Preplanning  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PREPLANNING PENDIDIKAN KESEHATAH K3 : PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANIDI DESA X KECAMATAN X KABUPATEN JEMBER TAHUN 2019



TUGAS UJIAN PRAKEPANITRAAN STASE KOMUNITAS DAN KELUARGA



Oleh Kelompok 5 Purwanti Nurfita Sari NIM 172310101225 Sheila Paramitha Riyanti NIM 152310101251 Siti Hotijah NIM 152310101149 Bayu Kurniawan NIM 152310101283 Joko Anang Susanto NIM 152310101311 Nurdianah Fajri I. NIM 152310101346 Nunung Ratna Sari NIM 152310101229 Anggia Damayanti NIM 152310101243



KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Kode Pos 682121, Jawa Timur, Indonesia



PREPLANNING PENDIDIKAN KESEHATAH K3 : PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANIDI DESA X KECAMATAN X KABUPATEN JEMBER TAHUN 2019



TUGAS UJIAN PRAKEPANITRAAN STASE KOMUNITAS DAN KELUARGA



Oleh Purwanti Nurfita Sari



NIM 172310101225



KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Kode Pos 682121, Jawa Timur, Indonesia



BAB I. LATAR BELAKANG 1.1 Analisis Situasi Keselamatan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu situasi keadaan yang terhindar dari bahaya saat melakukan kerja. Keselamatan kesehatan kerja adalah keselamatan



yang berhubungan



dengan alat



kerja, bahan



dan proses



pengolahannya, serta lingkungan pekerjaan. Keselamatan kesehatan kerja menyangkut kemanan proses produksi dan distribusi baik barang maupun jasa. Mata pencarian petani tidak terlepas dari prinsip K3, dimana dalam setiap prosesnya membutuhkan kecermatan dan prosedur yang sesuai (Susanto,K dkk.,2016). Negara indonesia merupakan negara agraris yang terkenal dalam sektor pertaniannya, sektor ini menjadi salah satu sektor mata pencarian utama mayarakat indonesia. Pada tahun 2010 sebanyak 24,66% dari total jumlah penduduk Indonesia memiliki mata pencarian sebagai petani (Badan Pusat Statistik, 2014). Diperkirakan pada tahun 2010 kurang lebih sebanyak 59 juta penduduk Indonesia merupakan seorang petani aktif (Osianana, R., 2018). Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur dengan mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian. 516.911 orang bekerja di bidang pertanian, dengan total pekerja yang ada sebanyak 1.117.132 orang, atau sekitar 46% dari seluruh pekerjanya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2017). Petani di Jember dalam melaksanakan pekerjaannya bercocok tanam, menggunakan pestisida sebagai salah satu penunjang untuk meningkatkan hasil panen. Pestisida sendiri memiliki beberapa zat yang berbahaya bagi tubuh, oleh karena itu penggunaaanya membutuhkan prosedur yang sesuai, agar tidak membahayakan petani yang menggunakannya. Prosedur tersebut meliputi penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) (As’ady, 2019). Alat pelindung diri biasanya digunakan oleh petani saat melakukan pencampuran dan penyemprotan pestisida atau dalam kegiatan yang berhubungan dengan pemberian cairan kimia pada tanaman (Akbar, 2018). APD dapat dibagi



