Pra Konsepsi Ny LM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA PRA KONSEPSI PADA NY. LM USIA 24 TAHUN P0 A0 DENGAN PERENCANAAN KEHAMILAN



Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Kebidanan Pra Konsepsi Semester I Profesi Bidan



Oleh : NASTITI ( P1337424821025 )



PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2021



HALAMAN PENGESAHAN



Laporan ilmiah ini disusun oleh, Nama



: Nastiti



NIM



: P1337424821025



Prodi



: Profesi Bidan



Judul Laporan “Asuhan Kebidanan Pada Pra Konsepsi Pada Ny. LM Usia 24 Tahun P0 A0 Dengan Perencanaan Kehamilan”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktek Pra Konsepsi di Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas



Banyumas,



Agustus 2021



Pembimbing Klinik



Praktikan



Dyah Ikasumiwi, STr.Keb,Bdn NIP.198401302006042005



Nastiti NIM. P1337424821025



Mengetahui, Pembimbing Akademik



Dr. Runjati,M.Mid NIP. 19741114 199803 2 001



2



BAB TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. Konsep Dasar Perencanaan Kehamilan (Prakonsepsi) a. Definisi perencanaan kehamilan dan prakonsepsi Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan saat remaja hingga sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang sehat. Kegiatan juga ditujukan pada laki-laki juga dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan (Kementerian kesehatan Republik Indonesia, 2014). Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikann sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung. Konsepsi



merupakan



istilah



lain



yang



digunakan



untuk



menggambarkan proses terjadinya pembuahan. Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dengan



spermatozoa yang



biasanya berlangsung di ampula tuba. Proses fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi sprematozoa dan ovum, dan diakhiri dengan fusi materi genetik. Kehamilan terjadi ketika hasil konsepsi mengalami nidasi (implantasi) pada dinding uterus. Sehingga untuk dapat terjadinya kehamilan perlu ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi (Prawirohardjo, 2010). Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau



3



serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat (Kementerian kesehatan Republik Indonesia, 2014). Menurut WHO (2013) , pelayanan kesehatan masa sebelum hamil adalah penyedian pelayanan kesehatan komprehensif yang meliputi promotif , preventif, kuratif, dan intervensisosial sebelum terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk: 1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi 2) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan 3) Mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan 4) Mencegah terjadinya kematian bayi dalam kandungan, prematuritas, BBLR 5) Mencegah kelainan bawaan pada bayi 6) Mencegah infeksi neonatal 7) Mencegah stunting dan dan KEK 8) Mencegah penularan HIV dan IMS dari ibu ke anak 9) Menurunkan risiko kejadian kanker pada anak 10) Menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan gangguan kardiovasikuler di kemudian hari. Asuhan kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi biomedik, perilaku, dan kesehatan social pada perempuan dan pasangannya sebelm terjadi konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan untuk menemukan dan mengubah risiko biomedik, perilaku, dan social untuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016). b. Faktor yang mempengaruhi kesuburan Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang mampu menghamilkannya (Handayani, dkk, 2010). Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga bila perempuan



4



tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang terjadi “sebulan sekali” (Indriarti, dkk, 2013). Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjadi (Purwandari, 2011). Menurut Saifuddin, dkk (2010), untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18.



Sumber: Purwandari, 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur antara lain: 1) Umur Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah



20-35 tahun (Prawirohardjo,



2010). Rentang usia risiko tinggi adalah 40



(sumber : Depkes RI, 2011; Varney, 2007) c) Lingkar lengan atas (LiLA) Normal status gizi ibu 28,5 cm. Ukuran LiLA normal yaitu >23,5cm. Jika < 23,5 cm merupakan indikator Ibu kurang gizi



sehingga



beresiko



untuk



melahirkan



BBLR.



(Marmi ,2012 : 130). 3) Pemeriksaan fisik a) Wajah Apakah ada oedema atau tidak, cyanosis atau tidak. . (Marmi ,2012 : 130). b) Leher Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda adanya infeksi pada klien. Pembengkakan vena jugularis untuk mengetahui adanya kelainan jantung, dan kelenjar tiroid untuk menyingkirkan penyakit Graves dan mencegah tirotoksikosis. (Marmi ,2012 : 130). c) Payudara Tidak terdapat benjolan/ masa yang abnormal. Simetris. (Marmi, 2012 : 130).



40



d) Abdomen Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya nyeri, tekan, tidak ada bekas luka atau bekas operasi, striae. (Marmi ,2012 : 131). e) Genitalia Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan, lecet, kutil seperti jengger ayam pada daerah vulva dan vagina. Tidak terdapat tanda-tanda keputihan patologis. (Marmi ,2012 : 131). f)



Ekstremtas Tidak ada odema, CRT < 2 detik, akral hangat, pergerakan bebas (Sugiarto, dkk, 2017).



4) Pemeriksaan Penunjang a) Albumin Untuk



menyngkirkan



proteinuria



(yang



dapat



mengindikasikan pielonefritis atau penyakit ginjal kronis) b) Reduksi urin Untuk menyingkirkan glikosuria (yang dapat dikaitkan dengan diabetes melitus). c) Hemoglobin Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus dipastikan dan diberikan terapi yang tepat. Hb juga dapat dideteksi dari sampel darah. d) Golongan darah dan rhesus e) HbsAg f)



HIV/AIDS



g) IMS (Sifilis) h) Pemeriksaan tambahan jika diperlukan : TORCH, USG, pemeriksaan gigi, tes sperma, tes tuberculo(Kemenkes



RI,



2015:8) c. Analisa Perumusan diagnosis dan masalah Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Varney langkah kedua, ketiga dan keempat, meliputi diagnosis/masalah



kebidanan,



41



diagnosis/masalah



potensial



dan



kebutuhan segera yang harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan melalui tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien (Asrinah, 2010). 1) Diagnosis dan masalah Langkah ini mengidentifikasi masalah yang ada Keluhan dan masalah. Masalah yang diidentifikasi dilakukan pencegahan , bidan diharapkan waspada dan siap dalam menangani masalah atau kemungkinan masalah.. 2) Kebutuhan Masalah yang diidentifikasi dilakukan pencegahan , bidan diharapkan waspada dan siap dalam menangani masalah atau kemungkinan masalah, sesuai kebutuhan klien (Kemenkes RI, 2015:385) 3) Diagnosa dan masalah potensial Tidak ada 4) Kebutuhan tindakan segera Tidak ada d. Penatalaksanaan Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam pengkajian, meliputi: 1)



Jelaskan hasil pemeriksaan Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dimengerti sangat penting agar calon ayah dan ibu memahami kondisinya dan dapat mengambil keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi



2)



Berikan



KIE



tentang



kesehatan



reproduksi,



pernikahan, dan persiapan kehamilan se



persiapan



suai panduan



konseling calon pengantin yang telah ditentukan oleh Kemenkes (2015) 3)



Meningkatkan



pengetahuan



pasangan



tentang



kesehatan



reproduksi dan prakonsepsi. 4)



Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam folat untuk pranikah. Disarankan mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan sebelum hamil agar indung telur yang



42



dihasilkan



berkualitas.



