guru penggerak untuk menciptakan profil pelajar pancasila dan mewujudkan merdeka belajar, akan menjadi arah pergerakan transformasi pendidikan Indonesia, sehingga aktivitas seorang guru penggerak yang dibuktikan dengan aksi nyata dapat menjurus tercapainya visi tersebut. Visi guru penggerak dapat diwujudkan dengan pendekatan Inkuiry Apresiatif (IA). Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005 dalam Dharma, 2020). Inkury Apresiatif diterapkan melalui tahapannya yang disebut BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) (Dharma, 2020: 20-21). Sejalan



dengan



pembelajaran



yang



dilaksanakan



terkait



visi



memerdekakan murid secara lahir dan batin, maka implementasi materi dilakukan dalam sebuah aksi nyata yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran bermakna kepada murid melalui ulangan harian yang bervariasi. Guna untuk menghilangkan persepsi negatif murid yang sering menganggap bahwa ulangan harian adalah suatu beban, ada perasaan khawatir akan soalsoal yang diberikan guru terlalu sulit, sehingga akhirnya tidak mencapai KKM. Upaya aksi yang dilakukan sangat mendukung terbentuknya profil pelajar 8



pancasila khususnya profil inovatif dan berkebinekaan global yang mengedepankan keberagaman karakter murid.



4. Budaya Positif Salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaankebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakterkarakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan



baik



akan



membentuk



sebuah



budaya



positif



(Nurcahyani, dkk. 2022: 7). Budaya positif berasal dari suatu pemikiran untuk menuju kearah yang lebih baik, sehingga menjadi suatu pembiasaan yang dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan. Sekolah bukan hanya sebagai tempat memperoleh ilmu akademik semata, tetapi ada hal yang lebih penting disini ialah pembentukan karakter, tentunya pembentukan karakter ini sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai positif yang dimiliki oleh seorang individu. Hal ini selaras dengan harapan pembentukan 8 karakter Profil Pelajar Pancasila. Penerapan program budaya positif yang diterapkan oleh tiap-tiap sekolah merupakan media dalam pembentukan karakter positif. Suasana sekolah yang tertib, saling menghargai dan aman, dan nyaman tentunnya akan menciptakan well-being yang sangat mendukung proses pembelajaran. Implementasi budaya positif terealisasi dalam aksi nyata dalam menerapkan kebiasaan-kebiasaan positif untuk mengasah nilai-nilai positif pada diri individu. Di lingkungan kelas, salah satu budaya positif yang saya lakukan adalah membuat keyakinan kelas bersama dengan siswa yang diyakini baik dan positif. Pembentukan keyakinan kelas memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Apabila guru dan murid membuat keyakinan kelas dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran, maka akan berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta didik. Selain itu, keyakinan yang baik 9



tidak hanya digunakan dalam pembelajaran saja, namun perlu juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, untuk membangun budaya positif di sekolah langkah yang dapat ditempuh adalah memulainya dengan membangun budaya positif di kelas melalui komunikasi efektif.



10



BAB III PENUTUP



1. Refleksi Transformasi pendidikan sudah tentu harus dimulai dengan membuat perubahan atau memperbaiki kondisi yang telah ada dengan menyentuh langsung pada komponen utamanya yang bersifat hidup, diantaranya adalah guru dan murid. Pribadi guru dan murid, pada dasarnya memiliki nilai-nilai kemanusiaanya yang beragam, dan ini merupakan kodrat lahirnya setiap manusia. Sopan santun, saling menghargai dan menghormati, toleransi, komunikatif, bertanggung jawab dan sebagainya merupakan nilai dasar yang hamper dimiliki oleh anak-anak didik di sekolah. Selaku guru yang mengemban amanah nasional pendidik, kita harus mampu menuntun perkembangan mereka ke arah yang positif, sehingga nilai-nilai yang dimiliki menjadi lebih kuat untuk disadari dan menjadi dasar pembentukan karakter setiap murid. Mencapai pembentukan karakter yang positif tidaklah mudah, sebagai pendidik untuk mencapai semuanya itu maka harus dimulai dari pribadi diri kita sendiri. Teladan adalah kata yang pas untuk menggerakan murid membentuk pribadi yang lebih baik lagi. Guru dengan segala konsekuensi yang ada harus mampu menjadi teladan yang menampilkan contoh yang baik untuk diikuti peserta didiknya. Di era globalisasi ini, penguatan karakter harus menjadi pondasi utama pada penyelenggaran system pendidikan, karena ini akan menjadi filter yang mampu menyaring pengaruh negatif dan menerima pengaruh positif. Filosofi Ki Hajar Dewantara mengarjarkan kita tentang dasar-dasar pemikiran pendidikan nasional. Menurut beliau pendidik seharusnya menghamba pada murid atau berpihak pada murid. Hal ini mengandung arti bahwa setiap pengajaran yang dikenakan kepada murid harusnya berdasarkan kodrat alam dan kodrat zaman atau berdasarkan pada karakter, minat-bakatnya murid, dan perkembangan zaman, sehingga konsep pendidikan itu harusnya



