15 0 383 KB
1
PRAKTIKUM VI IDENTIFIKASI GLIKOSIDA JANTUNG DAN IDENTIFIKASI GLIKOSIDA FLAVONOID
I.
TUJUAN -
Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melakukan identifikasi glikosida jantung dan glikosida flavonoid.
II.
DASAR TEORI Glikosida steroid merupakan glikosida dengan aglikon steroid. Glikosida jantung/ cardiac gycocide / sterol glycocide/ digitaloida adalah glikosida yang mempunyai daya kerja yang kuat dan spesifik terhadap otot jantung. Daya kerja glikosida steroid yaitu: menambah kontraksi sistemik, berakibat pada pengosongan ventrikel menjadi lebih sempurna, akibat selanjutnya lamanya kontraksi sistol dipersingkat, sehingga jantung dapat beristirahat lebih panjang di antara dua kontraksi. (Brotosisworo. 1979), Menurut Ernest page (1964) bahwa efek glikosida jantung pada membran sel contohnya : transportasi aktif sodium ion selaput otot jantung. Aglikon dari glikosida jantung merupakan golongan triterpena steroida yang mempunyai inti siklopentano perhidrofenantrena dan cincin lakton yang jenuh pada atom C-17 dan mengandung gugus hidroksil pada atom C-14. Aglikon yang mempunyai cincin lakton tersebut ada 2 macam yaitu: 1. Kardenolida Berupa steroid dengan atom karbon 23 yang mempunyai rantai samping cincin lakton pentasiklik dengan satu ikatan rangkap dan satu buah gugus hidroksil padaC-14 (butirolakton γ-lakton). 2. Bufadienolida Merupakan steroida dengan atom karbon 24 dengan rantai samping cincin lakton dan satu buah gugus hidroksil pada C-14 (valerolakton, δ-lakton) (Harborne, 1987; Robinson, 1995).
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
2
Tipe-tipe aglikon dan glikosida jantung dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
(Kardenolida)
(Bufadienolida)
Gambar. Tipe aglikon dari glikosida jantung Aspek kimiawi yang luar biasa dari kardenolida dan bufadienolida adalah bahwa hubungan lingkaran C/D mempunyai konfigurasi sis. Agar daya kerja terhadap jantung optimum, ternyata bahwa aglikon harus mempunyai lingkaran lakotn tidak jenuh α-β dan β menempel pada posisi 1 dari steroida dan hubungan-hubungan A/B dan C/D harus mempunyai konfigurasi sis. Bila glikosida dipecah aglikon masih mempunyai kegiatan terhadap jantung, tetapi bagian gula dari glikosida yang menyebabkan dapat larutnya glikosida sangat penting untuk absorbsi dan penyebaran glikosida dalam tubuh. Subtitusi oksigen pada inti steroida juga mempengaruh penyebaran glikosida dalam
tubuh. Substitusi oksigen pada inti steroida juga mempengaruhi
penyebaran dan metabolisme glikosida. Pada umumnya makin banyak gugus hidroksi pada molekul lebih cepat waktu mulainya bekerja dan selanjutnya lebih cepat dikeluarkan dari tubuh. (Brotosisworo. 1979) Banyak tanaman yang mengandung kardioaktif atau glikosida jantung, yang memiliki efek kuat terhadap ritme jantung. Senyawa ini umumnya terdapat dalam genera Convallaria, Nerium, Helleborus, dan Digitalis. Bagian aglikonnya berupa steroid dan kadang disebut kardenolida karena bersifat kardioaktif serta memiliki alken adan olida (ester siklik). (Robinson. 1995) Tanaman yang paling banyak diteliti dan mengandung glikosida adalah foxglove (digitalis purpurea) dari famili tanaman Schopulareaceae yang digunakan sejak abad ke-18 untuk pengobatan penyakit jantung yang mengalami edema. Dasar penggunaan obat ini adalah kandungan digoksin dan digitoksin dalam tanaman tersebut. Digoksin adalah gllikosida jantung yang paling banyak dipakai dalam gagal jantung kongestif dan kini diproduksi melalui isolasi dari speseis sejenisnya digitalis lanata.