Selain



itu



asam



folat



mampu



menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi. (Kemenkes RI, 2015:10-75) C. Pedoman Pelayanan Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru 1. Prinsip Umum Pencegahan Cuci tangan, menggunakan masker, menjaga kondisi tubuh dengan rajin olahraga dan istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan mempraktikkan etika batuk dan bersin. 2. Upaya Pencegahan Umum Yang dapat dilakukan oleh pengunjung Puskesmas a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai sabun selama 40 -60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol (hand sanitizer) selama 20 –30 detik. b.



Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih. Gunakan hand sanitizerberbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia.



c. Cuci tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA). d.



Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.



e. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan sesuai etika batuk-bersin. f. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh. g. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand hygienedan usaha-usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap menjaga jarak.



43



h. Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya seperti hand hygienedan perilaku hidup sehat. i. Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat persalinan. Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi ibu yang sehat dan keluarganya. j. Cara penggunaan masker yang efektif : 1) Pakai masker secara seksamauntuk menutupi mulut dan hidung, kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah. 2) Saat digunakan, hindari menyentuh masker. 3) Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya: jangan menyentuh bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan bagian dalam). 4) Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah digunakan, segera cuci tangan. 5) Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika masker yang digunakan terasa mulai lembab. 6) Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai. 7) Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis sesuai SOP. k. Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3 lapis. Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus hingga 70%. Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam. Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan dipastikan bersih sebelum dipakai kembali. l.



Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin,dan nifas harus menggunakan masker dan menjaga jarak.



m. Menghindari kontak dengan hewan seperti kelelawar, tikus, musang atau hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan. n. Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis obstetri atau praktisi kesehatan terkait.



44



o. Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon layanan darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini. p. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 dari sumber yang dapat dipercaya



DIAGRAM FISHBONE ANEMIA TIME



ENVIORENMENT Pola menstruasi



Kurangnya penyuluhan anemia untuk persiapan Cara memasak kehamilan Cara konsumsi tablet Fe



METHODE



MAN



Pola konsumsi Fe



Pola makan buah/ sayur



ANEMIA RINGAN



Tingkat pendapatan Kurangnya pengetahuan



MONEY



MACHINE



45



46



BAB TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA PRA KONSEPSI PADA NY. LM UMUR 24 TAHUN P0A0 PERENCANAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS A. PENGKAJIAN Tanggal



: 25 Agustus 2021



Waktu



: 14.00 WIB



Tempat



: Puskesmas Kebasen



B. BIODATA Nama



: Ny. LM



Nama pasangan



: Tn. PA



Umur



: 24 Tahun



Umur



: 27 Tahun



Suku bangsa



: Jawa



Suku bangsa



: Jawa



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Karyawan swasta



Alamat



: Kebasen Rt 2/3



Alamat:



: Kebasen Rt 2/3



C. DATA SUBYEKTIF 1. Alasan Datang Ibu datang untuk memeriksakan keadaannya dan ingin merencanakan kehamilan 2. Keluhan Utama Tidak ada keluhan 3. Riwayat Kesehatan a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita : pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, diabetes militus, asma, jantung, dan ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, AIDS/ HIV, hepatitis maupun riwayat kanker. b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, diabetes militus, asma, jantung, dan ibu tidak



47



pernah menderita penyakit menular seperti TBC, AIDS/ HIV, hepatitis maupun riwayat kanker. 4. Riwayat Obstetri Menarch



: 12 tahun



Siklus



: teratur, 28 hari



Lamanya



: 7 hari



Nyeri haid



: tidak ada



Banyaknya



: 3 kali ganti pembalut



Ibu mengatakan tidak sedang menstruasi Ibu mengatakan saat menstruasi tidak pernah minum tablet penambah darah 5. Riwayat Hamil, Bersalin, Nifas yang Lalu Pasien belum pernah hamil 6. Riwayat imunisasi Ibu mengatakan sudah di imunisasi calon pengantin saat capeng TT2 tanggal 2 Januari 2021 7. Riwayat KB : Tidak Pernah 8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari a. Pola Nutrisi 1) Makan ⮚ Frekuensi makan pokok



: 2-3 x perhari



⮚ Komposisi



:



Nasi



: 2-3 x @ 1 piring sedang



Lauk



: 3 x @ 1 potong sedang



Jenisnya



: ikan, telur, tempe, ayam



Sayuran



: 1x @ 1/2 mangkuk sayur



Jenis sayuran



: kangkung, brokoli.



Buah



: 3 x minggu



Jenis



: jeruk, pisang, pepaya



Camilan



: 2 x sehari



Jenis



: kripik, roti



⮚ Pantangan



: tidak ada pantangan makanan



2) Minum Jumlah total 7-8 gelas perhari; jenis : air putih, teh, terkadang kopi b. Pola Eliminasi 1) Buang Air Kecil ⮚ Frekuensi perhari : 3-4 x warna kuning jernih ⮚ Keluhan/masalah : tidak ada keluhan



48



2) Buang Air Besar ⮚ Frekuensi perhari : 1 x/ 2 hari ; warna kecoklatan, keras ⮚ Keluhan/masalah : tidak ada masalah c. Pola Persnoal Hygiene ⮚ Mandi 2 x sehari ⮚ Keramas 3-4 x seminggu ⮚ Gosok gigi 2 x sehari ⮚ Ganti pakaian 3 x sehari; celana dalam 3 x sehari ⮚ Kebiasan memakai alas kaki Pasien selalu menggunakan alas kaki dialam rumah maupun diluar rumah d. Hubungan Seksual Frekuensi



: 1-2 kali per minggu



Contact bleeding : tidak ada Keluhan lain



: tidak ada



e. Pola Istirahat/ Tidur ⮚ Tidur malam



: 7-8 jam



⮚ Tidur siang



: 0 jam



⮚ Keluhan/masalah : pusing setelah bangun tidur f. Aktivitas Fisik dan Olahraga ⮚ Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : mengurus pekerjaan rumah tangga dan bekerja ⮚ Olahraga : tidak pernah g. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan ⮚ Merokok



: ibu tidak merokok namun suami merokok



⮚ Minuman beralkohol : Tidak. ⮚ Obat-obatan



: Tidak



⮚ Jamu



: besar kencur



9. Riwayat Psikososial Spiritual a. Riwayat Perkawinan ⮚ Status perkawinan : menikah ⮚ umur waktu menikah : 23 tahun. ⮚ Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 8 bulan ⮚ Hubungan dengan suami : baik b. Keinginan hamil ini diharapkan oleh ibu, suami serta keluarga;



