PPK CTS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)



RSU SEMBIRING



REHABILITASI PADA



DELITUA 1. Pengertian (Definisi)



CARPAL TUNNEL SYNDROME Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat kompresi



nervus



dipergelangan



medianus



tangan.



pada



Kelainan



terowongan ini



carpal



merupakan



mononeuropati yang tersering akibat kompresi saraf pada anggota gerak atas. Biasa dihubungkan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti posisi pergelangan tangan dan tangan yang salah, penekanan pada bagian dasar telapak tangan dan gerakan yang berlebihan dan vibrasi.



2. Anamnesis



 Gejala klasik baal dan parestesia pada digiti I, II, III dan setengah lateral digiti IV.  Terbangun pada malam hari dengan rasa baal atau nyeri pada jari-jari.  Gejala saat siang hari biasanya disebabkan oleh aktivitas yang memposisikan pergelangan tangan pada fleksi atau ekstensi berlebihan atau gerakan repetitif yang berlebihan.  Gejala nyeri pada sisi volar pergelangan tangan dan pegal pada forearm juga dapat ditemukan. Gejala berkurang dengan mengibas-ngibaskan tangan (flick sign).  Gangguan otonom dapat dideskripsikan sebagai adanya edema pada tangan, kulit kering dan dingin.  Pada tahap yang lebih lanjut, rasa baal dirasakan konstan dan gangguan motorik tampak lebih jelas, dengan keluhan kelemahan yang berhubungan dengan prehensi tangan.  Kesulitan menggenggam benda dan sering menjatuhkan benda yang digenggam.  Kesulitan melakukan gerakan repetitif seperti mengetik, mengemudi kendaraan bermotor.  Kesulitan mengikat tali sepatu, mengancingkan baju dan



memasukkan kunci ke lubang kunci dan aktivitas seharihari. 3. Pemeriksaan fisik



 Inspeksi kedua tangan, bandingkan sisi yang sakit dan sehat, asimetris eminentia thenar dan hypothenar.  Kelemahan pada otot thenar di tes dengan manual muscle testing atau dengan dynamometer.  Tes khusus yang sering dilakukan : tes Phalen (sensitivitas 68%; spesifisitas 73%), Tinel (50%;77%) dan tes kompresi saraf (64%;83%).  Tes phalen & reverse Phalen hasil positif.  Tes Tinel, hasil positif.  Tes kompresi saraf (penekanan dengan kedua ibu jari pada daerah carpal tunnel selama 1 menit, hasil positif.  Tes Two point discrimination, tes yang spesifik tapi tidak sensitif.  Atrofi dan tes kekuatan otot thenar (atrofi abduktor pollicis brevis, hasil positif sebagai tes yang spesifik, tapi tidak sensitif).  Penilaian Uji fungsi kekuatan otot, uji fungsi sensorik, uji fungsi ADL  Functional Status Scale (FSS) dan Symptom Severity Scale (SSS)



4. Kriteria Diagnosis



Melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, penilaian uji fungsi, pemeriksaan penunjang.



5. Diagnosis Kerja



DIAGNOSIS FUNGSIONAL (Gangguan Fungsional / disabilitas) yang terjadi pada CTS 



Gangguan nyeri akut (R.52.0)







Gangguan nyeri kronis (R.52.2)







Gangguan Kelemahan Otot (M.62.5)







Gangguan ADL / aktivitas sehari-hari terutama gerakan ekstremitas atas (Z.74.1)



6. Diagnosis Banding



7. Pemeriksaan Penunjang







Gangguan Fleksibilitas sendi (M.62.9)







Gangguan Sensibilitas (R.20)







dan Lainnya







Tumor yang meneken saraf medianus.