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
3
Glikosida jantung sejenisnya adalah lanatosida C dan deasetillanatosida C. Yang memiliki kerja cepat sehingga digunakan dalam keadaan darura tmelalui rute intravena (Brotosiswono. 1979). 2.1 Digitalis folium Merupakan preparat galenika, berupa tinctura digitalis, yang diperoleh dari Digitalis
pupurea dan Digitalis lanata. Daun digitalis
mengandung dua glikosida yaitu lanatosida A
dan Lanatosida B.
Sedangkan digitalis lanata mengandung zat ke tiga, yaitu lanatosida C. Persiapan : Daun yang masih segar harus dikeringkan pada suhu lebih dari 60 o C. sehingga daun yang sudah kering seharusnya berisi tidak kurang lebih 5% dari zat uap. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya pembusukan. Tempat penghasil : Eropa selatan dan pusat, Inggris, Belanda, Jerman, dan India. Preparation : untuk mendapatkan yang berkualitas bagus , daun digitalis harus ditanam dari biji yang terpilih yang dapat menghasilkan tanaman yang subur akan kandungan glikosidanya. Daun2 tersebut biasanya dipetik pada siang hari selama agustus atau September dalam satu dan dua tahun, ketika hamper 2/3 dari tanaman tersebut telah berbunga. Daun dikumpulkan pada tahun pertama yang mengandung kadar glikosida tertinggi. Daun basal yang terletak di bagian atas dikumpulkan di akhir. Daun yang tidak berwarna dipisahkan dan dibuang. Pengeringan dengan cara dipanaskan oleh aliran udar panas yang suhunya sangat dipertahankan tidak lebih dari 60 o C. (Harbone. 1996). Glikosida adalah suatu senyawa yang apabila terhidrolisis akan menghasilkan gugus aglikon(genin) dan molekul gula(glikon). Bagian gula yang terdapat pada glikosida dapat berupa gula yang tidak spesifik(misalnya glukosa) atau gula yang spesifik(misalnya digitoksosa, sarmaentosa). Molekul gula yang sering terdapat pada glikosida lazimnya adalah β-D- glukosa, tetapi kadang-kadang ditemukan juga gula jenis lain yaitu ramnosa, digitoksosa, simarosa dan lain-lain. Bila ikatan glikosidik terjadi dengan molekul glukosa maka disebut glukosida, sedangkan bila berikatan dengan gula yang lain(bukan glukosa) disebut glikosida. Glikosida pada umumnya larut dalam air, sedangkan aglikonnya tidak larut dalam air. Oleh karena itu cara ekstraksinya akan berbeda (Anonim, 2012).
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
4
Berdasarkan atom apa yang menghubungkan bagian gula dan bukan gula, maka dikenal 4 macam glikosida yaitu : 1). O-glikosida, jika atom 0 menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula. Glikosida inim mudah dihidrolisa
dengan
asam
dan
enzim,
2).
N-glikosida,
jika
atom
N
menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula ( gugusan amino) seperti; nukleosida, ribosa, purin, visin, dan krotonosida. Golongan ini sebagian gulanya bukan gula sebenarnya tetapi derivatnya misal; asam uronik, 3). Cglikosida, jika atom C menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula. Glikosida ini tahap terhadap hidrolisa asam. Hidrolisa dapat terjadi dengan bantuan pemanasan atau oksidator, dan 4). S- glikosida, jika atom S menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula. Glikosida ini hanya terdapat pada famili – famili tertentu misal Cruciferae (Waston, 2005). Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Cincin A memiliki karakteristik bentuk hidroksilasi phloroglusinol atau resorsinol, dan cincin B biasanya 4-,3,4-, atau 3,4,5-terhidroksilasi (Sastrohamidjojo, 1996). Flavonoid terdiri dari kelompok besar senyawa polifenol. Memiliki struktur benzo-γ-pyrone yang terdapat diseluruh jaringan tanaman yang disintesis melalui jalan fenilpropanoid. Metabolit sekunder
fenolik termasuk