49



c. Respon & dukungan keluarga senang terhadap rencana mempunyai anak Keluarga sangat mendukung klien untuk memiliki keturunan d. Mekanisme koping (Cara pemecahan masalah) Pemecahan masalah diselesaikan secara musyawarah bersama suami. e. Ibu tinggal serumah dengan suami dan orang tua f. Pengambil keputusan utama dalam keluarga Suami Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri. g. Orang terdekat ibu Suami dan ibu dari klien h. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan kehamilan Tidak ada, selain terus berdoa kepada Allah SWT. i. Penghasilan perbulan Rp 3.500.0000 Cukup j. Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria; k. Tingkat pengetahuan ibu Hal – hal yang sudah diketahui : Ibu sudah mengetahui kebutuhan nutrisi secara umum Hal – hal yang ingin diketahui : Ibu ingin mengetahui cara mengetahui waktu masa subur dan cara mempersiapkan kehamilan. D. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Umum: 1) Keadaan umum



: baik



2) Kesadaran



: composmentis



3) Tekanan Darah



: 118/70 mmHg



4) Suhu /T



: 36,3°C



5) Nadi



: 82 kali/menit



6) RR



: 18 kali/menit



7) BB



: 44 kg



8) TB



: 155 cm



50



9) IMT



: 18



10) LILA



: 24 cm



b. Status Present Kepala



: mesosephal, bersih, tidak ada benjolan



Muka



: tidak pucat, simetris, tidak odema, tiak ada cloasma



gravidarum Mata



: simetris, konjungtiva pucat, sklera putih



Hidung



: bersih, tidak ada polip, tidak bernafas cuping hidung



Mulut



: bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi



Telinga



: simetris, tidak ada serumen



Leher



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran



limfe Ketiak



: tidak ada pembesaran kelenjar limfe



Dada



: simetris, tidak ada retraksi dinding dada



Abdomen : tidak ada luka bekas operasi Genetalia : tidak dilakukan Punggung : simetris, tidak skloliosis dan lordosis Anus



: tidak dilakukan



Ekstremitas atas : simetris, tidak odema, tidak ada kelainan, turgor kulit kembali cepat, kapiler refil < 2 detik Ekstremitas bawah : simetris, tidak odema, tidak ada kelainan, turgor kulit kembali cepat, kapiler refil < 2 detik c. Status Obsterti Muka



: muka tidak ada oedem, nampak pucat, tidak ada chloasma



gravidarum Mammae : puting susu nampak belum ada hyperpigmentasi pada areola mamae, belum ada kolostrum Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU belum teraba Genetalia : bersih, tidak ada flour albus. 2. Pemeriksaan penunjang IVA



: Tidak dilakukan



Papsmear



: Tidak dilakukan



PMTCT



: Tidak dilakukan



HB



: 10,8 gr/dL



E. ANALISA



51



Diagnosa Kebidanan



: Ny. LM umur 24 tahun dengan perencanaan



kehamilan Masalah



: Anemia ringan



Diagnose potensial



: Anemia sedang



Kebutuhan



: Pemberian terapi FE, pendidikan kesehatan cara



mengatasi anemia serta mehitung masa subur dan persiapan kehamilan F. PENATALAKSANAAN Tanggal :25 Agustus 2021



Jam



: 14.10 WIB



1. Memberitahu pasien mengenai hasil pemeriksaan bahwa secara umum keadaan baik, tanda – tanda vital dalam batas normal yaitu TD: 118/70 mmHg, RR: 18 x/m, N: 82 x/m, S: 36,3 oC, hasil lab. HB: 10,8 gr/dL Hasil : pasien mengetahui hasil pemeriksaan 2. Memberitahu ibu bahwa kadar hemoglobin ibu yaitu 10,8 mg/Dl yang termasuk anemia ringan karena Hb normal wanita usia subur 12-16 gr/dL. Anemia adalah salah satu keadaan dimana sel hemoglobin dalam darah merah kurang dari jumlah normal sehingga biasaya terdapat tanda pusing, mudah lelah, mudah mengantuk, dan lemas. Dampaknya saat hamil dapat terjadi perdarahan, keguguran, resiko bayi premature dan tidak kuat mengejan saat akan melahirkan. Hasil : Ibu paham dengan penjelasan hasil pemeriksaan 3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 kali perhari untuk meningkatkan kadar dan mengatasi anemia, cara minumnya dengan menggunakan air putih, air jeruk atau jus. Tidak boleh menggunakan air susu, kopi dan teh karena dapat mengganggu proses penyerapan tablet tambah darah. Efek samping dari tablet tambah darah ini adalah ibu susah BAB, maka dari itu perlu diimbangi dengan mengkonsumsi buah yang berserat tinggi seperti pepaya dan pisang. Selain itu ibu juga bisa mengkonsumsi sari kurma, sari kurma juga bisa menaikkan kadar Hb. Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan 4. Memberikan informasi kepada ibu untuk mempersiapkan kehamilan di mana gizi ibu harus terpenuhi sebagai modal sumber makanan untuk bayi terutama asam folat; minum air putih 1–2 liter sehari, berhubungan suami istri pada masa subur dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu; menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga, menjaga berat badan ideal, menghindari asap rokok dll; kondisi rahim, kualitas ovum dan sperma harus baik dimana dapat



52



diketahui melalui pemeriksaan penunjang di RS atau dokter spesialis kandungan Hasil: ibu mengerti mengenai persiapan kehamilan yang harus ia lakukan. 5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia, terdapat pada hati, daging, telur, sayuran hijau dan kacang-kacangan, sari kurma; mengonsumsi buah yang kaya akan vit. C seperti jeruk, mangga, pepaya untuk mempercepat proses penyerapan zat besi; serta makanan yang kaya akan asam folat seperti pada sayuran hijau, alpukat, pisang dan susu ibu hamil sebagai persiapan kehamilan dengan meningkatkan kesuburan wanita, membantu pertumbuhan dan perkembangan janin serta mencegah terjadinya kecacatan. Hasil : pasien bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan 6. Memberi informasi kepada klien mengenai cara menentukan masa subur. Masa subur dapat kita ketahui melalui siklus menstruasi. Perhitungan masa subur ini akan efektif jika siklus menstruasinya normal yaitu 21–35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus dilakukan minimal enam siklus berturut-turut. Pada menstruasi dengan siklus teratur (28) hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa suburnya adalah hari ke-12 hingga hari ke-16. Sedangkan, jika menstruasi tidak teratur, jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18 untuk menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11 untuk menentukan hari terakhir masa subur. Selain itu, masa subur dapat diketahui melalui perubahan lendir serviks (bertekstur lebih cair dan bening karena meningkatnya hormon estrogen); libido meningkat; suhu basal tubuh meningkat ± 0,5oC yang biasanya diukur pada pagi hari. Hasil: Ibu mengerti mengenai cara menentukan masa subur dan akan mulai menghitung siklus menstruasinya 7. Memberikan terapi asam folat 1x0,4 mg sehari dan fe 1x60 mg dan cara minumnya Hasil : pasien bersedia minum 8. Menganganjurkan ibu untuk ke pelayanan kesehatan (puskesmas, praktik bidan dan nakes lainnya) jika ada keluhan jika ada keluhan atau jika ingin berkonsultasi terkait perencanaan kehamilaan dalam keadaan lain Hasil: ibu besedia kunjungan ulang 9. Mencatat ke lembar dokumentasi



