PRAK 5 Identifikasi Minuman Dengan Metode MPN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM V PENETAPAN BAKTERI KOLIFORM DENGAN MPN (MOST PROBABLE NUMBER)



DOSEN PENGAJAR : SUSI NOVARIYATIIN., M.Si REZQI HANDAYANI., S.Farm., M.P.H., Apt



ASISTEN DOSEN : SUNARDI, Amd.Farm NOOR FADILAH, Amd.AK DEDE ZASKIA ASHABA, Amd.AK



DISUSUN OLEH : KHAIRIANNUR (15.71.016745)



PROGRAM STUDI D-III FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017



I.



TUJUAN Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui kualitas air secara mikrobiologis dengan menggunakan metode MPN (most probable number).



II.



DASAR TEORI Air mempunyai peranan penting bagi kehidupan. Kualitas air ditentukan oleh berbagai factor antara lain factor fisik, kimia dan mikrobiologi. Kualitas fisik meliputi warna, bau, rasa dan kekeruhan, sedangkan kualitas kimia meliputi kadar oksigen terlarut dan berbagai senyawa kimia lain seperti nitrit, nitrat, fosfat. Kualitas mikrobiologi air ditentukan oleh jumlah total bakteri atau total plate count (TPC); kandungan bakteri coliform dan Escherichia coli serta kandungan bakteri pathogen seperti Salmonella, Shigella, dan Vibrio (Ratna, 2013). Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Fardiaz, 2002). Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga



memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Adam 2001). Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001). Bakteri Coliform adalah



bakteri



indikator



keberadaan



bakteri



patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka adalah bakteri



indikator



adanya



pencemaran



bakteri



patogen.



Penentuan



Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi



bakteri



patogenik



lain.



Contoh



bakteri



Coliform



adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001). Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu



perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Suriawiria, 2005). Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Suriawiria, 2005).



III. ALAT DAN BAHAN Alat 1.



Timbangan Analitik



2.



Petridisk / Cawan Petri



3.



Hot Plate



4.



Batang Pengaduk



5.



Erlenmeyer 250 Ml



6.



Beaker Glass 250 mL



7.



Gelas Ukur 100 mL



8.



Oven



9.



Autoclave



10. Lampu spiritus / Bunsen 11. Laminar Air Flow (LAF) 12. Tabung Reaksi Panjang 13. Botol Sampel 14. Pipet Ukur 1 mL & 5 mL



Bahan 1. Media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) 2. Media LBDS (Lactose Broth Double Stegth)



3. Media BGLB (Brilliant Green lactose Bile Broth) 4. Alkohol 70% 5. Kertas label 6. Tisu 7. NaCl 9% 8. Sampel (Air Manisan Buah Kedondong)



IV.



CARA KERJA Sampel



10 mL sampel untuk 5 tabung



1 mL sampel untuk 1 tabung



0,1 mL sampel untuk 1 tabung



Diinkubasi dengan suhu 37 ° C selama 24 jam sampai 48 jam



Hasil pemeriksaan (-)



Hasil pemeriksaan (-)



Terjadi kekeruhan dan terdapat gelembung udara pada tabung durham Diinkubasi pada media BGLB sebanyak 1 ose



Hasil pemeriksaan (+)



Diinkubasi dengan suhu 37° c dan 44 ° c selama 24 jam dan 48 jam



V.



HASIL PENGAMATAN Alamat Pengambilan Sampel



Warna



1.



Air Manisan Buah Kedondong



Koperasi UMP



2.



Es Jeruk



3.



Kel.



Sampel



Media



Media BGLB 37o 44o



LBSS



LBDS



Kuning



-



5



3



3



Jl. Galaxy



Jingga



2



5



7



-



Es Kelapa



Jl. Seth Adji Ujung



Putih



2



5



7



2



4.



Air isi ulang



Jl. Hiu Putih Raya



Bening



2



5



7



-



5.



Es kelapa



Jl. G.Obos Induk



Putih



2



5



-



-



6.



Es the



Jl. G.Obos 10



Coklat kemerahan



2



3



-



-



7.



Es sirup



Jl. S.Parman (Bawah Jembatan Kahayan)



Merah



2



5



7



-



8.



Es sirup leci



Jl. M.H Thamrin



Putih



2



5



7



3



9.



Es jeruk



Jl. Seth Adji Perempuan



jingga



2 (hari ke-2)



5 (hari ke-2)



-



-



Kel.



Sampel



Alamat Pengambilan Sampel



Warna



1.



Air Manisan Buah Kedondong



Koperasi UMP



Kuning



3



0



0



3



0



0



2.



Es Jeruk



Jl. Galaxy



Jingga



5



1



1



0



0



0



3.



Es Kelapa



Jl. Seth Adji Ujung



Putih



5



1



1



2



0



0



4.



Air isi ulang



Jl. Hiu Putih Raya



Bening



5



1



1



0



0



0



5.



Es kelapa



Jl. G.Obos Induk



Putih



0



0



0



0



0



0



6.



Es the



Jl. G.Obos 10



Coklat kemerahan



0



0



0



0



0



0



7.



Es sirup



Jl. S.Parman (Bawah Jembatan Kahayan)



Merah



5



1



1



0



0



0



8.



