8 0 569 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN LATIHAN ROM AKTIF DAN PASIF PADA PASIEN DENGAN MASALAH FRACTUR DI RUANGAN C1
Oleh : 1. Dwike Febrianikmah
2130117
2. Nia Rahmawati Arif
2130118
3. M.Dyon
2130119
4. Alkhafi J
2130120
5. Willa Ayu Wardani
2130121
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA TA. 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR KASUS
DISUSUN OLEH :
1. Dwike Febrianikmah
2130117
2. Nia Rahmawati Arif
2130118
3. M. Dyon
2130119
4. Alkhafi J
2130120
5. Wila Ayu Wardani
2130121
Surabaya, November 2021 Mengetahui,
Pembimbing lahan
NIP.
Pembimbing Institusi
NIP.
Topik Penyuluhan
: Range Of Motion
Hari / tanggal
: Jumat 26 November 2021
Waktu
:
Tempat
: Ruang C1 kamar 4 RSPAL Dr Ramelan
Sasaran
: Pasien dan keluarga pasien yang menjalani perawatan di ruangan C1 kamar 4
Penyuluh
I.
: Mahasiswa/i STIKES Hang Tuah Surabaya
LATAR BELAKANG Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang akibat dari adanya benturan atau
trauma tumpul dari objek tertentu (Wartatmo, 2013). Pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama sangatlah minim, biasanya masyarakat membalut dengan kain yang seadanya dan tidak steril, dan langsung memindahkan pasien ke pinggir jalan tanpa mengetahui komplikasi pada patah tulang jika pertolongannya salah. Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau dengan pembidaian, meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Fraktur memerlukan penanganan dengan segera dan tepat, karena penanganan yang kurang tepat atau salah akan mengakibatkan komplikasi lebih lanjut, seperti infeksi, kerusakan saraf dan pembuluh darah, hingga kerusakan jaringan lunak yang lebih lanjut, adapun komplikasi terparah yang dapat terjadi adalah kematian (Lukman dan Ningsih, 2013). Penyebab terbanyak dari fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebaigainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratife dan patologi. Penderita yang
baik
dapat sembuh fractur
untuk
mencegah kecacatan
fisik
fraktur
dan
perlu
penanganan
mental. Penderita
fractur
sempurna dengan penanganan dan penyembuhan yang tepat. Penderita
membutuhkan
waktu
yang
lama
untuk
memulihkan
dan
memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal. Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi
cedera
berlanjut,
salah
satu
program
rehabilitasi
yang dapat
diberikan
pada
pasien
fraktur
yaitu
mobilisasi
persendian
dengan latihan
range of motion (Levine, 2008). Range
of
motion
mempertahankan
atau
(ROM)
adalah
memperbaiki
latihan
tingkat
yang
dilakukan
kesempurnaan
untuk
kemampuan
pergerakkan sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Melakukan mobilisasi persendian dengan latihan ROM dapat berbagai
komplikasi
tromboplebitis,
dekubitus
seperti
nyeri
karena
sehingga
mobilisasi
dini
mencegah
tekanan, kontraktur, penting dilakukan secara
rutin dan kontinyu. Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot karena dapat menstimulasi motor unit sehingga motor
unit
yang
terlibat
maka
akan
semakin
terjadi peningkatan
kekuatan
kerugian pasien hemiparese bila tidak segera ditangani maka kecacatan
banyak otot,
akan terjadi
yang permanen (Potter & Perry, 2009).
II. TUJUAN UMUM Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien di ruang C1 mengetahui tentang gerakan Range Of Motion (ROM) Pasif dan aktif III. TUJUAN KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga pasien mampu : 1.
Mengetahui pengertian ROM
2.
Mengetahui Tujuan ROM
3.
Memahami indikasi ROM
4.
Memahami kontraindikasi ROM
5.
Mengetahui Prinsip dasar latihan rentang gerak
6.
Mengetahui jenis ROM
7.
Mampu melakukan gerakan ROM Pasif
IV. MATERI 1.
Pengertian ROM
2.
Tujuan ROM
3.
Indikasi ROM
4.
Kontraindikasi ROM
5.
Prinsip dasar latihan rentang gerak ROM
6.
Jenis ROM
7.
Prosedur ROM Pasif
V. METODE Ceramah dan Tanya Jawab VI. MEDIA 1.
Leaflet
2.