53



Hasil : pasien bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan



Banyumas,



Agustus 2021



Pembimbing Klinik



Praktikan



Dyah Ikasumiwi, STr.Keb,Bdn NIP.198401302006042005



Nastiti NIM. P1337424821025



Mengetahui, Pembimbing Akademik



Dr. Runjati,M.Mid NIP. 19741114 199803 2 001



54



CACATAN PERKEMBANGAN Kunjungan rumah



Nama Pasien Usia



: Ny. LM : 24 tahun



CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal dan Jam



CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)



27 Agustus Subyektif : 2021 Pukul 14.30 WIB 1. Kunjungan ke rumah pasien



TTD Mahasiswa



2. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, sudah tidak pusing saat bangun tidur 3. Ibu mnegatakan sudah minum tablet penambah darah yang di perikan saat kunjungan pertama dan minum sari kurma 4. Ibu mengatakan sudah mulai menerapkan pola makan yang sudah diberikan waktu kunjungan pertama.



Nastiti



Pembimbing lahan



Obyektif :



1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik Kesadaran



: composmentis



Tekanan darah : 118/70 mmHg Nadi



: 82 x/menit



Respirasi



: 18 x/menit



Suhu



: 36,3°C



2. Status obstetri Muka



: tidak pucat, tidak odema, simetris



Mammae : simetris, tidak ada benjolan Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak tegang Genetalia : tidak dilakukan



3. Pemeriksaan penunjang



55



Dyah Ikasumiwi, STr.Keb,Bdn



Tidak dilakukan Analisa : Ny. LM umur 24 tahun dengan perencanaan kehamilan Masalah: tidak ada Kebutuhan segera: tidak ada Penatalaksanaan :



1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa secara umum keadaan baik, tanda- tanda vital dalam batas normal yaitu TD: 118/70 mmHg, RR: 18 x/m, N: 82 x/m, S:36,3 oC. Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan



2. Mengingatkan pasien untuk menjaga pola makan seimbang, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, karbohidrat, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga secara rutin, dan kontol kesehatan secara rutin Hasil : ibu bersedia mengikuti saran bidan.



3. Menganjurkan kepada pasien lebih banyak mengkonsumsi makanan mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, dapat juga meminum suplemen seperti pada sayuran berwarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, serta mengingatkan kembali untuk meminum suplemen asam folat 0,4 mg setiap hari minimal 1 tab untuk persiapan kehamilan. Mengingatkan ibu untuk minum penambah darah setiap malam sebelum tidur. Hasil: ibu memahami 4. Menjelaskan tanda-tanda kehamilan seperti



a. Tes kehamilan poitif (+) b. Tidak mendapat menstruasi/ haid sebagaimana biasanya (tidak menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya)



c. Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi



56



hari serta sering buang air kecil



d. Tidak ada nafsu makan e. Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang jarang ada atau tidak pernah dimakannya



f. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak jantung janin. Hasil : pasien mengerti tana-tanda kehamilan



5. Memberikan konseling prakonsepsi tentang kesehatan reproduksi prakonsepsi yaitu tentang cara menjaga kebersihan organ kewanitaan: membersihan daerah V dari arah depan ke belakang, danti celana dalam minimal 2 kali atau jika sudah merasa lembab. Hasil : pasien mengetahui penjelasan yang diberikan



6. Menganjurkan kepada pasien untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan. Hasil : pasien bersedia melakukan anjuran yang diberikan.



7. Mendokumentasikan seluruh tindakan Hasil: sudah dilakukan dokumentasi



CACATAN PERKEMBANGAN Puskesmas Kebasen



Nama Pasien Usia



: Ny. LM : 24 tahun



CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal dan Jam



CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)



2 Subyektif : September 1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan 2021 Pukul 09.00 WIB



TTD Mahasiswa



2. Ibu mnegatakan ingin cek laboratorium kadar Hb Obyektif :



1. Pemeriksaan umum



Nastiti



57



Keadaan umum : baik Kesadaran



: composmentis



Pembimbing lahan



Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi



: 82 x/menit



Respirasi



: 18 x/menit



Suhu



: 36,3°C



BB



: 44 kg



Dyah Ikasumiwi, STr.Keb,Bdn



2. Status obstetri Muka



: tidak pucat, tidak odema, simetris



Mammae : simetris, tidak ada benjolan Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak tegang Genetalia : bersih, tidak oedem, tidak ada kemerahan, tidak ada keputihan.



3. Pemeriksaan penunjang PP test : negatif HB: 12 gr/dL Analisa : Ny. LM umur 24 tahun dengan perencanaan kehamilan Masalah: tidak ada Kebutuhan segera: tidak ada Penatalaksanaan :



1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa secara umum keadaan baik, tanda- tanda vital dalam batas normal Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan



2. Memotivasi ibu untuk tetap minum asam folat serta memenuhi kebutuhan gizi seimbang untuk persiapan kehamilan.



58



Hasil : ibu bersedia mengikuti saran bidan.



3. Menganjurkan kepada pasien untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan. Hasil : pasien bersedia melakukan anjuran yang diberikan.