11



membimbing untuk dikembangkan dan bukan memaksakan. Sebagaiman pak tani menanam benih jangung, maka besarkanlah benih tersebut menjadi tanaman jagung dengan kondisi alam dan perawatnya sebagaimana yang dibutuhkan oleh tanaman jagungan, jangan sampai membesarkan benih jagung sepeti membesarkan benih padi, maka tumbuh kembangan tanaman jagung akan menjadi tidak subur. Seperti itulah sebgaimana pendidikan dalam menuntun murid-muridnya. Nilai-nilai dasar manusia yang dipadukan dengan nilai-nilai guru penggerak akan menjembatani pendidik untuk berperan aktif sebagai penggerak di komunitas belajarnya. Dalam hal ini, guru akan bertindak menjadi pemimpin



pembelajaran



yang mempelopori peningkatan kualitas guru dan murid sebagaihasil transformasi pendidikan. Peranan guru penggerak ini akan terealisasi nyata menerapkan nilai-nilai positif dalam budaya positif sekolah. Tujuan penerapan budaya positif adalah untuk mengembangkan nilai-nilai karakter positif yang dimiliki setiap individu yang akan menyertai perkembangan ketetrampilannya untuk menghadapi kehidupan sosial bermasyarakat, sehingga menciptakan profil pelajar pancasila sebagai perwujudan visi merdeka belajar.



2. Tindak Lanjut Pengetahuan terkait materi yang telah dipelari dan kegiatan yang telah dilaksanakan dapat ditindak lanjuti kedepanya dengan cara, merumuskan visi merdeka belajar sebagai visi sekolah, melakukan penerapan berkelanjutan pada lingkungan kelas dan sekolah dimana tempat kita melaksanakan proses pembelajaran dengan membuat dan melaksanakan program-program budaya positif sebagai program wajib di sekolah, bebagi praktik baik yang telahdilakukan dalam diskusi pada komunitas belajar dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan antar sekolah serta menjadi narasumber untuk sosialisai programprogram guru dan sekolah penggerak Tindak lanjut yang dilaksanakan dapat berpatokan pada visi dan peran guru penggerak yang sudah dicanangkan dan dapat dilakukan dengan cara



12



memulainya secara keseluruhan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang berada di sekolah untuk menerapkan budaya-budaya positif berdasarkan konteks wilayah dan kearifan lokal budaya yang terdapat didaerah tersebut. Sebagainya dalam pelaksanaan aksi nyata yang dilakukan, penerapan kedepannya juga tidak terlepas seperti contoh nyata tersebut. Konsep pengetahuan akan mengenal sasaran, jika konsep tersebut terealisasi dalam bentuk tindakan nyata, dan bersifat konsisten untuk selalu dilaksanakan. Karena budaya bangsa berasal dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dengan konsisten dan melibatkan banyak orang.