flavonoid yang bertanggungjawab atas berbagai aktivitas farmakologis. Flavonoid adalah zat fenolik hidroksilasi dan diketahui disintesis oleh tanaman sebagai respon terhadap mikroba Infeksi. Aktivitas mereka bergantung pada struktur. Sifat kimia flavonoid itu tergantung pada struktur, kelas, derajat hidroksilasi, substitusi dan konjugasi lainnya, serta derajat polimerisasi. Gugus hidroksil fungsional di Flavonoid memediasi efek antioksidannya dengan cara mengais Radikal bebas dan / atau dengan mengikat ion logam. Sebagai komponen makanan, flavonoid dianggap memiliki Sifat mempromosikan kesehatan karena antioksidannya yang tinggi meiliki kapasitas baik in vivo maupun sistem in vitro. Flavonoid Memiliki kemampuan untuk menginduksi sistem enzim pelindung manusia. Jumlah penelitian telah memberi kesan efek perlindungan Flavonoid terhadap banyak infeksi (bakteri dan virus Penyakit) dan penyakit degeneratif seperti kardiovaskular Penyakit, kanker, dan penyakit terkait usia lainnya. Mekanisme yang terlibat dalam perlindungan yang diberikan oleh flavonoid dijelaskan secara terpisah dalam tinjauan ini. Flavonoid juga bertindak Sebagai sistem pertahanan antioksidan sekunder pada jaringan tanaman terkena tekanan abiotik dan biotik yang berbeda. Flavonoid adalah Terletak di inti sel bidofil dan di tengahnya Generasi ROS Mereka juga
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
5
mengatur faktor pertumbuhan tanaman Seperti auxin . Gen Biosynthetic telah dirakit Di beberapa bakteri dan jamur untuk meningkatkan produksi Flavonoid. (shashank kumar.2013) Flavonoid dapat diklasifikasikan menjadi flavon, flavonol, flavonon, flavononon, isoflavon, calkon, dihidrokalkon, auron, antosianidin, katekin, dan flavan-3,4-diol (Sirait 2007). Flavonoid terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Penggolongan jenis flavonoid dalam jaringan tumbuhan mula-mula didasarkan pada telah sifat kelarutan dan reaksi warna (Harbone 1987). Flavonoid pada tumbuhan berfungsi dalam pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, dan kerja terhadap serangga (Robinson 1995). Komponen
kimia
suatu
tumbuhan
sangat
mempengaruhi
bioaktivitasnya, oleh karena itu identifikasi komponen kimia suatu ekstrak penting dilakukan. Golongan komponen kimia ini pada umumnya mempunyai aktivitas biologi. Misalnya Golongan alkaloid antara lain mempunyai fungsi sebagai analgesik, narkotik, meningkatkan tekanan darah tetapi ada pula yang mengakibatkan penurunan tekanan darah Sedangkan steroid/ terpenoid mempunyai berbagai aktivitas biologi antara lain sebagai kardiotonik (digitoksin), anti inflamantori (kortikosteroid) dan bersifat anabolic. (Praptiwi, 2007). Kumis kucing (Orthosiphonis
aristatus) merupakan salah satu
tumbuhan obat-obatan yang sudah terkenal didalam dan luar negeri. Kumis kucing banyak digunakan baik dalam bentuk tunggal maupun campuran dengan bahan lainnya. Kandungan kimia dari kumis kucing adalah alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Selain itu, kumis kucing mengandung sinensetin, kalium, minyak atsiri, orthosiphon glikosida, zat samak, minyak lemak dan myioinositol (Sofiani, 2003). Flavonoid merupakan senyawa fenol terbesar di alam, terdapat pada semua tumbuhan hijau, termasuk ekstrak temu-temuan yang banyak dikonsumsi sebagai obat tradisional. Flavonoid dikenal memiliki aktivitas sebagai senyawa antioksidan, antimelanogenesis dan antimikroba yang berpotensi. Akan tetapi, flavonoid umumnya memiliki kelarutan yang rendah serta tidak stabil terhadap pengaruh cahaya, oksidasi, dan perubahan kimia. Apabila teroksidasi akan merubah struktu dan fungsinya sebagai bahan aktif (Soeka, 2007). Flavonoid mengandung 15 atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatis yang dihubungkan dengan
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
6