Lembar balik
VII. SETTING TEMPAT Keterangan: Presenter Moderator Observer
VIII. JOB DESK 1) Moderator : Nia RAhmawati Arif 2) Presenter : Willa Ayu W 3) Fasilitator : Alkahfi J, M. Dyon, 4) Observer : Dwike Febrianikmah
Fasilitator
Audience
IX. KEGIATAN PENYULUHAN No
Tahapan waktu
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan peserta
1
Pembukaan
1.
Mengucapkan
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan dan
(5 menit) 2.
Memperkenalkan diri
3.
memperhatikan 3. Menyetujui
Kontrak waktu dan 4. Mendengarkan dan aturan PKRS
4.
memperhatikan
Menjelaskan tujuan pembelajaran
5.
Mengali pengetahuan tentang
awal
gerakan
ROM 2
Kegiatan Inti ( 20 menit )
1. Menjelaskan tentang
1.
pengertian
Mendengarkan dan memperhatikan
ROM 2. Menjelaskan tujuan 2. latihan ROM 3. Menjelaskan
memperhatikan 3.
indikasi ROM 4. Menjelaskan
Mendengarkan dan
Mendengarkan dan memperhatikan
4.
tentang
Mendengarkan dan memperhatikan
kontraindikasi ROM 5. Menjelaskan prinsip 5. dasar latihan ROM 6. Mempraktekkan Prosedur ROM
Mendengarkan dan memperhatikan
6.
Mendengarkan dan memperhatikan
7. Memberikan
7.
Peserta bertanya
kesempatan peserta untuk bertanya 3
Penutup
1. Kesimpulan
5 menit
dari 1. Mendengarkan dan
pembelajaran 2. Salam penutup
memperhatikan 2. Mendengarkan.
X. EVALUASI a.
Struktural 1.
Peserta hadir di tempat penyuluhan
2.
Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di Ruangan C1
3.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
4.
Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai
b. Proses 1.
Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
2.
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
c.
Hasil Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu
sesuai dengan tujuan khusus.
MATERI PENYULUHAN RANGE OF MATION (ROM) A. Pengertian Range Of Mation (ROM) Adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan rentang gerak merupakan latihan gerak sendi yang dilakukan secara teratur dan secara maksimal. Latihan range of motion adalah latihan dengan menggerakkan semua persendian hingga mencapai rentang gerak penuh tanpa menyebabkan rasa nyeri. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008). B. Tujuan Tujuan latihan range of motion, yaitu: Latihan range of motion pasif 1) Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat 2) Memperkecil efek pembentukan kontraktur 3) Menjaga elastisitas otot 4) Merangsang sirkulasi darah 5) Mengurangi nyeri 6) Membantu proses penyembuhan pada daerah yang cedera 7) Mempertahankan kesadaran pasien
C. Indikasi Roring (2005) mengemukakan bahwa indikasi latihan range of motion, yaitu: Latihan range of motion pasif 1) Latihan range of motion pasif digunakan pada bagian jaringan yang meradang, dimana gerak aktif akan merusak proses penyembuhan. 2) Pasien yang tidak mampu atau tidak memungkinkan untuk menggerakkan bagian tubuh secara aktif seperti koma, lumpuh atau istirahat total.
D. Kontraindikasi Kontraindikasi pada latihan range of motion, yaitu sebagai berikut. 1.
Penyakit Jantung dan Pernafasan Latihan range of motion tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki penyakit
jantung dan nafas karena latihan ini membutuhkan energy yang lebih besar serta dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga menambah beban jantung dan pernafasan dalam bekerja. 2.
Gangguan jaringan ikat Latihan range of motion tidak boleh dilakukan pada sendi yang membengkak atau
meradang atau jika ada cidera pada sistem musculoskeletal di sekitar sendi karena latihan ini memberikan tekanan pada jaringan lunak sendi dan struktur tulang sehingga dapat menimbulkan nyeri.
E. Prinsip Dasar Latihan Rentang Gerak Prinsip dasar latihan range of motion, yaitu: 1. Latihan range of motion dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. 2. Program latihan range of motion direncanakan dengan memperhatikan umur pasien, diagnosis, tanda-tanda vital, dan lamanya tirah baring. 3. Latihan range of motion sering diprogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh ahli fisioterapi dan perawat.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan range of motion adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tunit, kaki, dan pergelangan tangan. 5. Latihan range of motion dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit. 6. Latihan range of motion dilakukan harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan
F.
Jenis – Jenis ROM
ROM itu ada dua jenis, yaitu 1.
ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif . Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
2. ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri. G.
Prosedur 1.
Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme.
2.
Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel.
3.
Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama.
4.
Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah
5.
Posisikan klien denga posisi supinasi dekat dengan perawatan dan buka bagian tubuh yang akan digerakkan.
