PRAKTIKUM 1 Injeksi Sarbutamol Sulfat Finish [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



JURNAL PRAKTIKUM



TEKNOLOGI



SEDIAAN



LIKUIDA-SEMISOLIDA



STERIL (FA 3102) KELOMPOK :



P-II-1 SOAL :



I.



SHIFT : S INJEKSI SALBUTAMOL SULFAT



Preformulasi Zat Aktif Pemerian



Serbuk putih atau hampir putih (Farmakope Indonesia ed. IV,



Kelarutan



1995, hal.752) Kelarutan dalam air : 1:4 Kelarutan dalam ethanol: 750g/L (International Pharmacopeia ed.IV,Vol3, hal.282)



Stabilita Panas



Data penelitian menunjukkan salbutamol sulfat masih memiliki stabilitas yang baik dalam rentang suhu 550 – 850 C. Dekomposisi larutan salbutamol sulfat pada 70ºC pada pH 3,5 dipercepat bergantung pada konsentrasi baik glukosa dan sukrosa, sedangkan pada pH 7 hanya bergantung pada konsentrasi glukosa. Degradasi salbutamol sulfat pada suhu 55º-85ºC dalam larutan buffer berair yang terlindung dari cahaya mengikuti laju kinetik orde pertama dengan stabilitas maksimum pada pH 3,5. Laju dekomposisi meningkat oleh peningkatan konsentrasi obat dan peningkatan temperatur. (The Pharmaceutical Codex ed. XII, 1994,hal.1042)



Hidrolisis/oksidasi



Larut pada suhu 20ºC (BPC hal.433)



Cahaya pH



Tidak ada permasalahan dalam hidrolisis dan oksidasi. Terlindung dari cahaya (The Pharmaceutical Codex 12th hal.1042) 3,4-5 (The Pharmaceutical Codex ed. XII, 1994, hal.1041)



Kesimpulan : Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : garam Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : larutan (injeksi intravena) [Lachman parenteral 2nd hal.195] FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



1/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



(krim/salep) : Cara sterilisasi sediaan : Pemanasan autoklaf, 1210C selama 15 menit (Farmakope Indonesia ed. IV, 1995, hal.1043). pendasaran sterilisasi autoklaf dikarenakan salbutamol sulfat mengalami dekomposisi pada 70ºC pada pH 3,5 dipercepat bergantung pada konsentrasi baik glukosa dan sukrosa, sedangkan pada pH 7 hanya bergantung pada konsentrasi glukosa sedangkan pada sediaan ini tidak menggunakan glukosa sehingga aman untuk disterilisasi dengan autoklaf. Kemasan : ampul cokelat 1 ml yang tertutup baik (berdasarkan USPDI



17th



’97 halaman



615. Dosis salbutamol injection untuk injeksi intravena ialah 0,25mg dengan maximum dose 1mg perhari). II.



Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas dan Dapar a.



Tonisitas Metode : Liso Perhitungan : 



Salbutamol Sulfat



Menurut pustaka (Handbook of Injectable Drugs 11th hal.1364), sediaan injeksi salbutamol sulfat mengandung 0,5 mg salbutamol sulfat dalam 1 mL. Sediaan yang akan dibuat adalah 5 ampul @ 1 mL. Volume total yang akan dibuat 10 mL untuk mengantisipasi hilangnya volume karena pembilasan alat. Dalam 10 mL, terkandung 5 mg salbutamol sulfat. Bahan



Jumlah (%)



Salbutamol sulfat (BM 576,7) Asam asetat (BM 60,05) Natrium asetat



0,05% 0,07386% 0,05548%



E (mg)



5 mg 7,386 mg 5,548 mg



(anhidrat)



Tonisitas (%)



0,12676



0,006338



(metode Liso) 0,566



0,0418



(metode Liso) 0,705



0,0391



(metode Liso)