menjadi lima jenis seperti celana panjang dan baju lengan panjang, celemek atau jas hujan dari plastik. APD jenis penutup kepala yang meliputi topi lebar yang berbahan kedap cairan atau helm kepala yang terbuat dari bahan keras serta kacamata sehingga dapat melindungi dari partikel-partikel pestisida. APD masker yang dapat melindungi pernafasan dan APD sarung tangan yang terbuat dari bahan tidak tembus air dan APD sepatu boot yang terbuat dari kulit, karet sintetik atau plastik (Mahyuni, 2015). Penggunaan APD akan sangat membantu para petani untuk bisa meminimalkan resiko yang ditimbulkan dari seringnya terkena paparan pestisida. Meskipun demikian masih banyak para petani yang tidak menggunakan APD sesuai dengan prosedur yang benar atau bahkan tidak menggunakan APD sama sekali ketika beraktivitas di lapangan dan dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya (Akbar, F., 2018). Petani yang tidak menggunakan APD saat melakukan pencampuran atau penyemprotan pestisida, dapat mengalami keluhan kesehatan. Empat keluhan kesehatan yang sering muncul yaitu sakit kepala, kelelahan meningkat, gatal-gatal dan mual (Minaka, 2016). Desa Pringgondani merupakan salah satu desa di Kecamatan Sumberjambe dengan jumlah presentase petani terbanyak dari seluruh pekerja yang ada di Kecamatan Sumberjambe. Petani di desa tersebut sejumlah 5.842 pekerja dari total seluruh pekerja sejumlah 6.286 orang atau sekitar 93% dari seluruh pekerja (Profil Desa Pringgondani, 2016). Penggunaan APD saat petani menggunakan pestisida di Desa Pringgondani yang masih minim dilakukan. Minimnya penggunaan APD pada petani di desa Pringgondani menyebabkan tingginya keluhan masyarakat terkait dengan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh paparan pestisida secara rutin (As’ady, 2019). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakakng diatas, maka didapatkan rumusan masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan yaitu : Bagaimana melakukan Pendidikan Kesehatan K3 : Pentingnya Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Di Desa Pinggondani Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT



2.1 Tujuan 2.1.1 Tujuan Umum Kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang pentingnya penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) saat bekerja. 2.1.2 Tujuan Khusus a. Petani dapat memahami tentang pengertian Alat Perlindungan Diri (APD) b. Petani dapat memahami tentang kriteria Alat Perlindungan Diri (APD) c. Petani dapat memahami jenis dan penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) 2.2 Manfaat 2.2.1 Bagi Komunitas Petani Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember, pengetahuan petani terkait fungsi APD, macam-macam APD serta pentingnya penggunaan APD bagi petani saat bekerja. 2.2.2



Bagi Keluarga Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember dapat meningkatkan pengetahuan akan keamanan dan kesehatan dari pekerjaannya sebagai petani untuk keluarga.



2.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan Menumbuhkan semangat pantang menyerah dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani terkait pentingnya penggunaan APD.



BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH 1.1 Dasar Pemikiran Indonesia merupakan salah satu negara agraris dimana masyarakatnya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian di Indonesia selama ini maih bisa diandalkan, karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997. Mata pencaharian petani di Indonesia mecakup 65% penduduk (Yuliyanah dan Meikawati, 2015). Salah satu provinsi di wilayah Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten dengan mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian, dengan total pekerja yang ada sebanyak 1.117.132 orang, atau sekitar 46% dari seluruh pekerjanya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2017). Petani di Jember dalam melaksanakan pekerjaannya bercocok tanam, menggunakan pestisida sebagai salah satu hal penting yang mereka gunakan untuk menunjang hasil dari pertanian. Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk memberantas hama sehingga dapat meningkatkan hasil tanam petani. Penggunaan pestisida oleh petani semakin hari kian meningkat, namun tidak diimbangi dengan peningkatan pemahaman petani dalam menggunakan pestisida (Yuantari dan Catur, 2013). Penggunaan pestisida dalam suatu lahan pertanian diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian serta dapat membuat biaya pengelolaan pertanian menjadi lebih efisien dan ekonomis (Afrianto, 2014). Pestisida di dalamnya