satuan tiga karbon. Perbedaan tingkat oksidasi -C3- inilah yang menjadi dasar penggolongan jenis flavonoid. Modifikasi flavonoid lebih lanjut menghasilkan penambahan (atau pengurangan) hidroksilasi, metilasi gugus hidroksi inti flavonoid, isoprenilasi gugus hidroksi atau inti flavonoid, metilenasi gugus ortohidroksi, dimerisasi (pembentukan) biflavonoid, pembentukan bisulfat, dan terpenting glikosilasi gugus hidroksi (pembentukan flavonoid O- glikosida) atau inti flavonoid (pembentukan flavonoid C-glikosida (Nugrahaningtyas dkk, 2005). Banyak senyawa flavonoid yang mudah larut dalam air sehingga pengekstraksian kembali larutan dalam air tersebut dapat dilakukan dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air tetapi agak polar. Pemilihan pelarut organik untuk pengekstraksian kembali senyawa flavonoid yang terlarut dalam air umumnya menggunakan kloroform, dietil eter,
etil
asetat,dan n-butanol (Sari, 2006). Pelarut alkoholik merupakan pilihan utama untuk semua jenis flavonoid. Pelarut etanol bisa digunakan untuk menyari zat yang kepolaran relatif tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut universal. Etanol mempunyai kelebihan dibanding air yaitu tidak menyebabkan pembengkaan sel, menghambat kerja enzym dan memperbaiki stabilitas bahan obat telarut. Etanol 70% sangat efektif menghasilkan bahan aktif yang optimal, bahan balas yang ikut tersari dalam cairan penyari hanya sedikit, sehingga zat aktif yang tersari akan lebih banyak (Prayoga, 2008). Menurut Ernest page (1964) bahwa efek glikosida jantung pada membran sel contohnya : transportasi aktif sodium ion selaput otot jantung.
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
7
III.
ALAT DAN BAHAN Alat : - Penangas Air - Pipet Tetes - Corong - Tabung Reaksi - Kapas - Beaker Gelas - Kertas Saring - Corong pemisah - Statis - Klem buret - Alat Pemusingan
Bahan : - Serbuk Digitalis Folium - Serbuk Nerii Folium - Serbuk Sonchii Folium - Serbuk Orthosiphonis Folium - Serbuk Datura Folium - Serbuk Elephanthopi Folium - Serbuk Andrographis Folium
Bahan pereaksi : - Alkohol 90% - Larutan Pb asetat - Natrium Sulfat - Kloroform - Asam sulfat pekat - Asam sulfat glacial - FeCl3 3,5% -
Pereaksi bejana
- Pereaksi Kgal
-
Etanol 95% Asam borat Asam oksalat Logam Zn HCL 2N HCL pekat Aseton Asam sitrat Larutan FeCl3 2% Larutan Pb asetat 25% dalam air NaOH 0,2N
- Etil asetat - Metanol - Vanilin asam sulfa
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
8
IV.
CARA KERJA A. GLIKOSIDA JANTUNG 1. Penyiapan cuplikan 10 gram bahan - Di maserase dengan larutan alkohol 70% - Disaring dan filtrat ditambah lar. Pb asetat pekat (endapan) - Dipisahkan
supernatan
dan
endapan,
dengan
pemusingan - Jika masih ada endapan, di pusingkan lagi dan yang jernih diambil - Supernatan + sari dengan kloroform sebanyak 2x, masing-masing 15 ml - Sari dipekatkan sampai tinggal 5ml
HASIL
2. uji killer-kiliani 2ml sari kloroform - Dilarutkan dengan 3ml lar. FeCl3 3,5% dalam asetat glacial. - Ditunggu 1 menit - Ditambahkan
H2SO4
secara
dinding tabung
HASIL
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
perlahan
melalui
9
B. GLIKOSIDA FLAVONOID 1. Pembuatan larutan percobaan 0,5 serbuk bahan an - Ditambahkan 1ml metanol - Disari selama 10 menit diatas penangas air - Disaring - Diambil filtratnya - Ditambahkan 10ml aqua, dipindah kecorong pisah - Ditambahkan 5ml p.eter - Dikocok dan diamkan - Dipisahkan fase metanol - Diuapkan - Ditambahkan 5ml etil asetat pada residu - Diambil bagian yang jernih
HASIL
2. Uji glikodisa 3-flavonol 1ml lar. percobaan - Diuapkan an - Dilarutkan dalam 2ml etanol 95% - (+) logam Zn - (+) 2ml HCl 2N - Didiamkan 1 menit - (+) HCl pekat - diamati
HASIL an
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
10
3. Uji shinoda 1ml lar. percobaan - Diuapkan an - Dilarutkan dalam 1ml etanol 95% - Ditambahkan logam Mg - Ditambahkan 10ml HCl pekat - Diamati yang terjadi HASIL
4.