(BM 82) TOTAL



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



0,087238



2/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



NaCl yang dibutuhkan 0,9 −0,087238 =0,812762 ¿ 0.081276 gram=81,28 mg Atau



Perhitungan tonisitas menggunakan ekuivalensi NaCl berdasarkan bobot zat (gram/mgram). 1. Bobot NaCl 0,9% yang dibutuhkan agar isotonis ialah 0,9% x 10ml = 0,09 gram = 90mgram 2. Bobot Zat aktif dan eksipien yang ekuivalen dengan NaCl 0,9% 5 mg Salbutamol sulfat (E= 0,12676) = 5mgx 0,12676 = 0,6338 mgram 7,38 mg Asam asetat (E=0,566) = 7,38mg x 0,566 = 4,17708 mgram 5,5473 mg Na-Asetat (E=0,705) = 5,5473 mg x 0,705 = 3,9108 mgram Maka bobot yang ekuivalen dengan NaCl ialah 0,6338 + 4,17708 + 3,9108 = 8,72168 mgram. 3. Maka bobot NaCl yang perlu ditambahkan agar sediaan bersifat isotonis ialah 90mgram - 8,72168 mgram = 81,27832 mgram.



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



3/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



Perhitungan nilai E pada Tonisitas:  Asam asetat (BM 60,05) Liso M



E  17 x



Easam asetat 



 17 x



2.0  0,566 60,05



Natrium asetat (BM 82) 3,4  17 x  0,705 82 Enatrium asetat



b. Dapar Jenis dapar/kombinasi Target pH Kapasitas dapar Perhitungan :



Asam asetat (C2H4O2) dan natrium asetat (C2H3NaO2) 4,5 0,01



pKa1=4,76



[ garam ] pH= pKa + log [ asam] [ garam] 4,5= 4,76 + log [ asam] [ garam ] log [asam ] = -0,26 [garam] = 0,55 [asam] Ka  H    2,303  C total  ( Ka  H  ) 2 0,01  2,303  C total 



10 4, 76  10 4,5 (10  4, 76  10  4,5 ) 2



0,01  2,303  C total 



5,4954  10 10 2,401 × 10 9



0,01  2,303  C total  0,228873 Ctotal= 0,019 FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



4/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



[garam] + [asam]= 0,019 0, 55 [asam] + [asam]= 0,019 1, 55 [asam]= 0,019 [asam]= 0,0123M [garam] = 6,765x10-3 M Dalam 10 mL sediaan, massa asam asetat= 0,0123M x 10 ml x 60,05 mg/mmol= 7,38 mg massa Na-asetat= 6,765x10-3 M x 10 mL x 82 mg/mmol= 5,5473 mg



III.



Pendekatan Formula No Bahan



Yang



Jumlah (%)



Fungsi / alasan penambahan



1



Salbutamol



dibutuhkan 5 mg



0,05%



bahan Zat aktif



2 3 4



Sulfat Asam asetat Na-Asetat Natrium



7,38 mg 5,5473 mg 81,28 mg



0,07386% 0,05548% 0,812762



Pendapar Pendapar Pengisotonis



5



Klorida Asam klorida



10 mL



Qs



Peng’adjust



6



0,1 N Natrium



7



hidoksida Aqua pro Ad 10 ml



pH



(bila



diperlukan) 40 mg



Qs Pelarut



injection IV.



Preformulasi eksipient 



Asam Asetat (pKa = 4,76) (C2H4O2); BM 60,05 (Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal.34-36)



Pemerian Kelarutan Stabilita 



Panas



Masa kristal jernih, tidak berwarna, larutan volatil dengan bau tajam Bercampur dengan air dan etanol Menguap pada suhu 1180C.Larutan berair NaCl stabil terhadap pemanasan. Bentuk padatnya disimpan dalam tempat sejuk.



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



5/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung







Hidrolisis



Stabil dalam air. Bentuk padat disimpan dalam tempat kering. Bersifat higroskopik pada kelembaban di atas 75%



Stabil. Cahaya Kesimpulan : Asam asetat glasial berfungsi sebagai pendapar dengan pKa 4.76, bercampur dengan air. Cara sterilisasi : Pemanasan akhir produk secara autoklaf. Kemasan : Disimpan dalam wadah kedap udara dalam ruangan yang dingin atau sejuk Data inkompatibilitas: inkompatibel dengan zat kimia yang bersifat basa. 