terkandung zat kimia



berbahaya, maka dalam



penggunaannya dibutuhkan prosedur yang sesuai, agar tidak membahayakan petani yang menggunakannya. Dampak dari pemakaian pestisida adalah pencemaran air, tanah, udara serta berdampak pada kesehatan petani, keluarga petani serta konsumen (As’ady dan Azmy, 2019). Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di bagian pertanian terpapar oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat di pertanian menderita keracunan akibat pestisida, dalam beberapa kasus keracunan pestisida, petani dan para pekerja pertanian lainnya terpapar pestisida pada saat menyiapkan perlengkapan untuk menyemprot, mencampur pestisida, mencuci peralatan/pakaian yang dipakai saat menyemprot, membuang rumput dari



tanaman, mencari hama,



menyiram tanaman dan memanen. Selain itu,



masyarakat sekitar lokasi pertanian juga sangat berisiko terpapar oleh pestisida (Samosir, 2017). Oleh karena itu, perlunya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) saat melakukan pencampuran dan penyemprotan pestisida. Petani yang tidak menggunakan APD saat melakukan pencampuran atau penyemprotan pestisida, dapat mengalami keluhan kesehatan. Empat keluhan kesehatan yang sering muncul yaitu sakit kepala, kelelahan meningkat, gatal-gatal dan mual (Minaka, 2016). Efek negatif dari pajanan pestisida jangka panjang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang salah satunya gangguan sistem saraf (gangguan keseimbangan tubuh) (Samosir dkk, 2017). 1.2 Kerangka Penyelesaian



Penggunaan pestisida dalam bidang pertanian



Defisit pengetahuan



Ketidakpatuhan dalam pemakaian APD



Defisiensi kesehatan komunitas



Pendidikan kesehatan dan demonstrasi penggunaan APD



Tingkat pengetahuan dan kesadaran pemakaian APD meningkat



Kepatuhan dalam menggunakan APD meningkat



BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah Pendidkan kesehatan dan demonstrasi mengenai penggunaan alat pelindung diri pada kelompok tani yang berlangsung pada tanggal 27 Agustus 2019 dilakukan di Balai X Kecamatan X Kabupaten Jember. 4.2 Khalayak Sasaran Khalayak sasaran pada Pendidikan kesehatan dan pelatihan cara menggunakan alat pelndung diri adalah pada kelompok tani. 4.3 Metode yang Digunakan 1. Jenis model pembelajaran



: Ceramah dan Demonstrasi



2. Landasan teori



: Diskusi



3. Langkah pokok a. Mengadakan pertemuan dan menciptakan suasana yang nyaman dan baik dengan memperkenalkan diri serta menjelaskan mengenai maksud dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan, serta tak lupa kontrak waktu dan tempat. b. Mengkaji keadaan kesehatan yang ada dalam masyarakat c. Mengidentifikasi pilihan tindakan yang tepat untuk masyarakat d. Mebuat kesepakatan dengan masyarakat terkait tindakan yang dilakukan e. Menetapkan tindak lanjut dari tindakan yang telah disepakati f. Memberikan edukasi kepada masyarakat terkait tindakan yang sudah disepakati g. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari tindakan yang diberikan h. Melakukan kegiatan yang sudah disepakati i. Melakukan penilaian terhadap masyarakat terkait kemampuan masyarakat dalam melaksanakan tindakan j. Mengevaluasi tindakan yang dilaksanakan k. Menetapkan rencana tindak lanjut kegiatan



4. Setting Tempat



: Peserta : Pemateri



DAFTAR PUSTAKA Afrianto, Defri. 2014. Pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan petani paprika di desa Kumbo-Pasuruan terkait penggunaan alat pelindung diri (APD) dari bahaya pes-tisida tahun 2014. Skripsi. Jakarta: Uni-versitas



Islam



Negeri



Syarif



Hidayatul-lah.