Es sirup leci



Jl. M.H Thamrin



Putih



5



1



1



3



0



0



9.



Es jeruk



Jl. Seth Adji Perempuan



jingga



0



0



0



0



0



0



Media BGLB 37oC



44oC



Tabel Rujukan MPN Ragam I 10 mL 0 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5



JUMLAH TABUNG (+) GAS 1 mL 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1



0,1 mL 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1



Luctose Broth (LBSS/LBDS)



: > 38 sel/100 ml



BGLB non fecal (37°C)



: > 8,8 sel/100 ml



BGLB fecal



: > 8,8 sel/100 ml



(44°C)



INDEX MPN PER 100 mL 2 2 4 2,2 4,4 4,4 6,7 5 7,5 7,6 10 8,8 12 12 16 15 20 21 27 38 96 240



V.



Pembahasan Berdasarkan dari hasil uji yang telah dilakukan pada kelompok 1 maka di dapatkan maka bakteri yang tumbuh pada perlakuan Luctose Broth Single Stegth/ Luctose Broth Double Stegth > 28 sel/100 ml, BGLB non fecal (37°C): > x sel/100 ml, BGLB fecal (44°C): > x sel/100 ml, yang menggunakan sampel air manisan buah Kedondong. E coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusias sedangkan E.aerogenes Biasanya di temukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh biasanya di gunkan metode MPN (most probable number) dengan cara fermentasi tabung ganda. Metode ini lebih baik bila di bandingkan dengna metode hitungan cawan karena lebih sensitif dan dapat mendeteksi koliform dalam jumlah yang sangat rendah di dalam contoh. Metode lainya yang dapat di gunakan untuk mendeteksi dan menghitung koliform adalah metode milipore membrane-filter (MF) yang dapat mendeteksi dan menghitung koliform. Dalam jumlah kecil di dalam contoh. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu



uji



penduga, uji penguat, uji pelengkap. Namun pada praktikum kali ini Uji Pelengkap tidak dilakukan. Uji penduga juga merupakan uji kualitatif koliform menggunakan metode MPN. Uji kualitatif koliform tidak harus selalu di lakukan secara lengkap, tergantung dari berbagai factor misalnya waktu, mutu contoh yang di uji, biaya, tujuan analisis, dan factor-faktor lainnya Koliform merupakan suatu grup bakteri yang di gunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Uji Penduga Koliform Untuk analisis air, dalam uji penduga di gunakan Lactose Broth (LBSS/LBDS), sedangkan untuk contoh lainya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, di gunakan brilliant green lactose bile broth (BGLBB). Bakteri asam



laktat dapat memfermentasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan pembacaan uji positif yang salah. BGLB merupakan medium selektif yang mengandung asam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram positif termasuk koliform. Inkubasi di lakukan pada suhu 37oC untuk Koliform Non Fecal dan 44oC untuk koliform Fecal selama 24-48 jam dan tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham.tabuung yang tidak menunjukan terbentuknya gas di perpanjang lagi inkubasinya hingga 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas, di hitung sebagai tabuung negatif. Jumlah tabuung yang positif di hitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat di hitung dengan melihat table MPN 7 tabung (Adam, 2001). Bakteri E.Coli atau Coliform Fekal hanya ditemukan dalam saluran usus hewan atau manusia. Istilah “fekal” diambil dari suatu materi yang berada bersama feses atau kotoran manusia (Buchanan, 2003). Di Indonesia kualitas air pada makanan/minuman harus memenuhi persyaratan yang tertuang didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 173/Menkes/Per/VIII/77 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 90 /Menkes/Sk/Vii/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Dalam Permenkes tersebut dikatakan, untuk penilaian kualitas air dari segi biologis parameter yang digunakan adalah bakteri koliform, kolfirm tinja dan jumlah kuman. Batas standar kualitas air untuk air minum dalam PERMENKES tersebut adalah JPT bakteri koliform tinja 0 per 100 ml JPT bakteri golongan koliform 0 per 100 m (Adam, 2001)



VI. KESIMPULAN Mengetahui kualitas air dengan menggunakan uji mikrobiologi dengan metode MPN yaitu melalui beberapa tahap uji penduga, penguat, serta pelengkap. Sampel yang telah di dapatkan dan diuji menunjukkan, bahwa sampel Air Manisan Buah Kedondong yang ada tidak layak konsumsi karena jumlah E.coli yang didapatkan berdasarkan hasil uji yaitu sebesar diatas 0/100 ml sedangkan standar air bersih kandungan kolifrom adalah 0/100 ml. Parameter yang sering digunakan untuk mengidentifikasi kualitas air adalah banyak tidaknya mikroorganisme bakteri coliform yang terkandung dalam sampel air.



VII. DAFTAR PUSTAKA Adam,MR.2001. Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science Publisher,Ltd. New York. Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. The William & Wilkins Company Baltimore.USA. Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology. W.B. Saunders Company. Philadelphia. Cappuccino,JG.& Sherman,N. 2000. Microbiology: A Laboratory Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. California. Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing Company.New York. Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge University Press. London. Fardiaz,Srikandi.2002. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta Lim,D. 2006. Microbiology. McGraw-Hill. New York. Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York. Ratna, Siri .2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta. Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.