Presentasi Kasus Dermatitis Numularis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRESENTASI KASUS DERMATITIS NUMULARIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di RSUD Salatiga



\



Disusun oleh : Nicky adi Saputra 20090310123 Diajukan Kepada Yth: dr. Lucky Handayani, Sp. KK



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA RSUD SALATIGA 2015



1



Persentasi Kasus Identitas Pasien Nama



:A



Umur/Jenis Kelamin



: 16 tahun/ perempuan



Pekerjaan



: pelajar



Alamat



: salatiga



Agama



: Islam



Anamnesis Keluhan Utama Gatal bercak merah pada kaki Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan gatal dan bercak berwarna kemerahan sejak 1 bulan yang lalu, disertai lenting berisi air, dan terasa sangat gatal. Kemudian pasien sering menggaruk pada daerah tersebut sehingga lama kelamaan bertambah lebar. Lesi juga sempat mengering kemudian timbul kembali. Lesi tidak menyebar hanya pada bagian tungkai bawah. Pesien tersengat serangga disangkal. Sudah pernah diobati dengan salep 88 namun tidak sembuh. Riwayat Penyakit Dahulu  



Riwayat alergi makanan (+) Riwayat asma, sakit mata, sering batuk-pilek, sakit gigi(-)



Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga dirumah tidak ada yang mengalami keluhan serupa Riwayat Kebiasaan Sosial Pasien mengatakan bahwa ia mandi 2 kali sehari menggunakan sabun mandi. Pemeriksaan Fisik Pemerikasaan fisik: Keadaan umum : CM Tanda vital HR : 80x/menit Rr : 20x/menit 2



Status Dermatologis Distribusi : regional Regio



: tungkai bawah kaki



Lesi



: tunggal, tidak simetris batas tegas bentuk koin, ukuran +5cm



Eflurosensi



: plak eritem,permukaan basah, skuama (-), ulkus (-), pustul (+) centra healling (-)



Pemeriksaan Penunjang  



Biopsi (tidak dilakukan) Uji tempel (tidak dilakukan)



Diagnosis Klinis Dermatitis numularis Diagnosis banding   



Dermatitis konyak alergi Psoriasis Tinea vesikolor



Tatalaksana Medikamentosa •



Cefadroxil 2x1







Desoxymetason 2x1 ue 3







Cetirizin tab 1 x 1



Edukasi: -



Minum obat yang teratur



-



Mencegah garukan



-



Menggunakan pelembab, agar kulit tidak kering



Prognosis Quo ad vitam



: dubia ad bonam.



Quo ad functionam



: dubia ad bonam.



Quo ad sanactionam



: dubia ad bonam



PENDAHULUAN



4



Dermatitis numularis merupakan penyakit peradangan dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Gambaran klinis seperti ini merupakan gambaran khas pada dermatitis numularis, sehingga dapat menyingkirkan penyakit lainnya yang memiliki pola lesi yang sama, seperti psoriasis gutata, dermatofitosis, dermatitis kontak alergi, dermatitis atopik dan dermatitis stasis. Secara histologi, dermatitis numularis ditandai oleh dermatitis spongiotik akut atau subakut.5 Dermatitis numularis biasanya merupakan penyakit kronis. Lesi biasanya muncul kembali atau dapat bertahan untuk waktu yang lama. Dalam penelitian yang terkait, 22% pasien bebas dermatitis dalam dua tahun, 25% mempunyai periode bebas lesi berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa tahun, dan 53 % tidak pernah bebas dari dermatitis, kecuali bila menggunakan terapi lokal.4 Sebuah survei tentang prevalensi penyakit kulit dilakukan di Amerika Serikat pada sampel lebih dari 20.000 orang yang mewakili seluruh populasi, dan yang diperiksa dengan teliti untuk penyakit kulit, hampir sepertiga memiliki kelainan kulit yang signifikan. Prevalensi dari semua bentuk eksim adalah 18 per 1000, tujuh di antaranya memiliki dermatitis atopik. Eksim tangan, eksim dyshidrotic dan eksim numularis masing-masing memiliki sekitar 2 per 1000.3 Dalam kebanyakan kasus dermatitis numularis, penyebabnya tidak diketahui. Infeksi, trauma, stres emosional, obat-obatan, serosis telah menekankan mungkin faktor etiologi. Obat-obatan seperti isoniazid, asam aminosalicyclic, emas, metildopa juga telah terlibat sebagai penyebab dermatitis numularis. Hal ini sering dikaitkan dengan kulit kering.4 Dermatitis numularis biasanya dimulai pada kaki bagian bawah, dorsum manus, atau permukaan ekstensor dari lengan. Lesi primer berbentuk koin, eritematosa, edematosa, vesikular, dan patch. Kebanyakan lesi 20-40 cm saat lesi baru muncul, lesi lama berkembang sebagai papul lesi vesikular satelit kecil muncul di pinggiran dan kering dengan plak utama. Pada kasus yang parah kondisi dapat menyebar ke patch seukuran telapak tangan atau lebih besar.s