[online]



http://repository.uinjkt.ac.id. Akbar,F. 2018. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pemakaian Apd (Alat Pelindung Diri) Pada Petani Bawang Merah Di Desa Bojonangka. Skripsi FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. As’ady, BJ. Azmy. 2019. Dkk. Analisis Efek Penggunaan Alat Pelindung Diri Pestisida pada Keluhan Kesehatan Petani di Desa Pringgondani Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences.5(1). Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2017. Kabupaten Jember dalam Angka. Publikasi No. 35096.1701. Jember: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. Badan Pusat Statistik. 2014. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha utama dan jenis kelamin 2010 [Internet]. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2019. Diunduh dari: https://www.bps.go.id. Mahyuni, E. L. 2015. Faktor risiko dalam penggunaan pestisida terhadap keluhan kesehatan pada petani di Kecamatan Vol. 5 No. 1 (2019) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 38 Berastagi Kabupaten Karo 2014. Kesmas. 9 (1): 79-89. Minaka, I. D. A., A. A. Sawitri. dan D. N. Wirawan. 2016. Hubungan penggunaan pestisida dan alat pelindung diri dengan keluhan kesehatan pada petani holtikultura di Buleleng, Bali. Public Health and Preventive Medicine Archive. 4 (1): 94-103. Novianto, N.D. 2015. Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Pada Pekerja Pengecoran Logam Pt. Sinar Semesta (Studi Kasus Tentang Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Ditinjau Dari Pengetahuan



Terhadap Potensi Bahaya Dan Resiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pengecoran Logam Pt. Sinar Semesta Desa Batur, Ceper, Klaten). Jurnal Kesehatan



Masyarakat



(E-Journal).



3



(1),



http://ejournal-



s1.undip.ac.id/index.php/jkmn. Osianana,R.2018. Analisis Faktor Predisposisi Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Petani Pekon Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu. FK Universitas Lampung. Bandar Lampung [Skripsi]. Diunduh dari http://digilib.unila.ac.id. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2019. Samosir. K. dkk. 2017. Hubungan Pajanan Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 16 (2):17. Susanto, T., Purwandari, R., Wuryaningsih, E. 2016. Model Kesehatan Keselamatan Kerja Berbasis Agricultural Nursing: Studi Analisis Masalah Kesehatan Petani. Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 45-50. Yuantari, Maria G. Catur. 2015. Analisis Risiko Pajanan Pestisida Terhadap Kesehatan Petani. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10 (2). 239-245. Yuliyanah, W. dan W. Meikawati. 2015. Pendidikan dan sikap dengan praktik penggunaan alat pelindung diri ( apd ) pada petani bawang merah 10(2):81–89.



Lampiran: Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6



: Berita Acara : Daftar Hadir : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) : Standar Operasional Prosedur (SOP) : Materi : Media (flip chart dan alat peraga)



Lampiran 1: Berita Acara KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI



UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2018/2019 BERITA ACARA Pada hari selasa tanggal 27 bulan Agustus 2019 jam 10.00 WIB di Fakultas Keperawatan Universitas Jember telah dilaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan dan konseling K3: Pentingnya Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) pada petani di Desa X Kecamatan X Kabupaten Jember oleh Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember yang diikuti oleh 8 orang (daftar terlampir).



Jember, 27 Agustus 2019 Penguji, Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas



(Hanny Rasni., S.Kp., M.Kep)



Lampiran 2: Daftar Hadir KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



DAFTAR HADIR Kegiatan Pendidikan Kesehatan Dan Konseling Tentang Pendidikan Kesehatan K3: Pentingnya Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) pada petani” Oleh Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Selasa, 27 bulan Agustus 2019 jam 10.00 WIB bertempat di Desa X Kecamatan X Kabupaten Jember. No.



Nama



Alamat



Tanda Tangan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Jember, 27 Agustus 2019 Penguji, Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas



(Hanny Rasni., S.Kp., M.Kep)



Lampiran 3



: Satuan Acara Penyuluhan (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)



Topik



:Pendidikan Kesehatan K3: Pentingnya Penggunaan Alat Perindungan Diri (APD) pada petani di Desa Pinggondani Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember Sasaran : Petani Waktu : 10.00 – selesai Hari/Tanggal : Jumat, 23 Agustus 2019 Tempat : Desa X Kecamatan X Kabupaten Jember 1.