Natrium Asetat (C2H3NaO2); BM 82(anhidrat) (Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal.620-621)



Pemerian Kelarutan Stabilita



Kristal tidak berwarna, transparan atau serbuk Kristal bergranul dengan bau asam asetat Larut dalam 1:0,8 di air dan 1:20 di etanol 95%.







Panas



-







Hidrolisis



Bersifat higroskopik 7,5-9



pH Kesimpulan : Natrium asetat berfungsi sebagai pendapar dengan pKa 4.76, bercampur dengan air. Cara sterilisasi : Pemanasan akhir produk secara autoklaf. Kemasan : Dalam wadah kedap udara Data inkompatibilitas: natrium asetat bereaksi baik dengan asam/basa. Akan bereaksi dengan kuat dengan fluorine, potasium nitrat dan diketene. 



Natrium Klorida (NaCl); BM 58,44 (Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal.637-639)



Pemerian Kelarutan Stabilita



Serbuk kristal putih atau kristal tidak berwarna, memiliki rasa yang asin Di dalam air 1:2,8 dan 1:2,6 untuk air mendidih (1000C)







Panas



-







Hidrolisis



tempat sejuk dan kering



Cahaya



terlindung dari cahaya dan disimpan dalam



Kesimpulan : Natrium klorida digunakan sebagai pengisotonis Cara sterilisasi : Pemanasan akhir produk secara autoklaf. FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



6/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



Kemasan : Disimpan dalam wadah kedap udara dalam ruangan yang sejuk dan kering







Natrium hidroksida (Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal.683-684)



Pemerian



Massa putih atau praktis putih, tersedia dalam bentuk pellet, serpihan atau



Kelarutan



batang, atau bentuk lain. 1:7,2 dalam etanol Tidak larut dalam eter Larut dalam gliserin 1: 4,2 dalam metanol 1:0,9 dalam air 1:0,3 pada 100ºC



Stabilita Panas



Stabil terhadap suhu.



Hidrolisis



Bersifat higroskopis sehingga dapat mengikat karbondioksida dari air dari udara. Padatan NaOH sebaiknya disimpan dalam tempat kering.



Cahaya Kesimpulan : Natrium hidroksida digunakan sebagai peng’adjust pH Cara sterilisasi : Pemanasan akhir produk secara autoklaf. Kemasan : Disimpan diwadah non-logam kedap udara dan pada tempat yang sejuk dan kering 



Asam klorida (Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal.328-329)



Pemerian Kelarutan Stabilita



Larutan jernih, tidak berwarna, berbau tajam. Bercampur dengan air, larut dalam dietil eter, etanol 95%, dan metanol. Titik didih 110⁰C (20,24% w/w). Sebaiknya diletakkan pada suhu di



Inkompatibilitas



bawah 30⁰C. Hindari dari alkali pekat, logam, dan sianida. Bereaksi dahsyat dengan alkali dengan produksi panas. Bereaksi dengan



banyak logam melepaskan hidrogen. Kesimpulan : Asam klorida digunakan sebagai peng’adjust pH Cara sterilisasi : Pemanasan akhir produk secara autoklaf.



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



7/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung







Aqua pro injectio (FI Edisi 4 halaman 112 Handbook of Pharmaceutical Excipients halaman 547) Pemerian



Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan da dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lain.



Kelarutan



Cairan jernih,tidak berwarna dan tidak berbau. -



Stabilita Panas



Stabil



Hidrolisis



-



Cahaya Kesimpulan : Aqua pro injection sebagai pelarut Cara sterilisasi : Pemanasan akhir produk secara autoklaf 1210C selama 15 menit. Inkompatibilitas: dengan zat-zat yang mudah terhidrolisis atau terurai oleh keberadaan air. Dapat bereaksi dengan logam alkali dan logam basa serta bentuk oksidannya, misalnya kalsium oksida. Dapat bereaksi dengan garam anhidrat dan molekul organik tertentu. V.