an reaksi taubeck tint. Ut. Flavonoid 1ml lar. percobaan -andiuapkan - dibasahi dengan aseton - Ditambahkan serbuk asam borat - Ditambahkan asam asetat - Dipanaskan - Ditambahkan eter - Diamati yang terjadi
HASIL
5.
an reaksi wilson untuk flavonoid 1ml lar. percobaan 1ml lar. percobaan
- Diuapkan an - Dibasahi aseton - Ditambahkan sebuk asam borat - Ditambahkan asam sitrat - Dipanaskan - Ditambahkan aseton - Diamati yang terjad
HASIL an Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
11
6. reaksi lain untuk flavonoid 1ml lar. percobaan an -
Diuapkan Dilarutkandalam 2ml etanol 95%
-
Ditambahkan lar. FeCl3 2%
-
Ditambahkan lar. Pb asetat 25%
-
Ditambahkan lar.NaOH 0,2N
-
diamati
HASIL an
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
12
V.
HASIL NO. 1.
PERLAKUAN
HASIL
KET.
Identifikasi glikosida jantung a. Penyerapan cuplikan - 10 ml etanol hasil maserase
- Coklat
- Disaring
- Coklat, dan terdapat
(+) lar. Pb Asetat 5 tetes
endapan
- Melakukan pemusingan dengan - Coklat kehijauan (lebih waktu 10 menit kec. 2 Rpm. - Dipisahkan
bagi
menjadi
2
diambil filtratnya.
bening),
dibawah
terdapat
endapan
putih.
(+) Na2SO4 5 tetes
+
- Coklat
Dibagi menjadi 2
kehijauan
(bening)
- Masing2 + 15ml kloroform
- Terdapat
- Dimasukkan kedalam mangkok
3
lapisan
atas orange, tengah
dipanaskan dengan water bath
kuning
kehijauan,
sampai kadar 5ml.
dibawah bening - Coklat
terdapat
endapan
b. Uji killer kiliani
- Menjadi warna coklat
- 2ml larutan sari kloroform
(diatas) endapan hijau
- Dilarutkan dg 3ml lar. FeCl3
(dibawah).
3,5% dalam asetat glasial - Ditunggu 1 menit
- Coklat
+ tidak
ada
endapan
- (+) H2SO4 secara perlahan
- Berwarna hijau (diatas) dan bening (dibawah)
2.
Identifikasi glikosida flavonoid a. Pembuatan lar.percobaan - + 10ml metanol, dipanaskan - Disari
selama
penangas air
10menit
Warna coklat, terdapat 2 di fase
atas
kekuningan
dan fase bawah bening
- Disaring - Diambil filtrat
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
+
13
- + 10ml aqua - + eter
Warna bening
- Kocok dan didiamkan - Dipisahkan fase metanol - Uapkan - + etil asetat pada residu.
- Terpadat
endapan
+
tertinggal, warna biru
b. Uji glikosida 3-flavonol - Diuapkan - Dilarutkan 2ml etanol 95% - + logam Zn - 2ml HCl 2N - Didiamkan 1 menit - Hcl pekat - Diamati
- Larutan
kuning
+
dibagian atas
c. Uji shinoda - 1ml lar. Percobaan - Diuapkan
- Larutan bening
- Larutkan 1ml etanol - Logam Mg - 10ml HCl pekat - diamati
-warna kuning
+
d. reaksi taubeck tint.ut. flavonoid - diuapkan - dibasahi dg aseton - (+) asam borat
- Kuning kehijauan
- (+) asam asetat - Dipanaskan - (+) eter - diamati
e. reaksi wilson untuk flavonoid -
diuapkan
-
dibasahi dg aseton
-
(+) serbuk asam borat
- Kuning
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
+
14
-
(+) asam sitrat
-
Dipanaskan
-
(+) aseton
-
Diamati
+
f. Reaksi lain untuk flavonoid -
Diuapkan
-
Dilarutkan dalam 2ml
-
etanol 95%
orange muda ditengah,
(+) FeCl3 2% + Pb asetat +
dan orange dibawah.