2.



3. 4.



5. 6. 7.



8.



Standar Kompetensi Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang Alat Perlindungan Diri (APD) dapat meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran petani terkait pentingnya penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Kompetensi Dasar Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit sasaran akan mampu a. Memahami tentang pengertian Alat Perlindungan Diri (APD) b. Memahami tentang kriteria Alat Perlindungan Diri (APD) c. Memahami jenis dan penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Pokok Bahasan: Pendidikan kesehatan tentang penggunaan alat perlindungan diri Sub pokok Bahasan a. Pengertian Alat Perlindungan Diri (APD) b. Kriteria Alat Perlindungan Diri (APD) c. Jenis dan penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) d. Perkembangan Alat Perlindungan Diri (APD) Waktu: 45 menit Bahan/Alat yang Diperlukan : Materi dan media Model Pembelajaran a. Jenis model penyuluhan: demonstrasi b. Landasan teori : Diskusi (Tanya jawab) c. Langkah pokok a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik b) Mengidentifikasi pilihan tindakan c) Melakukan Pendidikan mengenai Alat Perlindungan Diri (APD) d) Menetapkan tindak lanjut sasaran



Setting Tempat



Keterangan : : Pemateri



: Sasaran



9.



Persiapan Penyuluh menyiapkan materi dan media mengenai Alat Perlindungan Diri (APD) bagi petani.



10.



Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tindakan Proses Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus 4. Kontrak waktu dan tempat Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan mengenai materi : memberi tanggapan a. Pengertian Alat Perlindungan Diri (APD) b. Kriteria Alat Perlindungan Diri (APD) c. Dasar hukum Alat Perlindungan Diri (APD) d. Jenis dan penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) e. Perkembangan Alat Perlindungan Diri (APD) 2. Mendemostrasikan cara penggunaan APD yang benar



Waktu 2 menit



25 menit



Penutup



11. a. b. c. d.



a. Menyimpulkan Memperhatikan materi yang telah menanggapi diberikan b. Mengevaluasi hasil pendidikan kesehatan dan demonstrasi terkait Alat Perlindungan Diri (APD) c. Salam penutup



dan



Evaluasi : Apa yang disebut dengan Alat Perlindungan Diri (APD)? Bagaimana kriteria Alat Perlindungan Diri (APD) ? Apa saja jenis Alat Perlindungan Diri (APD) ? Bagaimana cara penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) ?



3 menit



Lampiran 4



: Standar Operasional Prosedur (SOP) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)



PENDIDIKAN KESEHATAN ALAT PELINDUNG DIRI



FKEP UNIVERSITAS JEMBER PROSEDUR



NO NO REVISI: HALAMAN: DOKUMEN: Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.



1



PENGERTIAN



2



TUJUAN



3 4 6



INDIKASI KONTRAINDIKASI PERSIAPAN SETTING & ALAT



7



CARA BEKERJA Orientasi Pada tahap ini, perawat melakukan: 1. Memberi salam terapeutik 2. Menciptakan suasana aman dan nyaman 3. Evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan komunitas petani dan kesiapan mereka saat ini 4. Kontrak: 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yakni



1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja 2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan effisien 3. Menjamin proses produksi berjalan secara aman Komunitas Petani Tidak ada kontraindikasi Alat : 1. Topi 2. Kacamata 3. Masker Respratory 4. Sarung Tangan 5. Pakaian Lengan Panjang dan Celana Panjang 6. Sepatu Boots 7. Apron (Celemek)



