Pre Planning Lansia HT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI DI RW II KELURAHAN AMBACANG KECAMATAN KURANJI PADANG



OLEH: KELOMPOK M-17 FITRIANI, S.KEP RAHMA FITRI ASMAR, S.KEP AMELIA AZMI,S.KEP NADIA PRIMAYESZKY, S.KEP NANDA WILDA LESTARI, S.KEP FITRIA ANANDA PUTRI, S.KEP NURUL AZURA, S.KEP JULI JUWITA, S.KEP IMAN SUSILO, S.KEP LUTHVI, S.KEP GANDA HARRISA AHMAR, S.KEP PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017



PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI RW II KELURAHAN AMBACANG KECAMATAN KURANJI 21 Desember 2017 A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertensi dan arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh mahasiswa praktek profesi, penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia di RW II (RT 3,4, & 5) Kelurahan Ambacang adalah hipertensi, yaitu sebanyak 23,3% dari 30 orang lansia. Oleh karena itu, mahasiswa tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang hipertensi terhadap lansia di RW II (RT 3, 4, & 5) Kelurahan Ambacang. A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami konsep teori Hipertensi.



2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu: a. Mengetahui pengertian hipertensi b. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi c. Mengetahui penyebab penyakit hipertensi d. Mengetahui pencegahan penyakit hipertensi.



C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Topik Kegiatan Penyuluhan tentang penyakit hipertensi pada lansia 2. Sasaran Sasaran umum: Semua warga usia dewasa dan lansia di RW II Kelurahan Ambacang Kecamatan Kuranji Sasaran khusus: Lansia yang menderita hipertensi di RW II Kelurahan Ambacang Kecamatan Kuranji 3. Metode a. Ceramah b. Diskusi 4. Media dan Peralatan a. Laptop b. Infokus c. Leaflet 5. Tempat Mesjid Nurul Jadid RT.03 Kelurahan Ambacang Kecamatan Kuranji 6. Waktu Hari: Kamis, 21 Desember 2017 Jam: 16.00 WIB – selesai



7. Pengorganisasian a. Setting Tempat Penyuluhan



Keterangan:



: Pembawa Acara



: Media / peralatan



: peserta



: presentator



: fasilitator



: observer



:Pembimbing



b. Uraian Tugas 1. Moderator Tugas



: Fitriani :







Membuka acara







Membuat kontrak waktu







Menyerahkan jalannya diskusi kepada presenter







Menutup acara



2. Presenter : Rahma Fitri Asmar Tugas 



Memberikan penyuluhan tentang Hipertensi



3. Observer : Amelia Azmi Tugas 



:



Mengamati proses pelakasanaan kegiatan dari awal sampai akhir



4. Fasilitator 



Ganda Harrisa Ahmar







Nurul Azura







Juli Juwita







Luthvi







Fitria Ananda Putri







Nanda Wilda Lestari







Iman Susilo



Tugas : Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama pertemuan.



B. KEGIATAN PENYULUHAN TAHAP



KEGIATAN PENGAJAR



KEGIATAN



KEGIATAN KLIEN



Pendahuluan



1.



Mengucapkan Salam



1. Menjawab salam



(5 menit)



2.



Memperkenalkan diri serta



2. Mendengarkan



pembimbing 3.



Menjelaskan tujuan materi



3. Mendengarkan



penyuluhan 4.



Kontrak waktu dan perkenalan



4. Menjawab dan mendengarkan



Pelaksanaan



1.



Menggali pengetahuan klien tentang pengertian dari hipertensi



(15 menit) 2.



Memberikan re-inforcement positif



1. Menjawab pertanyaan (semampunya) 2. Mendengarkan



terhadap jawaban klien 3.



Menjelaskan pengertian hipertensi



4.



Menggali pengetahuan klien tentang



3. Mendengarkan dan memperhatikan



tanda dan gejala dari penyakit hipertensi 5.



