Preplanning Kelompok 1 - ROM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



PREPLANNING RANGE OF MOTION PADA LANSIA DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI WISMA SERUNI UPT PSTW KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2019



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Gerontik



Oleh : Ajib Dwi Santoso Dhea Erlinda Ayu. R Ekfatil Mardiyah



NIM 152310101342 NIM 152310101128 NIM 192311101052



KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegal Boto Jember Telp./ Fax (0331) 323450



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



BAB I. LATAR BELAKANG



1.1 Analisa Situasi Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, yang ditandai dengan kegagalan tubuh dalam mempertahankan homeostasis tubuh terhadap tekanan fisiologis yang menyebabkan terjadi perubahan struktur tubuh dan perubahan fungsional. Perubahan tersebut menyebabkan adanya penurunan fungsi tubuh dan sering menjadi penyakit. Proses menua membawa konsekuensi terjadi perubahan kondisi fisik, mental, psikososial, kognitif dan spiritual pada lansia (Mubarak et al., 2009). Stroke sebagai penyebab kematian terbesar ketiga di Amerika Serikat dengan angka kematian mencapai 143,579 ribu orang tiap tahunnya. World Health Organization (2008), mencatat 15 juta orang di dunia menderita stroke tiap tahunnya, dimana 5 juta diantaranya meninggal dan 5 juta yang lain mengalami kecacatan akibat stroke. National Stroke Foundation mencatat pada tahun 2010 di Australia kurang lebih 60.000 kejadian stroke baru atau kekambuhan stroke terjadi setiap tahunnya. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki (7,1%) dibandingkan dengan perempuan (6,8%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5,7%). Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013, prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis memiliki gejala stroke. Prevalensi kasus stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di Provinsi Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir sama (Kemenkes, 2013). Lansia akan mengalami proses penurunan fungsi hampir disemua sistem dan akan dipengaruhi pula oleh penyakit penyerta. Dari 10 sampai 15% kekuatan otot dapat hilang setiap minggu jika otot beristirahat sepenuhnya, dan sebanyak 5,5% dapat hilang setiap hari pada kondisi istirahat dan imobilitas sepenuhnya. Lingkungan internal, atau kompetensi klien adalah faktor penentu mobilitas yang paling penting ketika derajat imobilitas yang lebih rendah terjadi. Lansia yang mengalami gangguan imobilisasi fisik seharusnya melakukan latihan aktif agar tidak terjadi penurunan kekuatan otot. Namun pada kenyataannya banyak lansia yang masih tergantung dengan lingkungan eksternal. Terdapat berbagai macam latihan fisik untuk lansia, yaitu latihan kontraksi otot isometrik dan isotonik, latihan kekuatan, latihan aerobik, latihan rentang gerak (Range of Motion). Pemeliharaan kekuatan otot dan fleksibilitas sendi, disertai latihan Range of Motion (ROM) dapat meningkatkan dan mempertahankan kekuatan otot dan fleksibilitas persendian (Stanley & Mickey, 2006).



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember pada tanggal 2 September 2019 pada klien SA di wisma seruni di UPT PSTW Bondowoso menunjukkan bahwa lansia tersebut mengalami hambatan mobilitas fisik karena kondisi kesehatannya menurun setelah mengkonsumsi daging kambing yang mengakibatkan tidak bisa berjalan dan klien tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Klien mengalami ketergantungan dalam aktivitas kesehariannya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan masalah dalam kegiatan yang akan dilakukan ini adalah mengajarkan ROM (range of motion) untuk mempertahankan atau memelihara kekuatan otot pada lansia di UPT PSTW Bondowoso.



BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT 2.1 Tujuan 2.1.1 Tujuan Umum Setelah dilakukan pengajaran tentang upaya untuk mningkatkan kekuatan otot dengan ROM (range of motion) diharapkan sasaran dapat memahami tindakan yang disampaikan. .2.1.2 Tujuan Khusus 1. Klien mampu mengikuti gerakan ROM (range of motion) 2. Klien mampu menjelaskan manfaat gerakan ROM (range of motion) 3. Klien mampu menerapkan gerakan ROM (range of motion) 2.2 Manfaat 2.2.1 Bagi Klien 1. Klien mampu mengetahui tentang cara melakukan ROM (range of motion) 2. Klien mampu melakukan ROM (range of motion) 3. Klien mampu menerapkan pada kehidupan sehari-hari tentang cara melakukan ROM (range of motion) 2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan 1. Perawat mampu menjelaskan latihan ROM pada klien 2. Perawat mampu mengaplikasikan latihan ROM pada aktivitas harian klien