NaOH 0,2 N -
- Warna bebing diatas,
- Terdapat endapan
Diamati
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
+
15
VI.
PEMBAHASAN Glikosida adalah suatu senyawa yang apabila terhidrolisis akan menghasilkan gugus aglikon (genin) dan molekul gula (glikon). Bagian gula yang terdapat pada glikosida dapat berupa gula yang tidak spesifik (misalnya glukosa) atau gula yang spesifik (misalnya digitoksosa, sarmaentosa). Flavonoid merupakan senyawa fenol terbesar di alam, terdapat pada semua tumbuhan hijau, termasuk ekstrak temu-temuan yang banyak dikonsumsi sebagai obat tradisional. Flavonoid dikenal memiliki aktivitas sebagai senyawa antioksidan, antimelanogenesis dan antimikroba yang berpotensi. Akan tetapi, flavonoid umumnya memiliki kelarutan yang rendah serta tidak stabil terhadap pengaruh cahaya, oksidasi, dan perubahan kimia. Apabila teroksidasi akan merubah struktu dan fungsinya sebagai bahan aktif (Soeka, 2007).
Berdasarkan praktikum dalam mengidentifikasi suatu simpisia Digitalis folium, langkah kerja yang pertama yaitu ambil 10ml hasil maserasi dan tambahkan dengan Pb asetat serta lakukan pemusingan untuk memisahkan endapan. fungsi penambahan Pb asetat adalah untuk memisahkan endapan-endapan halus yang masih lewat dari hasil penyaringan. Setelah endapan terpisah larutan dibagi menjadi dua dan masing-masing
ditambahkan
dengan
15ml
kloroform,
fungsi
penambahan kloroform adalah untuk mengikat partikel atau zat yang memiliki kepolaran sama agar dapat dipisahkan dari zat yang akan diambil. Persamaan reaksi pada uji ini adalah Pb(CH3COOH)2 + CHCl3
PbCl3 + CH(CH3COOH)2
Pada uji killer-kiliani, fungsi
penambahan kloroform adalah untuk memisahkan endapan-endapan halus.
Kemudian ditambahkan feCl3 3,5% dan 2ml asam setat glasial diamkan 1 menit dan tambahkan H2SO4. Penambahan larutan-larutan tersebut bertujuan untuk memisahkan zat-zat, karena masing-masing zat yang memiliki kepolaran yang sama akan terpisah membentuk fasease sesuai dengan pelarutnya. Setelah dikocok akan terjadi dua fase yaitu fase yang lebih keruh berada pada bagian atas (warna coklat),dan fase hijau bening pada bagian bawah. Bagian bawah adalah fase kloroform dimana filtrate terlarut didalamnya. Kloroform berada pada fase bawah karena berat jenis kloroform lebih besar dari berat jenis air, kemudian fase ini dipisahkan dan sisanya kembali disari dengan
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
16
campuran yang sama sampai 2 kali. Persamaan reaksinya FeCl3+ H2SO4
H2Cl3 + FeSO4
Pada uji glikosida flavonoid dilakukan 6 uji, yaitu: uji pembuatan
larutan percobaan, uji glikosida 3 flavanol, uji shinoda, uji reaksi Taubeck, reaksi Wilson, dan reaksi lain untuk flavonoid. Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu simplisia apakah mengandung suatu glikosida flavonoid atau tidak. Bahan atau simplisia yang digunakan dalam praktikum ini ada dua bentuk simplisia
ini yaitu bentuk kering yang telah
diserbukkan dan yang masih dalam bentuk basahnya digunakan dalm dua bentuk berbeda agar dapat dibandingkan kandungan flavonoid yang terkandung dalam dua bentuk bahan tersebut. Dalam uji yang pertama yaitu uji glikosida 3-flavonol, bahan kering diambil 0,5 gram yang kemudian diuji untuk mengetahui apakah dalam bahan uji ada glikosida 3-flavonol atau tidak. Dari hasil penambahan pelarut yaitu etanol 95%, Zn, HCL2N, dan HCl pekat ini tidak didapatkan perubahan warna, artinya masih sama dengan larutan ujinya dalam hal ini apabila tidak terjadi perubahan warna maka larutan uji tidak mengandung glikosida 3-flavonol. Digunakan pelarut etanol karena flavonoid larut dalam etanol Uji selanjutnya uji shinoda, dalam uji ini akan dilihat apakah bahan mengandung suatu flavonoid, flavon, kalkon,dan auron. Dari sebuah pusataka mengatakan bahwa apabila terjadi perubahan warna merah sampai merah ungu maka menunjukan adanya flavonoid, sedangkan apabila berwarna kuning jingga menunjukan adanya flavon, kalkon dan auron dan hasil yang didapatkan yaitu terdapat warna kuning pada bagian atas setelah ditambah 1ml etanol 95%, penambahan etanol ini untuk melarutkan flavonoid agar