5



Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Ada 2 jenis pemeriksaan laboratorium yang bisa kita lakukan, yaitu uji tempel dan biopsi. Untuk uji tempel dapat berguna dalam kasus-kasus kronis untuk menyingkirkan dermatitis kontak. Dalam serangkaian dari India, hanya di bawah satu setengah dari 50 pasien memiliki uji tempel positif colophony, nitrofurazone, neomycin sulfat, dan nikel sulfat. Kadar imunoglobulin E Serum normal. Histopatologi dermatitis numularis adalah parakeratosis mengandung plasma, neutrofil dan psoriasiform epidermal hiperplasia dengan spongiosis, dermal infiltrat perivaskular superfisial limfosit, makrofag dan eosinofil.6 Untuk pengobatan kita menggunakan steroid topikal pada pertengahan jangkauan potensi tinggi adalah untuk pengobatan. Penghambat kalsineurin, tacrolimus dan pimekrolimus, dan persiapan tar juga efektif. Emolien dapat ditambahkan jika ada disertai xerosis. Antihistamin oral berguna jika pruritus parah. Antibiotik oral diindikasikan bila infeksi sekunder hadir.5



6



TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dermatitis numularis adalah penyakit radang yang bersifat kronis dengan keluhan berupa rasa gatal. Lesi pada dermatitis numular sangat khas yaitu berbentuk koin, terdiri dari kelompok papul dan vesikel pada dasar kemerahan. Jumlah lesi dapat satu atau lebih, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing), bisa disertai krusta dan skuama. Predileksi terutama pada tungkai bawah, namun dapat juga dijumpai pada anggota tubuh bagian atas seperti dada dan ekstremitas atas seperti lengan dan punggung tangan.2,3 Epidemiologi Dermatitis numularis lebih sering terjadi pada usia dewasa. Angka kejadian lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Puncak kejadian pada laki-laki di usia antara 55 dan 65 tahun, Sedangkan pada wanita di usia 15 – 25 tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numularis dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.4 Etiologi Penyebab dermatitis numularis tidak diketahui pasti. Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain faktor internal seperti kulit kering (xerosis) karena kelembaban lingkungan yang rendah, stress emosional, dan manifestasi dari dermatitis atopik pada anak. Faktor eksternal seperti infeksi dari staphylococcus, pergantian musim, alkohol dan obat-obatan.4 Patofisiologi Dermatitis numularis merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja. Patofisiologi dari penyakit ini tidak diketahui secara pasti, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi, pertahanan 7



pada kulit yang lemah menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi. Salah satu gejala dermatitis numularis terdapat sensasi gatal, penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numularis dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numularis. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numularis. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptida meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numularis. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.5 Gejala Klinis Diagnostik dermatitis numularis adalah terdapat lesi berbentuk koin, terdiri dari papul dan vesikel berdinding tipis bergabung menjadi plak pada dasar yang eritematus. Fase akut akan tampak lesi yang eksudatif, berkrusta, dan sangat gatal. Tahap lanjut akan tampak plak bersisik dan kering yang membentuk likenifikasi. Lesi umumnya dijumpai pada ekstremitas dan anggota badan bagian atas. 2,3Lesi pada kulit cenderung di mulai dengan kelompok bintik-bintik kemerahan kecil dan vesikel. Kemudian membesar dan tumbuh bersama membentuk sebuah patch berbentuk koin. Tanda dan gejala dermatitis numularis adalah lesi bisa dengan berbagai ukuran, mulai dari 1 inci sampai lebih dari 4 inci. Paling sering terjadi pada kaki, tetapi juga bisa terjadi pada bagian tengah tubuh, lengan, dan tangan. Gatal dan seperti rasa terbakar, berkisar dari yang sangat ringan sampai parah, gatal mungkin lebih parah pada malam hari, sampai bisa mengganggu tidur. Apabila vesikel pecah, timbul krusta, dan setelah waktu yang lama akan timbul seperti bersisik.1



8



Gambar a)



Gambar b)



Gambar 1 : a) Lesi yang khas berbentuk koin pada dermatitis numular, b) vesikel berkelompok yang tumbuh bersamaan diatas kulit yang eritematous.



Pemeriksaan penunjang Terdapat 2 jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan. Pertama, Tes tempel dapat berguna untuk menyingkirkan diagnosis dermatitis kontak. Konsentrasi yang digunakan sangat penting, Jika terlalu rendah mungkin tidak ada reaksi, memberikan hasil negatif palsu, Sedangkan jika terlalu tinggi mungkin menghasilkan reaksi iritasi, yang ditafsirkan sebagai reaksi alergi (positif palsu).6 Kedua, pemeriksaan histopatologi. Pada fase akut, terdapat spongiosis dengan atau tanpa microvesicles spongiotik. Pada fase subakut, terdapat parakeratosis, scale-crust, hiperplasia epidermal, dan spongiosis dari epidermis. Terdapat gabungan sel infiltrat pada dermis. Lesi kronis bisa menyerupai gambaran mikroskopik liken simpleks kronik.7 2.6 Diagnosis Banding 9



Diagnosis banding dari dermatitis numularis yaitu: 1.