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH



3.1 Dasar Pemikiran Range of Motion (ROM) merupakan bentuk latihan dalam proses rehabilitasi pada pasien dengan yang meliputi sejumlah pergerakan yang mungkin dilakukan oleh bagian-bagian tubuh: sagittal, frontal, dan transverce. Tujuan rehabilitasi antara lain: mencegah komplikasi penyakit, meningkatkan kemampuan ADL pasien, meningkatkan harga diri dan mekanisme koping pasien. Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivasi dari kimiawi neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan melalui neuromuskuler akan meningkatkan rangsangan pada serat syaraf otot ekstremitas terutama syaraf parasimpatis yang merangsang produksi asetilcholin, sehingga mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos ekstremitas akan meningkatkan metabolism pada metakondria untuk menghailkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot polos ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan meningkatkan tonus otot polos ekstremitas. Latihan ROM (Range of Motion) merupakan bentuk latihan rutin dengan cara melatih sendi dengan melenturkan sendi sehingga tidak akan terjadi kekakuan pada persendian. ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot persendian. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan pasien tidak dapat melaksanakannya secara mandiri (Koizer et al., 2004). Jenis latihan ROM pada penelitian ini menggunakan ROM pasif meliputi: leher, spina, servikal, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah yaitu: sendi bahu, sendi siku, sendi pergelangan tangan, sendi pangkal paha, sendi lutut dan sendi pergelangan kaki. Oleh sebab itu dengan latihan Range of Motion (ROM) secara teratur dengan langkah-langkah yang benar yaitu dengan menggerakkan sendi-sendi dan juga otot, maka kekuatan otot lansia akan meningkat.



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah



Pemateri menjelaskan mengenai ROM (range of motion)



Pemateri menjelaskan tujuan dilakukannya ROM (range of motion)



Pemateri melakukan ROM (range of motion)



Pemateri memberikan reinforcement positif pada lansia setelah melakukan latihan ROM (range of motion)



BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN



4.1



Realisasi Penyelesaian Masalah



Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi seseorang untuk memahami cari pemberian ROM (range of motion). Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2019 jam 10.00 – 10.30 WIB di Ruang Seruni UPT PSTW Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.



4.2



Khalayak Sasaran



Khalayak sasaran pada pendidikan kesehatan ini adalah lansia yang mengalami gangguan mobilitas di UPT PSTW Bondowoso, Kabupaten Bondowoso. 4.3



Metode yang Digunakan 1. 2. 3.



Jenis model pembelajaran : demonstrasi Landasan teori : latihan Landasan pokok a. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



b. c. d. e.



2019



Mengajukkan masalah Mengidentifikasi pilihan tindakan Memberikan komentar Menetapkan tindak lanjut =Sasaran/Audience



= Pemateri



DAFTAR PUSTAKA



Koizer, B., Erb, G, and Blais, K. 2004. Fundamental of Nursing, Concepts, Process and Practice, Addison Wesley Publishing, California. Lewis.



2007. Medical surgical nursing. Missouri.MosbyYear Book, Inc.



7



th



edition.



St.Louis



:



Mubarak, W.I., Cahyatin, N., Santosa, B.A. 2009. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika. Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: (Komalasari, R. Evriyani, D., Novieastari, E., Hany, A., Kurnianingsih, S.). Jakarta: EGC. Potter, P.A., Perry, AG. 2010. Fundamental keperawatan, Edisi 7,Buku 2 Jakarta: EGC. Safa’ah, N. 2017. Range of Motion Exercise Influence on Improved Muscle Strength in Elderly Elderly Social Services Unit (Pasuruan) district Lamongan district tripe. Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Suratun. 2008. Klien Gangguan sistem Muuskuloskeletal. Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. World Health Organization (WHO).2008. WHOQOL-BREF: Introduction, administration, scoring and generic version of the assessment. Geneva: World Health Organization (WHO).



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran: Lampiran 1



: Berita Acara



Lampiran 2



: Daftar Hadir



Lampiran 3



: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)



Lampiran 4



: Standard of Procedure (SOP)



Lampiran 5



: Materi



Lampiran 6



: Leaflet Bondowoso, 13 September 2019 Pemateri



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran 1: Berita Acara KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



ILMU KEPERAWATAN BERITA ACARA FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/ 2020



Pada hari Jumat, tanggal 13 September 2019 pukul 10.00 – 10.30 WIB di Wisma Seruni UPT PSTW Bondowoso Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan tentang ROM (range of motion) pada lansia untuk meningkatkan kekuatan otot oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Bondowoso, 13 September 2019 Mengetahui Pembimbing/ Penguji PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan UniversitasJember



Ns. Latifa Aini S, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom NIP 19710926 200912 2 001



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran 2: Daftar Hadir KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



DAFTAR HADIR ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN Kegiatan pendidikan kesehatan tentang ROM (range of motion) dilaksanakan TAHUN AJARAN 2019/ 2020 pada hari Jumat, 13 September 2019 jam 10.00 – 10.30 WIB di Wisma Seruni UPT PSTW Bondowoso Provinsi jawa Timur dihadiri oleh : No 1.