tertarik dan memisahkan diri sehingga larutan tersebut mengandung flavonoid walaupun dalam jumlah yang sedikit. Selanjutnya, Uji reaksi taubeck tint. Untuk flavonoid ini menggunakan bahan yaitu aseton, asam borat, dan asam oksalat. Uji ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dibawah sinar UV366, setetlah dilakukan pengamatan dibawah sinar UV ditemukan adanya warna hijau kekuningan yang menunjukan bahwa ada flavonoid didalam bahan uji. Reaksi
wilson
untuk
flavonoid,
reaksi
ini
dilakukan
dengan
penambahan aseton, sam borat dan asam sitrat. Adanya flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning. pada praktikum yang dilakukan dengan reaksi wilson hasilnya positif mengandung flavonoid yaitu ditandai dengan
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
17
terbentuknya warna kuning. Flavonoid dapat membentuk ikatan pada kedudukan yang lain dengan campuran adam borat dan sitrat pada pemanasan. Reaksi lain untuk flavonoid, reaksi ini dilakukan dengan penambahan etanol 95% dengan penambahan FeCl3 2%, Pb Asetat, NaOH 0,2N. Adanya flavonoid ditunjukan dengan terbentuknya warna orange mendekati kuning. Pada praktikum yang dilakukan dengan reaksi lain hasilnya positif mengandung flavonoid yaitu ditandai dengan terbentuknya warna orange. Persamaan reaksinya FeCl3 + NaOH
FeOH + Na Cl3.
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
18
VII. KESIMPULAN
1) Komponen glikosida terdiri dari glikon dan aglikon, Proses pembuatan larutan percobaan menunjukkan hasil dari pengujian glikosida jika menghasilkan warna yang cocok yaitu hijau pada percobaan maka berarti positif mengandung glikosida. 2) Digitalis folium dengan menggunakan uji keller menghasilkan warna coklat dan menunjukkan warna hijau diatasnya berarti mendapatkan hasil positif, pada uji Baljet mendapatkan warna kuning muda berarti belum mendapatkan hasil yang positif, sedangkan
uji
legal
warnanya
kuning
muda
dan
belum
mendapatkan hasil positif. 3) Pada metode uji wilson dan taubeck tint.hasilnya menunjukan adanya flavonoida yang ditandai adanya warna kuning. Dan pada reaksi lain untuk
flavonoid
hasilnya
positi
yaitu
ditandai
terbentuknya warna orange.
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid
dengan
19
DAFTAR PUSTAKA
Brotosisworo, S. 1979.Obat Hayati Glikosida. Yogyakarta:UGM press Harbone, J. B. 1966. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan terbitan ke-2. Terjemahan kosasih Padwinata dan Iwang Soediro. Bandung : ITB Press
Robinson, T.1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-4 Terjemahan.
Anonim.
2012.
Penuntun
Pratikum
Farmakognosi
II.
Universitas
Haluoleo.Kendari. Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi kedua. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Methods.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi keenam. Padmawinata K, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: The organic constituents of higher plants.
Sastrohamidjojo H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung:ITB. Watson. D, 2005, Analisi Farmasi edisi 2, EGC, Jakarta)
Kumar, Shashank. Pandey, Abhay K.2013. Chemistry and Biological Activities of Flavonoid : an overview. India
Page, Ernest. 1964. The Actions of Cardiac Glycoside on Heart Muscle Cells. Boston : Harvard Medical School.
Praktikum VI Identifikasi Glikosida jantung dan Glikosida flavonoid