4. Mendokumentasikan seluruh tindakan Hasil: sudah dilakukan dokumentasi



Banyumas, September 2021 Pembimbing Klinik



Praktikan



Dyah Ikasumiwi, STr.Keb,Bdn NIP.198401302006042005



Nastiti NIM. P1337424820068



Mengetahui, Pembimbing Akademik



Dr. Runjati,M.Mid NIP. 19741114 199803 2 001



59



BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Pengkajian Awal Berdasarkan pengkajian pada tanggal 25 Agusrus 2021 asuhan kebidanan pada Ny. LM usia 24 tahun dengan kebutuhan perencanaan kehamilan telah dilakukan. Langkah awal dilakukan pengkajian yang meliputi data subyektif dan data obyektif melalui anamnesa langsung pada ibu dan beberapa pemeriksaan. Berdasarkan identitas ibu diketahui bahwa ibu bernama Ny. LM berusia 24 tahun, suku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu yaitu Ibu Rumah Tangga, dan beralamat di Kebasen Rt 2/3. Berdasarkan anamnesa pada kunjungan pertama pada Ny. LM klien hanya ingin memeriksakan kesehatannya dan ingin merencanakan kehamilan serta mengeluh pusing saat bangun tidur. Hasil anamnesa usia klien didapatkan usia Ny. LM adalah 24 tahun. Usia tersebut sesuai dengan pernyataan BKKBN mengenai usia ideal yang matang secara biologis dan psikologis untuk sebuah perkawinan yaitu usia 20–25 tahun bagi wanita dan umur 25–30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017). Hal ini sejalan dengan teori Widatiningsih (2017) di mana ibu dapat berisiko apabila hamil saat berusia < 20 tahun dan > 35 tahun. Kehamilan di usia muda berkaitan dengan risiko preeklamsi dan fisiologis ibu yang kurang matang serta organ reproduksi yang belum matang. Sedangkan pada umur > 35 tahun alat-alat reproduksi sudah berkurang fungsinya dan kelenturannya dan tenaga ibu yang berkurang. Prawirohardjo (2010) menyatakan pria disarankan untuk menikah pada usia kurang dari 40 tahun, karena jika lebih dari batas tersebut mortilitas, konsentrasi, volume seminal, dan fragmentai DNA telah mengalami penurunan kualitas sehingga meningkatkan risiko kecacatan janin. Rekomendasi waktu yang tepat untuk merencanakan kehamilan adalah perencanaan kehamilan dapat dilakukan segera jika PUS sehat dan WUS berumur minimal 20 tahun. Pada catin dan PUS pelayanan kesehatan masa sebelum hamil bertujuan untuk mempersiapkan pasangan agar sehat sehingga perempuan dapat menjalankan proses kehamilan, persalinan yang sehat dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat (Kemenkes RI, 2018). Dari riwayat menstruasi didapatkan pola menstruasi Ny. LM normal dan tidak ada keluhan gangguan haid. Siklus teratur setiap 28 hari, dengan lama menstruasi berkisar 7 hari, tidak ada keluhan perdarahan yang abnormal. Saat ini Ny.LM tidak sedang menstruasi. Ny. LM umur 24 tahun sudah menikah tanggal 20 Februari 2021.



60



Lama menstruasi berkaitan erat dengan anemia karena apabila darah yang keluar banyak, berkurang pula kadar zat besi di dalam tubuh., sehingga disarankan wanita saat menstruasi untuk mengkonsumsi tablet tambah darah untuk mencegah anemia (Desi dkk, 2019). Namun Ny.LM tidak mengkonsumsinya saat menstruasi. Riwayat kesehatan Ny. LM dan keluarga tidak terdapat penyakit menular maupun penyakit keturunan. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari normal. Menurut Kemenkes (2018b) secara umum aktivitas fisik terbagi menjadi tiga macam yaitu aktivitas fisik harian (mencuci baju mengepel, jalan kaki, dsb, di mana kalori yang digunakan berkisar 50–200 kcal perkegiatan; latihan fisik (jalan kaki, jogging, bersepeda, senam); olahraga (sepak bola, berenang, basket, dll). Aktivitas fisik dapat dilakukan secara teratur 3-5 kali dalam seminggu atau 30 menit setiap harinya. Tujuan dari aktivitas fisik adalah untuk menjaga berat badan ideal tubuh, mengurangi risiko penyebab terjadinya Penyakit Tidak Menular (hipertensi, jantung, diabetes militus) yang mana akan memperberat kondisi ibu pada saat hamil nanti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan rumah yang ibu lakukan secara tidak langsung termasuk dalam aktivitas fisik harian. Pada asupan cairan diketahui bahwa dalam sehari ibu minum air putih hanya ± 78 gelas jenis : air putih, teh, terkadang kopi dan ibu tidak mengonsumsi susu. Menurut Noya (2017) untuk orang dewasa, konsumsi air putih yang disarankan yaitu sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter. Manfaat air putih sangat



banyak



untuk



tubuh



seperti



menjaga



kadar



cairan



tubuh



atau



mencegah dehidrasi, sehingga tubuh tidak mengalami gangguan pada fungsi pencernaan (sembelit) dan penyerapan makanan, sirkulasi, ginjal, dan penting dalam mempertahankan suhu tubuh yang normal; membantu memberikan energi pada otot dan melumasi sendi-sendi agar tetap lentur. Ketidakseimbangan cairan dapat memicu kelelahan pada otot; membantu mengendalikan asupan kalori tubuh. Minum air putih jauh lebih baik dalam mencegah peningkatan berat badan dibandingkan minuman yang mengandung tinggi kalori; menjaga kesegaran kulit dengan cara mengecilkan pori, melembapkan, dan menambah kekencangan kulit; melindungi saraf tulang belakang dan jaringan sensitif pada tubuh lainnya; membantu proses pembuangan sisa-sisa makanan dan minuman melalui keringat, urine dan kotoran. Banyak minum air putih juga bisa dijadikan obat kencing darah akibat infeksi saluran kemih ringan atau batu saluran kemih yang berukuran kecil. Suami Ny. LM merupakan perokok aktif, disarankan Ny. LM untuk menjauh atau diluar rumah saat merokok karena paparan asap rokok memiliki dampak negatif pada



61



kemampuan untuk hamil. Hampir semua studi ilmiah mendukung kesimpulan bahwa paparan rokok memiliki dampak negatif terhadap kesuburan. Komponen



yang



terkandung pada asap rokok telah terbukti mengganggu kemampuan sel dalam ovarion untuk membuat estrogen dan menyebabkan telur wanita (oosit) menjadi lebih rentan terhadap kelainan genetik. Paparan rokok juga meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik. Mekanisme yang terjadi meliputi efek toksisitas langsung pada sel ovum, gangguan pada motilitas saluran reproduksi, dan gangguan pada imunitas sehingga mengakibatkan infeksi pada tuba fallopi. pada wanita hamil, merokok dapat menyebabkan terjadi komplikasi pada bayi lahir, diantaranya retardasi pada bayi, berat lahir rendah, aborsi secara spontan, serta risiko fatal pada janin (Anis, 2018). Data psikososial-spiritual diketahui bahwa kondisi psikologis Ny. LM tinggal bersama suami dan orang tuanya. Keluarga sangat meninginkan Ny.LM hamil. Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada data pengetahuan diketahui bahwa ibu telah mengetahui tentang kebutuhan nutrisi secra umum, sedangkan hal-hal yang ingin diketahui ibu ingin mengetahui cara mengetahui waktu masa subur dan cara mempersiapkan kehamilan. Pada pemeriksaan fisik, tanda tanda vital Ny.LM dalam batas normal dengan tekanan darah : 118/70 mmHg, Suhu: 36,3°C, nadi: 82 kali/menit, RR: 18 kali/menit, BB



: 44 Kg,TB: 155 cm, LILA: 24 cm (normal) dengan IMT= 18 (normal).