13



DAFTAR PUSTAKA



Dharma Aditya, 2021. Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jakarta. Dharma Aditya, 2020. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jakarta. Dharma Aditya, 2022. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jakarta. Istig’faroh Nurul. (2020). Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional Merdeka Belajar di Indonesia. Jurnal Pendidikan. 3(2). 3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021. Merdeka Belajar Episode Kelima Angkatan Empat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta, 35 hal. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021.” Peran Guru Penggerak”. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/. Merdeka Belajar Episode kelima Guru Penggerak. Youtube, Kementerian Pendidikan



dan



Kebudayaan,



3



Juli



2020,



www.youtube.com/watch?v=X6vP4AkEsLM Nurcahyani Aandri, Diah S. Rajasa, Murti A. Wijayanti, 2022. Modul 1.4. Budaya Positif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jakarta Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2022. Nomor 40894/A5/HK.01.04/2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak Rafael Simon Petrus, 2020. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jakarta. Sugiarta I Made, dkk. (2019). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara. 2(3). 128



Yamin Muhammad & Syahrir. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar. Jurna Ilmiah Mandala Education. 6(1). 126.



Lampiran 1. 1. Dokumentasi pembelajaran modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Ki hajar Dewantara



Keterangan: Pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.



2. Dokumentasi Pembelajaran modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak



Keterangan: Mini Program yang telah diterapkan di sekolah antara lain Kajian Alqur’an, Pagelaran Seni dan Kuliner Khas Daerah



3. Dokumentasi Pembelajaran modul 1.3 Visi Guru Penggerak



Keterangan: Berkolaborasi dengan warga sekolah untuk menyusun visi dan misi guru penggerak 4. Dokumentasi pembelajaran modul 1.4 Budaya positif



Keterangan: Pembiasaan budaya positif untuk warga sekolah



Lampiran 2. Modul 1.1.a.7 https://www.canva.com/design/DAEt9xmJXp8/BdJe7MtXTfPyGwa1RwX5FQ/edit?utm_c ontent=DAEt9xmJXp8&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source= sharebutton



modul 1.1.a.10 https://www.canva.com/design/DAEtIwzgLE/sRu4KgKQdTkIZu9ECBNiQA/edit?utm_content=DAEtIwzgLE&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton



Modul 1.2.a.3 https://www.canva.com/design/DAEuu-RFrQw/ff39IQDRN3-KwlfzBQk3g/edit?utm_content=DAEuuRFrQw&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton



modul 1.2.a.5 https://www.canva.com/design/DAEvLwxyksA/2bSLz0ca5fjN-De-ebX9A/edit?utm_content=DAEvLwxyksA&utm_campaign=designshare&utm_medium=link 2&utm_source=sharebutton



modul 1.2.a.7 https://www.canva.com/design/DAEvYXGSSkE/igiWcLcFt3PmvXsgqYr28g/edit?utm_con tent=DAEvYXGSSkE&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sh arebutton



modul 1.2.a.8 https://www.canva.com/design/DAEwfnrCncE/NsEvmwbTGMUDtD4hkf0KOQ/edit?utm _content=DAEwfnrCncE&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source =sharebutton



modul 1.2.a.9 https://www.canva.com/design/DAEwgZn9MZc/Rp_9uPLSeGgILacpaOAMYw/edit?utm_ content=DAEwgZn9MZc&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_sourc e=sharebutton



Modul 1.3.a.3 https://www.canva.com/design/DAEwrx1enkE/ze6TvoUhMta9LnSEs_y9eA/edit?utm_co ntent=DAEwrx1enkE&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=s harebutton



modul 1.3.a.9 https://www.canva.com/design/DAEyPgiYZqc/rbwRjqH49VwlRzULfcXpvA/edit?utm_con tent=DAEyPgiYZqc&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=shar ebutton



modul 1.4.a.7 https://www.canva.com/design/DAEzO__jF5M/aI0n5rHJwgCYKgAIci7gJw/edit?utm_con tent=DAEzO__jF5M&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sh arebutton



modul 1.4.a.9 https://www.canva.com/design/DAEzLuPiTII/VLbCAnY2yugri1_LnhzNxw/edit?utm_cont ent=DAEzLuPiTII&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=share button



modul 1.4.a.10 https://www.canva.com/design/DAE33IrYIuo/ltMahZ5NAAKzzgkRczmNgg/edit?utm_con tent=DAE33IrYIuo&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=shar ebutton