Sindroma kompartemen







Cervical Syndrome







Elektrofisiologi: EMG dan Kecepatan Hantar Saraf







Ultrasound Neuromusculoskeletal







Radiologi pergelangan tangan







Laboratorium, untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan endokrin dan reumatolog



8. Terapi



Tujuan tatalaksana 



Mengurangi nyeri, kesemutan







Meningkatkan kekuatan otot







Mengoptimalkan kemampuan fungsi tangan



TATALAKSANA



KEDOKTERAN



REHABILITASI



PADA



FISIK



CARPAL



DAN



TUNNEL



SYNDROME



Tatalaksana KFR yang diberikan memiliki level evidence I-II : 



Medikamentosa :



-Kortikosteroid sesuai indikasi (baik oral maupun injeksi). Pemberian oral dapat berupa Prednison 1x20 mg pada minggu pertama dan 1x10 mg pada minggu kedua atau Prednisolone 1x25mg selama 10 hari (Level Evidence I) -Acetaminofen, OAINS, Lidocaine topical/patch (Level Evidence II) 



Terapi Latihan :



Terapi latihan memiliki Level Evidence II : -Latihan Streching otot fleksi dan ekstensi tangan hingga



forearm. -Tendon & Nerve Gliding exercise. -Latihan Strengthening otot statis/dinamis bertahap non agresif. -Latihan ADL Extremitas Atas  Modalitas Fisik Terapi modalitas fisik dibawah ini memiliki Level Evidence II : -



Heat therapy



-



Laser therapy



-



Diathermy



(Ultrasound



Diathermy,



Microwave



Diathermy) - Electrical Stimulation (ES)  Ortotik, Splint dan Alat Bantu Aktivitas -



Splint (netral, cock up slint) dipakai saat aktivitas dan malam hari. (Strong recommendation)







Taping







Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT) (Level Evidence II)







Injeksi intraarticular, soft tissue –



peritendon



(kortikosteroid, hyaluronic acid) dengan atau tanpa USG guided. (Level Evidence I) 



Injeksi regenerative agent dengan atau tanpa USG guided







Interventional Pain Management (IPM) : block nerve, radiofrequency



KOMPLIKASI - Nyeri kronik - Menetapnya kelumpuhan otot tangan - Gangguan sensoris dan motorik kronik, kerusakan saraf



permanen.



MONITORING & EVALUASI Tatalaksana dilakukan selama 6 kali, 3 kali perminggu, setelah 6 kali dilakukan evaluasi ulang oleh dokter SpKFR untuk menentukan kelanjutan tatalaksana.



9. Edukasi (Hospital Health Promotion)



Edukasi Home Program Edukasi di berikan tidak hanya kepada pasien tetapi juga kepada pelaku rawat, yaitu - Modifikasi pekerjaan sementara waktu termasuk modifikasi postur. - Tendon and nerve gliding exercise



10. Prognosis



-Perbaikan maksimal terjadi pada 2-3 minggu. -Penggunaan splint full-time, dapat memberikan perbaikan gejala dan elektrofisiologi yang lebih baik.



11. Tingkat Evidens



Level Evidence I-II



12. Tingkat Rekomendasi



Good - Strong Recommendation / Evidence



13. Indikator 14. Penelaah Kritis 15. Kepustakaan



TIM PPK PERDOSRI 1. Wahyuni K.Luh, Tulaar Angela B, dkk. Panduan Penatalaksanaan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (PPKFR). PERDOSRI, Jakarta : 2015. 2. Wahyuni K.Luh, Tulaar Angela B, dkk. Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI. Jakarta : 2012. p.142-146 3. Zhao M, Burke D. Median Neuropathy (Carpal tunnel Syndrome). In Frontera WR, editor. Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation. 2nd ed. Saunders Elsevier . Philadelphia ; 2008 . p 173-7 4. Richardson JK, Craig A. Rehabilitation of Patients with Neuropathies. In Braddom RL et al. Physical Medicine and



Rehabilitation.



4th



ed.



Elsevier



Saunders.



Philadelphia; 2011. p 1084-5 5. www.dynamed.com