Dalam penelitian deskriptif korelatif



Ningrum and Cahyaningrum (2018)



menunjukkan bahwa IMT pra hamil memiliki hubungan yang bermakna dengan berat lahir bayi (p value= 0,0001) dan memiliki hubungan yang sangat kuat (r= 0,938). IMT pra hamil menyumbang 88% sebesar (r2= 0,880) terhadap berat badan bayi baru lahir. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IMT pra hamil menyumbang terhadap panjang badan bayi baru lahir sebesar 76,7% (r2= 0,767), sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain. Hubungan IMT prahamil memiliki hubungan yang bermakna dengan panjang lahir bayi (p value= 0,0001) dan kuat (r= 0,876) serta berpola positif yang berarti semakin besar IMT prahamil maka akan semakin besar juga panjang bayi yang dilahirkan. Pada status present pada mata konjungtiva pucat, akan tetapi yang lain nya normal. Status obstetricus juga diketahui bahwa kondisi Ny. LM saat ini baik diketahui dari data berupa : muka tidak ada oedem, nampak pucat, tidak ada chloasma gravidarum, mammae : puting susu nampak belum ada hyperpigmentasi pada areola mamae, belum ada kolostrum, abdomen : tidak ada bekas SC, TFU belum teraba



62



genetalia: bersih, tidak ada flour albus. Hasil pemeriksaan penunjang yaitu HB 10,8 gr/dl Langkah ketiga yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah Ny. LM usia 24 tahun dengan perencanaan kehamilan. Masalah: anemia ringan, kebutuhan yaitu pemberian terapi FE, pendidikan kesehatan cara mengatasi anemia serta mehitung masa subur dan persiapan kehamilan. Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu. Berdasarkan diagnosa maka penatalaksanaan yang sudah dilakukan adalah : 1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa secara umum keadaan baik, tanda – tanda vital dalam batas normal dengan hasil pemeriksaan laboratorium HB: 10,8 gr/dL 2. Memberitahu ibu bahwa kadar hemoglobin ibu yaitu 10,8 mg/Dl yang termasuk anemia ringan karena Hb normal wanita usia subur 12-16 gr/dL. Anemia adalah salah satu keadaan dimana sel hemoglobin dalam darah merah kurang dari jumlah normal sehingga biasaya terdapat tanda pusing, mudah lelah, mudah mengantuk, dan lemas. Dampaknya saat hamil dapat terjadi perdarahan keguguran, resiko bayi premature dan tidak kuat mengejan saat akan melahirkan. Anemia juga beresiko bagi ibu dengan persiapan kehamilan atau masa pra konsepsi. Kebutuhan gizi seperti asupan protein nabati seperti tempe, tahu, bayam, brokoli dan lainnya yang sangat bermanfaat untuk menaikkan kadar hemoglobin dalam darah. Menurut penelitian Nugroho (2015), asupan protein nabati berhubungan dengan kejadian anemia pada WUS. WUS dengan asupan protein nabati yang cukup memiliki kejadian anemia yang lebih rendah dibandingkan WUS dengan asupan protein nabati yang kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi protein nabati pada WUS dalam jumlah yang cukup dapat menurunkan risiko kejadian anemia. 3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 kali perhari untuk meningkatkan kadar dan mengatasi anemia, cara minumnya dengan menggunakan air putih, air jeruk atau jus. Tidak boleh menggunakan air susu, kopi dan teh karena dapat mengganggu proses penyerapan tablet tambah darah. Efek samping dari tablet tambah darah ini adalah ibu susah BAB, maka dari itu perlu diimbangi dengan mengkonsumsi buah yang berserat tinggi seperti pepaya dan pisang.



63



Selain itu ibu juga bisa mengkonsumsi sari kurma, sari kurma juga bisa menaikkan kadar Hb. Anemia gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah zat besi dalam makanan tidak cukup, penyerapan zat besi rendah, kebutuhan meningkat, kekurangan darah, pola makan tidak baik, status sosial ekonomi, penyakit infeksi, pengetahuan yang rendah tentang zat besi, dan terdapat zat penghambat penyerapan zat besi dalam makanan (Puji dkk, 2010). Suplemen Fe adalah salah satu strategi untuk meningkatkan intake Fe yang berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya. Banyak factor yang mendukung rendahmya tingkat kepatuhan (compliance) tersebut, seperti individu sulit mengingat aturan minum tiap hari, minimnya dana untuk membeli suplemen secara teratur, dan efek samping yang tidak nyaman dari Fe contohnya gangguan lambung (Fatmah, 2011). Perlakuan sari kurma banyak memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin setelah diberikan 3 sendok makan sehari dianjurkan sebelum makan dengan dosis 15 cc selama satu minggu. Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian sari kurma berpengaruh untuk peningkatan kadarhemoglobin pada ibu hamil. Hemoglobin dibentuk dalam sel darah merah pada sumsum tulang belakang dan kegagalan pembentukan hemoglobin dapat disebabkan karena kekurangan protein. Faktor pembentuk hemoglobin seperti Fe, B12, dan asam folat semuanya terdapat dalam kurma (Rahayu, 2017). 4. Memberikan informasi kepada ibu untuk mempersiapkan kehamilan di mana gizi ibu harus terpenuhi sebagai modal sumber makanan untuk bayi terutama asam folat; minum air putih 1–2 liter sehari, berhubungan suami istri pada masa subur dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu; menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga, menjaga berat badan ideal, menghindari asap rokok dll; kondisi rahim, kualitas ovum dan sperma harus baik dimana dapat diketahui melalui pemeriksaan penunjang di RS atau dokter spesialis kandungan. 5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia, terdapat pada hati, daging, telur, sayuran hijau dan kacang-kacangan, sari kurma; mengonsumsi buah yang kaya akan vit. C seperti jeruk, mangga, pepaya untuk mempercepat proses penyerapan zat besi; serta makanan yang kaya akan asam folat seperti pada sayuran hijau, alpukat, pisang dan susu ibu hamil sebagai persiapan kehamilan dengan