Nama



Alamat



Tanda Tangan 1……… 2……...



2. 3.



3……… 4………



4. 5.



5……… 6………



6. 7.



7……… 8………



8.



Bondowoso, 13 September 2019 Mengetahui Pembimbing/ Penguji PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan UniversitasJember



Ns. Latifa Aini S, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom NIP 19710926 200912 2 001



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



ILMU KEPERAWATAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/ 2020



Topik



: ROM (range of motion)



Sasaran



: Lansia dengan hambatan mobilitas fisik



Hari/Tanggal : Jumat, 13 September 2019 Waktu



: 10.00 – 10.30 WIB



Tempat



: UPT PSTW Bondowoso



Standar Kompetensi Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien mendapatkan pengetahuan tentang cara melakukan ROM (range of motion) untuk meningkatkan pengetahuan lansia terhadap pengobatan non-farmakologi untuk meningkatkan mobilitas fisik. 1. Kompetensi Dasar Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit klien mampu: a. Memahami manfaat ROM (range of motion), b. Memahami cara melakukan ROM (range of motion), dan c. Melaksanakan ROM (range of motion) untuk terapi non-farmakologi. 2. Pokok Bahasan: ROM (range of motion) pada lansia. 3. Subpokok Bahasan a. Definisi ROM (range of motion), b. Tujuan dilakukan ROM (range of motion), c. Indikasi ROM (range of motion), d. Kontraindikasi ROM (range of motion), e. Cara melakukan ROM (range of motion). 4. Waktu 1 x 30 Menit 5. Bahan/Alat yang digunakan -



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



6. Model Pembelajaran a. Jenis model penyuluhan : Demonstrasi b. Landasan Teori : Diskusi c. Landasan Pokok : 1. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman 2. Mengajukan masalah 3. Mengidentifikasi pilihan tindakan 4. Memberi komentar 5. Menetapkan tindak lanjut 7. Setting tempat



Keterangan: : Peserta : Pemateri 8. Persiapan Mahasiswa menyiapkan materi tentang ROM (range of motion) pada lansia 9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tindakan



Proses Pendahuluan



a. b. c.



d. Penyajian



a. b.



Kegiatan Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan Menyebutkan pokok bahasan yang akan disampaikan. Menyampaikan kontrak waktu Penyajian hasil pengkajian masalah. Penetapan masalah kesehatan pada lansia.



Waktu Kegiatan Audien Memperhatikan dan 2 menit menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan dan menjawab



Menyimak memperhatikan Menyimak,



dan 25 menit



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



c. Penyusunan rencana memperhatikan, tindakan keperawatan mengikuti gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan mobilitas fisikpada lansia yaitu:



dan



1. Definisi ROM (range of motion) 2. Tujuan dilakukan ROM (range of motion) 3. Indikasi ROM (range of motion) 4. Kontraindikasi ROM (range of motion), 5. Cara melakukan ROM (range of motion) Evaluasi: Menanyakan kembali tujuan dilakukan ROM (range of



motion) Penutup



a. Menutup kegiatan dengan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan b. Memberikan salam penutup



Mendengarkan



3 menit



Menjawab salam



10. Evaluasi a. Audien mampu menjelaskan dan memahami masalah kesehatan yang terjadi pada dirinya b. Audien mengetahui tujuan dilakukannya ROM (range of motion) c. Audien mempraktikkan cara ROM (range of motion)



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran 4 : SOP ROM (range of motion) KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/ 2020



PSIK UNIVERSITAS JEMBER NO DOKUMEN : PROSEDUR TETAP



1. PENGERTIAN



2. TUJUAN



TANGGAL TERBIT :



JUDUL SOP : RANGE OF MOTION (ROM) NO HALAMAN : REVISI : I DITETAPKAN OLEH :



Ketua PSIK Universitas Jember Range Of Motion (ROM) adalah segenap gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan 1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran. 2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi. 3. Untuk merangsang sirkulasi darah. 4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas). 5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



3.



PERSIAPAN KLIEN



4.



PERSIAPAN ALAT



1.



Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien. 3. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien 4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman Baki beralas berisi: 1. Handuk kecil 2. Lotion/baby oil 3. Minyak penghangat bila perlu (mis : minyak telon)



2019



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



2019



5. CARA BEKERJA : 1. Beri tahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai 2. Tinggikan tempat tidur sampai ketingian kerja yang nyaman 3. Periksa alat-alat yang akan digunakan 4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien 5. Posisikan klien senyaman mungkin 6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan A. Fleksi Bahu 1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku klien, kemudian tangan kanan memegang tangan klien. 2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh. 3. Gerakan tangan perlahan-lahan, lemah lembut ke arah kepala sejauh mungkin. 4. Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk mencegah dorongan fleksi, tekuk tangan dan siku. 5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi semula. 6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. B. Abduksi dan Adduksi Bahu 1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku klien, tangan kanan memegang tangan klien. 2. Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan lengan sejauh mungkin dari tubuh dalam keadaan lurus. 3. Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke atas kepala sejauh mungkin. 4. Kembalikan pada posisi semula. 5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. C. Rotasi Interna dan Eksterna Bahu 1. Tempatkan lengan klien pada titik jauh dari tubuh, bengkokkan siku. Pegang lengan atas, tempatkan pada bantal. 2. Angkat lengan dan tangan. 3. Gerakkan lengan ke bawah dan tangan secara perlahan-lahan ke belakang sejauh mungkin. 4. Kembalikan lengan pada posisi semula. 5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. D. Penyilangan Adduksi Bahu 1. Tempatkan tangan kiri perawat di bawah siku dan tangan lain memegang tangan klien. 2. Angkat lengan klien. 3. Posisi lengan setinggi bahu, gerakkan tangan menyilang kepala sejauh mungkin. 4. Kembalikan lengan pada posisi semula. 5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. E. Supinasi dan Pronasi Lengan 1. Permulaan posisi : pegang tangan klien dengan kedua tangan, posisi telunjuk pada telapak tangan, kedua ibu jari di punggung tangan. 2. Tekuk telapak tangan klien menghadap wajah klien. 3. Kemudian tekukkan telapak tangan bagian punggung ke muka klien. 4. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. F. Ekstensi dan Fleksi Pergelangan Tangan dan Jari 1. Pegang pergelangan tangan klien dengan satu tangan klien dan tangan klien bergenggaman dengan tangan perawat. 2. Tekuk punggung tangan ke belakang sambil mempertahankan posisi jari tetap lurus. 3. Luruskan tangan.



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



G.



H.



I.



J.



K.



L.



M.



2019



4. Tekuk tangan ke depan sambil jari-jari menutup membuat genggaman, kemudian buka tangan. 5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. Fleksi dan Ekstensi Ibu Jari 1. Pegang tangan klien, tekuk ibu jari ke dalam telapak tangan klien. 2. Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari telapak tangan klien. Ulangi lebih kurang sampai 3 kali. 3. Gerakkan ibu jari klien secara memutar/sirkulasi pada satu lingkaran. Fleksi dan Ekstensi Panggul dan Lutut 1. Tempatkan salah satu tangan perawat di bawah lutut klien, tangan lain di atas tumit dan menahan kaki klien. 2. Angkat tungkai dan tekukkan pada lutut, gerakkan tungkai ke belakang sejauh mungkin. 3. Luruskan lutut di atas permukaan kaki, kembalikan pada posisi semula. 4. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. Rotasi Interna dan Eksterna Panggul 1. Tempatkan satu tangan perawat di bawah lutut klien, tangan lain di bawah tumit kaki klien. 2. Angkat tungkai dan tekuk membuat sudut yang besar di atas lutut. 3. Pegang lutut dan kaki klien mendorong ke hadapan perawat. 4. Gerakkan kaki ke posisi semula. 5. Dorong kaki sejauh mungkin dari perawat, gerakkan ke posisi semula. 6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. Abduksi dan Adduksi Panggul 1. Tempatkan satu tangan perawat di bawah lutut klien, letakkan tangan lain di bawah tumit. 2. Pegang tungkai dalam keadaan lurus, kemudian angkat ke atas setinggi 5 cm dari kasur. 3. Tarik kaki ke arah luar, ke hadapan perawat. 4. Dorong tungkai ke belakang dan kembalikan ke posisi semula. 5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. Dorso dan Plantar Fleksi Pergelangan Kaki 1. Pegang tumit klien dengan tangan perawat, biarkan istirahat beberapa saat pada tangan perawat. 2. Tekan lengan perawat pada telapak kaki, gerakkan menghadap tungkai. 3. Pindahkan tangan perawat pada posisi semula. 4. Pindahkan tangan ke ujung kaki dan bagian bawah kaki, dorong kaki ke bawah pada titik maksimal secara bersamaan, kemudian dorong kembali ke atas pada tumit. 5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. Eversi dan Inversi Kaki 1. Putar kaki satu persatu ke arah luar. 2. Kemudian kembali ke arah dalam. 3. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali. Ekstensi dan Fleksi Jari-jari Kaki 1. Mulai dengan menarik ujung jari kaki ke atas. 2. Ujung-ujung jari kaki di dorong ke bawah. 3. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.