Memberikan re-nforcement positif



4. Menjawab pertanyaan (semampunya)



terhadap jawaban 5. Mendengarkan



6.



Menjelaskan tandan dan gejala penyakit hipertensi



7.



Menggali pengetahuan klien tentang penyebab dari penyakit hipertensi



8.



Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban



9.



6. Mendengarkan dan memperhatikan 7. Menjawab pertanyaan (semampunya) 8. Mendengarkan



Menjelaskan tentang penyebab dari penyakit hipertensi



10. Menggali pengetahuan klien tentang cara pencegahan dari hipertensi 11. Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban



9. Mendengarkan dan memperhatikan 10. Menjawab pertanyaan (semampunya) 11. Mendengarkan



12. Menjelaskan cara pencegahan dari hipertensi 13. Menggali pengetahuan klien tentang pengobatan tradisional penyakit hipertensi



12. Mendengarkan dan memperhatikan 13. Menjawab pertanyaan (semampunya)



14. Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban



14. Mendengarkan



15. Menjelaskan tentang pengobatan tradisional penyakit hipertensi 16. Menggali pengetahuan klien tentang makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi 17. Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban 18. Menjelaskan tentang makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi 19. Menggali pengetahuan klien tentang makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi



15. Mendengarkan dan memperhatikan



20. Memberikan re-nforcement positif terhadap jawaban 21. Menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi 1.



Penutup



Memberi kesempatan pada klien



1. Bertanya



untuk menanyakan materi yang



(10 menit)



kurang jelas 2.



2. Mendengarkan dan



Menjawab pertanyaan klien



memperhatikan 3. Menjawab



3.



Menyimpulkan materi bersama klien 4. Mendengarkan



4.



Memberi kesempatan kepada pembimbing jika ada masukan dan



5.



saran



5.



Terminasi, salam dan dilanjutkan



6. Megikuti kegiatan



dengan pemeriksaan kesehatan gratis.



Menjawab salam



berikutnya



C. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur a. 70 % lansia menghadiri kegiatan b. Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia c. Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan 2. Evaluasi proses a. Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan b. 70 % peserta yang hadir mendengarkan dan berpatisipasi aktif dalam penyuluhan 3. Evaluasi Hasil a. 3 dari 10 Peserta dapat menyebutkan pengertian penyakit hipertensi b. 3 dari 10 Peserta dapat menyebutkan penyebab hipertensi. c. 3 dari 10 Peserta dapat menyebutkan tanda gejala hipertensi. d. 3 dari 10 Peserta dapat menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi.



e. 3 dari 10 Peserta dapat menyebutkan jenis makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi.



LAMPIRAN HIPERTENSI



A. PENGERTIAN Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg, sementara itu Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90 mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges (2000:42). Pendapat senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta (1993:199) dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh kaplan (1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan Kita (1993:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia antara 6070 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih dianggap normal. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau lebih pemeriksaan yang berbeda. (JNC VI, 1997). Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali kunjungan yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih, atau apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukuran didapatkan nilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan Waguno P, 1990). Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.



B. TANDA DAN GEJALA Menurut FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi esensial kadang tampa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.  Sakit kepala/rasa berat di tengkuk  mumet (vertigo)  jantung berdebar-debar  mudah lelah  penglihatan kabur  telinga berdenging tinnitus  mimisan



C. PENYEBAB HIPERTENSI Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi: 1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan 2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat. 3) Stress Lingkungan. 4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada : -



Elastisitas dinding aorta menurun



-



Katub jantung menebal dan menjadi kaku



-



Kemampuan



jantung



memompa



darah



menurun



1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. -



Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi



-



Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer



D. AKIBAT LANJUT HIPERTENSI 



Penebalan pembuluh darah







Penyakit jantung







Penyakit ginjal







Gangguan penglihatan







Stroke



E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (1990: 214-219) yaitu dengan non farmakologis dan dengan farmakologis. 1. Mengurangi konsumsi rokok Merokok sangat besar perananya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon adrenalin yang menyebabkan tekana darah meningkat. Nikotin diserap oleh pembuluhpembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kerja jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan , disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secar optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat (Santoso, 2001 ).