Dermatitis Kontak alergika (DKA) Dermatitis kontak alergika merupakan inflamasi pada kulit melalui



mekanisme imonologik disebabkan kulit terpapar bahan alergen eksogen. Predileksi yaitu kepala, leher, anggota tubuh bagian atas, lengan, tangan, perut, pangkal paha, dan ekstremitas bawah. Gejala klinis berupa rasa gatal. Lesi akut berupa makula yang eritematus, batas tidak jelas dan diatasnya terdapat papul,vesikel, bula yang bila pecah menjadi lesi eksudatif. Bentuk lesi kronis berupa makula hiperpigmentasi disertai likenifikasi dan ekskoriasi.8



Gambar 2. Dermatitis Kontak Alergika



2.



Tinea korporis Predileksi tinea korporis adalah wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada,



punggung, tidak termasuk kaki, tangan, dan pangkal paha. Gambaran klinis berupa lesi annular dan iris, tampak makula eritematus berbatas tegas, tepi polisiklik, aktif (meninggi, ada papul, vesikel, meluas) dan sembuh di tengah (central healing) tertutup skuama.10



Gambar 4. Tinea Corporis



10



3. Psoriasis vulgaris Bentuk psoriasis yang paling tersering dijumpai, sering disebut tipe plakat. Tempat predileksi adalah daerah yang mudah terkena trauma seperti siku, lutut, sacrum, kepala, dan genetalia. Lesi biasanya berupa plak eritematosa dengan ukuran bervariasi dari gutata, numular, sampai plakatyang tertutup skuama tebal, kasar, kering, transparan dan berlapis yang berwarna putih keperakan.11



Gambar 5. Psoriasis versikolor pada lengan .



Tatalaksana Untuk pengobatan dermatitis numularis dapat menggunakan emolien dan kortikosteroid topikal. Antibiotik oral diindikasikan bila ada infeksi sekunder. Pada awal tahapan, steroid kuat atau sangat kuat mungkin diperlukan. Biasanya, berbagai krim atau salap liquour carbonate detergen digunakan pada sebagian kecil tahapan akut, dan kadang-kadang kombinasi tar dan cairan kortikosteroid terbukti bermanfaat dalam pengelolaan jangka panjang. Antihistamin oral berguna jika pruritus parah.2,7 Prognosis Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari dermatitis numularis yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah penyakit ini.3



11



.



DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3.



4.



Sterry W, Paus R, Burgdof WH. Dermatology. USA. Thieme : 2006. P. 197. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of Dermatology Volume 1 8th ed. USA. Gasington Road, Oxford. 2010. p. 23.9-23.10. Jiamton S, Tangjaturonrusamee C, Kulthanan K, Clinical Features and Aggravating Factors in Nummular Eczema in Thais. In: Department of Dermatology, Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand: 2012.p.36-37 Muhlis, et al. Nummular Dermatitis Treated With Corticosteroid and Antibiotic. Departemnt of Dermatology Medical Faculty Of Hasanuddin University . 2013.Vol 2:74-78



12



5.



6. 7.



James WD, Berger TG, Dirk ME. Atopic Dermatitis, Eczema and Noninfectious Immunodeficiency Disorders. In Andrews Disease of the Skin Clinical Dermatology. 10st edition. USA: Saunder-Elsevier; 2011.p.6263,77. Button BK. ABC of Dermatology. 4th. BMJ. London. 2005. 17-26 Thomas HR, Robert LM. Nummular Eczema and Lichen Simplex Chronicus/Prurigo Nodularis. In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS. Fitzpatricks’s Dermatology in general Medicine. New York: McGraw Hill; 2008.p.158-159.



8.



James WD, Berger TG, Dirk ME. Contact Dermatitis and Drug Eruptions. In Andrews Disease of the Skin Clinical Dermatology. 10st edition. USA: Saunder-Elsevier; 2011.p.99-101



9.



Leung MDY, Eichenfield LF dan Boguniewicz M. Atopic Dermatitis. Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Edisi 7. Volume 1. The McGraw-Hill Companies. USA. 2008. p.185-187 Leung MDY, Eichenfield LF dan Boguniewicz M. Fungal Infection. Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Edisi 7. Volume 1. The McGraw-Hill Companies. USA. 2008. p.1852-1853 Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldmith LA, Katz SI, Gilchest BA, Paller AS, Liffel DJ. Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Edisi 7. New York: McGraw Hill; 2008. p. 197.



10. 11.



13