7. Rapihkan klien ke posisi semula. 8. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



2019



9. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan melepas sarung tangan 10. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela. 11. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif) 12. Berikan reinforcement positif pada klien 13. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 14. Akhiri kegiatan dengan baik 15. Cuci tangan 6. HASIl : Dokumentasikan Nama Tindakan/Tanggal/jam tindakan, Hasil Yang diperoleh, Respon klien selama tindakan, Nama dan paraf perawat Pelaksana 7. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Pegang ekstremitas pada sendi-sendi seperti : elbow, wrist, knee. Gerakkan sendi secara perlahan-lahan, selanjutnya teruskan. Jika tidak nyaman/agak nyeri pada sendi, misalnya : adanya arthritis  dukung ekstremitas pada daerah tersebut. 2. Gerakan setiap sendi melalui ROM lebih kurang 3 kali terus menerus secara teratur dan perlahan-lahan.Hindarkan pergerakan yang berlebihan dari persendian pada saat latihan ROM.Hindarkan tekanan yang kuat pada saat pergerakan yang kuat. 3. Hentikan pergerakan bila ada nyeri. 4. Catat adanya ketidaknyamanan (nyeri, kelelahan), kontraktur/kekakuan sendi, kekuatan otot dan adanya atrofi otot. 5. Apabila ada perasaan nyeri akibat kekejangan/spasme otot, gerakkan sendi secara perlahan-lahan, jangan berlebihan. Gerakkan dengan lemah lembut secara bertahap sampai terjadi relaksasi. 6. Aktifitas fungsional untuk menguji lingkup gerak sendi dapat dilakukan pada klien yang sudah dapat melakukan pergerakan sendiri tanpa bantuan. 7. Pergerakan diuji/diperiksa oleh terapis untuk menentukan adanya pergerakan daerah sendi. Pergerakan sendi klien sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik, faktor penyakit dan faktor genetik. Latihan disesuaikan dengan keadaan klinis klien. 8. Setiap sendi tubuh mempunyai suatu lingkup pergerakan yang normal. 9. Sendi-sendi akan kehilangan lingkup pergerakan sendi yang normal. Kekakuan akan mengakibatkan suatu keadaan ketidakmampuan yang menetap. Hal ini sering terjadi pada kondisi Neuromuskuler (Hemiplegia). 10. Latihan ROM direncanakan dengan individu, lingkup pergerakan bervariasi sesuai dengan perbedaan tubuh dan kemampuan serta golongan umur. 11. Latihan ROM dapat dilakukan kapan saja, dimana keadaan fisik tidak aktif.



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran 5 : Materi KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



MATERI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN 1. Definisi TAHUN AJARAN 2019/ 2020



ROM (range of motion) merupakan gerakan dalam keadaan normal yang dapat dilakukan oleh sendi bersangkutan (Suratun, 2008). ROM (range of motion) merupakan jumlah pergerakan maksimum yang dapat dilakukan pada sendi, di salah satu dari tiga bidang, yaitu: sagital, frontal, atau transfersal (Potter & Perry, 2010). 2. Jenis-jenis ROM ROM dibedakan menjadi dua jenis, antara lain: a. ROM aktif ROM aktif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Hal ini melatih kelenturan da kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan ototototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendiri secara aktif. b. ROM pasif ROM pasif adalah energi yang dikeluarkan untuk latihan yang berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak normal (klien pasif).



3. Tujuan ROM a. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot b. Mencegah kekakuan pada sendi c. Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan d. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan, dan kontaktur e. Merangsang sirkulasi darah 4. Manfaat ROM Adapun beberapa manfaat dari ROM (range of motion), antara lain : a. Mengkaji tulang, sendi, dan otot b. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



d. Memperlancar sirkulasi darah e. Memperbaiki tonus otot f. Meningkatkan mobilisasi sendi g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan 5. Prinsip ROM Adapun prinsip latihan ROM ( range of motion), diantaranya : a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari b. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. c. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. d. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. e. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit. f. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan.



Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember



Lampiran 6. Leaflet KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/ 2020