2. Istirahat yang cukup Istirahat yang cukup dapat menggurangi stress. Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh,istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat



lebih



banyak



dari



pada



bekerja



produktif



samapai



melebihi



kepatuhan.Meluangkan waku istirahat itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja sehari – hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh ( Amir,2002).



3. Periksa kesehatan secara teratur ke pelayanan kesehatan



Bila ada indikasi untuk melakukan pemerikasaan ke pelayanan kesehatan, maka kepatuhan dan keteraturan dalam perawatan juga dapat mempertahankan kesehatan. 4. Aktivitas fisik/ Latihan



Olah raga ringan dengan teratur untuk meningkatkan kebugaran tub serta untuk seperti jalan kaki, menggerakan sendi-sendi, melakukan nafas dalam. 5. Menggurangi stress Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap. (Amir, 2002). Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging, dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. 6. Meningkatkan ibadah 7. Bersosialisasi yang baik 8. Mengikuti kegiatan di panti



Pencegahan juga bisa dilakukan dengan pengobatan tradisional yaitu dengan meremas daun alpukat, seledri, dan daun belimbing bintang, juga bisa dibuat jus buah mengkudu serta buah belimbing bintang serta di buat sayur pada buah labu siam dan brokoli. Sedangkan dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obatobatan anti hipertensi seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat)



F. DIET HIPERTENSI Makanan yang dibatasi: - Mengurangi makanan yang bergaram tinggi seperti ikan asin. - Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa / makanan yang bersantan, jeroan, hati, jantung)



- Makanan yang yang mengandung soda-soda kue, serta monosodium glutamat (MSG) - Membatasi konsumsi garam yaitu dua gram per hari - Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, keripik, makanan kering yang asin) - Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, sayur-sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink) - Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, udang kering, telur asin, selai kacang) - Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani



yang tinggi kolesterol seperti daging merah



(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam. - Bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, - Makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape Makanan yang dianjurkan : - Sebaiknya mengonsumsi cukup kalium (K) 80-100 MEq per hari, karena dapat menurunkan tahanan jalan darah seluruh tubuh, sehingga tensi dapat turun. Sumber kalium misalnya: pisang. - Dengan mengonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner, menurunkan tekanan darah - Sayur yang dapat digunakan untuk pencegahan hipertensi ini seperti seledri, bawang dan sayur hijau lainnya. Bawang putih misalnya mampu menurunkan tekanan darah tinggi serta menurunkan kolesterol, - Makanan yang banyak mengandung serat sangat penting untuk keseimbangan kolesterol. Serat terdapat dalam tumbuhan, terutama pada sayur, buah, padi-padian, kacang-kacangan, dan biji-bijian, perbanyak minum air putih yang cukup - Vitamin dan mineral juga sangat penting untuk menyeimbangkan prosesproses



fisiologi



di



dalam



tubuh



menyeimbangkan tekanan darah.



kita,



termasuk



juga



untuk



- Teh telah cukup terkenal sebagai antioksidan yang efektif, selain itu teh juga



dapat



mengurangi



resiko



hipertensi



ataupun



stroke.



Pengkonsumsian teh secara teratur dan seimbang dapat menjaga pola hidup sehat.



DAFTAR PUSTAKA



Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih Bahasa: Debora R. L & Asy. Y, Jakarta: EGC Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah. Karnaen R, Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Mengenal Hipertensi, (Online), (http:// depkes.co.id/stroke.html) Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler. Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan pembuluh darah Harapan kita. Jakarta FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta DIKLIT RS Jantung Harapan Kita. (1993). Dasar-dasar Keperawatan Kardiovaskuler. RS Jantung Harapan Kita. Jakarta