Menjelaskan prosedur tindakan 3) Menjelaskan waktu berlangsungnya kegiatan selama 20 menit 4) Mempersilahkan audiens untuk bertanya Tahap Kerja 1. Identifikasi sumber daya (misalnya, tenaga, ruang, peralatan, uang, dan lain-lain) yang diperlukan untuk melaksanakan program 2. Manfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga untuk meningkatkan efektivitas gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan 3. Kembangkan materi pendidikan tertulis yang tersedia dan sesuai dengan audiens [yang menjadi] sasaran 4. Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi dalam jumlah besar, [pada] saat yang tepat 5. Lakukan demonstrasi/demonstrasi ulang, partisipasi pembelajar, dan manipulasi bahan [pembelajaran] ketika mengajarkan keterampilan psikomotorik 6. Berikan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan, sikap, dan nilai-nilai Tahap Terminasi 1. Lakukan evaluasi pada keluarga 2. Memberi pujian atas keberhasilan tindakan yang telah dilakukan Rencana Tindak Lanjut 1. Rencanakan tindak lanjut jangka panjang untuk memperkuat perilaku kesehatan atau adaptasi terhadap gaya hidup 2. Kontrak yang akan datang : Menyepakati kegiatan,waktu dan tempat yang akan datang EVALUASI 1. Evaluasi respon klien setelah melakukan kegiatan 2. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan secara mandiri. DOKUMENTASI Dokumentasikan pada catatan keperawatan. REFERENSI Bulechek G., M., dkk. 2016. Nursing Interventions 2)



8 9 10



Classification (NIC), 6 th Indonesia Edition. Oxford: Elsevier Inc.



Lampiran 5



: Materi



ALAT PELINDUNG DIRI A. PENGERTIAN Alat Pelindung Diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazard) ditempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain (Novianto,N.D., 2015). B. KRITERIA Proses penggunaan APD harus memenuhi beberapa criteria, antara lain: 1) Hazard telah diidentifikasi. 2) APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju. 3) Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya C. JENIS DAN PENGGUNAANNYA PADA PERTANIAN a. Topi : mencegah masuknya racun melalui kulit kepala. Jenis topi yang digunakan adalah jenis topi yang berpinggiran lebar agar dapat melindungi area tengkuk dan tentunya area kulit kepala agar terhindar dari percikan pestisida di udara dan kemungkinan dapat menempel pada kulit kepala. Topi yang harus digunakan adalah topi yang berbahan dari bahan plastik. b. Kaca mata: melindungi mata dari percikan pestisida yang terbawa angin. Jenis kaca mata yang digunakan untuk bekerja adalah jenis kaca mata yang terbuat dari bahan plastik. c. Masker respiratoty: melindungi area pernapasan agar terhindar dari menghirup percikan pestisida. Jenis masker yang digunakan saat bekerja ini adalah jenis masker yang tahan terhadap cairan agar percikan pestisida tidak dapat menembus masuk ke dalam saluran pernapasan maupun saluran pencernaan.



d. Sarung tangan : terbuat dari bahan karet yang panjang hingga menutupi bagian pergelangan tangan. Hal ini bertujuan untuk melindungi tangan dari percikan pestisida melalui udara akibat hembusan angin. e. Pakaian lengan panjang dan celana panjang : melindungi tubuh dari percikan pestisida mengenai kulit, sebaiknya tanpa kantong dan tanpa lipatan. f. Sepatu boots : untuk mencegah pestisida menempel pada punggung kaki. Sepatu boot sangat penting bila pekerja penyemprot pestisida yang berbentuk debu, apalagi jenis herbisida yang diaplikasikan di atas permukaan tanah (dekat dengan kaki splikator). Sepatu boot sebaiknya terbuat dari neoprene. g. Clemet (apron) : berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia karena terbuat dari bahan yang tahan air. D. PERKEMBANGAN APD Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena (memakai APD yang kurang tepat,cara pemakaian APD yang salah, APD tak memenuhi persyaratan standar). Rendahnya kesadaran pekerja terhadap Keselamatan kerja. Karena tidak enak /kurang nyaman. APD dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.