Persiapan Alat/Wadah/Bahan a. Alat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13



Nama alat Jumlah Gelas kimia 25 1 ml Gelas kimia 10 5 ml Labu Erlenmeyer 2 100ml Kaca arloji 3 Pipet tetes 3 Karet pipet tetes 3 Buret Jarum buret Batang pengaduk Spatel Kertas saring Corong Membran filter



1 1 3 2 2 1 1



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



Cara sterilisasi (lengkap) Oven 170 0C selama 1 jam Autoklaf 1210C selama 20 menit Oven 170 0C selama 1 jam Oven 170 0C selama 1 jam Oven 170 0C selama 1 jam Direndam dalam larutan etanol 70% selama 1 malam Autoklaf 1210C selama 20 menit Oven 170 0C selama 1 jam Oven 170 0C selama 1 jam Oven 170 0C selama 1 jam Autoklaf 1210C selama 20 menit Oven 170 0C selama 1 jam Autoklaf 1210C selama 20 menit 8/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



b. Wadah No 1



Nama alat Jumlah Ampul coklat 1ml 5



Cara sterilisasi (lengkap) Autoklaf 1210C selama 15 menit



c. Bahan (hanya untuk cara aseptic) Pembuatan injeksi salbutamol sulfat dilakukan dengan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. VI.



Penimbangan Bahan Jumlah sediaan yang dibuat : Jumlah sediaan yang dibuat : 5 ampul@1mL Kelebihan volume yang diisikan ke dalam wadah primer, untuk 1 mL injeksi cairan encer adalah 0,1 mL (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.1044) sehingga tiap ampul berisi 1,1 mL. Volume total yang dibuat 50 mL untuk mengantisipasi pengurangan volume untuk pembilasan alat. No 1 2 3 4 5 6 7



VII.



Nama bahan Salbutamol Sulfat Asam asetat Na-Asetat Natrium Klorida Asam klorida 0,1 N Natrium hidoksida Aqua pro injection



Jumlah yang ditimbang 5 mg 7,38 mg 5,5473 mg 81,28 mg 10 mL 40 mg 10 ml



Prosedur Pembuatan RUANG Ruang sterilisasi



PROSEDUR Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70% sebelum sterilisasi ruangan. Lap disterilisasi dengan autoklaf. Sterilisasi ruangan dengan oksidasi menggunakan etanol 70% diikuti dengan penyinaran lampu UV selama 12 jam (dispensasi Selama sterilisasi ruangan, tidak ada peralatan pada permukaan meja. Semua peralatan, wadah sediaan yang telah dikalibrasi, dan aquabidest yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu menurut cara sterilisasi yang sesuai. Aqua pro injectio dibuat dengan menyuling kembali air suling segar dan disterilisasi dengan cara autoklaf selama 30 menit atau disaring



Ruang



menggunakan membran bakteri. Bahan aktif dan eksipien sesuai kebutuhan ditimbang menggunakan



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



9/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



penimbangan



kaca arloji yang sudah disterilisasi: Salbutamol sulfat : 5 mg Asam asetat: 7,38 mg Natrium asetat : 5,5473 mg NaCl : 81,28 mg NaOH : 40 mg Setelah ditimbang, tiap zat diletakkan pada kaca arloji. Disiapkan pula pengatur pH dan pelarut: HCl 0,1 N: 10 mL



transfer box Ruang



Aqua pro injectio : 10 mL Semua wadah, peralatan, dan bahan dimasukkan ke ruang pencampuran di white area melalui transfer box  Pada gelas kimia A 10 ml, dimasukan 5 mg salbutamol sulfat,



Pencampuran



lalu dimasukkan 0,5 ml aqua pro injectio ke dalam gelas kimia sedikit-sedikit sambil diaduk. Bilas kaca arloji 1 kali @0,5 ml. 



Pada gelas kimia B 10 ml yang lain, dimasukkan NaCl 81,28 mg dan ditambahkan 2 ml aqua steril pro injectio sambil diaduk hingga larut. Bilas kaca arloji 1 kali @ 0,5 ml.