64



meningkatkan kesuburan wanita, membantu pertumbuhan dan perkembangan janin serta mencegah terjadinya kecacatan. Pada wanita sebagai persiapan kehamilan tidak hanya fungsi reproduksi saja yang harus sehat, tetapi juga diperlukan status gizi yang baik sebelum terjadinya kehamilan. Oleh karena itu fokus dalam konseling asupan zat gizi pada masa prakonsepsi ini tidak hanya pada gizi mikro yang menunjang kesehatan reproduksi tetapi juga gizi makro yang mendukung status gizi. Kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi (Marmi, 2013 dalam Chabibah, 2016). Peningkatan gizi mikro berupa vitamin E, vitamin C, vitamin B6, asam folat, zat besi dan kalsium selain berfungsi pada peningkatan fungsi reproduksi, juga dalam perencanaan pencegahan komplikasi kehamilan sehingga dapat menghasilkan outcome yang lebih baik. Vitamin E berfungsi dalam menjaga sistem endokrin dan produksi hormon yang baik, sedangkan vitamin C bermanfaat menjaga keseimbangan hormonal, meningkatkan fertilitas, memperkuat sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Vitamin B6 juga dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kesuburan wanita. Asam folat dan zat besi sangat disarankan untuk ditingkatkan jumlahnya dalam perencanaan kehamilan dalam upaya pencegahan neuro-tube defect dan anemia baik pada ibu maupun bayinya (Marmi, 2013 dalam Chabibah, 2016) Makanan dikatakan sehat jika tersusun atas zat gizi makro dan mikro dalam proporsi seimbang. Zat gizi makro meliputi protein, lemak dan karbohidrat berkontribusi dalam menyediakan total energy yang berasal dari makanan (Hanson et al., 2014 dalam Anggraeny and Ariestiningsih 2017). FIGO merekomendasikan kecukupan protein dalam sehari pada masa sebelum kehamilan sebesar 60 gram, sedangkan kebutuhan lemak direkomendasikan FIGO sebesar 15-30% dari total energy yang lebih mengutamakan asam lemak tidak jenuh. Untuk kecukupan karbohidrat pada masa prakonsepsi, Institute of Medicine (2005) dalam Anggraeny and Ariestiningsih (2017) merekomendasikan sebesar 130 gram dalam sehari. Dalam studi literature terbaru yang menilai asupan makanan prakonsepsi dan hubungannya dengan kesuburan, masa kehamilan dan juga hubungannya dengan sindrom ovarium polikistik dan diabetes gestasional disebutkan bahwa dari 351 wanita yang sedang dalam pengobatan infertilitas, peningkatan asupan ikan, yakni 0,06-0,44 porsi/ hari diasosiasikan dengan kemungkinan kelahiran hidup 3438% lebih tinggi. Tetapi, ketika dilakukan substitusi daging atau olahan daging



65



dengan dua porsi ikan menyebabkan meningkatnya kemungkinan kelahiran hidup sebesar 54% (Grieger, 2020). Sementara untuk kebutuhan zat gizi mikro meliputi asam folat, vitamin A, vitamin B, vitamin D, kolin, kalsium, yodium dan zat besi Anggraeny and Ariestiningsih



(2017). ACOG (2019) merekomendasikan semua wanita usia



reproduksi (15-45 tahun) harus mengonsumsi suplementasi asam folat dengan dosis 400mcg per hari. Pada wanita yang memiliki peningkatan risiko NTD (neuro-tube defect) termasuk wanita dengan riwayat kehamilan dengan NTD penyakit kejang harus diberi konseling untuk mengonsumsi 4 mg asam folat setiap harinya, tetapi tidak mengambil tambahan vitamin prenatal mengingat terdapat risiko keracunan vitamin A. Hanson et al., (2015) dalam Anggraeny and Ariestiningsih



(2017)



merekomendasikan vitamin A per hari untuk perempuan sebelum hamil sebesar 700mcg. Sedangkan vitamin B12 direkomendasikan sebesar 2,4 mcg perhari, vitamin



B6



disarankan



1,3



mg



per



hari.



Untuk



vitamin



D,



FIGO



merekomendasikan dalam sehari sebesar 400IU yang akan lebih efektif jika diimbangi dengan paparan sinar matahari cukup. Sedangkan rekomendasi kolin dalam sehari adalah sebesar 400-425 mg, sementara zat besi disarankan sebesar 18mg. Selain memperoleh asupan zat gizi mikro dari suplementasi, pemenuhan kebutuhan akan zat gizi mikro dapat diperoleh dari makanan yang sesuai dengan bahan makanan yang banyak tersedia di daerah dan sangat mudah didapatkan, misalnya kelor, tauge, tahu, tempe, bayam, dsb. Penelitian Dhafir and Laenggeng (2020) yang meneliti kandungan zat gizi dalam daun kelor mendapatkan hasil bahwa pada daun kelor muda terkandung kalsium 497,8mg/ 100 gram dan zat besi 6,24mg/ 100 gram. Selain itu, beberapa kelebihan kelor jika dibandingkan dengan sumber zat mikro lainnya dengan berat yang sama yakni: 1. Daun kelor segar setara dengan 7 kali vitamin C yang terdapat pada jeruk segar 2. Daun kelor segar setara dengan 4 kali vitamin A yang terdapat pada wortel 3. Daun kelor segar setara dengan 4 kali kalsium yang terdapat pada susu 4. Daun kelor segar setara dengan 3 kali kalium yang terdapat pada pisang 5. Daun kelor segar setara dengan 2 kali protein yang terdapat pada yoghurt 6. Daun kelor segar setara denfan ¾ kali zat besi yang terdapat pada bayam (Nurcahyati, 2014).



66



6. Memberi informasi kepada klien mengenai cara menentukan masa subur. Masa subur dapat kita ketahui melalui siklus menstruasi. Perhitungan masa subur ini akan efektif jika siklus menstruasinya normal yaitu 21–35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus dilakukan minimal enam siklus berturut-turut. Pada menstruasi dengan siklus teratur (28) hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa suburnya adalah hari ke-12 hingga hari ke-16. Sedangkan, jika menstruasi tidak teratur, jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18 untuk menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11 untuk menentukan hari terakhir masa subur. Selain itu, masa subur dapat diketahui melalui perubahan lendir serviks (bertekstur lebih cair dan bening karena meningkatnya hormon estrogen); libido meningkat; suhu basal tubuh meningkat ± 0,5oC yang biasanya diukur pada pagi hari. Masa subur merupakan sebuah masa dalam siklus menstruasi wanita dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila wanita tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan (Sitompul, 2015 dalam Atika, Yunus and Primandari, 2017). Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui Masa Subur, dua diantaranya adalah: a. Sistem Kalender Sebagai pedoman, hari pertama menstruasi dihitung sebagai siklus menstruasi hari ke-1. Lamanya siklus menstruasi dimulai dari hari ke-1 hingga menstruasi berikutnya (Puspita, 2016 dalam Atika, Yunus and Primandari, 2017). Pada siklus menstruasi 28 hari. Pada siklus ini, ovulasi akan terjadi pada hari ke -14, dan masa subur adalah 2-3 hari sebelum hingga sesudah ovulasi. Jadi masa subur terjadi antara hari ke-11 hingga hari ke- 17. b. Perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks) Masa subur juga bisa diketahui lewat pemeriksaan getah lendir (mukus) mulut rahim (serviks). Ini pun dapat anda lakukan sendiri. Caranya, lendir dari mulut rahim diperiksa setiap hari. Hormon Estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari telenjuk atau ibu jari, lalu rekatkan lendir tersebut seperti membentuk benang dengan jarak 2-3 cm, jika lendir tersebut terputus tandanya tidak subur, dan apabila lendir tersebut tidak terputus maka anda dalam masa subur, tingkat keberhasilan dengan cara ini hanya sekitar 60% - 70% (Sitompul, 2015 dalam Atika, Yunus and Primandari, 2017).



67



7. Memberikan terapi asam folat 1x0,4 mg sehari dan fe 1x60 mg dan cara minumnya. 8. Memotivasi ibu untuk tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu dengan rajin cuci tangan sebelum atau sesudah melakukan sesuatu, menggunakan masker ketika bepergian, dan menghindari paparan asap rokok. 9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan atau menghubungi petugas kesehatan jika terdapat masalah kesehatan ataupun hanya sekedar ingin berkonsultasi terkait persiapan kehamilan dan keadaan lainnya. B. Pembahasan Catatan Perkembangan 27 Agustus 2021 jam 14.30 WIB Pada pengkajian kunjungan ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 27 Aagustus 2021 pukul 14.30 WIB, Ny. LM mengatakan tidak ada keluhan. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak ada masalah. Data obyektif menunjukan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital normal, status present normal, dan status obstetricus normal. Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah Ny. LM usia 24 tahun dengan kebutuhan kunjungan ulangan untuk check up. Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa ibu dalam keadaan baik. Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu. Berdasarkan



diagnosa



masalah



maka



penulis



merumuskan



rencana



menyeluruh kasus Ny. LM. Berdasarkan diagnosa maka penulis memberikan asuhan: 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa secara umum keadaan baik, tanda- tanda vital dalam batas normal 2. Mengingatkan pasien untuk menjaga pola makan seimbang, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, karbohidrat, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga secara rutin, dan kontol kesehatan secara rutin 3. Menganjurkan kepada pasien lebih banyak mengkonsumsi makanan mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, dapat juga meminum suplemen seperti pada sayuran berwarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, serta mengingatkan kembali untuk meminum suplemen asam folat 0,4 mg setiap hari



68



minimal 1 tab untuk persiapan kehamilan. Mengingatkan ibu untuk minum penambah darah setiap malam sebelum tidur. 4. Menjelaskan tanda-tanda kehamilan seperti a. Tes kehamilan poitif (+) b. Tidak mendapat menstruasi/ haid sebagaimana biasanya (tidak menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya) c. Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari serta sering buang air kecil d. Tidak ada nafsu makan e. Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang jarang ada atau tidak pernah dimakannya f. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak jantung janin. 5. Memberikan konseling prakonsepsi tentang kesehatan reproduksi prakonsepsi yaitu tentang cara menjaga kebersihan organ kewanitaan: membersihan daerah V dari arah depan ke belakang, danti celana dalam minimal 2 kali atau jika sudah merasa lembab. 6. Memotivasi klien untuk tetap meminum tablet tambah darah dan asam folat serta memenuhi kebutuhan gizi seimbang untuk persiapan kehamilan 7. Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan 8. Melakukan dokumentasi seluruh Tindakan c. Pembahasan Catatan Perkembangan 2 September 2021 Pada kunjungan ke-3 Ny.LM datang pada tanggal 2 September 2021 ke Puskesmas untuk periksa lab dan tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan tanda tanda vital dalam batas normal, peeriksaan penunjang PP test= negative, Hb = 12 mg/dL sehingga penatalaksaan yang dilakukan yaitu a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibubahwa secara umum keadaan baik, tandatanda vital dalam batas normal b. Memotivasi klien untuk tetap meminum tablet tambah darah dan asam folat serta memenuhi kebutuhan gizi seimbang untuk persiapan kehamilan c. Menganjurkan kepada klien untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan. d. Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah dilakukan. Pada asuhan yang dilakukan pada Ny.LM dilakukan dengan menggunakan protocol kesehatan yang ketat mengingat pandemic COVID 19 dengan menggunakan



69



masker, mencuci tangan. Untuk petugas kesehatan sendiri menggunakan APD sesuai SOP yang berlaku



DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, O., and Ariestaningsih, A.D. (2017) ‘Gizi Prakonsepsi, Kehamilan dan Menyusui’, Jakarta: Tim UB Press. Atika, S. F., Yunus, M. and Primandari, L. A. (2017) ‘Aplikasi Penghitung Masa Subur Wanita Berbasis Android’, Seminar Nasional Sistem Informasi, (September), pp. 699–708. Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. BKKBN. (2014). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI Chabibah, N. (2016) ‘Efektifitas Konseling Gizi Dalam Peningkatan Asupan Zat Gizi Wanita yang Merencanakan Kehamilan’, Journal Univesity Research Coloquium, 1(1), pp. 199–206. Cunningham. (2012). Obstetri Williams. Jakarta : EGC Dhafir, F. and Laenggeng, H. (2020) ‘Kandungan Kalsium (Ca) dan Zat Besi (Fe) Daun Kelor (Moringaoleifera)’, Jurnal Kreatif Online, 8(1), pp. 153–158. Kasiati, NS., Rosmalawati, N.W.D. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes RI. (2018) ‘Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil’, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ______ (2017). Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Koren G & Chandranipapongse W. (2013). Preconception Conseling For Preventable Risk. Canadian Family Physician. 59: 737-3 Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.



70



Lisa, dkk. (2015). Preconception Care and Reproductive Planning in Primary Care.Medical The Clinics. Lusyana G D, Abdul M S (2019) Pengaruh konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.Edisi 7. Yogyakarta Ningrum, E. W. and Cahyaningrum, E. D. (2018) ‘Status gizi pra hamil berpengaruh terhadap berat dan panjang badan bayi lahir’, Medisains, 16(2), p. 89. doi: 10.30595/medisains.v16i2.3007. Noya, Allert Benedicto Ieuan. 2017. Jangan Remehkan Manfaat Air Putih. https://www.alodokter.com/jangan-remehkan-manfaat-air-putih. Diakses pada tanggal 22 September 2020 Nurcahyati, E. (2014) ‘Khasiat Dahsyat Daun Kelor’, Jakarta: Jendela Sehat. PMK No. 97 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.Jakarta. .



71