22 0 172 KB
Fraktur Ankle (S82.0) 1. Pengertian (Definisi) Terputusnya kontinuitas jaringan tulang pada distal fibula atau lateral malleolus, distal medial tibia atau medial malleolus, dan posterior distal tibia atau posterior malleolus 2. Patofisiologi Fraktur ini biasanya disebabkan oleh terpuntirnya tubuh ketika kaki sedang bertumpu di tanah atau akibat salah langkah yang menyebabkan tekanan yang berlebihan (overstressing) pada sendi pergelangan kaki. Fraktur yang parah dapat terjadi pada dislokasi pergelangan kaki. 3. Anamnesis : a)
Riwayat trauma
b)
Nyeri pada pergelangan kaki
c)
Pekerjaan dan aktifitas pasien sehari-hari
4. Pemeriksaan Fisik : a. Primary Survey -
Airway and Cervical Spine Control
-
Breathing and Oxygenation
-
Circulation and Hemorrhage control
-
Disability
-
Exposure
b. Secondary Survey -
Head to toe examination secara lengkap
-
Pemeriksaan look, dapat ditemukan bengkak dan atau hematome pada sekitar pergelangan kaki
-
Pemeriksaan
feel,
dapat
ditemukan
nyeri
tekan
disertai
pemeriksaan
neurovascular -
Didapatkan keterbatasan gerak
5. Kriteria diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik, yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan foto polos ankle, dimana ditemukan garis fraktur pada malleolus. Fraktur ankle dapat diklasifikasikan berdasarkan level fraktur fibula, dan dapat dibedakan menjadi a. Weber type A b. Weber type B c. Weber type C
6. Diagnosis Kerja Fraktur ankle (S42.02) 7. Diagnosis Banding -
Fraktur malleolus lateral
-
Fraktur malleolus medial
-
Ankle sprain
-
Fraktur bimalleolar ankle
-
Fraktur trimalleolar ankle
-
Fraktur Maisonneuve
8. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Komprehensif 1. Pemeriksaan
Pemeriksaan Optimal
Radiologi
(Ankle
1. Pemeriksaan
Radiologi
AP/lateral/mortise)
AP/lateral/mortise)
2. CT Scan jika diperlukan
2. CT Scan jika diperlukan
(Ankle
9. Terapi Terapi Komprehensif (kelas Rekomendasi dan Optimal Tingkat Bukti) A. Analgetik
A. Analgetik
-
Analgetik sederhana
-
Analgetik sederhana
-
NSAID
-
NSAID
-
Opioid
-
Opioid
B. Terapi Non operatif
B. Terapi Non operatif
-
Short Leg Cast
-
Short Leg Cast
-
Long Leg Cast
-
Long Leg Cast
C. Tidakan
pembedahan
dengan
Open
C. Tidakan pembedahan
dengan
Internal
Open
Reduction Internal Fixation menggunakan
Reduction
screw, wire, atau TBW dapat dilakukan
menggunakan screw, wire, atau TBW
apabila terjadi hal-hal berikut :
dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal
Fraktur terbuka.
berikut :
Terdapat cedera neurovaskuler.
Fraktur terbuka.
Fraktur komunitif.
Terdapat cedera neurovaskuler.
Tulang memendek karena fragmen fraktur
Fraktur komunitif.
tumpang tindih.
Tulang
memendek
karena
Fixation
fragmen
fraktur tumpang tindih.
Rasa sakit karena gagal penyambungan
(nonunion).
Masalah
kosmetik,
penyatuan
tulang
karena tidak
(nonunion).
posisi
semestinya
(malunion)
Rasa sakit karena gagal penyambungan
Masalah penyatuan
kosmetik, tulang
karena tidak
posisi
semestinya
(malunion) 10. Edukasi Edukasi ditujukan kepada pasien dan keluarganya mengenai hal-hal sebagai berikut : -
Konfirmasi diagnosis
-
Differential diagnosis
-
Rencana tindakan
-
Indikasi tindakan
-
Tata Cara
-
Resiko
-
Komplikasi
-
Alternatif
-
Prognosis
11. Prognosis -
Advitam
-
Ad fungsionam : Bonam
-
Ad sanationam : Bonam
: Bonam
12. Kepustakaan Salter RB. 1993. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System. 2nd ed. Baltimore: Williams&Wilkins Co;.p.274-275.