6.
Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masingmasing sisi tubuh.
7.
Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan. Ulangi masing-masing gerakan 3 kali
8.
Selama latihan pergerakan, kaji a. Kemampuan untuk menoleransi gerakan; b. Rantang
gerak
(ROM)
dari
masing-masing
persendian
yang
bersangkutan. c. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh terhadap latihan. d. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien, misalnya ada kekuatan atau kontraktur. H. GERAKAN ROM PASIF 1.
Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu a. Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan. b. Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus c. Fleksi dan ekstensikan bahu. d. Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidur. Kembalikan ke posisi sebelumnya e. Abduksikan bahu. Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien sampai tangan di atas kepala f. Adduksikan bahu
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang bersangkutan menyentuh tangan pada sisi sebelahnya Rotasikan bahu internal dan eksternal a. Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu b. Gerakkan lengan ke bawah hingga telapak tangan menyentyh kasur, kemudian gerakkan ke atas hingga punggung tangan menyentuh tempat tidur 2.
Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku a.
Fleksi dan ekstensikan siku 1. Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan menyentuh dagu 2. Luruskan kembali ke tempat semula
b.
Pronasi dan supinasikan siku 1. Genggam tangan kklien seperti orang yang sedang berjabat tangan 2. Putar telapak tangan klien ke bawah dank e atas, pastikan hanya terjadi pergerakan siku, bukan bahu
c.
Gerakan memutar pergelangan tangan : 1. Fleksikan pergelangan tangan 2. Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya menyangga lengan bawah 3. Bengkokkan pergelangan tangan ke depan
d.
Ekstensi pergelangan tangan. Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergerakan tangan ke posisi semula
e.
Fleksi radial/radial deviation (abduksi) Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari
f. Fleksikan ulnar/ulnar deviation (adduksi) Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah jari kelima
g. Gerakan jari-jari tangan : 1. Fleksi Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kea rah telapak tangan (tangan menggenggam)
2. Ekstensi Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggaman tangan) 3. Hiperekstensi Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin 4. Abduksi Buka dan pisahkan jari-jari tangan 5. Adduksi Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula
6 Oposisi Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari
h. Gerakan Pinggul dan Lutut Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan dibawah lutut klien dan tangan yang lainnya dibawah mata kaki klien 1.
Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul a. Angkat kaki dan bengkokkan lutut b. Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin c. Kembalikan lutut ke bawah, tegakkan lutut, rendahkan kaki sampai pada kasur
2.
Abduksi dan adduksi kaki a.
Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien
b.
Kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya
3. Rotasikan pinggul internal dan eksternal a. Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar
i.
Gerakan Telapak Kaki dan Pergelangan kaki dan telapak kaki 1. Dorsofleksi telapak kaki a. Letakkan satu tangan di bawah tumit b. Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya kearah kaki
2.
Fleksi plantar telapak kaki a. Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada pada tumit b. Dorong telapak kaki menjauh dari kaki
3.
Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki a. Letakkan satu tangan pada punggun kaki klien, letakkan tangan yang lainnya pada pergelangan kaki b. Bengkokkan jari-jari ke bawah c. Kembalikan lagi pada posisi semula
4.
Inversi dan eversi telapak kaki a. Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di atas punggung kaki b. Putar telapak kaki ke dalam, kemudian ke luar
j. Gerakan Leher 1. Ambil bantal di bawah kepala klien a. Fleksi dan ekstensikan leher 1. Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan tangan yang lainnya diatas dagu klien 2. Gerakkan kepala ke depan sampai menyentuh dada, kemudian kembalikan ke posisi semula tanpa disangga oleh bantal b. Fleksi lateral leher 1. Letakkan kedua tangan pada pipi klien 2. Gerakkan kepala klien kea rah kanan dan kiri
k. Gerakan Hiperekstensi Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat dengan perawat 1. Hiperekstensi leher a. Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada kepala bagian belakang b. Gerakkan kepala ke belakang 2. Hiperekstensi bahu a. Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di bawah siku klien b. Tarik lengan atas ke atas dan ke belakang 3. Hiperekstensi pinggul a. Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya menyangga kaki bagian bawah b. Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggul
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbitan Media Aesculapius FKUI.
Levine, G. Peter. 2008. Stronger After Stroke Your Roadmap to recovery. Demos Medical Publishing. Lukman dan Ningsih, N. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika Perry & potter (Jean Piaget). (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7, terjemahan (Ferderika, A): Salemba Medika: Jakarta. Wartatmo. (2013). Coordination of Health Cluster During Disaster Response. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.