Pada gelas kimia C 10 ml yang lain, dimasukkan asam asetat 0,1 N sebanyak 1,3ml atau sekitar 7,38 mg, lalu ditambahkan 0,5 ml aqua steril pro injectio sambil diaduk hingga larut. Bilas kaca arloji 1 kali @ 0,5 ml.







Pada gelas kimia D 10 ml yang lain, dimasukkan Natrium asetat 5,5473 mg, lalu ditambahkan 0,5 ml aqua steril pro injectio sambil diaduk hingga larut. Bilas kaca arloji 1 kali @ 0,5 ml. Ke dalam gelas kimia 25 mL E, campurkan larutan pada gelas kimia C dan gelas kimia D terlebih dahulu sedikit demi sedikit, lalu aduk hingga homogen. Bilas gelas kimia C dan D 1 kali @ 0,5 mL. Kemudi larutan pada gelas kimia B dimasukkan ke E sambil diaduk hingga homogen, bilas gelas kimia B 1 kali @ 0,5 mL. Campurkan larutan pada gelas kimia A ke E sambil diaduk hingga homogen, bilas gelas kimia A 1kali @ 0,5 mL.



 Aqua pro injectio sebanyak 1,5 mL ditambahkan hingga tercapai FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



10/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



volume sediaan 10 mL.  pH dicek dan bila diperlukan genapkan pH menggunakan larutan encer NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N hingga tercapai pH sediaan. NaOH 0,1 N dibuat dengan melarutkan 40 mg NaOH ke dalam 10 mL aqua pro injectio.  Volume digenapkan hingga 10 mL menggunakan aqua pro injectio.  Larutan disaring menggunakan syringe dengan filter berpori 0,45 μm untuk meminimalkan jumlah kontaminan partikulat (buang sedikit larutan pertama yang disaring).  Persiapkan buret steril (dengan membuang larutan disinfektan, bilas dengan aqua pro injectio steril dan selanjutnya dengan sedikit sediaan jadi). Jarum buret diseka menggunakan tissue yang dibasahi etanol 70%. Sediaan dimasukkan ke dalam buret steril.  Sediaan diisikan ke dalam wadah ampul dengan memperhitungkan volume terpindahkan sesuai yang tertera pada Farmakope yaitu sebesar 1,1 mL setiap ampul. transfer box Ruang penutupan transfer box



Ampul yang sudah ditutup dimasukkan ke dalam gelas kimia. Bawa sediaan ke ruang penutupan melalui transfer box. Tutup sediaan menggunakan mesin penutup ampul. Bawa sediaan yang sudah ditutup ke ruang sterilisasi melalui transfer



Ruang sterilisasi



box. Sterilisasi menggunakan autoklaf 121ºC selama 15 menit. Sterilisasi dengan memasukkan ampul ke dalam gelas kimia yang dasarnya



Ruang evaluasi Ruang evaluasi



diberi kapas lemak, lalu ampul diletakkan dalam keadaan terbalik. Etiket dipasang dan dimasukkan dalam dus. Evaluasi sediaan.



VIII. Evaluasi Sediaan N o 1 2



Jumla Jenis evaluasi



Prinsip evaluasi



Uji pH sediaan Uji kejernihan



Menggunakan pH meter Wadah sediaan akhir disinari



larutan



dari samping dengan latar



FA 3102 – Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril (Sem I 10/11)



h sampel 3



Hasil pengamatan



Syarat pH sediaan 4.5 Tidak ditemukan adanya serat atau 11/13



Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung



belakang warna hitam untuk melihat putih



partikel dan



latar



berwarna belakang



3



pengotor.



putih untuk melihat partikel Uji kebocoran



3



wadah



4



Uji sterilitas



berwarna. Wadah sediaan diletakkan dengan posisi terbalik. Sediaan diinokulasi pada medium agar dan diamati pertumbuhan mikroba setelah



5



3



Tidak satu ampul pun bocor. Steril, tidak ada pertumbuhan mikroba.



inkubasi beberapa hari. Memerlukan sistem



5



Uji partikulat



6



elektronik penghitung



Jumlah partikel/mL:



partikel pengotor cairan yang



>50 m: negatif



dilengkapi dengan alat untuk



3



>25 m: 10 m: